Infografis RDG MEI_R6 rezised

advertisement
MEI 2016
KEBIJAKAN MONETER BULANAN
BI RATE TETAP 6,75%,
BI 7-day (Reverse) Repo Rate Tetap 5,50%
Bank Indonesia memandang bahwa stabilitas makroekonomi masih terjaga, tercermin dari inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran 4 ± 1%, defisit transaksi berjalan yang
membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil. Transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga berjalan semakin baik, demikian pula persiapan implementasi reformulasi suku
bunga acuan. Ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter yang selama ini terbuka akan dapat dimanfaatkan lebih awal apabila stabilitas makroekonomi tetap terjaga.
1
2
PERKEMBANGAN TERKINI
Ekonomi Global
• Ekonomi Tiongkok mulai membaik,
Ekonomi global diperkirakan tumbuh lebih lambat pada tahun 2016.
• Pemulihan ekonomi Amerika Serikat masih belum solid, yang diindikasikan oleh melemahnya
konsumsi dan beberapa indikator ketenagakerjaan, serta masih rendahnya inflasi. Kondisi ini
diperkirakan akan mendorong The Fed untuk tetap berhati-hati dalam melakukan
penyesuaian Fed Fund Rate (FFR).
• Pertumbuhan ekonomi Eropa masih terbatas dan dibayangi oleh isu kemungkinan Inggris keluar
dari Uni Eropa (Brexit). Inggris akan melakukan referendum pada 23 Juni 2016 untuk menentukan
pilihan tetap atau keluar dari Uni Eropa.
• Perekonomian Jepang masih terus tertekan. Konsumsi belum mengalami perbaikan, tercermin
dari konsumsi rumah tangga yang melambat.
meskipun masih berisiko, ditopang
oleh sektor konstruksi dan real estate.
• Di pasar komoditas, harga minyak
dunia diperkirakan tetap rendah,
akibat tingginya pasokan di tengah
permintaan yang masih lemah. Namun,
harga beberapa komoditas ekspor
Indonesia membaik, seperti CPO,
timah, dan karet.
Pertumbuhan Ekonomi
I
Pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan I 2016 lebih rendah dari perkiraan
dan diperkirakan membaik pada triwulan-triwulan berikutnya.
G Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan I 2016 lebih rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh pola musiman belanja pemerintah di awal
tahun yang masih relatif terbatas.
X Kinerja ekspor secara keseluruhan mengalami
C Konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup kuat, didukung oleh perkembangan
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
TRANSAKSI MODAL
DAN FINANSIAL (TMF)
Secara keseluruhan, NPI pada triwulan I 2016 mengalami defisit USD 0,3 miliar,
sejalan dengan surplus Transaksi Modal dan Finansial yang lebih rendah.
TRANSAKSI
BERJALAN
NERACA
PERDAGANGAN*
Defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2016
menurun, terutama didorong oleh meningkatnya
surplus Neraca Perdagangan.
Defisit
Defisit
2,4%
4
Neraca Perdagangan
pada April 2016 mencatat
surplus sebesar USD 0,67
miliar.
dari PDB
Triwulan IV 2015
Triwulan I 2016
miliar
Inflasi
TW
6
01
I2
USD 107,7 miliar.
Cukup untuk membiayai:
8,1 bulan
IMPOR
7,8 bulan
IMPOR + PEMBAYARAN
UTANG LUAR NEGERI
PEMERINTAH
atau
Angka tersebut di atas standar kecukupan
internasional, sekitar 3 bulan impor.
Sisi Eksternal
0,55% (ptp)
Rp
3,60%
(yoy)
0,15%
(mtm)
6,4% (yoy)
76,5%
Kinerja rumah tangga (RT) masih lemah.
BOPO (Biaya operasional terhadap
pendapatan operasional)
Pertumbuhan DPK Individual (RT)
4,1% (yoy)
83,4%
RISIKO
Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain :
• Pertumbuhan ekonomi global yang terus melemah.
• Kembali munculnya ketidakpastian di pasar keuangan global, terkait dengan risiko
kenaikan FFR dan isu Brexit.
• Inflasi harga makanan bergejolak, akibat faktor musiman menjelang bulan Ramadan
dan dampak La Nina.
• Penerimaan negara di bawah target yang telah ditetapkan semula.
INFLASI 2016
+
4_1%
(yoy)
BI
7-Day
Repo Rate*
TETAP
6,75
TETAP
5,50
%
Bunga Deposit Facility
4,75%
%
Struktur suku bunga atau term structure operasi moneter Bank Indonesia tidak mengalami perubahan, yaitu:
Tenor
Term Structure
Operasi Moneter
7 hari
2 minggu
1 bulan
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
5,50%
5,60%
5,80%
6,20%
6,45%
6,60%
6,75%
Bunga Lending Facility
TETAP
TETAP
DF
Debt Service Ratio
(DSR) korporasi
* Laporan 409 Korporasi Go Public pada triwulan III 2015
Efisiensi meningkat.
2,8% (gross)
atau 1,4% (net)
BI RATE
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
pada 18-19 Mei 2016 memutuskan
3,2%
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Rasio NPL
Inflasi akan
berada di
sekitar titik
tengah kisaran
sasaran inflasi.
5,0 – 5,4% (yoy)
Return On Asset
(ROA) korporasi
8,7% (yoy)
Alat Likuid/
Dana Pihak Ketiga
22%
Kinerja korporasi non-keuangan masih melambat*
Pertumbuhan Kredit
PROSPEK KE DEPAN
BAURAN KEBIJAKAN
(POLICY MIX)
-0,84%
(yoy)
-1,70%
(mtm)
9,44%
(yoy)
Intermediasi masih lambat.
Risiko kredit terjaga.
*) Data Maret 2016
PERTUMBUHAN EKONOMI 2016
-1,04%
(mtm)
3,41%
(yoy)
Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah
seperti harga BBM, tarif angkutan umum,
dan tarif tenaga listrik.
Namun demikian kondisi stabilitas sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa:
Ketahanan permodalan menguat. Likuiditas masih memadai.
Pertumbuhan ekonomi
pada triwulan-triwulan
mendatang akan
meningkat
Inflasi Bahan
Makanan Bergejolak
(Volatile Food)
Inflasi Inti
(Core)
Stabilitas sistem keuangan pada triwulan I 2016 terus membaik, ditopang oleh ketahanan
sistem perbankan (likuiditas dan permodalan meningkat) dan kinerja pasar keuangan
yang cukup kuat.
21,8%
Persepsi positif terhadap perekonomian domestik akibat
terjaganya stabilitas makroekonomi dan optimisme
terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan. Hal tersebut
sejalan dengan penurunan BI Rate dan paket kebijakan
pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi, serta
percepatan implementasi proyek-proyek infrastruktur.
Selain itu, juga ditopang oleh pasokan valas korporasi
domestik yang berorientasi ekspor.
-0,45%
(mtm)
Inflasi IHK
(Indeks Harga
Konsumen)
April 2016
Rasio Kecukupan
Modal
(CAR)
Sisi Domestik
Meredanya risiko di pasar keuangan
global terkait kenaikan FFR dan
berlanjutnya pelonggaran kebijakan
moneter di beberapa negara maju.
Sistem Keuangan
Rp
15
20
Dipengaruhi oleh:
Nilai Tukar
Inflasi berada pada
level yang rendah
dan diperkirakan
akan berada pada
kisaran sasaran
inflasi 2016, yaitu
4±1%.
6
USD 0,67
TW
IV
Cadangan devisa akhir April 2016
*) sumber: BPS
Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Tetap Terjaga.
Selama triwulan I 2016, nilai tukar Rupiah
secara point to point (ptp) menguat sebesar
3,96% dan mencapai level Rp13.260 per dolar
AS. Penguatan terus berlanjut hingga April
2016 sebesar 0,55% (ptp) dan ditutup di level
Rp13.188 per dolar AS.
Rp 13.188/USD
5
Surplus
April 2016
TW
0
I2
CADANGAN DEVISA
TMF pada triwulan I 2016 mencatat
surplus USD 4,2 miliar, seiring dengan
berlanjutnya pelonggaran kebijakan
moneter di negara-negara maju dan
membaiknya prospek ekonomi domestik.
Surplus TMF terutama ditopang oleh
aliran masuk
modal
USD 4,2
investasi
miliar
portofolio
dan investasi
Surplus
langsung.
Triwulan I 2016
2,1%
dari PDB
15
perbaikan, meskipun masih mengalami kontraksi.
Perbaikan tersebut didukung oleh ekspor beberapa
komoditas yang mulai membaik.
harga yang terjaga. Kuatnya konsumsi rumah tangga tersebut didorong oleh kenaikan
konsumsi non makanan.
3
Investasi swasta masih terbatas di tengah akselerasi
pengeluaran belanja modal pemerintah. Investasi non
bangunan mencatat kontraksi dibandingkan dengan
pertumbuhan positif pada triwulan sebelumnya.
Sementara investasi bangunan tumbuh sedikit
melambat.
LF
7,25%
*) BI 7-day (Reverse) Repo Rate adalah suku bunga operasi moneter BI dengan tenor 7 hari
dan akan ditetapkan sebagai suku bunga kebijakan BI yang baru efektif sejak 19 Agustus 2016
FOKUS KEBIJAKAN BI
Bank Indonesia memandang bahwa stabilitas makroekonomi masih terjaga, tercermin dari inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran 4 ± 1%, defisit transaksi berjalan yang membaik,
dan nilai tukar yang relatif stabil. Transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga berjalan semakin baik, demikian pula persiapan implementasi reformulasi suku bunga acuan.
Ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter yang selama ini terbuka akan dapat dimanfaatkan lebih awal apabila stabilitas makroekonomi tetap terjaga.
Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penguatan stimulus pertumbuhan dan
percepatan implementasi reformasi struktural, dengan tetap memerhatikan pengendalian inflasi.
Selengkapnya dapat dilihat di
website Bank Indonesia
Bank Indonesia
Call Center BI : 131
Download