perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Keterampilan Menulis a. Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 22). Syarif, Zulkarnaeni, dan Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Nurgiyantoro (2001: 273) mengungkapkan bahwa menulis sebagai aktivitas mengemukakan gagasan melalui bahasa. Aktivitas pertama menekankan unsur bahasa sedangkan yang kedua gagasan. Dalam tulisan, gagasan cemerlang yang tersirat akan mampu memikat pembaca dan pada akhirnya akan membuat pembaca melakukan perubahan-perubahan besar dalam hidupnya. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Slamet (2008:72) mengemukakan keterampilan menulis yaitu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan, dalam hal ini menghasilkan tulisan. Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan untuk menyampaikan suatu pesan melalui lambang atau simbol sebagai suatu bahasa tulis yang dapat dimengerti orang lain. commit to user 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 b. Tujuan Menulis Menurut Semi (2007: 14) tujuan menulis antara lain: a) untuk menceritakan sesuatu; b) memberikan petunjuk atau pengarahan; c) untuk menjelaskan sesuatu; d) untuk meyakinkan; dan e) untuk merangkum. Menurut Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25-26) mengungkapkan bahwa ada tujuh tujuan menulis, yaitu sebagai berikut: 1) Tujuan Penugasan Tujuan penugasan sebenarnya tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu hanya karena mendapat tugas. 2) Tujuan Altruistik Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan, menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah, dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. 3) Tujuan Persuasif Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang ditulis dan diucapkan. 4) Tujuan Penerangan Tulisan yang bertujuan memberikan informasi kepada pembaca. 5) Tujuan Pernyataan Diri Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca. 6) Tujuan Kreatif Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. 7) Tujuan Pemecahan Masalah Tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan penulis agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk menceritakan sesuatu, memberi petunjuk atau pengarahan, menjelaskan sesuatu atau memberi informasi, meyakinkan pembaca akan tulisannya, dan merangkum. Selain itu ada juga tujuan altruistik yaitu penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca. Jenis tulisan ini dapat dijumpai pada buku-buku yang bertemakan komedi atau buku yang bertemakan motivasi hidup. c. Tahap-tahap Menulis Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan melalui tahapan yang harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Menurut Semi (2007: 46) sebuah sistem kerja yang efektif memerlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya, tahapan tersebut yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan, dan c) tahap penyuntingan. Syarif, Zulkarneni, dan Sumarno (2009: 11) mengemukakan tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, dan f) evaluasi. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tahapan menulis meliputi: 1) Tahap Pratulis Tahap pratulis menrupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis kegiatan awal yang dilakukan penulis yaitu menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca. 2) Tahap Pembuatan Pada tahap ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisannya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat commit to user dituangkan ke dalam tulisan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 3) Tahap Revisi Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah atau mengurangi tulisan, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran, atau menghilangkan informasi yang kurang relevan. Penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisa tetap fokus pada tujuan. 4) Tahap Penyuntingan Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan. 5) Tahap Publikasi Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini yang dilakukan penulis adalah mempublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan, misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, atau berbagi tulisan dengan berbagai pembaca. d. Jenis-jenis Tulisan Menurut David P. Haris (dalam Slamet, 2008: 108) proses menulis sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu a) isi karangan, yaitu gagasan dari penulis yang akan dikemukakan; b) bentuk karangan, merupakan susunan atau penyajian isi karangan; c) tata bahasa, adalah kaidah-kaidah bahasa termasuk di dalamnya pola-pola kalimat; d) gaya, merupakan pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu terhadap karangan itu; dan e) ejaan dan tanda baca, adalah penggunaan tata cara penulisan lambang-lambang bahasa tertulis. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 Pamungkas (2012: 236) , menyebutkan jenis-jenis tulisan ada lima, yaitu: 1) Narasi merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan. Persoalan atau peristiwa dalam narasi biasanya disampaikan secara kronologis, di dalamnya ada tokoh yang diceritakan baik manusia maupun bukan manusia, dan mengandung plot atau rangkaian peristiwa. 2) Deskripsi, ciri-ciri dari jenis tulisan ini adalah bersifat informatif, pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati (meniru kesan) penulis, susunan peristiwa tidak menjadi pertimbangan utama, yang penting pesan sampai kepada pembaca. 3) Eksposisi (Paparan), jenis tulisan bertujuan untuk menerangkan suatu pokok masalah/pikiran yang dapat memperluas pengetahuan seorang pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan data-data kesaksian, seperti gambar, grafik, statistik, dan sebagainya. Jika dalam deskripsi subjektivitas pengarang tampak lebih menonjol, maka dalam eksposisi tidak. 4) Argumentasi, adalah jenis tulisan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya. Jika dalam eksposisi penutup tulisan adalah dengan penegasan, maka dalam tulisan berjenis argumentasi penutup karangan berupa kesimpulan. Argumentasi meliputi: laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain. 5) Persuasi, adalah karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas, menarik, dan mempengaruhi secara kuat kepada pembaca sehingga si pembaca terhanyut oleh siratan isi. Persuasi meliputi: khotbah, pidato, dan lain-lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 2. Sinopsis Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Menurut Moeliyono (2003: 128) sinopsis adalah karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli. Sinopsis didasarkan pada ringkasan dan abstrak. Menurut Keraf (2002: 84) sinopsis adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk pendek. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sinopsis adalah ringkasan dari suatu karya sastra ataupun karangan. Sinopsis termasuk dalam jenis tulisan narasi, karena dalam penulisan sinopsis terdapat narasi yang disanpaikan secara kronologis, tokoh dan juga terdapat rangkaian peristiwa atau plot. Tujuan dari dibuatnya sinopsis adalah agar dapat mencerna isi pokok dari suatu karangan tersebut. Selain pada karangan, sinopsis dapat juga dibuat untuk karya yang lain seperti novel, dongeng, drama, ataupun tari. Cara membuat sinopsis adalah sebagai berikut: a. Membaca naskah atau cerita asli terlebih dahulu untuk mengetahui kesan umum penulis. b. Mencatat gagasan utama. c. Menulis ringkasan cerita berdasarkan gagasan-gagasan utama. Dalam menulis ringkasan ini sebaiknya menggunakan kalimat yang padat, efektif, dan menarik. d. Dialog dan monolog tokoh ditulis isi atau garis besarnya saja. e. Sinopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi keseluruhan karya yang asli. 3. Cerita Rakyat Cerita sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan waktu yang disajikan dalam sebuah karya sastra. Di dalam cerita, peristiwa yang satu berlangsung sesudah terjadinya peristiwa yang lain, disajikan secara jelas, kronologis sebagai sebuah karya sastra, termasuk cerita rakyat, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 merupakan cerita yang berhubungan dengan sebab akibat sehingga jalan urutannya dari awal, tengah, dan akhir cerita (Nurgiyantoro, 2002 : 91). Yock Fang (dalam Waluyo, 2001: 16) menyatakan ada lima jenis cerita rakyat, yaitu mite, legenda, fabel, cerita jenaka, dan cerita pelipur lara. Mite dan legenda secara bersama-sama disebut dongeng actiologi/asal usul. Fabel adalah cerita binatang. Cerita jenaka disebut juga dongeng lucu. Cerita pelipur lara adalah kisah percintaan muda-mudi. Menurut Wiyanto (2005: 78) unsur-unsur yang ada pada cerita rakyat hampir sama dengan cerpen, yaitu sebagai berikut: a. Tema, merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita. b. Alur atau plot, yaitu rangkaian peristiwa yang sambung menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab akibat. c. Tokoh dan penokohan, tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Penokohan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidup, sikap, keyakinan, adat istiadat, dan sebagainya. d. Latar atau setting, merupakan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. e. Sudut pandang, adalah posisi pencerita atau pengarang terhadap kisah yang diceritakannya. f. Amanat atau moral, yaitu ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya sastranya. 4. Model Pembelajaran Picture and Picture a. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture Menurut Supriyanto (2011: 56) model pembelajaran ialah pola commit to user yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 kelas maupun tutorial. Model pembelajaran harus dimiliki guru supaya mampu mengelola program belajar mengajar. Mengelola disini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, memvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya (Sardiman, 2004: 165). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture merupakan pembelajaran yang menggunakan alat bantu media gambar untuk menerangkan sebuah materi dan menanamkan sebuah pesan yang ada dalam materi tersebut (Huda, 2012: 217). Menurut Trianto (2009) model pembelajaran Picture and Picture merupakan pembelajaran yang menggunakan atau menunjukkan gambar yang berkaitan dengan materi kepada siswa. Gambar yang digunakan akan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis dan melalui gambar tersebut guru menanamkan konsep atau materi yang sesuai dengan kompetensi. Hamdani (2010: 89) Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Aqib (2013: 18) model pembelajaran Picture and Picture sama halnya model example non-example didasarkan atas contoh. Contoh pada model ini lebih ditekankan pada gambar. Gambargambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan. Gambar dibuat semenarik mungkin agar keaktifan siswa muncul dalam mengikuti proses pembelajaran. Picture and Picture adalah suatu model belajar menggunakan urutan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan commit to user gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 Sebelumnya guru sudah menyiapkan gambar untuk ditampilkan, baik dalam bentuk kartu atau carta dalam ukuran besar (Shoimin, 2014: 122). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis. Setelah gambar tersebut diurutkan, siswa mulai menulis cerita dari gambar-gambar yang ada. Gambar sangat penting digunakan untuk memperjelas pengertian. Melalui gambar, siswa mengetahui hal-hal yang belum pernah dilihatnya. Gambar bisa juga membantu guru mencapai tujuan interaksional karena selain media yang mudah diperoleh, juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu, pengetahuan dan pemahaman siswa menjadi lebih luas, jelas, dan tidak mudah dilupakan. b. Langkah-langkah Pembelajaran Picture and Picture Langkah-langkah pembelajaran dengan model Picture and Picture menurut Supriyanto (2011: 125) yaitu sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan pada siswa materi yang akan dipelajari. 2) Siswa membuat kelompok 4-5 orang. 3) Guru membagikan beberapa gambar yang masih acak pada masingmasing kelompok. 4) Siswa menyusun gambar tersebut secara urut sesuai dengan cerita yang telah diberikan. 5) Guru menanyakan alasan pemilihan urutan gambar tersebut pada siswa. 6) Guru bersama dengan siswa menyusun dan mengurutkan gambar. 7) Siswa menulis cerita sesuai dengan urutan gambar. 8) Beberapa siswa maju ke depan kelas membacakan hasil pekerjaannya. Pada penelitian tindakan kelas ini, setelah memperoleh langkahlangkah pembelajaran model Picture and Picture di atas, penulis commit to user merumuskan langkah-langkah pembelajaran menulis sinopsis teks cerita perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 rakyat dengan menggunakakan model Picture and Picture di SMA Negeri 1 Salaman sebagai berikut: Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran menulis sinopsis teks cerita rakyat melalui model pembelajaran Picture and Picture pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman Magelang No Guru Siswa 1 Menyampaikan kompetensi Siswa aktif mendengarkan penjelasan yang akan dicapai 2 guru Menyajikan materi menulis Siswa aktif memperhatikan materi sinopsis teks cerita rakyat menulis sinopsis teks cerita rakyat yang diberikan guru dan menanyakan apa yang belum dimengerti 3 Mengkoordinasi membentuk siswa Siswa aktif membentuk kelompok kelompok beranggotakan 4-5 siswa beranggotakan 4-5 siswa 4 Memperlihatkan dan Siswa aktif mengamati gambar membagikan gambar acak kemudian menyusun gambar tersebut pada masing-masing menjadi satu cerita yang utuh kelompok 4 Menunjukkan atau Siswa aktif mengamati dan memanggil siswa memasang menganalisis hasil urutan gambar dan mengurutkan gambar 5 Menanyakan alasan atau Siswa aktif memberikan pendapat dasar pemikiran pemilihan mengenai alasan pemilihan urutan urutan gambar tersebut 6 gambar Menguruttkan gambar secara Siswa aktif mengurutkan gambar bersama-sama dengan siswa secara benar kemudian memperhatikan dan memulai menanamkan penjelasan guru dan mencatat hasil commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 7 konsep diskusi Kesimpulan atau rangkuman Siswa aktif memberikan tanggapan dan menarik kesimpulan bersamasama mengenai pembelajaran sinopsis teks cerita rakyat c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture menurut Supriyanto (2011: 126) sebagai berikut: 1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa; 2) Melatih berpikir logis dan sistematis; 3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalan praktik berpikir; 4) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih baik; 5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Menurut Shoimin (2014: 125) kelebihan model pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut: 1) Memudahkan siswa untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh guru ketika menyampaikan materi pembelajaran. 2) Siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena diiringi dengan gambar-gambar. 3) Siswa dapat membaca satu per satu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar-gambar yang diberikan. 4) Siswa lebih berkonsentrasi dan merasa asyik karena tugas yang diberikan oleh guru berkaitan dengan permainan mereka seharihari, yakni bermain gambar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 5) Adanya saling kompetensi antarkelompok dalam penyusunan gambar yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga suasana kelas terasa hidup. 6) Siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau bacaan yang ada pada gambar. 7) Menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual melalui gambar-gambar. Kekurangan dari model pembelajaran Picture and Picture menurut Supriyanto (2011: 127) yaitu sebagai berikut: 1) Memakan banyak waktu; 2) Banyak siswa yang pasif; 3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas; 4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain; 5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan bahan yang cukup memadai. Menurut Shoimin (2014: 126) kekurangan model pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut: 1) Memakan banyak waktu. 2) Banyak siswa yang pasif. 3) Harus mempersiapkan banyak alat dan bahan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan dengan model tersebut. 4) Guru khawatir akan terjadi kekacauan di kelas. 5) Membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 5. Tujuan Pembelajaran Menulis Sinopsis Teks Cerita Rakyat a. Pengertian Pembelajaran Menurut Aunurrahman (2012: 35) belajar adalah suatu perubahan commit to user dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu pengertian. Belajar dapat pula dikatakan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar dapat diidentifikasikan juga sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk membuat siswa atau peserta didik belajar (mengubah tingkah laku untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi suatu sistem atau rancangan untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, melainkan bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku yang diaplikasikan dalam kehidupan (Khanifatul, 2013: 14-15). Cahyo (2013: 18) mengungkapkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu peserta didik agar mendapat kemampuan baru untuk melengkapi kebutuhan hidupnya. b. Strategi Pembelajaran Strategi adalah usaha untuk memperoleh kesuksesan dan commit to user keberhasilan dalam mencapai tujuan. Pembelajaran yaitu upaya pendidik perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yakni tujuan pembelajaran. Tujuan dari strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik (Majid, 2014: 6-7). Menurut Khanifatul (2013: 15) strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, cara pandang, dan pola pikir guru dalam mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran, dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran memiliki kaitan erat dengan bagaimana mempersiapkan materi, metode apa yang digunakan untuk menyampaikan materi, dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat guna meningkatkan efektivitas pembelajaran. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa adanya strategi pembelajaran guru tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak efektif. Majid (2014: 11-12) mengungapkan ada lima jenis strategi pembelajaran, yaitu: 1) Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction) Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi dan paling sering digunakan. Strategi ini efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah. 2) Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction) Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan commit to user siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. 3) Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction) Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. 4) Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (experential learning) Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. 5) Strategi Pembelajaran Mandiri Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. c. Tujuan Pembelajaran Menulis Sinopsis Teks Cerita Rakyat Menurut Cahyo (2013: 19) pendidikan akan mencapai tujuan jika pembelajaran berjalan sesuai dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya, pendidikan tidak akan mencapai tujuan jika pembelajaran tidak berjalan dengan pengajaran yang tidak tepat. Tujuan pembelajaran dikatakan berhasil apabila sudah mencakup tiga ranah penilaian, yaitu: penilaian aspek kognitif, penilaian aspek psikomotor, dan penilaian aspek afektif (Haryati, 2010: 22). Tujuan pembelajaran menulis sinopsis teks cerita rakyat siswa kelas XI terdapat dalam silabus Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Jawa, yaitu dengan Kompetensi Dasar menulis dan menyajikan teks cerita rakyat. Tujuan pembelajaran menulis sinopsis teks cerita rakyat yang terdapat dalam silabus Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Jawa yaitu: 1) Menyunting kesalahan sinopsis cerita rakyat tulisan teman. 2) Menganalisis unsur-unsur pembangun. commit to user 3) Mengaitkan nilai-nilai dengan kondisi masyarakat saat ini. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 4) Menyajikan secara lisan atau tulisan sinopsis cerita rakyat yang ditulis. 5) Memberi tanggapan isi dengan bahasa sendiri cerita rakyat tersebut. 6. Penilaian Menulis Sinopsis Teks Cerita Rakyat a. Pengertian Penilaian Penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang pendidik dapat mencapai tujuan pendidikan (Nurgiyantoro, 2013: 7). Menurut Sudjana (2009: 3) penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi dan judgment. Purwanti (2008:3) mengungkapkan penilaian atau asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan membandingkan atau menerapkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai terhadap objek penilaian. Tujuan dan fungsi penilaian menurut Nurgiyantoro (2013: 13) sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan yang berupa berbagai kompetensi yang telah ditetapkan dapat dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan. 2) Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap tingkah laku hasil belajar peserta didik. 3) Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam kompetensi, commit to user pengetahuan, keterampilan, atau bidang-bidang tertentu. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 4) Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dan memonitor kemajuan belajar peserta didik, dan sekaligus menentukan keefektifan pelaksanaan pembelajaran. 5) Untuk menentukan layak tidaknya seorang peserta didik dinaikkan ke tingkat di atasnya atau dinyatakan lulus dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya. 6) Untuk memberikan umpan balik dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Sudjana (2009: 3) mengungkapakan ada 3 fungsi penilaian yaitu sebagai berikut: 1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional. 2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar mengajar siswa, strategi mengajar guru, dll. 3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya. Tujuan penilaian menurut Sudjana (2009: 3) sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. 2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. 3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran commit to user serta strategi pelaksanaanya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. b. Penilaian Proses Belajar Penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan proses pembelajaran lewat berbagai macam cara (Nurgiyantoro, 2013: 13). Sudjana ( 2009: 3) mengungkapkan penilaian proses belajar adalah upaya untuk memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Komponen pengajaran sebagai dimensi penilaian proses belajar mengajar menurut Sudjana (2009: 57) mencakup: 1) tujuan pengajaran atau tujuan intruksional; 2) bahan pengajaran; 3) kondisi siswa dan kegiatan belajarnya; 4) kondisi guru dan kegiatan mengajarnya; 5) alat dan sumber belajar yang digunakan; 6) teknik dan cara pelaksanaan penilaian. Kriteria yang bisa digunakan dalam penilaian proses belajar mengajar salah satunya adalah motivasi belajar siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari motivasi belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2009: 59). Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan commit to user diri kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2004: 25). Menurut Majid (2014: 309) motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2003: 158). Sanjaya (2006: 135) mengungkapkan bahwa motivasi dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2004: 85) adalah sebagai berikut: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar diri individu. Motivasi yang terbentuk dari luar lebih bersifat pada perkembangan kebutuhan psikis atau rohaniah. Menurut Majid (2014: 310-314) ada dua macam sumber motivasi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut uraian mengenai sumber motivasi: 1) Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 Faktor yang berasal dari dalam individu terdiri atas beberapa hal, yaitu: a) Adanya kebutuhan b) Persepsi individu mengenai diri sendiri c) Harga diri dan prestasi d) Adanya cita-cita dan harapan masa depan e) Keinginan tentang kemajuan dirinya f) Minat g) Kepuasan kinerja 2) Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri individu) Ada beberapa cara untuk menumbuhkan dan membangkitkan anak agar melakukan aktivitas belajar, diantaranya adalah sebagai berikut: a) Pemberian hadiah b) Kompetisi c) Hukuman d) Pujian e) Situasi lingkungan pada umumnya f) Sistem imbalan yang diterima Menurut Hamalik (2003: 166-168) membangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu: 1) Memberi angka 2) Pujian 3) Hadiah 4) Kerja kelompok 5) Persaingan 6) Tujuan dan level of aspiration 7) Sarkasme 8) Penilaian 9) Karyawisata dan eskursi commit to user 10) Film pendidikan ada sebelas cara perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 11) Belajar melalui radio Pedoman penilaian proses menurut Sudjana (2009: 61) sebagai berikut: 1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran Skor 1 : minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran tidak terlihat. Skor 2 : minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran kurang terlihat. Skor 3 : minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran cukup terlihat. Skor 4 : minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran terlihat. Skor 5 : minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran sangat terlihat. 2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya Skor 1 : semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya tidak terlihat. Skor 2 : semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya kurang terlihat. Skor 3 : semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya cukup terlihat. Skor 4 : semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya terlihat. Skor 5 : semangat siswa untuk melakukan tugas-tugasnya sangat terlihat. 3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya Skor 1 : siswa tidak mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Skor 2 : siswa kurang mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugasnya Skor 3 : siswa cukup mempunyai tanggung jawab dalam commit to user mengerjakan tugas-tugasnya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 Skor 4 : siswa mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Skor 5 : siswa sangat mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugasnya. 4) Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru Skor 1 : siswa tidak memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru. Skor 2 : siswa kurang memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru. Skor 3 : siswa cukup memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru. Skor 4 : siswa memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru. Skor 5 : siswa sangat memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan guru. Penghitungan skor: Nilai = Skor Perolehan Siswa Skor Maksimum x 100 c. Penilaian Hasil Belajar Menulis Sinopsis Teks Cerita Rakyat Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasilhasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Sardiman, 2009: 3). Menurut Nurgiyantoro (2013: 13) penilaian hasil belajar yaitu kegiatan penilaian yang dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengukur capaian hasil belajar peserta didik terhadap keseluruhan kompetensi yang diajarkan dalam periode tertentu. Bentuk penilaian hasil belajar menulis sinopsis teks cerita rakyat yaitu dengan tugas membuat sinopsis berupa meringkas dan memadatkan cerita dengan menyeleksi commit to user tokoh dan peristiwa utama yang menggerakkan alur. Rubrik penilaian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 untuk menilai tugas membuat sinopsis menurut Nurgiyantoro (2013: 480) sebagai berikut: Tabel 2.2 Rubrik Penilaian Tugas Membuat Sinopsis No. Aspek yang Dinilai A Kesesuaian isi cerita B Ketepatan pemilihan detil cerita C Ketepatan pengembangan alur D Ketepatan kata dan kalimat E Gaya penuturan Tingkat Capaian Kinerja 1 2 3 4 Jumlah Skor: Pedoman penskoran berdasarkan komponen yang dinilai dalam pembelajaran menulis sinopsis teks cerita rakyat yaitu: A. Kesesuaian isi cerita Skor 1 : isi cerita tidak sesuai dengan teks cerita rakyat. Skor 2 : isi cerita kurang sesuai dengan teks cerita rakyat. Skor 3 : isi cerita cukup sesuai dengan teks cerita rakyat. Skor 4 : isi cerita sesuai dengan teks cerita rakyat. Skor 5 : isi cerita sangat sesuai dengan teks cerita rakyat. B. Ketepatan pemilihan detil cerita Skor 1 : detil cerita tidak sesuai dengan teks cerita rakyat. Skor 2 : detil cerita kurang sesuai dengan teks cerita rakyat. Skor 3 : detil cerita cukup sesuai dengan teks cerita rakyat. Skor 4 : detil cerita sesuai dengan teks cerita rakyat. Skor 5 : detil cerita sangat sesuai dengan teks cerita rakyat. C. Ketepatan pengembangan alur Skor 1 : alur tidak berkembang. Skor 2 : alur kurang berkembang. commit to user : alur cukup berkembang. Skor 3 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 Skor 4 : alur berkembang. Skor 5 : alur sangat berkembang. D. Ketepatan kata dan kalimat Skor 1 : pemilihan kata dan kalimat tidak tepat. Skor 2 : pemilihan kata dan kalimat kurang tepat. Skor 3 : pemilihan kata dan kalimat cukup tepat. Skor 4 : pemilihan kata dan kalimat tepat. Skor 5 : pemilihan kata dan kalimat sangat tepat. E. Gaya penuturan Skor 1 : gaya penuturan sangat persis dengan teks cerita rakyat. Skor 2 : gaya penuturan hampir persis dengan teks cerita rakyat. Skor 3 : gaya penuturan persis dengan teks cerita rakyat. Skor 4 : gaya penuturan cukup persis dengan teks cerita rakyat. Skor 5 : gaya penuturan tidak persis dengan teks cerita rakyat. Penghitungan skor: Nilai = Skor Perolehan Siswa Skor Maksimum x 100 Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, di antaranya yaitu: a. Penelitian berjudul Training Writing Skills: A Cognitive Developmental Perspective yang ditulis oleh Ronald T. Kelogg tahun 2008. Dalam penelitian ini dia mengungkapkan the novice writer progresses from a stage knowledge-telling to a stage of knowledge-transforming characteristic of adult writers. Professional writers advance further to an expert stage of knowledge-crafting in which representations of the author's planned content, the text itself, and the prospective reader's interpretation of the text are routinely manipulated in working memory atau penulis pemula berawal dari tahap pengetahuan commit to user umum ke tahap pengetahuan khusus untuk menjadi penulis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 profesional. Penulis profesional lebih lanjut untuk tahap ahli ilmu pengetahuan merepresentasi dari konten yang direncanakan penulis, teks itu sendiri, dan interpretasi calon pembaca teks dimanipulasi dalam memori kerja (dimuat dalam Journal of Writing Research, 2008). b. Penelitian berjudul Writing Stories: Developing Language Skills through Story Making yang ditulis oleh Alan Maley tahun 2009. Dalam penelitian dengan subjek anak-anak sekolah dasar ini, ia mengungkapkan the importance of the story as a key element in the personal growth and the story has long been an integral part of the mother language education, especially at the primary level. A good story can increase the motivation of a child to read a variety of other stories, so that the resulting increase in the ability to write children atau pentingnya cerita sebagai elemen kunci dalam pertumbuhan pribadi dan cerita telah lama menjadi bagian integral dari pendidikan bahasa ibu, terutama pada tingkat dasar. Cerita yang bagus dapat meningkatkan motivasi anak untuk membaca berbagai cerita lainnya, sehingga berakibat meningkatnya kemampuan menulis anak (dimuat dalam ELT Journal, October 2009). c. Penelitian berjudul Menumbuhkan Minat Menulis Siswa melalui Pemberdayaan Cerpen sebagai Media Pembelajaran di Kelas VII SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo yang ditulis oleh Isminatun tahun 2006. Penelitian ini menggunakan cerpen sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Pembelajaran menulis dapat dilakukan secara terpadu dengan aspek keterampilan berbahasa yang lain dan aspek kebahasaan yang lain, misalnya pembelajaran menulis dapat dilakukan bersamaan dengan pembelajaran membaca. Dengan menggunakan commit to user media cerpen ini, keampuan menulis siswa meningkat 75% perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 (dimuat dalam Jurnal Pendidikan Jilid 15, Nomor 3, November 2006). d. Penelitian berjudul Implementasi Model Picture and Picture Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Bagi Siswa Kelas VI SLB Negeri Klungkung yang ditulis oleh Subbarono Pri Hartoyo, Naswan Suharsono, I Made Tegeh tahun 2013. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Picture and Picture yang dapat meningkatkan nilai siswa. Pada siklus 1 nilai rata-rata kelas 7,28 dan pada siklus 2 nilai rata-rata kelas 7,66. Peningkatan nilai tersebut terjadi karena siswa termotivasi dengan adanya gambargambar yang dibuat (dimuat dalam Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi Pembelajaran Volume 3, 2013) e. Skripsi berjudul Cerita Rakyat Raden Mas Sahid dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMP Negeri 2 Selogiri yang ditulis oleh Sri Hartati tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode analisis struktural. Hasil dari penelitian ini menunjukkan efektivitas cerita rakyat Raden Mas Sahid dalam pembelajaran sastra di SMP, terbukti dengan meningkatnya nilai siswa. Siswa termotivasi untuk mempelajari cerita rakyat lainnya dan siswa juga mampu meneladani dengan mencontoh perwatakan tokoh-tokoh cerita yang pada akhirnya siswa dapat memilih yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. f. Skripsi berjudul Pengaruh Model Picture and Picture Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN SeGugus V Kecamatan Jebres Tahun Pelajaran 2013/2014 yang ditulis oleh May Hanung Prabangkara. Penelitian ini menggunakan angket dan tes sebagai metode pengumpulan data. Tes dilaksanakan 2 kali yaitu sebelum adanya perlakuan commit to user pembelajaran dengan model Picture and Picture dan sesudah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 diterapkannya model Picture and Picture. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Picture and Picture mempunyai beberapa kelebihan, yaitu pengetahuan siswa semakin berkembang, siswa semakin berani mengungkapkan gagasannya, dan minat untuk menulis menjadi lebih tinggi. Langkah-langkah pembelajaran keterampilan menulis sinopsis teks cerita rakyat dengan model pembelajaran Picture and Picture di kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman yaitu diawali dengan guru memberikan materi mengenai sinopsis cerita rakyat. Selanjutnya guru memberikan satu contoh teks cerita rakyat. Siswa membaca teks cerita rakyat tersebut. Setelah siswa selesai membaca, guru mengkoordinasi siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Selanjutnya guru membagikan beberapa gambar yang masih acak pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok menyusun gambar tersebut menjadi satu cerita yang utuh sesuai dengan cerita rakyat yang telah dibacanya. Guru menanyakan alasan pemilihan gambar pada siswa. Selanjutnya guru bersama siswa menyusun gambar-gambar tersebut sesuai urutan yang benar. Setelah gambar yang disusun telah benar dan sesuai dengan cerita, lalu siswa menulis sinopsis teks cerita rakyat tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa persamaan dengan penelitian ini, yaitu penelitian bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis dan model pembelajaran yang digunakan yaitu Picture and Picture. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitian dan aspek keterampilan yang dinilai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman Magelang dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 B. Kerangka Berpikir Tingkat ketuntasan klasikal hasil belajar siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman pada materi menulis sinopsis teks cerita rakyat belum mencapai 100%. Beberapa siswa masih kesulitan menulis sinopsis teks cerita rakyat. Dilihat dari aktivitas guru selama pembelajaran dilaksanakan, guru sudah menggunakan model pembelajaran yang inovatif tetapi belum mengembangkannya secara maksimal, dan kurang memanfaatkan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut berdampak pada aktivitas siswa selama pembelajaran, yaitu siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran, minat dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran masih kurang, aktivitas siswa kurang dan siswa kurang menguasai materi pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki keterampilan menulis sinopsis teks cerita rakyat di kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman. Alternatif tindakan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan menulis sinopsis teks cerita rakyat yaitu dengan model pembelajaran Picture and Picture. Karakteristik pembelajaran Picture and Picture ialah siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang dikondisikan menyenangkan bagi siswa. Siswa didorong meningkatkan keterampilan menulis sinopsis teks cerita rakyat melalui gambar-gambar yang telah disediakan. Guru ikut terlibat dalam pembelajaran dan bertindak sebagai fasilitator pembelajaran. Selain itu, siswa juga dapat berperan aktif di dalam kelas, baik secara individual maupun di dalam kelompok. Secara individual siswa dapat mengungkapkan pemikirannya melalui cerita yang ditulis, dapat menyampaikan pendapatnya mengenai cerita yang ditulis, dan dapat melatih keberanian siswa dalam mengeluarkan gagasannya. Secara kelompok siswa dapat berperan aktif dalam mencari dan mengurutkan gambar yang masih acak. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masingmasing siklus dua pertemuan. Materi yang disampaikan pada semua siklus commit to user adalah sinopsis dan cerita rakyat, dengan kompetensi dasar menulis dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 menyajikan sinopsis teks cerita rakyat. Bagan kerangka berpikir menulis sinopsis teks cerita rakyat yaitu sebagai berikut: Kondisi Awal Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional, yang menyebabkan siswa kurang aktif sehingga kurang paham dalam menerima - Model pembelajaran konvensional - Siswa kurang aktif materi menulis sinopsis cerita rakyat. Menerapakan Pelaksanaan Tindakan model pembelajaran Picture and Picture, yaitu dimulai dengan pembuatan kelompok, pemberian gambar acak, menanyakan urutan pemilihan gambar, - Siswa berkelompok - Siswa mengurutkan gambar - Siswa menulis sinopsis mengurutkan gambar, dan tahap akhir yaitu menulis sinopsis teks cerita rakyat. Siswa cenderung menjadi lebih aktif Kondisi Akhir (diskusi), lebih berpartisipasi mengikuti pembelajaran, dan siswa memiliki tanggungjawab pribadi dalam kelompoknya. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi lebih mampu menulis sinopsis teks cerita rakyat. commit to user Bagan 2.2 Kerangka berpikir - Proses pembelajaran menjadi menarik - Siswa menjadi aktif - Nilai siswa meningkat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini ialah: 1. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis sinopsis teks cerita rakyat pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman Magelang. 2. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis sinopsis teks cerita rakyat pada siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Salaman Magelang. commit to user