I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Benih Padi Pada dasarnya tingkat produksi dari suatu usaha pertanian merupakan fungsi dari faktor alam, tanah, tanaman, dan manusia. Faktor alam menyangkut suhu, kelembaban, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan lain sebagainya. Faktor tanah meliputi aspek kimia tanah, biologi tanah, ataupun aspek fisika tanah. Faktor manusia meliputi teknis budidaya dan manajemen produksi serta manajemen pasca panen. Faktor tanaman ditentukan oleh sifat benihnya, baik yang menyangkut sifat genetis, sifat fisik, dan sifat fisiologisnya. Benih merupakan faktor penting pada suatu pertanaman karena benih merupakan awal kehidupan dari tanaman yang bersangkutan. Benih adalah biji tanaman yang sengaja diproduksi dengan teknik-teknik tertentu, sehingga memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai bahan pertanaman selanjutnya. Benih adalah symbol dari suatu permulaan. Benih merupakan inti dari kehidupan di alam karena kegunaannya sebagai penerus dari generasi tanaman. Biji merupakan bagian terbesar benih, sehingga ilmu biji perlu dipelajari. Dengan biji, ketidaktergantungan generasi berikut suatu tanaman dimulai. Biji mengandung tanaman mini, yang dilengkapi dengan struktur dan fisiologi yang sesuai dengan perannya sebagai unit penyebaran atau perbanyakan. Di samping itu telah dilengkapi secara sempurna dengan cadangan makanan, untuk mendukung tanaman muda sampai dia mampu memenuhi kebutuhan sendiri sebagai organisme autotrophic. 9 10 Dalam konteks agronomi, benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju, karenanya benih dituntut agar memiliki mutu yang tinggi (bermutu baik dan benar). Yang dimaksud mutu atau kualitas benih yang baik, adalah kemampuan benih untuk memperlihatkan persentase perkecambahan yang tinggi, persen tase biji rumputrumputan yang rendah, kekuatan tumbuh yang tinggi, bebas dari hama dan penyakit serta kontaminan-kontaminan lainnya. Kegagalan benih untuk memenuhi satu atau lebih faktor-faktor tersebut di atas, dapat dipandang bahwa benih tersebut berkualitas kurang baik. Sedangkan kebenaran varietas (benih yang benar), adalah benih yang mempunyai sifat-sifat genetis yang sesuai dengan hasil sertifikasi yang dilakukan oleh Badan Pengawas Sertifkasi Benih (BPSB) (Suena, 2009). Dalam Khoerul (2013) Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan suatu usahatani, sehingga apabila kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang. Salah satu kunci budidaya padi terletak pada kualitas benih yang ditanam. Untuk itu diperlukan benih yang memiliki daya tumbuh yang tinggi (90 s.d 100%). dan sehat. Benih yang memiliki persyaratan tersebut diharapkan akan menghasilkan bibit yang kekar dan sehat. Berdasarkan kualitas, benih yang ditanam harus bermutu tinggi dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Memiliki viabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik. 2. Memiliki kemurnian, artinya terbebas dari kotoran bibit jenis lain, bebas dari hama penyakit. 11 Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, berdasarkan fungsi dan cara produksi, benih terdiri atas benih inti, benih sumber, dan benih sebar. Benih inti adalah benih awal yang penyediaannya berdasarkan proses pemuliaan dan atau perakitan suatu varietas tanaman oleh pemulia pada lembaga penyelenggara pemuliaan (Balai Penelitian Komoditas). Benih inti merupakan benih yang digunakan untuk perbanyakan atau menghasilkan benih penjenis (breeder seed/BS). Benih sumber terdiri atas tiga kelas, yaitu benih penjenis (breeder seed/BS), benih dasar (BD), dan benih pokok (BP). Dalam Suena (2009) Benih penjenis (BS) merupakan perbanyakan dari benih inti, yang selanjutnya akan digunakan untuk perbanyakan benih kelas-kelas selanjutnya, yaitu benih dasar dan benih pokok. Benih penjenis diproduksi dan dikendalikan langsung oleh pemulia (breeder) yang menemukan atau diberi kewenangan untuk mengembangkan varietas tersebut. Benih dasar adalah benih sumber yang diproduksi oleh produsen benih (BBI, BPTP, perusahaan benih BUMN/swasta yang profesional) dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi benih (BPSB atau Sistem Manajemen Mutu). Benih dasar merupakan benih sumber untuk perbanyakan/produksi benih pokok (BP). Benih pokok adalah benih sumber yang diproduksi oleh produsen penangkar benih di daerah dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi benih (BPSB atau Sistem Manajemen Mutu). Benih sebar (extension seed/ES) disebut benih komersial karena merupakan benih turunan dari benih pokok. Benih inilah yang siap digunakan oleh petani dalam proses produksi. 12 2.2 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2004). Menurut Stanton (2001) pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran merupakan semua kegiatan manusia yang dilakukan dalam hubungannya dengan pasar, yang berarti bekerja dengan pasar guna mewujudkan pertukaran potensial untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Upaya untuk meningkatkan produksi harus didukung dengan upaya perbaikan dalam sistem pemasaran, karena kedua hal tersebut saling mempengaruhui. Upaya tersebut tidak akan berhasil dengan baik tanpa dukungan dari aspek pasar. demikian pula sebaliknya, fungsi-fungsi pemasaran tidak dapat berjalan dengan baik tanpa didukung oleh proses produksi yang baik. Pemasaran merupakan suatau proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kohl dan Uhl, dalam Musaqa 2006). Pemasaran ditinjau dari segi manajemen atau individu perusahaan merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan 13 menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran adalah hal yang mendasar, bukan hanya suatu departemen penjualan suatu perusahaan. Pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk atau penawaran tetapi dengan pencarian peluang dipasar yang ada. (Kohl dan Uhl, dalam Musaqa 2006). 2.3 Tujuan Pemasaran Tujuan pemasaran adalah mencari keuntungan dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen itu sendiri. Kepuasan konsumen akan tercapai apabila produk berkualitas dan memenuhi kebutuhan konsumen, harga dapat terjangkau oleh konsumen target, pelayanan kepada konsumen memuaskan dan citra produk baik dari sudut pandang konsumen. Kegiatan yang paling utama pemasaran dalam hal memenuhi kepuasan konsumen adalah dengan memperhatikan produk, harga, distribusi dan promosi. Keempat instrumen pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran pemasaran seperti berikut. 1. Produk (product): Keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan. 2. Harga (price): daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus, periode pembayaran, syarat kredit. 3. Tempat (place): saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokkan, lokasi, persediaan, transportasi. 4. Promosi (promotion): promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, kemasan/ public relation, pemasaran langsung. 14 Pemasaran mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka (Kotler, 2002). 2.4 Pengertian Strategi Pemasaran Setiap perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk dapat menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga dalam jangka waktu dan jumlah produk tertentu dapat diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan, membina dan mempertahankan kepercayaan langganan akan produk tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh ketepatan produsen dalam memberikan kepuasan kepada sasaran konsumen yang ditentukannya, dimana usaha-usaha pemasaran diarahkan kepada konsumen yang ditujukan sebagai sasaran pasarnya. Menurut Tjiptono (1997) dalam peranan stategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusaahaan saat ini dan jenis bisnis apa yang akan dimasuki pada masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, kualitas mutu, harga, promosi, dan distribusi. 15 Menurut Assauri (2008) strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selau berubah. Strategi pemasaran yang maju dan berkembang senantiasa memperhatikan adanya unsur menarik perhatian segmen pasar atau pangsa pasar yang produktif dalam kegiatan pemasaran. Selain itu berupaya untuk menempatkan posisi pemasaran yang strategis dalam memperoleh keuntungan dan berupaya untuk mencapai target dari realisasi yang diterapakannya. Proses pemilihan Strategi pemasaran membutuhkan pertimbangan cermat atas sejumlah tipe informasi. 1. Tujuan atau sasaran produk Tujuan produk harus dijadikan pedoman dalam menentukan tipe dasar Strategi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika tujuan utama produk adalah meningkatkan volume penjualan atau pertumbuhan pangsa pasar, maka biasanya alternatif utama yang dipertimbangkan adalah strategi permintaan selektif yang berfokus pada upaya merebut pelanggan dari pesaing atau memperluas pasar yang dilayani. 2. Peluang Pasar Karakteristik dan besarnya peluang pasar harus ditetapkan secara jelas berdasarkan analisis pasar dan pengukuran pasar. Analisis pasar memberikan informasi mengenai siapa yang membeli bentuk produk (dan siapa yang tidak membelinya), berbagai situasi penggunaan produk (dan juga situasi yang tidak menggunakan situasi). 16 3. Kesuksesan Pasar (Market success) Manajer pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing dan tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan pasar. Melalui analisis persaingan, perusahaan dapat memahami siapa pesaingnya, seberapa besar tingkat intensitas persaingan yang ada, dan keunggulan apa yang harus dikembangkan dalam rangka bersaing secara selektif menghadapi para pesaing mereka langsung atau pesaing kelas produk yang tidak langsung. 2.5 Analisis SWOT SWOT merupakan pendekatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman). Untuk memudahkan dalam mengingat, maka disingkat pula dengan istilah analisis kepekaan (Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman). Dalam pengembangan strategi diperlukan suatu analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats ) sebagai alat bantu untuk memehami pengaruh lingkungan internal dan eksternal dari suatu organisasi bisnis. Rangkuti (2000) mengatakan bahwa perumusan strategi yang didasarkan pada logika dengan mengidentifikasi actorfaktor secara sistematis yang dapat memaksimalkan Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang) serta seara bersama dapat meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats (ancaman). Lingkungan internal memberikan gambaran bahwa suatu organisasi bisnis atau perusahaan memiliki kekuatan dan juga kelemahan bidang manajemen produk, operasi, pemasaran, dan distribusi, organisasi, sumber daya manusia, keuangan, dan akuntansi. 17 Matrik SWOT sebagai alat bantu yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan strategi yang dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan analisis internal perusahaan atau organisasi untuk mengidentifikasikan Strengths (kekuatan) atau Weaknesses (kelemahan) yang terdapat dalam perusahaan. Kekuatan yang merupakan sumber daya terhadap kebutuhan pasar suatu perusahaan. Kelemahan merupakan keterbatasan dalam sumber daya, keterbatasan modal, kemampuan yang secara serius dapat menghambat kinerja suatu perusahaan, dipergunakan untuk menentukan berbagai strategi umum. Untuk analisis ini harus diawali dengan menganalisis situasi internal-eksternal, dimana fakotr-faktor internal berupa faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Matrik ini mampu menghasilkan empat set kemungkinan strategi sebagai berikut. 1. Strategi SO (Strength-Opportunity) menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada. 2. Strategi ST (Strengths- Threats) Menggunakan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman. 3. Strategi WT (Weaknesses-Threats) Menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan. 4. Strategi WO(Weaknesses-Opportunity) Berupaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. 18 2.6 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis lingkungan internal memberikan jawaban perusahaan memiliki strength (kekuatan) ataupun weaknesses (kelemahan) bidang manajemen produksi, oprasi, pemasaran dan distribusi, organisasi, sumber daya manusia, keuangan dan akuntansi. Menurut Kotler (1996) faktor-faktor lingkungan internal terdiri dari perusahaan, pemasok, perantara, pemasaran, pesaing, dan masyarakat. Analisis lingkungan eksternal tersusun dari sekumpulan faktor-faktor ancaman dan peluang yang berada diluar jangkauan, yang biasanya terlepas dari situasi operasional suatu perusahaan. Faktor-faktor yang terdapat pada analisis lingkungan eksternal adalah politik, ekonomi, sosial, strategi. Faktor-faktor ini dapat memberikan peluang, ancaman, dan kendala kepada perusahaan, tetapi sebaliknya perusahaan tidak mempengaruhi lingkungan eksternal (Reksohardiporojo, 1992). Menurut marimin (2004) matrik internal-eksternal menggambarkan secara jelas empat kemungkinan strategi yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan dengan mengintregasikan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan untuk dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. adapun matrik internal-eksternal tersebut dapat digambarkan pada Tabel 2.1 berikut. 19 Tabel 2.1 Matrik Internal-Eksternal Strenghts (S) Weakness (W) Tentukan faktor-faktor kekuatan internal Tentukan faktor-faktor kelemahan eksternal Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO Tentukan faktor-faktor peluang eksternal Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Strategi ST Strategi WT Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman IFAS EFAS Sumber : Rangkuti (2000) Memastikan bahwa strategi yang dipilih tersebut benar, sehingga tidak akan keliru dalam penerapannya maka diperlukan evaluasi terhadap beberapa alternative strategi yang ada tersebut. Berdasarkan atas matriks tersebut diatas, disusun evaluasi faktor internal (IFE) dan evaluasi faktor eksternalnya (EFE) dengan menetapkan bobot, peringkat serta skor dari masing-masing uraian faktorfaktor internal dan eksternalnya. Sebagai gambaran dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini: 20 Tabel 2.2 Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal No Uraian Faktor-faktor Internal 1 Kekuatan a. ……………….. b. ……………….. c. Dst 2 Kelemahan a. ……………….. b. ………………. c. Dst Total Skor Faktor Kekuatan – Kelemahan No Uraian Faktor-faktor Eksternal 1 Peluang a. ………………… b. ………………… c. Dst 2 Ancaman a. ………………... b. ………………... c. Dst Total Skor Faktor Peluang - Ancaman 2.7 Bobot ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. Bobot ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. Ranting ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. Ranting ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. Skor ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. Skor ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih (2013) dalam penenelitiannya yang berjudul Strategi Pemasaran Buah Segar di UD Wika Mitra Desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Provinsi Bali. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan faktor internal yang dimiliki UD Wika Mitra dengan kekuatan utamanya, yaitu memiliki konsumen tetap dengan skor tertinggi 0,308 dan kelemahannya yaitu, kegiatan promosi yang dilakukan kurang dengan skor tertinggi 0,319. Faktor eksternal dari perusahaan UD Wika Mitra yang dapat di identifikasi faktor peluangnya yaitu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali dengan skor 0,358 dan ancaman yaitu 21 perusahaan pesaing dengan skor 3,373. Total skor yang dimiliki matrik oleh UD Wika Mitra sebesar 3,020 menunjukkan bahwa reaksi perusahaan terhadap faktorfaktor eksternal perusahaan tergolong kuat, karena lebih besar dari nilai rataratanya yaitu 2,50. Hasil penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2012) dalam peneliatiannya berjudul Analisis Strategi Pemasaran Pada PT. Koko Jaya Prima Makasar. Berdasarkan analisis internal dan eksternal perusahaan beserta diagram cartesius dapat diperoleh bahwa yang menjadi strategi utama PT. Koko Jaya Prima adalah strategi Growth (perkembangan) dimana PT. Koko Jaya Prima dapat mengembangkan dealer dan bengkelnya dengan cara mengembangkan kemampuan tenaga pekerja serta memanfaatkan promosi yang lebih baik. Berdasarkan matriks SWOT maka dapat disimpulkan beberapa pengembangan melalui pertimbangan faktor internal dan eksternal perusahaan yang dapat bermanfaat bagi kemajuan PT. Koko Jaya Prima. Hasil penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) dalam penelitiannya berjudul Analisis Strategi Pemasaran Makanan Tradisional Studi Kasus Pada Home Industry Rengginang Halimatus Sa’diyah Kalibaru Di Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai” Analisis Strategi Pemasaran Makanan Tradisional (Studi Kasus pada Home Industry Rengginang Halimatus Sa’diyah Kalibaru di Kabupaten Banyuwangi)” yang meliputi analisis IFE, analisis EFE,analisis IE, analisis SWOT,dan analisis QSPM. Total skor matrik IFE sebesar 2,380 dibawah skor bobot total 2,5, mengindikasikan bahwa lemahnya posisi internal perusahaan dalam mengatasi kelemahan yang ada dengan kekuatan yang dimilikinya. Hasil 22 dari analisis matrik EFE yaitu Peluang utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah tingginya loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Ancaman utama dari perusahaan adalah banyaknya produk substitusi. Total skor matrik EFE diperoleh sebesar 2,943 di atas skor bobot total 2,5, mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon dengan baik faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Beberapa penelitian terdahulu yang telah dijabarkan di atas merupakan refrensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun secara lebih jelas mengenai persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu Penelitian Rahayuning sih (2013) Judul Penelitian Persamaan Strategi Pemasaran a. Analisis Buah Segar di UD matriks IFE Wika Mitra Desa b. Analisis Kerobokan Kecamatan matriks EFE Kuta Utara Kabupaten Badung Provinsi Bali. Perbedaan a. Matriks BCG b. Lokasi penelitian c. Komoditi Rahmat (2012) Analisis Strategi a. Analisis Pemasaran Pada PT. matrik IFAS Koko Jaya Prima b. Analisis Makassar matriks EFAS c. Analisis SWOT Analisis Strategi a. Analisis Pemasaran Makanan matriks IFE Tradisional Studi b. Analisis Kasus Pada Home matriks EFE Industry Rengginang c. Analisis Halimatus Sa’diyah SWOT Kalibaru Di Kabupaten Banyuwangi a. Lokasi penelitian b. Komuditi Wijaya (2008) a. Metode QSPM b. Lokasi penelitian c. Komuditi 23 2.8 Kerangka Pemikiran Proses perencanaan strategi menurut Kotler (1996) terdiri dari beberapa langkah yaitu, mendefinisikan misi perusahaan, menganalisis lingkungan internal, menganalisis lingkungan eksternal, menentukan tujuan, mengembangkan strategi, menyusun rencana program, mengimplementasikan program serta mengumpulkan informasi untuk umpan balik dan pengendalian. Mengacu pada pemikiran kotler di atas, dalam rangka merumuskan strategi pemasaran benih padi pada UD Tani Sejati di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar diharapkan dapat memberikan suatu solusi untuk pemecahan permasalahan tersebut untuk melakukan kajian terhadap masalah ini maka faktorfaktor yang menjadi kendala perlu dikaji aspek lingkungan internal dan eksternal dari pengembangan usaha pemasaran benih padi di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dari sebuah aktivitas perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan didalam menjalankan aktivitas usahanya dapat diukur dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat memasarkan sebuah produknya sampai ke tangan konsumen. Pelaksanaan strategi pemasaran dilakukan oleh perusahaan agar mampu meningkatkan nilai jual produknya dan memperoleh keuntungan (laba). Dalam melakukan strategi pemasaran harus dapat melihat kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Penelitian dapat di bagi menjadi dua tahap. Tahap pertama diawali dengan pengenalan UD Tani Sejati guna mengetahui visi dan misi UD Tani Sejati dan melakukan analisis lingkungan perusahaan dengan mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan kondisi lingkungan 24 eksternal menggunakan matrik EFAS dan IFAS. Tahap kedua adalah menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui peluang dan ancaman UD Tani Sejati dari pesaing utamanya. Setelah melakukan kedua tahap tersebut, penulis dapat melihat dan merumuskan alternative strategi yang dapat direkomendasikan kepada UD Tani Sejati. Pesaing Benih Padi di Kabupaten Gianyar UD Tani Sejati Strategi dengan pendekatan SWOT Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal 1. Peluang 2. Ancaman 1. Kekuatan 2. Kelemahan Matriks EFAS Matriks IFAS Analisis SWOT Perumusan Alternatif Strategi Rekomendasi Alternatif Strategi Pemasaran untuk Unit UD Tani Sejati Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian tentang Strategi Pemasaran Benih Padi pada UD Tani Sejati di Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.