perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Keterampilan Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 22). Syarif,
Zulkarnaeni, dan Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya
mengenai menulis yaitu meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang
dimengerti orang lain.
Nurgiyantoro (2001: 273) mengungkapkan bahwa menulis sebagai
aktivitas mengemukakan gagasan melalui bahasa. Aktivitas pertama
menekankan unsur bahasa sedangkan yang kedua gagasan. Dalam tulisan,
gagasan cemerlang yang tersirat akan mampu memikat pembaca dan pada
akhirnya akan membuat pembaca melakukan perubahan-perubahan besar
dalam hidupnya. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Slamet
(2008:72)
mengemukakan
keterampilan
menulis
yaitu
kemampuan berbahasa yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis
ini merupakan kemampuan yang menghasilkan, dalam hal ini menghasilkan
tulisan. Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola
bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan
untuk menyampaikan suatu pesan melalui lambang atau simbol sebagai suatu
bahasa tulis yang dapat dimengerti orang lain.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
b. Tujuan Menulis
Menurut Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain: a) untuk
menceritakan sesuatu; b) memberikan petunjuk atau pengarahan; c) untuk
menjelaskan sesuatu; d) untuk meyakinkan; dan e) untuk merangkum.
Menurut Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25-26) mengungkapkan bahwa
ada tujuh tujuan menulis, yaitu sebagai berikut:
1) Tujuan Penugasan
Tujuan penugasan sebenarnya tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu hanya karena mendapat tugas.
2) Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan, menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan
penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah, dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu.
3) Tujuan Persuasif
Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan
yang ditulis dan diucapkan.
4) Tujuan Penerangan
Tulisan yang bertujuan memberikan informasi kepada pembaca.
5) Tujuan Pernyataan Diri
Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada pembaca.
6) Tujuan Kreatif
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai
kesenian.
7) Tujuan Pemecahan Masalah
Tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi
serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan penulis
agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis
adalah untuk menceritakan sesuatu, memberi petunjuk atau pengarahan,
menjelaskan sesuatu atau memberi informasi, meyakinkan pembaca akan
tulisannya, dan merangkum. Selain itu ada juga tujuan altruistik yaitu penulis
bertujuan untuk menyenangkan para pembaca. Jenis tulisan ini dapat
dijumpai pada buku-buku yang bertemakan komedi atau buku yang
bertemakan motivasi hidup.
c. Tahap-tahap Menulis
Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan melalui tahapan
yang harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat
sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Menurut Semi (2007: 46) sebuah
sistem kerja yang efektif memerlukan langkah-langkah yang tersusun secara
sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di
dalam prosesnya, tahapan tersebut yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan,
dan c) tahap penyuntingan. Syarif, Zulkarneni, dan Sumarno (2009: 11)
mengemukakan tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf
kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, dan f)
evaluasi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tahapan menulis
meliputi:
1) Tahap Pratulis
Tahap pratulis menrupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis.
Tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap
pratulis kegiatan awal yang dilakukan penulis yaitu menentukan topik
yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan topik dari segi menarik
atau tidaknya terhadap pembaca.
2) Tahap Pembuatan
Pada tahap ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata
tulisannya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat
commit to user
dituangkan ke dalam tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
3) Tahap Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah atau mengurangi
tulisan, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan
penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran, atau
menghilangkan informasi yang kurang relevan. Penulis berusaha untuk
menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisa tetap fokus pada
tujuan.
4) Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca
draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan.
Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan
dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya
dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria
penerbitan.
5) Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis.
Dalam tahap ini yang dilakukan penulis adalah mempublikasikan
tulisannya melalui berbagai kemungkinan, misalnya mengirimkan kepada
penerbit, redaksi majalah, atau berbagi tulisan dengan berbagai pembaca.
d. Jenis-jenis Tulisan
Menurut David P. Haris (dalam Slamet, 2008: 108) proses menulis
sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu a) isi karangan, yaitu
gagasan dari penulis yang akan dikemukakan; b) bentuk karangan,
merupakan susunan atau penyajian isi karangan; c) tata bahasa, adalah
kaidah-kaidah bahasa termasuk di dalamnya pola-pola kalimat; d) gaya,
merupakan pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu
terhadap karangan itu; dan e) ejaan dan tanda baca, adalah penggunaan tata
cara penulisan lambang-lambang bahasa tertulis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Pamungkas (2012: 236) , menyebutkan jenis-jenis tulisan ada lima,
yaitu:
1) Narasi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu
pokok persoalan. Persoalan atau peristiwa dalam narasi biasanya
disampaikan secara kronologis, di dalamnya ada tokoh yang diceritakan
baik manusia maupun bukan manusia, dan mengandung plot atau
rangkaian peristiwa.
2) Deskripsi, ciri-ciri dari jenis tulisan ini adalah bersifat informatif,
pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati (meniru kesan)
penulis, susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang
penting pesan sampai kepada pembaca.
3) Eksposisi (Paparan), jenis tulisan bertujuan untuk menerangkan suatu
pokok masalah/pikiran yang dapat memperluas pengetahuan seorang
pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya
dilengkapi dengan data-data kesaksian, seperti gambar, grafik, statistik,
dan sebagainya. Jika dalam deskripsi subjektivitas pengarang tampak
lebih menonjol, maka dalam eksposisi tidak.
4) Argumentasi, adalah jenis tulisan yang berisi ide atau gagasan yang
dilengkapi dengan bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses
penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi atau
meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya. Jika dalam
eksposisi penutup tulisan adalah dengan penegasan, maka dalam tulisan
berjenis argumentasi penutup karangan berupa kesimpulan. Argumentasi
meliputi: laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain.
5) Persuasi, adalah karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu,
bersifat ringkas, menarik, dan mempengaruhi secara kuat kepada
pembaca sehingga si pembaca terhanyut oleh siratan isi. Persuasi
meliputi: khotbah, pidato, dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
2. Sinopsis
Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Menurut
Moeliyono (2003: 128) sinopsis adalah karangan ilmiah yang biasanya
diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli. Sinopsis didasarkan pada
ringkasan dan abstrak. Menurut Keraf (2002: 84) sinopsis adalah suatu cara
yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk
pendek. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sinopsis
adalah ringkasan dari suatu karya sastra ataupun karangan. Sinopsis termasuk
dalam jenis tulisan narasi, karena dalam penulisan sinopsis terdapat narasi
yang disanpaikan secara kronologis, tokoh dan juga terdapat rangkaian
peristiwa atau plot. Tujuan dari dibuatnya sinopsis adalah agar dapat
mencerna isi pokok dari suatu karangan tersebut. Selain pada karangan,
sinopsis dapat juga dibuat untuk karya yang lain seperti novel, dongeng,
drama, ataupun tari. Cara membuat sinopsis adalah sebagai berikut:
a. Membaca naskah atau cerita asli terlebih dahulu untuk mengetahui kesan
umum penulis.
b. Mencatat gagasan utama.
c. Menulis ringkasan cerita berdasarkan gagasan-gagasan utama. Dalam
menulis ringkasan ini sebaiknya menggunakan kalimat yang padat, efektif,
dan menarik.
d. Dialog dan monolog tokoh ditulis isi atau garis besarnya saja.
e. Sinopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi keseluruhan
karya yang asli.
3. Cerita Rakyat
Cerita sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan
waktu yang disajikan dalam sebuah karya sastra. Di dalam cerita, peristiwa
yang satu berlangsung sesudah terjadinya peristiwa yang lain, disajikan
secara jelas, kronologis sebagai sebuah karya sastra, termasuk cerita rakyat,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
merupakan cerita yang berhubungan dengan sebab akibat sehingga jalan
urutannya dari awal, tengah, dan akhir cerita (Nurgiyantoro, 2002 : 91).
Yock Fang (dalam Waluyo, 2001: 16) menyatakan ada lima jenis cerita
rakyat, yaitu mite, legenda, fabel, cerita jenaka, dan cerita pelipur lara. Mite
dan legenda secara bersama-sama disebut dongeng actiologi/asal usul. Fabel
adalah cerita binatang. Cerita jenaka disebut juga dongeng lucu. Cerita
pelipur lara adalah kisah percintaan muda-mudi.
Menurut Wiyanto (2005: 78) unsur-unsur yang ada pada cerita rakyat
hampir sama dengan cerpen, yaitu sebagai berikut:
a. Tema, merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita.
b. Alur atau plot, yaitu rangkaian peristiwa yang sambung menyambung
dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab akibat.
c. Tokoh dan penokohan, tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam
suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki
kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan
dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Penokohan adalah
pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya
yang dapat berupa pandangan hidup, sikap, keyakinan, adat istiadat, dan
sebagainya.
d. Latar atau setting, merupakan tempat, waktu, dan suasana terjadinya
peristiwa dalam cerita.
e. Sudut pandang, adalah posisi pencerita atau pengarang terhadap kisah
yang diceritakannya.
f. Amanat atau moral, yaitu ajaran moral atau pesan yang hendak
disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya sastranya.
4. Model Pembelajaran Picture and Picture
a. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Supriyanto (2011: 56) model pembelajaran ialah pola
commit to user
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
kelas maupun tutorial. Model pembelajaran harus dimiliki guru supaya
mampu mengelola program belajar mengajar. Mengelola disini memiliki
arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu
menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup
pelajaran, menjelaskan, memvariasi media, bertanya, memberi penguatan,
dan sebagainya (Sardiman, 2004: 165). Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture merupakan
pembelajaran yang menggunakan alat bantu media gambar untuk
menerangkan sebuah materi dan menanamkan sebuah pesan yang ada
dalam materi tersebut (Huda, 2012: 217). Menurut Trianto (2009) model
pembelajaran Picture and Picture merupakan pembelajaran yang
menggunakan atau menunjukkan gambar yang berkaitan dengan materi
kepada siswa. Gambar yang digunakan akan dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan yang logis dan melalui gambar tersebut guru menanamkan
konsep atau materi yang sesuai dengan kompetensi.
Hamdani (2010: 89) Picture and Picture adalah suatu model
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan yang logis. Aqib (2013: 18) model pembelajaran Picture
and Picture sama halnya model example non-example didasarkan atas
contoh. Contoh pada model ini lebih ditekankan pada gambar. Gambargambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sebelum
proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan
ditampilkan. Gambar dibuat semenarik mungkin agar keaktifan siswa
muncul dalam mengikuti proses pembelajaran. Picture and Picture adalah
suatu model belajar menggunakan urutan gambar dan dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan
commit to user
gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Sebelumnya guru sudah menyiapkan gambar untuk ditampilkan, baik
dalam bentuk kartu atau carta dalam ukuran besar (Shoimin, 2014: 122).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
model
pembelajaran
Picture
and
Picture
adalah
suatu
model
pembelajaran dengan menggunakan gambar yang diurutkan menjadi
urutan yang logis. Setelah gambar tersebut diurutkan, siswa mulai menulis
cerita dari gambar-gambar yang ada. Gambar sangat penting digunakan
untuk memperjelas pengertian. Melalui gambar, siswa mengetahui hal-hal
yang belum pernah dilihatnya. Gambar bisa juga membantu guru
mencapai tujuan interaksional karena selain media yang mudah diperoleh,
juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu, pengetahuan dan
pemahaman siswa menjadi lebih luas, jelas, dan tidak mudah dilupakan.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Picture and Picture
Langkah-langkah pembelajaran dengan model Picture and Picture
menurut Supriyanto (2011: 125) yaitu sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan pada siswa materi yang akan dipelajari.
2) Siswa membuat kelompok 4-5 orang.
3) Guru membagikan beberapa gambar yang masih acak pada masingmasing kelompok.
4) Siswa menyusun gambar tersebut secara urut sesuai dengan cerita
yang telah diberikan.
5) Guru menanyakan alasan pemilihan urutan gambar tersebut pada
siswa.
6) Guru bersama dengan siswa menyusun dan mengurutkan gambar.
7) Siswa menulis cerita sesuai dengan urutan gambar.
8) Beberapa
siswa
maju
ke
depan
kelas
membacakan
hasil
pekerjaannya.
Pada penelitian tindakan kelas ini, setelah memperoleh langkahlangkah pembelajaran model Picture and Picture di atas, penulis
commit to user
merumuskan langkah-langkah pembelajaran menulis sinopsis teks cerita
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
rakyat dengan menggunakakan model Picture and Picture di SMA Negeri
1 Salaman sebagai berikut:
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran menulis sinopsis teks
cerita rakyat melalui model pembelajaran Picture and Picture pada siswa
kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman Magelang
No
Guru
Siswa
1
Menyampaikan
kompetensi Siswa aktif mendengarkan penjelasan
yang akan dicapai
2
guru
Menyajikan materi menulis Siswa aktif memperhatikan materi
sinopsis teks cerita rakyat
menulis sinopsis teks cerita rakyat
yang diberikan guru dan menanyakan
apa yang belum dimengerti
3
Mengkoordinasi
membentuk
siswa Siswa aktif membentuk kelompok
kelompok beranggotakan 4-5 siswa
beranggotakan 4-5 siswa
4
Memperlihatkan
dan Siswa
aktif
mengamati
gambar
membagikan gambar acak kemudian menyusun gambar tersebut
pada
masing-masing menjadi satu cerita yang utuh
kelompok
4
Menunjukkan
atau Siswa
aktif
mengamati
dan
memanggil siswa memasang menganalisis hasil urutan gambar
dan mengurutkan gambar
5
Menanyakan
alasan
atau Siswa aktif memberikan pendapat
dasar pemikiran pemilihan mengenai alasan pemilihan urutan
urutan gambar tersebut
6
gambar
Menguruttkan gambar secara Siswa
aktif
mengurutkan
gambar
bersama-sama dengan siswa secara benar kemudian memperhatikan
dan memulai menanamkan penjelasan guru dan mencatat hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
7
konsep
diskusi
Kesimpulan atau rangkuman
Siswa aktif memberikan tanggapan
dan menarik kesimpulan bersamasama mengenai pembelajaran sinopsis
teks cerita rakyat
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and
Picture
Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture menurut
Supriyanto (2011: 126) sebagai berikut:
1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa;
2) Melatih berpikir logis dan sistematis;
3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang
suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa
dalan praktik berpikir;
4) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih baik;
5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Menurut Shoimin (2014: 125) kelebihan model pembelajaran
Picture and Picture sebagai berikut:
1) Memudahkan siswa untuk memahami apa yang dimaksudkan
oleh guru ketika menyampaikan materi pembelajaran.
2) Siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena
diiringi dengan gambar-gambar.
3) Siswa dapat membaca satu per satu sesuai dengan petunjuk
yang ada pada gambar-gambar yang diberikan.
4) Siswa lebih berkonsentrasi dan merasa asyik karena tugas yang
diberikan oleh guru berkaitan dengan permainan mereka seharihari, yakni bermain gambar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
5) Adanya saling kompetensi antarkelompok dalam penyusunan
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga suasana
kelas terasa hidup.
6) Siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau bacaan yang
ada pada gambar.
7) Menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual melalui
gambar-gambar.
Kekurangan dari model pembelajaran Picture and Picture menurut
Supriyanto (2011: 127) yaitu sebagai berikut:
1) Memakan banyak waktu;
2) Banyak siswa yang pasif;
3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas;
4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama
dengan yang lain;
5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan bahan yang cukup
memadai.
Menurut Shoimin (2014: 126) kekurangan model pembelajaran
Picture and Picture sebagai berikut:
1) Memakan banyak waktu.
2) Banyak siswa yang pasif.
3) Harus
mempersiapkan
banyak
alat
dan
bahan
yang
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan dengan
model tersebut.
4) Guru khawatir akan terjadi kekacauan di kelas.
5) Membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
5. Tujuan Pembelajaran Menulis Sinopsis Teks Cerita Rakyat
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Aunurrahman (2012: 35) belajar adalah suatu perubahan
commit to user
dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu
pengertian. Belajar dapat pula dikatakan sebagai perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi
dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar dapat diidentifikasikan
juga sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk
memperoleh tujuan tertentu.
Pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru atau
pendidik untuk membuat siswa atau peserta didik belajar (mengubah
tingkah laku untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi suatu
sistem atau rancangan untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran yang
efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus pada hasil
yang dicapai peserta didik, melainkan bagaimana proses pembelajaran
yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan
perilaku yang diaplikasikan dalam kehidupan (Khanifatul, 2013: 14-15).
Cahyo (2013: 18) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah
usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka
dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dari beberapa
pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
usaha sadar guru untuk membantu peserta didik agar mendapat
kemampuan baru untuk melengkapi kebutuhan hidupnya.
b. Strategi Pembelajaran
Strategi adalah usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
commit to user
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Pembelajaran yaitu upaya pendidik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dari
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni tujuan
pembelajaran. Tujuan dari strategi pembelajaran adalah terwujudnya
efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik
(Majid, 2014: 6-7).
Menurut Khanifatul (2013: 15) strategi pembelajaran merupakan
suatu
rencana,
cara
pandang,
dan
pola
pikir
guru
dalam
mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengelolaan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi
pembelajaran memiliki kaitan erat dengan bagaimana mempersiapkan
materi, metode apa yang digunakan untuk menyampaikan materi, dan
bagaimana bentuk evaluasi yang tepat guna meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa adanya strategi
pembelajaran guru tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran sehingga
pembelajaran yang berlangsung tidak efektif.
Majid (2014: 11-12) mengungapkan ada lima jenis strategi
pembelajaran, yaitu:
1) Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)
Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar
berpusat pada gurunya paling tinggi dan paling sering digunakan.
Strategi ini efektif digunakan untuk memperluas informasi atau
mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.
2) Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan
commit to user
siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
penggambaran
inferensi
berdasarkan
data,
atau
pembentukan
hipotesis.
3) Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan
saling berbagi diantara peserta didik.
4) Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (experential learning)
Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens
induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas.
5) Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan
untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan
diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta
didik dengan bantuan guru.
c. Tujuan Pembelajaran Menulis Sinopsis Teks Cerita Rakyat
Menurut Cahyo (2013: 19) pendidikan akan mencapai tujuan jika
pembelajaran berjalan sesuai dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya,
pendidikan tidak akan mencapai tujuan jika pembelajaran tidak berjalan
dengan pengajaran yang tidak tepat. Tujuan pembelajaran dikatakan
berhasil apabila sudah mencakup tiga ranah penilaian, yaitu: penilaian
aspek kognitif, penilaian aspek psikomotor, dan penilaian aspek afektif
(Haryati, 2010: 22).
Tujuan pembelajaran menulis sinopsis teks cerita rakyat siswa
kelas XI terdapat dalam silabus Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa
Jawa, yaitu dengan Kompetensi Dasar menulis dan menyajikan teks
cerita rakyat. Tujuan pembelajaran menulis sinopsis teks cerita rakyat
yang terdapat dalam silabus Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Jawa
yaitu:
1) Menyunting kesalahan sinopsis cerita rakyat tulisan teman.
2) Menganalisis unsur-unsur pembangun.
commit to user
3) Mengaitkan nilai-nilai dengan kondisi masyarakat saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
4) Menyajikan secara lisan atau tulisan sinopsis cerita rakyat yang
ditulis.
5) Memberi tanggapan isi dengan bahasa sendiri cerita rakyat tersebut.
6. Penilaian Menulis Sinopsis Teks Cerita Rakyat
a. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan,
analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh
seorang pendidik dapat mencapai tujuan pendidikan (Nurgiyantoro,
2013: 7). Menurut Sudjana (2009: 3) penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan
suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam
bentuk interpretasi dan judgment. Purwanti (2008:3) mengungkapkan
penilaian
atau
asesmen
dapat
diartikan
sebagai
proses
untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan
untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut
kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah. Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan membandingkan atau
menerapkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai terhadap objek
penilaian.
Tujuan dan fungsi penilaian menurut Nurgiyantoro (2013: 13)
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan yang berupa
berbagai kompetensi yang telah ditetapkan dapat dicapai melalui
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
2) Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap tingkah laku
hasil belajar peserta didik.
3) Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam kompetensi,
commit to user
pengetahuan, keterampilan, atau bidang-bidang tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
4) Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dan memonitor kemajuan
belajar peserta didik, dan sekaligus menentukan keefektifan
pelaksanaan pembelajaran.
5) Untuk menentukan layak tidaknya seorang peserta didik dinaikkan ke
tingkat di atasnya atau dinyatakan lulus dari tingkat pendidikan yang
ditempuhnya.
6) Untuk memberikan umpan balik dari kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan.
Sudjana (2009: 3) mengungkapakan ada 3 fungsi penilaian yaitu
sebagai berikut:
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan
ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan
instruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan
mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar
mengajar siswa, strategi mengajar guru, dll.
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para
orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan
kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk
nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Tujuan penilaian menurut Sudjana (2009: 3) sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi
atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah
laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan
dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran
commit to user
serta strategi pelaksanaanya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Penilaian Proses Belajar
Penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan sepanjang dan
bersamaan dengan proses pembelajaran lewat berbagai macam cara
(Nurgiyantoro, 2013: 13). Sudjana ( 2009: 3) mengungkapkan penilaian
proses belajar adalah upaya untuk memberi nilai terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai
tujuan-tujuan pengajaran. Komponen pengajaran sebagai dimensi
penilaian proses belajar mengajar menurut Sudjana (2009: 57)
mencakup:
1) tujuan pengajaran atau tujuan intruksional;
2) bahan pengajaran;
3) kondisi siswa dan kegiatan belajarnya;
4) kondisi guru dan kegiatan mengajarnya;
5) alat dan sumber belajar yang digunakan;
6) teknik dan cara pelaksanaan penilaian.
Kriteria yang bisa digunakan dalam penilaian proses belajar
mengajar salah satunya adalah motivasi belajar siswa. Keberhasilan
proses belajar mengajar dapat dilihat dari motivasi belajar yang
ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (Sudjana, 2009: 59). Motivasi berasal dari kata “motif” yang
berarti daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
commit to user
diri kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai
(Sardiman, 2004: 25).
Menurut Majid (2014: 309) motivasi adalah energi aktif yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang
tampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi sehingga
mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan
adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
Motivasi dapat juga dikatakan sebagai perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2003: 158). Sanjaya (2006: 135)
mengungkapkan bahwa motivasi dorongan yang memungkinkan siswa
untuk bertindak atau melakukan sesuatu.
Fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2004: 85) adalah
sebagai berikut:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam
dan dari luar diri individu. Motivasi yang terbentuk dari luar lebih bersifat
pada perkembangan kebutuhan psikis atau rohaniah. Menurut Majid
(2014: 310-314) ada dua macam sumber motivasi, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Berikut uraian mengenai sumber motivasi:
1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Faktor yang berasal dari dalam individu terdiri atas beberapa hal,
yaitu:
a) Adanya kebutuhan
b) Persepsi individu mengenai diri sendiri
c) Harga diri dan prestasi
d) Adanya cita-cita dan harapan masa depan
e) Keinginan tentang kemajuan dirinya
f) Minat
g) Kepuasan kinerja
2) Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri individu)
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan dan membangkitkan anak
agar melakukan aktivitas belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Pemberian hadiah
b) Kompetisi
c) Hukuman
d) Pujian
e) Situasi lingkungan pada umumnya
f) Sistem imbalan yang diterima
Menurut
Hamalik
(2003:
166-168)
membangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu:
1) Memberi angka
2) Pujian
3) Hadiah
4) Kerja kelompok
5) Persaingan
6) Tujuan dan level of aspiration
7) Sarkasme
8) Penilaian
9) Karyawisata dan eskursi
commit to user
10) Film pendidikan
ada
sebelas
cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
11) Belajar melalui radio
Pedoman penilaian proses menurut Sudjana (2009: 61) sebagai
berikut:
1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
Skor 1
: minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran tidak
terlihat.
Skor 2
: minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran kurang
terlihat.
Skor 3
: minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran cukup
terlihat.
Skor 4
: minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran terlihat.
Skor 5
: minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran sangat
terlihat.
2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya
Skor 1
: semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya tidak
terlihat.
Skor 2
: semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya kurang
terlihat.
Skor 3
: semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya cukup
terlihat.
Skor 4
: semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya terlihat.
Skor 5
: semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya sangat
terlihat.
3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya
Skor 1
: siswa tidak mempunyai tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
Skor 2
: siswa kurang mempunyai tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugasnya
Skor 3
: siswa cukup mempunyai tanggung jawab dalam
commit to user
mengerjakan tugas-tugasnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Skor 4
: siswa mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan
tugas-tugasnya.
Skor 5
: siswa sangat mempunyai tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan
guru
Skor 1
: siswa tidak memberikan respon terhadap stimulus yang
diberikan guru.
Skor 2
: siswa kurang memberikan respon terhadap stimulus yang
diberikan guru.
Skor 3
: siswa cukup memberikan respon terhadap stimulus yang
diberikan guru.
Skor 4
: siswa memberikan respon terhadap stimulus yang
diberikan guru.
Skor 5
: siswa sangat memberikan respon terhadap stimulus yang
diberikan guru.
Penghitungan skor:
Nilai =
Skor Perolehan Siswa
Skor Maksimum
x 100
c. Penilaian Hasil Belajar Menulis Sinopsis Teks Cerita Rakyat
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasilhasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Sardiman, 2009:
3). Menurut Nurgiyantoro (2013: 13) penilaian hasil belajar yaitu
kegiatan penilaian yang dilakukan pada akhir pembelajaran untuk
mengukur capaian hasil belajar peserta didik terhadap keseluruhan
kompetensi yang diajarkan dalam periode tertentu. Bentuk penilaian hasil
belajar menulis sinopsis teks cerita rakyat yaitu dengan tugas membuat
sinopsis berupa meringkas dan memadatkan cerita dengan menyeleksi
commit to user
tokoh dan peristiwa utama yang menggerakkan alur. Rubrik penilaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
untuk menilai tugas membuat sinopsis menurut Nurgiyantoro (2013: 480)
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Rubrik Penilaian Tugas Membuat Sinopsis
No.
Aspek yang Dinilai
A
Kesesuaian isi cerita
B
Ketepatan pemilihan detil cerita
C
Ketepatan pengembangan alur
D
Ketepatan kata dan kalimat
E
Gaya penuturan
Tingkat Capaian Kinerja
1
2
3
4
Jumlah Skor:
Pedoman penskoran berdasarkan komponen yang dinilai dalam
pembelajaran menulis sinopsis teks cerita rakyat yaitu:
A. Kesesuaian isi cerita
Skor 1
: isi cerita tidak sesuai dengan teks cerita rakyat.
Skor 2
: isi cerita kurang sesuai dengan teks cerita rakyat.
Skor 3
: isi cerita cukup sesuai dengan teks cerita rakyat.
Skor 4
: isi cerita sesuai dengan teks cerita rakyat.
Skor 5
: isi cerita sangat sesuai dengan teks cerita rakyat.
B. Ketepatan pemilihan detil cerita
Skor 1
: detil cerita tidak sesuai dengan teks cerita rakyat.
Skor 2
: detil cerita kurang sesuai dengan teks cerita rakyat.
Skor 3
: detil cerita cukup sesuai dengan teks cerita rakyat.
Skor 4
: detil cerita sesuai dengan teks cerita rakyat.
Skor 5
: detil cerita sangat sesuai dengan teks cerita rakyat.
C. Ketepatan pengembangan alur
Skor 1
: alur tidak berkembang.
Skor 2
: alur kurang berkembang.
commit to user
: alur cukup berkembang.
Skor 3
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Skor 4
: alur berkembang.
Skor 5
: alur sangat berkembang.
D. Ketepatan kata dan kalimat
Skor 1
: pemilihan kata dan kalimat tidak tepat.
Skor 2
: pemilihan kata dan kalimat kurang tepat.
Skor 3
: pemilihan kata dan kalimat cukup tepat.
Skor 4
: pemilihan kata dan kalimat tepat.
Skor 5
: pemilihan kata dan kalimat sangat tepat.
E. Gaya penuturan
Skor 1
: gaya penuturan sangat persis dengan teks cerita rakyat.
Skor 2
: gaya penuturan hampir persis dengan teks cerita rakyat.
Skor 3
: gaya penuturan persis dengan teks cerita rakyat.
Skor 4
: gaya penuturan cukup persis dengan teks cerita rakyat.
Skor 5
: gaya penuturan tidak persis dengan teks cerita rakyat.
Penghitungan skor:
Nilai =
Skor Perolehan Siswa
Skor Maksimum
x 100
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, di
antaranya yaitu:
a. Penelitian berjudul Training Writing Skills: A Cognitive
Developmental Perspective yang ditulis oleh Ronald T. Kelogg
tahun 2008. Dalam penelitian ini dia mengungkapkan the novice
writer progresses from a stage knowledge-telling to a stage of
knowledge-transforming
characteristic
of
adult
writers.
Professional writers advance further to an expert stage of
knowledge-crafting in which representations of the author's
planned content, the text itself, and the prospective reader's
interpretation of the text are routinely manipulated in working
memory atau penulis pemula berawal dari tahap pengetahuan
commit to user
umum ke tahap pengetahuan khusus untuk menjadi penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
profesional. Penulis profesional lebih lanjut untuk tahap ahli ilmu
pengetahuan merepresentasi dari konten yang direncanakan
penulis, teks itu sendiri, dan interpretasi calon pembaca teks
dimanipulasi dalam memori kerja (dimuat dalam Journal of
Writing Research, 2008).
b. Penelitian berjudul Writing Stories: Developing Language Skills
through Story Making yang ditulis oleh Alan Maley tahun 2009.
Dalam penelitian dengan subjek anak-anak sekolah dasar ini, ia
mengungkapkan the importance of the story as a key element in
the personal growth and the story has long been an integral part
of the mother language education, especially at the primary level.
A good story can increase the motivation of a child to read a
variety of other stories, so that the resulting increase in the ability
to write children atau pentingnya cerita sebagai elemen kunci
dalam pertumbuhan pribadi dan cerita telah lama menjadi bagian
integral dari pendidikan bahasa ibu, terutama pada tingkat dasar.
Cerita yang bagus dapat meningkatkan motivasi anak untuk
membaca
berbagai
cerita
lainnya,
sehingga
berakibat
meningkatnya kemampuan menulis anak (dimuat dalam ELT
Journal, October 2009).
c. Penelitian berjudul Menumbuhkan Minat Menulis Siswa melalui
Pemberdayaan Cerpen sebagai Media Pembelajaran di Kelas VII
SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo yang ditulis oleh Isminatun tahun
2006. Penelitian ini menggunakan cerpen sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Pembelajaran menulis dapat dilakukan secara terpadu dengan
aspek keterampilan berbahasa yang lain dan aspek kebahasaan
yang lain, misalnya pembelajaran menulis dapat dilakukan
bersamaan dengan pembelajaran membaca. Dengan menggunakan
commit to user
media cerpen ini, keampuan menulis siswa meningkat 75%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
(dimuat dalam Jurnal Pendidikan Jilid 15, Nomor 3, November
2006).
d. Penelitian berjudul Implementasi Model Picture and Picture
Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Bagi Siswa
Kelas VI SLB Negeri Klungkung yang ditulis oleh Subbarono Pri
Hartoyo, Naswan Suharsono, I Made Tegeh tahun 2013. Penelitian
ini menggunakan model pembelajaran Picture and Picture yang
dapat meningkatkan nilai siswa. Pada siklus 1 nilai rata-rata kelas
7,28 dan pada siklus 2 nilai rata-rata kelas 7,66. Peningkatan nilai
tersebut terjadi karena siswa termotivasi dengan adanya gambargambar yang dibuat (dimuat dalam Jurnal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi
Pembelajaran Volume 3, 2013)
e. Skripsi
berjudul
Cerita
Rakyat
Raden
Mas
Sahid
dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMP Negeri 2
Selogiri yang ditulis oleh Sri Hartati tahun 2013. Penelitian ini
menggunakan metode analisis struktural. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan efektivitas cerita rakyat Raden Mas Sahid dalam
pembelajaran sastra di SMP, terbukti dengan meningkatnya nilai
siswa. Siswa termotivasi untuk mempelajari cerita rakyat lainnya
dan siswa juga mampu meneladani dengan mencontoh perwatakan
tokoh-tokoh cerita yang pada akhirnya siswa dapat memilih yang
baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Skripsi berjudul Pengaruh Model Picture and Picture Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN SeGugus V Kecamatan Jebres Tahun Pelajaran 2013/2014 yang
ditulis
oleh
May
Hanung
Prabangkara.
Penelitian
ini
menggunakan angket dan tes sebagai metode pengumpulan data.
Tes dilaksanakan 2 kali yaitu sebelum adanya perlakuan
commit to user
pembelajaran dengan model Picture and Picture dan sesudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
diterapkannya model Picture and Picture. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model Picture and Picture mempunyai
beberapa
kelebihan,
yaitu
pengetahuan
siswa
semakin
berkembang, siswa semakin berani mengungkapkan gagasannya,
dan minat untuk menulis menjadi lebih tinggi.
Langkah-langkah pembelajaran keterampilan menulis sinopsis teks
cerita rakyat dengan model pembelajaran Picture and Picture di kelas XI
MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman yaitu diawali dengan guru memberikan
materi mengenai sinopsis cerita rakyat. Selanjutnya guru memberikan
satu contoh teks cerita rakyat. Siswa membaca teks cerita rakyat tersebut.
Setelah siswa selesai membaca, guru mengkoordinasi siswa untuk
membentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Selanjutnya guru
membagikan beberapa gambar yang masih acak pada masing-masing
kelompok. Setiap kelompok menyusun gambar tersebut menjadi satu
cerita yang utuh sesuai dengan cerita rakyat yang telah dibacanya. Guru
menanyakan alasan pemilihan gambar pada siswa. Selanjutnya guru
bersama siswa menyusun gambar-gambar tersebut sesuai urutan yang
benar. Setelah gambar yang disusun telah benar dan sesuai dengan cerita,
lalu siswa menulis sinopsis teks cerita rakyat tersebut.
Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan yang telah
dipaparkan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa persamaan dengan
penelitian
ini,
yaitu
penelitian
bertujuan
untuk
meningkatkan
keterampilan menulis dan model pembelajaran yang digunakan yaitu
Picture and Picture. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada subjek
penelitian dan aspek keterampilan yang dinilai. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas XI MIA 3 SMA
Negeri 1 Salaman Magelang dengan menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
B. Kerangka Berpikir
Tingkat ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas XI MIA 3 SMA
Negeri 1 Salaman pada materi menulis sinopsis teks cerita rakyat belum
mencapai 100%. Beberapa siswa masih kesulitan menulis sinopsis teks cerita
rakyat. Dilihat dari aktivitas guru selama pembelajaran dilaksanakan, guru
sudah menggunakan model pembelajaran yang inovatif tetapi belum
mengembangkannya secara maksimal, dan kurang memanfaatkan media
untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut berdampak pada
aktivitas siswa selama pembelajaran, yaitu siswa kurang tertarik terhadap
pembelajaran, minat dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran masih
kurang, aktivitas siswa kurang dan siswa kurang menguasai materi pelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki
keterampilan menulis sinopsis teks cerita rakyat di kelas XI MIA 3 SMA
Negeri 1 Salaman.
Alternatif tindakan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan
menulis sinopsis teks cerita rakyat yaitu dengan model pembelajaran Picture
and Picture. Karakteristik pembelajaran Picture and Picture ialah siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran yang dikondisikan menyenangkan bagi
siswa. Siswa didorong meningkatkan keterampilan menulis sinopsis teks
cerita rakyat melalui gambar-gambar yang telah disediakan. Guru ikut terlibat
dalam pembelajaran dan bertindak sebagai fasilitator pembelajaran. Selain
itu, siswa juga dapat berperan aktif di dalam kelas, baik secara individual
maupun di dalam kelompok. Secara individual siswa dapat mengungkapkan
pemikirannya melalui cerita yang ditulis, dapat menyampaikan pendapatnya
mengenai cerita yang ditulis, dan dapat melatih keberanian siswa dalam
mengeluarkan gagasannya. Secara kelompok siswa dapat berperan aktif
dalam mencari dan mengurutkan gambar yang masih acak.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masingmasing siklus dua pertemuan. Materi yang disampaikan pada semua siklus
commit to user
adalah sinopsis dan cerita rakyat, dengan kompetensi dasar menulis dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
menyajikan sinopsis teks cerita rakyat. Bagan kerangka berpikir menulis
sinopsis teks cerita rakyat yaitu sebagai berikut:
Kondisi
Awal
Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional,
yang
menyebabkan
siswa kurang aktif sehingga kurang
paham
dalam
menerima
- Model pembelajaran
konvensional
- Siswa kurang aktif
materi
menulis sinopsis cerita rakyat.
Menerapakan
Pelaksanaan
Tindakan
model
pembelajaran
Picture and Picture, yaitu dimulai
dengan
pembuatan
kelompok,
pemberian gambar acak, menanyakan
urutan
pemilihan
gambar,
- Siswa berkelompok
- Siswa mengurutkan
gambar
- Siswa menulis
sinopsis
mengurutkan gambar, dan tahap akhir
yaitu menulis sinopsis teks cerita
rakyat.
Siswa cenderung menjadi lebih aktif
Kondisi
Akhir
(diskusi),
lebih
berpartisipasi
mengikuti pembelajaran, dan siswa
memiliki
tanggungjawab
pribadi
dalam kelompoknya. Hal tersebut
menyebabkan siswa menjadi lebih
mampu menulis sinopsis teks cerita
rakyat.
commit to user
Bagan 2.2 Kerangka berpikir
- Proses pembelajaran
menjadi menarik
- Siswa menjadi aktif
- Nilai siswa meningkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
1. Penerapan
model
pembelajaran
Picture
and
Picture
dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis
sinopsis teks cerita rakyat pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1
Salaman Magelang.
2. Penerapan
model
pembelajaran
Picture
and
Picture
dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis
sinopsis teks cerita rakyat pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1
Salaman Magelang.
commit to user
Download