AGUSTUS 2017 KEBIJAKAN MONETER BULANAN BI Menurunkan Suku Bunga Kebijakan : Terjaganya Stabilitas, Mendukung Pemulihan Ekonomi Bank Indonesia menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate 25 bps menjadi 4,50%. Penurunan suku bunga acuan ini akan diikuti dengan penurunan suku bunga instrumen moneter lainnya. Kebijakan penurunan suku bunga tersebut konsisten dengan adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter dengan rendahnya realisasi dan prakiraan inflasi tahun 2017 dan 2018 di dalam kisaran sasaran yang ditetapkan, serta terkendalinya defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman. PERKEMBANGAN TERKINI • Perekonomian AS diperkirakan tumbuh lebih rendah sejalan dengan konsumsi yang melemah dan investasi yang tertahan oleh prospek penurunan harga minyak. • Namun, perekonomian Tiongkok diperkirakan tumbuh lebih baik ditopang oleh konsumsi yang solid dan ekspor yang meningkat. • Pergeseran sumber-sumber pertumbuhan ekonomi global tersebut berpotensi mendorong peningkatan volume perdagangan dunia dan masih tetap tingginya harga komoditas global. Ekonomi Domestik Perekonomian Indonesia pada triwulan II 2017 tumbuh Konsumsi rumah tangga melemah. C G Konsumsi Pemerintah mengalami kontraksi seiring dengan adanya pergeseran pengeluaran. 3 5,01% (yoy) Ekspansi perekonomian dunia terus berlanjut disertai dengan terjadinya pergeseran sumber-sumber pertumbuhan. • Dan pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan lebih baik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan kinerja ekspor yang meningkat. 5,01% (yoy) 2 Ekonomi Global 4,94% (yoy) 1 X Kinerja ekspor melambat terutama dipengaruhi penurunan Triwulan IV 2016 Triwulan I 2017 Triwulan II 2017 I Surplus Neraca Modal dan Keuangan Neraca Pembayaran Indonesia Nilai Tukar 5 Ke depan, nilai tukar Rupiah diperkirakan tetap stabil didukung oleh keseimbangan neraca pembayaran yang terjaga dan pasar valas domestik yang semakin dalam. Rp 0,22% (mtm) 3,88% (yoy) Sistem Keuangan Inflasi Inti (Core) 0,26% (mtm) Rp Rasio Kecukupan Modal (CAR) 22,5% *) Data Juni 2017 3,05% (yoy) 0,17% (mtm) 0,07% (mtm) 1,13% (yoy) 9,27% (yoy) Risiko kredit relatif stabil Likuiditas sedikit menurun namun masih memadai Alat Likuid/ Dana Pihak Ketiga (DPK) 21,2% Intermediasi cenderung lambat. Pertumbuhan Kredit 7,8% (yoy) Efisiensi meningkat. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 79,5% Pertumbuhan Ekonomi diperkirakan dapat tumbuh pada kisaran 2017 : 5,0-5,4%(yoy) 2018 : 5,1-5,5% (yoy) Inflasi 2017 : 4,0 1%(yoy) 2018 : 3,5 1%(yoy) Return On Asset (ROA) korporasi 6,6% Debt Service Ratio (DSR) korporasi 79,1% Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21 dan 22 Agustus 2017 memutuskan: Pertumbuhan DPK Individual (RT) 7,1% (yoy) *) Laporan 140 korporasi non-keuangan go public triwulan II 2017 RISIKO Pertumbuhan Kredit Risiko eksternal terkait dengan rencana kenaikan Fed Funds Rate (FFR) dan normalisasi neraca bank sentral AS mereda sehingga perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri Indonesia tetap menarik. 2017 : 8,0-10% (yoy) 2018 : 10-12% (yoy) Dana Pihak Ketiga (DPK) 2017 : 9,0-11% (yoy) 2018 : 9,0-11% (yoy) BI 7-Day Reverse Repo Rate Agustus 2017 BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX) Namun demikian masih terdapat risiko yang perlu dicermati: Kinerja rumah tangga (RT) mengalami moderasi pada Juni 2017. Kinerja korporasi non-keuangan menunjukkan perbaikan*) 10,3% (yoy) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO 3,0% (gross) atau 1,4% (nett) Rasio Non Performing Loan (NPL) PROSPEK KE DEPAN Ke depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan membaik ditopang oleh peningkatan investasi dan konsumsi seiring dengan berlanjutnya dampak belanja Pemerintah yang lebih ekspansif serta pemanfaatan ruang pelonggaran kebijakan moneter. Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah (Administered Price) Inflasi Bahan Makanan Bergejolak (Volatile Foods) Inflasi inti cukup rendah sejalan dengan permintaan domestik yang terbatas, ekspektasi inflasi yang terjaga, dan stabilitas nilai tukar. Sistem keuangan tetap stabil didukung oleh ketahanan industri perbankan dan pasar keuangan yang terjaga. Ketahanan permodalan masih berada pada level yang cukup tinggi IMPOR PEMBAYARAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH Penguatan nilai tukar Rupiah ditopang oleh aliran dana masuk yang tetap kuat seiring dengan prospek imbal hasil yang positif dan diikuti oleh tetap tingginya pasokan valas korporasi di pasar valas domestik. 0,30% Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) Juli 2017 BULAN IMPOR ,7 8 BULAN ATAU Angka tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Defisit Transaksi Berjalan Inflasi Inflasi terkendali pada level yang lebih rendah dari perkiraan semula, sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi tahun 2017 dan 2018. 6 USD 5,0 miliar Rp 13.309/USD 9,0 cukup untuk membiayai: Secara rata-rata triwulanan Rupiah menguat menjadi : Rupiah bergerak cukup stabil ditopang oleh tetap tingginya kepercayaan terhadap stabilitas makroekonomi Indonesia. USD 127,8 miliar Akhir Juli 2017: Surplus NPI USD 0,7 miliar Ke depan, kinerja NPI diperkirakan akan tetap mencatat surplus untuk keseluruhan tahun 2017 dan 2018. Namun, investasi meningkat baik bangunan maupun nonbangunan. CADANGAN DEVISA USD 5,9 miliar Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) menunjukkan surplus dengan defisit transaksi berjalan yang terjaga dan dapat dibiayai oleh surplus neraca modal dan keuangan yang besar. 4 pertumbuhan volume ekspor produk manufaktur sejalan dengan belum kuatnya pemulihan ekonomi dunia. Suku Bunga Deposit Facility (DF) Suku Bunga Lending Facility (LF) TURUN TURUN TURUN DF 4,50 % 3,75% 5,25% LF Berlaku efektif sejak 23 Agustus 2017 FOKUS KEBIJAKAN BI Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas lainnya untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi struktural berjalan dengan baik sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bank Indonesia akan terus melanjutkan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Selengkapnya dapat dilihat di Bank Indonesia Contact Center : 131