Deteriorisasi : Proses penurunan kondisi benih setelah masak atau benih mengalami proses menua. Laju Deteriorisasi : Berapa besarnya penyimpangan terhadap keadaan optimum untuk mencapai kualitas maksimum. Faktor Penyebab Faktor dalam : Merupakan sifat genetis benih. Faktor dalam ini tergantung pada spesies dan kondisi viabilitas awal (kualitas awal). Faktor luar : Disebabkan oleh deraan lingkungan. Proses ini terjadi karena adanya faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan persyaratan penyimpanan benih, atau terjadi penyimpangan selama proses pembentukan dan prosesing benih. Faktor Luar Yang Mempengaruhi Pada Deteriorisasi 1. 1. 1. Gangguan Fisik : Suhu, RH (Kelembaban udara), udara (O2, CO2, dll). 2. Gangguan Kimia : Logam –logam berat seperti : Hg, pelarut organik, pereduksi. 3. Gangguan Biologis : Mikroorganisme. 4. Gangguan Mekanik : Benturan, gesekan, pelukaan. Ciri-ciri Proses Deteriorisasi 1. Kemunduran benih : Suatu proses yang terjadi pada semua benih, yang berbeda hanya lajunya deteriorisasi. 2. Kemunduran benih : Suatu proses yang tidak dapat balik. Benih yang telahmengalami deteriorisasi tidak dapat kembali ke keadaan semula, meskipun dengan memberikan perlakuan tertentu. 3. Tingkat kemunduran : Terjadi paling rendah pada saat benih masak fisiologis. Benih masak fisiologis viabilitas dan vigor benih maksimum. 1. 4. Laju kemunduran benih antar jenis berbeda : Laju kemunduran diantara jenis benih, spesies, varietas berbeda. Tergantung struktur morfologi benih, komposisi kimia benih. 2. 5. Laju kemunduran benih berbeda diantara kelompok benih : Benih-benih dari jenis varietas yang sama disimpan pada keadaan yang sama akan berbeda laju deteriorisasi. Faktor-faktor Yang Mempercepat Kemunduran Benih : 1. Keadaan sebelum panen dilapangan. 1. Kemunduran benih berada pada fisik terendah pada saat masak fisiologis. Keadaan-keadaan sebelum panen yang menyebabkan kemunduran benih lebih cepat. 2. Prosedur panen dan pengolahan. 2. Prosedur panen yang ideal adalah secara manual (tangan). Kelemahan tidak praktis dan ekonomis. Menggunakan alat-alat mekanis menyebabkan banyak terjadi kerusakan benih (benih pecah, memar, dll). 3. Keadaan lingkungan penyimpanan dan transfortasi benih selama periode simpan akan mempengaruhi kualitas benih. Kadar air benih, dan campuran benih dengan kotoran benih spesies lain akan mempengaruhi tingkat kerusakan benih. Gejala Benih Mengalami Deteriorisasi : *Gejala Fisiologis 1. Perubahan warna benih 1. Benih yang mengalami deteriorisasi warnanya akan berubah. Hal ini dipakai sebagai salah satu tolak ukur pertama, meskipun perubahan itu subjektif. 2. Mundurnya perkecambahan. 1. Benih membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkecambah. 3. Mundurnya toleransi terhadap lingkungan. 1. Memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyimpangan kondisi lingkungan. 4. Mundurnya toleransi terhadap penyimpanan. 1. Tidak dapat disimpan pada kondisi penyimpanan jelek (sub optimum). Kepekaan terhadap keadaan singkat. 5. Sangat peka terhadap radiasi. 6. Mundurnya pertumbuhan kecambah. 1. Pada benih yang telah menua jika masih dapat berkecambah maka pertumbuhan/perkembangan kecambahnya lambat dan tidak merata. 7. Mundurnya vigor (kekuatan tumbuh). 1. Benih tidak dapat berkecambah dalam kondisi optimum. Ada perbedaan persentase viabilitas uji di labolatorium dengan kenyataan di lapangan. 8. Meningkatnya jumlah kecambah abnormal. 1. Benih yang telah mengalami deteriorisasi persentase kecambah abnormal meningkat. *Gejala Biokimia 1. Perubahan dalam respirasi. 1. Benih yang telah mengalami deteriorisasi setelah terjadi imbibisi mempunyai laju respirasi yang lebih rendah dibanding benih yang belum mengalami dteriorisasi. Hal ini terjadi disebabkan aktivitas enzim yang menurun. 2. Perubahan enzim. 1. Benih yang mengalami deteriorisasi aktivitas enzim kurang bahkan tidak berfungsi. Hal ini disebabkan terjadinya perombakan/penguraian enzim akan menghambat benih kehilangan kemampuan untuk berkecambah. 3. Perubahan pada membran/dinding sel. 1. Benih yang mengalami deteriorisasi pada proses imbibisi maka akan terjadi kebocoran membran sel. Karena kebo coran membran akan ada unsur-unsur yang keluar dari benih. 4. Perubahan laju sintesa. 1. Pada benih yang mengalami kemunduran maka laju sintesanya rendah. Misalnya laju sintesa pati, selulosa, polisakarida melarut, dan protein. 5. Perubahan persediaan makanan. 1. Proses kehilangan komoditi, tanpa kehilangan jumlah karung terjadi di gudang penyimpanan padi. Jika padi disimpan basah (kadar air tinggi) pada suhu tinggi maka benih akan cepat kehilangan viabilitasnya.Terjadi proses perkecambahan cadangan makanan terbentuknya molekul-molekul hasil perombakan. 6. Kerusakan khromosom. 1. Benih yang menua akan tumbuh tanaman-tanaman abnormal. Penyimpangan khromosom tergantung dari jenis tanaman dan taraf kemunduran benihnya.