I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat pendapatan menentukan status gizi masyarakat. Status gizi merupakan tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh nutriture yang dapat terlihat melalui variabel-variabel tertentu (Suharjo, 1990). Status gizi masyarakat yang berpendapatan tinggi biasanya lebih baik daripada masyarakat yang berpendapatan rendah. Masyarakat yang berpendapatan rendah cenderung memiliki status gizi rendah atau bahkan kekurangan gizi karena mereka makan hanya untuk mengenyangkan perut tanpa memperhatikan gizi makanannya. Di Indonesia, 34.96 juta orang masih memiliki kecenderungan mengalami masalah kekurangan gizi. Hal tersebut di dasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2008 yang menyatakan bahwa 34.96 juta orang Indonesia masih hidup dalam kemiskinan (Anonim, 2008). Salah satu golongan yang paling rentan terhadap kekurangan gizi adalah ibu hamil, terutama ibu hamil yang berasal dari keluarga berpendapatan rendah. Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1998, dari 35% wanita usia subur yang kekurangan energi protein (KEP), 14% di antaranya adalah ibu hamil. Sementara data Survei Kesehatan Nasional (Surkenas) 2001 menunjukkan adanya kenaikan ibu hamil kurang gizi menjadi 19.1% (Anonim, 2004). Kecenderungan kenaikan angka KEP pada ibu hamil akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian ibu, serta resiko bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR adalah berat badan lahir yang kurang dari 2500 g. Kondisi tersebut dapat terjadi karena kelahiran prematur atau karena kegagalan pertumbuhan dalam rahim (Sizer dan Whitney, 2000). Kehamilan menyebabkan kebutuhan gizi harian ibu meningkat. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya peningkatan metabolisme energi di dalam tubuh ibu. Metabolisme energi tersebut untuk perkembangan janin yang dikandungnya dan untuk adaptasi tubuh ibu terhadap kondisi kehamilannya. Peningkatan kebutuhan gizi yang tidak diikuti oleh asupan gizi yang cukup dapat menyebakan terjadinya kekurangan zat gizi yang berakibat pada pertumbuhan janin yang tidak sempurna. Zat gizi yang sering kurang terpenuhi selama masa kehamilan adalah protein dan zat besi. Protein berperan dalam pertumbuhan janin, pembuatan ari-ari, pembuatan cairan ketuban, dan pertumbuhan jaringan ibu. Kekurangan protein selama kehamilan menyebabkan resiko BBLR, kesakitan, dan kematian ibu. Zat besi berperan dalam mengikat oksigen yang diperlukan untuk energi metabolisme sel, pembentukan sel-sel baru, asam-asam amino, hormonhormon, dan neurotransmiter. Kekurangan besi atau yang biasa disebut dengan anemia gizi besi (AGB) dapat menyebabkan BBLR, infeksi setelah lahir, dan disfungsi otak. Selain itu, resiko ibu meninggal dalam persalinan menjadi 3.6 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak menderita AGB (Departemen Kesehatan, 2004). Salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan zat gizi selama masa kehamilan adalah dengan menciptakan produk pangan yang kandungan gizinya disesuaikan dengan angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamil. Penelitian ini akan menciptakan suatu produk pangan khusus untuk ibu hamil dengan cara mengkomplementasikan kacang tunggak dan beras. Kacang tunggak dipilih karena kacang tunggak merupakan sumber protein yang potensial dengan nilai daya cerna protein 79.0% (Jaffé, 1950). Sedangkan beras merupakan komoditi yang sudah banyak diketahui orang dan nilai protein efisiensi rasio (PER) beras juga lebih tinggi daripada serealia lain (jagung dan gandum) (Muchtadi, 1989). Kacang tunggak dan beras dikomplementasikan karena masing-masing mempunyai susunan asam amino yang bisa saling melengkapi sehingga dapat meningkatkan mutu proteinnya. Kacang tunggak kaya akan asam amino lisin, dan miskin akan asam amino sulfur. Sedangkan beras kaya akan asam amino sulfur, dan miskin akan asam amino lisin. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini berupa cookies yang difortifikasi dengan multivitamin dan mineral. Bentuk cookies dipilih karena proses pembuatannya relatif mudah, bentuknya dapat divariasikan, dan dalam sehari cookies dapat dikonsumsi berulang-ulang sebagai makanan camilan. Cookies dalam penelitian ini diformulasi dengan mempertimbangkan analisis biaya karena mengingkat sebagian besar ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi berasal dari masyarakat menengah ke bawah. B. Tujuan Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan produk cookies campuran tepung kacang tunggak dan tepung beras sebagai pangan tambahan bagi ibu hamil. Adapun tujuan khususnya adalah: 1. memperoleh metode penepungan kacang tunggak, 2. memperoleh formula cookies campuran tepung kacang tunggak dan tepung beras yang sesuai untuk kebutuhan zat gizi ibu hamil, 3. memperoleh gambaran proses pembuatan cookies campuran tepung kacang tunggak dan tepung beras, 4. mengetahui mutu fisik dan kimia cookies campuran tepung kacang tunggak dan tepung beras yang dihasilkan. C. Manfaat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan formula sumber nutrisi tambahan yang murah untuk ibu hamil yang dapat memenuhi 20% angka kecukupan gizi protein ibu hamil. Formula yang diperoleh diharapkan dapat digunakan oleh industri pangan sehingga di masa yang akan datang masalah kekurangan gizi pada ibu hamil di Indonesia dapat diatasi.