Infografis RDG AGUSTUS R7

advertisement
AGUSTUS 2016
KEBIJAKAN MONETER BULANAN
BI 7-day (Reverse) Repo Rate Tetap 5,25%
Bank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar
yang relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka. Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan
perekonomian global. Selain itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
PERKEMBANGAN TERKINI
1
Ekonomi Global
• Ekonomi Tiongkok diperkirakan masih
tumbuh terbatas karena investasi publik
belum dapat memberikan dorongan pada
sektor swasta yang masih menghadapi
overcapacity dan tingginya utang korporasi.
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih belum menguat
• Meskipun membaik akibat peningkatan konsumsi dan perbaikan sektor tenaga kerja,
ekonomi AS pada triwulan II 2016 tumbuh di bawah perkiraan seiring dengan investasi
yang masih melambat. Perkembangan ekonomi AS tersebut masih dibayangi oleh
ketidakpastian, sehingga kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada 2016 diperkirakan
dilakukan hanya satu kali.
• Di pasar komoditas, harga minyak dunia
mulai meningkat meskipun masih rendah.
Harga beberapa komoditas ekspor Indonesia
juga membaik, seperti CPO, batubara dan
timah.
• Ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh moderat, dibayangi oleh ketidakpastian pasca Brexit.
2
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi domestik meningkat pada triwulan II 2016, meskipun belum
merata baik secara spasial maupun sektoral. Ekonomi triwulan II 2016 didorong oleh
pertumbuhan di wilayah Jawa dan Sumatera, sementara pertumbuhan di wilayah
Kalimantan dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih melemah. Secara sektoral,
pertumbuhan ekonomi ditopang jasa keuangan dan pertanian.
C Konsumsi rumah tangga meningkat terutama didorong oleh kenaikan konsumsi
makanan dan non makanan. Konsumsi swasta juga mengalami peningkatan
didorong oleh stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang longgar.
3
Defisit
USD 0,3 Milliar
4
Neraca perdagangan
Indonesia pada Juli 2016
mencatat surplus sebesar
USD0,60 miliar.
*) sumber: BPS
2,2 % PDB
2,1% PDB
Nilai Tukar
Surplus
USD 0,60
miliar
TW
201 I
6
TW
201 II
6
Triwulan II 2016
Surplus
USD 7,4
miliar
Cukup untuk membiayai:
8,5 bulan
IMPOR
USD 111,4 miliar.
8,2 bulan IMPOR +
PEMBAYARAN
UTANG LUAR NEGERI
PEMERINTAH
atau
Angka tersebut di atas standar kecukupan internasional, sekitar 3 bulan impor.
Rp
SISI EKSTERNAL
SISI DOMESTIK
Persepsi positif investor terhadap
prospek perekonomian domestik
sejalan dengan terjaganya stabilitas
makroekonomi di samping
implementasi UU Pengampunan Pajak.
Meredanya risiko di pasar keuangan
global terkait dengan terbatasnya
dampak Brexit dan perkiraan penundaan
kenaikan FFR oleh the Fed.
$
Rp. 13.112/US$
1,72%(mtm)
0,69%
(mtm)
Inflasi tetap
terkendali dalam
kisaran sasaran
inflasi 2016,
yaitu 4±1%.
Inflasi IHK
(Indeks Harga
Konsumen
Juli 2016)
Rp
Inflasi Inti
(Core)
3,21%
(yoy)
1,76%
(ytd)
0,34%
(mtm)
Inflasi Bahan
Makanan Bergejolak
(Volatile Foods)
1,20%
(mtm)
3,49%
(yoy)
Inflasi Harga Barang yang Diatur
Pemerintah (Administered Price) seperti
tarif angkutan udara, tarif angkutan
antar kota dan tarif kereta api.
-0,85%
(yoy)
1,32%
(mtm)
7,14%
(yoy)
Namun demikian kondisi stabilitas sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa :
Sistem Keuangan
Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang
terjaga didukung permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai.
Rp
TW
I
201 V
5
5,18%
Dipengaruhi oleh :
Inflasi
Ketahanan permodalan
masih berada pada level
yang cukup tinggi.
4,91%
TMF pada triwulan II 2016 mencatat surplus USD7,4
miliar, didukung oleh persepsi positif investor terhadap
prospek perekonomian domestik dan meredanya
ketidakpastian di pasar keuangan global. Peningkatan
tersebut terutama ditopang oleh aliran masuk modal
investasi portofolio.
Cadangan devisa
akhir Juli 2016
Defisit
5,04%
TRANSAKSI MODAL
DAN FINANSIAL (TMF)
CADANGAN
DEVISA
Selama triwulan II 2016 nilai tukar Rupiah, secara rata-rata,
menguat sebesar 1,59% dan mencapai level Rp 13.313 per
dolar AS. Penguatan nilai tukar rupiah terus berlanjut di
bulan Juli 2016 sebesar 1,72% dan ditutup di level
Rp13.112 per dolar AS.
6
Konsumsi Pemerintah meningkat. Stimulus fiskal
dan kebijakan moneter yang longgar mulai
memberi daya dorong terhadap konsumsi
pemerintah.
NERACA
PERDAGANGAN*
Defisit
Penguatan rupiah berlanjut seiring dengan persepsi
positif atas prospek perekonomian domestik dan
meredanya risiko eksternal.
5
G
yang membaik.
Secara keseluruhan, NPI triwulan II 2016 mencatat surplus, ditopang oleh menurunnya
defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial.
TRANSAKSI
BERJALAN
Defisit transaksi berjalan
menurun ditopang oleh
kenaikan surplus neraca
perdagangan nonmigas
akibat peningkatan ekspor
nonmigas yang lebih
besar dari peningkatan
impor nonmigas.
Investasi membaik khususnya pada investasi
bangunan terkait proyek infrastruktur Pemerintah.
Sementara itu, investasi swasta belum optimal.
X Kinerja ekspor masih terbatas dengan kontraksi
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
Surplus
USD 2,2 Milliar
I
Likuiditas masih
memadai.
22,3%
20,3%
*) Data Juni 2016
Pertumbuhan
Kredit
8,9% (yoy)
Risiko kredit terjaga.
Rasio Alat Likuid/
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
Rasio Kecukupan
Modal
(CAR)
Intermediasi masih lambat.
PROSPEK KE DEPAN
Rasio Non
Performing Loan
(NPL)
3,1% (gross) atau
1,5% (net)
Kinerja korporasi non-keuangan masih melambat*).
Pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga (DPK)
5,9% (yoy)
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Rp
82,8%
3,9%
Debt Service Ratio
(DSR) korporasi
72,9%
*) Laporan 387 Korporasi Go Public pada Triwulan IV 2015
Kinerja rumah tangga (RT) sedikit meningkat
meskipun masih lemah.
Efisiensi menurun.
BOPO
Return On Asset
(ROA) korporasi
Pertumbuhan DPK Individual (RT)
RISIKO
7,2% (yoy)
Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain:
PERTUMBUHAN
EKONOMI 2016
• Pertumbuhan ekonomi global masih belum kuat.
• Penghematan belanja pemerintah pada semester II 2016 berpotensi
menurunkan pertumbuhan tahun ini.
• Harga komoditas global masih rendah.
• Inflasi harga makanan bergejolak akibat dampak fenomena La Nina.
INFLASI 2016
4+
_1% (yoy)
4,9-5,3% (yoy)
BI 7-Day
Bunga Lending Facility
TURUN (100 bps)
(Reverse) Repo Rate
BAURAN KEBIJAKAN
(POLICY MIX)
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
pada 18-19 Agustus 2016 memutuskan :
TETAP
5,25 %
LF
6,0%
Efektif sejak 19 Agustus 2016 Bank Indonesia menggunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai
suku bunga kebijakan menggantikan BI Rate. Implementasi BI 7-day (Reverse) Repo Rate diikuti
dengan normalisasi koridor suku bunga. Batas atas koridor (LF Rate) dan batas bawah koridor (DF
Rate) berjarak simetris dari BI 7-day (Reverse) Repo Rate, masing-masing sebesar 75 bps.
Suku bunga kebijakan
Tercermin pada tenor
Operasi Moneter (OM)
Standing facilities
Koridor
Kerangka Operasi
Moneter Lama
BI Rate
12 bulan
LF (Ceiling), DF (Floor)
Asimetris
(50 bps + 200 bps)
Kerangka Operasi
Moneter Baru
BI 7-day (Reverse) Repo Rate
1 minggu
LF (Ceiling), DF (Floor)
Simetris
(75 bps + 75 bps)
Bunga Deposit Facility
TETAP
DF
4,5%
FOKUS KEBIJAKAN BI
Bank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik,
dan nilai tukar relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka.
Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global, terutama kemungkinan kenaikan suku
bunga bank sentral AS (FFR).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui percepatan implementasi
reformasi struktural. Bank Indonesia juga berkoordinasi dengan Pemerintah menyiapkan langkah kebijakan yang antisipatif agar implementasi UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)
dapat berjalan baik dan mendukung upaya penyesuaian fiskal yang dilakukan Pemerintah.
Selengkapnya dapat dilihat di
website Bank Indonesia
Bank Indonesia
Call Center BI : 131
Download