1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL

advertisement
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
1
2
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
AKTUAL
pendiri M Danial Nafis
Penasehat Yudi Latif Febrianto
PEMIMPIN REDAKSI Heriyono
Redaktur pelaksana Faizal Rizki Arief,
Epung Saepudin
Redaktur SENIOR Dhia Prekasha Yoedha,
Satrio Arismunandar, Hendrajit, Eko Maryadi
Sidang Redaksi Heriyono, Faizal Rizki Arief,
Epung Saepudin, Dhia Prekasha Yoedha, Satrio
Arismunandar, Hendrajit, Eko Maryadi
REDAKTUR Nebby Mahbubirrahman, Ari
Purwanto, Tino Oktaviano (Foto),
Agus Sulistiyo (TV)
ASISTEN REDAKTUR Ismed Eka Kusuma,
Nurlail, Zaenal Arifin, Sukardjito
Koordinator liputan Wahyu Romadhony
Staf redaksi Adi Adrian, Afditya Imam Fahlevi,
Arbie Marwan, Arnold Sirait, Adityo Anggoro,
Fadlan Syam Butho, Novrizal Sikumbang, Rian
Sartono Perdana, Rafkha, Bagas Triputro (foto),
Warnoto (TV)
kepala it Gilang Damargalih
Desain Grafis Shofrul Hadi
WEB DESAIN Jeffry Sandi Kesuma
reporter daerah Fitra Ismu (Meksiko),
Aceng Mukkaram (Pontianak), Albertus
Vincentius (Kupang), Damai Oktafianus
Mendrofa (Medan), Muhammad Dasuki
(Semarang), Ahmat Haris B (Surabaya),
Supriyadi (Surabaya), Muchammad Nasrul
Hamzah (Malang), Arie Nugraha (Bandung),
Bobby Andalan (Denpasar), Busri Toha
(Sumenep), Fajar Sodiq (Solo), Imam Muhlas
(Bojonegoro), Ikbal Kukuh (Bandung)
pemimpin PERUSAHAAN Eva Rina Thamrin
Legal Advisor Yanda Zaihifni Ishak, S.H.,
M.Sc., Ph.D
relasi dan komunikasi Tsurayya Zahra
Staf Admin Aulia Kumala Putri
manager sirkulasi Widhi Maulana
Staf sirkulasi Warnoto
Alamat Redaksi
PT Cahaya Profetis
Cawang Kencana Building
1st Floor Suite 101
Jl. Mayjen Sutoyo Kav. 22 Cawang
DKI Jakarta 13630 Indonesia
No Telp : (021) 8005520
Fax : (021) 80886466
Email : [email protected]
[email protected]
Redaksi menerima kiriman surat pembaca, artikel
dan foto yang dilampiri fotokopi kartu identitas dan
nomor telepon anda melalui email
[email protected]. Redaksi berhak mengedit
setiap artikel yang masuk.
TATAP REDAKSI
Globalisasi Versus
Partai Islam
G
lobalisasi meski merupakan
keniscayaan sejarah, bagi
Jurgen Habermas, dia juga
telah menginjeksikan kepalsuan
dalam spiral komunikasi. Sehingga
globalisasi praktis malah melahirkan
distorsi komunikatif. Resistensi
sebagian kelompok tertentu
terhadap globalisasi, yang acap
dimanifestasi dalam tindakan teror
juga berasal dari distorsi komunikasi.
Secara telengas, globalisasi telah
membagi dunia ke dalam kelompok
pemenang dan pecundang. Itulah analisis Habermas sebagai
kelanjutan proyek Frankfurt School
dalam mendiagnosa patologi yang
diidap masyarakat modern. Patologi
itu berupa distorsi komunikasi dalam
masyarakat global. Diagnosa atas
patologi modernitas ini. Menurut
Yudi Latif, penting diajukan bukan
untuk mengafirmasi globalisasi.
Namun guna mengidentifikasi aneka
aspek berbahaya yang dikandung
globalisasi salah satunya terorisme. Terorisme berjalin-berkelindan
dengan pemahaman fanatis-dogmatis
dalam menafsirkan doktrindoktrin agama ketika merespons
modernitas. Fundamentalisme
adalah reaksi terhadap kegagalan
sekularisasi dan ekstensifikasi
rasionalitas instrumental atas dunia
kehidupan (Lebenswelt), sekularisasi
telah mencerabut bentuk-bentuk
kehidupan tradisional mereka. Ketercerabutan yang diikuti
homogenisasi budaya dan identitas
membuat para individu dalam
masyarakat menjadi terasing dari
komunitasnya. Fundamentalisme
menemukan bentuk paling ekstrim
dalam aksi teror. Alhasil terorisme
secara eksklusif pun bersifat
modern. Fundamentalisme bukanlah gerak
kembali yang sederhana kepada suatu
cara
pramodern
dalam memahami
agama, tapi lebih sebagai respons
panik dan gagap menghadapi
modernitas dan globalisasi.
Kepanikan yang ditandai dengan
resistensi atas prinsip-prinsip
kehidupan global. Resistensi ini
termanifestasi dalam sikap religius
yang berlebihan dan menutup
kemungkinan komunikasi dengan
dunia luar. Terputusnya komunikasi
ini, menurut Yudi Latif, yang
melahirkan kekerasan berupa teror.
Berbeda dengan tindak kekerasan
biasa, terorisme dalam konteks
demokrasi global niscaya memiliki
dimensi politik. Terutama karena
bersifat mampu mendelegitimasi
pemerintahan demokratis.
Analisis Yudi Latif itu
mengandung nuansa tersendiri
berkenaan dengan partai politik
Islam di Indonesia. Terutama kala
politik Islam berkelindan dengan
rezim neoliberal Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono yang pro pasar
bebas. Presiden yang tanpa malu
menisbatkan diri sebagai pelayan
investor asing, ketika semua partai
Islam justru menumpang kuasa
dalam koalisi SBY yang dituding tidak
pro rakyat.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
3
DAFTAR ISI
nasional
Ada Pelajaran dari Sinabung
Ketika Garuda Lebih Kuat dari
Kanguru
politik
Siasat MK Menghadang Laju
Perppu SBY
Laporan Utama
16
34
20
membedah
partai islam
Siasat MK enghadang Laju
Perppu SBY
Apa, siapa dan bagaimana sejarah partai
Islam di Indonesia. Apa yang terjadi
dengan partai Islam di masa lalu.
Perlukah Partai Politik Islam? 4
14
20
Dinamika Partai Islam
22
Partai Islam Orde Baru 25
Wawancara IR Muhammad Romahurmuzy MT :
Partai Islam Harus Bicara Universalitas 28
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Tatap Redaksi
Daftar Isi
Surat Pembaca
Kaki Hari
Kilas Nasional
Lensa Aktual
Intermezo
Kilas Daerah
Oase
3
4
6
7
8
10
75
76
78
38
AKTUAL
EDISI 17 | 1 - 15 Februari 2014
tamu kita EGGI SUDJANA
Melawan dengan Kekuatan
Independen
energi
Berebut Pasir Besi di Pantai
Selatan
42
50
Aroma Korupsi di Sanggau
54
Bermain di Proyek Infrastruktur
54
olahraga
Busung Dada Gaya PSSI
72
obituari
In Memoriam KH MA Sahal
Mahfudh
74
62
internasional
Ulah Baru Negara Tetangga di
Selatan
66
Sebuah Janji Untuk Biarawan
70
laporan khusus korupsi di sanggau
Saat Gubernur Terpancing Emosi
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
5
SURAT
PEMBACA
Rapat Rahasia Dubes Israel
Dengan LSM Lokal
S
ebagai pembaca setia Aktual,
saya senang membaca sejumlah
kisah lama dan konspirasi yang
disajikan Aktual. Namun berbeda
dengan kisah yang saya baca, kali
ini ada kisah nyata yangh cenderung
luput dari perhatian media, Bahkan
juga mungkin tidak diamati oleh
pihakIntelejen Indonesia.
Rabu siang 29 Januari, saya
mendengar lewat pesan BBM dari
seorang teman, konon di Ritz
Carlton Hotel, Mega Kuningan,
Jakarta berlangsung suatu rapat
rahasia. Yaitu rapat antara Duta
Besar Israel untuk Singapura dengan
para tokoh Pimpinan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) maupun
mantan pimpinan LSM terkemuka
Indonesia. Apa materi rapat rahasia
Yeal Rubinstein dengan tokoh2 LSM
nasional yang mayoritas berhaluan
kiri itu, memang belum diketahui.
Buat saya, yang menarik
adalah mengapa Dubes Israel
untuk Singapura itu bisa masuk ke
Indonesia, padahal selama ini kita
tidak punya hubungan diplomatik.
Bahkan, Israel adalah satusatunya negara yang tidak diakui
keberadaannya oleh Indonesia. Kok
bisa ya Dubes Israel itu ke Indonesia,
dan membuat rapat rahasia lagi. .
Bagi saya sepanjang tidak
punya agenda merusuh, merusak,
mengacaukan NKRI, ya terserah
saja. Hanya pesan saya: LSM jangan
pernah menjual NKRI kepada
kepentingan asing.
Konon Yael Rubinstein itu
bisa ke Jakarta dan mengadakan
pertemuan dengan tokoh LSM dan
Mahasiswa itu karena menumpang
fasilitas Menlu Inggris. Perlu
diketahui Yael sebelum jadi dubes
di singapura adalah Fellow at the
NSC (National Security College). Dia
juga pernah jadi dubes di Thailand,
Distributor Aktual
Pantura Jateng
S
aya seorang mahasiswa di Tegal, saat
ke Jakarta menemui senior saya Bung
Karyono Wibowo di TIM sempat melihat
dan membaca 2-3 nomer majalah Aktual.
Saya tertarik. Menurut saya majalah
Aktual itu cukup punya potensi pasar yang
menarik, khususnya bagi generasi muda.
Saya dengar dari bung Karyono dan
juga dari senior yang lain Bung Yoedha,
majalah Aktual bisa dibeli di TB Grmedia.
Namun saya tertarik untuk menjadi
distributor Aktual bagi kawasan Pantura
Jateng, terutama di wilayah karesidenan
Tegal, yang relatif saya sangat faham dan
kuasai potensi pasarnya.
Bagiamana cara dan apa saja syarat
untuk menjadi distributor majalah Aktual
itu mohon penjelasan.
Andika Boylets
Tegal
6
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
dan non-resident Ambassador untuk
Cambodia. Pernah juga jadi Dubes
Luar Biasa & Plenipotentiary (nonresident) untuk Slovakia, Slovenia
and Croatia. Pernah jadi Direktur
Central Europe Department, MFA
Jerusalem, Director, Economic
Affairs Department 2; MFA
Jerusalem Director, Economic Affairs
Department 3; MFA Jerusalem
International Organizations
Department; MFA Jerusalem
Counselor, Delegation to UN in New
York North America Dept.
Bagaimana sikap resmi
Pemerintah Indonesia atas rapat
rahasia itu? Masak Komisi I DPR RI
juga berlagak pilon, tidak membahas
masalah ini.
Xaidi Xinnalexy
Jurnalis Freelance
d/a Saluba, Palmeriam,
Matraman Raya, Jakarta Timur
Kaki Hari
Yudi Latif
Chairman AKTUAL Network
Akar Fanatisme
F
anatisme tidak muncul tanpa akar. Ia
muncul akibat basis keadilan (hukum,
ekonomi, sosial dan budaya) terganggu
dan karena distorsi komunikasi. Keadilan
hukum terganggu ketika hak-hak sipil
dan politik warga tidak dilindungi dan
didiskriminasi.
Begitu negara gagal melindungi warga,
secara alamiah warga mencari perlindungan
dari sumber lain. Sumber alternatif
bisa berupa premanisme, koncoisme,
etnosentrisme, kelompok keagamaan eksklusif
dan seterusnya. Ketidakadilan ekonomi berperan
besar menyulut fanatisme. Demokrasi tak
melulu berkenaan dengan politik. Robert
Dahl dengan ‘demokrasi prosedural’-nya
memisahkan demokrasi sebagai ranah politik
dan ranah sosial. Demokrasi poliarkis yang
oleh disebut Amy Gutmann ‘demokrasi nonideal’ harus mampu memuaskan kebutuhan
pokok. Dan itu juga yang membuat Gutmann
menghubungkan demokrasi dengan
kesejahteraan.
Gutmann bisa jadi terinspirasi Alexis de
Toxqueville. Demokrasi bagi de Tocqueville
memiliki makna di luar politik, berupa
kesederajatan kondisi sosial ekonomi
ditambah semangat egalitarianisme dan
kehendak merdeka. Dari kesetaraan kondisi
ekonomi sosial, kata Tocqueville, muncul
kecenderungan membentuk perkumpulanperkumpulan. Di negara tempat warga berdiri sama
tinggi tanpa dibedakan berdasarkan silsilah,
warga membentuk banyak perkumpulan
guna mengasah kekuasaan mereka. Karena
terbentuk asosiasi-asosiasi itu, maka
timbul pemahaman dan rasa kesetaraan.
Perkumpulan ini lalu melindungi dan
melestarikan kesetaraan dengan mencegah
dominasi dan hegemoni oleh kelompok lain.
Perkumpulan, bagi Tocqueville, punya dua
fungsi dalam sistem politik egalitarian yaitu
sumber asal sekaligus penjaga demokrasi.
Sehingga, tanpa kesederajatan kondisi sosial
ekonomi, yang ada hanya demokrasi yang
timpang.
Fanatisme berkembang subur saat
berhadapan dengan ketimpangan ekonomipolitik. Ini terjadi akibat warisan aneka
diskriminasi kolonial maupun rezim otoriter
pascakolonial. Sumber ketimpangan sosial
ekonomi terbaru adalah konsekuensi dari
globalisasi dan penetrasi kapitalisme. Ketika tradisi negara kesejahteraan
belum bersemi, Indonesia malah bergeser ke
sistem politik demokratis yang ditumpangi
gelombang aspirasi neoliberal. Kebijakan
pro pasar dan penetrasi kapital di tengah
kecamuk korupsi, kepapaan pelaku ekonomi
lokal dan kelemahan regulasi negara, niscaya
meleluasakan peluang para ‘predator’ raksasa
bersimaharajalela memangsa pelaku ekonomi
kecil dan menengah. Ekspansi kepentingan
predator itu bukan hanya di dunia usaha,
bahkan menyusup pula ke perumusan
perundang-undangan, hingga proses
pemilihan pejabat pemerintah di daerah.
Globalisasi dan perluasan ekonomi
pasar bukan selalu kabar gembira. Bagi
masyarakat terbelakang, keduanya malah
berarti bencana. Globalisasi anak kandung
modernitas. Modernitas kelanjutan dari
proyek pencerahan yang belum tuntas. Proyek
Pencerahan yang mengandaikan kepercayaan
kepada prinsip-prinsip universal yang berlaku
dalam segala keunikan di situasi lintas sejarah
dan budaya..
Prinsip yang bertumpu atas dasar
universalitas itu acap tidak mewadahi semua
keinginan dan harapan warga dunia sehingga
malah melahirkan kekerasan. Kekerasan itu
respon balik dan gerakan protes sebagian
kalangan atas globalisasi terhadap tatanan;
politik, sosial, ekonomi, budaya, bahkan
agama. Globalisasi bagi sebagian masyarakat
lebih merupakan ancaman bukan peluang.
Peluang dan ancaman itu paradoks
dari globalisasi. Di satu sisi, banyak
mempermudah pemenuhan kebutuhan
manusia dan membuka peluang kompetisi
pada masa depan. Di sisi lain, juga mencipta
ketidakadilan distributif dan mencerabut
manusia dari akar eksistensinya.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
7
Kilas Nasional
Freeport-Newmont
Belum Setujui Renegosiasi
D
irjen Minerba KESDM R Sukhyar
menyebutkan sampai saat
ini sudah ada tujuh perusahaan
pemegang Kontrak Karya (KK) dan
15 perusahaan pemegang Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B) menyetujui enam
poin renegoisasi. Ironisnya, dua
perusahaan tambang asal Amerika
Serikat, Freeport dan Newmont, tidak
termasuk perusahaan yang menyetujui
enam poin renegosiasi tersebut.
“Ketujuh KK antara lain Tambang
Mas Sable, Tambang Mas Sangihe,
Mindoro Tiris Emas, Irama Mutiara
Mining, Iriana Mutiara Indeburg,
Woyla Aceh Minerals, dan Karimun
Granite,” kata Sukhyar sambil
menunjukan data, Kamis (30/1).
Sedangkan 15 PKP2B yang telah
sepakati seluruh poin renegoisasi ialah
Selo Argokencono Sakti, Banjar Intan
Mandiri, Dharma Puspita Mining,
Abadi Batu Bara Cemerlang, Mandiri
Inti Perkasa, Tanjung Alam Jaya, Batu
Alam Selaras, Ekasatya Yanatama,
Selo Argokendali, Barapramulya
Abadi, PD Baramarta, Kadya Caraka
Mulia, Jorong Barutama Grestom,
Trubaindo Coal Mining, dan Kartika
Selabumi Mining.
Sukhyar menjelaskan,
pembahasan enam poin renegoisasi
pada umumnya terkendala mengenai
besaran royalti dan luas wilayah. Hal
ini dikarenakan masih menunggu
revisi Peraturan Pemerintah No
9/2012 tentang Jenis dan Tarif atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
Sedangkan kendala luas wilayah
lantaran perusahaan pertambangan
mineral diberi batasan luas maksimal
25 ribu hektare (ha) namun bisa
melebihi ketentuan itu apabila
memiliki rencana jangka panjang.
Begitu pula luas wilayah bagi
perusahaan batubara maksimal 15
ribu ha tapi bisa melebihi ketentuan
tersebut apabila memiliki rencana
jangka panjang.
“Ada yang berubah dan ada
yang tidak. Kalau yang eksplorasi
enggak bisa kami kurangi. Kalau
yang produksi kami kurangi. Tapi
kalau produksinya dengan wilayah
kecil enggak dikurangi, nanti (kalau
dikurangi) mereka malah tidak bisa
produksi,” kata Sukhyar. / Arbie Marwan
Anggoro (Akhirnya) Tertangkap
T
ersangka kasus dugaan korupsi
Sistem Komunikasi Radio
Terpadu (SKRT) di Kementerian
Kehutanan, Anggoro Widjojo,
akhirnya tertangkap. Selama empat
tahun menjadi buronan, kakak
terpidana dugaan menghalangi
proses penyidikan, Anggodo Widjojo,
ini tertangkap di Cina, Kamis (30/1).
Anggoro sebelumnya ditetapkan
menjadi tersangka atas dugaan korupsi
SKRT oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) pada Juni 2009.
Anggoro menyuap anggota Komisi IV
8
DPR kala itu, Yusuf E Faishal.
Ketika itu, Anggoro kerap
mangkir dari pemeriksaan. Pejabat
Imigrasi menyatakan jika Anggoro
kabur sebelum dikenai status
pencegahan. Kasus SKRT adalah
pengembangan dari kasus dugaan
korupsi alih fungsi hutan lindung
menjadi Pelabuhan Tanjung Apiapi di Sumatera Selatan. Sejumlah
anggota Dewan sudah masuk bui
gara-gara kasus ini, diantaranya
Yusuf Erwin Faishal dan Al Amin
Nasution. / Nebby Mahbubirrahman
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Akil Mochtar
Salahkan Media
M
antan Ketua Mahkamah
Konstitusi (MK) Akil Mochtar
membantah ikut menerima uang
dalam memuluskan sengketa
Pilkada Palangkaraya. Akil pun
menyangkal pernah berurusan
dengan Sekjen Golkar Idrus Marham
dan fungsionaris Golkar Mahyudin.
“Itu tidak benar, itu fitnah. Saya
tidak pernah berhubungan dengan
sekretaris Golkar,” ujar Akil ketika
duduk sebagai saksi di Pengadilan
Tipikor, Jakarta, Kamis (30/1).
Akil pun menuding media masa
memberitakan hal yang tidak benar.
“Berita-berita di media, sangat
tidak benar. Saya baru mendengar
sekarang di persidangan, ada rumor
diserahkan ke saya. Mungkin saya
orang yang tidak bersih, tapi saya
bukan orang yang menggadaikan
kehormatan,” kata dia.
Mendengar hal itu, Hakim
Alexander kemudian menanyakan
soal istilah diskon dalam Pilkada
Palangkaraya yang disebut Akil
dalam SMS-nya kepada Chairun Nisa.
SMS Chairun Nisa kepada Akil yang
dimaksud berbunyi, “Palangkaraya 2
ton.” Namun, Akil menjawab, “itu kan
didiskon,” kata dia.
Akil mengakui menyebut
pengurusan Palangkaraya
‘didiskon’. Namun diskon yang
dimaksud bukan soal besaran
tarif melainkan kepentingan
masyarakat Palangkaraya. “Saya
jawab Palangkaraya diskon karena
kepentingan umat. Artinya diskon
tidak ada pembayaran,” kata Akil.
/ Novrizal Sikumbang
2 Perempuan
Indonesia
Dijual dan
Kerja Tanpa
Gaji di Malaysia
Adnan Buyung: KPK
Mesti Periksa Ibas
A
dnan Buyung
Nasution, salah
satu penasihat
hukum Anas
Urbaningrum,
menilai jika
layak dan sudah
seharusnya Edhie
Baskoro Yudhoyono
(Ibas) dimintai
keterangannya oleh
tim penyidik Komisi
Pemberantasan
Korupsi (KPK).
Pasalnya, nama putra bungsu
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono itu kerap disebut dalam
sejumlah sidang di Pengadilan
Negeri Tipikor. “Saya kira kalau
berpegang cara KPK, siapapun
disebut di sidang pengadilan,
dianggap terlibat, ya harusnya
dipanggil. Paling tidak untuk
menjernihkan masalah,” kata
Adnan, Rabu (29/1).
Advokat senior ini mengatakan,
KPK harus berani tegas. Kalau
memang Ibas tidak bersalah, maka
KPK harus bisa menjelaskan tidak
ada bukti yang kuat keterlibatan
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai
Demokrat tersebut. “Kalau tidak,
rumor atau gosip ini bisa berkembang
terus,” sarannya. / Novrizal Sikumbang
Demokrat Siap Berikan
Bantuan Hukum ke Sutan
P
artai Demokrat (PD) akan
memberikan bantuan hukum
kepada kadernya yang juga
Ketua Komisi VII DPR RI Sutan
Bhatoegana. Hal itu diungkapkan
oleh Wakil Ketua Umum PD
Nurhayati Ali Assegaf di Gedung DPR
RI, Jakarta, Kamis (30/1). “Tentu
kami akan memberikan bantuan
hukum kepada kader-kader Partai
Demokrat yang tersangkut masalah
hukum,” kata Nurhayati.
Dia menyebutkan, saat ini proses
hukum terhadap Sutan sedang
berlangsung. “Biarkan proses hukum
berlangsung. Kalau diminta, PD akan
berikan. Tapi sampai saat ini belum
ada permintaan dari Sutan,” kata
ketua Fraksi PD, ini.
Sebagaimana diketahui, Sutan
sudah dipanggil KPK. Bahkan
KPK mengeledah rumahnya dan
kantornya. Sutan, diduga meminta
THR kepada Ketua SKK Migas
nonaktif, Rudi Rubiandini. / Adi Adrian
S
ebanyak dua perempuan warga
negara Indonesia (WNI) ditipu
dan dijual kepada seorang tauke
pasar mini di Kepala Batas, Pulau
Pinang, Malaysia, dan dipekerjakan
tanpa digaji.
Kemalawati Abdul Rais (55) dan
saudaranya Salwani Abdullah Sani
(45) mengaku mereka dibeli tauke
tersebut dengan harga 13 ribu ringgit
(Rp 47 juta) sebelum disuruh bekerja
di pasar mini.
Menurut Salwani, mulanya
mereka diundang menghadiri
kenduri di Malaysia dan masuk ke
negara ini pada pertengahan 2013.
“Kami diberi tahu agen akan berada
di negara ini selama dua minggu,
tetapi kami dijual kepada tauke
dan disuruh bekerja di pasar mini
dekat sini,” katanya. “Kami hanya
diberi makan dan tempat tidur tanpa
dibayar gaji dan bekerja dari jam
tujuh pagi sampai sembilan malam
setiap hari.”
Selain bekerja di pasar mini,
Salwani juga dibawa ke rumah
majikannya untuk melakukan
pekerjaan rumah. Tidak tahan
dengan keadaan tersebut, Salwani
melarikan diri dari rumah majikan
pada Senin (27/1) ke Butterworth,
sebelum ia menghubungi kakak
iparnya. / Nur Lail
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
9
LENSA
AKTUAL
10
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Penangkapan Buronan
Anggoro Widjojo
Buronan KPK Anggoro Widjojo (kedua kiri) dikawal
petugas kepolisian memasuki ruang konperensi pers
di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (30/1) malam. KPK
bekerjasama dengan imigrasi dan pihak kepolisian RRC
berhasil menangkap tersangka Anggoro Widjojo di
Zhenzhen, RRC pada Rabu (29/1) yang menjadi buron
sejak tahun 2009 karena tersangkut kasus dugaan
korupsi proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu
(SKRT) di Kementerian Kehutanan.
Foto: ANTARA FOTO/ Widodo S. Jusuf
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
11
LENSA
AKTUAL
JELANG IMLEK VIHARA TERKENA
BANJIR
Suasana Vihara Amurva Bhumi yang terendam
banjir jelang perayaan Imlek tahun 2565, di kawasan
Karet, Jakarta, Rabu (29/1/2014). Hujan yang terjadi
sejak malam hingga pagi hari mengakibatkan banjir
yang hampir menggenangi seluruh vihara tersebut
diakibatkan intensitas hujan yang cukup tinggi dan
meluapnya Kali Krukut yang berada di belakang Vihara.
Foto: Aktual/ Tino Oktaviano
12
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
13
nasonal
Ada Pelajaran
dari Sinabung
Oleh: Nur Lail, Damai Oktafianus Mendrofa
S
ekitar 17.504 pulau menghias
negara bangsa ini. Ribuan
‘ratna’ itu terserak mulai
dari Sabang sampai Merauke.
Membentang dari Miangas sampai
Pulau Rote. Dengan posisi paling unik
yang pernah ada, negara bangsa ini
berada di pertemuan tiga lempeng,
yaitu lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik dan lempeng Indo-Australia
yang menjadi pusat pergerakan bumi
yang menghidupi puluhan negara dan
miliaran manusia.
Ratna mutu manikam itu
berada tepat di pusat pergerakan
bumi. Artinya, negara bangsa yang
menjadi salah satu ‘surga’ di bumi ini
menyimpan potensi bencana besar
yang mampu mengubah wajah bumi
ini. Letusan Gunung Krakatau dan
Gunung Tambora adalah catatan
sejarah yang tidak pernah dilupakan
14
dunia. Kedua letusan itu menjadi
catatan sejarah peradaban yang tidak
akan bisa dihapus manusia.
Sebuah catatan dari hasil
riset yang dilakukan tim peneliti
University of North Dakota, AS
mencatat bahwa nilai Volcanic
Explosivity Index (VEI) letusan
kedua gunung itu adalah yang
terbesar dalam sejarah peradaban
modern. Letusan Tambora saja
bahkan mampu menjadikan siang
menjadi malam karena asapnya
mampu menutup matahari.
The Guiness Book of Records juga
mencatat ledakan Krakatau mampu
melempar batu-batu apung dan abu
vulkanik dengan volume 18 kilometer
(km) kubik. Semburan debu
vulkanisnya bergerak sampai sejauh
80 km. Benda-benda keras yang
dilontarkan Karakatau berhamburan
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
ke udara dan ada yang jatuh di
Pulau Jawa dan Sumatera. Bahkan,
sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan,
Australia dan Selandia Baru. Data
lain, sebuah manuskrip Jawa Kuno
berjudul “Pustaka Raja Parwa” (416
M) menyebut letusan Krakatau-lah
yang memisahkan pulau Jawa dan
Sumatera.
Fenomena Sinabung
Memasuki 2014 ini, negara
bangsa ini mendapat beberapa isyarat
lagi. Early warning potensi bencana
dari beberapa gunung apinya (lihat
data). Terakhir adalah letusan
Gunung Sinabung.
Yang menarik, model letusan per
jam yang terjadi di Gunung Sinabung
ini, dalam waktu yang hampir
bersamaan, juga terjadi di enam
negara lain. Pada November 2013,
letusan terjadi lagi di Nishinoshima,
Jepang. Letusan-letusan tersebut
memunculkan sebuah pulau kecil
yang kemudian diberi nama Nijima.
Di Meksiko, sejak April sampai
Ulet Ifansasti/ Getty Images
‘Batuk’ Sinabung kelihatannya janjian dengan batuk
enam gunung api di enam negara yang berbeda
dalam rentang bulan dan waktu yang bersamaan.
Data Status Gunung Api
Di Atas Normal
G. Sinabung
G. Karangetang
G. Rokatenda
G. Lokon
G. Raung
G. Ibu
G. Lewotobi Perempuan
G.Ijen
G. Gamkonora
G. Soputan
G. Sangeangapi
G. Papandayan
G. Dieng
G. Seulewah Agam
G. Gamalama
G. Bromo
G. Semeru
G. Talang
G. Anak Krakatau
G. Marapi
G. Dukono
G. Kerinci
Awas
Siaga
Siaga
Siaga
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
Waspada
24-11-2013
03-09-2013
13-10-2012
24-07-2011
05-01-2014
10-12-2013
30-09-2013
26-08-2013
01-07-2013
14-06-2013
14-06-2013
06-06-2013
08-05-2013
03-01-2013
09-10-2012
03-10-2012
02-05-2012
08-02-2012
26-01-2012
03-08-2011
15-06-2008
09-09-2007
Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (www.vsi.esdm.go.id)
Desember 2013, Gunung Colima
terus menerus marah. Sampai
sekarang, gunung tersebut masih
dalam keadaan berbahaya. Di negara
tetangganya Guatemala, Gunung
Fuego juga mengeluarkan lava sejak
November 2013 lalu.
Di belahan bumi lain, cerita
letusan Gunung Yasur di Tanna
Island, Vanuatu juga mirip dengan
Sinabung meski dalam skala tidak
terlalu besar namun mampu
menghancurkan tanah ladang
disekitar gunung itu. Mirip dengan
Gunung Yasur, Gunung Etna di
Italia juga meletus. Tidak besar juga
namun mampu menghancurkan
sebagian besar kota Zafferana yang
kebetulan dekat dengan gunung
Etna.
Di negara tetangga, Filipina
secara bersamaan gunung Pinatubo
yang pernah meletus hebat pada
1991 lalu juga batuk lagi di akhir
penghujung 2013 lalu. ‘Batuk’
Sinabung kelihatannya janjian
dengan batuk enam gunung api di
enam negara yang berbeda dalam
rentang bulan dan waktu yang
bersamaan. Bagi pengamat gunung
berapi, ini adalah fenomena baru dan
belum ada penjelasan sevara ilmiah:
mengapa terjadi dalam waktu yang
bersamaan?
Bayangkan, efek satu letusan
gunung berapi saja sudah sangat
besar. Bagaimana kalau banyak
gunung berapi meletus dalam waktu
yang bersamaan? Lalu, bagaimana
kalau 17 gunung berapi di Indonesia
juga meletus secara bersamaan?
Jadi ingat kata penerima Nobel di
bidang Climate Change , Prof Richard
Alley. Ahli Geosciences dari Penn
State's College of Earth and Mineral
Sciences Amerika Serikat itu pernah
berkata seperti ini, “if volcanoes
communicated they could take over
the world”.
Jadi, sangat mungkin, pada
suatu waktu. Entah kapan. Semua
gunung berapi di dunia melakukan
‘komunikasi’ dengan bahasanya
sendiri. Mereka janjian untuk sakit,
batuk, mengeluarkan lava, debu
dan gas beracun yang mematikan.
Mungkin saat itu peradaban manusia
akan hancur. Bumi akan hancur.
Tidak ada salahnya menarik
pelajaran dari Sinabung. Bahwa salah
satu gunung berapi milik negara
bangsa ini ternyata ‘berkomunikasi’
dengan gunung berapi yang ada di
enam negara lain. Mereka batuk
bersama dan muntah lava bersama.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
15
nasional TEKNOLOGI DAN STRATEGI MILITER
Ketika Garuda
Lebih Kuat
dari Kanguru
Para ahli strategi Australia memprediksi, beberapa tahun
mendatang Indonesia akan tumbuh menjadi lebih kuat dari
Australia. Maka perlu penilaian ulang, sejauh mana kebangkitan
Indonesia sebagai kekuatan militer berdampak pada Australia.
aktual/ istimewa
Oleh: Satrio Arismunandar
J
ajaran Tentara Nasional
Indonesia (TNI) Angkatan
Laut, memasuki tahun ini boleh
berbesar hati. Hal itu karena berbagai
alat utama sistem persenjataan
(alutsista) baru dan canggih akan
mulai berdatangan dan melengkapi
kekuatan TNI-AL.
Kepala Staf TNI-AL (Kasal)
Laksamana TNI Dr Marsetio pada
23 Januari 2014 mengatakan, untuk
menuju World Class Navy (angkatan
laut kelas dunia) salah satunya
dibutuhkan komponen kekuatan
pertahanan yang besar.
Apalagi mengingat Indonesia
adalah negara maritim terbesar di
dunia. Maka pada 2014 ini, TNIAL sedang terfokus pada proses
pengadaan alutsista yang proses
pembangunannya disesuaikan
dengan Undang-Undang Industri
Pertahanan Indonesia.
16
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
“Ke depan, secara bertahap
kita akan bangun alutsista di
negeri kita sendiri, sehingga hal ini
membangkitkan dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi industri
pertahanan negara kita,” ujar
Marsetio.
TNI-AL telah memesan tiga kapal
selam, di mana dua kapal selam
sedang dibangun di Korea Selatan
dan satu kapal dibangun di PT PAL
Surabaya. Selain itu, dua kapal
Perusak Kawal Rudal jenis Frigate
105 meter, serta tiga fregat jenis
Multi Role Light Frigate (MRLF) dari
Inggris. Dua MRLF ini akan tiba pada
April dan September 2014.
TNI-AL juga memesan dua kapal
hidrografi dari Prancis, serta kapal
latih pengganti KRI Dewaruci dengan
panjang 92 meter, yang nantinya
akan mampu menampung sekitar
200 Kadet Akademi Angkatan Laut
(AAL). Ditambah lagi, pembelian 11
helikopter antikapal selam.
Sedangkan dari
dalam negeri, TNIAL juga memesan
lagi 16 Kapal
Cepat Roket
(KCR) 60
meter dan 16
kapal KCR 40
meter. Semua
itu dibangun
dari berbagai
galangan
kapal dalam
negeri, yakni di Batam dan Banten.
TNI-AL kemudian memesan pula
Kapal Angkatan Laut (KAL)-28 dan
dua kapal perang jenis Landing Ship
Tank (LST).
Berbagai alutsista baru TNIAL ini hanya salah satu contoh
dari modernisasi TNI, yang
mulai menunjukkan tanda-tanda
menjanjikan bagi hadirnya TNI
yang lebih profesional dan lebih
berkemampuan.
Selain matra laut, matra darat
dan udara juga menunjukkan
perkembangan yang sama. Semua
proses modernisasi militer Indonesia
ini ternyata juga dicermati oleh
negara tetangga
di selatan,
Australia, yang
memiliki
kepentingan
strategis
dengan
posisi
Indonesia. Apalagi hubungan
Australia-Indonesia saat ini sedang
kurang akrab karena berbagai kasus.
Arti Penting
Perdebatan strategis di Australia
telah mulai mendiskusikan implikasiimplikasi potensial dari kehadiran
Indonesia yang jauh lebih kuat.
Perkembangan politik dan ekonomi
Indonesia, yang cukup mengesankan
dalam tahun-tahun terakhir, telah
memicu prediksi-prediksi bahwa
Indonesia akan menjadi salah satu
dari 10 ekonomi terbesar di dunia
pada 2030. Pada 2050, Indonesia
bahkan disebut-sebut bisa menjadi
ekonomi nomor empat terbesar di
dunia, di belakang Cina, Amerika,
dan India.
Memang, berbagai prediksi
jangka panjang semacam itu harus
disikapi secara hati-hati, jangan
ditelan mentah-mentah begitu saja.
Tetapi memang ada kemungkinan
besar bahwa dalam beberapa tahun
mendatang Indonesia akan menjadi
lebih kuat, relatif
dibandingkan
Australia.
Buku Putih
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
17
Pertahanan (Defence White Paper)
Australia 2013 sudah meramalkan
hal itu.
Di situ dikatakan: “Arti penting
Indonesia bagi Australia akan
tumbuh, pada saat mana pengaruh
signifikan Indonesia di tingkat
regional akan menjadi global.
Keberhasilan Indonesia sebagai
demokrasi dan pertumbuhan
ekonominya akan membuat ia
muncul sebagai salah satu dari
kekuatan-kekuatan ekonomi dunia.”
Sebagai konsekuensi dari berbagai
prediksi strategis itu, pemerintah
Australia di bawah Perdana Menteri
Tony Abbott telah menjadikan
hubungan dengan Indonesia sebagai
prioritas kebijakan luar negeri
utama. Abbott bahkan mengatakan,
hubungan dengan Indonesia adalah
“hubungan tunggal terpenting”
Australia.
Dalam kaitan itu, salah satu
bidang kritis yang dicermati Australia
18
adalah hubungan pertahanan masa
depan dengan Jakarta. Indonesia
merencanakan modernisasi TNI
sampai 10 hingga 15 tahun ke
depan, termasuk melalui investasi
di berbagai alutsista. Alutsista itu
meliputi rudal anti-kapal, kapal
perang baru, kapal selam, dan
pesawat tempur.
Rencana Strategis
Rencana Pertahanan Strategis
2010 Indonesia telah merumuskan
tujuan pengembangan kekuatan
esensial minimum (MEF, Minimum
Essential Force) pada 2024. Unsurunsur kunci dari MEF termasuk
pengembangan angkatan laut
‘perairan-hijau’ (green-water
navy); peningkatan dan pembaruan
kapabilitas tempur udara; kekuatan
darat yang lebih mobil dan lincah;
serta pengembangan basis industri
pertahanan dalam negeri yang lebih
layak.
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Dalam perspektif Australia, MEF
Indonesia sangat ambisius, karena
meliputi jajaran 274 kapal perang,
10 skuadron pesawat tempur, dan 12
kapal selam baru bertenaga diesellistrik. Indonesia sebetulnya bukan
baru sekarang saja punya ambisi
besar semacam itu. Namun kali ini,
kemampuan sumberdaya Indonesia
sudah lebih baik dibandingkan masa
lalu, sehingga jarak antara cita-cita
ke perwujudan realitas juga menjadi
lebih dekat.
Indonesia diperkirakan akan
menjadi kekuatan maritim utama,
dengan kapasitas untuk melindungi
kawasan maritimnya dari gangguan
atau penyusupan musuh. Dengan
kemampuan maritim yang demikian,
secara tak langsung Indonesia juga
akan melindungi Australia.
Indonesia yang demokratis dan
secara militer lebih berwawasan ke
luar (outward-looking) menjadi
kepentingan strategis Australia,
aktual/ istimewa
nasional TEKNOLOGI DAN STRATEGI MILITER
aktual/ istimewa
kemampuan. Jumlah personel militer
aktif Indonesia pada 2013 sekitar 460
ribu, sedangkan Australia cuma 47
ribu.
Skenario kedua, berlandaskan
pada pengalaman menghadapi
serangan udara Jepang pada
Perang Dunia II. Pada skenario
kedua ini, dipertimbangkan
kemungkinan kepulauan Indonesia
kembali menjadi kawasan yang
pertahanannya lemah, sehingga
bisa dieksploitasi oleh agresor dari
dataran benua Asia untuk menyerang
Australia.
karena hal itu akan memberi
kedalaman strategis (strategic depth)
yang lebih besar di tengah berbagai
pergeseran kekuatan di Asia.
Sebagai konsekuensinya,
pimpinan angkatan bersenjata
Australia atau ADF (Australian
Defence Force) Jenderal David
Hurley telah menunjukkan adanya
peluang pembentukan ‘kemitraan
strategis’ sejati antara kedua negara,
di mana kemungkinan terjadinya
konflik bersenjata tampaknya tidak
ada. Ini bisa menjadi kabar baik bagi
Australia.
Mengingat faktor kedekatan
geografis dan hubungan yang
kadang-kadang berkonflik dengan
Indonesia, perencanaan pertahanan
Australia sejak 1950-an sudah
memperhitungkan dua kemungkinan
skenario terburuk. Skenario pertama,
memandang Indonesia sebagai
ancaman militer langsung.
Namun terdapat ‘asimetri ganda’
yang membuat hal itu tampaknya
tak akan terjadi. Indonesia tidak
menghadapi ancaman eksistensial
dari ADF, yang jumlah pasukannya
jauh lebih kecil, tapi secara teknologi
lebih unggul. Sedangkan Australia
juga tidak menghadapi ancaman
dari Indonesia, yang punya pasukan
lebih besar tetapi kurang punya
Kebangkitan Kekuatan
Militer
Oleh karena itu, dari perspektif
Australia, perkembangan politik
dan ekonomi Indonesia akhir-akhir
ini membutuhkan penilaian ulang
tentang kebangkitannya sebagai
kekuatan militer, serta kemungkinan
implikasinya pada Australia.
Ada tiga isu utama yang
terkait. Pertama, sejauh mana
terjadinya pergeseran keseimbangan
kapabilitas antara TNI dan ADF.
Kedua, sejauh mana TNI akan
memperkuat kapasitasnya, untuk
mempertahankan kepulauan
Indonesia dan berkontribusi
pada keamanan regional. Ketiga,
implikasi pergeseran relatif dalam
kekuatan militer Indonesia terhadap
hubungan pertahanan AustraliaIndonesia.
Menurut analis Australia,
modernisasi TNI saat ini masih
menderita kelemahan lama dalam
hal kebijakan pertahanan. Misalnya,
perencanaan strategis dan pembelian
alutsista yang tidak utuh (koheren);
dokrin pertahanan yang sudah
ketinggalan zaman; pendanaan yang
tidak memadai, dan ketidakmampuan
dalam pemeliharaan peralatan
militer.
Maka untuk jangka dekat, ahli
strategi Australia menyimpulkan,
ADF masih tetap akan memiliki
“keunggulan kapabilitas” terhadap
TNI. Sedangkan kapabilitas proyeksi
kekuatan TNI, karena berbagai
kendala yang dihadapi, dinilai masih
akan bersifat terbatas.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
19
laporan utama
Perlukah Partai
Politik Islam?
Partai politik Islam harus
melakukan perjuangan politik
dengan cara mengintegrasikan
kebenaran dengan legalitas.
Oleh: Dhia Prekasha Yoedha
M
asalah kemiskinan dan
keterbelakangan yang
sejak lama membelit umat,
mendorong para pemimpin Islam
di Indonesia sejak semasa kolonial
berusaha menemukan jalan ke luar.
Upaya mengatasi keterkungkungan
umat akibat kebijakan diskriminatif
kolonial, sudah bisa diatasi
bersama bangsa ini dengan cara
memerdekakan diri sebagai negara
bangsa yang berdaulat.
Dengan kemerdekaan,
berarti peluang bagi umat Islam
mengembangkan diri seharusnya juga
terbuka luas. Tapi nyaris 70 tahun
kemerdekaan ini dijalani, ternyata
keterbelakangan maupun kemiskinan
masih juga membelenggu umat Islam
Indonesia. Baik berupa ketertinggalan
dalam pendidikan, bidang pekerjaan
yang kurang menguntungkan secara
materil, skor kualitas hidup fisik
yang rendah, maupun status
sosial ekonomi yang juga
lemah.
20
Kondisi itu yang sejak awal
menyadarkan para pemimpin dan
aktivis Muslim, bahwa perbaikan
kondisi yang memprihatinkan itu
memerlukan perjuangan politik.
Dalam arti berurusan dengan upaya
memperoleh kekuasaan. Politik
sebagai salah satu cara untuk
mempengaruhi tindakan dan pikiran
orang lain maupun mempengaruhi
proses pembuatan kebijakan publik,
maka mau tak mau, kekuasaan politik
dinilai sangat penting.
Perjuangan politik, mau tak mau
juga membutuhkan alat perjuangan.
Dan itu berarti partai politik. Karena
apapun tujuan akhir yang hendak
diperjuangkan, setiap aktivis harus
terlebih dahulu bisa mencapai
tujuan antara, yaitu beroleh
kemampuan mempengaruhi
orang dan proses kebijakan.
Dan itu berarti, harus memiliki
otoritas dan legalitas. Citacita seperti niat mengurangi
kemiskinan rakyat pasti
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
memerlukan kemampuan
mempengaruhi proses kebijakan
publik.
Dalam hal ini, mengingat
proses demokrasi dan kesepakatan
bersama bahwa demokrasi adalah
jalan terbaik, dan partai politik
adalah salah satu sarananya, maka
pengertian dakwah secara agama
pun harus dimaknai ulang. Kita
selaku pendamba kebajikan memang
bebas berdakwah, tapi para pelaku
kemungkaran juga bebas melakukan
kemungkaran, sesuai prinsip
demokrasi. Karena yang berlaku di
dalam konteks
demokrasi,
bukan soal
hukum benar
atau salah. Tetapi, hukum legalitas.
Sesuatu itu harus legal, walaupun
salah. Sesuatu yang benar, tapi
tidak legal adalah salah. Begitulah
aturan main demokrasi. Karena itu,
masyarakat demokrasi cenderung
bersifat eufimistis, longgar, dan tidak
mengikat. Itulah penjelasan dari
Presiden Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) Anis Matta.
Cita-cita Partai Politik
Islam
Yang harus dilakukan dalam
konteks perjuangan politik, khususnya
perjuangan partai politik Islam
adalah bagaimana mengintegrasikan
kebenaran dengan legalitas. Bagaimana
membuat sesuatu yang salah dalam
pandangan agama, juga menjadi tidak
legal dalam pandangan hukum positif.
Karena secara terbalik itu pula logika
mekanisme yang dilakukan para pelaku
kejahatan.
Karena itu, penetrasi kekuasaan
dalam negara demokrasi harus
dilakukan dengan urutan-urutan
seperti ini. Pertama, memenangkan
wacana publik agar opini publik
berpihak kepada kita. Kemenangan
wacana ini penting sebagai
kemenangan pertama yang
mengawali kemenangan-kemenangan
selanjutnya. Kedua
rumuskan wacana itu ke dalam draf
hukum guna dimenangkan dalam
wacana legislasi melalui lembaga
legislatif. Kemenangan legislasi
ini menjadi legitimasi bagi negara
untuk mengeksekusinya. Ketiga,
pastikan bahwa para eksekutif
pemerintah selalu melaksanakan dan
menerapkan hukum tersebut.
Jadi, itulah tiga pusat kekuasaan
dalam negara demokrasi : wacana
publik, legislasi, dan eksekusi. Hanya
dengan memahami mekanisme kerja
seperti itu, pengertian dakwah dalam
arti terus bekerja di era demokrasi
bisa dimenangkan oleh para aktivis
partai Islam. Ada kebebasan yang kita
nikmati bersama. Tapi, juga tersedia
‘cara tersendiri’ untuk
mematikan kemungkaran dan
melakukan penetrasi kekuasaan.
Anggaplah ini sebuah seni yang harus
dikuasai para politisi dakwah.
Hanya dengan kemampuan
memahami tiga pusat kekuasaan
negara demokrasi itulah, umat Islam
yang pada masa lampau semasa
kolonial mampu bersatu padu sehati
memperjuangkan kemerdekaan, akan
bisa bangkit kembali. Terutama guna
mengatasi masalah kelemahan umat
Islam hari ini, yang justru terjebak
mengisi kemerdekaan dengan
perpecahan antargolongan dan
konflik kepentingan.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
21
Dinamika Partai Islam
Meski organisasi Islam yang bergerak di ranah politik
telah ada sejak masa kolonial Belanda dan Jepang, namun
mengkategorikan organisasi itu sebagai partai politik Islam
mungkin kurang pas.
Oleh: Dhia Prekasha Yoedha
S
emasa kolonial Belanda, Islam
merupakan kata pemersatu bagi
orang Indonesia, bukan saja saat
berhadapan dengan kolonialis, tetapi
juga dengan pedagang Timur Asing,
khususnya Tionghoa. Pembentukan
Sarekat Dagang Islam (SDI tahun
1911, kemudian Sarekat Islam, SI
tahun 1912) semula ditujukan untuk
menghadapi pedagang Tionghoa di
Solo. Kala itu kecepatan persebaran
SDI/SI ke seluruh penjuru Tanah Air,
sehingga mampu merekrut berbagai
lapis penduduk dari bawah sampai
atas, ternyata akibat solidaritas
perasaan seagama, bukan karena
sentimen anti Tionghoa.
Fakta sejarah dalam ranah
politik menunjukkan kalangan
Islam tak berhasil bersatu. Bahkan
pola pemetaan umat Islam ke
dalam dua kelompok, tradisionalis
dan modernis, malah semakin
berkembang terutama sejak era Orde
Baru. Di ranah politik, kalangan
tradisionalis praktis belum menjadi
aktor penting. Sehingga, kalangan
22
pembaharu yang justru lebih kerap
terlibat berpolitik. Tak heran, jika
perbedaan dalam politik semasa
kolonial pun, bukan terjadi di
antara kalangan modernis dengan
kalangan tradisionalis. Tapi, malah
di antara sesama kalangan modernis.
Dan perbedaan itu lazim lebih
sebagai akibat pertimbangan politik
katimbang pertimbangan agama.
Di ranah sosial, partai-partai
Islam terbukti dapat bekerjasama
dengan organisasi sosial Islam dalam
federasi MIAI (Majelis Islam A’la
Indonesia) yang didirikan pada 1935.
Namun di ranah politik, masingmasing partai Islam malah terlihat
bergerak sendiri-sendiri. Ketika
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
didirikan pada 1939, PSII (Partai
Syarekat Islam Indonesia) hanya
bersedia bergabung di dalam GAPI
setelah mendapat jaminan bahwa
kelompok Salim (anggota PSII yang
sudah dipecat) tidak akan diajak.
Sebaliknya Komite Kebenaran
dari Kartosuwiryo malah memilih
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
bergerak di luar GAPI dan MIAI.
Semasa pendudukan Jepang,
MIAI didirikan lagi di Jakarta pada
5 September 1942. Federasi ini lalu
diubah jadi Majlis Syura Muslimin
Indonesia (Masyumi) akhir 1943.
Namun baik MIAI maupun Masyumi
semasa jepang ini, tidak mencakup
organisasi-organisasi Islam di Luar
Jawa akibat pemisahan administrasi
pemerintahan semasa itu. Anggota
MIAI di Jawa pun terbatas pada
organisasi-organisasi Islam yang diakui.
Perkembangan yang menarik
semasa itu ialah peluang yang
diberikan Jepang terhadap ulama
untuk berkiprah dalam politik. Jepang
juga mendirikan kantor administrasi
agama yang berusaha memfasilitasi
semua kegiatan tentang Islam. Sejak
itu, ulama mulai tertarik bekerja di
kantor pemerintahan (pusat dan
daerah). Imbas negatif politik agama
Jepang ini adalah menyusutnya jumlah
ulama yang memusatkan perhatian
pada usaha menjaga keperluan rohani
umat, akibat kepindahan kegiatan
mereka ke kota-kota.
Kelahiran Partai Politik
Islam
Meski organisasi Islam yang
bergerak di ranah politik telah ada
sejak masa kolonial Belanda dan
Jepang, namun mengkategorikan
organisasi itu sebagai partai politik
Islam mungkin kurang pas. Baru
sejak 3 Oktober 1945 setelah
kemerdekaan, saat pemerintah
menyeru rakyat mendirikan partai,
maka lahirlah sejumlah partai
Islam. Semula kalangan Islam
menyesalkan seruan itu karena saat
itu dinilai bukan waktu yang tepat
untuk berpartai. Sebab para ulama
menilai saat itu yang dikehendaki
justru persatuan rakyat. Pendirian
partai-partai, malah bisa memecah
belah rakyat. Ulama akhirnya bisa
menerima dalih pemerintah, bahwa
dengan berdirinya partai-partai maka
berbagai aliran dalam masyarakat
pun tersalurkan dan bisa dimuarakan
bagi kepentingan nasional. Karena
itu umat Islam wajib mengorganisasi
diri dalam satu wadah guna
memenuhi tugas politik mereka.
aktual/ istimewa
laporan utama
Masyumi
A
pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI). Sebaliknya Sukarno dianggap Masyumi
cenderung menegakkan kediktatoran dan memberi angin
bagi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Setelah pimpinan anggota-anggota Istimewa
bermusyawarah dengan pimpinan Partai Masyumi 8
September 1959, maka dilepaslah ikatan antara anggota
istimewa dengan Masyumi. Kebijakan ini ditempuh demi
menjaga kelancaran kegiatan setiap organisasi, apabila
Masyumi mendapat kendala opersional. Terbukti, pada
1960 Masyumi terpaksa dibubarkan oleh perintah Sukarno.
PERTI
P
aktual/ istimewa
lhasil lahirlah Masyumi berdasarkan Muktamar
Islam di Yogyakarta 7–8 November 1945 yang
dihadiri oleh hampir semua tokoh organisasi Islam.
Muktamar memutuskan mendirikan Majelis Syura pusat
bagi umat Islam Indonesia (Masyumi) yang dianggap
sebagai satu-satunya partai politik bagi umat Islam.
Awalnya hanya empat organisasi yang jadi anggota
istimewa Masyumi: Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama
(NU), Perikatan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam.
Muhammadiyah tergolong pembaru (modernis)
sedang NU tradisional. Dua organisasi lainnya
bersifat tradisional dalam soal-soal agama, tetapi
cenderung bersikap modern dalam soal dunia sehingga
memudahkan mereka bekerja sama dengan kalangan
modernis. Tahun 1951 kedua organisasi ini berfusi
menjadi Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).
Organisasi-organisasi Islam bergabung dengan
Masyumi segera setelah mereka didirikan kembali. Di
Jawa, Persatuan Islam (PI, Bandung) bergabung pada
1948, Al-Irsyad pada 1950. Lalu dua organisasi dari
Sumatera, al-Jamiatul Washliyah dan al-Ittihadiyah
juga jadi anggota Masyumi, setelah hubungan antara
Yogyakarta dan Sumatera Utara secara politis pulih.
Namun akhirnya semua anggota istimewa Masyumi
itu putus hubungan dengan Partai Masyumi ini,
ketika terjadi puncak perpecahan di antara Sukarno
dan Masyumi. Terutama saat Sukarno tidak percaya
pada Masyumi, dan sebaliknya Masyumi pun begitu.
Masyumi dinilai Presiden pada 1958 bersimpati terhadap
artai Politik Perti berasal dari organisasi tradisional
Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Bukittinggi. Perti
didirikan 20 Mei 1930 di suatu Pesantren di Candung dekat
Bukittinggi, sebagai benteng golongan tradisionalis terkenal
di Minangkabau menghadapi penyebaran gerakan modern.
Semasa Jepang, Perti terlibat aktif di ranah pendidikan
dan sosial. Pada 1944, Perti bergabung ke Majelis Islam
Tinggi (MIT) di Bukittinggi, organisasi Islam di seluruh
Sumatera yang diketuai Syekh Muhammad Djamil Djambek.
Berkenaan dengan seruan agar rakyat membentuk partai
politik, Perti memutuskan untuk mengubah organisasi mereka
menjadi partai politik. Keputusan pada 22 November 1945 ini
diperkuat dengan kongres Bukittinggi 22–24 Desember 1945.
Alasan Perti beralih jadi partai, karena: pertama, Perti
tak cocok lagi berada dalam MIT (yang juga berubah
menjadi partai politik) maupun dengan Masyumi (sebagai
transformasi dari MIT) yang dinilai Perti didominasi
kalangan modernis yang kurang memperhatikan perasaan
dan aspirasi kalangan tradisional di daerah. Kedua,
pemimpin Perti cepat melihat pentingnya politik dalam
mempertahankan faham agama mereka. Ihwal ini diyakini
mereka lebih mudah dilakukan dengan mengubah diri jadi
partai ketimbang berjuang dalam MIT dan Masyumi.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
23
laporan utama
Partai Syarikat
Islam Indonesia
Nahdlatul Ulama
P
artai Syarikat Islam Indonesia (PSII) acap
membanggakan diri sebagai partai tertua di
Indonesia, karena memang berasal dari Sarekat
Dagang Islam (SDI, 1911) dan Sarekat Islam (SI,
1912). Tapi sebab langsung PSII ini didirikan
kembali (meski semula mereka telah ikut
kebulatan tekad untuk menjadikan Masyumi
sebagai satu-satunya partai Islam, adalah isyarat
dari usaha Amir Syarifuddin selaku formatur
kabinet 1947 yang ingin melibatkan kalangan
Islam, tapi niat Amir ini ditolak Masyumi.
Rupanya kalangan PSII tergelitik ajakan Amir
dan mereka pun bersedia duduk dalam kabinet
yang bentukan Amir.
Begitu PSII berdiri pada 1947, pimpinan
PSII langsung mengumumkan PSII tak ada
hubungan atau ikatan lagi dengan Masyumi.
PSII masuk kabinet semata-mata berdasarkan
tanggungjawab PSII terhadap negara yang
dinilai tengah dirundung kegentingan sehingga
PSII merasa perlu menanggulangi.
24
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
rganisasi ini berdiri di Surabaya 31 Januari 1926 sebagai
upaya menahan laju paham pembaru dan mempertahankan
ajaran tradisional mazhab ahlussunnah waljamaah dari
rongrongan paham baru di tanah suci yang dikuasai golongan
Wahabi di bawah Raja Saudi, Abdul Aziz ibn Saud.
Sikap NU di ranah politik kentara tegas semasa revolusi. NU
memfatwakan mempertahankan Tanah Air dari serangan musuh
merupakan kewajiban tiap muslim. Pada 1949, begitu Belanda
terlihat makin kalah dan harus angkat kaki dari Indonesia, NU
pun memperlihatkan sikap kurang serasi dan menarik diri dari
Masyumi. Dalih NU adalah kekecewaan akibat ulah sepihak
pimpinan Masyumi sejak kongres di Yogjakarta akhir 1949
yang mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
sehingga posisi majelis Syuro sebagai forum penting para ulama
dan pemimpin ormas anggota Masyumi, tidak lagi dijadikan
badan legislatif di samping DPP. Akibat Majelis Syuro hanya
dijadikan badan penasihat, maka menurut NU, segala persoalan
hanya ditilih Masyumi dari pertimbangan politik semata dengan
tidak lagi memakai pedoman agama.
Namun bila ditelusuri lebih jauh, pengunduran diri NU itu
ternyata lebih terkait dengan perebutan jabatan menteri Agama
antara Muhammadiyah (modernis) dengan NU (tradisional).
NU ingin jabatan itu menjadi miliknya, tapi tidak disetujui
pimpinan Masyumi. Sehingga begitu jabatan itu jatuh ke tangan
Muhammadiyah, NU pun menarik diri dari Masyumi dan
mendirikan partai politik sendiri pada kongres di Palembang
akhir April 1952.
Pada pemilu 1955, NU sukses luar biasa menyabet menjadi
45 kursi dengan 18,4% suara, tepat di bawah Masyumi (20,9%),
Partai Nasional Indonesia (22,3%) dan berada di depan Partai
Komunis (16,4%). Padahal partai-partai Islam lain hanya
memperoleh kurang dari 3% suara.
Selanjutnya selama periode 1960 sampai 1965 kekuatan
Islam terlibat konfrontasi sengit menghadapi kekuatan PKI yang
sejak era Demokrasi Terpimpin semakin agresif mengusik lawan
politiknya, terutama kalangan Islam.
aktual/ istimewa
O
Partai Islam
Orde Baru
Dengan bergulirnya demokratisasi buah dari gerakan
Reformasi 1998 yang menumbangkan otoritarianisme
Orde Baru, muncul gelombang baru kelahiran partaipartai, termasuk juga partai partai Islam.
Oleh: Dhia Prekasha Yoedha
aktual/ istimewa
S
emasa awal Orde Baru,
kekuatan partai Islam terlihat
bangkit menata lagi posisi
mereka. Pada 1968 dan 1969 partaipartai Islam mensponsori program
‘hari peringatan Piagam Jakarta’ yang
diselenggarakan tiap tanggal 22 Juni.
Isu Piagam Jakarta kembali mampu
merapatkan barisan kekuatankekuatan Islam, baik NU maupun
Parmusi (Partai Muslimin Indonesia–
eks Masyumi), yang sempat retak saat
sebelumnya.
Namun niat para pemimpin
partai Islam merehabilitasi
Masyumi langsung luruh tatkala
Soeharto tanggal 6 Desember
1967 menolaknya. Berbagai usaha
yang ditempuh pemimipin umat
untuk mengkonsolidasi partai
Islam bukan hanya kandas, bahkan
malah ditekan balik elite Orde
Baru. Ini tentu memasgulkan para
aktivis politik Islam, mengingat
elite itu justru tokoh-tokoh yang
semula mereka dukung guna
menumbangkan Sukarno dan Orde
Lama. Kesenjangan harapan dengan
kenyataan itu lalu memperluas
konfrontasi kekuatan politik Islam
dengan negara selama dua dekade
pertama Orde Baru.
Padahal sebagai bagian dari
desain restrukturisasi politik, Orde
Baru menilai perlu melanjutkan
upaya pengendalian partai politik
melalui penyederhanaan
jumlah partai politik.
Penyederhanaan
dilakukan dengan
cara pengelompokan
(regrouping) kesepuluh
kontestan pemilu
menjadi tiga kelompok.
Pertama, kelompok
spritual-material. Kedua,
kelompok material
spritual, dan ketiga
kelompok karya.
Setelah sempat
terganjal akibat
penolakan dari Partai
Katolik Indonesia (PK)
dan Partai Kristen
Indonesia (Pakindo)
untuk masuk dalam
kelompok spiritual,
akhirnya pada 1970
disepakati dua koalisi di
DPR. Pertama, kelompok Nasionalis
yang merupakan gabungan dari
Partai Nasional Indonesia (PNI),
Ikatan Pendukung Kemerdekaan
Indonesia (IPKI), Murba, Parkindo,
Partai Katolik. Kedua, kelompok
spiritual yang terdiri dari NU,
Parmusi, PSII, dan Perti.
Melalui serangkaian perundingan
dan musyawarah, 5 Januari
1973 di Jakarta maka disepakati
pembentukan partai spiritual
dengan nama Partai Persatuan
Pembangunan. Dalam “konfederasi”
partai-partai Islam yang baru itu
terlihat ada kompromi maksimal dari
unsur-unsur yang berfusi, ditandai
dengan pengalokasian kekuasaan
partai berdasarkan perolehan suara
pemilu 1971.
Awal dekade 1980-an pun, Orde
Baru memaksa NU mengambil
opsi yang tegas antara oposisi
atau akomodasi. Melalui pidato
kenegaraan 16 Agustus 1982,
Jenderal Soeharto untuk pertama
kali menggagas penerapan Pancasila
sebagai satu-satunya azas bagi
seluruh kekuatan organisasi sosial
dan politik di Indonesia.
Muncul reaksi beragam dari
berbagai kalangan umat Islam
atas rencana itu. PB HMI semula
menolak, namun lalu melunak setelah
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
25
KAHMI yang dikontrol Nurkholis
Majid Cs mengimbau kongres HMI
tahun 1986 tidak berbenturan
dengan masyarakat dan pemerintah.
Muhammadiyah bersikap menunggu
hingga RUU Parpol dan Ormas
disahkan, dan hanya mengusulkan
penegasan bahwa ‘Pancasila
bukan Agama dan Agama tidak
dipancasilakan’. Sementara reaksi
penolakan muncul dari pemimpinpemimpin umat di kota-kota besar,
terutama di Jakarta. Tragedi Tanjung
Priok yang hingga kini belum tuntas
diselesaikan merupakan ekses
penolakan ini.
Di tengah meluasnya keraguan
dan penolakan sebagian umat
Islam, NU membuat kejutan
dengan menerima azas tunggal. Ada
beberapa hal yang melatarbelakangi
penerimaan NU ini. Pertama,
kemelut internal PPP di sekitar
pemilu 1982 telah merembet ke tubuh
NU hingga masing-masing fraksi
yang bertikai saling memperebutkan
dukungan pemerintah. Kedua,
muncul tantangan yang luas di
masyarakat terhadap rencana azas
tunggal, mengakibatkan kelompok
yang lebih dulu menerima, memiliki
bobot politis lebih besar. Ini berarti
merupakan kesempatan gerakan
‘pemikiran baru’ di NU untuk
26
memperoleh kepercayaan negara
kembali terhadap NU.
Alhasil, munas NU di Situbondo
mengambil keputusan strategis
tentang kembalinya NU sebagai
organisasi sosial yang berarti
melepaskan diri secara organisatoris
dengan PPP. Langkah yang kemudian
dikenal sebagai kembali ke Khittah
1926. Dengan diterimanya Pancasila
sebagai azas tunggal oleh partaipartai politik Islam, maka dapat
dikatakan parta-partai Islam sudah
tidak ada lagi sejak saat itu.
Fenomena Partai Islam
Reformasi
Dengan bergulirnya demokratisasi
buah dari gerakan Reformasi 1998
yang menumbangkan otoritarianisme
Orde Baru, muncul gelombang baru
kelahiran partai-partai, termasuk
juga partai partai Islam. Salah satu
isu menarik dalam perkembangan
Islam di Indonesia pasca reformasi
ialah kembali berkiprahnya partaipartai politik Islam dalam pemilihan
umum.
Ada dua macam partai yang
dapat disebut sebagai partai Islam.
Pertama, partai yang berazaskan
Islam, semisal Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), Partai Keadilan
(PK, yang kemudian menjadi
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Partai Keadilan Sejahtera, PKS),
Partai Bulan Bintang (PBB), dan
Partai Nahdatul Ummah (PNU
yang berubah jadi Partai Persatuan
Nahdatul Ummah Indonesia,
PPNUI). Kedua, partai yang tidak
mencantumkan Islam sebagai azas
tapi konstituen utamanya umat
Islam. Contoh Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) yang berkonstituen
warga NU, dan Partai Amanat
Nasional (PAN) dengan konstituen
utama warga Muhammadiyah.
Fenomena partai-partai politik
Islam ini menarik, mengingat
praktik politik selama Orde Baru
sangat didominasi pendekatan
represif termasuk pengawasan
ketat atas pergerakan dan partai
politik Islam. Fenomena dalam dua
pemilu terakhir (1999 dan 2004)
menunjukkan kehadiran semua
partai Islam itu ternyata bukan
hanya menjadi penggembira, tapi
juga menjadi pendulang suara yang
laik diperhitungkan. Dalam dua kali
pemilu itu, meski belum menjadi
pemenang, tapi kursi ketua MPR
selalu menjadi milik partai-partai
Islam.Pertama oleh Amin Rais dari
PAN dan kedua Hidayat Nurwahid
dari PKS.
Namun pada pemilu 2009,
terlihat perolehan suara partai Islam
aktual/ istimewa
laporan utama
tino oktaviano/ aktual
merosot. Bahkan PBB tersingkir dari
Senayan. Juga ketua MPR jatuh ke
kubu PDI Perjuangan, H M Taufik
Kiemas. Bagaimana hasil pemilu
2014 yang lima dari 12 pesertanya
adalah partai Islam, yang oleh
kalangan pengamat diperkirakan
akan mendepak dua lebih partai
Islam dari parliamentary threshold?
Keterdepakan itu semua tidak lepas
dari isu korupsi yang ikut membelit
partai-partai Islam. Sejumlah
pengamat malah memperkirakan
pemilu 2014 justru akan
membuktikan betapa partai yang
berazas agama baik Islam apalagi
Kristen dan Katolik akan cenderung
semakin tidak laku di Indonesia.
Parpol Islam dan Sukarno
Berkenaan dengan ini, menarik
disimak, bagaimana sikap partaipartai Islam berkenaan dengan
kekuasaan negara. Menjelang
Sukarno berkuasa utuh sebagai
Presiden Kepala Pemerintahan
dikenal peristiwa Dekrit Presiden
yang pada dasarnya ditentang
oleh partai-partai Islam saat itu.
Sukarno pada 5 juli 1959 resmi
mengeluarkan Dekrit Presiden yang
menyatakan pemberlakuan kembali
UUD 45 sebagai pengganti UUD
1950 yang dinyatakan telah habis
masa berlakunya. Melalui dekrit itu,
Sukarno selaku kepala negara juga
membubarkan majelis konstituante
karena dinilai tak mampu
merampungkan tugas, terutama
dalam menetapkan dasar negara,
apakah itu Pancasila atau Islam.
Dengan dekrit itu, berarti
era demokrasi parlementer pun
berakhir dan dimulailah suatu
tatanan politik baru yang disebut
Demokrasi Terpimpin. Era yang
memberikan konsentrasi kekuasaan
di tangan Presiden Sukarno.
Meski dekrit itu dikeluarkan
guna menembus kebuntuan
konstitusional, secara faktual
lebih menguntungkan kelompok
pendukung Pancasila ketimbang
kelompok Islam. Meski sampai pada
batas tertentu, tuntutan kelompok
Islam masih didengar, tapi setelah
dekrit itu praktis kelompok Islam
terpecah menjadi dua faksi. Faksi
Masyumi menilai sistem demokrasi
terpimpin sebagai otoriter dan
bentuk penyimpangan ajaran Islam.
Dan faksi kedua, NU, PSII dan
Perti yang tergabung dalam Liga
Muslimin menilai dukungan mereka
pada sistem demokrasi terpimpin
justru sebagai sikap realistik dan
pragmatik.
Pendekatan akomodatif partaipartai Islam atas sistem politik
demokrasi terpimpin, diakui oleh Dr
Syafi’i Ma’arif memang ditafsirkan
oleh sebagian pemimpin Islam
sebagai penyimpangan dari prinsipprinsip perjuangan dalam Islam.
Namun pemimpin muslim yang
turut dalam sistem itu berpendapat
partisipasi mereka bila dilihat dari
sisi pandangan politik, hanya suatu
sikap realistis dan pragmatis dalam
menghadapi sistem otoriter. Meski
demikian, yang pasti posisi politik
Islam selama periode (Sukarno)
relatif lemah (minoritas) kendati
pemeluk Islam di Indonesia adalah
mayoritas.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
27
laporan utama Wawancara IR MUHAMMAD ROMAHURMUZIY MT
28
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Partai Islam
Harus Bicara
Universalitas
Selama ini turunnya suara perolehan partai nasionalis hanya
berpindah antara sesama partai nasionalis. Tetapi turunnya partai Islam
itu berpindah ke Islam sebagian dan ke partai nasionalis sebagian.
tino oktaviano/ aktual
M
ungkin hanya
ini yang bisa
menjelaskan
mengapa pria
ini menjadi
salah satu
bintang
di partai Ka’bah. Bahwa gen dan
darah politik Islam sudah ada sejak
Muhammad Romahurmuziy lahir.
Ayah pria yang sering dipanggil
Gus Romi ini adalah KH Prof Dr
M Tolchah Mansoer, pendiri IPNU
(Ikatan Pelajar NU) dan pernah
menjadi Rois Syuriah PBNU 19841986. Ibunya, Dra Hj Umroh
Machfudzoh adalah pendiri IPPNU
(Ikatan Pelajar Putri NU) dan pernah
juga menjadi Ketua Umum PP Wanita
Persatuan 1993-1998.
Lahir di Sleman, 10 September
1974, Gus Romi adalah cucu mantan
Menteri Agama ketujuh RI, KH
Muhammad Wahib Wahab. Itu
artinya, dia adalah cicit pendiri
NU, KH Wahab Chasbullah. “Saya
memang lahir dari keluarga politik.
Darah politik sudah mengalir sejak
dalam kandungan,” katanya.
Sekjen DPP Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) periode 20112015 ini adalah salah satu politisi
muda yang mencorong yang dimiliki
PPP. Dia juga menjadi orang
penting di PPP untuk tetap menjaga
keterkaitan partai dengan NU.
Bincang lepas Aktual dengan
Gus Romi beberapa waktu lalu
membawa ke sebuah perbincangan
menarik soal strategi pemenangan
PPP di Pemilu 2014 nanti. Apa dan
bagaimana strategi PPP itu? Berikut
petikan wawancara Faizal Rizki
Arief dengan Ir Muhammad
Romahurmuziy MT.
suara ketika partai itu hanya
bicara keislaman sebagai platform
perjuangannya.
Namun ada beberapa
pengecualian. Partai Nahdhah di
Tunisia, Partai AKP (Adalet ve
Kalkınma Partisi) di Turki, dan
partainya Mursi di Mesir dan ada
beberapa partai lain ternyata tidak
mengalami penurunan. Ada alasan
partai tersebut meningkat perolehan
suaranya.
Apa yang dilakukan saat ini untuk
Pemilu 2014 nanti?
Apa alasan itu?
Sebelum menjawab itu, ada
sebuah cerita menarik. Sebulan
lalu, saya ikut sebuah diskusi dalam
acara peluncuran Jurnal Ma’arif
Institute. Burhanuddin Muhtadi
saat itu menyampaikan data hasil
sebuah penelitian soal pemilu, Cross
Country Study, sejak tahun 1970
sampai sekarang. Studi itu dilakukan
di 34 negara di mana mayoritas
penduduknya beragama Islam.
Indonesia termasuk di dalamnya.
Kesimpulan studi itu, hasil
perolehan suara pemilu hampir
semua partai Islam di negara tersebut
mengalami penurunan kecuali
beberapa saja yang tidak. Setelah
diteliti lebih jauh, ada pola idiomisasi
yang sama. Yaitu partai-partai
Islam yang mengalami penurunan
Begini. Setelah diteliti lebih dalam
lagi, ternyata itu menyangkut soal
style kampanyenya. Partai Islam yang
meningkat perolehan suaranya itu
tidak banyak lagi mengekspos Islam
tetapi dia menggunakan cara lain
untuk membela Islam.
Ketika Erdogan di Turki menang
misalnya, baru pada tahun kedelapan
pemerintahannya dia mengusulkan
untuk mencabut undang-undang
pelarangan jilbab. Itu pun dilakukan
bukan atas nama syariat Islam.
Namun atas nama kompatibilitas
yang dibutuhkan Turki jika ingin
diterima sebagai anggota Uni Eropa.
Perlu diingat, undang-undang
Parlemen Uni Eropa itu ada sebuah
persyaratan bahwa semua negara
anggota Uni Eropa harus menjamin
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
29
hak azasi manusia. Termasuk, salah
satunya, berekspresi dalam hal
mengenakan pakaian.
Artinya, melarang menggunakan
jilbab, melanggar HAM. Jadi
kalauTurki ingin diterima oleh Uni
Eropa, undang-undang ini harus
dicabut karena berlawanan dengan
HAM.
Artinya PPP ingin membuka diri
lebih jauh lagi?
Terus terang, diskusi itu memberi
saya resep bahwa PPP, bahwa partai
Islam, harus lebih banyak berbicara
tentang universalitas. Bahwa orang
tahu bahwa di sebuah partai Islam
tertentu adalah tempat sekelompok
santri ortodoks, tetapi ketika keluar
pesan dan komunikasi politiknya
bukan Islam lagi.
Namun, ada data lain yang cukup
menarik. Bahwa mulai 1999 sampai
2009 ada penurunan proporsi
perolehan partai berbasis Islam
di Indonesia. Pada 1999, proses
perolehan partai berbasis Islam
itu masih sekitar 39%. Pada 2004
sekitar 38%. Namun pada 2009 turun
sampai 30%. Hampir sebagian besar
30
survei menunjukkan hal serupa.
Sementara itu, di lain sisi, partai
nasionalis totalnya naik. Artinya,
selama ini turunnya suara perolehan
partai nasionalis hanya berpindah
antara sesama partai nasionalis.
Tetapi turunnya partai Islam itu
berpindah ke Islam sebagian dan ke
partai nasionalis sebagian.
Jadi kalau kita bicara soal naiknya
perolehan angka partai PKS pada
pemilu 2009 lalu, maka kita bicara
soal PKS memakan segmen suara
PPP, PKB dan PAN. Dan sebagian
lagi ada suara yang lari ke partai
Nasionalis yakni Demokrat.
Ini yang menjelaskan mengapa
Demokrat di Jawa Timur menjadi
pemenang dengan lebih dari 20
kursi sementara PKB hanya 13 PKB.
Padahal pada 2004 PKB masih 23
kursi di Jatim tapi kan jadi turun
habis, tinggal 13 kursi hari ini.
Apa yang akan dilakukan PPP
melihat fenomena itu?
Begini. Faktanya, suara partai
Islam mengalami defisit selama
tiga pemilu terakhir. Sementara
partai-partai nasionalis mengalami
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
surplus. Saya melihat ini masih erat
hubungannya dengan fakta bahwa di
Indonesia 68% tingkat pendidikan
rakyatnya masih di bawah SMP.
Bahasa politiknya, konstituen
kebanyakan masih belum mampu
memiliki kemampuan mendefinisikan
apa itu partai politik, partai Islam.
Apalagi memahami visi dan misinya.
Terlalu abstrak buat mereka.
Mereka butuh wasilah (perantara,
red). Wasilahnya siapa? Ya figur.
Figur itu menjadi rujukan, karena
lebih kasat mata, mudah diikuti, bisa
ditiru, jadi ini yang paling mudah
bagi rakyat.
Rakyat tidak tahu apa itu partai
kanan, partai kiri atau sebutan
lainnya. Mereka cenderung bersama
dengan orang terbanyak. Itu yang
menjelaskan kenapa sejak 1999
pemenang pemilu di Indonesia itu
tiga partai yang berbeda. Artinya,
yang menentukan kemenangan partai
politik di Indonesia adalah pemilih
tidak setia.
Idealnya, ini ada kaitannya
dengan desain kelembagaan
politik, di dalam sistem multi
partai sederhana seperti Amerika
tino oktaviano/ aktual
laporan utama Wawancara Hariman Siregar
seseorang yang datang belum lama ke
panggung politik nasional.
Berarti kehadiran figur seperti
Jokowi merubah seluruh skenario
politik partai?
Serikat, pemilih itu seperti lonceng
terbalik. Jadi ekstrim kanan dan kiri
semakin besar di tengah kosong. Ini
menjelaskan bahwa mengapa tidak
ada satu pun partai yang lahir lagi di
sana, partai yang ketiga setelah Partai
Demokrat dan Partai Republik.
Di AS, Anda bisa sangat mudah
mengidentifikasi konstituen. Jika di
halaman rumah seorang warga itu
ada seperangkat mainan anak-anak,
ada ayunan itu berarti rumah itu
adalah pendukung Partai Republik
yang sangat menghargai family
believe. Tapi kalau tidak ada, sangat
mungkin pemilik rumah itu adalah
pendukung Partai Demokrat.
tino oktaviano/ aktual
Berarti saat ini partai Islam
kesulitan mengindentifikasi
konstituennya?
Ya. Dulu, indentifikasi itu masih
mudah dilakukan. Calon PPP selalu
berkerudung. Tapi sekarang Golkar,
Demokrat, PDIP atau Gerindra
misanya juga ada yang berkerudung.
Begitu juga dengan begitu juga Gus
dan Kyai.
Namun ada data yang menarik
soal ini. Ada data dari survei LSI
terakhir. Survei itu dilakukan pada
1.200 responden. Sebanyak 400
responden tanpa treatment dan
800 responden dengan treatment.
Yang tanpa treament ditanya,
“Kalau pemilu dilakukan hari ini,
partai mana yang akan anda pilih?
” Kemudian keluar angka: PDI-P
21%. Setelah itu, mereka ditanya
lagi, “Kalau Jokowi dicalonkan oleh
PDI–P, partai mana yang akan anda
pilih? Angka PDI–P langsung melejit
ke angka 37%. Kemudian pertanyaan
ketiga dilontarkan, “Kalau Jokowi
diumumkan bukan menjadi calon
Presiden PDI–P sebelum pemilu
legislatif, partai mana yang akan
Anda pilih? Anehnya, angka PDI–P
langsung anjlok ke 14%.
Saya menarik kesimpulan
sementara bahwa berdasarkan
survei LSI itu bahwa desain intitusi
atau kelembagaan politik di negara
ini sudah rusak. Perjuangan partai
politik yang berdarah–darah untuk
melahirkan pemimpin-pemimpin
baru, menaikkan dan menjatuhkan
kekuasaan dan mengawal jalannya
republik itu ternyata nasibnya hanya
ditentukan naik turunnya oleh
Saya hanya ingin
mempertanyakan desain
kelembagaan politik saat ini.
Republik ini kan selalu terjebak
kepada figur. Yang seperti ini dan
seperti ini lagi. Seperti rakyat
kebanyakan yang ‘tersihir’ oleh citra
SBY pada tahun 2004–2009 lalu.
Memang saat itu, pada 2004, ada
energi kemarahan publik kepada
Mbak Mega, bukan karena kesukaan
orang kepada SBY. Fakta ini
tertangkap dari hasil putaran kedua,
karena angka perolehan SBY juga
kurang dari 60% pada tahun 2004.
Jadi masih 50: 50, dulu orang marah
sama Mbak Mega, tapi tahun 2009
naik 60% satu kali putaran.
Apalagi ada data survei yang
dilakukan LSI dari tahun 1999
sampai hari ini bahwa terjadi
penurunan soal identitas partai. Rasa
keterikatan pemilih dengan partai
politik itu turun terus angkanya.
Terakhir angkanya 10,6%. Artinya 10
dari 100 orang di Indonesia merasa
terikat dengan partai politik, yang
lain itu merasa nggak ada ikatan apaapa.
Ketika dibandingkan dengan
negara yang sudah mapan
demokrasinya, identitas partai itu
melekat dan sangat tinggi, 60–70%.
Sehingga seperti di Amerika,
kemenangan hanya ditentukan oleh
lima negara bagian yang tinggi angka
swing footers-nya, Ohayo, Indiana,
dan Florida. Sedangkan negara
bagian lainya terbagi oleh basis massa
Partai Republik dan Partai Demokrat.
Kalau di Indonesia, seluruhnya
swing kecuali Jawa Tengah. Jawa
Tengah up to this moment adalah
basis PNI murni. Jadi kalau mau
bahas soal identitas golongan, soal
identitas partai itu lebih pas di
Jateng. Kalau soal Jabar, mungkin
bicara soal PUI jauh lebih efektif
dibanding dengan PKS-nya.
Lalu, soal fenomena Jatim kenapa
tidak bisa diidentikkan lagi dengan
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
31
laporan utama Wawancara Hariman Siregar
besar. Musibah yang dialami oleh
sebuah kaum itu bisa saja bermanfaat
bagi kaum lainnya.
Artinya perebutan suara antar
partai Islam akan lebih seru nanti?
Pertarungan yang paling
keras sebenarnya adalah di soal
migrasi pemilih antara partai Islam
dibandingkan dengan menyeberang
ke partai non-Islam. Saya kira ini
menjadi penting untuk dianalisis soal
kenapa pertarungan antara PPP, PKB
di sebagian wilayah Pantura (Pantura
Jawa Tengah sampai Jawa Timur,
red) lebih keras dibandingkan
dengan lainya.
Di Jawa Barat, PPP adalah raja.
Kenapa? Karena semakin kuat keNU-annya (yang paling moderat,
red) tentu semakin kuat PKB-nya.
Itu di Jawa Timur, NU di Jatim ini
adalah NU kelas 1. NU kelas 2 ada di
Jawa Tengah. NU kelas 3 ada Jawa
Barat. NU kelas 4 ada luar Jawa.
Jawa Barat selama ini tidak
terhitung sebagai warga NU kelas 1.
Ketika ada dinamika internal NU
mendirikan PKB tahun 1998, Jawa
Barat relatif tidak diikutkan. Itulah
kunci mengapa meskipun tahun
1999 PKB tetap gempita di Jawa
Timur–Jawa Tengah. Di Jawa Barat
hanya dapat 1 kursi, PPP dapat tiga
belas kursi. Target kita ke 15 kursi,
itu mungkin terjadi karena dari 26
kabupaten kota, kita punya enam
kepala daerah semasa lima tahun dari
2009 sampai sekarang ini 2014.
Apa jawaban PPP atas realitasrealitas tadi ?
Ada dua langkah ke depan yang
harus dilakukan PPP. Pertama tentu
harus menggeser tema kita dari
partai kanan ke pertai tengah. Kalau
langkah dilakukan maka, ibarat
peribahasa, merindukan terbang
tinggi yang di tangan dilepaskan.
tino oktaviano/ aktual
NU meski Jatim adalah basis NU
terbesar. Saya melihat basis NU di
Jatim adalah NU moderat. Massa NU
yang kadar toleransinya paling tinggi
se Indonesia. Salah satu indikatornya
adalah Bu Nyai NU di Jatim hanya
cukup berkerudung. Coba lihat Bu
Nyai NU di Jawa Barat, jarang yang
berkerudung tapi berjilbab semua
dan panjang–panjang. Bahkan
sebelum hadirnya para ikhwan dari
PKS, yang namanya Bu Nyai Pondok
Cipasung di Jabar jilbabnya sudah
panjang. Ini tidak ditemukan di Jawa
Timur. Ini salah satu alasan mengapa
PKS diterima dan mendapat safety di
Jawa Barat.
Teori identitas golongan
menjelaskan bahwa lebih mungkin
Anda mengajak orang yang memiliki
kedekatan politik dengan Anda
untuk kembali bergabung daripada
mengajak orang yang tidak pernah
memiliki kedekatan politik dengan
Anda. Di sini peluang PPP sangat
32
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
tino oktaviano/ aktual
Massa dan parpol yang berada di
tengah akan memandang PPP dengan
penuh kecurigaan. Sementara di lain
sisi, massa ‘agamis’ yang ada di kanan
yang selama ini sudah ditinggalkan
oleh PAN, PKB dengan keterbukaan
dan yang semakin ditinggalkan oleh
PKS atau karena kecewa karena PKS
menyatakan partai yang terbuka dan
punya banyak skandal, maka pilihan
yang paling logis ada di PPP.
Saya kira, PPP tetap berada di
kanan dengan aktualisasi atau dengan
menggunakan idiom kampanye
lebih ke tengah. Kita tetap di kanan
tapi dengan bahasa yang semakin
ke tengah. Dan itu yang paling logis
kalau kita mau berbicara dalam
kategori kanan, kiri, atau tengah.
Nah, kalau kita bicara soal
identitas partai yang masih
dikalahkan oleh identitas figur dan
sampai hari ini banyak partai belum
mampu melepaskan diri dari itu.
Maka mencari figur yang memiliki
magnet elekteral tinggi adalah
jawaban untuk menjawab realitas itu.
Kalau sudah bicara figur, sangat
tidak mudah untuk melahirkan
lagi seorang Gus Dur atau Amin
Rais, butuh 30 tahun bangsa ini
memunculkan kedua orang itu. Nah
saat ini, Jokowi cukup dua tahun
saja. Kenapa? Ini soal balutan media
engineering.
Kita harus berbicara soal realitas.
Menurut Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) yang masyarakat bisa cepet
melek dan cepat diyakinkan sikap
politiknya lewat 86 persen dari acara
televisi, dari visual. Dan sisanya 14%
itu dari media cetak atau online.
Ketika kita berbicara 86% dari
televisi berarti kerja keras kader
partai politik tidak akan ada artinya,
turun kesana kemari kecil hasilnya.
Pak Surya (Suryadharma Ali, red)
berkali kali ke Jawa Timur, ketemu
itu, ini. Kontribusinya mungkin less
dari three persen. Namun yang 86%
itu disumbang oleh peran televisi dan
sisanya 10% lebih itu terbagi ada yang
media online ada yang cetak, radio
dan media elektronik lainnya.
Padahal kalau kita melakukan
pemetaan terhadap media
kepemilikan di Indonesia, seluruh
media ini kalau digrouping, (yang
tidak terlalu signifikan tidak
digrouping) itu ada 12 grup, dari 12
grup itu yang memiliki latar belakang
Islamis kalau kita kategorikan itu ada
1 yaitu Grup Mahakam. Itupun kalau
kita meyakini yang namanya Erik
Thohir itu pro partai Islam. Dan 11
yang lain itu tidak tahu apakah punya
latar belakang politik atau tidak.
Menurut sebuah tracking survei
tahun 2013 lalu menunjukkan partai
tertentu naik terutama yang memiliki
media dan terutama Hanura. Jadi bisa
dibayangkan bahwa di Indonesia ini
tokoh akhirnya dilahirkan oleh media
bukan dilahirkan oleh keadaan atau
ditempa oleh kenyataan tapi dilahirkan
oleh media. Nah ini yang bahaya untuk
demokrasi ke depan ketika media tidak
mampu menyajikan fakta tetapi dia
digunakan untuk membingkai dan
menyeleksi kenyataan.
Jadi ada dua faktor yang
membuat seseorang memilih partai
politik dalam bingkai realitas bahwa
kelembagaan politik saat ini tidak
maksimal. Pertama kontribusi
ideologi, dan kemudian yang kedua
itu figur nasional artinya kearifan
nasional. Kearifan nasional ini
akan bermain ketika kearifan lokal
absen, Kenapa ? Karena sentimen
emosionalnya tinggi.
Namun, saya melihat figur dan
kearifan lokal justru mampu melebihi
figur nasional. Saya contohkan
sebuah fenomena yang terjadi di
Situbondo. Ini yang saya selalu
sampaikan ke kader PPP di seluruh
Indonesia pada setiap pembekalan.
Tahun 1997, PPP punya 24 kursi
di Situbondo. Tahun 1998, PKB
berdiri dan semua berpindah ke PKB.
Akibatnya, pada tahun 1999, PPP
tidak mempunyai kursi sama sekali.
Pada 2003, Gus Fawaid
bertentangan dengan Gus Dur,
mufaraqah (pisah). Gus Fawaid
kemudian menjadi Ketua Majelis
Pertimbangan DPC PPP di Situbondo.
Apa yang terjadi, kursi PPP langsung
naik menjadi 12 kursi. Saya katakan,
ini tidak ada hubungannya dengan
figur nasional, karena di tingkat
nasional perolehan suara PPP dari
1999 ke 2003 kan turun.
PPP akan fokus di menjaring figur
lokal untuk menaikkan perolehan
suara?
Jadi begini. Figur lokal masih
memiliki kekuatan yang luar biasa.
Kalau mau diurut, figur ideologi, figur
lokal, figur nasional, dan baru politik
transaksional. Jadi empat itu yang
memberikan kontribusi mengapa
seseorang memilih partai. Nah.. PPP
akan kembali menghidupkan figur
kearifan lokal ini ke depan.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
33
politik
MK mengaku bukan hanya aspek konstitusi yang menjadi pertimbangan.
Salah satu pertimbanganya MK juga tidak ingin memberikan celah pra
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat Peraturan Pengganti
Undang-Undang (Perppu) yang menguntungkan SBY.
Oleh: Wahyu Romadhony
34
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
tino oktaviano/ aktual
Siasat MK enghadang
Laju Perppu SBY
tino oktaviano/ aktual
S
iang itu Kamis, 23 Januari
2014, sejumlah politisi
berkumpul di salah satu
ruangan Gedung Nusantara I DPR,
Senayan, Jakarta. Mereka gusar
dengan akan dibacakanya putusan
uji materil UU No 42/2008 tentang
Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden yang diajukan oleh Koalisi
Masyarakat Sipil untuk Pemilu
Serentak.
Salah satu kegusarannya
adalah tentang kemungkinan akan
digelarnya pemilu serentak tahun
2014."Siapa yang akan kita jadikan
calon presiden kalau semua partai
boleh mengusung capres dan
cawapres? Di waktu yang singkat ini
kita harus berpikir cepat," ujar elite
partai politik menengah yang enggan
disebut namanya kepada Aktual, hari
itu.
Seminggu sebelum dibacakan
putusan, suasana gedung
parlemen yang baru ditinggal
reses penghuninya memang
langsung memanas. Partai yang
elektabilitasnya rendah cenderung
mendukung dilangsungkanya pemilu
serentak. Perhitungan politiknya
dengan bisa mencalonkan presiden
dan wakil presiden, parpol kecil akan
terkatrol elektabilitasnya.
Sementara itu parpol besar
menolak wacana pemilu serentak.
Terlebih jadwal tahapan pemilu yang
berlangsung April mendatang sangat
mepet jika Mahkamah Konstitusi
(MK) memutuskan pemilu serentak.
“Kalau digelar tahun ini akan
menimbulkan kegaduhan politik,"
ujar Wakil Ketua DPR Pramono
Anung.
Kegusaran di Senayan baru
terjawab setelah Ketua MK Hamdan
Zoelva mengetok palu dengan
memutuskan pemilu serentak baru
akan laksanakan pada 2019. Salah
satu alasannya senada dengan
pendapat Pramono Anung.
“Hal demikian dapat
menyebabkan pelaksanaan pemilihan
umum pada tahun 2014 mengalami
kekacauan dan menimbulkan
ketidakpastian hukum yang
justru tidak dikehendaki karena
bertentangan dengan UUD 1945,”
ujar Hamdan Zoelva.
MK mengaku bukan hanya
aspek konstitusi yang menjadi
pertimbangan membuat keputusan
ini. Salah satu pertimbanganya
MK juga tidak ingin memberikan
celah pra Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) membuat
Peraturan Pengganti Undang-Undang
(Perppu) yang menguntungkan
SBY. Maklum SBY saat ini menjabat
sebagai Ketua Umum Partai
Demokrat (PD) yang elektabilitasnya
terus merosot dalam dua tahun
terakhir.
”Yang membuat Perppu itu
kan presiden sendiri, tanpa ada
pendapat DPR. Tanpa kita curiga,
ada kesempatan presiden membuat
Perppu yang menguntungkan
presiden,” kata Hakim Konstitusi
Harjono.
Perppu yang menjadi kewenangan
presiden memang akan bisa
diterbitkan jika MK memutuskan
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
35
politik
36
jawaban panitera. Pemohon sempat
mengirimkan surat pada Mei
2013 untuk menanyakan putusan
tersebut. MK kemudian menjawab
dalam Surat bernomor 100/PAN.
MK/5/2013 tersebut tertanggal 30
Mei 2013.
Dalam surat yang dikirimkan
oleh panitera Kasianur Sidauruk
itu, disebutkan bahwa pembacaan
putusan belum dapat dibacakan
karena masih tengah dibahas dalam
Rapat Permusyawaratan Hakim
(RPH). Padahal MK sudah memiliki
keputusan sejak Maret.
Ghazali geram dengan tindakan
MK ini. “Kami tidak mengatakan
ini kebohongan dari MK, bukan
MK sengaja bohong, tapi mereka
gugup, tapi kalau dengan cara yang
enak tidak masalah. Saya tidak
menganggap anda bohong, tapi
caranya yang tidak pas," ujarnya.
Sementara itu Ketua Mejelis
Syuro Partai Bulan Bintang (PBB)
Yusril Ihza Mahendra yang juga
mengajukan gugatan serupa menilai
MK ditekan oleh kekuatan politik
besar untuk menunda pembacaan
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Abdul Malik Haramain
putusan. Apalagi keputusan itu
diambil saat Akil Mochtar masih
menjabat sebagai salah seorang
hakim MK. “Mengapa putusan itu
baru dibaca sekarang ketika Pemilu
2014 sdh dekat. Atas dasar itu
dinyatakanlah putusan baru berlaku
untuk pemilu 2019," jelas Yusril
juga heran mengapa banyak pihak
tino oktaviano/ aktual - aktual/ istimewa (abdul malik)
pemilu serentak tahun ini. Seperti
saat SBY menerbitkan Perppu
tentang MK usai mantan Ketua MK
Akil Mochtar ditangkap oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Perppu yang ditentang mayoritas
hakim MK itu.
Namun putusan MK itu
tidak serta merta memuaskan
semua pihak. Terlebih sejumlah
kejanggalan ditemukan saat
pembacaan putusan. Khususnya
terkait dengan penundaan
pembacaan putusan yang molor
hingga delapan bulan.
MK sebenarnya sudah memiliki
keputusan tentang pemilu serentak
ini sejak 26 Maret 2013 silam.
Namun baru pada Januari MK bisa
membacakan hasil putusan itu.
Pemohon uji materi yang dipimpin
peneliti komunikasi politik dari
Universitas Indonesia (UI) Effendy
Ghazali kontan tidak puas dengan
tindakan MK ini.
Pasalnya dari korespondensi
antara pemohon dan panitera
MK, terungkap ketidaksingkronan
antara tanggal putusan dan
Pasal-pasal yang digugat
oleh Effendy Ghazali cs
dalam UU No 42/2008
tentang Pilpres
Pasal 3 ayat (5)
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan setelah pelaksanaan
pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD.
Pasal 12
Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dapat mengumumkan bakal
calon Presiden dan/atau bakal calon Wakil Presiden dalam kampanye
pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD.
tino oktaviano/ aktual
ahmad yani
mencurigai dirinya baru mengajukan
gugatan setelah Hamdan Zoelva,
bekas koleganya di PBB menjadi
hakim MK .
Menurutnya, jika mau adil perlu
juga dikritisi ada hakim eks Partai
Golkar. “Mengapa tidak mencurigai
Akil sebagai eks Golkar yang
menahan-nahan pembacaan putusan
permohonan Effendi Ghazali hampir
setahun lamanya,” tuturnya.
MK memiliki pembelaan atas
tudingan itu. Harjono menegaskan,
MK memutus tentang pemilu
serentak pada 26 Maret 2013. Saat
itu, yang diputuskan MK baru kata
‘serentak’. Mengenai kapan mulai
dilaksanakan serta presidential
threshold (ambang batas pencalonan
presiden), MK belum membahasnya.
Putusan pemilu serentak itu
pun baru disepakati secara lisan.
Bahkan, Ketua MK Mahfud MD saat
itu malah tidak sempat menyerahkan
pendapat tertulis karena keburu
mengakhiri masa jabatan. MK
kemudian menyerahkan pembuatan
draf putusan kepada Akil Mochtar.
Namun, hingga Akil ditangkap KPK
pada 2 Oktober 2013, salinan putusan
belum selesai dibuat.
Harjono menegaskan, putusan
yang dibacakan MK pada 23
Januari 2014 sama dengan hasil
keputusan rapat permusyawarahan
hakim, 26 Maret 2013. Sebanyak
sembilan hakim konstitusi telah
Bakal calon Presiden dan/atau bakal calon Wakil Presiden yang
diumumkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah mendapatkan
persetujuan tertulis dari bakal calon yang bersangkutan.
Pasal 14 ayat (2)
Masa pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, paling lama
7 (tujuh) hari terhitung sejak penetapan secara nasional hasil Pemilu
anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 112
Pemungutan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan
paling lama 3 (tiga) bulan setelah pengumuman hasil pemilihan umum
anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Catatan: MK Memutuskan pasal-pasal tersebut bertentangan dengan
konstitusi dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
memutus tentang pemilu presiden
dengan komposisi delapan hakim
mengabulkan permohonan
pembatalan Pasal 3 Ayat (5) UU
Pilpres, sedangkan satu hakim
(Maria Farida) menolak. “Tidak ada
perubahan sikap,” tegas dia.
Wasekjen Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) Abdul Malik
Haramain menilai putusan
MK ini mengakomodir semua
pihak."Putusan yang melegakan
semua pihak, baik peserta pemilu,
penyelenggara pemilu, pemerintah
dan masyarakat," ujarnya.
Namun bagi Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) putusan ini
tidak ada artinya."Secara substansi
tidak ada yang berubah dari aturan
main pemilu. Kalau diputuskan akan
ada pemilu serentak tahun 2019,
itu sifanya tidak memaksa. Mareka
DPR hasil pemilu 2014-2019 akan
membuat Undang-Undang Pemilu
lagi yang tidak harus patuh dengan
keputusan MK," ujar politisi PPP
Ahmad Yani.
Ketua DPR RI Marzuki Alie yang
juga politisi Partai Demokrat malah
mengkhawatirkan akan adanya
gugatan terhadap hasil pemilu 2014
dengan adanya putusan ini. “Saya
tidak tahu kalau ada yang menggugat
pelaksanaan pemilu tidak serentak
menggugatnya kemana? Kalau ke
MK tidak memungkinkan karena
sudah diputuskan seperti itu,” ujar
Marzuki.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
37
politik
Mantan Ketua MK Akil Mochtar
nampaknya mulai ‘siuman’.
Melalui pengacaranya,
Otto Hasibuan, Akil
mengungkapkan sebuah
keterangan menyangkut
sengketa pilkada Jatim.
Oleh: Sukardjito
K
eseriusan pengacara Eggi
Sudjana maju dalam pemilihan
gubernur Jawa Timur (Jatim)
dibuktikan. Kamis (10/1/2013), ia
mendeklarasikan calon gubernur
Jatim dari jalur independen atau
non partai atas desakan para
pendukungnya.
Munculnya Eggi ini menimbulkan
sejumlah spekulasi. Apalagi peminat
cagub-cawagub Jatim dari dukungan
partai politik tampak kurang greget.
Mengingat di semua lembaga survei,
nama cagub petahana Soekarwo tidak
ada yang menyaingi.
38
“Saya tidak main-main atau maju
palsu-palsu, saya serius karena ada
desakan dari para pendukung saya.
Buat apa main-main, atau cari uang
di pilgub Jatim. Tanpa maju gubernur
uang saya sudah banyak kok,” ujar
Eggi Sudjana.
Untuk merealisasikan calon
independen, mantan pengacara
Bupati Garut Aceng Fikri ini mengaku
tidak gampang. Karena sesuai
ketentuan KPU Jatim, setidaknya
butuh dukungan dua juta KTP untuk
bisa maju calon gubernur dari jalur
independen.
Eggi memastikan, keseriusan
sejumlah pendukungnya akan lebih
ringan dalam mengumpulkan KTP
sebanyak itu. Selain persiapan
dukungan KTP sebagai cagub
independen, Eggi juga mengharap
berkah putusan Mahkamah
Konstitusi (MK) terkait gugatan yang
ia lakukan mengenai mengajukan
uji materi Undang-Undang No
32/2004 tentang Pemerintahan
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Daerah. "Waktu maju di pilgub Jabar
kemarin, saya menggugat ke MK.
Seharusnya calon independen tidak
harus mendapatkan dukungan KTP
sebanyak itu,” tegas Eggi.
Dikatakan Eggi, sambil menunggu
putusan MK tersebut, pihaknya terus
mendorong agar tim pemenangan
dirinya terus mengumpulkan dua
juta KTP bagi modal maju pilgub
Jatim. Pendukung Eggi itu antara
lain datang dari ormas SIRI (Suara
Independen Rakyat Indonesia) Jatim
yang diketuai seorang taipan muslim
bernama Fathoni.
Langkah Eggi itu sekaligus
menjawab desakan sebagian elemen
masyarakat Jatim selain ormas SIRI,
seperti Persaudaraan Pekerja Muslim
Indonesia (PPMI), Persatuan Advokat
Indonesia (Peradi), Forum LKMK,
Asosiasi Perangkat Desa dan Kongres
Advokat Indonesia (KAI) Jatim.
Usai melakukan deklarasi Eggi
melakukan langkah penggalangan
dukungan KTP sebagai syarat
pendfataran sebagai cagub Jatim
aktual/ istimewa
Bau ‘Busuk’
Pilkada Jatim
aktual/ istimewa
independen ke KPU Jatim. Tiga
bulan kemudian, Eggi Sudjana yang
berpasangan dengan Muhammad
Sihat mendaftarkan diri.
“Ini sebagai bentuk keseriusan
saya. Bersama wakil saya bertekad
membenahi Jawa Timur ke depan.
Revitalisasi birokrasi juga kami
kedepankan, demi pelayanan yang
baik bagi masyarakat,” katanya kepada
wartawan di KPU Jatim, kala itu.
Saat mendaftar Eggi diantar ribuan
pendukungnya. Eggi juga membawa
sekitar 1,2 juta fotokopi KTP sebagai
bentuk dukungan dan syarat maju
menjadi calon perseorangan. Fotokopi
KTP itu diangkut dengan dua truk.
Pada Pilkada Jatim 2013, KPU
Jatim menetapkan syarat 1.118.000
KTP atau tersebar di minimal 20
kabupaten/kota. Eggi mengklaim
persyaratan tersebut telah terpenuhi
dan meminta KPU tidak berbuat
curang dengan mengurangi bukti
dukungan.
“Pengalaman pilkada-pilkada,
KPU dianggap menjadi sumber
kecurangan. Kami harap di Jatim
tidak demikian karena bukti KTP
sudah sah dan tidak perlu diragukan,”
ujarnya.
Terkait proses pemilihan
wakilnya, Eggi mengaku sengaja
memilih Muhammad Sihat karena
melihat latarbelakang sebagai mantan
pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot
Surabaya dan pernah menjabat camat
di Sukomanunggal dan Benowo.
Keduanya mengangkat jargon “Beres”
(Bersama Eggi-Sihat).
“Kecamatan itu birokrasi yang
paling menyentuh ke rakyat, sehingga
sangat dekat dengan masyarakatnya.
Kami yakin pengalamannya sebagai
camat sudah mengerti bagaimana
menjalankan sistem birokrasi pro
rakyat,” jelasnya.
Sementara itu, proses pendaftaran
diterima langsung Ketua KPU
Jatim Andre Dewanto bersama
sejumlah komisioner lainnya. Setelah
menerima pendaftaran, pihaknya
melakukan verifikasi dan menghitung
jumlah KTP yang didaftarkan.
“Kami langsung menghitungnya
dan akan memberikan tanda terima
jika memenuhi syarat pendaftaran.
Prosesnya memakan waktu beberapa
jam dan kami mengerahkan 50 petugas
untuk menghitungnya,” katanya.
Selanjutnya, KPU Jatim akan
memberikan dan menyebarkan
KTP-KTP tersebut ke semua Panitia
Pemungutan Suara (PPS) seJatim untuk diverifikasi dan dicek
kebenarannya pada 14 April 2013.
“Nanti PPS diberi kesempatan
selama 14 hari untuk mengeceknya.
Kemudian, akan ditetapkan hasilnya
apakah Eggi Sudjana-M. Sihat layak
menjadi calon gubernur atau tidak,”
terang dia.
Dengan daftarnya pasangan
“Beres” maka dipastikan tidak ada
lagi pasangan jalur perseorangan lagi
yang mendaftar. Ini setelah secara
resmi KPU Jatim menutup masa
pendaftaran untuk jalur tersebut
Kamis (11/4/2013) pukul 16.00 WIB.
Pendaftaran sendiri dibuka sejak
Minggu (7/4/2013)
Setelah melaui proses verifikasi
yang cukup ketat akhirnya pasangan
calon gubernur Jawa Timur dari
jalur Independen, Eggi SudjanaMuhammad Sihat, dinyatakan lolos
verifikasi dukungan KTP oleh KPU
Jatim.
Pasangan jalur independen
pertama di Jatim ini berhasil
mengumpulkan 1.141.641 dukungan
KTP, atau 3% lebih dari total warga
Jatim. “'Sebenarnya syarat minimal
dukungan calon perseorang sebanyak
1.118.097 dukungan KTP, tapi
dukungan yang sah yang diberikan
sebanyak 1.141.641 KTP, lebih 23.544
KTP,'' kata komisioner KPU Jatim
kata Agus Mahfud Fauzi, Senin
(8/7/2013).
Meski memiliki dukungan
yang lebih dari yang disyaratkan,
pasangan ini belum dinyatakan
lolos sepenuhnya untuk mengikuti
pilgub Jatim. Pasangan Eggi-Sihat
melakukan dua kali pengumpulan
dukungan KTP ke KPU Jatim. Pada
penyerahan pertama, dari 1,1 juta kopi
KTP yang diserahkan, hanya 850 ribu
yang dinyatakan tidak penuhi syarat.
Sesuai aturan, pasangan ini pun
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
39
politik
harus menyerahkan dua kali lipat
jumlah dukungan yang tidak sah jika
masih ingin maju dalam Pilgub Jatim.
Pasangan ini pun memenuhi syarat
KPU Jatim.
Pada penyerahan kedua, EggiSihat kembali mengumpulkan
dua juta dukungan kopi KTP.
Setelah diverifikasi, dukungan
yang dinyatakan memenuhi syarat
sebanyak 901.731 dan yang tidak
memenuhi syarat sebanyak 920.821.
KPU Jatim akan mengumumkan
hasil pemilihan gubernur dan wakil
gubernur (pilgub) setempat pada
Sabtu (7/9/2013), bersamaan dengan
berakhirnya waktu penghitungan
manual. Hasil penghitungan manual
itu ditunggu warga Jatim mengingat
adanya perbedaan hasil quick count
sejumlah lembaga survei dan real
count yang dilakukan pasangan calon
Khofifah Indar Parawansa-Herman S
Sumawiredja (Berkah).
“Rekapitulasi suara manual di
tingkat provinsi oleh KPU Jatim akan
dilaksanakan 7 September, mulai
pukul 09.00 WIB, di Hotel Shangrila,
Surabaya,” ungkap Komisioner
KPU Jatim Nadjib Hamid, Senin
(2/9/2013).
Pihaknya berencana mengundang
38 KPU kabupaten dan kota se-Jawa
Timur serta pihak berwenang lain
seperti Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu). Keempat tim pemenangan
juga akan dihadirkan sebagai saksi
penghitungan manual.
Menurut Nadjib, Senin (2/9/2013),
penghitungan manual berada di panitia
pemungutan suara (PPS) di tingkat
desa atau kelurahan, dan panitia
pemilihan kecamatan (PPK) di tingkat
kecamatan. Selanjutnya, Selasa-Rabu
(3-4/9/2013), tahapan penghitungan
suara manual akan dilakukan di KPU
tingkat kabupaten/kota.
Selain KPU, pihak peserta pilkada
2013, Berkah yang pada awal tahapan
pilgub dihalangi hak konstitusional
mereka oleh KPU Jatim, juga
melakukan real count atas hasil
pemilu itu. Tiga dari lima komisioner
KPU Jatim sempat diberhentikan
40
sementara, sementara ketuanya
mendapatkan peringatan atas
ketidaktegasan gara-gara pelanggaran
etik penyelenggara pemilu itu.
Sementara itu, tim pasangan
pasangan petahana SoekarwoSaifullah Yusuf (KarSa) memastikan
tidak ikut membuat real count.
Menurut Penasihat Tim Pemenangan
KarSa, Martono, pihaknya
menyerahkan sepenuhnya masalah
penghitungan suara ke KPU Jatim
selaku penyelenggara pemilu. “Adanya
hitung cepat yang dilakukan beberapa
lembaga survei terkait hasil pilkada
Jatim dinilai cukup,” katanya.
Terlebih, kata dia, hasil quick count
lembaga-lembaga juga sama, yakni
KarSa mendapatkan suara terbanyak
dibandingkan tiga peserta lain pilgub
Jatim 2013, yakni Bambang DH-Said
Abdullah (Jempol), Eggi Sudjana-
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Muhammad Sihat (Beres), maupun
Khofifah Indar Parawansa-Herman S
Sumawiredja (Berkah).
Sementara itu, berdasarkan
Daftar Pemilih Tetap atau DPT yang
diputuskan KPU Jatim, ada 30 juta
lebih pemilih yang telah menyalurkan
suaranya di tempat pemungutan
suara atau TPS. Jumlah pemilih
tersebut merupakan data mutakhir
yang Hasil Penghitungan Suara
Pilgub Jatim Resmi 2013 ditetapkan
setelah Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu atau DKPP.
Dimana dari hasil penghitungan
suara itu pasangan SoekarwoSaifudin Yusuf menempati posisi
teratas disusul Khofifah Indar
Parawansa-Herman S kemudian
Bambang D Hartono-Said Abdullah
dan Eggi Sudjana-M Sihad.
Sebelumnya KPU Jawa Timur
tino oktaviano/ aktual
***
telah menetapkan 30.019.300 daftar
pemilih, namun persoalan tentang
legitimasi pasangan gubernur yang
bakal terpilih menghadang. Ini
diakibatkan persoalan Daftar Pemilih
Tetap (DPT) dan kemungkinan
tingginya angka warga yang tak
menggunakan haknya (golput).
***
Mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi (MK) Akil Mochtar
nampaknya mulai ‘siuman’. Melalui
pengacaranya, Otto Hasibuan,
Akil mengungkapkan sebuah
keterangan menyangkut sengketa
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
(PHPU) Kepala Daerah Jatim 2013
yang beberapa waktu lalu telah
mengukuhkan pasangan SoekarwoSaifullah Yusuf (KarSa) sebagai
pemenang pilkada Jawa Timur 2013.
Akil mengungkapkan bahwa
putusan yang memenangkan KarSa
tersebut sebenarnya tidak sesuai proses
perjalanannya. Sebab, pemenang
sesungguhnya dalam pilkada Jatim
2013 itu sebenarnya adalah pasangan
Khofifah Indar Parawansa-Herman S
Sumawiredja (Berkah), bukan KarSa.
Menurut Akil Moctar melalui Kuasa
Hukumnya (Otto Hasibuan), putusan
terhadap kemenangan KhofifahHerman itu bahkan sudah diputuskan
tujuh hari sebelum amar putusan
dibacakan MK pada 7 Oktober 2013.
“Jadi keputusan MK itu
sebenarnya sudah ada tujuh hari
sebelum amar putusan. Dan itu Pak
Akil menegaskan bahwa Bu Khofifah
dan Pak Herman yang menang. Tapi
ini tiba-tiba putusannya incumbent
yang menang,” kata Akil melalui
pengacaranya Otto Hasibuan di
kantor KPK, Jakarta, Selasa (28/1).
Pada 2 Oktober 2013, jelas Otto,
Akil ditangkap KPK karena kasus
dugaan suap pengurusan sengketa
pilkada Kabupaten Gunung Mas,
Kalimantan Tengah. Padahal,
amar putusan PHPU Jatim belum
dibacakan, sementara dia adalah
ketua panel PHPU tersebut.
“Pak Akil ketua panel, putusan
tujuh hari sebelum dibacakan sudah
ada, tapi pascaditangkap Pak Akil
itu tiba-tiba pihak sana (KarSa) yang
menang. Ini ada apa?” tanya Otto.
Untuk itu, ungkap Otto lagi,
Akil mengirim surat ke MK. Isinya
meminta klarifikasi kepada para
hakim konstitusi lain, kenapa
putusan itu tiba-tiba berubah. “Jadi
tadi Pak Akil minta kepada saya
untuk menyurati MK, menglarifikasi
masalah tersebut,” ujarnya.
Dalam amar putusannya, MK
memerkuat keputusan KPUD
Jatim yang menetapkan pasangan
Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa)
sebagai gubernur dan wakil gubernur
terpilih untuk Provinsi Jatim periode
2013-2018.
Ketua KPUD Jatim Andry
Dewanto A sendiri telah diperiksa
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dalam penyidikan dugaan suap
penanganan sengketa Pemilukada di
MK, beberapa waktu lalu.
Mantan kandidat gubernur
Jawa Timur jalur independen, Eggi
Sudjana, mendesak KPK segera
periksa Gubernur Jawa Timur
Soekarwo dalam kasus dugaan suap
sengketa pilkada Jawa Timur yang
dimenangkannya.
“Kan sudah jelas, dalam BAP
disebutkan Akil meminta fee kepada
Soekarwo melalui Zainudin Amali.
Oleh karena itu, KPK juga mengambil
keterangan Soekarwo dong," ujar
Eggi kepada Aktual.
Tak hanya itu, Eggi bahkan
mengaku siap bila dirinya diperlukan
oleh KPK untuk diperiksa terkait
kasus tersebut. “Kalau perlu saya siap
diperiksa untuk ungkap kasus suap
itu secara tuntas,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua DPD Partai
Golkar Jatim, Zainudin Amali (ZA),
mengaku pernah dikirimi pesan
BlackBerry Messenger (BBM) oleh Akil
Mochtar dan sempat meminta uang
sebesar Rp 10 miliar. “Saya pernah
dikirim pesan oleh Pak Akil, intinya
minta upeti memenangkan pasangan
KarSa dalam sidang Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum (PHPU),” ungkap dia.
Dalam percakapan antara Akil
Mochtar dengan Zainudin Amali,
Akil terlihat geram dengan Sekretaris
Jenderal Partai Golongan Karya Idrus
Marham. “Tipu-tipu aja itu sekjen
kalian itu," ujar Akil pada Zainudin
dalam pesan BBM-nya, Selasa
(1/10/2013).
Akil juga menyebut perwakilan
Partai Golkar tidak jelas dalam mengatur
sengketa Pilkada Jatim. Akil kemudian
mengancam akan membatalkan
kemenangan calon gubernur Jawa Timur
dari partai berlambang beringin tersebut,
Soekarwo.
“Gak jelas itu semua, saya batalin
aja lah Jatim itu, pusing aja, siapkan
10 m (Rp 10 miliar) saja kl (kalau)
mau selamat. Masak hanya ditawari
uang kecil, gak mau saya," kata Akil.
Zainudin menurutinya dengan
membalas, "Baik Bang, klau (kalau)
ada arahan begitu ke Sy (saya), siap
Sy (saya) infokan.” Kemudian Akil
membalas dengan meminta dana
tersebut segera diberikan. "Dalam 1,2
hari (1-2 hari) ini saya putus!"
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
41
tamu kita
42
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
EGGI SUDJANA
Melawan
dengan
Kekuatan
Independen
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
43
tamu kita EGGI SUDJANA
A
H. Sukarna dan Hj. Djudju Arsanah ini mulai masuk ke
relung permasalahan mendasar dengan maju dari jalur
independen di pilgub Jatim beberapa saat lalu. Namun
gagal.
Di Pilgub Jatim, ayah 5 orang anak ini dicalonkan dari
komunitas SIRI Jatim yang diketuai Fathoni dari jalur
independen. Dia berhasil bertarung dengan calon dari
partai lainnya. Dia kalah. Namun, dia berhasil memberi
pelajaran politik untuk negara bangsa ini bahwa maju dari
jalur independen-pun harus diorganisir dan terorganisir
dengan rapi.
Eggi membentuk organisasi massa Suara Independen
Rakyat Indonesia (SIRI) untuk mengorganisir proses
pencalegan di pilgub Jatim. Dia percaya bahwa masih
banyak suara rakyat yang tidak bisa ditampung di Pilkada
Jatim. Bahkan di Pemilu 2014 nanti.
“Pemimpin itu dari rakyat, dipilih oleh rakyat dan
mengabdi untuk rakyat. Bukan seperti yang diartikan
dan diterapkan selama ini, dari parpol, oleh rakyat
dan untuk parpol,” tegas pengacara ini.
Meski undang-undang belum memberi
kesempatan buat calon independen untuk
maju capres, toh apa yang dilakukan
Eggi setidaknya memberi warna bahwa
ada banyak suara yang tidak mampu
ditangkap dan ditampung oleh partai
politik karena parpol gagal menangkap
nurani rakyat.
Aktual dalam sebuah kesempatan
sempat berbincang soal ini dengan
Eggi Sudjana. Demikian petikan
wawancara itu....
foto-foto: tino oktaviano/ aktual
da banyak catatan sejarah dan peristiwa
ketika berbicara tentang Eggi Sudjana
dan kiprahnya di panggung politik. Mulai
dari seorang demonstran,pergerakan
Islam, buruh, dosen sampai lawyer.
Namun, kali ini Aktual mencoba
melihat pria kelahiran Jakarta 3
Desember 1959 lalu ini dari sisi lain. Sisi yang menjadi
penting dan aktual untuk menjawab kejumudan sistem
politik dan demokrasi di negara ini bahkan dalam skala
global.
Sudah terjadi dalam iklim demokrasi di negara ini
bahwa terjadi penguatan kepentingan dan pengaruh
korporasi dan bisnis dalam sebuah partai ketika
mengambil sebuah keputusan politik dan ekonominya.
Akibatnya politisi partai semakin tidak mewakili
konstituennya, semakin berjarak. Jika ini dibiarkan,
dicuekin, dan dianggap masa bodoh maka
tingkat partisipasi masyarakat untuk
ikut serta dalam pengayaan
demokrasi akan terjun bebas.
Demokrasi sebagai alat untuk
menyejahterakan rakyat akan
tumpul dan tak berfungsi. Kalau
ini terjadi, jurang kesejahteraan
akan semakin melebar. Jurang
ketidakadilan juga akan semakin
menganga.
Di sini apa yang dilakukan
Eggi punya arti. Putra ke 6
dan satu satunya lelaki dari 8
bersaudara pasangan
44
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Anda ikut bertarung di Pilgub
Jatim tahun 2013 lalu. Apa
sebenarnya motivasinya?
Saya ingin mendobrak
situasi yang beku dalam konteks
permainan politik yang ada di
Indonesia. Khususnya Jawa
Timur.
Kebekuan yang saya maksud
adalah pemimpin atau Gubernur
selalu harus melalui partai
sementara menurut survei yang
ada partai itu masyarakat sudah
berkurang kepercayaannya
terhadap partai. Data yang baru
saya dapat bahwa sekitar 90,6 persen rakyat sudah tidak
percaya lagi dengan partai. Sisanya, 9,4 persen yang
percaya. Ini kan data yang sangat luar biasa sekali. Rakyat
sudah sangat tidak percaya dengan partai.
Termasuk gagasan Anda mendirikan SIRI?
Ya. Dengan Suara Independen Rakyat Indonesia
(SIRI), saya ingin rakyat memainkan lagi peran politiknya.
Dari yang apatis atau yang lebih banyak dikenal Golput ke
arah yang lebih aktif dan konstruktif.
Saya melihat, ada tiga hal penting mengapa partai
ditinggal rakyat. Yang pertama soal feodalisme, kedua soal
oligarki dan yang ketiga adalah soal politik transaksional.
Ketiga hal itu adalah problem besar partai saat ini.
Contohnya partai Demokrat. Ketua Umumnya SBY, Ketua
Pembinanya SBY, Pertimbangannya juga SBY. Anaknya
Sekjen (Ibas.red) partai. Partai Demokrat jadi seperti
partai keluarga besar, ini bersifat feodal.
Kalau bicara soal politik transaksional, inilah faktor
terpenting mengapa calon independen kalah. Menurut
data gugatan dari Khofifah di Mahkamah Konstitusi saat
itu, saya ikut sidang saat itu, Pak Karwo ternyata sudah
ingin maju lagi sejak 2010 lalu. Dengan berbagai rekayasa
anggaran lewat Bansos atau bagi-bagi kambing per warga
3 ekor kambing, ada sekitar Rp10 triliun uang sudah
digelontorkan. Ini adalah bentuk dari politik transaksional
yang saya maksudkan.
Itu belum yang terjadi dan dikenal dikampungkampung ada yang menawarkan “Wani Piro ?” Dan ini
juga terjadi di beberapa aktivis yang ada. Kita nggak tahan
lagi karena kita tidak punya uang dan kita mentalnya
tidak mau begitu. Jadi saya tetap ingin mendobrak itu.
Kenapa? Karena saya ingin membuktikan bahwa saya
bisa meski tanpa politik transaksional, tidak feodal dan
tidak oligarkis.
Anda dan SIRI tetap kalah di pilgub Jatim
Ya. Walaupun memang kalah, tapi saya sudah
mencatat dalam sejarah, saya bukan orang Jawa Timur.
Tapi saya bisa mendobrak di sana. Dan saya mendapat
suara, hampir kurang lebih 3 persen dari total yang ikut.
Kalau ikutan menjadi anggota DPR, SIRI sudah bisa
dapat lima kursi di DPR. Lima kursi suara independen.
Itu lebih besar dari partai–partai yang ada dalam peserta
pemilu. Jadi kekalahan itu bukan karena ketidakmampuan
saya, kekurangan saya dalam berpolitik. Tapi saya kalah
karena masalah uang atau dana. Kalau soal kapasitas SDM
bolehlah. Kan begini – begini saya ini Doktor, yang sedikit
mengerti jalannya bangsa dan negara ini.
Oleh karena itu dalam konteks kekalahan yang
dimaksud itu lebih kepada ketidakmampuan kita untuk
untuk ikut dalam proses politik transaksional dan
kemudian kita masih dihadapkan lagi oleh sebuah kultur
besar di Jawa Timur bahwa Jatim itu rumahnya orang NU.
Kalau saya bukan orang NU maka saya tidak akan
didengar. Secara garis besar ini adalah soal feodalisme
lagi. Cuman feodal bukan lagi dalam konteks darah tapi
konteks organisasi, konteks cakrawala berfikirnya atau
cara pandang di dalam bernegara.
Padahal sebuah cara pandang itu harusnya kan
objektif, sistimatis, dan toleran. Inilah ciri – ciri
kebenaran. Kita harus objektif artinya tidak memihak,
sistematis yaitu urutannya jelas yang kita persoalkan tidak
lompat–lompat. Toleran itu misalnya Anda benar meski
tidak ada hubungan saudara atau seorganisasi maka harus
dikatakan benar. Meski saya calon independen kalau
saya benar, mestinya ya harus diikuti. Nah ini tidak bisa,
kenapa?
Karena awalnya tidak objektif. Awalnya tidak sistimatis
maka tidak mungkin akan toleran. Jadi sikap–sikap ilmiah
seperti inilah yang tidak ada atau sangat kurang sekali.
Ini terkait sebenarnya oleh akibat turunan dari tingkat
pendidikan sebagian besar rakyat di negara ini.
Yang berpendidikan tinggi cuma 0,5 persen. Yang
banyak adalah yang tidak tamat SD. Itu potret SDM kita
saat ini. Kesadaran ini tidak dimiliki oleh pemimpin
bangsa, termasuk SBY. Sudah 10 tahun ini akan waktu
habis dan tidak ada kebijakan yang bisa merubah bangsa
ini lebih bermartabat, lebih berdaulat, lebih berdikari.
Kalau kata Bung Karno dengan Trisakti nya, lebih
mandiri dalam berekonomi dan lebih berperadaban
dalam kepribadiannya. Dan dalam konteks penegakan
hukumnya, sangat lemah.
Kemudian dalam konteks bertauhid, negara ini sangat
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
45
tamu kita EGGI SUDJANA
lemah sekali. Kenapa urusan tauhid ini penting bagi saya?
Karena ini sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”
telah berubah menjadi “Keuangan yang Maha Esa”, tetapi
pemimpin tidak ada yang memikirkan ini bagaimana
Tuhan itu yang berkuasa akan tetapi ini tidak, justru
malah uang dan tidak menegakkan hukum Allah SWT.
Kebijakan–kebijakan yang ada saat ini ini tidak
mampu merubah wajah bangsa ini. SIRI dan saya ingin
mengajak bangsa Indonesia untuk menuju ketakwaan.
Saya mulai dari diri saya dengan sebaik mungkin
walaupun saya tidak 100 persen orang mengatakan
tidak sempurna tetap saja banyak kekurangan, tapi saya
harus mulai “Ibda’ bi nafsih” mulai dari saya, mulai dari
keluarga saya, masyarakat, bangsa dan Negara untuk
menuju takwa. Kenapa saya percaya ini ? Karena Allah
yang berjanji “siapa yang beriman dan bertakwa Aku
datangkan berkah dari langit dan bumi.”
Logikanya, kalau angka golput tinggi di Jatim,
harusnya Anda menang.
Ini kita bicara bicara asumsi. Anda bayangkan
orang tidak percaya partai sudah 90 persen. Atau
kalau mengacu kepada yang data terdahulu, paling
tidak 40 persen yang Golput. Asumsinya kalau
saya menang, yang Golput itu pasti milih saya
karena saya satu-satunya calon yang independen.
Logikanya, jika yang 40 persen golput itu milih saya
maka saya menang. Jangankan 40 persen, 30 persen
saja saya bisa menang. Cuma problemnya, saya tidak
bisa mengklaim itu karena terlalu banyak variabel
yang membuat pengaruh itu tidak terjadi. Namun
kalau pakai logika linier, itu mestinya terjadi.
Namun, ada yang menarik menurut saya
ketika di lapangan saya justru menemukan Golput
itu ada yang direkayasa. Seperti misalnya ada
pengkondisian agar orang tidak hadir ke TPS-TPS
yang ada dengan tujuan agar kertas suara mereka
bisa dicuri dan dicoblos sendiri sesuai dengan
keinginan kelompok tertentu yang merekayasa.
Bahkan ada kasus, satu orang ternyata menyoblos
50 kali. Kasus ini terjadi di Bangkalan, Madura.
Ini terungkap di sidang gugatan Khofifah di MK
beberapa saat lalu. Jadi semakin banyak Golput
semakin bagus.
Apa benar ada isu suap di sidang pilgub Jatim di
MK kemarin?
Kalau pakai logika hukum, ada bukti yang
disebut dalam BlackBerry Messenger (BBM)
antara Akil dengan Zainudin Amali (ketua Golkar)
menyangkut Setya Novanto (Bendum Golkar), Idrus
Marham yang ada kaitannya dengan Sekjen Golkar.
Di situ ada permintaan Akil Rp 10 miliar.
Tapi menurut pengakuan Zainuddin, dia tidak
mengakuinya, tidak pernah memberikan uang itu.
Tapi ancamannya Akil mengatakan, kalau tidak
diberikan uang maka akan dikalahkan. Namun
46
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
ternyata faktanya menang.
Saya dengar, dalam waktu dekat ini, dia akan
dipanggil. Saya berharap diperiksa yang benar, terutama
validasinya. Dan kalau bisa, Akil untuk jujurlah...
walaupun yang mutuskan terakhir bukan Akil.
Saya juga kecam Hamdan Zoelfa. Saya kenal baik dia.
Dulu malah anak buah saya di PPMI dan law firm HSJ
(Hamdan Sudjana Januardi). Jadi masa tidak ada satu
putusan yang mengatakan kebenaran yang dibawa oleh
Khofifah. Semua ditolak gugatannya 100 persen. Ketika
seorang menggugat, kan tidak mungkin orang berani
mengajukan gugatan itu jika semua datanya salah. Tidak
masuk akal itu menurut saya.
Menurut ilmu hukum, meskipun saya sahabat
dengan Hamdan Zoelfa, saya kecam cara dia mengambil
keputusan karena sangat dzolim dan tidak adil. Nanti
suatu saat akan terbongkar dan azab Allah akan sampai
kepada orang orang yang berlaku dzolim. Paling tidak
doa saya seperti itu karena orang dzolim itu harus di azab
dan jangan ada toleransi. Manakala kita tidak berdaya
mengundurkan diri. Gentle-lah, seperti
yang terjadi di beberapa negara kalau salah
seorang pejabat publik akan mengundurkan
diri. Dengan itu dia akan berbuat adil ke
semuanya.
Ini penting untuk ditanamkan mulai
saat ini. Nama Eggi Sudjana tidak penting
karena suatu saat saya pasti meninggal.
Kepentingan saya adalah mengubah
keadaan. Mengajak rakyat kejalan takwa
ini adalah suatu kebenaran yang tidak boleh
dibantah.
Kita harus hapus “Keuangan yang Maha
Esa” menjadi kembali ke “Ketuhanan yang
Maha Esa”. Apalagi kalau jadi pemimpin,
dan ini harus dimulai dari diri kita. Dengan
jujur, benar dan adil. Kalau tidak begitu kita
tidak mungkin bisa mendambakan keadilan
Hariman Siregar (Dewan Pembina SIRI), Jenderal Purnawirawan Joko Santoso
dan kesejahteraan.
(Penasehat Siri), Eggi Sudjana (Presiden SIRI).
Misalnya SBY, sekarang kalau mau
jujur, kalau partainya sudah berantakan dia
harus mengganti pengurusnya. Malah dia yang menjadi
paling tidak kita berdoa dan doa orang yang didzolimi kan
pemimpinnya sehingga kepentingan negara terganggu.
makbul akan tetapi mungkin akan terjadi dalam proses
Itu kritik keras saya. SBY lebih pilih ke Bali untuk urus
waktu.
partainya ketimbang urus bencana banjir, gunung meletus
dan lainya, sehingga SBY tidak mengerti menentukan skala
Berarti putusan MK dengan memenangkan KarSa di
prioritas yang mana. Lebih sadis lagi dalam konteks emas
pilgub Jatim salah di mata Anda?
milik bangsa ini. Berapa juta ton Indonesia punya emas?
Hamdan sebaiknya harus ikut diperiksa juga soal
di Freeport, di Newmont, di Bogor, Banten, Banyuwangi,
alasan dasar memutuskan memenangkan pasangan KarSa.
dan Trenggalek itu ada jutaan ton. Dan kalau dihitung emas
Padahal Otto Hasibuan, pengacara yang pernah menjadi
yang seharga 500 ribu per gram nya, untuk kepentingan
Kuasa Hukum pasangan Khofifah-Herman, pernah
Rakyat Indonesia sesuai pasal 33 UUD 45 bumi, air dan
mengungkapkan keputusan MK yang memenangkan
segala kekayaannya dikuasai oleh Negara dan diperuntukkan
pasangan Soekarwo-Saefullah Yusuf itu janggal. Sebab
untuk semakmur makmurnya rakyat, dan seharusnya warga
kata Otto, menurut pengakuan Akil, pemenang Pilkada
Indonesia kurang lebih dibagi 241 juta jiwa menerima
Jatim adalah Khofifah-Herman. Otto juga pernah
pertahun 200 juta.
mengatakan, sehari sebelum penangkapan Akil, di MK
Tapi apa lacur. Tahun 2007 SBY membuat keputusan
sudah ada panel hakim yang memutuskan pemenangan
konsesi emas Freeport diperpanjang lagi ke Amerika
Khofifah. Tetapi mengapa oleh Hamdan kemudian Karwo
selama 95 tahun, jadi kan SBY mensejahterakan rakyat
yang dimenangkan. Jadi patut, sekali lagi, Hamdan itu
Amerika bukan rakyat Indonesia? Ini pemimpin yang
diperiksa. Oleh karena itu Otto wajib menanyakan kepada
dzolim menurut saya. Harusnya DPR meng-impeachment
Hamdan Zulva tentang hasil putusan panel hakim. Pilkada
tapi tidak bisa karena sistem politiknya seperti ini.
Jatim harus dinyatakan batal demi hukum. Artinya harus
Karena itu, saya mendesak KPU, orang-orang
ada pilkada ulang di Jatim.
independen harusnya boleh menjadi calon DPR–RI,
DPR-D, atau Capres. Dari independen tetap tidak bisa
Kalau misalnya terjadi pilkada ulang apa implikasi
masuk. Padahal partai sudah cenderung tidak disukai
politiknya? Akan jadi picu kekacauan di pemilu 2014
rakyat banyak. Ada juga yang anti. Ini sekarang kok
misalnya?
semuanya harus lewat partai.
Menurut saya malah sangat bagus artinya penyegaran.
Oke lah, kita tidak anti partai kok. Silakan juga yang
Pilkada ulang di Jatim tidak akan menimbulkan
mau berpartai. Tapi yang tidak mau berpartai bagaimana?
kekacauan kalau hal itu ditempatkan pada bingkai hukum.
Kok tidak difasilitasi? Padahal diundang-undang dasar 45
Kita harus menempatkan metodologi berpikir kita
pasal 28 mulai dari C, D, E, itu mengatakan setiap orang
pada kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Jadi kalau
punya hak untuk memajukan dirinya sendiri dan tidak
berpikir dan berbuat itu dimulai dengan kejujuran pasti
boleh orang diperlakukan diskriminatif.
dia berlaku benar, kalau dia benar pasti adil.
Saya sudah mendobrak pagar ini dengan menjadi
Jadi kalau sahabat saya, Pak Karwo, mau jujur maka
calon Gubernur. Saya sudah bisa. Saya tunjukkan bisa
berlakulah jujur dengan sebaik-baiknya. Kalau itu terjadi
dan laku walaupun kalah. Tapi suara saya tetap laku.
pasti dia akan berlaku benar. Dia akan mengakui dan
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
47
tamu kita EGGI SUDJANA
Saya imbau sajalah. Kalau saya nggak mampu, yang lain
juga bisa duduki KPU. Karena KPU ini kan dia kan penentu.
Anda perlu menyadari hal ini dengan serius. Pancasila sila ke
empat mengatakan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.”
Sekarang tidak ada lagi kepemimpinan oleh hikmat
kebijaksanaan. Rakyat tidak dipimpin oleh itu lagi,
tapi oleh suara terbanyak dan langsung. Tidak ada lagi
perwakilan. Sistem politik sekarang justru bertentangan
denga sila Pancasila khususnya sila keempat, tapi kok bisa
jalan? ini yang menjadi aneh di negeri kita ini.
Gembar-gembor tiap 1 Oktober soal Kesaktian
Pancasila dimana mana. Istana memperingatinya dan
Presiden turun, tapi Pancasila-nya dikentutin. Tapi rakyat,
tokoh-tokoh yang ada kok diam saja ?
Saya bukan sok pintar, tapi kita punya pengetahuan
yang sama tentang dasar Negara kita yang setiap hari
dikumandangkan. Pancasila. Setiap hari juga, kita injakinjak Pancasila itu. Akhirnya saya bangkit dengan langkah
independen saya. Mestinya kita boleh ikut berperan. Tapi,
menurut saya, untuk jadi Capres menurut saya tidak boleh
langsung. Pilkada Gubernur, Bupati tidak boleh langsung
juga, harus melalui perwakilan.
Caranya supaya objektifitas terjaga, saya dan orangorang independen lainnya yang tidak mau berpartai,
boleh ikut di DPR RI, DPRD. Kalau langsung itu untuk
Parlemennya. Kalau itu terjadi, apa yang sudah kita
lakukan itu cocok dengan Pancasila. Eee... malah
pakai dengan model kapitalis dan liberal. Ini kan suatu
penghianatan ideologi.
DPRD Kabupaten / Kota dan DPRD Provinsi serta DPR RI
dengan cara–cara yang feodal, oligarki , dan transaksional.
Bahkan bertentangan dengan sila Ke–4 Pancasila.
Ketika pragmatisme dan hedonisme partai politik di
Indonesia sudah menjadi – jadi, banyak partai politik
melakukan perekrutan calon legislatif atau wakil rakyat
yang tidak memiliki kualitas dan visi serta tidak memiliki
kemampuan menjalankan sistem ketatanegaraan yang
baik dan proporsional, sehingga partai politik yang
menang dalam pemilu legislatif akhirnya melahirkan wakil
rakyat yang tidak bisa berbuat apa – apa untuk melakukan
perbaikan di negara Indonesia.
Produk Undang – Undang yang tidak komprehensif,
yang hanya mementingkan golongan tertentu dan tidak
memihak kepada kepentingan rayat semata. Di sisi lain ,
bahkan kepentingan pihak asing tampak sekali mendominasi
lahirnya undang – undang tentang migas, dan hal lainnya,
dibuktikan dengan banyaknya orang melakukan judicial
review terhadap Undang – Undang sehingga Undang –
Undang tersebut harus direvisi dan atau dibatalkan.
Kalau mau melihat Pilkada di berbagai daerah yang
jumlah penduduk besar seperti di DKI Jakarta, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat atau di daerah Sumatera,
bahwa hasil yang diperoleh dari masing–masing wilayah
mempunyai kesimpulan yang sama, yaitu para pemenang
Pilkada tersebut jika dilihat dari presentase pemilihnya
adalah golput. Prosentase golput jauh lebih besar daripada
presentase pemilih Kepala Daerah yang dicalonkan.
Kecenderungan golput itu jelas lebih tinggi sekali.
Ini membuktikan bahwa kejemuan dan kejenuhan
masyarakat kepada partai politik telah memuncak, rakyat
telah apatis terhadap manuver yang dilakukan oleh partai
politik. Janji-Janji para Juru Kampanye partai yang selalu
diucapkan dalam setiap panggung hanyalah kebohongan
yang dikemas sehalus mungkin hanya untuk mendapatkan
kekuasaan, dan setelah kekuasaan tersebut didapat maka
rakyat tetap saja sengsara, janji hanyalah tinggal janji
belaka.
Seharusnya mereka menyadari bahwa kalau berbicara
bohong, jika berjanji diingkari, dan diberi amanat lalu
berkhianat, maka itulah ciri – ciri orang munafik.
Jadi posisi SIRI saat ini adalah upaya melawan sistem
politik saat ini yang cenderung liberal?
Apa yang akan SIRI lakukan untuk mendobrak itu
semua?
Begini. SIRI dibentuk dan didirikan berdasarkan
pada kondisi partai politik di Indonesia saat ini. Saya
melihat sudah sangat melenceng dan mengkhianati dari
apa yang telah dicita– itakan dalam Undang–Undang
Partai Politik serta tidak sesuai dengan cita–cita “Rakyat
Indonesia” dalam mekanisme berbangsa dan bernegara
yang substansinya sebagaimana dimaksud pada sila ke – 4
Pancasila yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.
Partai Politik hanya menjadi kendaraan atau alat politik
untuk memperoleh kekuasaan menjadi Kepala Daerah
Kabupaten/Kota (Bupati/ Walikota) dan Kepala Daerah
Provinsi (Gubernur) serta Kepala Negara (Presiden) maupun
Kesadaran Nasional harus dibangkitkan. Bahwa
pejabat yang tentunya didominasi dari partai politik
dengan berperilaku seperti orang munafik tersebut,
maka sungguh mengerikan kesengsaraan yang terjadi di
Republik Indonesia ini, dimana Indonesia mengalami
kemiskinan, kebodohan yang signifikan.
Oleh karena itu, SIRI akan melakukan perlawanan
dengan independensinya melawan kemunafikan tersebut.
Kondisil obyektif ini harus disudahi. Untuk itulah SIRI
dibentuk dan didirikan di Indonesia dengan melakukan
sebuah Gerakan “Revolusi Fungsional” sesuai dengan
kapasitas dan otorita yang dimiliki oleh para relawannya
dan juga orang-orang independen (merdeka).
Kalau diperlakukan benar, mungkin saya menang.
Jadi implikasi politiknya bagi saya sangat bagus. Asal
kita mau berfikir objektif, sistimatis, dan toleran kepada
kebenaran kemudian didasari atas sikap jujur, benar, dan
adil.
Berarti ke depan perjuangan SIRI adalah perjuangan
keadilan hukum? Apa yang akan dilakukan SIRI?
Saya maunya menduduki KPU.
Ini serius? Apa keinginan Anda sebenarnya.
48
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
DR. H. Eggi Sudjana, S.H., M.Si.
Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 3 Desember 1959
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah dan 5 orang anak
Pendidikan:
• Lulusan SDN Johar Baru Jakarta tahun 1972
• Lulusan SMPN 76 Jakarta tahun 1975
• Lulusan SMAN 30 Jakarta tahun 1979
• Lulusan Jurusan Hukum, pada Fakulas Hukum Universitas Jayabaya Jakarta 1985
• Registrasi sebagai mahasiswa untuk tingkat Pasca Sarjana di Program Sosiologi TU Berlin, Jerman pada tahun 1990
• Lulusan S-2 pada Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Universitas Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1994
• Lulusan S-3 pada Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Program, Universitas Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2004.
Pelatihan dan Kursus: • Pelatihan Dasar HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) di Sukabumi, Jawa Barat, 1979
• Pelatihan Militer Tingkat Dasar di Jakarta KODAM V Jaya, 1980
• Pelatihan Teknis & Praktek Pidato di Jakarta, 1982
• Pelatihan untuk Pelatih HMI di Jakarta, 1982
• Kursus Bahasa Inggris dari tingkat Intermediate dan Advance di Jakarta, 1983
• Kursus Senior dari HMI di Jakarta, 1983
• Pelatihan Advance HMI di Jakarta, 1983
• Pelatihan untuk Mujahid Dakwah (Misi Islam) di Bandung, 1983
• Kursus Bahasa Arab di Bogor, 1984
• Kursus Bahasa Jerman di Berlin, Jerman, 1990-1991
• Pelatihan Gerakan Tanpa Kekerasan di Bangkok, Thailand, 1994
• Pelatihan Auditor Lingkungan di Hongkong, 1996
Pengalaman Profesional:
• Dosen di Fakultas Hukum, Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, sejak 1987 - Sekarang.
• Wakil Dekan III (Urusan Mahasiswa) di Fakultas Hukum, Universitas Ibnu Khaldun, Bogor, 1989-1990
• Pekerja Sementara/Musiman di Spare part (Machine) Pabrik Muller dan Herlits, Jerman, 1990-1991
• Komunitas kepala pembangunan di lembaga untuk pengembangan studi sosial-ekonomi, Jakarta, 1991-1992
• Konsultan Hukum di Gartono, Asosiasi SH, Bogor, 1992-1995
• Kepala Departemen Lingkungan Hidup dan Hak Asasi Manusia CIDES (Pusat Informasi dan Studi Pembangunan), 1995
• Ketua pada Kantor Hukum EBITCH dan Rekan, Jakarta, 1996
• Peneliti Senior CIDES, 1997
• Anggota Tim di Dampak Globalisasi, DRN (Dewan Riset Nasional), Jakarta, 1997
• Managing Partner pada HSJ & Partners Law Firm, Jakarta, 1998
• Dosen Universitas Sahid, Jakarta, 2003
• Anggota Tim Asisten Menteri di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2002-2003
• Anggota Tim Ahli Menteri di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2003-2004
• Anggota Majelis Pakar DPP PPP 2002-2007
• Calon Ketua DPP PPP Periode 2007-2012
• Pemilik Lawfirm Eggi Sudjana and Partners 2004-sekarang
• Dosen Fakultas Hukum dan Syariah Universitas Islam Syarif Hidayatullah (UIN) sejak tahun 2011-sekarang
Pengalaman organisasi:
• 1994 : Memimpin 10 ribu massa ummat Islam menduduki Istana Presiden menuntut pembubaran SDSB.
• 1998 : Mendirikan PPMI (Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia) dan menjadi presiden pertamanya untuk masa 1998-2004.
• 1999: Menjelang Sidang Istimewa MPR th 1999, ia memimpin long march Forum Bersama Ormas Islam menuju gedung DPR-MPR.
• 2001 : Mendirikan TPM (Tim Pembela Muslim)
• 2002-2004 : Menjadi Tim Ahli Menakertrans RI
• 2002-2007 : Anggota Majelis Pakar DPP PPP.
• 2006-2011 : Ketua Majelis Syuro PPMI (Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia)
• 2006-2011 : Ketua penasehat SPDSI (Serikat Pedagang Seluruh Indonesia)
• 2008-2013 : Panglima LEPAS (Laskar Empati Pembela Bangsa)
• 2008-2013 : Wakil Presiden KAI (Kongres Advokat Indonesia
• 2012-2017 : Presiden SIRI
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
49
laporan khusus KALIMANTAN BARAT
Baju kaos PDIP berwarna merah nya sedikit disingkap. Sebuah
pistol dipinggangnya kemudian terlihat. “Kau lihat barang ini apa,
mau kutembak kepala kau?” kata Cornelis membentak.
Oleh: Arbie Marwan
K
alimantan Barat. Empat bulan
lalu, pada sebuah Jumat
(27/9/2013). Yustinus Jhoni
Tampubolon alias Jhoni Jinku (39)
mengaku jadi korban penganiayaan
dan pelecehan oleh anak buah
Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar),
Cornelis.
50
Kata peranakan campuran BatakDayak itu, sore sekitar pukul 16.10
WIB, sehari sebelum Jumat nahas
itu, rombongan mobil Gubernur
Cornelis melintasi pasar Parindu,
Sanggau. Jhoni dan beberapa
temannya kebetulan saat itu lagi
duduk menikmati sajian makanan
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
dan minuman di sebuah warung kopi
di pasar itu. “Yang mana mobil pak
gubernur,” kata seorang temannya.
Sambil menunjuk ke rombongan
mobil Gubernur Cornelis yang
melintas di depan warung menuju
Pontianak itu, setelah menghadiri
acara pelantikan Sekda Kabupaten
Sanggau, “Itu mobil gubernur,” kata
Jhoni.
Tiba-tiba dua ajudan Gubernur
Cornelis turun dari mobil. Keduanya
menghampiri Jhoni. Salah seorang
ajudan itu lalu berkata, “Ada apa
aktual/ istimewa
Saat Gubernur
Terpancing Emosi
arbie marwan/ aktual
kamu tadi teriak mobil gubernur?”
Pria yang berprofesi sebagai petani
itu kemudian menjawab, “Tidak ada
saya teriak, tadi teman saya tanya
mana mobil gubernur, lalu saya
tunjukan itu, emang ada yang salah?”
Cekcok antara Jhoni dan
dua ajudan itu terjadi. Beberapa
ajudan gubernur kemudian ikut
mengerumuni Jhoni. Mobil gubenur
pun akhirnya berhenti. Cornelis turun
mobil dan ikut menghampiri Jhoni.
“Ada apa kau?” kata Cornelis.
“Tidak ada apa-apa pak, tadi teman
saya bertanya, terus saya jawab,”
Jhoni menjawab. “Kamu tidak tahu
saya, saya ini Cornelis, gubernur
Kalimantan Barat,” tambah Cornelis
setengah marah. “Tahu saya Bapak
Gubernur, dulu juga waktu pemilihan
saya dukung bapak,” jawab Jhoni.
Baju kaos PDIP berwarna merah
nya sedikit disingkap. Sebuah
pistol dipinggangnya kemudian
terlihat. “Kau lihat barang ini apa,
mau kutembak kepala kau?” kata
Cornelis membentak. Kemudian
gubernur berbalik ke belakang
sambil mengambil segelas kopi.
Kopi itu disiramkan ke kepala Jhoni.
Baju kaos berkerah bergambarkan
pasangan cabup-cawabup
Pemilukada Sanggau 2013, MunsinSupardi menjadi satu-satunya barang
bukti atas insiden memalukan
tersebut.
Yustinus Jhoni Tampubolon
Petani Jhoni malu dan merasa
direndahkan harga dirinya atas
kejadian itu. Baru kali itu dia
dipermalukan di depan umum oleh
seorang pejabat negara. Padahal
selama ini dia merasa tidak pernah
berbuat salah. “Dalam hal ini saya
merasa tidak puas, dan saya merasa
dihina, dikeroyok di depan orang
banyak, sampai dia (gubernur)
menumpahkan kopi di kepala
saya, dan dia pun menunjukkan
pistolnya, sambil mengancam mau
menembakkan ke kepala saya,” kata
dia mengungkapkan kekecewaannya
kepada Aktual, di Jakarta beberapa
saat lalu.
Korban pun sempat bertanyatanya, apa karena saat itu ia memakai
kaos pasangan calon yang tidak
diusung oleh partainya gubernur.
Sebagaimana diketahui Gubernur
Kalbar adalah ketua DPD PDIP
Kalimantan Barat.
“Kebetulan saat itu saya pakai
kaos Munsin-Supardi. Coba waktu
itu saya pakai kaos merah (PDIP)
mungkin kejadiannya tidak akan
seperti ini. Tapi apa salahnya sih
pakai baju itu, kan suka-suka orang,”
ungkapnya sedikit kecewa.
Jhoni juga membantah bahwa
ada kepentingan politik dengan
menggunakan kaos Munsin-Supardi
saat itu karena dia adalah salah
satu tim sukses dari pasangan
tersebut. “Memang saya
tim suksenya dulu,
kemungkinan gara-gara
baju itu saya dilecehkan.
Tapi saya sudah tidak
ada tujuan lagi setelah
pemilukada tersebut.”
Dia juga membantah
bahwa sering berbuat
onar, karena sempat
dituduhkan ini adalah
perbuatan yang kesekian
kalinya yang dilakukan
korban. Sehingga
saat kejadian adalah
imbas dari perbuatan
sebelumnya yang dia
lakukan. “Demi Tuhan.
Mati besok kalau saya
bohong. Saya tidak
pernah meneriakkan,
‘woi kau’ kepada gubernur seperti
yang mereka tuduhkan,” tegasnya.
Bahkan justru dirinya sempat
dituduhkan oleh Kompol Kasianus
Ajau saat diinterogasi di Polsek
Bodok, sudah beberapa kali ada
yang melaporkan tentang dia dan
memalukan atas nama masyarakat
Parindu.
“Jadi Kompol Ajau inilah yang
sering menyudutkan saya dengan
pertanyaan-pertanyaannya. Bahkan
dia sempat mengatakan kasus ini
harus dibawa ke Polres Sanggau
untuk ditangani, dan saya harus
menginap selama dua hari di sana,”
jelasnya.
Interogasi itupun akhirnya
memutuskan Jhoni tidak bersalah.
Kapolsek Bodok melepas Jhoni
karena Jhoni hanya menunjuk
mobil dengan sopan dan tidak
berteriak. Peristiwa petani Jhoni
ini sempat menghias berita di
beberapa media nasional. Bahkan
Gubernur Cornelis lewat Humas
Pemprov sempat menggelar jumpa
pers soal pemberitaan tersebut.
Gubernur tegas membantah bahwa
dia memperlihatkan dan menodong
pistol kepada seorang warga saat di
Pasar Bodok, Kabupaten Sanggau,
Kamis (26/9/2013) sore.
"Kejadian seperti yang
disampaikan di media online,
tidaklah benar jadi perlu diluruskan,"
kata Kepala Biro Humas dan Protokol
Setda Kalbar Numsuan Madsun di
Pontianak, Jumat (27/9/2013).
Numsuan mengatakan,
sebelumnya gubernur Kalbar
melakukan kunjungan kerja ke
Kabupaten Sanggau. Tujuannya
untuk melantik Sekda Sanggau.
Acara pelantikan usai sekitar pukul
13.00 WIB. Setelah itu, gubernur
mengadakan pertemuan bersama
kader partai.
Sekitar pukul 18.00 WIB,
setelah acara internal partai selesai,
rombongan mampir di Pasar Bodok,
yang berada di luar Kota Sanggau.
“Gubernur biasa singgah di warung
kopi, sekadar istirahat sambil ngobrol
dengan warga,” katanya.
Di pasar tersebut juga ada camat,
kepala polsek setempat, dan warga
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
51
lain. Kemudian, ada seorang warga
yang datang dan menunjuk-nunjuk
dan berlanjut dialog kecil dengan
gubernur. “Pak gubernur sendiri
menggunakan kaos PDIP, celana
jeans dan sepatu kets, bukan pakaian
dinas,” katanya.
Ia mengakui, gubernur
mempunyai senjata api yang
kerap dibawa sebagai bagian dari
perlindungan diri. “Tapi beliau
ada izin resmi,” ujar Numsuan
menegaskan. Saat itu, senjata api
tersebut disimpan di pinggang.
Padahal biasanya disimpan di dalam
tas.
“Mungkin waktu dialog itu,
senjata itu terlihat. Dan tidak ada
penodongan,” kata Numsuan.
Mengenai isi dialog antara warga
bernama Jinku dengan gubernur, ada
beberapa hal. Diantaranya tentang
Pilkada dan jalan antara Tayan dan
Sosok di Kabupaten Sanggau yang
kondisinya rusak.
“Di Sanggau, gubernur juga
52
menjelaskan bahwa jalan tersebut
sudah ada pemenang lelang dari
ADB selaku penyandang dana. Soal
waktunya, tergantung dari pemenang
lelang kapan melaksanakan,” kata
Numsuan. Jinku sendiri dinilai
sebagai provokator yang dapat
mengganggu ketenangan di Kalbar.
Cornelis mengkaji kemungkinan
mengambil langkah hukum terkait
tindakan Jinku.
***
Memang, Jhoni sudah
melaporkan apa yang menimpanya
ke Mabes Polri dan Komnas HAM
di Jakarta. Namun, setelah melapor
Jhoni sempat menghilang sejak awal
Oktober tahun lalu. Namun Jinku
kembali muncul lagi dan sempat
bercerita soal alasan menghilang itu.
Dia mengaku, setelah melaporkan
Cornelis tiba-tiba sekelompok
orang yang mengaku dari Polda
Kalbar menjemput paksa. “Pada
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
(15/10/2013) malam, habis ketemu
rekan di Jakarta. Setelah dari tempat
itu mobil yang saya tumpangin
diikutin. Tiba-tiba depan rumah lalu
saya disergap. Mereka bilang dari
Polda Kalbar. Jadi pas waktu itu saya
bilang tunggu dulu saya bicarakan
dengan pengacara dan LPSK dulu.
Gak bisa pak kita mau berangkat
malam ini katanya,” ujar Jinku
kepada Aktual, Selasa (14/1).
Alat komunikasi yang dimilikinya
disita aparat kepolisian. “Jadi dua
buah HP saya disita malam itu.
Kemudian (16/10/2013) pagi sampai
di Kalbar saya dibawa ke Polda
Kalbar ketemu dengan Kapolda dan
Direktur Reskrim. Saya diperiksa atas
laporan Cornelis dengan tuduhan
pencemaran nama baik ketua DAD
(Dewan Adat Dayak) Kalbar.”
Tak rela dituduh seperti itu,
Jhoni membantah tuduhan. Kata
Jhoni, saat itu Cornelis sedang
bertugas sebagai gubernur, bukan
sebagai Ketua DAD. “Saya katakan
antara
laporan khusus KALIMANTAN BARAT
keliru ini laporannya, karena saya
jelaskan saat itu Cornelis sebagai
gubernur melantik sekda Sanggau.
Nah kenapa kok saya dilapor
mencemar nama baik ketua DAD.
Saya katakan laporan ini cacat
hukum. Jadi karena saya taat hukum
saya sampaikan kronologisnya tidak
kurang tidak lebih.”
Mendengar penjelasan Jinku,
kapolda dan direskrim, menyarankan
untuk berdamai secara kekeluargaan.
Selain itu Polda Kalbar pun meminta
agar laporan ke Mabes Polri
dilimpahkan. Namun sampai saat ini,
kata Jhoni, belum ada kejelasan soal
pelimpahan berkas tersebut.
“Dia (Kapolda dan Direskrim)
bilang kita ini mau urus secara
kekeluargaan kalau memang minta
damai. Kemudian dia minta lagi
pelimpahan kasus saya dari Mabes
Polri ke Polda Kalbar. Berkas
pelimpahannya katanya sudah
diserahkan pada 29 Oktober 2013.
Namun sampai saat ini saya belum
tahu apakah sudah diperiksa Pak
Cornelis dan kawan-kawannya itu,”
ungkapnya lagi.
Karena saat itu dikabarkan
Cornelis sedang berada di Amerika
Serikat. Jhoni minta Polda Kalbar
untuk memberikan perlindungan
bagi dirinya. “Memang saya ada
di Brimob tempo hari karena
saya minta perlindungan selama
dua minggu menunggu Cornelis
datang dari Amerika. Diamankan di
sebuah rumah perwira yang kosong.
Bukan sebagai tahanan, hanya saya
dititipkan untuk keamanan selama
dua minggu tapi lewat waktu sampai
dua bulan,” paparnya lagi.
Setelah menunggu dua bulan
tanpa kejelasan, akhirnya pada
Desember menjelang Natal, dia
mengaku keluarganya kemudian
menjemput dan meminta kepada
Polda Kalbar supaya bisa dibawa
pulang ke Darit, Kabupaten Landak.
“Saat saya di Darit beredar berita
di Sanggau kalau saya di penjara,
badan kurus kering jadi santapan
polisi setiap pagi. Tapi kemudian saya
bantah dan datang ke Sanggau bahwa
saya tidak apa-apa,” kata dia lagi.
Kemudian di awal tahun ini,
Jinku mengaku berniat berangkat
ke Jakarta untuk berkomunikasi
kembali dengan kuasa hukumnya
untuk membuka perdamaian. Namun
ketika hendak berangkat setibanya
di Bandara Supadio dia dicegat lagi.
“Saya sebelumnya mau ke Jakarta
untuk membuka perdamaian, tapi
ternyata tidak bisa. Pada Senin (6/1)
lalu saya mau berangkat tiket sudah
saya beli. Namun di bandara saya
dicegat oleh kelompok yang mengatas
nama loyalis Cornelis. Ada 13 orang
mereka dari kelompok preman,” jelas
dia.
Karena dicegat, akhirnya dirinya
membatalkan diri untuk berangkat.
“Kemudian ada mobil dari Bodok
mau jemput orang, lalu saya lari dari
bandara dan ikut mobil tersebut lalu
ke Darit lagi. Mungkin karena matamata (Cornelis) banyak mungkin saya
ketahuan berangkat.”
Kemudian keesokan harinya,
Jinku mengaku mendapat ancaman
akan dibunuh. “Kemarin kau bisa
lolos dari kami, tetapi kami tetap
tidak akan pernah membiarkan
hidup bebas di Bumi Dayak bagai
mana pun caranya untuk membunuh
kamu. Perlu kau ketahui kami belum
puas jika belum bisa minum darah
dari kau ingat itu. Dari Sansi cs,”
demikian bunyi SMS yang diterima
Jinku dari nomor 0823XXXXX012.
Tujuan Jhoni ke Jakarta
saat itu sebenarnya untuk
meminta perlindungan dari
Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban (LPSK). Tim LPSK
sebelumya memang berencana
untuk menjemputnya di Bandara
Supadio, Kalbar. Kemudian LPSK
membatalkannya dengan tiba-tiba
dengan berbagai alasan. Sehingga dia
memutuskan tetap akan berangkat
sendiri meski tidak jadi dijemput. Dia
akan datang sendiri ke LPSK untuk
mohon perlindungan LPSK di Jakarta.
“Dari LPSK katanya mau jemput,
namun sampai saat ini saya hubungi
Ibu Maharani Siti Sofya (jubir LPSK,
red) ternyata tidak bisa dihubungi.
Sejak Senin (6/1) lalu itu, saya di
Pontianak nginap di hotel untuk
menunggu dijemput. Karena mereka
gak jadi saya berangkat sendiri,”
katanya, Selasa (14/1).
Jinku menceritakan bahwa
dirinya saat itu dihubungi LPSK
mau dijemput hari Senin itu sekitar
pukul 09.00 WIB. Namun ketika
pukul 08.00 WIB ternyata pihak yang
menjemput berhalangan. “Lembaga
ini kan harus sportif katanya begitu,”
kata Jinku mencontohkan omongan
jubir LPSK.
Karena tidak jadi dijemput
akhirnya Jinku berinisiatif berangkat
sendiri. “Iya, karena ada omongan
kalo bapak berangkat sendiri nanti
biayanya kami ganti begitu.” Saat
dikonfirmasi Aktual, jubir LPSK
Maharani membenarkan bahwa
sejak seminggu lalu hampir tiap hari
dirinya selalu berkomunikasi dengan
Jinku. Namun dirinya membantah
kalau LPSK menjanjikan akan
menjemput korban di Pontianak.
“Tidak dia yang minta
dijemput. Saya bilang sama dia
relevansi dijemput itu untuk
apa, karena kita belum dapat
informasi perekembangan kasusnya
bagaimana,” kata Rani menjelaskan.
Karena, kata Rani, “Perlindungan
yang diberikan LPSK ini sifatnya
dalam rangka penegakan hukum. Nah
setelah dicek ke Mabes Polri ternyata
berkasnya sudah dilimpahkan ke
Polda Kalbar. Maunya beliau di sana
belum dilimpahkan, justru diproses
duluan laporannya gubernur.”
“Saya bilang tunggu bentar pak,
kalau bapak sudah jadi saksi dan
sudah lewat paripurna nanti bapak
kita jemput. Kalau sudah diputuskan
berarti dalam perlindungan kita dan
akan kita jemput," jelas Rani.
Selain itu Rani juga menjelaskan
kepada Jhoni, jika yang bersangkutan
merasa aman silakan datang sendiri
ke Jakarta. “Atau kalau beliau merasa
aman berangkat sendiri, sampai di
sini nanti dikawal kan begitu.”
Menurut Rani, selain itu
berkas permohonan yang diajukan
Jhoni saat ini sedang dalam
tahap paripurna. "Sudah masuk
paripurna dua minggu lalu sampai
sekarang belum diputuskan. Nah itu
sebenarnya, kita gak ada dasar mau
menjemput. Nah kalau ada panggilan
polisi pas lah ya bisa justifikasi.”
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
53
laporan khusus KALIMANTAN BARAT
Aroma
Korupsi
di Sanggau
Praktik korupsi di daerah pedalaman Kalimantan, Kabupaten
Sanggau bisa muncul karena terkait pelayanaan publik yang
buruk terutama fasilitas daerah. Apalagi di daerah dekat
perbatasan, tidak terlalu terkawal pemantauannya.
Oleh: Arbie Marwan
J
honi Jinku rupanya pembuka
kotak pandora masalah-masalah
sensitif yang ada di Kabupaten
Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar).
Beberapa saat setelah kasus Jhoni
mencuat, Forum Komunikasi
Masyarakat Peduli Sanggau, Kalbar
pada 7-8 Januari lalu misalnya
meminta Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) mengusut kasus
korupsi yang terjadi di pedalaman
Kalbar yang dilakukan BupatiWakil Sanggau, Sutiman-Paolus dan
kroninya.
Sebuah laporan diserahkan
ke KPK agar masyarakat tahu
bagaimana kondisi sebenarnya di
pedalaman Pulau Kalimantan. Dan
bagaimana pengelolaan keuangan
negara ternyata hanya untuk
memperkaya kroni-kroni pejabat
setempat. “Kami melaporkan mereka
untuk ketiga kalinya pada Selasa
(17/12/2013) kemarin, karena
banyak kasus dugaan korupsi
yang mencapai Rp 91 miliar lebih
yang terjadi sudah sejak lama di
Kabupaten Sanggau, hingga saat
ini belum tersentuh oleh KPK,”
kata Ketua Forum Komunikasi
Masyarakat Peduli Sanggau, Vitalis
Kupel.
Korupsi yang dilaporkan ke KPK
dengan nomor pengaduan 65455
yang dilaporkan Lambok Siahaan
54
itu terjadi di beberapa dinas antara
lain, Dinas Pendidikan dan Olah
Raga, Dinas Pekerjaan Umum, dan
Dinas Energi Sumber Daya Mineral.
“Karena pengolaan keuangan negara
itu tidak boleh main-main. Tujuan
keuangan negara itu membantu
masyarakat. Kita lihat itu tidak
sampai ke sasaran,” tegas Vitalis.
Dia menduga ada indikasi
kerugian negara mencapai Rp 91
miliar itu bukan jumlah yang kecil.
“Kalau dihitung-hitung uang segitu
mungkin bisa untuk memperbaiki
jalanan di pedalaman Kalimantan
Barat, yang telah beredar kondisinya,
lewat jejaring media sosial,” kata dia
lagi.
Vitalis sangat berharap KPK
melakukan investigasi. Kemudian
bisa mengecek langsung fakta
sebenarnya di lapangan. Kesultanan
Surya Negara Kabupaten Sanggau
rupanya juga gerah soal korupsi di
Sanggau. “Kalau kami melihat kasus
yang berkembang dilaporkan oleh
Masyarakat Kabupaten Sanggau
ke KPK menunjukan memang ada
indikasi korupsi. Ini dilakukan karena
kepolisian setempat diragukan bisa
menyelesaikan korupsi pejabat,”
tegas Sultan Sanggau, Pangeran Gusti
Arman ketika Aktual menemuinya
di Istana Keraton Sanggau beberapa
saat lalu.
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Soal pembangunan jalan di
Kabupaten Sanggau misalnya,
Gusti Arman meminta agar Pemkab
Sanggau transparan terkait adanya
bantuan dari Bank Dunia, namun
sampai sekarang perbaikan jalan
belum kunjung dilaksanakan.
“Kondisi jalanan sangat
memprihatinkan. Karena menjadi
sarana transportasi dan urat nadi
perekonomian di Kabupaten Sanggau
dan empat kabupaten lainnya.
antara
Baik pemerintah maupun siapapun
menggunakan jalan itu karena
statusnya sebagai jalan daerah,” jelas
Pangeran.
“Ada dana ADB dan Bank Dunia.
Sudah dua tiga kali launching,
tendernya sudah beberapa kali. Tapi
pemenanganya justru belum ada dan
malah mau tender ulang lagi. Kami
berharap dari Pemkab transparan,
apakah benar ada dana ADB itu,” kata
Pangeran, lagi.
Gusti Arman juga meminta rakyat
Sanggau jangan dibohongi terus,
karena sudah berkali-kali dijanjikan,
namun sampai sekarang belum juga
dibangun. “Jangan rakyat ini selalu
dibohongkan begitu. Kami berharap
semoga dana itu ada. Karena hampir
tiap hari kendaraan-kendaraan itu
ada yang terguling, dan memakan
korban,” ungkap dia.
***
Penelusuran Aktual, di pedalaman
Kalimantan Barat ada puluhan titik
jalan berlubang. Ketika kendaraan
yang hendak melintasi jalan tersebut
pasti selalu berhati-hati, dengan
mengurangi kecepatan dan bahkan
harus sering membanting stir.
Untuk melewati jalan yang bisa
dikategorikan ekstrim tersebut
sebenarnya sejak tahun 2005 dari
Kota Pontianak, ada dua jalur
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
55
alternatif yang bisa digunakan, yakni
melewati Ngabang ataupun melewati
Tayan. Namun karena jalur melewati
Tayan saat ini lebih parah rusaknya
yakni terutama di Desa Batang
Tarang, sehingga jalur tersebut sulit
dilalui.
Perbedaan dari dua jalur yang
titik pertemuannya ada di Kecamatan
Sosok Sanggau tersebut sebenarnya
pada waktu tempuh. Tak dapat
dipungkiri dari Kota Pontianak
hendak menuju Sanggau dengan
melewati Jalur Tayan, waktu tempuh
bisa lebih hemat dua jam ketimbang
melewati Ngabang.
Banyak yang akhirnya memilih
lewat jalur Ngabang. Meskipun waktu
jalur tempuhnya lebih lama, namun
dari segi kelancaran jalur tersebut
lebih terjamin ketimbang melewati
jalur Tayan yang hanya bisa dilalui
kendaraan-kendaraan kecil.
Berdasarkan pengakuan dari
masyarakat setempat, dulu saat
jalan raya Sosok-Sanggau masih
56
bagus, waktu yang ditempuh sekitar
dua jam. Namun karena banyak
lubang besar di jalan raya tersebut
perjalanan untuk sampai ke Sanggau
hingga 3,5 sampai empat jam.
Bagaimana tidak, banyak lubang
di jalan sedalam 10-30 cm dengan
diameter 2-5 meter terdapat di
beberapa titik ketika melintasi jalan
yang melewati desa Parindu Bodok
Sanggau. Selain berlubang juga
terlihat lumpur di sekitaran lubang
yang juga penuh genangan air setiap
setelah hujan.
Tak salah kalau Koordinator
Bidang Korupsi Politik Indonesia
Corruption Watch, Abdullah
Dahlan menilai bahwa itu adalah
potret pembangunan di daerah
pedalaman, apalagi hampir
mendekati perbatasan. Mereka
yang memiliki kekuasaan di
daerah pedalaman jarang sekali
terawasi. “Praktik korupsi di daerah
pedalaman Kalimantan (Kabupaten
Sanggau) bisa muncul karena terkait
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
pelayanaan publik yang buruk
terutama fasilitas daerah. Apa lagi di
daerah dekat perbatasan, tidak terlalu
terkawal pemantauannya,” jelas
Dahlan.
Menurut Dahlan, apabila
ada kekuasaan tetapi tidak ada
pengawasan maka akan percuma.
“Untuk itu ICW mendesak instrumen
pengawasan harus lebih ketat.
Harusnya pengawasan bukan dari
pemda. Tapi langsung dari pusat
terutama BPK dan KPK.”
Dahlan bisa bicara seperti itu
karena ICW juga menerima laporan
korupsi yang dilaporkan langsung
oleh Lambok Siahaan, Gusti Arman,
Gery F Kupel mewakili Masyarakat
Peduli Sanggau. Bahkan Badan
Reserse Kriminal POLRI Direktorat
Tindak Pidana Korupsi juga menerima
laporan tersebut secara langsung
tertanggal 23 Januari 2014 dengan
nomor pengaduan 75, 76, 77, dan 78.
Dalam laporan yang bernomor
pengaduan 75 itu, ada dugaan
aktual/ istimewa
laporan khusus KALIMANTAN BARAT
aktual/ istimewa - arbie marwan/ aktual (truk)
H Setiman H. sudin
pidana korupsi di Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Sanggau yang
dilakukan oleh Yohanes Ontot selaku
kepala dinas. Atas hal tersebut maka
negara mengalami kerugian sekitar
Rp 11 miliar.
Di laporan bernomor pengaduan
76, tertulis dugaan pidana korupsi
di Dinas Pekerjaan Umum TA 20092011 pada pekerjaan Pengadaan
Konstruksi Jaringan Air Bersih/Air
Minum yang diduga dilakukan oleh
Kukuh Triyatmaka selaku kepala
dinas, dan Paolos Hadi selaku wakil
bupati. Atas perbuatan tersebut
negara mengalami kerugian sekitar
Rp 34.772.569.000.
Dalam pengaduan bernomor
77, ada dugaan juga pidana korupsi
yang diduga dilakukan oleh
Paolos Hadi selaku Wakil Bupati
Sanggau. Sesuai data Laporan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi
Kalimantan Barat No:25.C/HP/XIX.
PNK/05/2011 tertanggal 17 Mei 2011
terkait pembangunan saluran irigasi.
Setelah addendum perubahan volume
pekerjaan item ini dan beberapa
item dihilangkan, menyebabkan
pengerjaan tidak sesuai dengan
perencanaan awal yang dibuat
bidang SDA. Atas hal tersebut maka
negara telah dirugikan sebesar Rp
3.356.298.000.
Sedangkan di nomor Pengaduan
78 dilaporkan ada dugaan pidana
korupsi di Dinas ESDM yang diduga
dilakukan oleh Kristian Antonius
selaku kepala dinas, dan Paolos
Hadi selaku Wakil Bupati Sanggau,
dalam pengerjaan Penyediaan dan
Pemasangan Pembangkit Listrik
Generator Set Kapasitas 1 MW. Atas
hal tersebut maka negara mengalami
kerugian sekitar Rp 1.979.517.000.
Saat dikonfirmasi kepada pihak
terkait yakni Bupati Sanggau H
Setiman Hsudin, Wakil Bupati
Paolos Hadi baik lewat telepon
maupun pesan singkat atas dugaan
korupsi yang telah dilaporkan ke
KPK tersebut, tak ada satupun
tanggapan yang mereka berikan.
Aktual juga berupaya mengonfirmasi
Kepala Biro Humas dan Protokol
Setda Pemprov Kalimantan Barat,
Numsuan Madsun lewat sambungan
telepon, namun dari pihak pemprov
juga tidak memberikan jawaban
terkait rusaknya jalan di Pedalaman
Kalimantan Barat terutama di
Kabupaten Sanggau.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
57
laporan khusus KALIMANTAN BARAT
Ada modus penyimpangan dengan mengurangi
volume pekerjaan dan kualitasnya jauh di bawah standar.
Oleh: Arbie Marwan
A
da bau amis di Dinas PU
Subdin Pengairan Kabupaten
Sanggau, Kalimantan Barat
(Kalbar). Proyek pembangunan
dan peningkatan jaringan irigasi
Kabupaten Sanggau diduga menjadi
lahan bancakan korupsi.
Lewat sumber dana penguatan
infrastruktur dan prasarana
daerah (DPIPD) Tahun Anggaran
58
2010, pembangunan ini awalnya
dipagukan Rp 14.466.800.000,
namun diaddendum menjadi Rp
11.110.502.400. Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi
Kalimantan Barat dalam laporan
audit No:25.C/HP/XIX.PNK/05/2011
tertanggal 17 Mei 2011 menyebutkan
proyek itu tidak sesuai dengan
perencanaan awal dan belum bisa
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
dimanfaatkan secara optimal.
“Kondisi tersebut mengakibatkan
daerah irigasi belum bisa
dimanfaatkan sepenuhnya oleh
masyarakat dan tidak tercapainya
tujuan penggunaan DPIPD di
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sanggau. Ini disebabkan kepala Dinas
Pekerjaan Umum selaku Pengguna
Anggaran dan Kepala Bidang Sumber
Daya Air Dinas Pekerjaan Umum
belum optimal dalam melakukan
pengendalian kegiatan yang berada
di bawah tanggungjawabnya,” bunyi
potongan paragraf hasil audit BPK
antara
Bermain di Proyek
Infrastruktur
halaman 25.
BPK kemudian merekomendasi
agar bupati Sanggau memberi sanksi
terhadap Kepala Dinas Kukuh
Triatmaka sebagai penanggungjawab
penggunaan anggaran dan kepala
Bidang Sumber Daya Air.
Menurut Ketua Forum
Masyarakat Peduli Sanggau Vitalis
Kupel, sanksi itu mestinya bukan
diberlakukan oleh keduanya
saja. Bupati Sanggau Setiman H
Sudin dan Wabupnya Paolus Hadi
harus ikut bertanggungjawab
karena tahu dan dan sengaja
membiarkan tender kegiatan
pembangunan itu berlangsung.
Selain itu, Kuasa Pengguna
Anggaran Rivai, Pejabat Teknis
Kegiatan Sigit Purnomo, dan KSO
Leader Pemenang Proyek PT Citra
Bangun Adigraha, Liewarnata juga
harus mempertanggungjawabkan
pengerjaan yang tidak sesuai dengan
kontrak, dan pembiaran penyelesaian
terhadap pekerjaan proyek.
“Dugaan penyimpangan lainnya
pekerjaan tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya oleh kontraktor
pelaksana sehingga
jalan tersebut tidak
dapat dipergunakan.
Adanya mark up
harga serta adanya
pengaturan fee
ke orang-orang
tertentu,” tegas
Kupel.
Kupel juga
menduga pada
tahapan lelang,
proyek ini
menyimpang dari
ketentuan proses
pengadaan barang/
jasa dan sesuai
putusan KPPU
terpenuhi unsur
pelanggaran pasal 22
UU No.5/2010 tentang
persekongkolan.
“Seharusnya tahapan
lelang ini tidak
dapat diteruskan
sehingga bupati wajib
memerintahkan ulang
lelang paket. Namun
panitia lelang tetap
menetapkan pemenang
lelang ini.”
Pihak terkait dalam
kasus ini Zulkifli yang
berprofesi sebagai
PNS Sanggau berperan
sebagai pengawas
lapangan menyebutkan
dalam BAP sebagai saksi
oleh Polres Sanggau
tertanggal 7 Februari
2013 bahwa proyek ini
dikerjakan dalam 75 hari
kalender kerja, terhitung
sejak 14 Oktober sampai
29 Desember 2010.
Namun sampai dengan
tanggal 12 Desember
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
59
laporan khusus KALIMANTAN BARAT
pada saat dia mengecek di lapangan
ternyata pekerjaan tersebut belum
selesai di masing-masing irigasi.
“Daerah irigasi tersebut di bangun
di empat lokasi yaitu: (1) Daerah
irigasi Empiyang, (2) Daerah irigasi
Engkonis, (3) Daerah irigasi Engkolai,
(4) Daerah irigasi tanggung temura,”
kata Zulkifli dalam keterangan BAP.
Sebelumnya, di BAP sebagai saksi
juga oleh Polres Sanggau tertanggal
3 Oktober 2011 Zulkifli juga
menyatakan bahwa saat pengecekan
ke lapangan tanggal 9-10 Desember
2010, proyek yang baru dikerjakan
24%. Hasil print-an pengerjaan
kemudian dipegang oleh pengawas
lainnya yakni Ucok Riswanto
Sinabutar, dan dibuat di laptop PPTK
Sigit Purnomo.
Kemudian pada tanggal 15
Desember 2010 dia malah disodorkan
untuk menandatangani berita acara
bahwa pengerjaan telah selesai 76%.
Dia menolak dengan alasan beberapa
hari yang lalu proyek tersebut baru
terealisasi 24%. Setelah itu secara
tiba-tiba sudah mencapai lagi 100%
dan berhak mendapatkan bayaran
95% dari nilai kontrak tertanggal 15
Desember 2010.
“Sesuai kenyataan di lapangan
bahwa proyek tersebut pada tanggal
15 Desember 2010 belum mencapai
100% karena perhitungan saya
dengan PPTK serta Ucok selaku
pengawas proyek juga karena tanggal
9-10 Desember 2010 saya turun ke
lapangan ternyata pekerjaan proyek
baru 24%. PPTK dan Ucok membuat
laporan hasil kemajuan pekerjaan
pertanggal 11 Desember saya tidak
dilibatkan lagi sampai sekarang,” kata
Zulkifli dalam BAP.
Pada 23 Desember 2013 lalu,
Zulkifli mengaku dihubungi oleh
Ucok. Dia mengatakan kalau
ditunggu Kepala Dinas PU, Kukuh
di ruangannya. Saat masuk ruang
dia juga menemui Rivai selaku KPA,
Sigit selaku PPTK dan Ucok. Kukuh
kemudian menyampaikan kepadanya
bahwa hasil rapat dan penghitungan
ulang oleh PPTK bahwa volume
pekerjaan telah 76%. Zulkifli
kemudian menjawab ke Kukuh,
“Darimana dasarnya pak? Padahal
60
hitungan saya dengan PPTK dan
Ucok hasilnya tidak sampai segitu.”
Kukuh kembali mengatakan
kepada dia, “Kamu kan hanya
melegalkan hasil hitungan konsultan
pengawas.” Dia pun membalas
jawaban itu, “Karena melegalkan
hitungan itulah berat bagi saya. Oke
kalau hitungan itu benar tidak ada
masalah, tapi kalau tidak sesuai,
saya juga yang kena dan masa kerja
saya masih lama kira 20 tahun lagi
dan masih muda.”
Mendengar jawaban itu, Kukuh
kembali mengatakan, “Saya
mengerti situasi dan kondisimu.”
Zulkifli kembali membela diri,
“Bukan apa pak, proyek ini kan
masih menjadi sorotan. Pemilihan
pemenang saja masih diproses
di KPPU dan di PTUN kan
di Pontianak. Jadi kita mesti
hati-hati, proses saja masih
bermasalah apalagi hasil.”
Zulkifli sempat
menggambarkan suasana
pertemuan itu. Kukuh, kata
Zulkifli, saat itu terdiam sejenak.
Zulkifli kemudian meminta
satu hal, “Begini pak kalau saya
disuruh tandatangan, saya minta
sebaris tulisan dari bapak yang
isinya kalau terjadi dampak
hukum dan sosial, bahwa
pengawas lapangan tidak ikut
bertanggungjawab baik secara
hukum dan sosial.”
Mendengar permintaan itu
Kukuh tidak mau, “Saya tidak
berani mengeluarkan itu.”
Akhirnya Zulkifli kemudian
berani mengatakan seperti
ini, “Bapak tidak berani,
apalagi saya.” Karena tidak
ada putusan, pertemuan pun
selesai dan Zulkifli tetap tidak
mau menandatangani berita
acara.
Saat dikonfirmasi Aktual
akhir Desember 2013, Kukuh
Triatmaka mengatakan
bahwa proyek tersebut sudah
diaudit BPK dan BPKP
sekitar 2-3 tahun lalu saat
dirinya masih menjabat
Kepala Dinas PU. “Oh itu
sudah 2-3 tahun yang lalu. Tapi
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
semua sudah diaudit BPK
dan BPKP lah.”
Kukuh pun juga
membantah bahwa
dirinya diduga terlibat
telah melakukan tindak
pidana korupsi. “Oh gak
lah, intinya waktu saya
di PU kemarin supaya
diaudit sama BPK, dua
kali diaudit. Kemudian
terakhir saya dapat
laporan dari PU sekarang
udah diaudit lagi. Saat ini
hasilnya saya tidak tahu,
tapi dari PU melaporkan
sudah diaudit dan
perosesnya sudah berjalan.
Memang proyek dulu itu
diputus atau dikurangi
volumenya, tapi sudah
dikerjakan. Sekarang sudah
berfungsi. Tentukan kalau
ada yang komplain kami
serahkan ke pemeriksaan
saja,” tegas Kukuh.
Soal ini, Kukuh pun siap
untuk dimintai keterangan
oleh KPK. “Intinya kita
serahkan ke KPK saja.”
Namun nama Kukuh juga
disebut dalam dugaan
tindak pidana korupsi dalam
Pembangunan Jaringan
Saluran Air Bersih Perkotaan
Multi Years 2009-2011 di
Sanggau. Dalam dokumen
pengumuman hasil koreksi
aritmatik Nomor: 620/09/
PJAB.KOTA-PAN'09/CK-DPU
terhadap pekerjaan tersebut,
bahwa Pagu Dana disebutkan
adalah Rp 35 miliar dengan
Nilai HPS/OE Rp 34,09 miliar.
Sedangkan PT Simbrana
Kirana KSO PT Citra Bangun
Adigraha sebagai pemenang
proyek memberikan penawaran
setelah dikoreksi panitia, nilai
penawarannya menjadi Rp
34.772.569.000.
Padahal dalam aturan
sebagaimana diatur dalam
Perpres No 54/2010, Pasal 83
ayat 1 huruf f tentang pemilihan
gagal (batalnya pelelangan),
bahwa dikatakan apabila harga
penawaran terendah terkoreksi untuk
Kontrak Harga Satuan dan Kontrak
gabungan Lump Sum, dan Harga
Satuan lebih tinggi dari HPS.
Menurut Vitalis Kupel dalam
tahapan lelang ini, jelas menyimpang
dari ketentuan proses pengadaan
barang/jasa. Ini dapat dilihat
dari besarnya nilai penawaran
setelah dikoreksi aritmatik nilainya
lebih besar dari OE. “Seharusnya
perusahaan yang bersangkutan
penawarannya harus digugurkan
karena menawar lebih besar dari OE.”
Menurut Kupel, hal ini
menunjukan bahwa proyek multi
years (tahun jamak) yang dikerjakan
mulai 17 Desember 2009 sampai
31 Desember 2011 ini, bahwa ada
pengaturan pada pemenangan
lelang. Selain itu tidak ada pengawas
pekerjaan. “Pemasangan jaringan ke
Kecamatan Parindu tidak dikerjakan
dengan benar sehingga tidak dapat
difungsikan.”
Selain itu, ada modus
penyimpangan dengan mengurangi
volume pekerjaan dan kualitasnya
jauh di bawah standar. Konsultan
perencanaan diduga adalah
orangnya perusahaan pemenang
lelang. “Dalam perencanaan awal
paket pekerjaan menggunakan
konsultan perencanaan. Namun di
dalam pelaksanaannya justru tidak
menggunakan konsultan pengawas.”
Saat dikonfirmasi oleh Aktual,
kuasa pengguna anggaran yang juga
saat itu menjabat kepala Dinas PU
juga membantah adanya tindakan
korupsi pada pengerjaan tersebut.
“Waktu zaman saya itu baru dibayar
30% tapi mungkin belum selesai dan
saya juga tidak mengikuti lagi. Tapi
ini sudah diaudit dan informasi dari
mereka (Kadis PU baru), BPK intinya
sudah mengaudit lah sesuai keinginan
Bupati, karena ada beberapa yang perlu
dilakukan. Jadi dari pada polemik
silakan kawan-kawan monitor saja.”
Karena, saat ini dia sudah tidak
lagi menjabat sebagai kepala Dinas
PU, pihak yang mempertanyakan hal
tersebut bisa mengecek ke Dinas yang
bersangkutan. “Laporannya sekarang
di PU sana, sekarang saya di Bapeda
sudah dua tahun lebih.”
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
61
energi
Berebut Pasir Besi
di Pantai Selatan
Dari data Walhi pada 2013, rupanya Kabupaten
Malang tidak mengantongi izin sesuai dengan clear
and clean (CNC) dari Kementerian ESDM untuk
aktivitas penambangan pasir besi.
I
barat
harta karun yang
diperebutkan banyak pihak,
keberadaan tambang pasir besi yang
berada di pantai selatan Kabupaten
Malang, Jawa Timur juga menjadi
bahan hajatan para pengusaha dan
juga pejabat pemerintah setempat.
Salah satunya, keberadaan
tambang pasir besi di kawasan
Pantai Wonogoro, Kecamatan
Gedangan, Malang Selatan yang
hingga saat ini tak lepas dari berbagai
permasalahan. Bahkan, berbagai
pihak yang mencakup masyarakat
sekitar serta aktivis pecinta
62
lingkungan, menyebut aktivitas
pengerukan hasil kekayaan alam
ini sebagai kegiatan penambangan
‘liar’ yang telah direstui pemerintah
Kabupaten Malang. Alasan dasar
yang dipersoalkan masyarakat
yakni mengenai izin pertambangan
di daerah ini bertabrakan dengan
peraturan yang telah diatur
diatasnya.
Penelusuran Aktual menemukan,
pada 12 Juli 2012, Pemerintah
Kabupaten Malang melalui unit
pelayanan terpadu perizinan
menerbitkan surat izin pertambangan
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
rakyat (IPR) bernomor 180/0008/
IPR/421.302/2012 terhadap M
Najib Salim Attamimi, ketua
koperasi Tambang Indonesia III.
Izin tersebut berupa pertambangan
bahan galian mineral logam selama
lima tahun di kawasan Pantai
Wonogoro dengan luas 98.560
meter persegi. Dengan kata lain,
terbitnya IPR ini merupakan sebuah
‘lampu hijau’ bagi sang pemegang
mandat untuk melakukan aktivitas
pertambangannya mengambil pasir
besi di Pantai Wonogoro.
aktual/ istimewa
Oleh: Muchammad Nasrul Hamzah
Menanggapi hal ini, Wahana
Lingkungan hidup (Walhi) Jawa
Timur menilai, terbitnya IPR oleh
pihak peizinan Kabupaten Malang
telah bertentangan dengan peraturan
yang ada di atasnya. Pasalnya, pada
Perda No 3/2010 tentang Rencana
Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
Kabupaten Malang menyebutkan
bahwa Pantai Wonogoro adalah
kawasan lindung dalam bentuk
sempadan— garis batas luar
pengaman yang ditetapkan dalam
mendirikan bangunan dan atau pagar
yang ditarik pada jarak tertentu—
pantai dengan kriteria perlindungan
terumbu karang sebagaimana yang
termaktub dalam pasal 34 huruf b,
pasal 36 ayat (1) huruf a, ayat (2)
huruf b pasal 48 ayat (3) huruf I dan
pasal 54 ayat (6).
“Jika ditinjau dari Perda RTRW
jelas pantai Wonogoro adalah
kawasan lindung dan itu ditabrak
oleh perijinan dengan keluarnya izin
pertambangan, ” kata Purnawan D
Negara selaku Dewan
Daerah Walhi Jawa Timur kepada
Aktual, baru-baru ini.
Selain itu, dari data Walhi pada
2013, rupanya Kabupaten Malang
tidak mengantongi izin sesuai
dengan clear and clean (CNC)
dari Kementerian ESDM untuk
aktivitas penambangan pasir besi.
Izin tersebut di Jawa Timur hanya
dimiliki oleh Kabupaten Jember
yang mana pihak dinas ESDM
berhak mengeluarkan izin usaha
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
63
energi
64
bisnis tambang ini seperti lingkaran
setan,” papar Pupung.
***
Terpisah, Muktiono, ketua
Gerakan Forum Masyarakat Peduli
Lingkungan, yang mengadvokasi
masyarakat sekitar lokasi tambang
pasir menyebut bahwa tak kurang
dari sekitar 120 truk dikerahkan
untuk mengangkut pasir besi
tersebut.
“Setiap hari ada sekitar 40 truk
mengangkut pasir besi, truk itu
bolak-balik sampai tiga kali, jadi
kalau dihitung kasaran sekitar 120
truk per harinya,” kata Muktiono saat
ditemui di kediamannya di Bantur,
Kabupaten Malang, beberapa waktu
lalu.
Setiap truk tersebut diperkirakan
membawa sebanyak delapan ton
pasir besi, dan pemandangan yang
tak elok ini sudah berlangsung sejak
2012 atau bertepatan dengan tahun
izin IPR dikeluarkan oleh pihak dinas
perizinan. “Susah untuk dihitung
berapa ton pasir besi yang sudah
dikeruk, bisa dikira-kira berapa puluh
ribu ton yang sudah amblas disana,”
ujar Muktiono.
Perihal pengangkutan pasir besi
menggunakan truk, dari pengamatan
Muktiono, selalu terjadi saat
malam hari. Menurut dia, malam
adalah waktu yang tepat untuk
menyembunyikan pengangkutan
tersebut dari warga sekitar.
“Upaya pengerukan ditengarai
memanfaatkan jam-jam
luang yang tidak terpantau
masyarakat,” kata dia.
Tak hanya itu,
Muktiono juga
menyebut perihal
rute jalan truk hingga
sampai di penampungan
yang berada di kawasan
Sengguruh, Kabupaten Malang.
Awalnya, pada sore hari truk-truk
kosong ini mulai berdatangan ke
lokasi penambangan pasir besi,
setelah dirasa waktunya tepat
untuk mengangkut, puluhan truk
ini langsung bergerak menuju
ke arah pertigaan Balekambang,
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
lalu merangsek ke wilayah Bantur
terus ke daerah Rejosari. Dari arah
Rejosari truk itu melaju ke kawasan
Wonokerto melalui Rejojoyo
dan akhirnya sampai dilokasi
penampungan yang terletak di
Sengguruh Kepanjen. “Setelah sampai
di Sengguruh pasir ini ditimbangi dan
dijual kembali,” timpalnya.
Dari pengamatan Aktual di
lapangan, pasir besi ini sangat
berpotensi di ekspor melalui
tiga wilayah. Pertama melalui
pelabuhan Mayangan yang terletak
di Probolinggo. Kedua dilarikan ke
daerah Pasuruan dan kemungkinan
terakhir langsung dibawa ke Surabaya.
Selain itu, keberadaan gudang
pasir besi itu konon diawasi langsung
mantan Kepala Desa Gampingan,
Kecamatan Pagak, H Rofii. Saat
ditelepon beberapa kali, Rofii
enggan mengangkat perihal aktivitas
aktual/ istimewa
pertambangan (IUP).
“Dugaan Walhi semakin kuat
ketika kami menanyakan kepada
kepala ESDM Kabupaten Malang
perihal izin-izin pertambangan,
namun ternyata yang bersangkutan
tidak bisa menyebutkannya,” jelas
pria yang akrab disapa Pupung, ini.
Pupung memaparkan bahwa CNC
untuk tidak tumpang tindihnya izin
sesuai dengan peraturan, IUP yang
dinyatakan CNC adalah IUP yang
izinnya sudah benar atau dengan kata
lain IUP itu tidak menyalahi aturan
dan wilayahnya tidak berbenturan
dengan kawasan konservasi alam
atau perusahaan pemegang IUP
lainnya. Acuan mengenai IUP ini
dapat dirujuk pada PP No 25/2000
mengenai otonomi daerah, PP
No 22/2010 tentang wilayah
pertambangan, serta berbagai
peraturan pendukung lainnya.
“Pihak Pemkab Malang kami
kira tidak pernah menghitung
berapa kerusakan yang diakibatkan
dibanding dengan pendapatan
PAD yang diterimanya, toh walau
menerima PAD secara peraturan
sudah cacat,” tegas Pupung.
Keikutsertaan putra Bupati
Malang, Dewanata Kresna, dalam
bisnis tambang pasir besi ini juga
menjadi sorotan tersendiri oleh
publik Kabupaten Malang, bahkan
dengan adanya cantolan nama pria
yang biasa disapa Dewa ini disebutsebut sebagai pemulus bagi terbitnya
izin tersebut.
Berbagai spekulasi anggapan pun
akhirnya bermunculan. Ada yang
menyebut pengerukan pasir
besi ini dananya digunakan
untuk kepentingan pemilu
2014. Spekulasi tersebut
rupanya bukan hanya
isapan jempol semata
lantaran Dewa saat ini
tercatat sebagai calon anggota
legislatif untuk memperebutkan
kursi di Senayan dari Partai Nasional
Demokrat (NasDem) bernomor urut
satu.
“Memang jika dianalisis dari segi
keluarnya izin itu dan juga proses
pengumpulan dana untuk biaya
pemilu sangat masuk akal, karena
angkutan pasir besi yang diduga,
perizinannya bermasalah.
aktual/ istimewa
***
Menanggapi keluhan masyarakat
soal tambang pasir tersebut, pihak
Dinas ESDM Kabupaten Malang
mengaku sudah mengeluarkan surat
teguran bagi para pemegang izin
tambang. Abdurahman Firdaus kepala
dinas ESDM Kabupaten Malang
kepada Aktual menegaskan bahwa
keberadaan pengerukan tambang
pasir yang terjadi hingga hari ini
sudah melanggar prosedur izin yang
ada. “Kalau namanya IPR harusnya
menambang dengan cangkul dan
tidak boleh menggunakan alat berat
namun fakta dilapangan yang kita
ketahui menggunakan alat berat,” kata
Firdaus.
Firdaus menyebutkan, dalam
izin IPR itu sebenarnya memiliki
persyaratan tersendiri selain tak
boleh menggunakan alat berat, juga
harus ada izin pemilik tanah dan
yang terpenting adalah tambang
tersebut memperhatikan hak-hak
masyarakat sekitar tambang. “Ada
beberapa persyaratan yang ditabrak
oleh penambang, kita sudah surati
namun belum ada jawaban dari yang
bersangkutan,” jelasnya.
Lalu bagaimana dengan pihak
Dinas Perizinan Kabupaten Malang?
Rupanya Polres Malang tak tinggal
diam. Pada sekitar awal Desember
tahun lalu, Kepala Satreskim Polres
Malang AKP M Aldy Sulaeman sudah
memanggil Razali yang kala itu masih
menjabat kepala Dinas Perizinan.
Razali sebagaimana ungkap Aldy,
dimintai keterangan soal mekanisme
soal keluarnya izin tambang pasir
besi tersebut.
Rupanya sebelum memanggil
Razali pihak Polres Malang sudah
mendapatkan pengaduan dari
masyarakat yang resah dengan
adanya aktivitas penambangan
tersebut. Namun dalam
perkembangnya kasus ini bak pasir
yang tersapu badai dan menghilang
entah kemana. Penanganan kasus ini
pun seakan tidak lagi dijamah oleh
pihak kepolisian yang awalnya sudah
membuka pintu penyelidikan.
Hal inilah yang membuat
Muktiono geram, pada tanggal
8 Januari 2014 lalu ia yang
mengatasnamakan masyarakat
sekitar lokasi membawa kasus
ini ke pihak Polri. Dalam surat
pengaduan yang didapat oleh Aktual
masyarakat menyebutkan bahwa IPR
yang dikeluarkan dinas perizinan
Kabupaten Malang terindikasi
berada di kawasan hutan lindung,
sehingga diduga kegiatan tersebut
tidak mempunyai izin pinjam pakai
kawasan hutan dari kementerian
kehutanan.
Selain itu, untuk kegiatan
operasi produksi disebutkan juga
telah mengorbankan hutan lindung
dengan cara menebang tegakkan
yang ada. Nah, hal ini rupanya
sangat bertentangan dengan UU No
18/2013 tentang pencegahan dan
pemberantasan perusakan hutan.
“Kami menganggap ada sebuah
tindak pidana koorporasi yang
tersistematik,” tegas Muktiono.
Keberadaan tambang pasir besi
yang berada di wilayah Kabupaten
Malang yang tanpa memperhatikan
dampak kerusakan alam ini sangat
bertolak belakang dengan program
Bupati Malang, Rendra Kresna untuk
ekowisata seribu pantai.
Alasannya jelas, dari berbagai
analisa tambang pasir yang ada
seperti di wilayah Pantai Wonogoro
ini menodai visi misi “Madep
Manteb” sang Bupati di sektor
pariwisata. Kawasan Kabupaten
Malang sendiri sangat terkenal
dengan wisata pantainya, beberapa
pantai yang menjadi tujuan wisata
di antaranya Pantai Balaikambang,
Kondang Merak, Bajul Mati, Ngliyep
dan lain lain.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
65
Internasional
Sesudah kasus penyadapan
intelijen terhadap Presiden
SBY yang belum sepenuhnya
tuntas, Australia membuat
masalah baru dengan
pelanggaran wilayah
kedaulatan Indonesia oleh
kapal militernya. Keretakan
hubungan Indonesia-Australia
tampaknya tidak akan cepat
pulih seperti semula.
Oleh: Satrio Arismunandar
66
A
ustralia lagi-lagi bikin ulah.
Heboh kasus penyadapan
oleh intelijen Negara Kanguru
itu terhadap komunikasi telepon
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), Ibu Ani Yudhoyono, dan
sejumlah menteri Indonesia pasa
2013 baru dalam proses menyurut,
tetapi Australia sudah membuat
masalah baru. Kapal militer
Australia pertengahan Januari 2014
telah menerobos wilayah perairan
Indonesia tanpa izin, dalam usaha
mencegah masuknya perahu pencari
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
suaka ke Australia.
Menteri Imigrasi Australia Scott
Morrison mengaku telah meminta
maaf dan memberi penjelasan pada
militer Indonesia atas terjadinya
‘insiden’ tersebut. Namun permintaan
maaf ini terkesan hanya basa-basi,
karena masuknya kapal Australia
ke wilayah kedaulatan Indonesia
bukanlah terjadi secara ‘tidak
sengaja’.
Berdasarkan laporan pencari
suaka terkait, kapal militer Australia
memang menggiring paksa kapal
bloomberg
Ulah Baru Negara
Tetangga di Selatan
aap image
pengungsi yang mereka pergoki di
wilayah perairan Australia, agar
masuk kembali jauh ke dalam wilayah
perairan Indonesia. Jika cara ini
merupakan prosedur operasi standar
yang dipraktikkan Australia, jelas
akan bermasalah besar dengan
kepentingan Indonesia, karena tidak
ada jaminan bahwa pelanggaran
kedaulatan wilayah Indonesia
semacam ini tidak akan berulang.
Ada juga laporan-laporan yang
telah dibantah pihak Australia
bahwa aparat Australia telah
menyakiti atau melakukan tindakan
kekerasan terhadap para pencari
suaka. Para imigran mengaku telah
dipukuli. Beberapa di antaranya juga
mendapat luka bakar, karena dipaksa
memegang pipa panas di perahu
mereka.
Badan urusan pengungsi PBB
telah menanyakan kebenaran kabar
ini, sambil memperingatkan bahwa
Australia bisa dianggap melanggar
hukum internasional, jika memaksa
kapal-kapal itu kembali ke Indonesia
tanpa memperhatikan keselamatan
yang pantas bagi para pengungsi.
Kebijakan keras pemerintah Australia
ini termasuk pemberlakuan pusat
penahanan di lepas pantai, untuk
menahan ribuan para pencari suaka,
yang banyak diantaranya melarikan
diri karena konflik di Afghanistan,
Darfur, Pakistan, Somalia, dan
Suriah.
Kelompok Hak Asasi Manusia
(HAM) yang berbasis di New York
juga mengeritik kebijakan keras
Australia terhadap para pencari
suaka. Dalam laporan terbarunya,
kelompok HAM ini menyatakan,
rekam jejak Australia sebagai negara
yang melindungi hak sipil dan politik
telah rusak akibat kebijakan tersebut.
Pemerintah Australia dianggap lebih
memprioritaskan kepentingan politik
domestik dibandingkan tanggung
jawab internasional Australia untuk
melindungi para pencari suaka.
Mengintensifkan Patroli
Maritim
Perdana Menteri Tonny Abbott
sendiri masih bicara lantang, bahwa
ia akan tetap melanjutkan kebijakan
kerasnya untuk menangkal para
pencari suaka, yang mencoba masuk
ke Australia dengan perahu-perahu
kecil dari perairan selatan Indonesia.
Berbicara dari Davos,
Swiss, Abbott pada 21 Januari
2014 menyatakan, “Bagi kami,
menghentikan kapal (imigran)
merupakan persoalan kedaulatan
dan Presiden Yudhoyono harus
memahami itu, betapa serius kami
menjaga kedaulatan negara. Karena
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
67
Internasional
68
ujar Faizasyah.
Kantor Menteri Koordinator Politik
dan Keamanan RI mengeluarkan
penyataan, “Indonesia akan
mengintensifkan patroli maritim
di berbagai wilayah di mana terjadi
pelanggaran atas kedaulatan dan
integritas teritorialnya.” Pernyataan
ini merevisi pernyataan sebelumnya
yang menggunakan kata-kata lebih
halus. Pernyataan revisi ini juga
menyebut pelanggaran wilayah oleh
kapal Australia itu sebagai penyusupan
tercela, dan menuntut klarifikasi
diplomatik resmi, serta jaminan bahwa
berbagai insiden seperti itu tidak akan
terulang kembali.
Pemerintahan Abbott, yang
berasal dari Partai Konservatif, juga
dikritik keras di dalam negeri terkait
kerahasiaan yang menyelimuti seputar
kebijakan suaka mereka. Kebijakan
itu disebut ‘Operasi Kedaulatan
Perbatasan’, dan baru-baru ini
disamakan seperti sebuah perang.
Abbott berdalih, kerahasiaan itu penting
untuk mencegah ‘musuh’ agar tidak bisa
menerima bocoran informasi.
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Namun, Graeme McGregor,
juru bicara Amnesty International,
menyebut kebijakan Canberra yang
terus menolak memberikan informasi
tentang kebijakan ini kepada publik
sebagai sesuatu yang ‘absurd’.
Abbott dan Bishop
Berbeda Pandangan
Kasus pelanggaran wilayah
kedaulatan Indonesia oleh kapal
militer Australia jelas akan
makin memperburuk hubungan
antara kedua negara. Padahal
hubungan itu belum pulih, sejak
terungkapnya skandal penyadapan
oleh intelijen Australia terhadap
saluran komunikasi telepon para
pemimpin Indonesia. Indonesia telah
menurunkan tingkatan hubungan
diplomatik dengan Australia pada
November 2013, sebagai respon atas
kasus penyadapan tersebut.
Indonesia juga menunda
kerjasama latihan militer dan
pertukaran informasi intelijen.
Australia biasanya sangat
berkepentingan dengan informasi
aktual/ istimewa
itu kami akan melanjutkan apa
yang harus kami lakukan untuk
mengamankan perbatasan.”
Sikap Abbott jelas sangat
sepihak, tanpa kompromi, dan tidak
menunjukkan kepekaan terhadap
posisi Indonesia. Australia, seperti
juga semua negara, memang
berhak menjaga kedaulatan wilayah
negaranya. Namun, hal itu tidak bisa
dijadikan alasan bahwa Australia
boleh melanggar wilayah kedaulatan
Indonesia dengan seenaknya.
Staf Khusus Presiden RI Bidang
Hubungan Internasional Teuku
Faizasyah menegaskan, kedaulatan
dan keutuhan wilayah merupakan
kepentingan vital bagi Indonesia. Oleh
karena itu, setiap bentuk pelanggaran
atas kedaulatan dan wilayah nasional
Indonesia dengan alasan apapun tidak
dapat ditoleransi.
“Jika PM Abbott meminta
Indonesia memahami keseriusan
Australia atas kedaulatannya, maka
sebaliknya Indonesia juga meminta
Australia untuk memahami keseriusan
Indonesia atas kepentingan vital kita,”
aktual/ istimewa
Teuku Faizasyah
intelijen tentang kasus-kasus
terorisme di Indonesia. Penundaan
kerjasama juga terjadi dalam
urusan pencari suaka. Kini otoritas
Indonesia lebih bersikap pasif dalam
menangani pencari suaka, yang hanya
menjadikan Indonesia sebagai tempat
transit sebelum bertolak ke Australia.
Peningkatan ketegangan
hubungan Australia-Indonesia itu
berpotensi menimbulkan dampak
ekonomi yang serius. Indonesia
adalah importir besar atas produk
pertanian dan peternakan Australia,
seperti gandum dan hewan ternak.
Sedangkan, Australia adalah pasar
nomor 10 terbesar bagi Indonesia.
Proses peredaan ketegangan
dalam hubungan antara kedua negara
sebetulnya sudah dimulai dengan
pengiriman surat resmi, yang dirancang
secara cermat, dari PM Abbott
kepada Presiden SBY pascaskandal
penyadapan. Isinya menegaskan
keinginan untuk menormalisasi
hubungan. Presiden SBY memandang,
surat Abbott itu cukup baik sebagai
langkah pembukaan menuju pemulihan
hubungan.
Tetapi ketidakkompakan di
internal pemerintah Australia
berikutnya kembali merusak suasana
itu. Dalam kunjungannya ke Jakarta,
Menlu Australia Julie Bishop
menjanjikan, pemerintah Australia
tidak akan menggunakan aset
intelijen untuk merugikan Indonesia.
Namun, beberapa hari kemudian
muncul laporan di Australia bahwa
PM Abbott secara kategoris telah
mengatakan, Australia tidak pernah
membuat janji semacam itu!
Yang menarik adalah sinyalemen
dari kalangan Australia sendiri
bahwa pemerintah Abbott jelas
akan berkukuh, tetap menerapkan
kebijakan kerasnya tentang pencari
suaka, bahkan sekalipun hal ini
secara berkepanjangan akan semakin
merusak hubungan dengan Indonesia.
Di sisi lain, suara-suara keras
dari kalangan militer, parlemen,
dan unsur-unsur masyarakat di
Indonesia, menyikapi pelanggaran
wilayah Indonesia oleh kapal
Australia, juga akan semakin
mendorong pemerintah SBY untuk
bersikap keras. Walaupun Menteri
Luar Negeri Marty Natalegawa
mencoba meredakan ketegangan,
dengan mengatakan, peningkatan
patroli-patroli TNI Angkatan Laut
di perairan yang berbatasan dengan
Australia “bukanlah tindakan tidak
bersahabat yang ditujukan kepada
bangsa manapun”.
Dua pakar strategi pertahanan
Australia yang paling berpengaruh,
Paul Dibb dan Peter Jennings, telah
memperingatkan bahwa retorikaretorika destruktif dari kedua pihak,
yang berujung ke jalan buntu politik
dalam hubungan Australia-Indonesia,
berisiko merusak kepentingan
keamanan jangka panjang kedua
negara.
Dibb adalah penulis utama buku
putih pertahanan 1987 dan menjadi
penasehat bagi berbagai pemerintah
Australia, yang sudah beberapa kali
berganti. Sedangkan Jennings adalah
mantan pejabat senior pertahanan,
yang sekarang memimpin Lembaga
Kebijakan Strategis Australia. Kedua
pakar ini mendesak baik pemerintah
Australia maupun Indonesia, untuk
segera memulihkan hubungan
pertahanan dan keamanan ke jalur
awal yang seharusnya, sebelum
mengalami kerusakan lebih jauh.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
69
Internasional
Ketika tercipta perdamaian
antara manusia dengan
manusia, agama dengan
agama, Negara dengan Negara
dan antara peradaban dengan
peradaban, maka disitulah
setan dan kepentingan kotor
akan kalah.
Oleh: Nebby Mahbubirrahman,
Zaenal Arifin
D
i kaki Gunung Sinai, Mesir.
Sebuah tempat bertemunya tiga
peradaban besar yakni Islam,
Kristen dan Yahudi.
Di sana, ada sebuah biara Kristen
tertua yang pernah ada. Biara itu
dibangun pada 337 Masehi, sebelum
Muhammad Rosululloh lahir,
prakarsa pembangunan ini dilakukan
oleh Ratu Helena, ibu Kaisar
Konstantinus. Konon, Sang Ratu
ingin ada sebuah biara yang didirikan
di tempat Nabi Musa Alaihissalam
melihat api dari semak duri yang tak
terbakar.
Biara itu direhabilitasi dan
diperluas lagi oleh Kaisar Justinus
pada 527-565 Masehi dengan
membangun Basilika Transfigurasi.
Biara ini kemudian sering disebut
umat Kristiani sebagai Biara
Transfigurasi. Namun, sejak abad
ke-9 Masehi biara Transfigurasi
itu menjadi terkenal sebagai
Saint Catherine’s Monastery.
Umat Kristiani Indonesia sering
menyebut Biara Santa Katarina
karena kehadiran sang martir Santa
Katarina. Biara Santa Katarina
menyimpan ribuan manuskrip dan
catatan penting peradaban Islam,
Kristen dan Yahudi penting setelah
Vatikan.
Biara ini kembali menjadi
perbincangan dunia lagi ketika pada
70
awal tahun baru 2010 lalu
muncul perdebatan serius
soal artikel Director of
Islamic Studies at the
University of Delaware
di Amerika Serikat,
DR. Muqtedar Khan di
Washington Post.
Dalam tulisan
bertajuk “Muhammad’s
promise to Christians”
dia memaparkan sebuah
sejarah penting yang
terjadi pada tahun 628
Masehi. Ada kunjungan
delegasi dari Biara Santa
Katarina ke Baginda
Muhammad SAW.
Delegasi itu meminta
perlindungan dari
Nabi al Musthofa.
Permintaan itu
mendapat tempat
khusus di hati
Rosululloh SAW
dengan memberi
jaminan sebuah
surat yang ditulis
dan ditandatangani
langsung oleh Rosululloh SAW
dengan bukti tanda tangan berupa
gambar tangan Rosululoh sendiri.
Muqtader Khan juga menyajikan
terjemahan surat jaminan itu dalam
bahasa Inggris. Berikut terjemahan
surat itu:
“This is a message from
Muhammad ibn Abdullah, as
a covenant to those who adopt
Christianity, near and far, we are
with them.
Verily I, the servants, the helpers,
and my followers defend them,
because Christians are my citizens;
and by Allah! I hold out against
anything that displeases them.
No compulsion is to be on them.
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Neither are
their judges to be removed from
their jobs nor their monks from their
monasteries. No one is to destroy a
house of their religion, to damage it,
or to carry anything from it to the
Muslims’ houses.
Should anyone take any of these,
he would spoil God’s covenant and
disobey His Prophet. Verily, they are
my allies and have my secure charter
against all that they hate.
No one is to force them to
travel or to oblige them to fight.
The Muslims are to fight for them.
If a female Christian is married
to a Muslim, it is not to take place
without her approval. She is not
to be prevented from visiting her
aktual/ istimewa
Sebuah Janji
Untuk Biarawan
church to pray. Their churches are to
be respected. They are neither to be
prevented from repairing them nor
the sacredness of their covenants.
No one of the nation (Muslims) is
to disobey the covenant till the Last
Day (end of the world).”
Dalam bahasa Indonesia,
terjemahan Muqtader Khan tersebut
adalah seperti ini:
“Ini adalah pesan dari
Muhammad bin Abdullah, sebagai
sebuah perjanjian dengan mereka
yang memeluk agama Kristen, baik
yang dekat maupun yang jauh, kami
bersama dengan mereka.
Bahwasanya aku, para pelayan,
penolong, dan pengikutku membela
mereka, karena orang-orang Kristen
adalah rakyatku; dan demi Allah!
Aku menentang apapun yang tidak
menyenangkan mereka.
Tidak boleh ada pemaksaan
terhadap mereka. Para hakim
mereka tidak boleh diberhentikan
dari pekerjaan mereka, dan para
biarawan tidak boleh dikeluarkan
dari biara mereka. Tidak boleh ada
seorang pun yang menghancurkan
tempat ibadah mereka, atau
merusaknya, atau memindahkan
apapun dari situ ke rumah kaum
Muslim.
Jika ada yang melakukan halhal ini, ia melanggar perjanjian
Allah dan tidak mematuhi RasulNya. Bahwasanya, mereka adalah
sekutuku dan dengan mereka aku
menetapkan perjanjian yang kuat
melawan semua yang mereka benci.
Tidak ada seorang pun
yang memaksa mereka pergi
atau mewajibkan mereka untuk
berperang. Muslimlah yang
akan berperang bagi mereka.
Jika seorang perempuan Kristen
dinikahkan kepada seorang Muslim,
hal itu tidak boleh terjadi tanpa
persetujuannya. Ia tidak boleh
dilarang pergi ke gerejanya untuk
berdoa. Gereja-gereja mereka harus
dihormati. Mereka tidak boleh
dicegah dari memperbaiki gerejagereja itu, ataupun dari kesucian
perjanjian-perjanjian mereka.
Tidak boleh ada umat Muslim
yang tidak mematuhi perjanjian ini
sampai Hari Terakhir (kiamat).”
Tulisan Muqtader Khan ini
mendapat kritik sejarah cukup pedas
dari beberapa kalangan. Terutama
soal cara pandang kaum Kristiani
menilai keotentikan sejarah dokumen
itu: bahwa dokumen itu memang
ditandatangani langsung Rosululloh
al Musthofa.
Beberapa sejarawan justru
melihat, dokumen itu adalah
salah satu dari banyak dukumen
dan perjanjian yang ditulis oleh
pemerintahan setelah Nabi yang
menekankan bahwa pemerintahan
Islam wajib memberi perlindungan
terhadap kaum yang tidak percaya
kepada Nabi Muhammad baik itu dari
kaum Yahudi, kaum Nashrani atau
kaum yang lain.
Muqtader memang tidak ingin
berdebat banyak soal keotentikan .
Dia ingin menarik pembahasan itu
dalam konteks sejarah nilai. “The
document is not a modern human
rights treaty, but even though it was
penned in 628 A.D. it clearly protects
the right to property, freedom of
religion, freedom of work, and
security of the person.... I hope all of
us can find time to look for something
positive and worthy of appreciation
in the values, cultures and histories
of other peoples,” katanya.
Sebenarnya, Muqtader Khan
dan banyak cendekiawan lain
hanya ingin menyampaikan bahwa
konflik peradaban akibat perbedaan
agama seharusnya tidak perlu
ada. Peradaban sebenarnya sudah
mencatat bahwa antara umat Yahudi,
umat Kristiani dan Umat Islam bisa
hidup berdampingan secara damai .
Bahwa memang ada sekelompok
orang dan kepentingan kotor yang
terus berupaya menggesek dan
membenturkan antara ketiganya
untuk tujuan-tujuan kotor mereka
maka itulah yang harus diperangi.
Karena musuh sebenarnya dan yang
paling nyata dari ketiga agama itu
adalah setan dan nafsu manusia yang
ditunggangi setan. Bukan manusia.
Bukan agama. Dan bukan negara.
Pun bukan peradaban.
Jadi, seperti kata mantan Presiden
RI Abdurrachman Wahid. Ketika
tercipta perdamaian antara manusia
dengan manusia, agama dengan
agama, negara dengan negara dan
antara peradaban dengan peradaban
maka disitulah setan dan kepentingan
kotor sekelompok manusia yang
ingin menguasai seluruh peradaban
manusia akan kalah.
Ini visi ke depan Gus Dur
yang tidak banyak ditangkap oleh
kebanyakan politisi dan negarawan
saat ini. Bahwa Gus Dur ingin
menjadikan Indonesia yang damai
sebagai contoh sebentuk peradaban
yang akan membawa peradaban bumi
ini menjadi peradaban yang memang
mulia dan dimuliakan.
***
Dokumen penting yang bicara
soal humanisme itu kini disimpan
di Museum Topkapi Istambul,
Turki. Sebelumnya, dokumen itu
disimpan di biara Santa Katarina,
Sinai. Namun pada 1517, Sultan Selim
I dari Turki mengambilnya untuk
menjadi perbendaharaan istana
Konstantinopel, Turki. Sang Sultan
memberikan salinan dokumen itu ke
biara Santa Katarina.
Dokumen salinan itu kini jadi
salah satu doukmen penting biara
yang saat ini merupakan salah satu
dari situs warisan dunia yang menjadi
rumah manuskrip Alkitab, Kodeks
Sinaitikus (ditulis 330-350 Masehi),
yang saat ini disimpan di British
Library. Di dalam biara Santa Katarina
juga terdapat sebuah mesjid. Mesjid
Fatima namanya. Biarawan di sana
menjadikan salah satu kapelnya
untuk menjadi mesjid pada tahun
1106. Mesjid Fatima berdiri tepat di
samping gereja Ortodoks, sehingga
minaretnya berdekatan dengan
menara lonceng gereja.
Mesjid ini menjadi lambang
perlindungan dari para kalifa Mesir,
termasuk toleransi dari para biarawan
terhadap Islam. Penduduk lokal
Beduin, Jabaliya, secara turun-temurun
memegang kunci mesjid ini.
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
71
olahraga
ICW menyoroti permasalahan
keuangan yang dikelola PSSI.
PSSI dinilai tidak transparan
dalam melakukan laporan
keuangan yang dikelolanya
kepada masyarakat. Padahal,
uang yang dikelola PSSI itu
sangat besar.
Oleh: Zaenal Arifin
P
engurus Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI)
pascapenyelenggaraan Kongres
Tahunan 2014, boleh membusungkan
dadanya masing-masing. Hal ini
karena mereka menganggap, kongres
yang diselenggarakan di Hotel
Shangri La, Surabaya, Jawa Timur,
Minggu (26/1) berjalan lancar.
Memang benar Kongres Tahunan
2014 PSSI berjalan dengan lancar
tanpa ada kendala apapun, meski
ribuan pendukung Persebaya
72
1927 (Bonek) melakukan aksi
demonstrasi di depan hotel tempat
penyelenggaraan. Namun, aksi
yang dilakukan para Bonek ini tidak
mengganggu jalannya kongres.
Kongres yang dibuka langsung
oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo,
dan dihadiri oleh 86 pemilik suara
(voters), berjalan sesuai dengan
jadwal. PSSI mengklaim, dari
hasil Kongres Tahunan itu telah
menghasilkan beberapa keputusan.
Salah satu keputusan yang juga
diklaim PSSI sudah diakui oleh AFC
dan FIFA adalah, mengenai tuntasnya
permasalahan kepengurusan sebagai
organisasi yang sehat dan demokrasi.
Memang, dilihat dari segi
penyelenggaraan Kongres Tahunan
PSSI berjalan sukses dan lancar.
Namun, tidak pada tatanan isi
dari kongres tersebut, meski telah
menghasilkan merubah beberapa
departemen.
“Puji syukur kepada Allah SWT
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
atas diselenggarakan Kongres PSSI
2014. Ini adalah amanah Statuta,
diikuti oleh 102 voters. Kami akui
setelah mengakhiri konflik, PSSI
terus berbenah meningkatkan
komunikasi dengan semua pihak.
Semua agenda akan kami lakukan di
Kongres ini. Laporan kegiatan dan
keuangan juga diberikan. Program
kerja serta rencana strategi Timnas,
Liga Amatir. Semua proses sedang
dijalankan,” kata Ketua Umum
PSSI Djohar Arifin Husin dalam
sambutannya.
Djohar menilai, Kongres Tahunan
ini sangat penting bagi PSSI untuk
membangun sepakbola Indonesia,
dengan melakukan evaluasi pada
2013, serta merencanakan dan
menetapkan kegiatan di 2014.
“PSSI dianggap tuntas oleh AFC
dan FIFA dalam level goverment
(kepengurusan), dengan ditandai
revisi statuta, dan beberapa
peraturan-peraturan organisasi
doc. aktual
Busung Dada
Gaya PSSI
aktual/ istimewa
yang melengkapi. Level
manajemen nantinya
mengerucut dalam
departemen-departemen
di bawah kesekjenan,”
ujar Djohar usai menutup
Kongres.
Senada dengan Djohar,
Sekjen PSSI Joko Driyono,
mengatakan persoalan mengenai
administrasi keanggotaan PSSI telah
selesai dan tidak ada persoalan lagi.
“Administrasi hari ini (Minggu)
tuntas dan ini berhaharap jadi
batu pijakan selamanya. Kami juga
berharap seluruh anggota PSSI
baik yang di pusat maupun daerah,
harus punya visi yang sama untuk
meningkatkan kualitas permainan,”
papar Joko usai Kongres Tahunan.
Meski Djohar dan Joko telah
mengklaim bahwa organisasi yang
dipimpinnya telah dianggap selesai
dalam hal kepengurusan, tidak
halnya dengan juru bicara Indonesia
Coruption Watch (ICW) Apung
Widadi.
Apung tidak sependapat dengan
Djohar soal
kepengurusan
PSSI. “Belum.
PSSI masih
tertutup. Itu
bluffing (bualan)
saja, pencitraan.
Mulai aja belum,
udah dibilang
selesai,” kata
Apung kepada
Aktual, Selasa
(28/1).
Ditambahkan
Apung, PSSI bisa
dicap melakukan
kebohongan
publik dengan
mengklaim telah
selesai dalam hal
kepengurusan.
“Yang
pertama perlu
dilakukan itu
roadmap good
governancenya (peta jalan
pemerintahan
yang baik)
seperti apa?
Kedua, membuka ruang
partisipasi publik. Dalam
hal ini masyarakat bisa
terlibat dan memberi
saran. Faktanya, tertutup
kan?,” beber Apung.
Selanjutnya, Apung
menyoroti permasalahan
keuangan yang dikelola oleh
PSSI. Menurut Apung, PSSI tidak
transparan dalam melakukan laporan
keuangan yang dikelolanya kepada
masyarakat. Padahal, menurut
Apung, uang yang dikelola PSSI itu
sangat besar.
Bukan hanya itu saja, Apung juga
mencermati persoalan pemilihan
pengurus dalam departemen yang di
bawahi oleh PSSI. Apung menilai,
PSSI tidak objektif dalam
pemilihan pengurus di
departemen-departemen
yang di bawahi oleh PSSI.
“Yang ketiga,
transparan secara
keuangan PSSI,
pengelolaan dan
penggunaannya serta auditnya.
Yang keempat, pemilihan pengurus
masing-masing divisi atau
departeman harus objektif dan
representatif. Lha ini? Kolusi dan
nepotisme semua,” tegasnya.
Mungkin apa yang dikatakan
Apung mengenai kolusi dan
nepotisme dalam PSSI itu ada
benarnya. Pasalnya, PSSI dalam
kongres tahunan itu telah mengatur
dan menset cara pengaturan ketua
umum PSSI dan para pejabat seperti
Exco PSSI untuk pemilihan atau
Kongres PSSI di 2015, dimana pada
tahun tersebut, kepengurusan Djohar
telah usai.
“Seluruh keputusan terkait
pemilihan ketua umum, wakil ketua,
dan anggota Exco tahun 2015,
telah juga di paripurna. Perangkat
seperti Komite Pemilihan, Komite
Banding Pemilihan telah disetujui
anggota seperti mekanisme PSSI
yakni elektoral code. Jadi tidak ada
kekhawatiran siapapun terhadap ujung
dari kepengurusan PSSI,” kata Joko.
Dengan keadaan seperti ini,
PSSI masih saja berharap agar Tim
Nasional Indonesia yang dimiliki saat
ini, bisa berbicara dikancah dunia
internasional. Namun mereka tidak
mau membenahi persoalan yang ada
dalam kepengurusan sendiri.
“Kita punya lima Timnas yakni
Senior, U-23, U-19, U-16, U-14
targetnya AFF 2014 harus juara untuk
Timnas Senior, Asian Games bila jadi
berangkat kita ingin lolos ke babak
delapan besar, Timnas U-19 lolos ke
Piala Dunia U-20 di Selandia Baru
serta di akhir kepengurusan rangking
peringkat FIFA di bawah 130 dunia
dan membangun infrastuktur Timnas
berkaitan dengan bantuan dr FIFA
yang namanya FIFA goal project,”
kata dia.
Apakah tekad dan rencana itu
bisa tercapai jika keadaan dalam
kepengurusan federasi
sepakbola Indonesia seperti
sekarang ini. Mau dibawa
kemana sepakbola
Indonesia? Dan apakah bisa
maju sepakbola Indonesia
jika memang kepengurusan
dalam PSSI seperti ini?
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
73
obituari
In Memoriam
KH MA Sahal Mahfudh
K
iai Haji Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh adalah salah satu
ulama fiqih mumpuni yang pernah dimiliki bangsa ini.
Ulama kharismatis yang lahir dengan nama Muhammad
Ahmad Sahal bin Mahfudh bin Abdul Salam Alhajaini ini
dipanggil ke hadirat Sang Pemilik Takdir pada Jumat, 24
Januari 2014 dinihari di kompleks Pesantren Maslakhul Huda,
Margoyoso, Pati, Jawa Tengah tempat dia mengabdikan dan
mempertanggungjawabkan ilmu yang dititipkan oleh Allah
SWT kepadanya.
Lahir di Desa Kajen, Margoyoso, Pati, pada 17
Desember 1937, Kiai Sahal meninggal dalam usia 77 tahun
setelah 7 hari dirawat di RS Kariadi Semarang akibat
penyakit jantung dan paru yang menahun.
Bangsa ini kembali ditinggal oleh salah satu ulama
panutan yang secara konsisten untuk membumikan
hukum Islam dalam konteks keIndonesiaan dan
kekinian.
Tidak banyak ulama yang konsen seperti yang
telah dilakukan Ketua Umum Majelis Ulama
Indonesia ini. Dengan keluasan cakrawala
berpikirnya serta didikan moral yang
ketat ala pesantren menjadikan ijtihad di
bidang fiqh bisa dijadikan pegangan banyak
kalangan.
Kiai Sahal adalah penggemar buku. Mulai
novel, sastra sampai kitab kuning. Dia sadar,
dengan membaca dia akan dapat menambah
rujukan untuk menjawab realitas sosial yang
ada di lingkungan pesantrennya, kotanya dan
negaranya.
Sungguh, kita kehilangan lagi seorang ulama
yang tulus tanpa pamrih untuk memperjuangkan
tegaknya hukum dan moral di negara ini.
Selamat tinggal Kiai..
aktual/ istimewa
/ Sukardjito
74
74
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
intermezo
Hutan Indonesia
Terlalu Penting
S
aktual/ istimewa
eorang ahli geografi dari
Universitas Maryland, Matt
Hansen pernah melakukan
pemetaan terhadap perubahan global
hutan. Dia melakukan pemetaan di
beberapa negara yang kaya hutan
seperti Indonesia dan Brasil.
Hasil riset yang dilakukan Hansen
cukup mengejutkan. Pada skala
global, bumi kehilangan 888.000
mil persegi hutan dan memperoleh
309.000 km persegi hutan baru
antara tahun 2000 dan 2012.
Hilangnya hutan bersih itu setara
dengan semua tanah di Alaska.
Hansen dan timnya pernah
menulis di jurnal “Science” pada
November 2013 bahwa deforestasi
di Indonesia adalah yang tercepat
dalam sejarah. Sebelum tahun
2003, Indonesia kehilangan kurang
dari 4.000 mil persegi (10.000 km
persegi) per tahun. Pada tahun 2011,
lebih dari 7.700 mil persegi (20.000
km persegi) hutan Indonesia lenyap
setiap tahun. Ini sangat mengerikan.
Di hutan Riau saja (lihat gambar),
pada dari tahun 2000 sampai 2011
terjadi percepatan deforestasi hutan
yang sangat cepat dan masif. Lalu
bagaimana dengan hutan kita di
pulau-pulau lainnya?
Sudah saatnya kita perangi
korupsi di sektor kehutanan dan
mafianya. Kalau perlu KPK mulai
fokus juga di sektor kehutanan.
Karena hutan Indonesia terlalu
penting bagi keberlangsungan ekologi
global. / Ary Purwanto
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
75
Kilas daerah
Kasus Korupsi di KBS
Harus Dibongkar
K
ejanggalan pertukaran 397 satwa
Kebun Binatang Surabaya (KBS)
yang disinyalir sarat korupsi, terus
disoroti sejumlah kalangan pemerhati
satwa. Kasus itu diharapkan dapat
segera di bongkar dan dibuktikan,
agar kasus serupa tidak terjadi di
kebun-kebun binatang lainnya di
Indonesia.
Demikian dikatakan Direktur
Walhi Sumatera Utara Kusnadi
Oldani kepada Aktual di Medan,
Kamis (30/1). “Saya pikir itu patut
dibuktikan. Apalagi adanya laporan
dari Walikota (Surabaya) sendiri,
potensi itu bisa saja terjadi di kota
lain,” kata Kusnadi.
Sebelumnya, terkait pemindahan
148 satwa ke Taman Hewan
Pematang Siantar milik Rahmat
Shah, Ketua Umum Perhimpunan
Kebun Binatang Se-Indonesia
(PKBSI), Kusnadi menilai, sepanjang
space dana manajerial taman hewan
tersebut memungkinkan, keberadaan
satwa itu sebenarnya tidak menjadi
persoalan.
Namun yang perlu
dicermati, lanjut Kusnadi, ialah
keberlangsungan hewan-hewan
endemik yang ada di taman hewan
itu. Dimana, diharapkan satwa-satwa
itu sebaiknya dilepasliarkan saja. / Damai
Oktafianus Mendrofa
Resto dan Hotel Nakal
Disegel Dispenda Malang
D
inas Pendapatan (Dispenda)
Kota Malang rupanya mulai
gerah dengan sikap hotel dan resto
‘nakal’ yang enggan membayar pajak.
Kamis (30/1) bersama dengan Tim
Sadar Pajak, Dispenda melakukan
penyegelan terhadap wajib pajak
yang nakal. “Ada lima titik yang
menjadi target operasi saat ini,” kata
Ketua Dispenda kota Malang, Ade
Herawanto, kepada Aktual di Malang,
Kamis (30/1).
Penyegelan dilakukan dengan
menempel stiker bertuliskan 'Tempat
Usaha ini di bawah Pengawasan Tim
Pemeriksa Pajak Pemkot Malang
sesuai Perda Nomor 16 tahun 2010'.
“Stiker baru boleh dilepas setelah
wajib pajak melunasi tunggakan
pajaknya,” tegasnya
Ade Herawanto menambahkan,
dari hasil sidak kali ini, bahkan
pihaknya menemukan ada sebuah
rumah makan yang enggan menjadi
76
wajib pajak. “Rumah makan sudah
berdiri dua tahun tapi enggan
menjadi wajib pajak dan membayar
pajak,” ujarnya.
Menurut Ade, pelanggaran yang
dilakukan oleh wajib pajak nakal
tersebut termasuk dalam perbuatan
pelanggaran Undang-undang tentang
perpajakan daerah. “Jelas melanggar
asas kepatuhan sesuai dengan UU
Pajak, bisa dikenai pidana,” kata dia. /
Muchammad Nasrul Hamzah
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Di Bogor
Ada 102 Titik
Longsor
B
adan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor,
Jawa Barat, mencatat terjadi longsor
di 102 titik di 29 kecamatan di 102
desa wilayah ini selama Januari
2014. “Total kejadian longsor terjadi
selama Januari ini adalah 102 titik
yang tersebar di 29 kecamatan di
102 desa,” kata Sekretaris BPBD
Kabupaten Bogor, Makmur, Kamis
(30/1).
Makmur menyebutkan, longsor
yang terjadi di 102 titik tersebut telah
merusak 87 rumah dengan kondisi
berat, 111 rumah dengan kondisi
sedang dan 651 rumah dengan
kondisi ringan. Akibat longsor
tersebut ratusan jiwa diungsikan
sementara, dengan jumlah terbanyak
593 jiwa mengungsi di Kampung
Gonggong, Desa Cibadak, Kecamatan
Sukamakmur. “Longsor yang
paling tinggi eskalasinya terjadi di
Kecamatan Sukamakmur, ada 55
rumah rusak berat dan puluhan
lainnya rusak sedang dan ringan.
593 jiwa mengungsi sementara,” ujar
Makmur.
Selain di Kecamatan
Sukamakmur, longsor yang terjadi di
daerah lainnya masih berskala kecil
namun menyebar di 100 titik dengan
jumlah kerusakan bangunan rata-rata
berkisar antar dua, hingga tidak dan
lima unit. / Nur Lail
Provinsi Bengkulu Dinilai
Daerah Paling Aman
se-Indonesia
K
epolisian Resor Kota Bengkulu,
Provinsi Bengkulu dinilai
Kepolisian RI sebagai salah satu kota
teraman se-Indonesia. “Sudah satu
tahun terakhir kami menyandang
gelar kota teraman, karena tingkat
kriminalitas di Kota Bengkulu
kecil sekali,” kata Kapolresta Kota
Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus
Pramono, di Bengkulu, Kamis (30/1).
Tingkat kriminalitas di daerah
itu terus menurun, bahkan menurut
Pemerintah Aceh
Transfer Dana
Otsus Pada April
dia, penurunannya cukup signifikan
yakni mencapai angka 300%. “Ini
semua tercipta atas kerja sama
semua unsur, baik program dari
unsur pimpinan daerah yang
proaktif terhadap keamanan bagi
masyarakatnya, maupun masyarakat
kita yang sudah lebih sadar hukum,”
ujar dia.
Dengan predikat sebagai kota
teraman se-Indonesia itu pula,
Kapolresta yakin penyelenggaraan
Hari Pers Nasional yang akan
digelar di daerah itu dari tanggal
1-10 Februari 2014 aman untuk
dikunjungi peserta HPN.
Turunnya tingkat kriminalitas
di daerah itu juga tidak lepas dari
program pemerintah setempat di
bidang keamanan masyarakat dengan
nama ‘Bengkulu-Ku Aman’ yang
diluncurkan pada 28 Mei 2013.
/ Epung Saepudin
Bupati Haramkan PNS di
Purbalingga Terima Gratifikasi
B
upati Purbalingga Sukento Rido
Marhaendrianto mengimbau
seluruh pegawai negeri sipil (PNS)
di kabupaten itu untuk tidak
menerima gratifikasi/imbalan/
hadiah atau sejenisnya dalam
memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
“Imbauan itu disampaikan Pak
Bupati dalam rangka menciptakan
zero corupption di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Purbalingga,
yakni dengan menerapkan prinsipprinsip clean governance atau
pemerintahan yang bersih,” jelas
Kepala Bagian Humas Setda
Purbalingga, Rusmo Purnomo, Rabu
(29/1).
Salah satunya, menurut dia,
adalah menciptakan transparansi
di segala bidang pelayanan yang
dilakukan oleh Pemkab Purbalingga.
Menurut dia, imbauan tersebut
mengacu pada Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan UU Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. / Nur Lail
P
emerintah Aceh menyatakan
akan mentransfer dana otonomi
khusus (otsus) 2014 tahap pertama ke
seluruh kabupaten/kota di provinsi
itu pada April.
Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda)
Aceh Abubakar Karim mengatakan,
dana otsus yang akan dikelola
langsung oleh seluruh kabupaten/
kota itu harus dipergunakan untuk
sektor pendidikan dan kesehatan.
“Kami ingatkan agar dana
otsus yang dikelola pemerintah
kabupaten/kota dapat dikelola secara
maksimal dan tidak digunakan untuk
membayar honor, perjalanan dinas
dan sarana prasarana aparatur,”
katanya di Banda Aceh, Rabu (29/1).
Disebutkannya, jumlah dana
otsus tahap pertama yang akan
ditransfer ke kabupaten/kota tahun
2014 sebesar Rp 2,9 triliun dari total
dana Otsus yang akan diterima Aceh
pada tahun itu Rp 6,2 triliun.
Ia mengatakan, pascatransfer
dana otsus ke kabupaten/kota itu
seluruh penggunaan anggaran
berada di masing-masing wilayah
dan untuk proses administrasi
masih tetap di provinsi. “Artinya,
Pemerintah Aceh tidak akan lepas
tangan terhadap pengelolaan dana
otsus oleh kabupaten/kota sebab
proses administrasi tetap di provinsi,”
katanya. / Zaenal Arifin
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
77
oase
Banjir
Oleh Faizal Rizki
78
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
bahwa Tuhan akan mengingatkan kaum Aad dalam
bentuk kemarau panjang yang menghancurkan harta
benda dan kekayaan mereka dan kemudian dalam
bentuk banjir yang juga meluluhlantakkan kota.
Peringatan Nabi Hud tetap dicibir. Mereka kembali
menertawai Hud ketika mereka menjawab bahwa doa
mereka dikabulkan Tuhan (baca berhala) mereka.
Awan dan mega hitam mulai merubah warna langit
yang kebiruan. “Lihat sebentar lagi akan turun hujan,”
kata petinggi sebuah kuil milik kaum Aad.
Nabi Hud hanya terdiam dan menyesali apa yang
mereka yakini. Hud hanya bisa berkata seperti ini kepada
mereka, “Awan hitam itu bukan sebuah rahmat bagi
kamu, tetapi awan yang akan membawa kehancuran
sebagai pembalasan dari Allah SWT. Seperti yang pernah
aku katakan dan untuk membuktikan kebenaran katakataku yang selalu kamu sangkal dan dianggap dusta.”
Hari pertama hujan turun, seluruh kaum Aad
bersuka cita. Namun keceriaan itu hilang ketika
hujan itu turun tak kunjung usai selama tujuh hari
penuh. Yang menyedihkan, jatuhnya air dari langit
itu disertai dengan angin topan dan raungan-raungan
petir yang menujukkan kemarahan. Rumah, harta
benda dan ladang subur dan ternak hancur digilas
banjir dan angin topan. Bapak, ibu dan anak terpisah.
Infrastruktur anti banjir bikinan Jokowi pun tak
mampu menghadapi bencana kala itu.
Delapan hari banjir menghancurkan puluhan tahun
upaya kaum Aad untuk sejahtera. Delapan hari banjir
dan hilangnya bangunan-bangunan kota saat itu juga
membawa sebuah kesadaran baru buat Jokowi: bahwa
banjir bukan lagi soal akal dan logika ilmiah di balik
terjadinya banjir.
Bahwa banjir harus juga dilihat dari sisi sejarah
ketamakan dan kerakusan manusia terhadap materi.
Bahwa banjir harus dilihat sebagai sisi lain dari
manusia yang mulai menuhankan materi hanya untuk
sekadar hidup sejahtera.
Coba bayangkan juga, apa yang akan dilakukan
Wali Kota Jokowi setelah banjir itu menghancurkan
kaum Aad...
bagas triputro/ aktual
C
oba. Kali ini saja. Bebaskan dan kembangkan
imajinasi Anda. Bayangkan, Jokowi hidup
dan jadi Wali Kota kaum Aad di Zaman Nabi
Hud, nabi setelah Nuh. Sejarah banjir terbesar yang
pernah dialami manusia di zaman Nuh rupanya
sedikit dilupakan mereka. Jokowi, petinggi kaum
Aad, sudah memperbaiki infrastruktur kota agar air
mengalir lancar tanpa tersendat. Sampah pun tak luput
dari perhatiannya. Warga diminta tidak membuang
sembarangan sampahnya. Sungai yang melintasi
permukiman warga Aad juga dikeruk, diperdalam dan
dibersihkan dari sampah yang mengapung.
Kanal banjir juga dibangun, mengingat moyangnya
dulu pernah mengalami banjir besar yang menewaskan
banyak orang, menghancurkan harta benda dan
menghilangkan jejak-jejak budaya dan peradabannya.
Jokowi dimata kaum Aad sukses menata kota. Dan
sukses mengantisipasi banjir.
Dan cerita Nabi Nuh as, Nabi Hud as dan kaum
Aad ini menjadi cerita dan catatan peradaban penting
umat manusia. Islam mencatatnya dalam Alquran
di beberapa surat, seperti di surat Al-Ankabut, Nuh,
Huud Al-A'raf atau Yunus. Di lembaran-lembaran
Genesis, Injil menyajikan juga hal itu. Di peradaban
lain, banjir dan Nuh berkembang dalam bentuk cerita
dan mitologi. Seperti mitologi Sumeria, mitologi
Akkadia, mitologi Babilonia, mitologi India, mitologi
Wales, mitologi Lithuania sampai ke mitologi Cina.
Kembali ke Jokowi. Kota yang nyaman,
infrastrukturnya sangat bagus dan sangat layak
huni membuat kaum Aad hidup sejahtera dan serba
kecukupan. Kepemimpinan Jokowi mampu mencukupi
kebutuhan sandang, pangan dan papan kaum Aad.
Kesejahteraan dan kekayaan membuat hampir
sebagian kaum Aad terbuai. Mereka kembali memuja
harta benda, seperti yang dilakukan moyangnya di
zaman Nuh. Bahkan, mereka mulai lagi menjadikan
patung dan berhala sebagai simbol Tuhan mereka. Ini
yang tidak pernah diduga oleh Jokowi. Kesejahteraan
dan kekayaan membuat kaum Aad lupa sejarah bahwa
moyangnya dulu pernah habis digulung banjir akibat
menuhankan materi.
Nabi Hud, seperti Nabi Nuh, turun untuk
mengingatkan kaum Aad: Tuhan mereka bukan harta,
bukan benda dan bukan kekuasaan. Tapi Tuhan yang
menciptakan benda, yang menciptakan kekuasaan.
Kembali, seperti kisah Nuh, kaum Aad mengejek
Nabi Hud. Saat itu negeri kaum Aad mengalami
kekeringan yang cukup panjang. Nabi Hud mengatakan
1 - 15 Februari 2014 Edisi 17 AKTUAL
79
80
AKTUAL Edisi 17 1 - 15 Februari 2014
Download