FA_Infografis RDG OKTOBER_Kompas_FINAL_2

advertisement
OKTOBER 2016
KEBIJAKAN MONETER BULANAN
Stabilitas Makroekonomi Terjaga
BI 7-Day Repo Rate Turun 25 Bps Menjadi 4,75%
Bank Indonesia melakukan pelonggaran kebijakan moneter sejalan dengan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi tahun 2016 yang diperkirakan mendekati batas bawah kisaran
sasaran, defisit transaksi berjalan yang lebih baik dari perkiraan, surplus neraca pembayaran yang lebih besar, dan nilai tukar yang relatif stabil. Di tengah masih lemahnya perekonomian global, pelonggaran
kebijakan moneter tersebut diyakini semakin memperkuat upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk permintaan kredit, sehingga dapat terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
PERKEMBANGAN TERKINI
Ekonomi Global
• India juga diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Konsumsi di India
diperkirakan meningkat didukung oleh kenaikan pendapatan.
Pemulihan ekonomi global masih berlangsung lambat dan tidak merata.
• Ekonomi AS diperkirakan tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya tercermin dari
indikator konsumsi yang belum solid dan investasi yang diperkirakan masih mengalami
kontraksi. Sejalan dengan itu, Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan hanya akan
mengalami kenaikan satu kali pada tahun 2016.
• Di pasar komoditas, harga minyak
dunia masih pada level yang rendah,
sejalan dengan masih tingginya
produksi minyak OPEC. Sementara
itu, mayoritas harga komoditas ekspor
Indonesia mengalami perbaikan,
seperti batubara, minyak sawit (CPO)
dan beberapa barang tambang.
Ekonomi Domestik
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2016 cenderung
tidak sekuat perkiraan sebelumnya.
3
Neraca perdagangan Indonesia
triwulan III 2016 mencatat
surplus sebesar 2,09 miliar
dolar AS, meningkat
dibandingkan dengan surplus
triwulan II 2016 yang sebesar
1,92 miliar dolar AS.
Surplus
USD 2,09
miliar
TW III 2016
Aliran masuk modal asing ke
pasar keuangan Indonesia
hingga September 2016 telah
mencapai 12,1 miliar dolar AS,
lebih tinggi dari aliran masuk
modal asing untuk keseluruhan
tahun 2015.
Nilai Tukar
2016
Cukup untuk membiayai:
8,9
Aliran masuk
modal asing
BULAN
IMPOR
USD 12,1
miliar
ATAU
USD 115,7 miliar
,5
8
BULAN
PEMBAYARAN
UTANG LUAR
NEGERI
PEMERINTAH
IMPOR
Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional
sekitar 3 bulan impor.
Hingga
September 2016
Rp
SISI EKSTERNAL
SISI DOMESTIK
Sentimen positif perekonomian domestik
seiring dengan kondisi stabilitas makroekonomi
yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan
Pajak yang berjalan dengan baik.
Meredanya risiko global, sejalan
dengan meredanya sentimen
terkait timing kenaikan FFR
pada September 2016.
$
Rp 13.110/USD
Rata-rata September 2016
Inflasi
0,22%
(mtm)
Sampai dengan
bulan September
2016 inflasi tetap
terkendali pada
level yang rendah.
Inflasi IHK
(Indeks Harga
Konsumen)
September
2016
Rp
1,97%
(ytd)
3,07%
(yoy)
0,33%
(mtm)
Likuiditas masih
memadai.
23,0%
*) Data Agustus 2016
3,21%
(yoy)
-0,09%
(mtm)
Inflasi Harga Barang
yang Diatur Pemerintah
(Administered Price)
0,14%
(mtm)
6,51%
(yoy)
-0,38%
(yoy)
Namun demikian, kondisi sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa:
Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang
terjaga didukung oleh tingginya tingkat permodalan dan likuiditas perbankan.
Rasio Kecukupan
Modal
(CAR)
Inflasi Bahan
Makanan Bergejolak
(Volatile Foods)
Inflasi Inti
(Core)
Sistem Keuangan
Rp
Cadangan devisa akhir September 2016
tercatat sebesar:
Penguatan Rupiah dipengaruhi oleh:
Nilai tukar Rupiah pada September 2016, secara
rata-rata, terapresiasi sebesar 0,41% dan mencapai
level Rp 13.110 per dolar AS. Penguatan tersebut
berlanjut dan pada minggu ketiga Oktober 2016 ditutup
pada level Rp 13.005 per dolar AS.
Ketahanan permodalan
masih berada pada level
yang cukup tinggi.
CADANGAN DEVISA
ALIRAN MASUK MODAL ASING
Rupiah tetap stabil dengan kecenderungan menguat.
6
TW II
2016
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
NERACA PERDAGANGAN
5
TW I
2015
dunia mengakibatkan perbaikan ekspor riil masih
tertahan, meski harga beberapa komoditas
ekspor mulai menunjukkan perbaikan.
Perbaikan investasi swasta, khususnya nonbangunan, diperkirakan masih belum
kuat, sejalan dengan kapasitas produksi terpasang yang masih cukup besar.
Neraca pembayaran Indonesia diperkirakan mencatat surplus yang lebih baik
dengan defisit transaksi berjalan yang lebih rendah.
Untuk keseluruhan triwulan III 2016, defisit transaksi berjalan diperkirakan berada di
bawah 2% dari PDB terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan sejalan
dengan membaiknya harga ekspor komoditas primer dan menurunnya impor nonmigas.
4
TW IV
X Masih lemahnya ekonomi dan perdagangan
C Konsumsi terindikasi membaik, meskipun masih terbatas.
I
Stimulus fiskal diperkirakan masih terbatas,
sejalan dengan penyesuaian belanja pemerintah
pada semester II 2016.
G
5,18% (yoy)
2
4,91% (yoy)
• Ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Kondisi ketenagakerjaan Eropa yang membaik telah mendorong kenaikan pendapatan
dan menopang perbaikan konsumsi.
5,04% (yoy)
1
Pertumbuhan
Kredit
6,8% (yoy)
Rasio kredit
terjaga.
Rasio Alat Likuid/
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
21,1%
Intermediasi masih melambat.
Rasio Non
Performing Loan
(NPL)
3,2% (gross) atau
1,5% (net)
Pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga (DPK)
Return On Asset
(ROA) korporasi
5,6% (yoy)
4,4%
Debt Service Ratio
(DSR) korporasi
78,2%
*) Laporan 386 Korporasi Go Public pada Triwulan II 2016
Efisiensi sedikit membaik.
Kinerja rumah tangga (RT) sedikit meningkat
meskipun masih lemah.
Pertumbuhan DPK Individual (RT)
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO
Rp
7,3% (yoy)
82,0%
RISIKO
PROSPEK KE DEPAN
PERTUMBUHAN
EKONOMI 2016
INFLASI 2016
Pertumbuhan ekonomi
2016 diperkirakan cenderung
mendekati batas bawah
kisaran prakiraan
Inflasi 2016 diperkirakan
mendekati batas bawah
kisaran sasaran inflasi
4,9-5,3% (yoy)
Kinerja korporasi non-keuangan masih dalam
tren yang melambat meskipun sedikit membaik*)
Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain:
• Pertumbuhan ekonomi global masih terus melemah.
• Ketidakpastian keuangan global terkait dengan kenaikan FFR.
4+
_1% (yoy)
BI 7-Day Repo Rate Turun (25 bps)
Suku Bunga Deposit Facility (DF)
September 2016
BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX)
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
pada 19-20 Oktober 2016 memutuskan:
5,00 %
Suku Bunga Lending Facility (LF)
TURUN (25 bps)
TURUN (25 bps)
Oktober 2016
4,75 %
DF
4,00%
LF
5,50%
Berlaku efektif 21 Oktober 2016
FOKUS KEBIJAKAN BI
Bank Indonesia meyakini bahwa pelonggaran kebijakan moneter tersebut sejalan dengan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi tahun 2016 yang diperkirakan
mendekati batas bawah kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang lebih baik dari perkiraan, surplus neraca pembayaran yang lebih besar, dan nilai tukar yang relatif stabil.
Di tengah masih lemahnya perekonomian global, pelonggaran kebijakan moneter diyakini semakin memperkuat upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk
permintaan kredit, sehingga dapat terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan,
dan pelaksanaan reformasi struktural berjalan dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selengkapnya dapat dilihat di
Bank Indonesia
Call Center BI : 131
Download