MODUL PERKULIAHAN Psikologi Sosial 1 Dasar-Dasar Perilaku Sosial Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 03 Kode MK Disusun Oleh 61017 Filino Firmansyah, M.Psi Abstract Kompetensi Materi tentang asumsi dasar sifat sosial manusia, asumsi dasar manusia, pengertian dasar motivasi. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai asumsi dasar sifat sosial manusia, asumsi dasar manusia, pengertian dasar motivasi. Dasar-Dasar Perilaku Sosial Mengapa ada perilaku mudik? Mengapa orang harus berada di kampong halaman bersama orang tua dan keluarganya pada hari lebaran? Mengapa hanya pada Lebaran? Apa tidak ada hari lain? Mengapa hanya orang Indonesia yang mempunyai tradisi mudik? Mengapa umat non-Islam juga mempunyai kebiasaan mudik? SIFAT SOSIAL MANUSIA Apakah manusia bersifat sosial? Pertanyaan tersebut sudah menjadi pertanyaan klasik yang timbul sejak para pemikir dan peneliti mengkaji perilaku manusia. Ada dua pendapat yang saling bertentangan, yaitu : 1. Pendapat kaum Stoic Berpendapat bahwa manusia adalah bagian dari keteraturan yang alamiah dan rasional sehingga mempunyai tanggung jawab satu dengan yang lain dan secara bersama-sama mengejar kebahagiaan. Karena itu manusia bersifat kooperatif, etis, altruis (suka menolong) dan penuh cinta kasih. Pendapat tersebut dipengaruhi oleh pandangan Kristen dan punya pengaruh kuat di abad 18 terhadap para pemikir Inggris, seperti David Hume, F. Hutchenson, Adam Ferguson (Bapak Sosiologi), dan Adam Smith (penemu ilmu ekonomi modern). Di Timur pandangan seperti ini tampak dalam ajaran Budha, kebatinan Jawa, Shintoisme dan sebagainya. 2. Pendapat kaum Epicurean Manusia pada dasarnya hedonistic, tertarik pada interes dan mau menangnya sendiri. Masyarakat bukanlah sesuatu yang alami. Ia terbentuk karena interes individu untuk bergabung demi keamanan dirinya sendiri dan demi kehidupan ekonomi yang lebih baik. Jadi. Manusia adalah kompetitif, hedonistic dan pencari kesenangan. Tokoh-tokoh seperti Thomas Hobbes, Freud, J.J. Rousseau (hasrat individual harus diselaraskan dengan kebutuhan masyarakat melalui demokrasi) dan Karl Marx (struktur masyarakat komunis mampu mempengaruhi perilaku sosial dan pemikiran individual anggota masyarakat) adalah penganut-penganut paham ini. ‘13 2 Psikologi Sosial 1 Filino Firmansyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Akan terapi dari kedua pandangan diatas mempunyai problemnya sendiri. Problem kaum Stoic, adalah “Jika manusia kooperatif mengapa ada perang?”, sedangkan problem kaum Epicurean adalah “Jika manusia hedonis mengapa ada masyarakat?”.Ini disebut “problem keteraturan dari Hobbes”. Menurut Hobbes, ketakutan akan kematian yang tinggi dinilai lebih kuat daripada kebebasan mengejar tujuan-tujuan individual. Karena itulah manusia mau bekerja sama untuk menghindari bahaya,mengurangi ketakutan akan kematian,balas dendam,dan sebagainya.Salah satu bentuk kerja sama itu adalah keluarga dan masyarakat. HAKIKAT MANUSIA a. Sebagai hewan Sebagai hewan manusia mempunyai berbagai naluri dasar yang mengendalikan dan mengarahkan perilakunya agar dapat bertahan dari segala ancaman,yaitu hubungan seks, makan, pertahanan diri dan pertahanan kelompok terhadap serangan dari luar. Menurut Sigmund Freud ada dua jenis naluri atau insting,yaitu insting seksual atau libido (untuk kelangsungan keturunan dan kelangsungan jenis) dan insting ego (untuk kelangsungan hidup atau preservasi) misalnya lapar dan haus.Dalam perkembangan selanjutnya menjadi insting seksual atau insting kehidupan atau eros (membangun dan berkembang) dan insting kematian atau insting agresi atau tanatos (Shaffer,1994) b. Sebagai pencari keuntungan Doktrin bahwa manusia mengejar kesenangan dan menghindari kesakitan,disebut Hedonisme. Dalam abad 17-18 doktrin ini menjadi dasar dari analisis psikologi karena pengaruh paham epicurean.Ketika terjadi revolusi industri di Eropa,kecenderungan ini diperkuat karena bisnis mulai berkembang dan orang mulai mencari keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk keluarga atau kelompok kecilnya sendiri bukan untuk kepentingan seluruh umat. Thibaut&Kelley (dalam Sarwono,1995) adalah peneliti-peneliti psikologi yang mengembangkan teori tentang hukum ekonomi dalam psikologi. Teori yang dinamakannya teori timbal-balik (exchange theory) ini menjelaskan adanya prinsip untung-rugi (reward-cost ratio) dalam interaksi antarmanusia. ‘13 3 Psikologi Sosial 1 Filino Firmansyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c. Sebagai salah satu unsur dalam lingkungan fisika Beberapa teoretikus mulai tidak tertarik pada sumber motivasi,tetapi lebih berminat untuk mempelajari perwujudan motivasi itu dalam bentuk perilaku fisik.Gejala ini terjadi akibat pengaruh dari ahli fiska Galileo dan Newton terhadap Thomas Hobbes.Menurut pandangan ini,setiap gerak tubuh manusia merupakan refleksi dari operasi gabungan berbagai daya yang ada dilapangan.Jadi,analog dengan jatuhnya sebuah bola yang merupakan hasil daya tarik bumi.Dengan demikian,motivasi menurut Hobbes adalah gerak miniatur (miniature motion) di dalam tubuh.Model Newton ini digunakan juga untuk menerangkan hubungan antarmanusia. Kurt Lewin mengembangkan teori ini dengan mengemukakan teorinya yang terkenal yaitu teori lapangan (field theory). Unit analisisnya adalah manusia dalam lingkungan yang konkret yaitu ruang kehidupan (life space) yang berisi diri manusia itu sendiri, manusia-manusia lain dan lingkungan fisik lainnya. Lewin percaya bahwa hanya daya-daya masa kini (current force) yang menentukan perilaku, bukan masa lalu, apalagi masa kecil. Menurut Lewin,segala sesuatu yang terdapat dalam ruang kehidupan seseorang diwakili dalam alam kesadaran atau “lapangan psikologik” (psychological field) orang tersebut dan dari saat ke saat, setiap bagian dari lapangan psikologik itu dapat mempunyai daya tarik atau daya tolak terkadang kuat, terkadang lemah, terkadang biasa saja. Jika suatu hal dalam lingkungan fisik seseorang sedang mempunyai daya tarik yang kuat, orang yang bersangkutan terdorong untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya,jika sesuatu mempunyai daya tolak yang kuat, maka orang akan berbuat sesuatu.Perbuatan mendekat atau menghindar akibat dorongan-dorongan dalam lapangan psikologik itu,oleh Lewin dinamakan “lokomosi” (locomotion). Yang penting dalam teori Lewin ini adalah uraian mengenai konflik.Jika pada suatu saat ada dua hal dalam lapangan psikologik seseorang yang mempunyai daya tarik yang sama kuat,atau daya tolak yang sama kuat,orang yang bersangkutan akan berada dalam situasi konflik.Konflik jenis pertama dinamakan konflik “mendekatmendekat” (approach-approach conflict) konflik jenis kedua adalah konflik “menjauhmenjauh” (avoidance-avoidance conflict),dan konflik jenis ketiga dinamakan konflik “mendekat-menjauh” (approach-avoidance conflict). ‘13 4 Psikologi Sosial 1 Filino Firmansyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Sebagai ilmuwan Pandangan lain berpendapat bahwa manusia cenderung ingin mengerti lingkunga fisik dan sosialnya,Selain itu,ia ingin mengontrol lingkungannya.Jadi manusia cenderung berpikir sebab-akibat dan cenderung menggolong-golongkan segala sesuatu (baik,buruk,benar-salah,dan sebagainya) sebagaimana layaknya setiap ilmuan.Pandangan bahwa manusia itu bagaikan ilmuan dikemukakan,antara lain oleh aliran psikologi kognitif. Pengaruh Lewin pada aliran psikologi kognitif adalah bahwa manusia ingin mengerti lingkungannya dalam keadaan yang dapat diramalkan dan jika dapat dikendalikan.Jika keadaan tidak dapat dimengerti,diramalkan,atau dikendalikan akan timbul keadaan yang disebut “disonasi kognitif” (cognitive dissonance).Misalnya jika seorang ibu membeli sebuah tas yang cantik tetapi suaminya dirumah mencela,timbullah keadaan disonan itu.Menurut Leon Festinger,salah satu tokoh aliran psikologi kognitif yang adalah murid Lewin,kondisi disonan ini perlu segera diatasi.Manusia dengan sifat ilmuwannya akan terdorong untuk bertindak,misalnya sang ibu segera mengganti atau menukar tasnya dengan warna lain yang lebih disukai suaminya,sehingga ia mengalami keadaan konsonan kembali. ‘13 5 Psikologi Sosial 1 Filino Firmansyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN DASAR MOTIVASI Menurut M.Sherif & C.W.Sherif (1956) motif adalah istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah ke berbagai jenis perilaku yang bertujuan,semua pengaruh internal seperti kebutuhan (needs)yang berasal dari fungsi-fungsi organisme,dorongan dan keinginan,aspirasi dan selera sosial yang bersumber dari fungsifungsi tersebut. Menurut kedua peneliti itu berdasarkan asalnya ada dua jenis motif,sebagai berikut. Motif biogenik Motif ini berasal dari proses fisiologik dalam tubuh yang dasarnya adalah mempertahankan ekuilibrium dalam tubuh sampai batas-batas tertentu.Proses ini disebut “homeostatis”. Motif sosiogenik Motif ini timbul karena perkembangan individu dalam tatanan sosialnya dan terbentuk karena hubungan antarpribadi, hubungan antarkelompok atau nilai-nilai sosial dan pranata-pranata. Untuk menjelaskan motif biogenik,Sherif & Sherif mengemukakan experimen yang dilakukan oleh PT Young pada tahun 1936.Eksperimen yang dilakukan dengan hewan itu menunjukkan bahwa tidak ada hierarki dalam dorongan (drive).Hewan yang kehausan akan mencari air terlebih dahulu, bukan makanan. Hewan yang kelaparan tidak mempedulikan air, tetapi mencari makanan. Tikus yang dimasukkan kedalam kandang yang baru, terlebih dahulu akan menjelajahi tempat baru tersebut,sehingga menghambat perilaku agresi dan seksnya. Demikian juga antara motif biogenik dan sosiogenik,menurut Sherif & Sherif,tidak ada hierarki tertentu,tergantung situasi karena motif tidak berfungsi sendiri,tetapi selalu terkait dengan faktor-faktor lain. Motif sosiogenik bermula dari motif biogenik.Melalui proses belajar,individu memilih mana yang disukainya dan mana yang dihindarinya,sesuai dengan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.Faktor-faktor pribadi tersebut yang menyebabkan timbulnya sistem hubungan antarpribadi tersendiri pada diri seseorang yang oleh Sherif & Sherif disebut “Ego”.Ego inilah yang menetapkan motif sosiogenik.Jadi,motif sosiogenik sangat tergantung pada proses belajar. ‘13 6 Psikologi Sosial 1 Filino Firmansyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Beberapa pendekatan dasar pada motivasi 1. Teori Insting Untuk menerangkan perilaku manusia,mula-mula (sampai tahun 1920-an) para pakar merujuk pada insting (W.James,Mc Dougall,E.L.Thorndike).Pada tahun 1924 sosiolog L.L.Berbard menemukan tidak kurang dari 400teori tentang insting dan hampir 6000 jenis aktivitas manusia disebut sebagai insting (dari seks sampai mengumpulkan prangko). Akan tetapi,sejak 1920-an teori ini mulai ditinggalkan orang karena penelitian antropologi dan sosiologi membuktikan bahwa perilaku manusia sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan, segingga tidak dapat dijelaskan sebagai insting (yang universal). Insting masih tetap dipakai untuk perilaku-perilaku yang jelas diturunkan, tidak dipelajari dan universal bagi makhluk tertentu. 2. Konsep Dorongan (Drive) Setelah meninggalkan teori insting, pakar psikologi mencari penyebab prilaku pada “ketegangan” (Tension) yang terjadi pada otot-otot dan kelenjar-kelenjar pada saat haus, lapar, dan sebagainya. Keteganga-ketegangan ini menimbulkan dorongan untuk berperilaku tertentu (mencari makan, minum, dan lain-lain) sehingga dorongan dianggap sebagai penyebab prilaku.umumnya dorongan menyangkut perilaku yang bersifat biologik dan fisiologi, misalnya makan, minum, tidur, sex, mencari temperatur yang konstan, da sebagainya termasuk juga dorongan keibuan, dorongan untuk bermain pada anak-anak, dan sebagainya 3. Teori Libido dan Ketidaksadaran dari Sigmund Freud. Inti teori ini adalah motive bersumber pada stres internal, yang terdiri atas insting dan dorongan (drive) yang bekerja dalam alam ketidaksadaran manusia. Dalam teori Freud yang sangat berorientasi bilogik ini, semua insting dan dorongan bermuara pada libido sexsualis (dorongan sex) yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan oleh orang yang bersangkutan (karena kerjanya dalam alam ketidaksadaran). Walaupun Freud banyak mendapat kritik (teorinya dianggap terlalu subjektif dan terlalu spekulatif), ia berhasil memuka dua lapangan baru untuk penelitian, yaitu sex dan ketidaksadaran sebagai sumber prilaku manusia. ‘13 7 Psikologi Sosial 1 Filino Firmansyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Perilaku Purposife dan Konflik Pengaruh psikologi gestalt (Gestalt adalah istilah bahasa Jerman yang artinya keseluruhan) terhadap Behaviorisme adalah bahwa orang mulai lebih mentingkan prilaku molar (keseluruhan), seperti makan dan berlari) dari pada prilaku Molekural (bagian dari prilaku keseluruhan, seperti mengeluarkan liur dan menggerakkan otot)dalam hubungan ini perlu dicatat pendapat seorang tokoh bernama Edward Chase Tolman yang menyatakan bahwa prilaku tidak hanya ditentukan oleh rangsang dari luar atau stimulus (sebagaimana pandangan kaum Behevioris). Akan tetapi, ditentukan juga oleh Organisme atau orang itu sendiri. Jadi, orang bukan hanya memperhatikan stimulusnya, melainkan memilih sendiri reaksinya. Dengan demikian, prilaku (molar) selalu bertujuan. 5. Otonomi Fungsional Konsep ini dikemukakan oleh G.W. Allport pada tahun 1961, yaitu motive pada orang dewasa yang tumbuh dari sistem-sistem yang mendahuluinya, tetapi berfungsi lepas dari sistem-sistem pendahulu itu. Dengan perkataan lain, motive ini erfungsi sesuai dengan tujuannya sendiri, terlepas dari motive-motive asalnya. 6. Motive Sentral Banyak pakar psikologi yang meragukan adanya satu motive sentral yang bisa merangkum semua jenis motive manusia. Akan tetapi, beberapa peneliti tetap berusaha mencari motive sentral tersebut. Goldstein misalnya pada tahun 1939 mengemukakan “aktualisasi diri’ sebagai motive tunggal pada manusia. Pengembangan dari motive “aktualisasi diri” terdapat dalam teori A.H.Maslow yang dikenal luas sejak 1959, yang menempatkan “aktualisasi diri” sebagai motive tertinggi diatas empat motive lain yang tersusun secara Hierarkis (motive primere atau motive fisiologik, motive rasa aman, motive rasa memiliki, dan motive harga diri). Teori motive tunggal lainnya adalah dari R.W. White yang pada tahun 1959 mengatakan bahwa satu-satunya motive manusia adalah motive kompetensi. Menurut White, manusia selalu ingin berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya. Keinginan yang universal inilah yang dinamakannya motive kompetensi ‘13 8 Psikologi Sosial 1 Filino Firmansyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Sarwono S.W. dkk. (2002). Psikologi Sosial : Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka ‘13 9 Psikologi Sosial 1 Filino Firmansyah, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id