Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan militer menurun; terdapat negara lain yang mengalami peningkatan kemampuan ekonomi dan militer secara signifikan, China. Hal ini menyebabkan keamanan Amerika Serikat dalam jangka panjang tidak menentu. Maka dari itu Pemerintahan Obama mengambil kebijakan Pivot Asia untuk mengatasi keadaan internal, mendapatkan konsensi, dan persiapan untuk perang. Kawasan Asia-Pasifik menurut pemerintahan Obama adalah kawasan bagi Amerika Serikat untuk melakukan itu semua. Kemunduran ekonomi Amerika Serikat ditandai dengan terjadinya defisit kembar, perdagangan dan anggaran, dalam waktu yang lama. Permasalahan tenaga kerja domestik yang berbiaya tinggi menyebabkan berpindahnya lapangan kerja ke negara-negara berkembang. Perubahan pola ekonomi yang dulu bertumpu pada investasi berubah menjadi konsumsi; Amerika Serikat hanya menjadi pasar utama. Akibatnya meningkatkan pengangguran dalam jumlah besar dan berujung pada menurunnya produktifitas ekonomi Amerika Serikat secara keseluruhan. Generasi selanjutnya tidak akan dapat mendapatkan kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di masa depan karena generasi sebelumnya hanya berfokus pada konsumsi. Dalam jangka panjang ekonomi tidak akan tumbuh dan 60 menghancurkan fondasi utama dari hegemoni Amerika Serikat di dunia. Peningkatan hutang dalam jumlah masif juga terjadi akibat dari kegiatan ekonomi yang berfokus pada konsumsi. Pemerintah Amerika Serikat sejak lama identik dengan inefisiensi dan keborosan dalam menggunakan anggaran. Ketika pemasukan tidak dapat lagi menanggung pengeluaran yang semakin membesar, pemerintah mulai beralih pada hutang sebagai sumber pembiayaan utama. Kecepatan pertumbuhan hutang tidak diselaraskan dengan pembangunan di dalam negeri; fokus pada perang mahal di Afghanistan dan Irak. Selain itu seperempat hutang internasional pemerintahan Amerika Serikat berasal dari negara yang memiliki potensi konflik, China. Kemunduran keamanan Amerika Serikat terjadi akibat disalokasi anggaran yang telah terjadi dalam waktu lama. Di masa lampau akibat dari pertimbangan yang tidak bersifat jangka panjang, militer Amerika Serikat mengalami pemotongan anggaran yang menyebabkan membesarnya rasio antara pembiayaan untuk modernisasi dan operasional. Hal ini mengakibatkan militer Amerika Serikat masih menggunakan peralatan tempur diatas usia pakai. Dikombinasikan dengan kemunduran ekonomi, dalam jangka panjang kapabilitas militer Amerika Serikat akan menurun secara drastis. Perubahan postur militer dari expeditionary force menjadi base force mengakibatkan memudarnya pengaruh langsung Amerika Serikat terhadap negara lain. Negara-negara yang dulu bergantung pada Amerika Serikat mulai memperlihatkan indepedensi politik luar negeri. Kemampuan militer Amerika 61 Serikat untuk bermanuver di seluruh dunia kini sangat bergantung pada izin dari negara penerima pasukan; yang seringkali berseberangan kepentingan dengan Amerika Serikat dan lalu tidak mengizinkan militer Amerika Serikat menggunakan pangkalan militer untuk menyerang pihak ketiga. Politik luar negeri War on Terror memperlihatkan secara nyata kemunduran keamanan Amerika Serikat. Militer Amerika Serikat harus sangat bergantung dengan negara sekutu untuk bermanuver dan kebijakan yang diambil secara uniteral justru mendapat perlawanan dari negara-negara sekutu utama, Jerman dan Prancis. Walaupun dalam waktu singkat berhasil menduduki Afghanistan dan Irak, Amerika Serikat tetap gagal mempertahankan stabilitas regional dan justru menciptakan potensi konflik baru. Kebijakan ini juga membebani anggaran negara hingga 1,8 triliun dollar menurut Pentagon. Namun sumber independen dengan memasukkan faktor-faktor yang lebih menemukan kebijakan War on Terror membebani anggaran negara hingga enam triliun dollar. Kebangkitan militer China menjadi faktor utama dalam melihat kemunduran relatif keamanan Amerika Serikat. Militer China dalam beberapa dekade mengalami peningkatan kemampuan yang masif seiring dengan pertumbuhan ekonomi masifnya. Modernisasi angkatan laut telah memperlihatkan kemampuan China untuk memproduksi dan memiliki persenjataan yang lebih modern seperti kapal selam nuklir, pesawat tempur, dan kapal induk. China lalu mengembangkan konsep perang 62 baru yang disebut sebagai A2/AD berbasis misil untuk melakukan proyeksi kekuatan di sepanjang garis pantai Pasifik Barat. Konsep ini memanfaatkan keunggulan geografis, industri, dan finansial yang dimiliki China untuk menemukan strategi terbaik dalam menghadapi perang dengan Amerika Serikat. Secara relatif walaupun secara keseluruhan anggaran militer China lebih kecil dibandingkan militer Amerika Serikat, secara absolut militer China memiliki keunggulan finansial di kawasan AsiaPasifik terutama dalam jangka panjang. Amerika Serikat yang sedang mengalami kemunduran memiliki rasa takut terhadap kepastian eksistensinya di masa depan, terutama hegemoninya. Dalam menghadapi kemunduran internal dan kebangkitan pesaing eksternal, pemerintahan Obama memilih untuk mengatasi keduanya dengan kebijakan Pivot Asia. Dalam usaha untuk memperbaiki keadaan internal, pemerintahan Obama memfokuskan penggunaan anggaran untuk kebutuhan investasi jangka panjang. Proyek infrastruktur dan jaminan kesehatan yang mampu menyokong pertumbuhan ekonomi jangka panjang di dorong walaupun terdapat resiko peningkatan hutang dalam jangka pendek. Investasi skala besar juga ditujukan ke sektor ilmu pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas industri Amerika Serikat. Penurunan defisit perdagangan menjadi prioritas ekonomi melalui usaha peningkatan ekspor. Reformasi sistem kerja dilakukan untuk memperkuat hubungan antara pengusaha dan pekerja untuk mencegah pemindahan pekerjaan ke luar negeri. Penyehatan fiskal 63 menjadi fondasi utama dalam melakukan koreksi internal. Pemerintahan Obama telah berkomitmen untuk melakukan penghematan sebesar 1.8 triliun dollar hingga 2023. Kawasan Asia-Pasifik dijadikan pilar utama karena memiliki populasi dan kemampuan ekonomi untuk menyerap barang produksi Amerika Serikat. Diluar negeri pemerintah Obama berusaha keras menciptakan struktur politik regional. Hal ini ditujukan untuk membuka pasar di seluruh negara kawasan bagi masuknya produk dari Amerika Serikat. Tujuan lain dari penciptaan struktur ini dalah untuk mengikat negara-negara di kawasan untuk bertindak sesuai dengan hukum dan norma internasional yang berlaku dan mengurangi agresifitas China. Hubungan dagang dan ekonomi yang besar dengan China dimanfaatkan sebagai leverage untuk mencegah miskalkulasi dan politik unilateralisme antara kedua negara. Cara ini dapat dilihat sebagai cara untuk mencari konsesi dengan cara koersi. China didorong untuk memasuki sistem internasional agar kebangkitannya di masa depan dapat di akomodasi dan keamanan Amerika Serikat serta hegemoni di kawasan dapat terjaga walaupun akan mengalami kemunduran signifikan. Stabilitas di kawasan akan mencerminkan lingkungan keamanan Amerika Serikat secara langsung. Penguatan hubungan dengan negara-negara di kawasan turut menjadi fokus dalam kebijakan pivot asia. Jepang dan Australia yang memiliki perjanjian aliansi dengan Amerika Serikat mendapatkan tambahan pasukan dan peningkatan kerjasama 64 pengembangan teknologi baru. Pemerintahan Obama juga mendorog pembentukan TPP sebagai instrumen utama struktur politik regional. Pengurangan anggaran tidak mengorbankan komitmen Amerika Serikat untuk menjaga keamanan di kawasan Asia-Pasfik. Militer mengembangkan rencana dan strategi baru untuk beradaptasi dengan keadaan pemotongan anggara, geografis, dan tingginya kemungkinan konflik. Militer Amerika Serkat menarik pasukan dari Afghanistan dan Irak lalu memfokuskannya pada kawasan Asia-Pasifik. pengembangan konsep dan teknologi perang baru didorong untuk menghadapi kemungkinan konflik dengan China. Untuk menghadapi konsep perang militer China yang bergantung pada kemampuan A2/AD, Amerika Serikat mengembangkan konsep AirSea battle. Konsep ini akan mengeskploitasi keunggulan militer Amerika Serikat terhadap militer China dengan bertumpu pada kemampuan melakukan proyeksi kekuatan melalui pesawat tempur dan kapal perang permukaan. 65