bab ii landasan teori

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Analisis Pasar dan Industri
Pengertian Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang
saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. (Undang-Undang
Pariwisata no 10 tahun 2009). Menurut pandangan para ahli, pengertian industri
pariwisata adalah sebagai berikut: W. Hunzieker (Yoeti, 1994) mengatakan
“Tourism enterprises are all business entities which, by combining various means
of production, provide goods and services of a special tourist nature”. Artinya,
industri pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari berbagai macam
kegiatan produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan. Sedangkan
menurut GA. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1985), Industri
pariwisata lebih cenderung berorientasi dengan menganalisa cara-cara melakukan
pemasaran dan promosi hasil produk industri pariwisata. Industri pariwisata
bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri
dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang
21
22
dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan,
letak secara geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode
permasalahannya (Makalah Industri dan Produk Pariwisata, Academia.edu).
Dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata merupakan suatu industri dari
beberapa perusahaan yang menghasilkan segala jenis barang dan jasa bagi
wisatawan agar kebutuhan dan kesenangannya dapat terpenuhi.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata pariwisata merujuk kepada
sebuah kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Pariwisata
menurut Undang-undang Pariwisata NO 10 tahun 2009 Pasal 1 adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Secara teknis pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
berkelompok dalam wilayah negara sendiri maupun negara lain dengan
menggunakan kemudahan jasa atau pelayanan dan faktor-faktor penunjang serta
kemudahan-kemudahan lainnya yang diadakan oleh pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan (Makalah Industri dan
Produk Pariwisata, Academia.edu). Pengertian pariwisata menurut beberapa ahli,
antara lain: Oka A. Yoeti (Irawan, 2010:11), dalam bukunya menjelaskan bila
ditinjau dari aspek bahasa kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu
“Pari yang berarti banyak, berkali–kali, berputar–putar, keliling, dan wisata yang
berarti perjalanan atau bepergian”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk
melakukan kegiatan pariwisata merupakan bagian dari kehidupan individu untuk
23
jeda sejenak dari kegiatan rutin mereka. Hal ini bisa terlihat dari jumlah
wisatawan baik lingkup nusantara maupun nasional yang kian meningkat.
Pengertian E-Commerce atau yang biasa disebut juga perdagangan
elektronik menurut situs businessnewsdaily.com adalah kegiatan yang mengacu
pada pembelian dan penjualan barang dan / atau jasa melalui saluran elektronik
seperti internet. Adapun pengertian meurut situs networlsolution.com, ecommerce adalah istilah untuk semua jenis usaha, atau transaksi komersial, yang
melibatkan transfer informasi di Internet. E-Commerce memiliki empat kategori
yaitu:
1.
Business to Business
Business to Business dijalankan antar pelaku bisnis, dimana
sesama pelaku bisnis menjalankan transaksi yang menghasilkan
keuntungan bagi kedua belah pihak.
2.
Business to Consumer
Transaksi bisnis ini dijalankan dari pelaku bisnis ke
perseorangan, bersifat terbuka untuk umum dengan menyediakan
bermacam-macam pilihan produk atau jasa dan servis yang
diberikan dapat digunakan oleh masyarakat luas.
24
3.
Consumer to Consumer
Bisnis ini dijalankan dari perseorangan ke perseorangan,
dimana penjual hanya menyediakan barang tertentu dengan
pembeli yang juga memiliki kebutuhan yang spesifik.
4.
Consumer to Business
Binsis yang termasuk dalam kategori ini adalah bisnis yang
dijalankan oleh perseorangan yang menjual produk atau jasa
kepada organisasi maupun perseorangan lainnya.
Manfaat dari e-commerce lain:
1. Memiliki pasar yang luas.
2. Akses informasi suatu produk atau jasa menjadi lebih cepat.
3. Mempermudah konsumen mendapatkan suatu produk lebih cepat
dan memungkinkan konsumen untuk melakukan transaksi selama 24
jam.
4. Penyebaran informasi mudah dilakukan.
5. Sistim pembayaran yang mudah dan dapat dilakukan secara online.
Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah
tidak bisa diragukan lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka
82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar ecommerce menjadi tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang
yang bisa melihat potensi ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data
25
dari Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada
tahun 2013 mencapai angka Rp130 triliun. Pada tahun 2012, suatu perusahaan ecommerce di Indonesia mencatat bahwa 41% penjualan mereka berasal dari
Jakarta, tapi enam bulan selanjutnya angka ini turun menjadi 22%. Ini
menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta saja yang rutin berbelanja
online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ingin ketinggalan mengikuti
perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka pada pasar ecommerce di Indonesia. Berdasarkan data dari Bolton Consulting Group (BCG),
pada tahun 2013 golongan kelas menengah di Indonesia sudah mencapai angka 74
juta orang dan diprediksi pada tahun 2020, angka ini naik menjadi 141 juta orang
atau sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia. Melihat dari data ini, sudah
jelas dan bisa dipastikan bahwa potensi pasar e-commerce di Indonesia sangatlah
besar. Dengan meningkatnya golongan kelas menengah, orang-orang tidak akan
segan untuk mengkonsumsi uang mereka untuk membeli berbagai macam barang
yang mereka inginkan (startupbusiness.com, 2014).
E-commerce juga akan berkembang seiring meningkatnya jumlah
wisatawan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya minat pemesanan tiket
pesawat, hotel dan lain-lain yang berkaitan dengan pariwisata secara online.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini, kebanyakan masyarakat semakin
meninggalkan hal-hal yang membutuhkan banyak waktu, termasuk membeli tiket
langsung ke agen. Banyak yang beralih ke pembelian tiket online.
Menurut data dari Traveloka, salah satu situs penjualan tiket pesawat dan
hotel online, pada tahun 2014 rata-rata kunjungan ke situs mereka adalah 250.000
26
kunjungan per hari. Sedangkan data yang diperoleh Agoda yang juga merupakan
salah satu situs penjualan tiket pesawat dan hotel online, jumlah pengunjung situs
per hari adalah 129.412. Tika Larasati, Marketing Manager Skyscanner Indonesia
mengatakan bahwa tren digital saat ini telah merubah cara wisatawan dalam
merencanakan liburan mereka. Saat ini banyak wisatawan yang mengandalkan
pencarian secara online untuk merencanakan liburan. Sekitar dua juta orang
Indonesia melakukan pencarian mengenai travel di Google setiap harinya dan
pencarian untuk penerbangan adalah yang terbanyak diikuti dengan pencarian
hotel. Meningkatnya penetrasi internet di Indonesia (15% di tahun 2014) juga
didukung dengan penetrasi telepon genggam sebanyak 112% di tahun 2014 dan
jumlah pengguna smartphone adalah 61 juta orang. Skyscanner juga dapat melihat
dampaknya pada jumlah aplikasi mobile Skyscanner yang diunduh di Indonesia
yang meningkat lebih dari 100% dari tahun ke tahun (www.skyscanner.co.id,
2014).
Melihat perkembangan jumlah wisawatan Indonesia dan pengguna ecommerce yang kian meningkat dari tahun ke tahun nya membuat peluang bisnis
dengan konsep terkait dengan kedua hal tersebut menjadi terbuka lebar, karena itu
kami memiliki ide untuk membuat situs online yang menyediakan berbagai
macam keperluan yang dibutuhkan oleh wisatwan Indonesia dalam memenuhi
kelengkapan perjalan mereka. Situs dengan konsep one stop shopping yang
khusus ditujukan bagi wisatawan Indonesia terutama kelas flash packer ini
mengutamakan kelengkapan barang-barang dasar maupun aksesori lain nya yang
diperlukan selama mereka melakukan perjalanan ke tempat tujuan wisata tertentu.
Situs ini bisa menjadi salah satu solusi bagi para wisatawan yang tidak banyak
27
memiliki waktu luang. Ada 2 jenis e-commerce yang akan kami gunakan dalam
bisnis model ini, yang pertama adalah E-Commerce Business To Business dimana
kami mengusung sistim konsinyasi dengan beberapa brand lokal, dan ECommerce Business To Consumer.
Analisis Kompetitor
Gambar 2.1 Tabel Analisa Kompetitor
Dari gambar 2.1 dapat dilihat adanya perbedaan spesifikasi barang/jasa yang
ditawarkan maupun dari segi segmen pasar yang dituju masing-masing
kompetitor.
1.
Tokooutdoor.com
Tokooudoor.com merupakan sebuah situs yang menyediakan
berbagai macam produk bagi orang-orang yang menyukai kegiatan
outdoor, produk yang ditawarkan antara lain; berbagai macam
tas/Backpack, tas pinggang, tas hiking, sleeping bags, tenda, dsb. Target
28
market yang dituju adalah wisatawan dengan kelas bacpacker. Dari situs
ini, para backpacker dapat menemukan kebutuhan-kebutuhan dasar
mereka dengan cukup mudah dan jelas. Namun konten situs ini hanya
sebatas penjualan produk saja. Tokooutdoor.com juga menyediakan
beranda testimonial di situs mereka, sebagai media review bagi konsumen
yang telah melakukan transaksi. Situs ini memiliki media promosi seperti
Facebook,
dan
Twitter.
Selain
menjual
produk
secara
online,
Tokooutdoor.com memiliki offline store.
2.
Jejakku.co
Masih dalam target market yang sama, yaitu backpacker,
Jejakku.co menyediakan informasi-informasi seputar tempat-tempat wisata
yang banyak dikunjungi oleh wisatawan kelas backpacker, tips&tricks,
dan beranda rivew. Selain itu konsumen juga bisa membeli barang-barang
kebutuhan dasar travelling seperti; sepatu, sandal gunung, dan pakaian.
Namun berdasarkan produk yang ditawarkan, target market Jejakku.co
lebih cenderung ke konsumen laki-laki. Tidak hanya memberikan
informasi dan menjual produk terkait, situs ini juga menyediakan jasa
travel planner.
3.
Lazada
Lazada adalah sebuah situs dengan target market yang luas dan
kurang spesifik. Lazada menjual berbagai macam produk dari aksesoris,
peralatan rumah tangga, barang-barang elektronik, dekorasi rumah, dsb.
Website ini menyediakan produk dengan range harga yang sangat jauh
29
dimulai dari Rp. 30,000,00,- hingga mobil dengan harga ratusan juta
rupiah.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peyediaan informasi,
wadah forum dan penyediaan barang-barang kebutuhan travelling untuk
flashpacker masih sangat minim. Dari peluang inilah Flashready mencoba untuk
menyediakan kebutuhan akan informasi seputar pariwisata, wadah forum hingga
portal berbelanja online yang menyediakan segala kebutuhan travelling bagi
flashpacker.
2.2
Analisis PESTEL
Menurut Oxford Learning lab, analisis PESTEL adalah kerangka yang
digunakan untuk melihat lingkungan external yang luas suatu organisasi. PESTEL
terdiri dari beberapa faktor yaitu, faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial,
faktor teknologi, faktor lingkungan alam, dan faktor legal.Setiap faktor-faktor ini
berpengaruh terhadap jalan nya sebuah usaha. Ke enam faktor tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
2.2.1 Politik (Politic)
Faktor politik mengacu pada kestabilan lingkungan politik dan sifat
ataupun pergerakan partai politik. Hal ini dapat terwujud dalam pengaruh
pemerintah pada kebijakan pajak atau keterlibatan pemerintah dalam
perjanjian dagang.
30
2.2.2 Ekonomi (Economic)
Faktor ekonomi merepresentasikan ekonomi yang lebih luas, faktor
ini juga meliputi tingkat pertumbuhan ekonomi, nilai tukar mata uang,
nilai inflasi, tingkat pengangguran, defisit perdagangan, suku bunga
tabungan, dan raw material cost seperti energi, bensin dan baja.
2.2.3 Sosial (Social)
Faktor sosial merepresentasikan budaya dari komunitas tempat
dimana suatu organisasi beroperasi. Faktor ini meliputi demografi,
persebaran usia, tingkat pertumbuhan populasi, tingkat edukasi, dan kelaskelas sosial, serta gaya hidup.
2.2.4 Teknologi (Technology)
Faktor teknologi mengacu terhadap tingkat penemuan dan
pengembangan baru, perubahan informasi dan teknologi mobile,
perubahan dalam internet dan e-commerce, dan pengeluaran pemerintah
untuk penelitian. Perubahan teknologi dapat mendorong lahirnya industri
baru, seperti industri yang berbasis nanoteknologi.
2.2.5 Lingkungan (Environment)
Faktor ini meliputi kekuatan ekologis dan lingkungan seperti
cucaca, perubahan iklim, dan factor-faktor terkait seperti kekurangan air.
Faktor-faktor ini secara langsung dapat berdampak pada industry-industri
seperti asurani, pertanian, produksi energy, dan industry pariwisata.
31
2.2.6 Legal
Faktor legal ini meliputi sejumlah peraturan dan undang-undang
yang perlu dipatuhi perusahaan seperti undang-undang ketenagakerjaan
nasional,
peraturan
perdagangan
internasional,
dan
perlindungan
konsumen.
2.3
Analisis Lingkungan Industri
Industri adalah sekelompok perusahaan yang menghasilkan/membuat
produk yang serupa, ataupun dapat dijadikan produk pengganti satu sama lain.
Lingkungan industri memiliki efek langsung terhadap daya saing strategis dan
profitabilitas. Alat yang dapat digunakan untuk menganalisa persaingan dalam
idnustri adalah 5forces analysis yang dikembangkan oleh Michael porter. Ada
lima model untuk melakukan analisa persaingan industri ini, ancaman dari barang
pengganti, ancaman dari pendatang baru, daya tawar pembeli, daya tawar penjual,
dan persaingan antar pelaku bisnis serupa dalam satu industi. Adapun penjelasan
kelima model tersebut sebagai berikut
2.3.1 Threats of Subtitues Products
Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan konsumen untuk menemukan
cara yang berbeda dalam melakukan apa yang dilakukan oleh pelaku
bisnis tertentu.
32
2.3.2 Threats of New Entrants
Ancaman dari pendatang baru dipengaruhi oleh kemampuan orang
atau pelaku bisnis lain memasuki pasar pelaku bisnis lain nya. Faktorfaktor yang dapat memacu terjadinya hal ini antara lain, jika tidak
memerlukan banyak modal dan waktu untuk dapat bersaing, jika terdapat
beberapa kelas ekonomi yang berbeda di satu tempat, dan jika pelaku
bisnis tidak memiliki entry barriers yang kuat.
2.3.3 Bergaining Power of Customers
Kekuatan ini ditentukan dari banyaknya jumlah konsumen. Jika
pelaku bisnis memiliki jumlah konsumen yang sedikit namun memiliki
kekuatan, maka konsumen akan dapat “mendikte” pelaku bisnis.
2.3.4 Bargaining Power of Suppliers
Kekuatan yang datang dari penjual/suppliers didorong oleh jumlah
penjual yang ada. Keunikan barang atau jasa yang disediakan menjadi
kekuatan penjual dalam mengatur pelaku bisnis. Semakin sedikit jumlah
penjual tersebut, semakin tinggi kekuatan yang mereka miliki.
2.3.5 Competitive Rivalry
Dalam Competitive Rivalry, hal yang menjadi point paling penting
adalah jumlah dan kemampuan pesaing pelaku bisnis. Semakin banyak
pesaing yang ada semakin kecil kekuatan yang dimiliki oleh seorang
pelaku bisnis. Ini juga akan berpengaruh terhadap konsumen dan
33
suppliers, mereka akan dapat dengan mudah berpindah ke temapat lain
jika tidak mendapatkan kesepakatan yang baik dari satu pelaku bisnis.
2.4
Bisnis Model Kanvas
Gambar 2.2 Tabel Business Model Canvas
Gambar 2.2 memperlihatkan template dari Business Model Canvas atau
yang biasa disingkat BMC. BMC adalah salah satu alat yang digunakan dalam
penulisan business plan. Dibuat pertamakali oleh Alexander Osterwalder dengan
tujuan mempermudah pelaku bisnis menuliskan perencanaan bisnis mereka.
Dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation, Alexander O. &
Yves P. (2010) mengatakan bahwa pendekatan canvas yang dapat menjadi
bahasa bersama yang memungkinkan pelaku bisnis untuk mendeskripsikan dan
mengkaji ulang keseluruhan proses bisnisnya. Terdapat sembilan point penting
dalam BMC; Key Partner, Key Activity, Value Proposition, Customer
relationship, Customer Segment, Key Resource, Channels, Revenue Stream, dan
34
Cost Structure. Berikut penjelasan mengenai Sembilan building blocks dalam
BMC :
2.4.1 Segmentasi Pelanggan (Customer Segmentation)
Customer segments adalah penggolongan konsumen yang mungkin
tertarik dengan value proposition suatu bisnis tertentu. Tujuan dari
segmentasi pelanggan adalah untuk memutuskan bagaimana berhubungan
dengan pelanggan di setiap segmen untuk memaksimalkan nilai setiap
pelanggan untuk bisnis. Segmentasi pelanggan memiliki potensi untuk
memungkinkan pemasar dalam mengatasi setiap pelanggan dengan cara
yang paling efektif. Ada beberapa tipe dari segmentasi pelanggan, antara
lain:
1. Mass Market
Business model yang fokus dengan mass market memiliki value
proposition, channel dan customer relationship yang tidak terlalu
spesifik, karena konsumen lebih general dan lebih luas.
2. Niche Market
Niche
Market
mengacu
pada
segmen
pelanggan
dengan
karakteristik yang sangat ditentukan dan kebutuhan sangat khusus.
Segmen ini membutuhkan, atau lebih tepatnya mengharapkan,
produk yang sangat disesuaikan dan dibuat khusus untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
35
3. Segmented
Beberapa bisnis memilih untuk menciptakan value proposition
dengan perbedaan-perbedaan kecil yang ada di customer segmen.
4. Diversified
Business model yang memiliki dua atau lebih customer segmen
dengan kebutuhan dan value proposition yang berbeda dan tidak
berhubungan satu sama lainnya.
5. Multi-sided Platform
Ketika segmen pelanggan terkait melalui ketergantungan. sebagai
contoh, pada situs eBay, sebuah bisnis memerlukan penjual dan
pembeli untuk dapat berjalan.
2.4.2 Nilai Proposisi (Value Proposition)
Value proposition sendiri merupakan nilai atau value yang
ditawarkan kepada pelanggan melalui suatu barang/jasa. Biasanya value
proposition dapat menyelesaikan suatu masalah konsumen, atau dapat
memuaskan kebutuhan. Value proposition menciptakan nilai bagi segmen
pelanggan melalui campuran dari unsur-usnur yang melayani kebutuhan
tersebut. Beberapa value proposition mungkin dapat inovatif atau mirip
dengan barang/jasa yang sudah ada, namun dengan menambahkan features
dan attributes baru.
36
Ada sebelas elemen dalam value proposition, yaitu:
1. Newness
Value yang memberikan suatu kebutuhan baru yang sebelumnya
belum disadari oleh konsumen karena tidak adanya penawaran
serupa. Tidak selalu, namun biasanya berhubungan dengan
teknologi.
2. Performance
Meningkatkan performa atau menambahkan features pada suatu
barang maupun jasa yang sebelumnya sudah ada sudah menjadi hal
yang biasa dalam menciptakan value. Biasanya berhubungan
dengan mesin.
3. Customization
Membuat/menciptakan value dalam membuat barang/jasa secara
spesifik sesuai dengan kebutuhan perseorangan atau segmen
tertentu.
4. Getting the Job Done
Value dapat diciptakan dengan membantu konsumen dalam
mengerjakan/menyelesaikan suatu pekerjaan. Point ini dapat
membuat konsumen fokus pada pekerjaan yan mereka lakukan.
5. Design
Design merupakan bagian penting namun sulit untuk diukur. Suatu
barang dapat standout dengan design yang baik. Terutama dalam
industri fashion dan teknologi.
37
6. Brand
Konsumen
bisa
mendapatkan
value
dari
brand,
dengan
memakai/menggunakan brand tertentu dapat menunjukkan posisi
mereka dalam suatu lingkungan sosial.
7. Price
Penawaran value yang serupa dengan harga yang lebih murah
umum dilakukan untuk memenuhi kebutuhan price-sensitive
segmen. Namun keberadaan value proposition dengan harga
rendah bisa menjadi aspek penting dalam sebuah bisnis model.
8. Cost Reduction
Cost reduction menciptakan value dengan membantu konsumen
dalam menurunkan harga.
9. Risk Reduction
Value tercipta dari membantu konsumen mengurngi segala resiko
dalam membeli/ menggungakan suatu barang/jasa.
10. Accessibility
Menciptakan value dengan membuat suatu barang/jasa mudah
diakses oleh konsumen yang sebelumnya sulit mendapatkan
barang/jasa tersebut.
11. Convenience/Usability
Membuat suatu barang/jasa lebih mudah digunakan dapat
memberikan value bagi konsumen.
38
2.4.3 Media Distribusi (Channel)
Channels wadah atau tempat dimana sebuah organisasi dapat
memberikan value proposition mereka untuk segmen konsumen. Ada
berbagai pilihan untuk channel yang tersedia bagi sebuah perusahaan, dan
seleksi didasarkan pada saluran yang tercepat, paling efisien dengan
sedikitnya jumlah investasi yang dibutuhkan. Ada dua jenis dasar channel;
channel yang dimiliki oleh perusahaan dan channel distributor. Sebuah
perusahaan dapat memilih salah satu atau menggunakan kombinasi
keduanya.
2.4.4 Hubungan Pelanggan (Costumer Relationship)
Bagaimana konsumen berinteraksi dengan pelaku bisnis melalui
penjualan dan product life cycle. Cara yang disediakan oleh pelaku bisnis
untuk konsumen dalam mendapatkan barang atau jasa yang ditawarkan.
Hubungan pelanggan dapat dibagi menjadi enam kategori utama yang
berkaitan dengan segmen pelanggan yang berbeda:
1. Personal Assistance
Jenis hubungan pelanggan ditandai dengan sentuhan manusia.
Pelanggan dapat berinteraksi dengan perwakian penjualan dalam
melakukan transaksi pembelian.
2. Dedicated personal assistance
Dedicated personal assistance, dimana konsumen diberikan
layanan secara khusus oleh personal assistant.
39
3. Self-Service
Perusahaan menyediakan semua alat dan kebutuhan yang
diperlukan oleh konsumen, sehingga konsumen dapat melayani diri
sendiri.
4. Automated Services
Layanan otomatis adalah tingkat berikutnya dari self-service
dengan menyediakan mesin dan proses yang dapat meningkatkan
kenyamanan bagi pelanggan untuk melakukan layanan sendiri.
5. Co-Creation
Perusahaan melibatkan konsumen dalam desain dan bahkan
penciptaan produk akhir. Hal ini akan dapat memberikan dampak
“kepemilikan” bagi konsumen dan seringkali memiliki potensi
yang lebih besar di pasar.
6. Communities
Dengan banyaknya media sosial saat ini, komunitas adalah cara
yang
baik
bagi
perusahaan
untuk
memahami
konsumen.
Komunitas membantu perusahaan dalam menambah wawasan
mengenai sudut pandang, masalah-masalah yang dihadapi, serta
keinginan konsumen.
40
2.4.5 Partner Utama (Key Partner)
Partner/supplier yang memiliki peranan penting dalam sebuah
bisnis yang dijalankan oleh pelaku bisnis. Seperti pemodal, dan pemasuk
barang atau jasa. Pihak yang memiliki pengaruh terhadap kelangsungan
suatu bisnis. Partner dan partnership dapat dikategorikan ke dalam empat
jenis:
1. Aliansi strategis
Jenis aliansi antara non-pesaing. Dimana kedua partner tidak
menjalankan bisnis pada pasar yang sama.
2. Co-opetition
Adapula partnership antara partner. Partnership tersebut akan
membantu membagi resiko kepada dua perusahaan. Hal ini juga
dapat membantu ketika kedua perusahaan berusaha untuk
melakukan sesuatu yang baru.
3. Joint Ventures
Hal lain bisa untuk mengembangkan usaha patungan di bisnis
baru. Kedua perusahaan bisa memiliki kepentingan bersama dalam
mengembangkan bisnis baru. Kedua perusahaan hanya akan
memilih opsi ini jika mereka berdua memberikan beberapa
masukan ke dalam bisnis.
4. Buyer-Supplier Relationships (Pembeli-Supplier Hubungan)
Ini adalah jenis yang paling umum dari partnerships yang
menjamin bahwa Anda memiliki sumber yang dapat dipercaya.
41
2.4.6 Aktivitas Utama (Key Activity)
Kegiatan
wajib
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
menghasilkan value proposition yang ditawarkan. Seperti judulnya, ini
adalah tugas yang paling penting bagi perusahaan. Suatu perusahaan/
pelaku bisnis harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
memenuhi tujuan bisnisnya key resource, key activity sama pentingnya
dalam suatu organisasi untuk memenuhi value proposition, mencapai
customer segmen, mempertahankan
customer relationship, dan pada
akhirnyadapat menciptakan revenue stream jangka panjang. Key activity
berbeda sesuai dengan model bisnis tertentu. Katagori dalam Key Activity:
1. Produksi
Kegiatan ini pada umumnya meliputi: Pengendalian produksi dan
manufaktur, mengelola website, pesanan online dan distribusi
produk, membuat desain kemasan serta bertanggung jawab dalam
quality control.
2. Problem-Solving (Pemecahan masalah)
Problem-Solving bertujuan untuk memberikan solusi bagi masalah
yang dihadapi oleh individu. Perusahaan dengan tipe ini biasanya
memiliki banyak tim research dan fokus pada pembelajaran terus
menerus.
3. Platform /Network
Sebuah model bisnis di mana platform adalah sumber daya kunci
biasanya memiliki platform atau kegiatan kunci yang berhubungan
dengan jaringan.
42
2.4.7 Sumberdaya Utama (Key Resource)
Hal-hal yang berkaitan dengan proses pembuatan barang atau jasa
dalam suatu bisnis. Seperti tenaga kerja atau bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam menghasilkan suatu barang. Key Resource memiliki empat kategori,
antara lain:
1. Human
Merupakan sumber daya manusia yang digunakan di dalam
perusahaan. Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek
penting yang dapat berpengaruh dalam kelancaran suatu bisnis.
2. Physical
Physical adalah segala bentuk aset fisik yang dimiliki oleh suatu
bisnis model.
3. Financial
Biaya awal atau modal yang digunakan untuk membangun sebuat
perusahaan atau menjalankan suatu bisnis, dapa berupa kredit
maupun uang tunai.
4. Intellectual
Point ini berkaitan dengan sumber intellectual seperti: hak paten,
kerjasama, data base konsumen dan merek.
2.4.8 Arus Pendapatan (Revenue Stream)
Sebuah aliran pendapatan adalah metodologi perusahaan untuk
mendapatkan segmen pelanggan agar membeli produk atau jasa. Sebuah
aliran pendapatan dapat diciptakan melalui cara berikut;
43
1. Usage Fee (Penggunaan Biaya)
Biaya yang dikenakan kepada konsumen untuk penggunaan produk
atau layanan.
2. Subscription Fee (Biaya berlangganan)
Biaya yang dibayarkan oleh konsumen secara konsisten dalam
berlangganan suatu barang/jasa.
3. Lending/ Leasing/ Renting (Pinjaman / Leasing / Menyewa)
Pelanggan membayar untuk mendapatkan akses eksklusif untuk
barang dalam jangka waktu tertentu.
4. Licensing (Perizinan)
Biaya perusahaan untuk penggunaan kekayaan intelektualnya.
5. Broker Fees (Biaya broker)
Perusahaan atau individu yang bertindak sebagai perantara antara
dua pihak mengenakan biaya broker untuk layanan mereka.
6. Advertising (Iklan)
Sebuah perusahaan mengenakan biaya untuk orang lain dalam
mengiklankan barang/jasa mereka dengan menggunakan media
mereka.
2.4.9 Struktur Biaya (Cost Structure)
Cost structure adalah semua biaya yang diperlukan dalam suatu
model bisnis tertentu. 90 % dari bisnis baru gagal dalam 3 tahun pertama
karena kegagalan dalam memahami biaya mereka atau apa yang
diperlukan untuk membuat barang dan jasa dengan value proposition yang
44
telah mereka janjikan. Biaya akan selalu tetap menjadi perhatian utama
untuk semua bisnis. Cost Structure dapat dikategorikan menjadi dua
bagian berdasarkan volume barang yang diproduksi; Cost-driven dan
Value-driven.
A. Cost-Driven
Seperti namanya, model bisnis ini terfokus pada pengurangan
biaya. Didorong untuk menciptakan struktur biaya yang ramping.
B. Values-Driven
Value-Driven dimana suatu perusahaan fokus dengan value yang
mereka miliki. Karakteristik dari strategi ini adalah, fokus dalam
penciptaan dan pengiriman nilai yang tinggi, value proposition
yang sangat disesuaikan dengan preferensi segmen pelanggan.
Karakteristik dari Cost Structure:
a) Fixed Cost
Fixed Cost atau biaya tetap adalah pengeluaran bisnis yang
tetap sama terlepas dari volume yang dihasilkan. Biaya ini
biasanya terikat waktu seperti gaji bulanan atau biaya sewa
ruang kantor dan juga dapat disebut sebagai biaya overhead.
Namun, fixed cost dapat berubah, tidak akan tetap sama
selamanya, tetapi tetap stabil selama periode waktu tertentu.
b) Variable Cost
Biaya ini sangat bergantung pada banyaknya output yang
dihasilkan perusahaan. Ini adalah biaya yang dikeluarkan
ketika perusahaan menghasilkan suatu produk. Variable cost
45
dipengaruhi oleh perubahan permintaan dan penawaran. Hal
yang termasuk dalam variable cost adalah biaya listrik dan
bahan baku yang digunakan untuk produksi produk.
c) Economies of Scale
Semakin tinggi volume, semakin rendah biaya keseluruhan per
unit. Pada dasarnya ini adalah keuntungan biaya yang dapat
dinikmati oleh perusahaan besar.
d) Economies of Scope
Economies of scope mengacu pada pengurangan biaya ketika
bisnis berinvestasi di beberapa pasar atau lingkup yang lebih
besar. Economies of scope berdasarkan diversifikasi produk
hanya dicapai jika produk yang berbeda memiliki proses umum
atau berbagi penggunaan beberapa sumber daya.
2.5
Perencanaan dan Perkiraan Keuangan
Keuangan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu
perusahaan apapun model bisnisnya. Hal ini sangat dibutuhkan agar perusahaan
dapat mengetahui kemampuan dalam merencanakan sebuah anggaran keuangan
sehingga dapat bertahan dan terus mengembangkan bisnis.
Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup melalui
proses keuangan yang terencana atau mengembangkan dan menerapkan
perencanaan yang terkoordinasi secara menyeluruh agar tujuan organisasi atau
perusahaan dapat tercapai (N.A Rami, 2010). Sedangkan prakiraan keuangan
adalah kemampua perusahaan dalam memperkirakan posisi dan kondisi keuangan
46
dalam suatu organisasi atau perusahaan di masa yang akan dating. Namun bisa
saja terjadi kesalahan terhadap perencanaan dan prakiraan keuangan dan prakiraan
keuangan yang dikarenakan hal ini hanya bersifat ramalan dan tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Adapun dasar – dasar keuangan yang harus ditampilkan oleh perusahaan
dalam merencanakn suatu model bisnis, yaitu :
2.5.1 Neraca Performa
Neraca yang memproyeksikan keadaan dan kondisi finansial suatu
perusahaan dalam waktu tertentu. Dan memulai bisnis, hal ini sangat
penting untuk dipersiapkan. Neraca ini juga mewujudkan kewajiban dan
ekuitas yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Maka dari itu neraca
performa yang baik sangatlah penting bagi suatu perusahaan jika rasio dan
rasio-rasio lainnya masih dalam tingkat sewajarnya atau masih dalam
batas-batas tertentu sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi di
dalam suatu perusahaan.
2.5.2 Laporan Laba Rugi
Menurut Keown, Martin dan Petty dalam buku Foundation of
Finance 2011. Laporan laba rugi adalah dasar untuk mengukur hasil dan
operasional yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu
tertentu (biasanya dalam jangka waktu satu tahun). Bagian akhir atau
bagian bawah dari laporan laba rugi menunjukan apakah ada suatu
perusahaan mengalami laba atau rugi.
47
2.5.3 Laporan Arus Kas
Laporan yang berisi tentang pengaruh beberapa kegiatan – kegiatan
perusahaan seperti
operasional,
transaksi
investasi
dan transaksi
pembiayaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu
perusahaan dalam suatu periode. Dalam hal ini, perusahaan harus dapat
memutuskan darimana sumber biaya tambahan, syarat-syarat yang
dibutuhkan dan bagaimana cara melunasinya. Namun pembiayaan yang
dibutuhkan dapat diperoleh dari beberapa sumber sepeti dana pinjaman
dari bank, melalui danak ekuitas dan melalui kredit jangka pendek dari
bank.
2.5.4 Analisis Kelayakan Usaha
Untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian uang di
masa yang akan datang yang diinvestasikan dalam suatu bisnis, maka
digunakanlah analisa investasi yang sangat penting dan diterapkan
sebelum bisnis dimulai. Dengan melakukan berbagai macam analisa, akan
diketahui faktor-faktor dan resiko yang akan dihadapi. Adapun beberapa
metode analisa untuk mengetahui kelayakan suatu usaha, yaitu :
2.5.5 Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah selisih antara investasi sekarang dengan
nilai sekarang (Present Value) dari proyeksi penghasilan bersih (net
income) yang diharapkan di masa yang akan datang. Namun metode NPV
memiliki kelemahan yaitu tidak menganalisa pemilihan alternative
terhadap usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda.
48
NPV =
PV Proceed – PV Outlays
Adapun kriteria penilaian yang digunakan dalam menguunakan NPV
adalah :
-
Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasinya akan sama dengan
tingkat bunga yang digunakan dalam menganalisa atau usaha tidak
mengalami kerugian dan keuntungan (seimbang)
-
Jika NPV = - (negative), maka hasil (return) berada dibawah tingkat
bunga atau usaha mengalami kerugian dalam berinvestasi.
-
Jika NPV = + (positif), maka hasil (return) berada diatas tingkay
binga atau usha mengalami keuntungan dalam berinvestasi.
2.5.6 Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah besarnya suku bunga yang sama
dengan nilai sekarang dari investasi dengan penghasilan yang diharapkan
selama menjalankan usaha, Besarnya IRR adalah suku bunga pinjaman
yang sedang berlaku atau suku bungan deposito jika dalam menjalankan
usaha menggunakan biaya sendiri.
IRR dapat dirumuskan sebagai berikut :
IRR
: Tingkat keuntungan yang disyaratkan
CF
: Cash Flow
49
IO
: Investasi Awal
N
: Periode Investasi
2.5.7 Analisis Break Event Point
Break Even Point adalah analisis untuk menentukan jumlah barang
atau jasa yang dijual pada harga tertentu untuk menutupi biaya – biaya
yang timbul dan untuk mendapatkan keuntungan. Adapun cara
menganalisa Break Even Point dengan melakukan rumus yaitu :
Namun sebelum mulai menghitung Break Even Poiny, kita harus
menentukan 3 (tiga) elemen dari rumus BEP yaitu :
 Biaya Tetap ( Fixed Cost ) adalah biaya yang akan selalu atau tetap
dikeluarkan oleh perusahaan walaupun hanya menjual
beberapa produk atau bahkan tidak menjual produk sama
sekali seperti menyewa tempat, gaji dan alat-alat produksi.
 Biaya Variabel (Varible Cost) adalah biaya yang timbul dari setiap produk
yang dijualn dan besarnya tergantung dari jumlah produk dan
jasa yang dihasilkan seperti biaya antar, komisi dan nota
penjualan.
50
 Harga Jual adalah harga yang ditentukan oleh perusahaan untuk dijual
kepada pembeli.
2.5.8 Analisis Return on Investment.
Menurut S. Munawir (2007 : 89), Return on Investment (ROI)
adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan. Adapun cara menghitung Return On
Investment adalah :
2.5.9 Arus Kas Bebas ( Free Cash Flow)
Arus Kas Bebas adalah ukuran untuk menghitung seberapa banyak
uang yang telah dihasilkan oleh suatu bisnis setelah memperhitungkan
pengeluaran modal. Kas ini juga dapat digunakan untuk memperluas bisnis
atau ekspansi, membagi dividen, mengurangi hutang dan tujuan lainnya.
Adapun cara menghitung free cash flow bisa menggunakan rumus
yaitu :
51
2.6
Perencanaan Bisnis
Ada beberapa point yang harus ada dalam perencanaan suatu bisnis, yaitu:
Ringkasan eksekutif, Deskripsi bisnis, Keunikan layanan, rencana operasional,
rencana pemasaran, rencana organisasi, penilaian resiko, rencana keuangan,
strategi jangka panjang.
2.6.1 Ringkasan Eksekutif
Ringkasan eksekutif merupakan ringkasan yang menjadi point of
interest dari sebuah perencanaan bisnis. Ringkasan eksekutif hanya dapat
ditulis setelah perencanaan bisnis selesai dibuat dengan matang. Tujuan
dari ringkasan eksekutif adalah untuk memberikan gambaran perencanaan
bisnis perusahaan. Ada dua hal yang dijelaskan dalam point ini, yaitu:
Alasan dari ketertarikan untuk membuat bisnis dalam bidang ini dan
bagaimana cara mengimplementasikan keinginan yang hendak dicapai.
2.6.2 Deskripsi Bisnis
Deskripsi Bisnis merupakan point dimana suatu produk/jasa yang
akan atau telah dibuat dijelaskan dengan detail dan terperinci. Faktorfaktor
apa
saja
yang
perlu
dilakukan
oleh
perusahaan
dalam
mengoperasikan bisnis, meliputi misi dan tujuan yang ingin dicapai.
2.6.3 Keunikan Layanan
Pada point ini keunikan suatu produk atau jasa akan dijelaskan
lebih terperinci lagi, terkait dengan proses produksi dan value
52
propositionnya, mengapa produk atau jasa tersebut memiliki nilai lebih
dibandingkan dengan produk/jasa sejenis. Disini penjelasan mengenai
manfaat dari produk/jasa juga akan dipaparkan dengan jelas, apakah suatu
produk/jasa yang dihasilkan dapat memberikan banyak keuntungan bagi
konsumen.
2.6.4 Rencana Operasional
Point dimana detail mengenai operasional dijelaskan dengan detail
meliputi lokasi operasional bisnis, proses dan rencana penyaluran
produk/jasa hingga proses dan cara pembayaran.
2.6.5 Rencana Pemasaran
Perencanaan pemasaran merupakan point crucial yang terdapat
dalam perencanaan suatu bisnis guna mencapai tujuan dari perusahaan.
Dimana rencana pemasaran tersebut bertujuan untuk mencapai target
market serta profit. Disini perusahaan menetapkan langkah-langkah serta
strategi yang harus diambil untuk melakukan segala hal yang berkaitan
dengan kegiatan pemasaran kepada target konsumen, sehingga bisnis
dapat diketahui oleh target market. Hal-hal yang harus diketahui secara
detail dalam rencana pemasaran adalah Analisa Pasar, Analisa Kompetitor
serta Analisa SWOT.
53
2.6.6 Rencana Organisasi
Dalam kelancaran jalannya suatu perusahaan rencana organisasi
memiliki peran yang cukup penting, dimana pada point ini pembagian
tugas antar divisi dipaparkan dengan jelas. Kejelasan mengenai struktur
organisasi serta orang-orang yang akan terlibat dalam bisnis tersebut.
Sehingga suatu perusahaan dapat berjalan dengan profesional.
2.6.7 Penilaian Resiko
Setiap perusahaan perlu membuat point penilaian resiko, dimana
pada point ini prediksi mengenai resiko-resiko yang mungkin terjadi
dituliskan. Tujuannya agar perusahaan dapat meminimalisir resiko yang
akan muncul.
2.6.8 Rencana keuangan
Rencana keuangan meliputi enam aspek, dimulai dari Start-Up
Cost atau modal, proyeksi laba/rugi (Income Statement), Cash flow,
proyeksi neraca (Balance Sheet), Payback period dan Break Even Point.
2.6.9 Strategi Jangka Panjang
Setiap perusahaan terbentuk dengan tujuan agar dapat berkembang
dan tetap bertahan untuk jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu
suatu rencana jangka panjang sangat diperlukan untuk mecegah terjadinya
kemunduran pada perusahaan.
54
2.7
Definisi Pemasaran
Philip Kotler dan Gary Amstrong mendefinisikan pemasaran adalah fokus
pada memeberikan pelanggan keinginan dan kebutuhan, memberi mereka lebih
banyak kepuasan dari yang pesaing lakukan. Konsep pemasaran berada dengan
konsep jual. Pemasaran tidak hanya membuat penjualan dengan menjual promosi
produk kepada pelanggan, tetapi lebih fokus pada hubungan pelanggan jangka
panjang dengan lebih banyak kekhawatrian tentang pelanggan. Ini menghasilkan
keuntungan
dengan
menciptakan
hubungan
pelanggan
jangka
panjang
berdasarkan nilai pelanggan dan kepuasan (Kotler dan Amstrong, 2004).
Ebert dan Griffin mendefinisikan pemasaran sebagai “Proses perencanaan
dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukuran yang memuaskan tujuan individu
dan organisasi.” (Ebert dan Griffin, 2005)
2.8
Media Sosial
Media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content” (Andreas
Kaplan dan Michael Haenlein, 2010).
2.8.1 Pemasaran Sosial Media
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein juga menjelaskan Social
media adalah istilah yang luas yang bisa sangat berbeda antara satu sama
55
lain tentang cara menggunakannya, karena tiga hal yang membangun itu,
yaitu:
a) Teknologi, terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Juga mobile dan desktop komputer. Inovasi radikal bahwa
perubahan perilaku orang di internet adalah mobile-gadget
(internet dilengkapi gadget: smartphone, dan tablet komputer) dan
perangkat lunak (mobile browser, mobile web, aplikasi desktop
dan aplikasi mobile). Hampir dari semua kelas sosial masyarakat
bisa mengakses internet di setiap detik.
b) Interaksi sosial, bagaimana orang berinteraksi dengan orang
lain. Ini termasuk jawaban dari beberapa pertanyaan, tentang:
bagaimana interaksi yang terbentuk? Apa jenis topik yang orang
sering membicarakan? Untuk tujuan apa mereka berkomunikasi?
Apa jenis alat yang orang sering digunakan untuk berkomunikasi
satu sama lain? Apa istilah yang mereka biasanya digunakan? Apa
kegiatan rutin orang-orang di masyarakat lakukan? Jawaban dari
semua pertanyaan di atas, secara langsung menjelaskan bagaimana
interaksi sosial terjadi.
c) Konten yang membangun media sosial itu sendiri. Jenis isi:
kata, gambar, video, dan audio. Pada akhirnya, teknologi ini,
interaksi sosial dan membangun konten media sosial itu sendiri.
Tapi media sosial adalah media untuk bersosialisasi. Setiap jenis
memiliki sosialisasi perilaku dari bersosialisasi. Perilaku konstan
56
berubah menjadi kebiasaan. Pada konteks media sosial, kebiasaan
masing-masing memiliki karakteristik sendiri.
2.9
Mesin Pencarin (Search Engine)
Definisi Search Engine atau mesin pencarian yaitu suatu alat yang
mengundang penggunanya untuk melihat website-website yang direkomendasikan
melalui kata ynag mereka masukan ke dalam alat tadi. Setelah pencarian
dilakukan mesin pencarian memberikan beberapa rekomendasi halaman sesuai
yang ada di basis data dari masing – masing mesin.
Pemberdayaan mesin perncarian biasanya dilakukan dalam dua metode
yang sebaiknya saling sinergi yaitu yang tidak berbayar dan berbayar (Miletsky,
2010).
2.9.1 Search Engine Optimization
Search Engine Optimization adalah metodologi strategi, teknik dan
taktik yang digunakan untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke situs
web dengan mendapatkan penempatan tinggi di halaman hasil pencarian
mesin pencari (SERP) - termasuk Google, Bing, Yahoo dan mesin pencari
lainnya.
Search Engine Optimization adalah praktek umum bagi pengguna
internet untuk tidak mengklik
halaman dan halaman hasil pencarian,
sehingga peringkat situs dalam pencarian sangat penting untuk
mengarahkan lebih banyak lalu lintas ke arah situs. Semakin tinggi sebuah
57
situs web secara alami peringkat dalam hasil organik dari pencarian,
semakin besar kesempatan bahwa situs yang akan dikunjungi oleh
pengguna
SEO membantu untuk memastikan bahwa situs diakses ke mesin
pencari dan meningkatkan kemungkinan bahwa situs akan ditemukan oleh
mesin pencari. SEO biasanya satu set "White Hat" praktik terbaik yang
webmaster dan produsen konten Web ikuti untuk membantu mereka
mencapai peringkat yang lebih baik dalam hasil mesin pencari.
2.9.2 Search Engine Marketing
SEM adalah jenis pemasaran Internet yang terkait dengan
researching, submitting and positioning dari situs dalam mesin pencari
untuk mencapai visibilitas maksimum dan meningkatkan pangsa Anda
dibayar dan / atau organik arahan lalu lintas dari mesin pencari.
SEM melibatkan hal-hal seperti optimasi mesin pencari (SEO),
penelitian kata kunci, analisis kompetitif, daftar dibayar dan layanan mesin
pencari lainnya yang akan meningkatkan lalu lintas pencarian ke situs
anda.
SEM Merupakan proses mendapatkan lalu-lalang pengunjung
dengan membayar iklan yang disediakan oleh mesin pencari. SEM,
begitulah istilah ini biasa disingkat bisa juga disebut pencarian berbayar
dengan metode CPC (cost-per-click) mengingat metode ini biasa
58
digunakan dengan tagihan apabila iklan yang tampil diklik oleh para
pencari.
2.10 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Definisi mengenai bauran pemasaran dapat dilihat dari beberapa sumber
berikut:
"Bauran Pemasaran adalah kombinasi dari produk, harga, promosi dan distribusi
strategi yang digunakan untuk memasarkan produk." (Ebert dan Griffin, 2005)
"Marketing Mix adalah alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menarik
orang untuk membeli produk perusahaan." (Kotler dan Armstrong, 2004)
Menurut Neil Borden (1964), pendekatan Marketing Mix adalah model
menerapkan strategi pemasaran, itu adalah pencampuran dari berbagai faktor yang
digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dan target pasar. Perusahaan harus
mencari tahu produk yang tepat yang akan ditawarkan untuk target pasar yang
tepat dan kemudian menggunakan elemen campuran ini dalam membangun
strategi pemasaran yang tepat yang akan memuaskan keinginan mereka.
Perusahaan harus menggunakan bauran pemasaran yang terpisah untuk produk
terpisah untuk setiap segmen pasar. Dalam mengembangkan bauran pemasaran,
Borden menunjukkan bahwa dua set informasi yang dibutuhkan. Pertama, daftar
elemen penting yang masuk ke dalam campuran dan kedua, daftar kekuatan yang
mempengaruhi variabel keputusan tersebut.
59
Menurut Kotler dan Armstrong (1997) salah satu strategi yang
berhubungan dengan kegiatan pemasaran perusahaan adalah marketing mix
strategy. Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa “marketing mix as the set of
controllable marketing variables that the firm bleads to produce the response it
wants in the target market”.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan
variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan
yang diharapkan dari pasar sasaran. Dan 7 unsur marketing mix (Marketing Mix7p) yaitu: Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Proses, Dan Physical
Evidence.
2.10.1 Produk (Product)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program
pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran
lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki
produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
"Produk yang baik layanan, atau gagasan yang dipasarkan untuk
mengisi kebutuhan dan keinginan konsumen, dan mengembangkan produk
baru merupakan tantangan konstan bagi pemasar yang harus selalu
mempertimbangkan faktor perubahan (perubahan teknologi, perubahan
keinginan dan kebutuhan konsumen dan perubahan kondisi ekonomi).
Memenuhi kebutuhan konsumen, maka, sering berarti mengubah produk
60
yang ada untuk mengikuti dengan pasar negara berkembang dan pesaing"
(Ebert dan Griffin, 2005)
Menurut Kotler dan Armstrong (2004), produk berarti kombinasi
barang dan jasa perusahaan menawarkan kepada target market. Sebuah
produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke perhatian
pasar, akuisisi, penggunaan atau konsumsi dan yang mungkin memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk mencakup lebih dari sekedar
peristiwa, orang, tempat, organisasi, dan ide-ide atau dicampur entitas ini.
Perencana produk perlu memikirkan produk pada tiga tingkatan:
Inti Manfaat: Merupakan tingkat yang paling dasar, yang
membahas pertanyaan apa yang pembeli benar-benar membeli? Ketika
merancang produk, pemasar harus menentukan inti, pemecahan masalah
manfaat atau jasa yang mencari konsumen.
Produk yang sebenarnya: Dalam tingkat ini, perencana produk
harus mengubah manfaat inti menjadi produk yang sebenarnya. Mereka
perlu mengembangkan produk dan layanan fitur, desain, tingkat kualitas,
nama merek dan kemasan. The campuran dari semua karakteristik ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi produk inti.
Augmented product: Perencana produk harus membangun produk
ditambah sekitar manfaat inti dan produk aktual dengan menawarkan
layanan konsumen tambahan dan manfaat. Ini harus menyediakan
konsumen dengan solusi lengkap untuk masalah mereka. Ketika konsumen
61
membeli suatu produk, perusahaan juga dapat memberikan pembeli
garansi pada bagian-bagian, petunjuk tentang cara menggunakan produk,
perbaikan cepat, dan layanan bila diperlukan, dan nomor telepon bebas
pulsa untuk panggilan dari mereka memiliki pertanyaan atau masalah.
Ebert dan Griffin (2005) menyatakan bahwa produk dan layanan
dapat didefinisikan menjadi dua kelas berdasarkan jenis konsumen yang
menggunakannya:
•
Produk Konsumen, Produk yang dibeli oleh konsumen untuk
penggunaan pribadi (mobil, obat-obatan, cologne).
•
Produk Industri, Produk yang dibeli oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk lain (instrumen bedah, earthmovers, bahan
baku).
Para konsumen mencari barang berdasarkan kriteria tertentu dari
kualitas dan kuantitas. Produk harus memenuhi kriteria standar yang
diharapkan oleh konsumen. Ini adalah beberapa kriteria Kotler dan
Armstrong (2004)
a. Kualitas didefinisikan sebagai karakteristik dari produk atau
jasa yang menanggung pada kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat. Jadi Kualitas
berpusat kepada konsumen di mana perusahaan telah memberikan
kualitas produk atau jasa mereka yang memenuhi harapan
konsumen, kepuasan, dan juga kebutuhan dan keinginan mereka.
62
b. Fitur adalah alat kompetitif untuk membedakan produk
perusahaan dari produk pesaing. Diferensiasi produk adalah
menciptakan produk atau produk gambar yang berbeda cukup dari
produk yang ada untuk menarik konsumen.
c. Pilihan: Konsumen akan memilih produk dengan pilihan yang
ditawarkan oleh perusahaan. Orang-orang pilihan akan disesuaikan
dengan kebutuhan konsumen seperti kualitas tinggi, harga rendah
dan sebagainya.
d. Gaya dan desain: Menggambarkan penampilan produk. Gaya
unik atau eye-catching dapat menarik perhatian orang dan
memberikan keunggulan kompetitif yang lebih kuat. Desain yang
baik dapat meningkatkan kinerja produk dan mempengaruhi
keputusan pembelian yang kuat.
e. Nama merek: Sebuah merek adalah nama, istilah, tanda, simbol
atau desain, atau kombinasi dari semuanya, yang mengidentifikasi
penjual produk atau jasa dan membedakan mereka dari para
pesaing. Merek membantu konsumen mengidentifikasi produk
yang mungkin menguntungkan mereka. Merek juga memberitahu
pembeli sesuatu tentang kualitas produk.
f. Lini produk: Ini adalah kelompok produk yang berhubungan
erat karena mereka berfungsi dengan cara yang sama dijual kepada
kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan dengan jenis yang
sama dari outlet atau jatuh dalam kisaran harga yang diberikan.
63
g. Mix produk: Ini terdiri dari semua lini produk dan item yang
menawarkan penjual tertentu untuk dijual.
2.10.2 Harga (Price)
Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan
pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen
dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel,
Blackwell dan Miniard, 1996). Harga dikatakan mahal, murah atau biasabiasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari
persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan
kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001).
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan harga perusahaan,
termasuk faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah:
a. Tujuan Pemasaran
Ini terkait dengan target pasar dan posisi pasar perusahaan yang
telah dipilih.
b. Strategi Bauran Pemasaran
Keputusan harga yang berinteraksi langsung dengan elemen lain
dari bauran pemasaran : produk, tempat dan promosi.Harga adalah
satu-satunya bauran pemasaran yang mendistribusikan pendapatan
atau pendapatan bagi perusahaan.
64
c. Biaya
Biaya dibagi menjadi tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah
biaya yang tidak bervariasi dengan produksi atau penjualan.
Sebagai contoh: sewa gedung dan gaji karyawan .Biaya variabel
adalah biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi.
d. Pertimbangan Organisasi
Perusahaan kecil dan besar memiliki cara yang berbeda untuk
keputusan harga. Dalam perusahaan kecil, keputusan penetapan
harga yang ditetapkan oleh manajemen puncak, sementara di
perusahaan besar ; keputusan harga diatur oleh manajer lini
produk.
Faktor eksternal adalah pasar dan permintaan, biaya pesaing, harga
dan penawaran , dan faktor eksternal lainnya seperti kondisi ekonomi dan
peraturan pemerintah. Ketika menilai pasar dan permintaan, perusahaan
memperkirakan
kurva
permintaan,
yang
menunjukkan
kemungkinan dibeli per periode pada tingkat harga alternatif.
Tiga pendekatan harga umum adalah:
1. Harga berbasis biaya
jumlah
65
Dua metode : Biaya – plus pricing yabg berarti menambahkan
markup standar untuk biaya produk, dan mengabaikan permintaan
dan persaingan. Ini mungkin mnyederhanakan proses penetapan
harga dan meminimalkan persaingan harga. Metode lainnya adalah
impas harga, juga disebutu harga sasaran-profit, yang berarti
menetapkan harga untuk mencapai titik impas pada biaya total,
atau menetapkan harga untuk membua target profit. Untuk
membuat keuntungan, perusahaan harus menjual produknya
melebihi Break Even saruan Volume.
2. Nilai berbasis harga
Menetapkan harga berdasarkan nilai yang dirasakan pelanggan
daripada biaya penjual . Pendekatan ini memiliki dua metode ;
Nilai harga yang hanya menawarkan produk yang baik dan layanan
dengan harga yang adil. Metode lainnya adalah nilai tambahan
pemasaran, perusahaan menawarkan nilai tambah pemasaran,
perusahaan, menawarkan layanan nilai tambah untuk membedakan
penawaran mereka daripada memotong harga untuk mencocokkan
pesaing.
3. Kompetisi berbasis harga
Menetapkan harga berdasarkan apa yang pesaing pengisian untuk
produk serupa.
Bila dikategorikan berdasarkan taktik harga:
66
1. Harga lining: Menetapkan sejumlah harga untuk kategori
produk tertentu. Perusahaan menjual beberapa item dalam
kategori produk sering menggunakan lapisan harga
2. Harga Psikologis: taktik yang keuntungan dari fakta bahwa
konsumen tidak selalu merespon secara rasional untuk harga
dinyatakan. Salah satu jenis harga psikologis aneh-bahkan
harga yang berdasarkan teori bahwa pelanggan lebih memilih
harga yang tidak dinyatakan dalam dolar bahkan jumlah. Jadi,
pelanggan menganggap harga Rp 10.000, Rp 1.000 dan Rp 100
secara signifikan lebih tinggi dari Rp 9, 999. 99, Rp 999,
masing-masing 99 dan 99, 99.
3. Diskon: Penurunan harga yang ditawarkan sebagai insentif
untuk membeli. Penjual harus sering resor untuk penurunan
harga untuk memotivasi penjualan.
2.10.3 Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari
penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan
mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat
melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran,
majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail (Baker, 2000:7). Media
promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain
1. Periklanan :
67
"Alat Promosi yang terdiri dari dibayar, komunikasi non - pribadi
yang
digunakan
oleh
sponsor
diidentifikasi
untuk
menginformasikan penonton tentang suatu produk."( Ebert dan
Griffin, 2005). Strategi periklanan melibatkan menciptakan pesan
iklan
dan
memilih
media
iklan.
Perusahaan
umumnya
menggunakan jenis media utama seperti koran, TV, radio, majalah,
direct mail, outdoor dan internet untuk berkomunikasi produk dan
layanan mereka kepada target market.
2. Promosi penjualan :
"Kegiatan
promosi
jangka
pendek
yang
dirancang untuk
merangsang pembelian konsumen atau kerjasama dari distributor
dan agen penjualan. Mereka penting karena mereka meningkatkan
kemungkinan bahwa pembeli akan mencoba produk" (Ebert dan
Griffin, 2005). Jenis-jenis promosi konsumen adalah kupon,
pengembalian uang menawarkan, paket harga, sampel, kontes,
pameran dagang, titik pembelian dan premium.
3. Publisitas dan hubungan masyarakat :
"Perusahaan dipengaruhi publisitas diarahkan pada membangun
goodwill dengan publik atau berurusan dengan peristiwa-peristiwa
yang tidak menguntungkan. Sebuah perusahaan akan mencoba
untuk membangun goodwill dengan pelanggan dengan melakukan
dan mempublikasikan kegiatan pelayanan publik"
(Ebert dan Griffin, 2005).
4. Pemasaran langsung.
68
"Pemasaran langsung didefinisikan sebagai komunikasi langsung
dengan hati-hati ditargetkan konsumen individu untuk memperoleh
tanggapan langsung." (Armstrong dan Kotler, 2004)
2.10.4 Saluan Distribusi (Place)
Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri
dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang
digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen
ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi
suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan
produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir
atau
pemakai
industri.
Distribusi
berkaitan
dengan
kemudahan
memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya.
Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen
sasaran.
2.10.5 Partisipan (People)
Yang dimaksud partisipan disini adalah karyawan penyedia jasa
layanan maupun penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri, diantaranya
adalah para reception, dokter, dan beauty therapis. (Hendri S. dan Sumanto
R. A. 220)
69
2.10.6 Proses (Process)
Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan
diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang.
Pengelola klinik melalui front liner sering menawarkan berbagai macam
bentuk pelayanan untuk tujuan menarik konsumen. Fasilitas jasa
konsultasi dokter gratis, pengiriman produk, credit card, card member dan
fasilitas layanan yang berpengaruh pada image perusahaan.
2.10.7 Lingkungan fisik (Physical evidence)
Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya
juga termasuk suasana klinik yang merupakan tempat beroperasinya jasa
layanan perawatan dan kecantikan kulit. Karakteristik lingkungan fisik
merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan situasi. Yang
dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan
lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, cuaca,
pelatakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting sebagai
obyek stimuli (Belk 1974 dalam Assael 1992). Dari ketujuh elemen
marketing mix tersebut yang merupakan kunci sukses bagi sebuah klinik
diantaranya adalah kelengkapan produk layanan yang siap ditawarkan (one
stop beauty service), lokasi yang strategis, keramahan dan efektivitas
pelayanan, tempat parkir yang memadai, dan fasilitas lain pendukung
kenyamanan konsumen didalam perawatan seperti ruangan dari ruang
tunggu sampai dengan ruang perawatan yang sejuk dan bertata cahaya
yang tepat.
70
2.11 Target Pasar, Segmentasi Pasar, Positioning
Setiap orang memiliki rasa yang berbeda, tujuan, gaya hidup, dan lain-lain.
Melalui penargetan, segmentasi pasar dan positioning, perusahaan dapat
memutuskan mana pelanggan yang akan mereka layani.
2.11.1 Target Pasar
“Kelompok orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang
sama dan yang dapat diharapkan menunjukan minat pada produk yang
sama” (Ebert dan Griffin, 2005).
Target pasar adalah proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen
pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk masuk. Perusahaan perlu
mempertimbangkan banyak faktor seperti sumber daya, variabilitas
produk, siklus hidup produk, variabilitas pasar, dan strategi pemasaran
pesaing ketika mereka memilih strategi pemasaran target. Perusahaan
harus memutuskan 3 aspek dalam penargetan pasar, yaitu:
a.
Segmen mana yang akan menargetkan
b.
Berapa banyak produk yang ditawarkan
c.
Yang produk untuk menawarkan di mana segmen
Berbagai tingkat pemasaran target adalah:
a. Pemasaran Masal: Sebuah perusahaan memutuskan untuk
mengabaikan berbagai segmen pasar. Mereka berfokus pada apa
kebutuhan konsumen daripada diferensiasi dan mengembangkan
71
produk yang akan dikonsumsi dengan jumlah terbesar dari
pembeli. Masalahnya adalah kesulitan untuk mengembangkan
produk yang akan memuaskan semua konsumen.
b. Pasar Terdiferensiasi: Sebuah perusahaan memutuskan untuk
menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang tawaran
terpisah untuk masing-masing. Dengan melakukan ini, harapan
perusahaan memperoleh penjualan yang lebih tinggi dan posisi
yang kuat dalam setiap segmen pasar. Masalahnya adalah biaya
yang lebih tinggi untuk penelitian pemasaran dan periklanan
c. Pemasaran Niche: Target pasar kecil yang kebutuhannya tidak
dilayani dengan baik. Sebuah perusahaan mencapai posisi pasar
yang kuat karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih besar
dari kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat memasarkan lebih
efektif dengan meningkatkan produk, harga dan program untuk
kebutuhan segmen. Sebuah perusahaan kecil dapat bersaing dengan
memfokuskan sumber daya mereka yang terbatas dalam melayani
ceruk yang mungkin diabaikan oleh pesaing yang lebih besar.
Niche marketing bisa sangat menguntungkan, tetapi juga
melibatkan risiko tinggi.
2.11.2 Segmentasi Pasar
“Definisi segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke
dalam kategori jenis pelanggan” (Ebert dan Griffin, 2005)
72
Segmentasi pasar tujuat utama adalah untuk mengidentifikasi
pelanggan tertentu dengan atribut, dan untuk menemukan segmen
pelanggan yang menarik dari segi laba. Sebuah pasar produk terdiri dari
kelompok pelanggan yang memiliki kebutuhan yang sangat spesifik,
dengan penawaran lebiih sedikit untuk memmilih. Sebagai contoh: pasar
mobil mewah hanya memiliki beberapa pilihan untuk memilih dari:
Bentley, Aston Martin, Ferrari, dll.
Seorang manajer pemasaran dapat memilih dan berhasil melakukan
segmen - campuran pemasaran tertentu. Nilai melakukan analisis
segmentasi pasar meliputi posisi produk di pasar dengan benar,
mengidentifikasi
segmen
dialokasikan
untuk
pemasaran
target,
menemukan peluang di pasar yang ada dan memperoleh keunggulan
kompetitif melalui diferensiasi produk. Hasil dari semua nilai yang
disebutkan dapat meningkatkan keuntungan. (Kiang et al, 2006).
Bisnis
dapat
menghadapi
dengan
keragaman
ini
dengan
mengelompokkan pelanggan dengan persyaratan yang sama dan perilaku
pembelian menjadi segmen yang homogen dalam kebutuhan dan perilaku
pembelian menjadi segmen yang homogen dalam kebutuhan dan perilaku
pembelian dan memperlakukan setiap segmen khusus. Pilihan tentang
yang segmen yang paling sesuai untuk melayani sangat penting untuk
memanfaatkan sumber daya perusahaan terbaik (Dibb, 1998). Pemasar
mengidentifikasi segmen dan memutuskan mana yang untuk menargetkan
agar perusahaan
dapat
menciptakan produk
atau layanan
yang
73
menawarkan lebih fine-tuned dan harga yang tepat untuk segmen sasaran,
juga dengan mudah mendistribusikan dan mengkomunikasikannya
(Kotler, 2003 ) .
Segmentasi pelanggan membawa manfaat besar bagi perusahaan,
antara lain:
a. Efisiensi: Karena pelanggan dibagi, perusahaan hanya bisa
fokus pada pasar bunga. Oleh karena itu, mereka bisa
mengalokasikan dan memanfaatkan sumber daya mereka secara
lebih efisien.
b. Efektivitas: Melalui segmentasi, kebutuhan masing-masing
segmen pelanggan bisa lebih baik diidentifikasi dan diperiksa.
Dengan demikian, pemahaman dan kesadaran akan kebutuhan
pelanggan dapat
ditingkatkan. Perusahaan-perusahaan dapat
menyesuaikan produk mereka dan langkah-langkah pemasaran
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih efektif. Karena
efektivitas pemasaran ditingkatkan, tingkat respons pelanggan juga
akan meningkat, dengan demikian, pengembalian dan keuntungan
dari investasi pemasaran juga akan ditingkatkan.
c. Pasar Baru: Segmentasi dapat membantu perusahaan untuk
mengidentifikasi peluang pasar baru. Kebutuhan dan karakteristik
dari total pelanggan atau pasar yang begitu beragam berbagai
bahwa beberapa fitur unik dari sebuah kelompok kecil tidak
dibedakan. Setelah segmentasi, perusahaan dapat menemukan
74
pasar-pasar
dengan
fitur
unik.
Mereka
bisa
menawarkan
kesempatan berharga bagi perusahaan untuk memasuki pasar baru.
Kotler dan Armstrong (2004) menyatakan bahwa keberhasilan segmentasi
memiliki lima syarat, yaitu:
a. Diferensiasi - merespon secara berbeda terhadap bauran
pemasaran yang berbeda.
b. Ditindaklanjuti - memiliki produk untuk segmen ini.
c. Terukur - ukuran, profil, dan daya beli dapat diukur.
d. Dapat Diakses - mungkin untuk mencapai secara efisien.
e. Substansial - segmen harus menjadi besar dan menguntungkan.
Tiga
pengaruh
paling
penting
pada
perilaku
konsumen
untuk
mengidentifikasi segmen adalah:
a. Variabel Geografis: unit geografis yang dapat dipertimbangkan
dalam mengembangkan strategi segmentasi (Region negara,
Country ukuran, Kepadatan area).
b. Variabel demografi: Konsumen dari populasi yang dapat
dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi segmentasi
(Usia, jenis kelamin, pendidikan, ukuran keluarga, pendapatan,
pekerjaan, status sosial ekonomi, kebangsaan, agama).
c. Variabel psikografis: karakteristik Konsumen (kepribadian,
gaya hidup, nilai, dan sikap).
75
2.11.3 Positioning
Pada tahap ketiga, pemasar akaln melakukan penetapan posisi
pasar.
Dalam
menetapkan
posisi
pasar,
pemasar
akan
mengembangkan penetapan posisi pasar untuk segmen target dan
mengembangkan strategi pemasaran bauran untuk setiap segmen. Hal ini
berguna untuk mengetahui posisi produk, dimana pemasar harus
merencanakan posisi untuk memberikan produk mereka keuntungan
terbesar dalam pasar sasaran yang dipilih. Ada beberapa strategi yang
dilakukan pemasar dalam melakukan penetapan posisi pasar, yaitu
mentepkan posisi pasar berdasarkan spesifik atribut produk, manfaat –
manfaat, kategori pengguna, penggunaan kesempatan, posisi terhadap
pesaing lain, dan posisi terhadap kelas produksi lain.
Dalam mengimplementasikan strategi penetapan posisi
pasar,
pemasar
harus
melakukan
beberapa
langkah,
yatiu
mengidentifikasikan kemungkinan keunggukan kompetitif (diferensiasi
kompetitif), memilih keunggulan kompetitif yang tepat (proposisi penjualn
yang
unik)
dan
yang
terkahir
memnyampaikan posisi yang dipilih.
adalah
mengkomunikasikan
dan
76
2.12 Merek (Brand)
“Merek
adalah
simbol
atau
desain
yang
digunakan
untuk
mengidentifikasih produk atau jasa dan membedakan mereka dari satu penjual ke
penjual lain” (Kotler dan Amstrong,2004)
Sedangkan menurut Asosiasi Marketing Amerika (AMA)
brand atau
merek berarti nama, terminologi, tanda, simbol, design atau kombinasi
diantaranya, yang dimaksudkan untuk membedakan suatu barang atau jasa dari
penjual yang satu dan yang lainnya. (Keller, 30).
“Kesadaran merek adalah sejauh mana naman mereka terlintas dalam
pikiran ketika konsumen mengaggap kategori produk tertentu” (Ebert dan Griffin,
2005)
Dalam membangun merk yang kuat, langkah pertama, pemasar harus
memposisikan merek dalam pikiran konsumen untuk menciptakan Brand
Awareness. Langkah kedua, untuk mengembangkan merek dan memperkenalkan
produk kepada target market, perusahaan bisa memperkenalkan ekstensi lini,
perluasan merek, multi brand dan merek baru.
a. Tambahan Lini Produk:
Hal ini terjadi ketika perusahaan memperkenalkan barang
tambahan dalam kategori produk yang ada di bawah nama merek
yang ada.
b. Brand Extension:
77
Hal ini terjadi ketika perusahaan memperkenalkan kategori produk
baru dengan merek yang sudah ada. Sebagai contoh: perusahaan
Apple yang sebelumnya telah menjual komputer dan software, saat
memperkenalkan iPod ke orang.
c. Multi Brands:
Hal ini terjadi ketika perusahaan memperkenalkan kategori produk
yang ada di bawah nama merek baru. Sebagai contoh: Unilever
memperkenalkan banyak merek, seperti Lux, Sunsilk, Dove, dll
yang memiliki fitur yang berbeda dan banding untuk mendirikan
memotivasi pembelian yang berbeda.
d. Merek Baru:
Ini terjadi ketika perusahaan memperkenalkan sebuah kategori
produk
baru
dan
nama
baru.
Sebagai
contoh:
Toyota
memperkenalkan Lexus Lexus sebagai mobil mewah, untuk
membedakannya dari lini produk lain Toyota.
2.12.1 Unsur dari Merek
Berbagai unsur yang dapat membedakan satu merek dengan merek
yang lainnya seperti nama URLs, logo, simbol, karakter, lagu tema slogan.
Seiring dnegan perkembangan jaman unsur dari merek juga berkembang
sesuai dengan tekhnologi yang ada.
A. Kriteria dalam Memilih Unsur Merek
Secara umum ada 6 kriteria dari unsur-unsur sebuah merek
(Keller,30):
78
a. Memorable (Mudah diingat)
Mudah diingat adalah suatu kriterian yang akan diperlukan suatu
merek untuk agar nantinya memperoleh tingkat tertingi dari Brand
Awareness
b. Meaningfulness (Memiliki Arti)
Unsur-unsur dari merek dapat mempunyai arti tertentu baik yang
bersifat deskriptif (penjelasan) atau persuasif (ajakan).
c. Likeability (Kemampuan untuk disukai)
Di luar bahwa satu merek mudah diingat dan memliki arti, suatu
merek harus memiliki unsur yang dapat menarik konsumennya.
d. Transferability (Kemampuan untuk dipindahkan)
Bagaimana sebuha merek dapat menopang skuitas dari produk di
sebuah market yang baru.
B. Foreign Branding
Foreign branding menurut Leclerc, Schmitt, & Dubé (1994) yaitu
menggunakan bahasa asing dalam memberikan nama merk, adalah
suatu metode untuk mengharapkan konsumen mengasosiasikan
produk dengan kualitas tertentu.
Download