BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Pasar dan Industri Pengertian Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. (Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009). Menurut pandangan para ahli, pengertian industri pariwisata adalah sebagai berikut: W. Hunzieker (Yoeti, 1994) mengatakan “Tourism enterprises are all business entities which, by combining various means of production, provide goods and services of a special tourist nature”. Artinya, industri pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari berbagai macam kegiatan produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan. Sedangkan menurut GA. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1985), Industri pariwisata lebih cenderung berorientasi dengan menganalisa cara-cara melakukan pemasaran dan promosi hasil produk industri pariwisata. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang 21 22 dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan, letak secara geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode permasalahannya (Makalah Industri dan Produk Pariwisata, Academia.edu). Dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata merupakan suatu industri dari beberapa perusahaan yang menghasilkan segala jenis barang dan jasa bagi wisatawan agar kebutuhan dan kesenangannya dapat terpenuhi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata pariwisata merujuk kepada sebuah kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Pariwisata menurut Undang-undang Pariwisata NO 10 tahun 2009 Pasal 1 adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Secara teknis pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau berkelompok dalam wilayah negara sendiri maupun negara lain dengan menggunakan kemudahan jasa atau pelayanan dan faktor-faktor penunjang serta kemudahan-kemudahan lainnya yang diadakan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan (Makalah Industri dan Produk Pariwisata, Academia.edu). Pengertian pariwisata menurut beberapa ahli, antara lain: Oka A. Yoeti (Irawan, 2010:11), dalam bukunya menjelaskan bila ditinjau dari aspek bahasa kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “Pari yang berarti banyak, berkali–kali, berputar–putar, keliling, dan wisata yang berarti perjalanan atau bepergian”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk melakukan kegiatan pariwisata merupakan bagian dari kehidupan individu untuk 23 jeda sejenak dari kegiatan rutin mereka. Hal ini bisa terlihat dari jumlah wisatawan baik lingkup nusantara maupun nasional yang kian meningkat. Pengertian E-Commerce atau yang biasa disebut juga perdagangan elektronik menurut situs businessnewsdaily.com adalah kegiatan yang mengacu pada pembelian dan penjualan barang dan / atau jasa melalui saluran elektronik seperti internet. Adapun pengertian meurut situs networlsolution.com, ecommerce adalah istilah untuk semua jenis usaha, atau transaksi komersial, yang melibatkan transfer informasi di Internet. E-Commerce memiliki empat kategori yaitu: 1. Business to Business Business to Business dijalankan antar pelaku bisnis, dimana sesama pelaku bisnis menjalankan transaksi yang menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak. 2. Business to Consumer Transaksi bisnis ini dijalankan dari pelaku bisnis ke perseorangan, bersifat terbuka untuk umum dengan menyediakan bermacam-macam pilihan produk atau jasa dan servis yang diberikan dapat digunakan oleh masyarakat luas. 24 3. Consumer to Consumer Bisnis ini dijalankan dari perseorangan ke perseorangan, dimana penjual hanya menyediakan barang tertentu dengan pembeli yang juga memiliki kebutuhan yang spesifik. 4. Consumer to Business Binsis yang termasuk dalam kategori ini adalah bisnis yang dijalankan oleh perseorangan yang menjual produk atau jasa kepada organisasi maupun perseorangan lainnya. Manfaat dari e-commerce lain: 1. Memiliki pasar yang luas. 2. Akses informasi suatu produk atau jasa menjadi lebih cepat. 3. Mempermudah konsumen mendapatkan suatu produk lebih cepat dan memungkinkan konsumen untuk melakukan transaksi selama 24 jam. 4. Penyebaran informasi mudah dilakukan. 5. Sistim pembayaran yang mudah dan dapat dilakukan secara online. Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar ecommerce menjadi tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data 25 dari Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka Rp130 triliun. Pada tahun 2012, suatu perusahaan ecommerce di Indonesia mencatat bahwa 41% penjualan mereka berasal dari Jakarta, tapi enam bulan selanjutnya angka ini turun menjadi 22%. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta saja yang rutin berbelanja online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ingin ketinggalan mengikuti perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka pada pasar ecommerce di Indonesia. Berdasarkan data dari Bolton Consulting Group (BCG), pada tahun 2013 golongan kelas menengah di Indonesia sudah mencapai angka 74 juta orang dan diprediksi pada tahun 2020, angka ini naik menjadi 141 juta orang atau sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia. Melihat dari data ini, sudah jelas dan bisa dipastikan bahwa potensi pasar e-commerce di Indonesia sangatlah besar. Dengan meningkatnya golongan kelas menengah, orang-orang tidak akan segan untuk mengkonsumsi uang mereka untuk membeli berbagai macam barang yang mereka inginkan (startupbusiness.com, 2014). E-commerce juga akan berkembang seiring meningkatnya jumlah wisatawan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya minat pemesanan tiket pesawat, hotel dan lain-lain yang berkaitan dengan pariwisata secara online. Dengan berkembangnya teknologi saat ini, kebanyakan masyarakat semakin meninggalkan hal-hal yang membutuhkan banyak waktu, termasuk membeli tiket langsung ke agen. Banyak yang beralih ke pembelian tiket online. Menurut data dari Traveloka, salah satu situs penjualan tiket pesawat dan hotel online, pada tahun 2014 rata-rata kunjungan ke situs mereka adalah 250.000 26 kunjungan per hari. Sedangkan data yang diperoleh Agoda yang juga merupakan salah satu situs penjualan tiket pesawat dan hotel online, jumlah pengunjung situs per hari adalah 129.412. Tika Larasati, Marketing Manager Skyscanner Indonesia mengatakan bahwa tren digital saat ini telah merubah cara wisatawan dalam merencanakan liburan mereka. Saat ini banyak wisatawan yang mengandalkan pencarian secara online untuk merencanakan liburan. Sekitar dua juta orang Indonesia melakukan pencarian mengenai travel di Google setiap harinya dan pencarian untuk penerbangan adalah yang terbanyak diikuti dengan pencarian hotel. Meningkatnya penetrasi internet di Indonesia (15% di tahun 2014) juga didukung dengan penetrasi telepon genggam sebanyak 112% di tahun 2014 dan jumlah pengguna smartphone adalah 61 juta orang. Skyscanner juga dapat melihat dampaknya pada jumlah aplikasi mobile Skyscanner yang diunduh di Indonesia yang meningkat lebih dari 100% dari tahun ke tahun (www.skyscanner.co.id, 2014). Melihat perkembangan jumlah wisawatan Indonesia dan pengguna ecommerce yang kian meningkat dari tahun ke tahun nya membuat peluang bisnis dengan konsep terkait dengan kedua hal tersebut menjadi terbuka lebar, karena itu kami memiliki ide untuk membuat situs online yang menyediakan berbagai macam keperluan yang dibutuhkan oleh wisatwan Indonesia dalam memenuhi kelengkapan perjalan mereka. Situs dengan konsep one stop shopping yang khusus ditujukan bagi wisatawan Indonesia terutama kelas flash packer ini mengutamakan kelengkapan barang-barang dasar maupun aksesori lain nya yang diperlukan selama mereka melakukan perjalanan ke tempat tujuan wisata tertentu. Situs ini bisa menjadi salah satu solusi bagi para wisatawan yang tidak banyak 27 memiliki waktu luang. Ada 2 jenis e-commerce yang akan kami gunakan dalam bisnis model ini, yang pertama adalah E-Commerce Business To Business dimana kami mengusung sistim konsinyasi dengan beberapa brand lokal, dan ECommerce Business To Consumer. Analisis Kompetitor Gambar 2.1 Tabel Analisa Kompetitor Dari gambar 2.1 dapat dilihat adanya perbedaan spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan maupun dari segi segmen pasar yang dituju masing-masing kompetitor. 1. Tokooutdoor.com Tokooudoor.com merupakan sebuah situs yang menyediakan berbagai macam produk bagi orang-orang yang menyukai kegiatan outdoor, produk yang ditawarkan antara lain; berbagai macam tas/Backpack, tas pinggang, tas hiking, sleeping bags, tenda, dsb. Target 28 market yang dituju adalah wisatawan dengan kelas bacpacker. Dari situs ini, para backpacker dapat menemukan kebutuhan-kebutuhan dasar mereka dengan cukup mudah dan jelas. Namun konten situs ini hanya sebatas penjualan produk saja. Tokooutdoor.com juga menyediakan beranda testimonial di situs mereka, sebagai media review bagi konsumen yang telah melakukan transaksi. Situs ini memiliki media promosi seperti Facebook, dan Twitter. Selain menjual produk secara online, Tokooutdoor.com memiliki offline store. 2. Jejakku.co Masih dalam target market yang sama, yaitu backpacker, Jejakku.co menyediakan informasi-informasi seputar tempat-tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan kelas backpacker, tips&tricks, dan beranda rivew. Selain itu konsumen juga bisa membeli barang-barang kebutuhan dasar travelling seperti; sepatu, sandal gunung, dan pakaian. Namun berdasarkan produk yang ditawarkan, target market Jejakku.co lebih cenderung ke konsumen laki-laki. Tidak hanya memberikan informasi dan menjual produk terkait, situs ini juga menyediakan jasa travel planner. 3. Lazada Lazada adalah sebuah situs dengan target market yang luas dan kurang spesifik. Lazada menjual berbagai macam produk dari aksesoris, peralatan rumah tangga, barang-barang elektronik, dekorasi rumah, dsb. Website ini menyediakan produk dengan range harga yang sangat jauh 29 dimulai dari Rp. 30,000,00,- hingga mobil dengan harga ratusan juta rupiah. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peyediaan informasi, wadah forum dan penyediaan barang-barang kebutuhan travelling untuk flashpacker masih sangat minim. Dari peluang inilah Flashready mencoba untuk menyediakan kebutuhan akan informasi seputar pariwisata, wadah forum hingga portal berbelanja online yang menyediakan segala kebutuhan travelling bagi flashpacker. 2.2 Analisis PESTEL Menurut Oxford Learning lab, analisis PESTEL adalah kerangka yang digunakan untuk melihat lingkungan external yang luas suatu organisasi. PESTEL terdiri dari beberapa faktor yaitu, faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial, faktor teknologi, faktor lingkungan alam, dan faktor legal.Setiap faktor-faktor ini berpengaruh terhadap jalan nya sebuah usaha. Ke enam faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 2.2.1 Politik (Politic) Faktor politik mengacu pada kestabilan lingkungan politik dan sifat ataupun pergerakan partai politik. Hal ini dapat terwujud dalam pengaruh pemerintah pada kebijakan pajak atau keterlibatan pemerintah dalam perjanjian dagang. 30 2.2.2 Ekonomi (Economic) Faktor ekonomi merepresentasikan ekonomi yang lebih luas, faktor ini juga meliputi tingkat pertumbuhan ekonomi, nilai tukar mata uang, nilai inflasi, tingkat pengangguran, defisit perdagangan, suku bunga tabungan, dan raw material cost seperti energi, bensin dan baja. 2.2.3 Sosial (Social) Faktor sosial merepresentasikan budaya dari komunitas tempat dimana suatu organisasi beroperasi. Faktor ini meliputi demografi, persebaran usia, tingkat pertumbuhan populasi, tingkat edukasi, dan kelaskelas sosial, serta gaya hidup. 2.2.4 Teknologi (Technology) Faktor teknologi mengacu terhadap tingkat penemuan dan pengembangan baru, perubahan informasi dan teknologi mobile, perubahan dalam internet dan e-commerce, dan pengeluaran pemerintah untuk penelitian. Perubahan teknologi dapat mendorong lahirnya industri baru, seperti industri yang berbasis nanoteknologi. 2.2.5 Lingkungan (Environment) Faktor ini meliputi kekuatan ekologis dan lingkungan seperti cucaca, perubahan iklim, dan factor-faktor terkait seperti kekurangan air. Faktor-faktor ini secara langsung dapat berdampak pada industry-industri seperti asurani, pertanian, produksi energy, dan industry pariwisata. 31 2.2.6 Legal Faktor legal ini meliputi sejumlah peraturan dan undang-undang yang perlu dipatuhi perusahaan seperti undang-undang ketenagakerjaan nasional, peraturan perdagangan internasional, dan perlindungan konsumen. 2.3 Analisis Lingkungan Industri Industri adalah sekelompok perusahaan yang menghasilkan/membuat produk yang serupa, ataupun dapat dijadikan produk pengganti satu sama lain. Lingkungan industri memiliki efek langsung terhadap daya saing strategis dan profitabilitas. Alat yang dapat digunakan untuk menganalisa persaingan dalam idnustri adalah 5forces analysis yang dikembangkan oleh Michael porter. Ada lima model untuk melakukan analisa persaingan industri ini, ancaman dari barang pengganti, ancaman dari pendatang baru, daya tawar pembeli, daya tawar penjual, dan persaingan antar pelaku bisnis serupa dalam satu industi. Adapun penjelasan kelima model tersebut sebagai berikut 2.3.1 Threats of Subtitues Products Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan konsumen untuk menemukan cara yang berbeda dalam melakukan apa yang dilakukan oleh pelaku bisnis tertentu. 32 2.3.2 Threats of New Entrants Ancaman dari pendatang baru dipengaruhi oleh kemampuan orang atau pelaku bisnis lain memasuki pasar pelaku bisnis lain nya. Faktorfaktor yang dapat memacu terjadinya hal ini antara lain, jika tidak memerlukan banyak modal dan waktu untuk dapat bersaing, jika terdapat beberapa kelas ekonomi yang berbeda di satu tempat, dan jika pelaku bisnis tidak memiliki entry barriers yang kuat. 2.3.3 Bergaining Power of Customers Kekuatan ini ditentukan dari banyaknya jumlah konsumen. Jika pelaku bisnis memiliki jumlah konsumen yang sedikit namun memiliki kekuatan, maka konsumen akan dapat “mendikte” pelaku bisnis. 2.3.4 Bargaining Power of Suppliers Kekuatan yang datang dari penjual/suppliers didorong oleh jumlah penjual yang ada. Keunikan barang atau jasa yang disediakan menjadi kekuatan penjual dalam mengatur pelaku bisnis. Semakin sedikit jumlah penjual tersebut, semakin tinggi kekuatan yang mereka miliki. 2.3.5 Competitive Rivalry Dalam Competitive Rivalry, hal yang menjadi point paling penting adalah jumlah dan kemampuan pesaing pelaku bisnis. Semakin banyak pesaing yang ada semakin kecil kekuatan yang dimiliki oleh seorang pelaku bisnis. Ini juga akan berpengaruh terhadap konsumen dan 33 suppliers, mereka akan dapat dengan mudah berpindah ke temapat lain jika tidak mendapatkan kesepakatan yang baik dari satu pelaku bisnis. 2.4 Bisnis Model Kanvas Gambar 2.2 Tabel Business Model Canvas Gambar 2.2 memperlihatkan template dari Business Model Canvas atau yang biasa disingkat BMC. BMC adalah salah satu alat yang digunakan dalam penulisan business plan. Dibuat pertamakali oleh Alexander Osterwalder dengan tujuan mempermudah pelaku bisnis menuliskan perencanaan bisnis mereka. Dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation, Alexander O. & Yves P. (2010) mengatakan bahwa pendekatan canvas yang dapat menjadi bahasa bersama yang memungkinkan pelaku bisnis untuk mendeskripsikan dan mengkaji ulang keseluruhan proses bisnisnya. Terdapat sembilan point penting dalam BMC; Key Partner, Key Activity, Value Proposition, Customer relationship, Customer Segment, Key Resource, Channels, Revenue Stream, dan 34 Cost Structure. Berikut penjelasan mengenai Sembilan building blocks dalam BMC : 2.4.1 Segmentasi Pelanggan (Customer Segmentation) Customer segments adalah penggolongan konsumen yang mungkin tertarik dengan value proposition suatu bisnis tertentu. Tujuan dari segmentasi pelanggan adalah untuk memutuskan bagaimana berhubungan dengan pelanggan di setiap segmen untuk memaksimalkan nilai setiap pelanggan untuk bisnis. Segmentasi pelanggan memiliki potensi untuk memungkinkan pemasar dalam mengatasi setiap pelanggan dengan cara yang paling efektif. Ada beberapa tipe dari segmentasi pelanggan, antara lain: 1. Mass Market Business model yang fokus dengan mass market memiliki value proposition, channel dan customer relationship yang tidak terlalu spesifik, karena konsumen lebih general dan lebih luas. 2. Niche Market Niche Market mengacu pada segmen pelanggan dengan karakteristik yang sangat ditentukan dan kebutuhan sangat khusus. Segmen ini membutuhkan, atau lebih tepatnya mengharapkan, produk yang sangat disesuaikan dan dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka. 35 3. Segmented Beberapa bisnis memilih untuk menciptakan value proposition dengan perbedaan-perbedaan kecil yang ada di customer segmen. 4. Diversified Business model yang memiliki dua atau lebih customer segmen dengan kebutuhan dan value proposition yang berbeda dan tidak berhubungan satu sama lainnya. 5. Multi-sided Platform Ketika segmen pelanggan terkait melalui ketergantungan. sebagai contoh, pada situs eBay, sebuah bisnis memerlukan penjual dan pembeli untuk dapat berjalan. 2.4.2 Nilai Proposisi (Value Proposition) Value proposition sendiri merupakan nilai atau value yang ditawarkan kepada pelanggan melalui suatu barang/jasa. Biasanya value proposition dapat menyelesaikan suatu masalah konsumen, atau dapat memuaskan kebutuhan. Value proposition menciptakan nilai bagi segmen pelanggan melalui campuran dari unsur-usnur yang melayani kebutuhan tersebut. Beberapa value proposition mungkin dapat inovatif atau mirip dengan barang/jasa yang sudah ada, namun dengan menambahkan features dan attributes baru. 36 Ada sebelas elemen dalam value proposition, yaitu: 1. Newness Value yang memberikan suatu kebutuhan baru yang sebelumnya belum disadari oleh konsumen karena tidak adanya penawaran serupa. Tidak selalu, namun biasanya berhubungan dengan teknologi. 2. Performance Meningkatkan performa atau menambahkan features pada suatu barang maupun jasa yang sebelumnya sudah ada sudah menjadi hal yang biasa dalam menciptakan value. Biasanya berhubungan dengan mesin. 3. Customization Membuat/menciptakan value dalam membuat barang/jasa secara spesifik sesuai dengan kebutuhan perseorangan atau segmen tertentu. 4. Getting the Job Done Value dapat diciptakan dengan membantu konsumen dalam mengerjakan/menyelesaikan suatu pekerjaan. Point ini dapat membuat konsumen fokus pada pekerjaan yan mereka lakukan. 5. Design Design merupakan bagian penting namun sulit untuk diukur. Suatu barang dapat standout dengan design yang baik. Terutama dalam industri fashion dan teknologi. 37 6. Brand Konsumen bisa mendapatkan value dari brand, dengan memakai/menggunakan brand tertentu dapat menunjukkan posisi mereka dalam suatu lingkungan sosial. 7. Price Penawaran value yang serupa dengan harga yang lebih murah umum dilakukan untuk memenuhi kebutuhan price-sensitive segmen. Namun keberadaan value proposition dengan harga rendah bisa menjadi aspek penting dalam sebuah bisnis model. 8. Cost Reduction Cost reduction menciptakan value dengan membantu konsumen dalam menurunkan harga. 9. Risk Reduction Value tercipta dari membantu konsumen mengurngi segala resiko dalam membeli/ menggungakan suatu barang/jasa. 10. Accessibility Menciptakan value dengan membuat suatu barang/jasa mudah diakses oleh konsumen yang sebelumnya sulit mendapatkan barang/jasa tersebut. 11. Convenience/Usability Membuat suatu barang/jasa lebih mudah digunakan dapat memberikan value bagi konsumen. 38 2.4.3 Media Distribusi (Channel) Channels wadah atau tempat dimana sebuah organisasi dapat memberikan value proposition mereka untuk segmen konsumen. Ada berbagai pilihan untuk channel yang tersedia bagi sebuah perusahaan, dan seleksi didasarkan pada saluran yang tercepat, paling efisien dengan sedikitnya jumlah investasi yang dibutuhkan. Ada dua jenis dasar channel; channel yang dimiliki oleh perusahaan dan channel distributor. Sebuah perusahaan dapat memilih salah satu atau menggunakan kombinasi keduanya. 2.4.4 Hubungan Pelanggan (Costumer Relationship) Bagaimana konsumen berinteraksi dengan pelaku bisnis melalui penjualan dan product life cycle. Cara yang disediakan oleh pelaku bisnis untuk konsumen dalam mendapatkan barang atau jasa yang ditawarkan. Hubungan pelanggan dapat dibagi menjadi enam kategori utama yang berkaitan dengan segmen pelanggan yang berbeda: 1. Personal Assistance Jenis hubungan pelanggan ditandai dengan sentuhan manusia. Pelanggan dapat berinteraksi dengan perwakian penjualan dalam melakukan transaksi pembelian. 2. Dedicated personal assistance Dedicated personal assistance, dimana konsumen diberikan layanan secara khusus oleh personal assistant. 39 3. Self-Service Perusahaan menyediakan semua alat dan kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen, sehingga konsumen dapat melayani diri sendiri. 4. Automated Services Layanan otomatis adalah tingkat berikutnya dari self-service dengan menyediakan mesin dan proses yang dapat meningkatkan kenyamanan bagi pelanggan untuk melakukan layanan sendiri. 5. Co-Creation Perusahaan melibatkan konsumen dalam desain dan bahkan penciptaan produk akhir. Hal ini akan dapat memberikan dampak “kepemilikan” bagi konsumen dan seringkali memiliki potensi yang lebih besar di pasar. 6. Communities Dengan banyaknya media sosial saat ini, komunitas adalah cara yang baik bagi perusahaan untuk memahami konsumen. Komunitas membantu perusahaan dalam menambah wawasan mengenai sudut pandang, masalah-masalah yang dihadapi, serta keinginan konsumen. 40 2.4.5 Partner Utama (Key Partner) Partner/supplier yang memiliki peranan penting dalam sebuah bisnis yang dijalankan oleh pelaku bisnis. Seperti pemodal, dan pemasuk barang atau jasa. Pihak yang memiliki pengaruh terhadap kelangsungan suatu bisnis. Partner dan partnership dapat dikategorikan ke dalam empat jenis: 1. Aliansi strategis Jenis aliansi antara non-pesaing. Dimana kedua partner tidak menjalankan bisnis pada pasar yang sama. 2. Co-opetition Adapula partnership antara partner. Partnership tersebut akan membantu membagi resiko kepada dua perusahaan. Hal ini juga dapat membantu ketika kedua perusahaan berusaha untuk melakukan sesuatu yang baru. 3. Joint Ventures Hal lain bisa untuk mengembangkan usaha patungan di bisnis baru. Kedua perusahaan bisa memiliki kepentingan bersama dalam mengembangkan bisnis baru. Kedua perusahaan hanya akan memilih opsi ini jika mereka berdua memberikan beberapa masukan ke dalam bisnis. 4. Buyer-Supplier Relationships (Pembeli-Supplier Hubungan) Ini adalah jenis yang paling umum dari partnerships yang menjamin bahwa Anda memiliki sumber yang dapat dipercaya. 41 2.4.6 Aktivitas Utama (Key Activity) Kegiatan wajib yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan value proposition yang ditawarkan. Seperti judulnya, ini adalah tugas yang paling penting bagi perusahaan. Suatu perusahaan/ pelaku bisnis harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu untuk memenuhi tujuan bisnisnya key resource, key activity sama pentingnya dalam suatu organisasi untuk memenuhi value proposition, mencapai customer segmen, mempertahankan customer relationship, dan pada akhirnyadapat menciptakan revenue stream jangka panjang. Key activity berbeda sesuai dengan model bisnis tertentu. Katagori dalam Key Activity: 1. Produksi Kegiatan ini pada umumnya meliputi: Pengendalian produksi dan manufaktur, mengelola website, pesanan online dan distribusi produk, membuat desain kemasan serta bertanggung jawab dalam quality control. 2. Problem-Solving (Pemecahan masalah) Problem-Solving bertujuan untuk memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi oleh individu. Perusahaan dengan tipe ini biasanya memiliki banyak tim research dan fokus pada pembelajaran terus menerus. 3. Platform /Network Sebuah model bisnis di mana platform adalah sumber daya kunci biasanya memiliki platform atau kegiatan kunci yang berhubungan dengan jaringan. 42 2.4.7 Sumberdaya Utama (Key Resource) Hal-hal yang berkaitan dengan proses pembuatan barang atau jasa dalam suatu bisnis. Seperti tenaga kerja atau bahan-bahan yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu barang. Key Resource memiliki empat kategori, antara lain: 1. Human Merupakan sumber daya manusia yang digunakan di dalam perusahaan. Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek penting yang dapat berpengaruh dalam kelancaran suatu bisnis. 2. Physical Physical adalah segala bentuk aset fisik yang dimiliki oleh suatu bisnis model. 3. Financial Biaya awal atau modal yang digunakan untuk membangun sebuat perusahaan atau menjalankan suatu bisnis, dapa berupa kredit maupun uang tunai. 4. Intellectual Point ini berkaitan dengan sumber intellectual seperti: hak paten, kerjasama, data base konsumen dan merek. 2.4.8 Arus Pendapatan (Revenue Stream) Sebuah aliran pendapatan adalah metodologi perusahaan untuk mendapatkan segmen pelanggan agar membeli produk atau jasa. Sebuah aliran pendapatan dapat diciptakan melalui cara berikut; 43 1. Usage Fee (Penggunaan Biaya) Biaya yang dikenakan kepada konsumen untuk penggunaan produk atau layanan. 2. Subscription Fee (Biaya berlangganan) Biaya yang dibayarkan oleh konsumen secara konsisten dalam berlangganan suatu barang/jasa. 3. Lending/ Leasing/ Renting (Pinjaman / Leasing / Menyewa) Pelanggan membayar untuk mendapatkan akses eksklusif untuk barang dalam jangka waktu tertentu. 4. Licensing (Perizinan) Biaya perusahaan untuk penggunaan kekayaan intelektualnya. 5. Broker Fees (Biaya broker) Perusahaan atau individu yang bertindak sebagai perantara antara dua pihak mengenakan biaya broker untuk layanan mereka. 6. Advertising (Iklan) Sebuah perusahaan mengenakan biaya untuk orang lain dalam mengiklankan barang/jasa mereka dengan menggunakan media mereka. 2.4.9 Struktur Biaya (Cost Structure) Cost structure adalah semua biaya yang diperlukan dalam suatu model bisnis tertentu. 90 % dari bisnis baru gagal dalam 3 tahun pertama karena kegagalan dalam memahami biaya mereka atau apa yang diperlukan untuk membuat barang dan jasa dengan value proposition yang 44 telah mereka janjikan. Biaya akan selalu tetap menjadi perhatian utama untuk semua bisnis. Cost Structure dapat dikategorikan menjadi dua bagian berdasarkan volume barang yang diproduksi; Cost-driven dan Value-driven. A. Cost-Driven Seperti namanya, model bisnis ini terfokus pada pengurangan biaya. Didorong untuk menciptakan struktur biaya yang ramping. B. Values-Driven Value-Driven dimana suatu perusahaan fokus dengan value yang mereka miliki. Karakteristik dari strategi ini adalah, fokus dalam penciptaan dan pengiriman nilai yang tinggi, value proposition yang sangat disesuaikan dengan preferensi segmen pelanggan. Karakteristik dari Cost Structure: a) Fixed Cost Fixed Cost atau biaya tetap adalah pengeluaran bisnis yang tetap sama terlepas dari volume yang dihasilkan. Biaya ini biasanya terikat waktu seperti gaji bulanan atau biaya sewa ruang kantor dan juga dapat disebut sebagai biaya overhead. Namun, fixed cost dapat berubah, tidak akan tetap sama selamanya, tetapi tetap stabil selama periode waktu tertentu. b) Variable Cost Biaya ini sangat bergantung pada banyaknya output yang dihasilkan perusahaan. Ini adalah biaya yang dikeluarkan ketika perusahaan menghasilkan suatu produk. Variable cost 45 dipengaruhi oleh perubahan permintaan dan penawaran. Hal yang termasuk dalam variable cost adalah biaya listrik dan bahan baku yang digunakan untuk produksi produk. c) Economies of Scale Semakin tinggi volume, semakin rendah biaya keseluruhan per unit. Pada dasarnya ini adalah keuntungan biaya yang dapat dinikmati oleh perusahaan besar. d) Economies of Scope Economies of scope mengacu pada pengurangan biaya ketika bisnis berinvestasi di beberapa pasar atau lingkup yang lebih besar. Economies of scope berdasarkan diversifikasi produk hanya dicapai jika produk yang berbeda memiliki proses umum atau berbagi penggunaan beberapa sumber daya. 2.5 Perencanaan dan Perkiraan Keuangan Keuangan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu perusahaan apapun model bisnisnya. Hal ini sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat mengetahui kemampuan dalam merencanakan sebuah anggaran keuangan sehingga dapat bertahan dan terus mengembangkan bisnis. Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup melalui proses keuangan yang terencana atau mengembangkan dan menerapkan perencanaan yang terkoordinasi secara menyeluruh agar tujuan organisasi atau perusahaan dapat tercapai (N.A Rami, 2010). Sedangkan prakiraan keuangan adalah kemampua perusahaan dalam memperkirakan posisi dan kondisi keuangan 46 dalam suatu organisasi atau perusahaan di masa yang akan dating. Namun bisa saja terjadi kesalahan terhadap perencanaan dan prakiraan keuangan dan prakiraan keuangan yang dikarenakan hal ini hanya bersifat ramalan dan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adapun dasar – dasar keuangan yang harus ditampilkan oleh perusahaan dalam merencanakn suatu model bisnis, yaitu : 2.5.1 Neraca Performa Neraca yang memproyeksikan keadaan dan kondisi finansial suatu perusahaan dalam waktu tertentu. Dan memulai bisnis, hal ini sangat penting untuk dipersiapkan. Neraca ini juga mewujudkan kewajiban dan ekuitas yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Maka dari itu neraca performa yang baik sangatlah penting bagi suatu perusahaan jika rasio dan rasio-rasio lainnya masih dalam tingkat sewajarnya atau masih dalam batas-batas tertentu sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi di dalam suatu perusahaan. 2.5.2 Laporan Laba Rugi Menurut Keown, Martin dan Petty dalam buku Foundation of Finance 2011. Laporan laba rugi adalah dasar untuk mengukur hasil dan operasional yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam jangka waktu satu tahun). Bagian akhir atau bagian bawah dari laporan laba rugi menunjukan apakah ada suatu perusahaan mengalami laba atau rugi. 47 2.5.3 Laporan Arus Kas Laporan yang berisi tentang pengaruh beberapa kegiatan – kegiatan perusahaan seperti operasional, transaksi investasi dan transaksi pembiayaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan dalam suatu periode. Dalam hal ini, perusahaan harus dapat memutuskan darimana sumber biaya tambahan, syarat-syarat yang dibutuhkan dan bagaimana cara melunasinya. Namun pembiayaan yang dibutuhkan dapat diperoleh dari beberapa sumber sepeti dana pinjaman dari bank, melalui danak ekuitas dan melalui kredit jangka pendek dari bank. 2.5.4 Analisis Kelayakan Usaha Untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian uang di masa yang akan datang yang diinvestasikan dalam suatu bisnis, maka digunakanlah analisa investasi yang sangat penting dan diterapkan sebelum bisnis dimulai. Dengan melakukan berbagai macam analisa, akan diketahui faktor-faktor dan resiko yang akan dihadapi. Adapun beberapa metode analisa untuk mengetahui kelayakan suatu usaha, yaitu : 2.5.5 Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang (Present Value) dari proyeksi penghasilan bersih (net income) yang diharapkan di masa yang akan datang. Namun metode NPV memiliki kelemahan yaitu tidak menganalisa pemilihan alternative terhadap usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda. 48 NPV = PV Proceed – PV Outlays Adapun kriteria penilaian yang digunakan dalam menguunakan NPV adalah : - Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasinya akan sama dengan tingkat bunga yang digunakan dalam menganalisa atau usaha tidak mengalami kerugian dan keuntungan (seimbang) - Jika NPV = - (negative), maka hasil (return) berada dibawah tingkat bunga atau usaha mengalami kerugian dalam berinvestasi. - Jika NPV = + (positif), maka hasil (return) berada diatas tingkay binga atau usha mengalami keuntungan dalam berinvestasi. 2.5.6 Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return adalah besarnya suku bunga yang sama dengan nilai sekarang dari investasi dengan penghasilan yang diharapkan selama menjalankan usaha, Besarnya IRR adalah suku bunga pinjaman yang sedang berlaku atau suku bungan deposito jika dalam menjalankan usaha menggunakan biaya sendiri. IRR dapat dirumuskan sebagai berikut : IRR : Tingkat keuntungan yang disyaratkan CF : Cash Flow 49 IO : Investasi Awal N : Periode Investasi 2.5.7 Analisis Break Event Point Break Even Point adalah analisis untuk menentukan jumlah barang atau jasa yang dijual pada harga tertentu untuk menutupi biaya – biaya yang timbul dan untuk mendapatkan keuntungan. Adapun cara menganalisa Break Even Point dengan melakukan rumus yaitu : Namun sebelum mulai menghitung Break Even Poiny, kita harus menentukan 3 (tiga) elemen dari rumus BEP yaitu : Biaya Tetap ( Fixed Cost ) adalah biaya yang akan selalu atau tetap dikeluarkan oleh perusahaan walaupun hanya menjual beberapa produk atau bahkan tidak menjual produk sama sekali seperti menyewa tempat, gaji dan alat-alat produksi. Biaya Variabel (Varible Cost) adalah biaya yang timbul dari setiap produk yang dijualn dan besarnya tergantung dari jumlah produk dan jasa yang dihasilkan seperti biaya antar, komisi dan nota penjualan. 50 Harga Jual adalah harga yang ditentukan oleh perusahaan untuk dijual kepada pembeli. 2.5.8 Analisis Return on Investment. Menurut S. Munawir (2007 : 89), Return on Investment (ROI) adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Adapun cara menghitung Return On Investment adalah : 2.5.9 Arus Kas Bebas ( Free Cash Flow) Arus Kas Bebas adalah ukuran untuk menghitung seberapa banyak uang yang telah dihasilkan oleh suatu bisnis setelah memperhitungkan pengeluaran modal. Kas ini juga dapat digunakan untuk memperluas bisnis atau ekspansi, membagi dividen, mengurangi hutang dan tujuan lainnya. Adapun cara menghitung free cash flow bisa menggunakan rumus yaitu : 51 2.6 Perencanaan Bisnis Ada beberapa point yang harus ada dalam perencanaan suatu bisnis, yaitu: Ringkasan eksekutif, Deskripsi bisnis, Keunikan layanan, rencana operasional, rencana pemasaran, rencana organisasi, penilaian resiko, rencana keuangan, strategi jangka panjang. 2.6.1 Ringkasan Eksekutif Ringkasan eksekutif merupakan ringkasan yang menjadi point of interest dari sebuah perencanaan bisnis. Ringkasan eksekutif hanya dapat ditulis setelah perencanaan bisnis selesai dibuat dengan matang. Tujuan dari ringkasan eksekutif adalah untuk memberikan gambaran perencanaan bisnis perusahaan. Ada dua hal yang dijelaskan dalam point ini, yaitu: Alasan dari ketertarikan untuk membuat bisnis dalam bidang ini dan bagaimana cara mengimplementasikan keinginan yang hendak dicapai. 2.6.2 Deskripsi Bisnis Deskripsi Bisnis merupakan point dimana suatu produk/jasa yang akan atau telah dibuat dijelaskan dengan detail dan terperinci. Faktorfaktor apa saja yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam mengoperasikan bisnis, meliputi misi dan tujuan yang ingin dicapai. 2.6.3 Keunikan Layanan Pada point ini keunikan suatu produk atau jasa akan dijelaskan lebih terperinci lagi, terkait dengan proses produksi dan value 52 propositionnya, mengapa produk atau jasa tersebut memiliki nilai lebih dibandingkan dengan produk/jasa sejenis. Disini penjelasan mengenai manfaat dari produk/jasa juga akan dipaparkan dengan jelas, apakah suatu produk/jasa yang dihasilkan dapat memberikan banyak keuntungan bagi konsumen. 2.6.4 Rencana Operasional Point dimana detail mengenai operasional dijelaskan dengan detail meliputi lokasi operasional bisnis, proses dan rencana penyaluran produk/jasa hingga proses dan cara pembayaran. 2.6.5 Rencana Pemasaran Perencanaan pemasaran merupakan point crucial yang terdapat dalam perencanaan suatu bisnis guna mencapai tujuan dari perusahaan. Dimana rencana pemasaran tersebut bertujuan untuk mencapai target market serta profit. Disini perusahaan menetapkan langkah-langkah serta strategi yang harus diambil untuk melakukan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran kepada target konsumen, sehingga bisnis dapat diketahui oleh target market. Hal-hal yang harus diketahui secara detail dalam rencana pemasaran adalah Analisa Pasar, Analisa Kompetitor serta Analisa SWOT. 53 2.6.6 Rencana Organisasi Dalam kelancaran jalannya suatu perusahaan rencana organisasi memiliki peran yang cukup penting, dimana pada point ini pembagian tugas antar divisi dipaparkan dengan jelas. Kejelasan mengenai struktur organisasi serta orang-orang yang akan terlibat dalam bisnis tersebut. Sehingga suatu perusahaan dapat berjalan dengan profesional. 2.6.7 Penilaian Resiko Setiap perusahaan perlu membuat point penilaian resiko, dimana pada point ini prediksi mengenai resiko-resiko yang mungkin terjadi dituliskan. Tujuannya agar perusahaan dapat meminimalisir resiko yang akan muncul. 2.6.8 Rencana keuangan Rencana keuangan meliputi enam aspek, dimulai dari Start-Up Cost atau modal, proyeksi laba/rugi (Income Statement), Cash flow, proyeksi neraca (Balance Sheet), Payback period dan Break Even Point. 2.6.9 Strategi Jangka Panjang Setiap perusahaan terbentuk dengan tujuan agar dapat berkembang dan tetap bertahan untuk jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu suatu rencana jangka panjang sangat diperlukan untuk mecegah terjadinya kemunduran pada perusahaan. 54 2.7 Definisi Pemasaran Philip Kotler dan Gary Amstrong mendefinisikan pemasaran adalah fokus pada memeberikan pelanggan keinginan dan kebutuhan, memberi mereka lebih banyak kepuasan dari yang pesaing lakukan. Konsep pemasaran berada dengan konsep jual. Pemasaran tidak hanya membuat penjualan dengan menjual promosi produk kepada pelanggan, tetapi lebih fokus pada hubungan pelanggan jangka panjang dengan lebih banyak kekhawatrian tentang pelanggan. Ini menghasilkan keuntungan dengan menciptakan hubungan pelanggan jangka panjang berdasarkan nilai pelanggan dan kepuasan (Kotler dan Amstrong, 2004). Ebert dan Griffin mendefinisikan pemasaran sebagai “Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukuran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.” (Ebert dan Griffin, 2005) 2.8 Media Sosial Media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content” (Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, 2010). 2.8.1 Pemasaran Sosial Media Andreas Kaplan dan Michael Haenlein juga menjelaskan Social media adalah istilah yang luas yang bisa sangat berbeda antara satu sama 55 lain tentang cara menggunakannya, karena tiga hal yang membangun itu, yaitu: a) Teknologi, terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Juga mobile dan desktop komputer. Inovasi radikal bahwa perubahan perilaku orang di internet adalah mobile-gadget (internet dilengkapi gadget: smartphone, dan tablet komputer) dan perangkat lunak (mobile browser, mobile web, aplikasi desktop dan aplikasi mobile). Hampir dari semua kelas sosial masyarakat bisa mengakses internet di setiap detik. b) Interaksi sosial, bagaimana orang berinteraksi dengan orang lain. Ini termasuk jawaban dari beberapa pertanyaan, tentang: bagaimana interaksi yang terbentuk? Apa jenis topik yang orang sering membicarakan? Untuk tujuan apa mereka berkomunikasi? Apa jenis alat yang orang sering digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain? Apa istilah yang mereka biasanya digunakan? Apa kegiatan rutin orang-orang di masyarakat lakukan? Jawaban dari semua pertanyaan di atas, secara langsung menjelaskan bagaimana interaksi sosial terjadi. c) Konten yang membangun media sosial itu sendiri. Jenis isi: kata, gambar, video, dan audio. Pada akhirnya, teknologi ini, interaksi sosial dan membangun konten media sosial itu sendiri. Tapi media sosial adalah media untuk bersosialisasi. Setiap jenis memiliki sosialisasi perilaku dari bersosialisasi. Perilaku konstan 56 berubah menjadi kebiasaan. Pada konteks media sosial, kebiasaan masing-masing memiliki karakteristik sendiri. 2.9 Mesin Pencarin (Search Engine) Definisi Search Engine atau mesin pencarian yaitu suatu alat yang mengundang penggunanya untuk melihat website-website yang direkomendasikan melalui kata ynag mereka masukan ke dalam alat tadi. Setelah pencarian dilakukan mesin pencarian memberikan beberapa rekomendasi halaman sesuai yang ada di basis data dari masing – masing mesin. Pemberdayaan mesin perncarian biasanya dilakukan dalam dua metode yang sebaiknya saling sinergi yaitu yang tidak berbayar dan berbayar (Miletsky, 2010). 2.9.1 Search Engine Optimization Search Engine Optimization adalah metodologi strategi, teknik dan taktik yang digunakan untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke situs web dengan mendapatkan penempatan tinggi di halaman hasil pencarian mesin pencari (SERP) - termasuk Google, Bing, Yahoo dan mesin pencari lainnya. Search Engine Optimization adalah praktek umum bagi pengguna internet untuk tidak mengklik halaman dan halaman hasil pencarian, sehingga peringkat situs dalam pencarian sangat penting untuk mengarahkan lebih banyak lalu lintas ke arah situs. Semakin tinggi sebuah 57 situs web secara alami peringkat dalam hasil organik dari pencarian, semakin besar kesempatan bahwa situs yang akan dikunjungi oleh pengguna SEO membantu untuk memastikan bahwa situs diakses ke mesin pencari dan meningkatkan kemungkinan bahwa situs akan ditemukan oleh mesin pencari. SEO biasanya satu set "White Hat" praktik terbaik yang webmaster dan produsen konten Web ikuti untuk membantu mereka mencapai peringkat yang lebih baik dalam hasil mesin pencari. 2.9.2 Search Engine Marketing SEM adalah jenis pemasaran Internet yang terkait dengan researching, submitting and positioning dari situs dalam mesin pencari untuk mencapai visibilitas maksimum dan meningkatkan pangsa Anda dibayar dan / atau organik arahan lalu lintas dari mesin pencari. SEM melibatkan hal-hal seperti optimasi mesin pencari (SEO), penelitian kata kunci, analisis kompetitif, daftar dibayar dan layanan mesin pencari lainnya yang akan meningkatkan lalu lintas pencarian ke situs anda. SEM Merupakan proses mendapatkan lalu-lalang pengunjung dengan membayar iklan yang disediakan oleh mesin pencari. SEM, begitulah istilah ini biasa disingkat bisa juga disebut pencarian berbayar dengan metode CPC (cost-per-click) mengingat metode ini biasa 58 digunakan dengan tagihan apabila iklan yang tampil diklik oleh para pencari. 2.10 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Definisi mengenai bauran pemasaran dapat dilihat dari beberapa sumber berikut: "Bauran Pemasaran adalah kombinasi dari produk, harga, promosi dan distribusi strategi yang digunakan untuk memasarkan produk." (Ebert dan Griffin, 2005) "Marketing Mix adalah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menarik orang untuk membeli produk perusahaan." (Kotler dan Armstrong, 2004) Menurut Neil Borden (1964), pendekatan Marketing Mix adalah model menerapkan strategi pemasaran, itu adalah pencampuran dari berbagai faktor yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dan target pasar. Perusahaan harus mencari tahu produk yang tepat yang akan ditawarkan untuk target pasar yang tepat dan kemudian menggunakan elemen campuran ini dalam membangun strategi pemasaran yang tepat yang akan memuaskan keinginan mereka. Perusahaan harus menggunakan bauran pemasaran yang terpisah untuk produk terpisah untuk setiap segmen pasar. Dalam mengembangkan bauran pemasaran, Borden menunjukkan bahwa dua set informasi yang dibutuhkan. Pertama, daftar elemen penting yang masuk ke dalam campuran dan kedua, daftar kekuatan yang mempengaruhi variabel keputusan tersebut. 59 Menurut Kotler dan Armstrong (1997) salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran perusahaan adalah marketing mix strategy. Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa “marketing mix as the set of controllable marketing variables that the firm bleads to produce the response it wants in the target market”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasar sasaran. Dan 7 unsur marketing mix (Marketing Mix7p) yaitu: Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Proses, Dan Physical Evidence. 2.10.1 Produk (Product) Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. "Produk yang baik layanan, atau gagasan yang dipasarkan untuk mengisi kebutuhan dan keinginan konsumen, dan mengembangkan produk baru merupakan tantangan konstan bagi pemasar yang harus selalu mempertimbangkan faktor perubahan (perubahan teknologi, perubahan keinginan dan kebutuhan konsumen dan perubahan kondisi ekonomi). Memenuhi kebutuhan konsumen, maka, sering berarti mengubah produk 60 yang ada untuk mengikuti dengan pasar negara berkembang dan pesaing" (Ebert dan Griffin, 2005) Menurut Kotler dan Armstrong (2004), produk berarti kombinasi barang dan jasa perusahaan menawarkan kepada target market. Sebuah produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke perhatian pasar, akuisisi, penggunaan atau konsumsi dan yang mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk mencakup lebih dari sekedar peristiwa, orang, tempat, organisasi, dan ide-ide atau dicampur entitas ini. Perencana produk perlu memikirkan produk pada tiga tingkatan: Inti Manfaat: Merupakan tingkat yang paling dasar, yang membahas pertanyaan apa yang pembeli benar-benar membeli? Ketika merancang produk, pemasar harus menentukan inti, pemecahan masalah manfaat atau jasa yang mencari konsumen. Produk yang sebenarnya: Dalam tingkat ini, perencana produk harus mengubah manfaat inti menjadi produk yang sebenarnya. Mereka perlu mengembangkan produk dan layanan fitur, desain, tingkat kualitas, nama merek dan kemasan. The campuran dari semua karakteristik ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi produk inti. Augmented product: Perencana produk harus membangun produk ditambah sekitar manfaat inti dan produk aktual dengan menawarkan layanan konsumen tambahan dan manfaat. Ini harus menyediakan konsumen dengan solusi lengkap untuk masalah mereka. Ketika konsumen 61 membeli suatu produk, perusahaan juga dapat memberikan pembeli garansi pada bagian-bagian, petunjuk tentang cara menggunakan produk, perbaikan cepat, dan layanan bila diperlukan, dan nomor telepon bebas pulsa untuk panggilan dari mereka memiliki pertanyaan atau masalah. Ebert dan Griffin (2005) menyatakan bahwa produk dan layanan dapat didefinisikan menjadi dua kelas berdasarkan jenis konsumen yang menggunakannya: • Produk Konsumen, Produk yang dibeli oleh konsumen untuk penggunaan pribadi (mobil, obat-obatan, cologne). • Produk Industri, Produk yang dibeli oleh perusahaan untuk menghasilkan produk lain (instrumen bedah, earthmovers, bahan baku). Para konsumen mencari barang berdasarkan kriteria tertentu dari kualitas dan kuantitas. Produk harus memenuhi kriteria standar yang diharapkan oleh konsumen. Ini adalah beberapa kriteria Kotler dan Armstrong (2004) a. Kualitas didefinisikan sebagai karakteristik dari produk atau jasa yang menanggung pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat. Jadi Kualitas berpusat kepada konsumen di mana perusahaan telah memberikan kualitas produk atau jasa mereka yang memenuhi harapan konsumen, kepuasan, dan juga kebutuhan dan keinginan mereka. 62 b. Fitur adalah alat kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Diferensiasi produk adalah menciptakan produk atau produk gambar yang berbeda cukup dari produk yang ada untuk menarik konsumen. c. Pilihan: Konsumen akan memilih produk dengan pilihan yang ditawarkan oleh perusahaan. Orang-orang pilihan akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen seperti kualitas tinggi, harga rendah dan sebagainya. d. Gaya dan desain: Menggambarkan penampilan produk. Gaya unik atau eye-catching dapat menarik perhatian orang dan memberikan keunggulan kompetitif yang lebih kuat. Desain yang baik dapat meningkatkan kinerja produk dan mempengaruhi keputusan pembelian yang kuat. e. Nama merek: Sebuah merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi dari semuanya, yang mengidentifikasi penjual produk atau jasa dan membedakan mereka dari para pesaing. Merek membantu konsumen mengidentifikasi produk yang mungkin menguntungkan mereka. Merek juga memberitahu pembeli sesuatu tentang kualitas produk. f. Lini produk: Ini adalah kelompok produk yang berhubungan erat karena mereka berfungsi dengan cara yang sama dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan dengan jenis yang sama dari outlet atau jatuh dalam kisaran harga yang diberikan. 63 g. Mix produk: Ini terdiri dari semua lini produk dan item yang menawarkan penjual tertentu untuk dijual. 2.10.2 Harga (Price) Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard, 1996). Harga dikatakan mahal, murah atau biasabiasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001). Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan harga perusahaan, termasuk faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah: a. Tujuan Pemasaran Ini terkait dengan target pasar dan posisi pasar perusahaan yang telah dipilih. b. Strategi Bauran Pemasaran Keputusan harga yang berinteraksi langsung dengan elemen lain dari bauran pemasaran : produk, tempat dan promosi.Harga adalah satu-satunya bauran pemasaran yang mendistribusikan pendapatan atau pendapatan bagi perusahaan. 64 c. Biaya Biaya dibagi menjadi tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak bervariasi dengan produksi atau penjualan. Sebagai contoh: sewa gedung dan gaji karyawan .Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi. d. Pertimbangan Organisasi Perusahaan kecil dan besar memiliki cara yang berbeda untuk keputusan harga. Dalam perusahaan kecil, keputusan penetapan harga yang ditetapkan oleh manajemen puncak, sementara di perusahaan besar ; keputusan harga diatur oleh manajer lini produk. Faktor eksternal adalah pasar dan permintaan, biaya pesaing, harga dan penawaran , dan faktor eksternal lainnya seperti kondisi ekonomi dan peraturan pemerintah. Ketika menilai pasar dan permintaan, perusahaan memperkirakan kurva permintaan, yang menunjukkan kemungkinan dibeli per periode pada tingkat harga alternatif. Tiga pendekatan harga umum adalah: 1. Harga berbasis biaya jumlah 65 Dua metode : Biaya – plus pricing yabg berarti menambahkan markup standar untuk biaya produk, dan mengabaikan permintaan dan persaingan. Ini mungkin mnyederhanakan proses penetapan harga dan meminimalkan persaingan harga. Metode lainnya adalah impas harga, juga disebutu harga sasaran-profit, yang berarti menetapkan harga untuk mencapai titik impas pada biaya total, atau menetapkan harga untuk membua target profit. Untuk membuat keuntungan, perusahaan harus menjual produknya melebihi Break Even saruan Volume. 2. Nilai berbasis harga Menetapkan harga berdasarkan nilai yang dirasakan pelanggan daripada biaya penjual . Pendekatan ini memiliki dua metode ; Nilai harga yang hanya menawarkan produk yang baik dan layanan dengan harga yang adil. Metode lainnya adalah nilai tambahan pemasaran, perusahaan menawarkan nilai tambah pemasaran, perusahaan, menawarkan layanan nilai tambah untuk membedakan penawaran mereka daripada memotong harga untuk mencocokkan pesaing. 3. Kompetisi berbasis harga Menetapkan harga berdasarkan apa yang pesaing pengisian untuk produk serupa. Bila dikategorikan berdasarkan taktik harga: 66 1. Harga lining: Menetapkan sejumlah harga untuk kategori produk tertentu. Perusahaan menjual beberapa item dalam kategori produk sering menggunakan lapisan harga 2. Harga Psikologis: taktik yang keuntungan dari fakta bahwa konsumen tidak selalu merespon secara rasional untuk harga dinyatakan. Salah satu jenis harga psikologis aneh-bahkan harga yang berdasarkan teori bahwa pelanggan lebih memilih harga yang tidak dinyatakan dalam dolar bahkan jumlah. Jadi, pelanggan menganggap harga Rp 10.000, Rp 1.000 dan Rp 100 secara signifikan lebih tinggi dari Rp 9, 999. 99, Rp 999, masing-masing 99 dan 99, 99. 3. Diskon: Penurunan harga yang ditawarkan sebagai insentif untuk membeli. Penjual harus sering resor untuk penurunan harga untuk memotivasi penjualan. 2.10.3 Promosi (Promotion) Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail (Baker, 2000:7). Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain 1. Periklanan : 67 "Alat Promosi yang terdiri dari dibayar, komunikasi non - pribadi yang digunakan oleh sponsor diidentifikasi untuk menginformasikan penonton tentang suatu produk."( Ebert dan Griffin, 2005). Strategi periklanan melibatkan menciptakan pesan iklan dan memilih media iklan. Perusahaan umumnya menggunakan jenis media utama seperti koran, TV, radio, majalah, direct mail, outdoor dan internet untuk berkomunikasi produk dan layanan mereka kepada target market. 2. Promosi penjualan : "Kegiatan promosi jangka pendek yang dirancang untuk merangsang pembelian konsumen atau kerjasama dari distributor dan agen penjualan. Mereka penting karena mereka meningkatkan kemungkinan bahwa pembeli akan mencoba produk" (Ebert dan Griffin, 2005). Jenis-jenis promosi konsumen adalah kupon, pengembalian uang menawarkan, paket harga, sampel, kontes, pameran dagang, titik pembelian dan premium. 3. Publisitas dan hubungan masyarakat : "Perusahaan dipengaruhi publisitas diarahkan pada membangun goodwill dengan publik atau berurusan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak menguntungkan. Sebuah perusahaan akan mencoba untuk membangun goodwill dengan pelanggan dengan melakukan dan mempublikasikan kegiatan pelayanan publik" (Ebert dan Griffin, 2005). 4. Pemasaran langsung. 68 "Pemasaran langsung didefinisikan sebagai komunikasi langsung dengan hati-hati ditargetkan konsumen individu untuk memperoleh tanggapan langsung." (Armstrong dan Kotler, 2004) 2.10.4 Saluan Distribusi (Place) Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri. Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran. 2.10.5 Partisipan (People) Yang dimaksud partisipan disini adalah karyawan penyedia jasa layanan maupun penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri, diantaranya adalah para reception, dokter, dan beauty therapis. (Hendri S. dan Sumanto R. A. 220) 69 2.10.6 Proses (Process) Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Pengelola klinik melalui front liner sering menawarkan berbagai macam bentuk pelayanan untuk tujuan menarik konsumen. Fasilitas jasa konsultasi dokter gratis, pengiriman produk, credit card, card member dan fasilitas layanan yang berpengaruh pada image perusahaan. 2.10.7 Lingkungan fisik (Physical evidence) Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasana klinik yang merupakan tempat beroperasinya jasa layanan perawatan dan kecantikan kulit. Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca, pelatakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting sebagai obyek stimuli (Belk 1974 dalam Assael 1992). Dari ketujuh elemen marketing mix tersebut yang merupakan kunci sukses bagi sebuah klinik diantaranya adalah kelengkapan produk layanan yang siap ditawarkan (one stop beauty service), lokasi yang strategis, keramahan dan efektivitas pelayanan, tempat parkir yang memadai, dan fasilitas lain pendukung kenyamanan konsumen didalam perawatan seperti ruangan dari ruang tunggu sampai dengan ruang perawatan yang sejuk dan bertata cahaya yang tepat. 70 2.11 Target Pasar, Segmentasi Pasar, Positioning Setiap orang memiliki rasa yang berbeda, tujuan, gaya hidup, dan lain-lain. Melalui penargetan, segmentasi pasar dan positioning, perusahaan dapat memutuskan mana pelanggan yang akan mereka layani. 2.11.1 Target Pasar “Kelompok orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang sama dan yang dapat diharapkan menunjukan minat pada produk yang sama” (Ebert dan Griffin, 2005). Target pasar adalah proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk masuk. Perusahaan perlu mempertimbangkan banyak faktor seperti sumber daya, variabilitas produk, siklus hidup produk, variabilitas pasar, dan strategi pemasaran pesaing ketika mereka memilih strategi pemasaran target. Perusahaan harus memutuskan 3 aspek dalam penargetan pasar, yaitu: a. Segmen mana yang akan menargetkan b. Berapa banyak produk yang ditawarkan c. Yang produk untuk menawarkan di mana segmen Berbagai tingkat pemasaran target adalah: a. Pemasaran Masal: Sebuah perusahaan memutuskan untuk mengabaikan berbagai segmen pasar. Mereka berfokus pada apa kebutuhan konsumen daripada diferensiasi dan mengembangkan 71 produk yang akan dikonsumsi dengan jumlah terbesar dari pembeli. Masalahnya adalah kesulitan untuk mengembangkan produk yang akan memuaskan semua konsumen. b. Pasar Terdiferensiasi: Sebuah perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang tawaran terpisah untuk masing-masing. Dengan melakukan ini, harapan perusahaan memperoleh penjualan yang lebih tinggi dan posisi yang kuat dalam setiap segmen pasar. Masalahnya adalah biaya yang lebih tinggi untuk penelitian pemasaran dan periklanan c. Pemasaran Niche: Target pasar kecil yang kebutuhannya tidak dilayani dengan baik. Sebuah perusahaan mencapai posisi pasar yang kuat karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih besar dari kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat memasarkan lebih efektif dengan meningkatkan produk, harga dan program untuk kebutuhan segmen. Sebuah perusahaan kecil dapat bersaing dengan memfokuskan sumber daya mereka yang terbatas dalam melayani ceruk yang mungkin diabaikan oleh pesaing yang lebih besar. Niche marketing bisa sangat menguntungkan, tetapi juga melibatkan risiko tinggi. 2.11.2 Segmentasi Pasar “Definisi segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam kategori jenis pelanggan” (Ebert dan Griffin, 2005) 72 Segmentasi pasar tujuat utama adalah untuk mengidentifikasi pelanggan tertentu dengan atribut, dan untuk menemukan segmen pelanggan yang menarik dari segi laba. Sebuah pasar produk terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki kebutuhan yang sangat spesifik, dengan penawaran lebiih sedikit untuk memmilih. Sebagai contoh: pasar mobil mewah hanya memiliki beberapa pilihan untuk memilih dari: Bentley, Aston Martin, Ferrari, dll. Seorang manajer pemasaran dapat memilih dan berhasil melakukan segmen - campuran pemasaran tertentu. Nilai melakukan analisis segmentasi pasar meliputi posisi produk di pasar dengan benar, mengidentifikasi segmen dialokasikan untuk pemasaran target, menemukan peluang di pasar yang ada dan memperoleh keunggulan kompetitif melalui diferensiasi produk. Hasil dari semua nilai yang disebutkan dapat meningkatkan keuntungan. (Kiang et al, 2006). Bisnis dapat menghadapi dengan keragaman ini dengan mengelompokkan pelanggan dengan persyaratan yang sama dan perilaku pembelian menjadi segmen yang homogen dalam kebutuhan dan perilaku pembelian menjadi segmen yang homogen dalam kebutuhan dan perilaku pembelian dan memperlakukan setiap segmen khusus. Pilihan tentang yang segmen yang paling sesuai untuk melayani sangat penting untuk memanfaatkan sumber daya perusahaan terbaik (Dibb, 1998). Pemasar mengidentifikasi segmen dan memutuskan mana yang untuk menargetkan agar perusahaan dapat menciptakan produk atau layanan yang 73 menawarkan lebih fine-tuned dan harga yang tepat untuk segmen sasaran, juga dengan mudah mendistribusikan dan mengkomunikasikannya (Kotler, 2003 ) . Segmentasi pelanggan membawa manfaat besar bagi perusahaan, antara lain: a. Efisiensi: Karena pelanggan dibagi, perusahaan hanya bisa fokus pada pasar bunga. Oleh karena itu, mereka bisa mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya mereka secara lebih efisien. b. Efektivitas: Melalui segmentasi, kebutuhan masing-masing segmen pelanggan bisa lebih baik diidentifikasi dan diperiksa. Dengan demikian, pemahaman dan kesadaran akan kebutuhan pelanggan dapat ditingkatkan. Perusahaan-perusahaan dapat menyesuaikan produk mereka dan langkah-langkah pemasaran untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih efektif. Karena efektivitas pemasaran ditingkatkan, tingkat respons pelanggan juga akan meningkat, dengan demikian, pengembalian dan keuntungan dari investasi pemasaran juga akan ditingkatkan. c. Pasar Baru: Segmentasi dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi peluang pasar baru. Kebutuhan dan karakteristik dari total pelanggan atau pasar yang begitu beragam berbagai bahwa beberapa fitur unik dari sebuah kelompok kecil tidak dibedakan. Setelah segmentasi, perusahaan dapat menemukan 74 pasar-pasar dengan fitur unik. Mereka bisa menawarkan kesempatan berharga bagi perusahaan untuk memasuki pasar baru. Kotler dan Armstrong (2004) menyatakan bahwa keberhasilan segmentasi memiliki lima syarat, yaitu: a. Diferensiasi - merespon secara berbeda terhadap bauran pemasaran yang berbeda. b. Ditindaklanjuti - memiliki produk untuk segmen ini. c. Terukur - ukuran, profil, dan daya beli dapat diukur. d. Dapat Diakses - mungkin untuk mencapai secara efisien. e. Substansial - segmen harus menjadi besar dan menguntungkan. Tiga pengaruh paling penting pada perilaku konsumen untuk mengidentifikasi segmen adalah: a. Variabel Geografis: unit geografis yang dapat dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi segmentasi (Region negara, Country ukuran, Kepadatan area). b. Variabel demografi: Konsumen dari populasi yang dapat dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi segmentasi (Usia, jenis kelamin, pendidikan, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, status sosial ekonomi, kebangsaan, agama). c. Variabel psikografis: karakteristik Konsumen (kepribadian, gaya hidup, nilai, dan sikap). 75 2.11.3 Positioning Pada tahap ketiga, pemasar akaln melakukan penetapan posisi pasar. Dalam menetapkan posisi pasar, pemasar akan mengembangkan penetapan posisi pasar untuk segmen target dan mengembangkan strategi pemasaran bauran untuk setiap segmen. Hal ini berguna untuk mengetahui posisi produk, dimana pemasar harus merencanakan posisi untuk memberikan produk mereka keuntungan terbesar dalam pasar sasaran yang dipilih. Ada beberapa strategi yang dilakukan pemasar dalam melakukan penetapan posisi pasar, yaitu mentepkan posisi pasar berdasarkan spesifik atribut produk, manfaat – manfaat, kategori pengguna, penggunaan kesempatan, posisi terhadap pesaing lain, dan posisi terhadap kelas produksi lain. Dalam mengimplementasikan strategi penetapan posisi pasar, pemasar harus melakukan beberapa langkah, yatiu mengidentifikasikan kemungkinan keunggukan kompetitif (diferensiasi kompetitif), memilih keunggulan kompetitif yang tepat (proposisi penjualn yang unik) dan yang terkahir memnyampaikan posisi yang dipilih. adalah mengkomunikasikan dan 76 2.12 Merek (Brand) “Merek adalah simbol atau desain yang digunakan untuk mengidentifikasih produk atau jasa dan membedakan mereka dari satu penjual ke penjual lain” (Kotler dan Amstrong,2004) Sedangkan menurut Asosiasi Marketing Amerika (AMA) brand atau merek berarti nama, terminologi, tanda, simbol, design atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk membedakan suatu barang atau jasa dari penjual yang satu dan yang lainnya. (Keller, 30). “Kesadaran merek adalah sejauh mana naman mereka terlintas dalam pikiran ketika konsumen mengaggap kategori produk tertentu” (Ebert dan Griffin, 2005) Dalam membangun merk yang kuat, langkah pertama, pemasar harus memposisikan merek dalam pikiran konsumen untuk menciptakan Brand Awareness. Langkah kedua, untuk mengembangkan merek dan memperkenalkan produk kepada target market, perusahaan bisa memperkenalkan ekstensi lini, perluasan merek, multi brand dan merek baru. a. Tambahan Lini Produk: Hal ini terjadi ketika perusahaan memperkenalkan barang tambahan dalam kategori produk yang ada di bawah nama merek yang ada. b. Brand Extension: 77 Hal ini terjadi ketika perusahaan memperkenalkan kategori produk baru dengan merek yang sudah ada. Sebagai contoh: perusahaan Apple yang sebelumnya telah menjual komputer dan software, saat memperkenalkan iPod ke orang. c. Multi Brands: Hal ini terjadi ketika perusahaan memperkenalkan kategori produk yang ada di bawah nama merek baru. Sebagai contoh: Unilever memperkenalkan banyak merek, seperti Lux, Sunsilk, Dove, dll yang memiliki fitur yang berbeda dan banding untuk mendirikan memotivasi pembelian yang berbeda. d. Merek Baru: Ini terjadi ketika perusahaan memperkenalkan sebuah kategori produk baru dan nama baru. Sebagai contoh: Toyota memperkenalkan Lexus Lexus sebagai mobil mewah, untuk membedakannya dari lini produk lain Toyota. 2.12.1 Unsur dari Merek Berbagai unsur yang dapat membedakan satu merek dengan merek yang lainnya seperti nama URLs, logo, simbol, karakter, lagu tema slogan. Seiring dnegan perkembangan jaman unsur dari merek juga berkembang sesuai dengan tekhnologi yang ada. A. Kriteria dalam Memilih Unsur Merek Secara umum ada 6 kriteria dari unsur-unsur sebuah merek (Keller,30): 78 a. Memorable (Mudah diingat) Mudah diingat adalah suatu kriterian yang akan diperlukan suatu merek untuk agar nantinya memperoleh tingkat tertingi dari Brand Awareness b. Meaningfulness (Memiliki Arti) Unsur-unsur dari merek dapat mempunyai arti tertentu baik yang bersifat deskriptif (penjelasan) atau persuasif (ajakan). c. Likeability (Kemampuan untuk disukai) Di luar bahwa satu merek mudah diingat dan memliki arti, suatu merek harus memiliki unsur yang dapat menarik konsumennya. d. Transferability (Kemampuan untuk dipindahkan) Bagaimana sebuha merek dapat menopang skuitas dari produk di sebuah market yang baru. B. Foreign Branding Foreign branding menurut Leclerc, Schmitt, & Dubé (1994) yaitu menggunakan bahasa asing dalam memberikan nama merk, adalah suatu metode untuk mengharapkan konsumen mengasosiasikan produk dengan kualitas tertentu.