NOVEMBER 2016 KEBIJAKAN MONETER BULANAN BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 4,75% BI Merespons Ketidakpastian Eksternal di tengah Ekonomi Domestik yang Stabil Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,75%. Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pemilihan umum (Pemilu) di AS, di tengah stabilitas makroekonomi dalam negeri yang tetap terjaga sebagaimana tercermin pada inflasi yang rendah dan defisit transaksi berjalan yang terkendali. PERKEMBANGAN TERKINI Ekonomi Global • Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti India dan Tiongkok diperkirakan masih menjadi pendorong ekonomi global. Pemulihan ekonomi global diperkirakan masih berlangsung lambat, namun harga komoditas mulai membaik. • Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang meningkat pasca Pemilu AS, perekonomian AS menunjukkan perbaikan sebagaimana tercermin dari PDB yang membaik, tingkat pengangguran yang stabil dan inflasi yang cenderung meningkat. Sejalan dengan perkembangan tersebut, peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada bulan Desember 2016 semakin menguat. Pertumbuhan investasi bangunan relatif baik didukung oleh berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur Pemerintah. Peran investasi swasta khususnya non-bangunan masih relatif rendah. Ekonomi Domestik I G Konsumsi Pemerintah tumbuh negatif seiring dengan kebijakan konsolidasi fiskal. X Kinerja ekspor masih lemah sejalan Perekonomian nasional tetap menunjukkan kinerja yang positif didorong oleh permintaan domestik yang masih terjaga. dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang masih relatif rendah. C Konsumsi rumah tangga masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional. 3 Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) NERACA PERDAGANGAN* Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III 2016 mencatat peningkatan surplus, ditopang oleh membaiknya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Surplus NPI Surplus 2016 USD 5,7 Milliar Surplus USD 2,2 Milliar 5 Triwulan II 2016 Nilai Tukar 2016 CADANGAN DEVISA 1,8% PDB 2016 2016 TW II TW III TW I TW II 2016 USD 7,6 TW III 2016 USD 9,4 miliar PEMBAYARAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH IMPOR Penguatan Rupiah yang terus berlanjut pada triwulan III 2016 dipengaruhi oleh: SISI DOMESTIK SISI EKSTERNAL Sentimen positif perekonomian domestik, seiring dengan kondisi stabilitas makroekonomi yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik. Rp 13.130/USD Meredanya risiko global, sejalan dengan semakin jelasnya arah kebijakan The Fed terkait FFR. Rata-rata Triwulan III 0,14% (mtm) Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) Oktober 2016 Rp 2,11% (ytd) Inflasi Inti (Core) 3,31% (yoy) 0,10% (mtm) Sistem Keuangan Likuiditas masih memadai. Rasio Kecukupan Modal (CAR) 22,3% *) Data September 2016 Inflasi Bahan Makanan Bergejolak (Volatile Foods) 3,08% (yoy) -0,26% (mtm) Efisiensi perbankan sedikit membaik. Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga. Ketahanan permodalan masih berada pada level yang cukup tinggi. 2016 miliar ,4 8 BULAN USD 115,0 miliar Rp Inflasi Rp setara dengan Cadangan devisa akhir Oktober 2016 Defisit Triwulan III Penguatan nilai tukar Rupiah terus berlanjut di bulan Oktober 2016 sebesar 0,71% dan di tutup di level Rp 13.048 per dolar AS. Penguatan Rupiah terus berlanjut pada triwulan III 2016 didukung sentimen positif dari domestik dan eksternal, namun sedikit tertahan pada November pasca Pemilu AS. Sampai dengan bulan Oktober 2016 inflasi tetap terkendali pada level yang rendah. 6 Defisit miliar Triwulan II 2,2 % PDB Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2016 menurun ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Hal ini sejalan dengan meningkatnya harga ekspor komoditas primer dan menurunnya impor nonmigas, serta menyempitnya defisit neraca perdagangan migas seiring dengan meningkatnya ekspor gas. 2016 Surplus transaksi modal dan finansial terus meningkat, didukung oleh sentimen positif terhadap prospek perekonomian domestik. USD 1,21 *) sumber: BPS TW IV TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL (TMF) Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Oktober 2016, terutama didukung oleh surplus neraca Surplus perdagangan nonmigas. $ Triwulan III 4 TRANSAKSI BERJALAN 2015 5,02% (yoy) 2 5,19% (yoy) • Pertumbuhan ekonomi di negara maju lainnya, seperti Uni Eropa, cenderung masih terbatas dan dibayangi oleh risiko politik. 4,91% (yoy) • Di pasar komoditas, harga minyak dunia masih pada level yang rendah, sejalan dengan masih tingginya produksi minyak OPEC. Sementara itu, sejumlah harga komoditas ekspor Indonesia terus mengalami perbaikan, seperti minyak kelapa sawit, batubara, dan beberapa barang tambang lainnya. 5,04% (yoy) 1 Alat Likuid/ Dana Pihak Ketiga (DPK) 20,2% Rp Rasio kredit terjaga. Pertumbuhan ekonomi 2016 diperkirakan sekitar 5,0% (yoy) Namun demikian, kondisi sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa: Rasio Non Performing Loan (NPL) 3,1% (gross) atau 1,4% (net) Intermediasi masih melambat. Pertumbuhan Kredit 6,5% (yoy) Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 November 2016 memutuskan: Kinerja korporasi non-keuangan masih dalam tren yang melambat meskipun sedikit membaik*) Return On Asset (ROA) korporasi 3,2% (yoy) 4,4% Debt Service Ratio (DSR) korporasi 78,2% *) Laporan 386 Korporasi Go Public pada Triwulan II 2016 RISIKO 1. Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, termasuk ketidakpastian di pasar keuangan global pasca Pemilu di AS. INFLASI 2016 Sekitar 3,0 - 3,2% 2. Potensi tekanan inflasi di tahun 2017 yang bersumber dari administered price dan volatile foods. BI 7-Day Reverse Repo Rate November 2016 BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX) 0,17% (yoy) 10,0% (yoy) 81,6% PROSPEK KE DEPAN PERTUMBUHAN EKONOMI 2016 0,57% (mtm) 7,54% (yoy) Kinerja rumah tangga (RT) sedikit meningkat meskipun masih lemah. Pertumbuhan DPK Individual (RT) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah (Administered Price) Suku Bunga Deposit Facility (DF) TETAP 4,75 % Suku Bunga Lending Facility (LF) TETAP DF 4,00% TETAP 5,50% LF FOKUS KEBIJAKAN BI Bank Indonesia akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya dengan tetap menjaga agar mekanisme pasar berjalan dengan baik. Bank Indonesia memandang pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik. Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk menjaga kecukupan likuiditas, memperkuat stimulus pertumbuhan, dan memastikan pelaksanaan reformasi struktural berjalan dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selengkapnya dapat dilihat di Bank Indonesia Call Center BI : 131