9 I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Benih Padi Pada dasarnya

advertisement
I. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Benih Padi
Pada dasarnya tingkat produksi dari suatu usaha pertanian merupakan fungsi
dari faktor alam, tanah, tanaman, dan manusia. Faktor alam menyangkut suhu,
kelembaban, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan lain sebagainya. Faktor
tanah meliputi aspek kimia tanah, biologi tanah, ataupun aspek fisika tanah.
Faktor manusia meliputi teknis budidaya dan manajemen produksi serta
manajemen pasca panen. Faktor tanaman ditentukan oleh sifat benihnya, baik
yang menyangkut sifat genetis, sifat fisik, dan sifat fisiologisnya.
Benih merupakan faktor penting pada suatu pertanaman karena benih
merupakan awal kehidupan dari tanaman yang bersangkutan. Benih adalah biji
tanaman yang sengaja diproduksi dengan teknik-teknik tertentu, sehingga
memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai bahan pertanaman selanjutnya.
Benih adalah symbol dari suatu permulaan. Benih merupakan inti dari kehidupan
di alam karena kegunaannya sebagai penerus dari generasi tanaman.
Biji merupakan bagian terbesar benih, sehingga ilmu biji perlu dipelajari.
Dengan biji, ketidaktergantungan generasi berikut suatu tanaman dimulai. Biji
mengandung tanaman mini, yang dilengkapi dengan struktur dan fisiologi yang
sesuai dengan perannya sebagai unit penyebaran atau perbanyakan. Di samping
itu telah dilengkapi secara sempurna dengan cadangan makanan, untuk
mendukung tanaman muda sampai dia mampu memenuhi kebutuhan sendiri
sebagai organisme autotrophic.
9
10
Dalam konteks agronomi, benih harus mampu menghasilkan tanaman yang
berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju, karenanya benih
dituntut agar memiliki mutu yang tinggi (bermutu baik dan benar). Yang
dimaksud mutu atau kualitas benih yang baik, adalah kemampuan benih untuk
memperlihatkan persentase perkecambahan yang tinggi, persen tase biji rumputrumputan yang rendah, kekuatan tumbuh yang tinggi, bebas dari hama dan
penyakit serta kontaminan-kontaminan lainnya.
Kegagalan benih untuk memenuhi satu atau lebih faktor-faktor tersebut di
atas, dapat dipandang bahwa benih tersebut berkualitas kurang baik. Sedangkan
kebenaran varietas (benih yang benar), adalah benih yang mempunyai sifat-sifat
genetis yang sesuai dengan hasil sertifikasi yang dilakukan oleh Badan Pengawas
Sertifkasi Benih (BPSB) (Suena, 2009).
Dalam Khoerul (2013) Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan suatu
usahatani, sehingga apabila kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi per
satuan luas akan berkurang. Salah satu kunci budidaya padi terletak pada kualitas
benih yang ditanam. Untuk itu diperlukan benih yang memiliki daya tumbuh yang
tinggi (90 s.d 100%). dan sehat. Benih yang memiliki persyaratan tersebut
diharapkan akan menghasilkan bibit yang kekar dan sehat. Berdasarkan kualitas,
benih yang ditanam harus bermutu tinggi dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Memiliki
viabilitas
atau
dapat
mempertahankan
kelangsungan
pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik.
2. Memiliki kemurnian, artinya terbebas dari kotoran bibit jenis lain, bebas dari
hama penyakit.
11
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian,
berdasarkan fungsi dan cara produksi, benih terdiri atas benih inti, benih sumber,
dan benih sebar. Benih inti adalah benih awal yang penyediaannya berdasarkan
proses pemuliaan dan atau perakitan suatu varietas tanaman oleh pemulia pada
lembaga penyelenggara pemuliaan (Balai Penelitian Komoditas). Benih inti
merupakan benih yang digunakan untuk perbanyakan atau menghasilkan benih
penjenis (breeder seed/BS). Benih sumber terdiri atas tiga kelas, yaitu benih
penjenis (breeder seed/BS), benih dasar (BD), dan benih pokok (BP).
Dalam Suena (2009) Benih penjenis (BS) merupakan perbanyakan dari
benih inti, yang selanjutnya akan digunakan untuk perbanyakan benih kelas-kelas
selanjutnya, yaitu benih dasar dan benih pokok. Benih penjenis diproduksi dan
dikendalikan langsung oleh pemulia (breeder) yang menemukan atau diberi
kewenangan untuk mengembangkan varietas tersebut. Benih dasar adalah benih
sumber yang diproduksi oleh produsen benih (BBI, BPTP, perusahaan benih
BUMN/swasta yang profesional) dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi
benih (BPSB atau Sistem Manajemen Mutu). Benih dasar merupakan benih
sumber untuk perbanyakan/produksi benih pokok (BP). Benih pokok adalah benih
sumber yang diproduksi oleh produsen penangkar benih di daerah dan
pengendalian mutunya melalui sertifikasi benih (BPSB atau Sistem Manajemen
Mutu). Benih sebar (extension seed/ES) disebut benih komersial karena
merupakan benih turunan dari benih pokok. Benih inilah yang siap digunakan
oleh petani dalam proses produksi.
12
2.2
Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh
berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan
menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2004).
Menurut Stanton (2001) pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Pemasaran merupakan semua kegiatan manusia yang dilakukan dalam
hubungannya dengan pasar, yang berarti bekerja dengan pasar guna mewujudkan
pertukaran potensial untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Upaya
untuk meningkatkan produksi harus didukung dengan upaya perbaikan dalam
sistem pemasaran, karena kedua hal tersebut saling mempengaruhui. Upaya
tersebut tidak akan berhasil dengan baik tanpa dukungan dari aspek pasar.
demikian pula sebaliknya, fungsi-fungsi pemasaran tidak dapat berjalan dengan
baik tanpa didukung oleh proses produksi yang baik. Pemasaran merupakan
suatau proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kohl dan Uhl, dalam Musaqa 2006).
Pemasaran ditinjau dari segi manajemen atau individu perusahaan
merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
13
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain. Pemasaran adalah hal yang mendasar, bukan hanya suatu departemen
penjualan suatu perusahaan. Pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk atau
penawaran tetapi dengan pencarian peluang dipasar yang ada. (Kohl dan Uhl,
dalam Musaqa 2006).
2.3
Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran adalah mencari keuntungan dengan memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen itu sendiri.
Kepuasan konsumen akan tercapai apabila produk berkualitas dan memenuhi
kebutuhan konsumen, harga dapat terjangkau oleh konsumen target, pelayanan
kepada konsumen memuaskan dan citra produk baik dari sudut pandang
konsumen. Kegiatan yang paling utama pemasaran dalam hal memenuhi kepuasan
konsumen adalah dengan memperhatikan produk, harga, distribusi dan promosi.
Keempat instrumen pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran pemasaran
seperti berikut.
1. Produk (product): Keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek,
kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan.
2. Harga (price): daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus, periode
pembayaran, syarat kredit.
3. Tempat (place): saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokkan, lokasi,
persediaan, transportasi.
4. Promosi (promotion): promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan,
kemasan/ public relation, pemasaran langsung.
14
Pemasaran mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang
saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama
pelanggan,
pemasok,
distributor
dalam
rangka
mendapatkan
serta
mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka
(Kotler, 2002).
2.4
Pengertian Strategi Pemasaran
Setiap
perusahaan
mengarahkan
kegiatan
usahanya
untuk
dapat
menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
sehingga dalam jangka waktu dan jumlah produk tertentu dapat diperoleh
keuntungan seperti yang diharapkan. Melalui produk yang dihasilkannya,
perusahaan menciptakan, membina dan mempertahankan kepercayaan langganan
akan produk tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh
ketepatan produsen dalam memberikan kepuasan kepada sasaran konsumen yang
ditentukannya, dimana usaha-usaha pemasaran diarahkan kepada konsumen yang
ditujukan sebagai sasaran pasarnya.
Menurut Tjiptono (1997) dalam peranan stategisnya, pemasaran mencakup
setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya
dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan
pokok. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusaahaan saat ini dan jenis bisnis apa
yang akan dimasuki pada masa mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah
dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif
atas dasar perspektif produk, kualitas mutu, harga, promosi, dan distribusi.
15
Menurut Assauri (2008) strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan
sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran
dari waktu kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan
keadaan persaingan yang selau berubah.
Strategi pemasaran yang maju dan berkembang senantiasa memperhatikan
adanya unsur menarik perhatian segmen pasar atau pangsa pasar yang produktif
dalam kegiatan pemasaran. Selain itu berupaya untuk menempatkan posisi
pemasaran yang strategis dalam memperoleh keuntungan dan berupaya untuk
mencapai target dari realisasi yang diterapakannya. Proses pemilihan Strategi
pemasaran membutuhkan pertimbangan cermat atas sejumlah tipe informasi.
1. Tujuan atau sasaran produk
Tujuan produk harus dijadikan pedoman dalam menentukan tipe dasar Strategi
yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika tujuan utama produk adalah
meningkatkan volume penjualan atau pertumbuhan pangsa pasar, maka
biasanya alternatif utama yang dipertimbangkan adalah strategi permintaan
selektif yang berfokus pada upaya merebut pelanggan dari pesaing atau
memperluas pasar yang dilayani.
2. Peluang Pasar
Karakteristik dan besarnya peluang pasar harus ditetapkan secara jelas
berdasarkan analisis pasar dan pengukuran pasar. Analisis pasar memberikan
informasi mengenai siapa yang membeli bentuk produk (dan siapa yang tidak
membelinya), berbagai situasi penggunaan produk (dan juga situasi yang tidak
menggunakan situasi).
16
3. Kesuksesan Pasar (Market success)
Manajer pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing dan tingkat
pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan pasar.
Melalui analisis persaingan, perusahaan dapat memahami siapa pesaingnya,
seberapa besar tingkat intensitas persaingan yang ada, dan keunggulan apa
yang harus dikembangkan dalam rangka bersaing secara selektif menghadapi
para pesaing mereka langsung atau pesaing kelas produk yang tidak langsung.
2.5
Analisis SWOT
SWOT merupakan pendekatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (ancaman). Untuk memudahkan
dalam mengingat, maka disingkat pula dengan istilah analisis kepekaan
(Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman).
Dalam
pengembangan
strategi
diperlukan suatu analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats ) sebagai alat bantu untuk memehami pengaruh lingkungan internal dan
eksternal dari suatu organisasi bisnis. Rangkuti (2000) mengatakan bahwa
perumusan strategi yang didasarkan pada logika dengan mengidentifikasi actorfaktor secara sistematis yang dapat memaksimalkan Strengths (kekuatan) dan
Opportunities (peluang) serta seara bersama dapat meminimalkan Weaknesses
(kelemahan) dan Threats (ancaman).
Lingkungan internal memberikan gambaran bahwa suatu organisasi bisnis
atau perusahaan memiliki kekuatan dan juga kelemahan bidang manajemen
produk, operasi, pemasaran, dan distribusi, organisasi, sumber daya manusia,
keuangan, dan akuntansi.
17
Matrik SWOT sebagai alat bantu yang dapat dipergunakan untuk
mengembangkan strategi yang dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan analisis internal perusahaan atau
organisasi untuk mengidentifikasikan Strengths (kekuatan) atau Weaknesses
(kelemahan) yang terdapat dalam perusahaan. Kekuatan yang merupakan sumber
daya terhadap kebutuhan pasar suatu perusahaan. Kelemahan merupakan
keterbatasan dalam sumber daya, keterbatasan modal, kemampuan yang secara
serius dapat menghambat kinerja suatu perusahaan, dipergunakan untuk
menentukan berbagai strategi umum. Untuk analisis ini harus diawali dengan
menganalisis situasi internal-eksternal, dimana fakotr-faktor internal berupa
faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal berupa peluang
dan ancaman.
Matrik ini mampu menghasilkan empat set kemungkinan strategi sebagai berikut.
1. Strategi SO (Strength-Opportunity)
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.
2. Strategi ST (Strengths- Threats)
Menggunakan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman.
3. Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan.
4. Strategi WO(Weaknesses-Opportunity)
Berupaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
18
2.6
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Analisis lingkungan internal memberikan jawaban perusahaan memiliki
strength (kekuatan) ataupun weaknesses (kelemahan) bidang manajemen
produksi, oprasi, pemasaran dan distribusi, organisasi, sumber daya manusia,
keuangan dan akuntansi.
Menurut Kotler (1996) faktor-faktor lingkungan internal terdiri dari
perusahaan, pemasok, perantara, pemasaran, pesaing, dan masyarakat. Analisis
lingkungan eksternal tersusun dari sekumpulan faktor-faktor ancaman dan
peluang yang berada diluar jangkauan, yang biasanya terlepas dari situasi
operasional suatu perusahaan. Faktor-faktor yang terdapat pada analisis
lingkungan eksternal adalah politik, ekonomi, sosial, strategi. Faktor-faktor ini
dapat memberikan peluang, ancaman, dan kendala kepada perusahaan, tetapi
sebaliknya
perusahaan
tidak
mempengaruhi
lingkungan
eksternal
(Reksohardiporojo, 1992).
Menurut marimin (2004) matrik internal-eksternal menggambarkan secara
jelas empat kemungkinan strategi yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan
dengan mengintregasikan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan
untuk dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. adapun
matrik internal-eksternal tersebut dapat digambarkan pada Tabel 2.1 berikut.
19
Tabel 2.1
Matrik Internal-Eksternal
Strenghts (S)
Weakness (W)
Tentukan faktor-faktor
kekuatan internal
Tentukan faktor-faktor
kelemahan eksternal
Opportunities (O)
Strategi SO
Strategi WO
Tentukan faktor-faktor
peluang eksternal
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
Tentukan faktor-faktor
ancaman eksternal
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
menghindari ancaman
IFAS
EFAS
Sumber : Rangkuti (2000)
Memastikan bahwa strategi yang dipilih tersebut benar, sehingga tidak
akan keliru dalam penerapannya maka diperlukan evaluasi terhadap beberapa
alternative strategi yang ada tersebut. Berdasarkan atas matriks tersebut diatas,
disusun evaluasi faktor internal (IFE) dan evaluasi faktor eksternalnya (EFE)
dengan menetapkan bobot, peringkat serta skor dari masing-masing uraian faktorfaktor internal dan eksternalnya. Sebagai gambaran dapat dilihat pada Tabel 2.2
berikut ini:
20
Tabel 2.2
Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal
No Uraian Faktor-faktor Internal
1
Kekuatan
a. ………………..
b. ………………..
c. Dst
2
Kelemahan
a. ………………..
b. ……………….
c. Dst
Total Skor Faktor Kekuatan – Kelemahan
No Uraian Faktor-faktor Eksternal
1
Peluang
a. …………………
b. …………………
c. Dst
2
Ancaman
a. ………………...
b. ………………...
c. Dst
Total Skor Faktor Peluang - Ancaman
2.7
Bobot
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
Bobot
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
Ranting
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
Ranting
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
Skor
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
Skor
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
…….
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh
Rahayuningsih (2013) dalam penenelitiannya yang berjudul Strategi Pemasaran
Buah Segar di UD Wika Mitra Desa Kerobokan Kecamatan Kuta Utara
Kabupaten Badung Provinsi Bali. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan faktor
internal yang dimiliki UD Wika Mitra dengan kekuatan utamanya, yaitu memiliki
konsumen tetap dengan skor tertinggi 0,308 dan kelemahannya yaitu, kegiatan
promosi yang dilakukan kurang dengan skor tertinggi 0,319. Faktor eksternal dari
perusahaan UD Wika Mitra yang dapat di identifikasi faktor peluangnya yaitu,
jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali dengan skor 0,358 dan ancaman yaitu
21
perusahaan pesaing dengan skor 3,373. Total skor yang dimiliki matrik oleh UD
Wika Mitra sebesar 3,020 menunjukkan bahwa reaksi perusahaan terhadap faktorfaktor eksternal perusahaan tergolong kuat, karena lebih besar dari nilai rataratanya yaitu 2,50.
Hasil penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmat
(2012) dalam peneliatiannya berjudul Analisis Strategi Pemasaran Pada PT. Koko
Jaya Prima Makasar. Berdasarkan analisis internal dan eksternal perusahaan
beserta diagram cartesius dapat diperoleh bahwa yang menjadi strategi utama PT.
Koko Jaya Prima adalah strategi Growth (perkembangan) dimana PT. Koko Jaya
Prima
dapat
mengembangkan
dealer
dan
bengkelnya
dengan
cara
mengembangkan kemampuan tenaga pekerja serta memanfaatkan promosi yang
lebih baik. Berdasarkan matriks SWOT maka dapat disimpulkan beberapa
pengembangan melalui pertimbangan faktor internal dan eksternal perusahaan
yang dapat bermanfaat bagi kemajuan PT. Koko Jaya Prima.
Hasil penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
(2008) dalam penelitiannya berjudul Analisis Strategi Pemasaran Makanan
Tradisional Studi Kasus Pada Home Industry Rengginang Halimatus Sa’diyah
Kalibaru Di Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan mengenai” Analisis Strategi Pemasaran Makanan Tradisional (Studi
Kasus pada Home Industry Rengginang Halimatus Sa’diyah Kalibaru di
Kabupaten Banyuwangi)” yang meliputi analisis IFE, analisis EFE,analisis IE,
analisis SWOT,dan analisis QSPM. Total skor matrik IFE sebesar 2,380 dibawah
skor bobot total 2,5, mengindikasikan bahwa lemahnya posisi internal perusahaan
dalam mengatasi kelemahan yang ada dengan kekuatan yang dimilikinya. Hasil
22
dari analisis matrik EFE yaitu Peluang utama yang dimiliki oleh perusahaan
adalah tingginya loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Ancaman
utama dari perusahaan adalah banyaknya produk substitusi. Total skor matrik EFE
diperoleh sebesar 2,943 di atas skor bobot total 2,5, mengindikasikan bahwa
perusahaan mampu merespon dengan baik faktor eksternal dengan memanfaatkan
peluang yang ada untuk mengatasi ancaman.
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dijabarkan di atas merupakan
refrensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun secara lebih jelas
mengenai persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3
Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian
Rahayuning
sih (2013)
Judul Penelitian
Persamaan
Strategi
Pemasaran a.
Analisis
Buah Segar di UD
matriks IFE
Wika Mitra Desa b.
Analisis
Kerobokan Kecamatan
matriks EFE
Kuta Utara Kabupaten
Badung Provinsi Bali.
Perbedaan
a. Matriks BCG
b. Lokasi
penelitian
c. Komoditi
Rahmat
(2012)
Analisis
Strategi a.
Analisis
Pemasaran Pada PT.
matrik IFAS
Koko Jaya Prima b.
Analisis
Makassar
matriks EFAS
c.
Analisis
SWOT
Analisis
Strategi a.
Analisis
Pemasaran Makanan
matriks IFE
Tradisional
Studi b.
Analisis
Kasus Pada Home
matriks EFE
Industry Rengginang c.
Analisis
Halimatus
Sa’diyah
SWOT
Kalibaru
Di
Kabupaten
Banyuwangi
a. Lokasi
penelitian
b. Komuditi
Wijaya
(2008)
a. Metode QSPM
b. Lokasi
penelitian
c. Komuditi
23
2.8
Kerangka Pemikiran
Proses perencanaan strategi menurut Kotler (1996) terdiri dari beberapa
langkah yaitu, mendefinisikan misi perusahaan, menganalisis lingkungan internal,
menganalisis lingkungan eksternal, menentukan tujuan, mengembangkan strategi,
menyusun rencana program, mengimplementasikan program serta mengumpulkan
informasi untuk umpan balik dan pengendalian.
Mengacu pada pemikiran kotler di atas, dalam rangka merumuskan strategi
pemasaran benih padi pada UD Tani Sejati di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Gianyar
diharapkan dapat
memberikan suatu
solusi
untuk
pemecahan
permasalahan tersebut untuk melakukan kajian terhadap masalah ini maka faktorfaktor yang menjadi kendala perlu dikaji aspek lingkungan internal dan eksternal
dari pengembangan usaha pemasaran benih padi di Kecamatan Blahbatuh
Kabupaten Gianyar.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dari sebuah aktivitas
perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan didalam menjalankan aktivitas
usahanya dapat diukur dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat memasarkan
sebuah produknya sampai ke tangan konsumen. Pelaksanaan strategi pemasaran
dilakukan oleh perusahaan agar mampu meningkatkan nilai jual produknya dan
memperoleh keuntungan (laba). Dalam melakukan strategi pemasaran harus dapat
melihat kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Penelitian dapat di
bagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama diawali dengan pengenalan UD Tani Sejati guna mengetahui
visi dan misi UD Tani Sejati dan melakukan analisis lingkungan perusahaan
dengan mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan kondisi lingkungan
24
eksternal menggunakan matrik EFAS dan IFAS. Tahap kedua adalah
menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui peluang dan ancaman UD Tani
Sejati dari pesaing utamanya. Setelah melakukan kedua tahap tersebut, penulis
dapat melihat dan merumuskan alternative strategi yang dapat direkomendasikan
kepada UD Tani Sejati.
Pesaing Benih Padi di Kabupaten
Gianyar
UD Tani Sejati
Strategi dengan pendekatan
SWOT
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
1. Peluang
2. Ancaman
1. Kekuatan
2. Kelemahan
Matriks EFAS
Matriks IFAS
Analisis SWOT
Perumusan Alternatif Strategi
Rekomendasi Alternatif
Strategi Pemasaran untuk Unit
UD Tani Sejati
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian tentang Strategi Pemasaran Benih
Padi pada UD Tani Sejati di Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh
Kabupaten Gianyar.
Download