Modul Akuntansi Manajemen PERTEMUAN KE-14 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 14.1. Mahasiswa mengetahui tentang break even point. 14.2 Mahasiswa mengetahui tentang CVP. B. URAIAN MATERI. 14.1. Mahasiswa mengetahui tentang break even point. Pengertian BEP menurut beberapa tokoh, antara lain : • Menurut Mulyadi : Impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi, dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. • Menurut Hansen & Mowen : Break Even Point is where total revenues equal total costs, the point is zero profits. • Menurut Ross & Randolph : Break even analysis is popular and commonly used tool for analyzing the relationship between sales volume and profitability. • Secara Umum : BEP adalah hubungan antara volume penjualan, biaya dan tingakat keuntungan yang akan diperoleh pada tingkat penjualan tertentu, sehingga analisis Break Even Point ini sering disebut cost, volume, profit analysis. Selain itu analisa Break Even Point berguna juga untuk menentukan kebijaksanaan dalam perusahaan, baik 138 S1 Akuntansi Universitas Pamulang Modul Akuntansi Manajemen perusahaan yang sudah maju maupun perusahaan yang baru mengadakan perencanaan. Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Untuk menentukan titik impas, fokus pada laba operasi. Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna mengorganisasikan biaya perusahaan dalam katagori tetap & variabel. Laba operasi hanya mencakup pendapatan & beban dari operasional normal perusahaan. Margin of safety yaitu untuk menentukan seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Atau dengan kata lain Margin of safety memberikan informasi sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun agar supaya perusahaan tidak menderita rugi. Asumsi dalam BEP, antara lain : • Biaya dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dengan golongan biaya tetap. • Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi / penjualan. • Berdasarkan biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi / penjualan. • Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa. • Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “sales mix”-nya adalah tetap konstan. Kegunaan BEP, antara lain : • Analisa Break Even Point dapat dipakai sebagai alat pemberi informasi kepada management secara sederhana dan singkat. 139 S1 Akuntansi Universitas Pamulang Modul Akuntansi Manajemen • Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai alat pedoman dalam mengambil keputusan terutama yang menyangkut biaya, pendapatan, dan perencanaan laba. • Analisa Break Even Point dapat pula memberikan gambaran tentang biaya dan hasil produknya yang diharapkan secara menyeluruh di dalam aktivitas utama perusahaan di masa mendatang. • Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai landasan untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, yaitu sebagai sarana untuk membandingkan antara realisasi dengan perhitungan berdasarkan analisa break even sebagai alat pengendalian atau controlling. • Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil-hasil perhitungan menurut analisa break even dan laba yang ditargetkan. Pada pengaturan produk tunggal, BEP dapat dihitung dalam unit dengan membagi total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit. Pada intinya, jumlah unit yang cukup harus dijual hanya untuk menutupi seluruh biaya tetap & variabel perusahaan. Pendapatan impas dihitung dengan membagi total biaya tetap dengan rasio margin kontribusi. Laba yang ditargetkan ditambahkan pada biaya tetap dalam menentukan jumlah pendapatan yang diperlukan untuk menghasilkan laba. Analisis multiproduk mensyaratkan dibuatnya suatu asumsi sehubungan dengan bauran penjualan yang diharapkan. Pada bauran penjualan tertentu, masalah multiproduk dapat dialihkan ke dalam analisis produk tunggal. Kenaikan penjualan produk yang memiliki margin kontribusi tinggi umumnya akan memperkecil titik impas, sedangkan kenaikan penjualan produk dengan margin kontribusi rendah akan memperbesar titik impas. 14.2 Mahasiswa mengetahui tentang CVP. Asumsi-asumsi CVP, antara lain : • Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk lurus. 140 S1 Akuntansi Universitas Pamulang Modul Akuntansi Manajemen • Analisis mengasumsikan bawa harga, total biaya tetap dan biaya variable per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan. • Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual. • Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui. • Asumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui dengan pasti. Kelemahan CVP, antara lain : • Analisis mengasumsikan bahwa fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier. • Analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap kostan sepanjang rentang yang relevan. • Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual. • Untuk analisis multi produk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui. • Diasumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui dengan pasti. C. LATIHAN SOAL/TUGAS. 1. Apa yang dimaksud dengan CVP ? 2. Bagaimana cara menentukan CVP dalam perusahaan ? 3. Apa kegunaan dari CVP ? 4. Jika PT A menjual barang seharga 250.000 per unit dengan variable cost per unit 150.000 dan total fixed exp 35.000.000, hitung berapa barang yang harus dijual supaya PT A mencapai BEP ? D. DAFTAR PUSTAKA. Hansen-Mowen. 2006. Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat. 141 S1 Akuntansi Universitas Pamulang