2014 Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN 2406-8691

advertisement
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
PENGGUNAAN TEKNIK MODELING DALAM BIMBINGAN
KLASIKAL UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA
Saiful Umam
M.Th.S.R. Retnaningdyastuti
Rohastono Ajie
Sukati
Abstrak: Disiplin merupakan kunci untuk dapat menjadi sukses dan maju. Untuk
dapat membangun negara yang mempunyai karakter adalah dengan
membudayakan sikap disiplin. SMP Negeri 2 Semarang merupakan Sekolah
Rintisan Bertaraf Internasional, sehingga kedisiplinan siswa perlu ditingkatkan
guna memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari
Standar Nasional Pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
upaya guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa
kelas VII-D SMP Negeri 2 Semarang dengan menggunakan teknik modeling
dalam bimbingan klasikal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan bidang bimbingan dan konseling yang bersifat
kolaboratif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII-D berjumlah 26.
Prosedur penelitian ini merujuk pada model Kurt Lewin yang terdiri atas empat
komponen pokok penelitian tindakan yakni: perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Analisis data dalam
penelitian tindakan ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif. Berdasarkan hasil penelitan menunjukkan adanya peningkatan rata-rata
kedisiplinan dari siklus I sebesar 114,6menjadi 125,4 pada siklus II. Sedangkan
untuk pencapaian kedisiplinan sangat tinggi, siklus I sebesar 53,8% dan siklus II
sebesar 100%. Aktivitas peserta didik dari rata-rata sedang menjadi baik sekalidan
aktivitas mengikuti upacara bendera semakin meningkat.. Aktivitas guru semakin
mampu mengelola proses bimbingan klasikal lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
Kata kunci: teknik modeling, bimbingan klasikal, kedisiplinan.
manusia yang beriman dan bertakwa
PENDAHULUAN
nasional
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengembangkan
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
kemampuan dan membentuk watak
cakap, menjadi warga negara yang
serta
yang
demokratis serta bertanggung jawab
rangka
(Bab II, Pasal 3, UU RI No. 20
Pendidikan
berfungsi
peradaban
bermartabat
dalam
mencerdaskan
bertujuan
bangsa
kehidupan
untuk
bangsa,
mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi
Tahun 2003 tentang Sisdiknas).
Disiplin
merupakan
kunci
untuk dapat menjadi sukses dan
37
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
maju. Sikap dan perilaku yang baik
sehingga memiliki daya saing di
dan
penyelenggaraan
forum internasional. Pada prinsipnya,
seluruh
Sekolah Bertaraf Internasional harus
benar
negara
dari
beserta
Indonesia
dalam
rakyat
mematuhi
dan
bisa
memberikan
jaminan
mutu
melaksanakan hukum dan norma
pendidikan dengan standar yang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa
lebih tinggi dari Standar Nasional
dan bernegara mempunyai peran
Pendidikan (Depdiknas, 2007: 5).
untuk
Berdasarkan hasil observasi
keberhasilan pembangunan. Untuk
pada saat masa orientasi siswa dan
dapat
yang
pembelajaran di kelas menunjukkan
mempunyai karakter adalah dengan
bahwa siswa kelas VII D mempunyai
membudayakan sikap disiplin (Tu’u,
perilaku disiplin yang kurang baik.
2004: 35), karena nilai-nilai pangkal
Perilaku tersebut dapat dilihat dari
tolak dari pengembangan karakter
banyaknya siswa yang melanggar
didasari dan dilandasi oleh nilai-nilai
peraturan tata tertib sekolah, bermain
kedisiplinan (Supriatna, 2011: 6).
handphone/laptop pada saat jam
yang
sangat
penting
membangun
Perilaku
negara
disiplin
sangat
pelajaran
berlangsung,
berbicara
penting ditanamkan kepada siswa
sendiri dengan teman saat jam
SMP Negeri 2 Semarang yang
pelajaran,
merupakan Rintisan Sekolah yang
berangkat sekolah, potongan rambut
Bertaraf
Sekolah
yang tidak sesuai dengan aturan,
Internasional.
datang
terlambat
Bertaraf
Internasional
merupakan
tidak memakai atribut lengkap saat
Sekolah
yang
memenuhi
upacara
seluruh
Standar
sudah
bendera,
dan
berbicara
dan
sendiri saat mengikuti pembelajaran
diperkaya dengan mengacu pada
dan upacara bendera. Pelanggaran
standar pendidikan salah satu negara
disiplin dalam proses pembelajaran
anggota Organization for Economic
dapat
Co-operational
bahan pelajaran oleh siswa, yang
(OECD)
Nasional
and
dan/atau
Development
negara
maju
lainnya yang mempunyai keunggulan
mengganggu
penguasaan
akhirnya dapat berdampak terhadap
penurunan prestasinya.
tertentu dalam bidang pendidikan
38
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Upaya untuk meningkatkan
kelas VII-D SMP Negeri 2 Semarang
kedisiplinan kepada siswa kelas VII-
dengan
D SMP Negeri 2 Semarang sudah
modeling dalam bimbingan klasikal.
dilakukan
dan
Kedisiplinan siswa adalah perilaku
konseling dengan berbagai macam
yang ditunjukkan oleh siswa dalam
cara,
mentaati dan menjalankan tata tertib
guru
seperti
bimbingan
memberi
layanan
menggunakan
teknik
orientasi, dan layanan informasi.
sekolah
Namun
tingkat
paksaanmaupun tekanan dari pihak
kedisiplinan siswa belum mencapai
luar (Shochib, 1998: 16; Tu’u, 2004:
standar yang ditentukan dan masih
31; Ekosiswoyo, 2000: 97). Ciri-ciri
harus ditingkatkan. Terkait belum
siswa
optimalnya
kedisiplinan
kedisiplinan meliputi: melaksanakan
siswa kelas VII-D SMP Negeri 2
tata tertib sekolah dengan baik,
Semarang, maka peneliti berupaya
menaati kebijakan-kebijakan yang
untuk menerapkan teknik modeling
berlaku di sekolah, dan mampu
dalam bimbingan klasikal sebagai
mengendalikan diri (Wijaya dan
salah
Rusyam, 1991: 18-19).
demikian,
tingkat
satu
meningkatkan
alternatif
untuk
kedisiplinan
siswa
tanpa
yang
adanya
menunjukkan
Pembinaan kedisiplinan pada
sehingga dapat menjadi siswa yang
siswa
berkarakter dan berwawasan global.
rambu berikut: kedisiplinan harus
Masalah pokok yang diteliti adalah
merupakan petunjuk atau pegangan
bagaimanakah
bagi tingkah laku siswa, kedisiplinan
meningkatkan
perlu
harus
Negeri
sangsi negatif, kedisiplinan baiknya
Semarang
menggunakan
dalam
teknik
bimbingan
dengan
sangsi
rambu-
kedisiplinan siswa kelas VII-D SMP
2
disertai
dipedomani
modeling
dikaitkan
klasikal?
imbalan/penghargaan,
khususnya
dengan
dan
Sedangkan tujuan dari penelitian
kedisiplinan harus konsisten (Riberu
yang hendak dikaji adalah untuk
dalam Rusdinal dan Elizar, 2005:
mendeskripsikan
135). Ada empat unsur penting
bimbingan dan
meningkatkan
upaya
guru
konseling dalam
kedisiplinan
siswa
dalam
penerapan
disiplin
yaitu:
aturan, hukuman, ganjaran (hadiah),
39
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
dan konsistensi yang masing-masing
behavioral yang dijadikan sebagai
dijelaskan
media untuk belajar secara langsung
sebagai
berikut:
(1)
Aturan merupakan elemen penting
atau
dalam
kedisiplinan
melalui suatu bantuan bimbingan
peserta didik. Aturan merupakan
bagi siswa yang berjumlah antara 20-
suatu tuntutan terhadap siswa untuk
25 orang melalui kegiatan klasikal
berperilaku sesuai dengan batas-
yang disajikan secara sistematis,
batas yang digariskan. (2) Hukuman
bersifat preventif dan memberikan
merupakan
tidak
pemahaman diri dan pemahaman
siswa.
tentang orang lain yang berorientasi
Penerapan hukuman dimaksudkan
pada bidang belajar, pribadi, sosial
agar
dan
pembinaan
stimulus
menyenangkan
siswa
yang
bagi
dapat
menghentikan
tidak
langsung
karier
(simbolis)
dengan
tujuan
perilaku-perilaku yang tidak dapat
menyediakan informasi yang akurat
diterima oleh kelompok sosialnya.
dan dapat membantu siswa untuk
(3) Ganjaran (hadiah) merupakan
merencanakan
stimulus yang diberikan pada siswa
keputusan dalam hidupnya serta
yang menunjukkan perilaku yang
mengembangkan potensinya secara
diharapkan dan dicapainya prestasi
optimal dan merubah tingkah laku
tertentu.
yang tidak sesuai (Gunarsa, 2004:
(4)
Konsistensi
diperlukan
dalam
amat
penerapan
pengambilan
220; Winkel dan Hastuti, 2006:561).
kedisiplinan kepada siswa. Alasan
Prosedur yang digunakan dalam
pentingnya
konsistensi
karena
teknik
konsisten
mempunyai
nilai
konsistensi
dapat
pendidikan,
modeling
langsung
yaitu
untuk mengajarkan tingkah laku
yang
dikehendaki
yang
oleh
siswa
meningkatkan motivasi, konsistensi
hendaknya
membuat siswa menghargai aturan
melalui
dan figur otoritas (Rusdinal dan
konselor sendiri, guru, atau teman
Elizar, 2005: 135).
sebaya yang dilaksanakan secara
Teknik
modeling
dalam
klasikal.
dimiliki
atau
contoh
langsung
Modeling
dari
simbolis,
bimbingan klasikal adalah suatu
modelnya disajikan melalui material
teknik
tertulis, rekaman audio atau video,
dalam
model
konseling
40
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
film atau slide yang disajikan secara
pelanggaran peraturan. Dari hasil
klasikal.
penelitian Astutik (2007) dan Yunica
Modeling
langsung
tahap
(2010) penggunaan teknik modeling
kegiatan, yaitu: (a) menyuruh siswa
dalam pembelajaran dapat mengubah
memperhatikan
perilaku siswa ke arah positif.
dilakukan
melalui
empat
apa
yang
akan
Sebagai
dipelajari, (b) memilih model yang
implementasi
serupa dengan siswa dan dengan
pendidikan karakter yang terintegrasi
orang
dalam bimbingan dan konseling,
yang
dapat
mendemonstrasikan
tingkah
laku
guru
bimbingan
dan
konseling
(c)
dapatmenggunakan teknik modeling
mendemontrasikan model, dan (d)
dalam bimbingan klasikal yang tepat.
menyuruh siswa merangkum apa
Hal ini diasumsikan akan dapat
yang dilihat setelah demonstrasi.
meningkatkan
Modeling simbolis dilakukan melalui
merubah sikap belajar siswa ke arah
langkah-langkah:
positif yakni melaksanakan tata tertib
yang
dipelajari,
(a)
menentukan
kedisiplinan,
sifat-sifat dari pengguna model, (b)
sekolah
tingkah laku tujuan yang menjadi
kebijakan-kebijakan yang berlaku di
model, (c) menyiapkan media yang
sekolah, dan mampu mengendalikan
akan digunakan, (d) menyajikan
diri.
Untuk
model, dan (e) mengetes model di
perlu
didukung
lapangan
(Cormier dan Cormier
bimbingan dari guru bimbingan dan
dalam Abimanyu dan Manrihu, 2009:
konseling yang tepat dan didukung
50-51).
olehi
Menurut
Thohir
dkk
keteladanan
hasil
penelitian
(1998)
diperlukan
untuk
pembentukan
kesadaran berperilaku disiplin. Hasil
penelitian Susilo (2011) menegaskan
bahwa
untuk
kedisiplinan
peraturan
pengembangan
diperlukan
dan
sanksi
adanya
terhadap
dengan
baik,
dan
menaati
penyelenggaraannya
dengan
kebijakan
sekolah
strategi
yang
memberikan jam khusus untuk guru
bimbingan dan
memberikan
konseling dalam
bimbingan
klasikal
kepada siswa.
Hipotesis
penelitian
ini
tindakan
adalah
dalam
dengan
menerapkan teknik modeling dalam
bimbingan
klasikal
dapat
41
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
meningkatkan
kelas
kedisiplinan
VII-D
SMP
siswa
Negeri
Semarang.
2
b. Pelaksanaan Tindakan 1
METODE PENELITIAN
Pada
Pendekatan yang digunakan
tahap
ini
berupa
dilakukan
dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan
pelaksanaan
tindakan bimbingan dan konseling.
bimbingan klasikal melalui teknik
Populasi penelitian adalah seluruh
modeling,
siswa kelas VII-D berjumlah 26
pengumpulan
orang. Prosedur penelitian tindakan
skala
bimbingan dan konseling ini merujuk
pengambilan
atau
data hasil posttest
dan
lembar
observasi.
Pembahasan
materi
pada model Kurt Lewin yang terdiri
bimbingan
klasikal
atas
pelaksanaan tindakan I dilaksanakan
empat
komponen
pokok
kedisiplinan,
pada
penelitian bimbingan dan konseling
secara langsung dan simbolis.
yakni:
b. Observasi, Refleksi, dan
perencanaan
(planning),
(acting),
pengamatan
tindakan
Evaluasi I
Tahap ini dilakukan untuk
(observing), dan refleksi (reflecting).
1. Siklus I
mengumpulkan
a. Perencanaan Tindakan 1
menganalisanya
untuk
dapat
kesimpulan
Masalah yang ditemukan akan
dibimbing
dengan
langkah-langkah
melakukan
perencanaan
tahap
diambil
penelitian
data-data
ini. Adapun
dan
kemudian
dari
indikator
keberhasilan bersumber pada hasil
tindakan, yaitu menyusun instrumen
posttest
penelitian berupa: satuan layanan
pemahaman siswa terhadap nilai-
bimbingan
nilai
dan
konseling
yang
kedisiplinan
mencerminkan
yang
telah
(SATLAN), media bimbingan dan
diberikan melalui bimbingan klasikal
konseling
dengan teknik modeling simbolis dan
untuk
pelaksanaan
simbolis
bimbingan
dan
pendukung
teknik
langsung
klasikal,
modeling
langsung
diharapkan
dapat
dalam
meningkatkan pemahaman nilai-nilai
skala
kedisiplinan yang diperoleh masing-
kedisiplinan, dan lembar observasi.
masing siswa. Hasil pengamatan
42
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
sikap dan perilaku siswa dalam
lembar
mengikuti bimbingan, keterampilan
materi bimbingan klasikal melalui
guru dalam mengelola bimbingan,
modeling simbolis dan langsung
dan hasil pengamatan sikap dan
pada tahap pelaksanaan tindakan II.
perilaku dalam mentaati tata tertib
b. Observasi, Refleksi, dan
sekolah.
observasi.
Pembahasan
Evaluasi II
Tahap ini dilakukan untuk
2. Pada Siklus II
dilakukan
mengumpulkan
perencanaan tindakan II, pelaksanaan
menganalisanya
untuk
tindakan II, observasi II, refleksi II,
dapat
kesimpulan
dan evaluasi II.
penelitian
a. Perencanaan Tindakan II
keberhasilan bersumber pada hasil
Pada
siklus
Berdasarkan
II
masalah
yang
diambil
data-data
ini. Adapun
posttest
yang
dan
kemudian
dari
indikator
mencerminkan
timbul dari hasil observasi, refleksi
pemahaman siswa terhadap nilai-
dan evaluasi tindakan I dilakukan
nilai kedisiplinan yang telah diberi
langkah-langkah
bimbingan klasikal dengan teknik
tindakan
II,
perencanaan
yaitu
menyusun
modeling
simbolis,
langsung,
instrumen penelitian berupa: satuan
partisipasi, tersembunyi dan kognitif,
layanan bimbingan dan konseling
diharapkan
(SATLAN), media bimbingan dan
pemahaman nilai-nilai kedisiplinan
konseling
yang
untuk
pelaksanaan
simbolis
pendukung
teknik
dan
modeling
langsung,
skala
dapat
diperoleh
meningkatkan
masing-masing
siswa. Hasil pengamatan sikap dan
perilaku
siswa
dalam
mengikuti
kedisiplinan, dan lembar observasi.
bimbingan, keterampilan guru dalam
b. Pelaksanaan Tindakan II
mengelola bimbingan,
Pada
tindakan
tahap
II
ini
berupa
dilakukan
pelaksanaan
bimbingan klasikal melalui teknik
pengamatan
sikap
dan
dan
hasil
perilaku
dalam mentaati tata tertib sekolah.
3. Analisis Data
modeling simbolis dan langsung,
Analisis data dalam penelitian
pengambilan atau pengumpulan data
tindakan bimbingan dan konseling
hasil posttest skala kedisiplinan, dan
ini menggunakan analisis kuantitatif
43
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
dan kualitatif. Hasil perhitungan
dari penelitian ini adalah sebagai
dikonsultasikan dengan tabel kriteria
berikut: 85% siswa kelas VII-D SMP
deskriptif
yang
Negeri 2 Semarang memiliki tingkat
dikelompokkan dalam lima kategori,
kedisiplinan sangat tinggi, terjadi
yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
perubahan sikap dan perilaku siswa
rendah, dan sangat rendah. Hasil
dalam mengikuti bimbingan klasikal
observasi dianalisis menggunakan
dengan
menggunakan
teknik
modeling
yang
persentase,
deskriptif
kualitatif
yang
ditandai
teknik
dengan
digambarkan dengan kata-kata atau
aktivitas peserta didik minimal baik,
kalimat, dipisah-pisahkan menurut
dan guru bimbingan dan konseling
kategori
terampil
untuk
memperoleh
kesimpulan.
mengelola
proses
bimbingan klasikal melalui teknik
Adapun indikator keberhasilan
modeling.
HASIL PENELITIAN
diperoleh
data
perolehan
skor
1. Siklus I
tertinggi
128,
perolehan
skor
a. Paparan
Hasil
Skala
Kedisiplinan Siswa
terendah 99, dan rata-rata perolehan
skor adalah 114,6. selengkapnya
Berdasarkan hasil analisis data
dapat dibaca pada tabel distribusi
penelitian siklus I mengenai hasil
frekuensi bergolong sesuai dengan
skala kedisiplinan melalui teknik
kategori kedisiplinan siswa sebagai
modeling dalam bimbingan klasikal
berikut:
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Bergolong Skala Kedisiplinan Siklus I
Kelas Interval Frekuensi Persentase (%)
Kategori
114,6-136
14
53,8%
Sangat Tinggi
95,6-114,5
12
46,2%
Tinggi
74,6-95,5
Sedang
54,6-74,5
Rendah
34,6-54,5
Sangat Rendah
Jumlah
26
100%
44
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Dari tabel di atas menunjukkan
bahwa
perolehan
hasil
skala
bersemangat
jika
dengan kondisi awal sebelum teknik
kedisiplinan siswa melalui teknik
modeling
modeling dalam bimbingan klasikal,
bimbingan klasikal.
digunakan
dalam
Kemajuan juga terlihat dalam
53,8% siswa berada pada kategori
53,8% sangat tinggi, dan 46,2%
hal
tinggi.
mengemukakan
Adapun rata-rata hasil skala
dibandingkan
keberanian
mulai
siswa
ketika
pendapat.
berani
Siswa
mengemukakan
kedisiplinan siswa siklus I melalui
pendapatnya, hal ini terlihat dari
teknik modeling dalam bimbingan
keaktifan siswa bertanya tentang
klasikal
dan
materi yang disampaikan melalui
kedisiplinan yang sangat tinggi baru
bimbingan dengan teknik modeling
mencapai 53,8%. Potret kedisiplinan
simbolis, dan langsung. Siswa juga
siswa belum mencapai tujuan yang
tidak
diharapkan
pertanyaan,
sebesar
konseling
guru
yang
114,6
bimbingan
tertuang
dan
dalam
malu
berusaha
lagi
setiap
menjawab
siswa
menjawab
selalu
pertanyaan
indikator kinerja > 85% dari jumlah
dengan benar tanpa malu-malu lagi.
siswa
Keberanian
dalam
kelas
yang
telah
siswa
juga
semakin
memiliki kedisiplinan sangat tinggi,
terlihat ketika harus tampil di depan
sehingga perlu dilaksanakan siklus
kelas, mereka berani tampil untuk
II.
menjadi model bagi teman-temannya
b. Observasi Proses Bimbingan
secara
menceritakan
Klasikal
Hasil observassi pada siklus I
bergantian
untuk
kelebihan-kelebihan
yang dimilikinya di depan kelas.
diperoleh gambaran tentang sikap
Dari sudut guru bimbingan dan
dan perilaku perihal kesungguhan
konseling kemampuan melaksanakan
siswa. Perhatian siswa mulai terpusat
bimbingan
pada bimbingan walaupun belum
peningkatan
maksimal.
signifikan.
Sedangkan
semangat
klasikal
mulai
walaupun
Guru
sudah
ada
belum
mulai
siswa dalam mengikuti bimbingan
mengelola ruang, fasilitas, strategi,
mulai
interaksi dengan siswa, dan evaluasi
meningkat.
Siswa
lebih
45
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
untuk
bendera mulai meningkat. Siswa
pengelolaan waktu masih belum
lebih menghayati upacara bendera
dapat
terlaksana
efektif,
dan tenang, masing-masing siswa
karena
guru
terbiasa
bisa
dengan
baik.
Namun
dengan
belum
menggunakan
model
bimbingan
menahan
diri
untuk
berbicara sendiri saat
tidak
mengikuti
klasikal dengan teknik modeling.
upacara bendera. Kemajuan juga
Kesan
dalam
terlihat dalam hal pemakaian atribut
melaksanakan bimbingan klasikal
sekolah pada saat mengikuti upacara
masih sedikit kaku, kurang luwes
bendera,
dan belum terlalu peka terhadap
pengamatan peneliti
kondisi siswa.
siswa yang tidak memakai atribut
b. Observasi Kehadiran dan
seragam lengkap.
umum
guru
dimana
tercatat
dalam
hanya dua
2. Siklus II
Upacara Bendera
Hasil observasi pada siklus I
diperoleh gambaran tentang sikap
a. Paparan Hasil Skala
Kedisiplinan Siswa
masuk
Berdasarkan hasil analisis data
upacara
penelitian siklus II mengenai hasil
bendera. Kehadiran siswa mulai
skala kedisiplinan melalui teknik
meningkat dimana yang dulunya
modeling dalam bimbingan klasikal
dalam satu bulan ada lima siswa
diperoleh
data
perolehan
skor
yang
tertinggi
136,
perolehan
skor
dan
perilaku
sekolah
dan
kehadiran
mengikuti
terlambat
masuk
sekolah,
bimbingan
terendah 115, dan rata-rata perolehan
klasikal dengan teknik modeling
skor adalah 125,4. Selengkapnya
tercatat dalam daftar hadir dan
dapat dibaca pada tabel distribusi
pengamatan peneliti yang terlambat
frekuensi bergolong sesuai dengan
hanya tinggal dua siswa yang datang
kategori kedisiplinan siswa sebagai
terlambat. Sedangkan kehikmatan
berikut:
setelah
siswa
mendapatkan
dalam
mengikuti
upacara
46
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Bergolong Skala Kedisiplinan Siklus II
Kelas Interval
114,6-136
95,6-114,5
74,6-95,5
54,6-74,5
34,6-54,5
Jumlah
Frekuensi
26
26
Persentase (%)
100%
100%
Dari tabel di atas menunjukkan
bahwa
perolehan
hasil
skala
kedisiplinan siswa melalui teknik
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
b. Observasi Proses Bimbingan
Klasikal
Hasil
observasi
siklus
peningkatan
II
modeling dalam bimbingan klasikal,
menunjukkan
100% siswa berada pada kategori
cukup
sangat tinggi.
siswa dalam mengikuti bimbingan
signifikan.
yang
Kesungguhan
Adapun rata-rata hasil analisis
klasikal lebih meningkat. Perhatian
skala kedisiplinan siswa siklus II
siswa secara penuh tertuju pada
melalui
dalam
materi bimbingan. Semangat siswa
bimbingan klasikal sebesar 125,4 dan
lebih meningkat, semua mengikuti
kedisiplinan sangat tinggi sudah
bimbingan dengan penuh semangat,
mencapai 100%. Potret kedisiplinan
tidak ada yang malas atau kurang
siswa telah mencapai tujuan yang
bersemangat
diharapkan
bimbingan klasikal.
konseling
teknik
guru
yang
modeling
bimbingan
tertuang
dan
dalam
dalam
mengikuti
Keberanian
siswa
indikator kinerja > 85% dari jumlah
mengemukakan
pendapat
siswa telah memiliki kedisiplinan
semakin meningkat. Siswa sudah
sangat tinggi, sehingga penelitian
berani
dinyatakan berhasil, maka tidak perlu
mengomentari suatu hal atau pun
dilaksanakan siklus berikutnya.
mengungkapkan
mengungkapkan
juga
pendapat,
ide-idenya.
Keberanian lain yang juga semakin
meningkat
yaitu
keberaniannya
menjawab pertanyaan. Peningkatan
47
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
juga terlihat pada kemampuan siswa
memahami
untuk tampil di kelas. Masing-
Perilaku disiplin siswa meningkat
masing
siswa
dan kualitas guru bimbingan dan
dengan
sebaik-baiknya.
berusaha
tampil
materi
bimbingan.
konseling
dalam
proses bimbingan dapat berlangsung
bimbingan
meningkat.
dengan
antara guru bimbingan dan konseling
lancar,
Sehingga
aktif,
kreatif,
yang
cukup
dinamis,
harmonis,
signifikan juga terjadi pada guru
menyenangkan.
bimbingan dan konseling sebagai
c. Observasi
fasilitator
Kualitas
pelayanan
guru
konseling
bimbingan.
bimbingan
dalam
Sehingga
dan siswa terjalin hubungan yang
bermakna, dan menyenangkan.
Perubahan
melaksanakan
dan
melaksanakan
dan
Kehadiran
dan
Mengikuti Upacara Bendera
Hasil observasi pada siklus II
menunjukkan
peningkatan
yang
meningkat
signifikan. Kehadiran siswa pada
sebelumnya.
siklus II mencapai 100%, dalam
Guru bimbingan dan konseling lebih
catatan pengamatan peneliti tidak
tenang, dapat menciptakan suasana
ada siswa yang terlambat. Sedangkan
pembelajaran yang efektif, terkesan
kehikmatan siswa dalam mengikuti
luwes, dan dapat menguasai kelas,
upacara bendera semakin baik. Siswa
mengelola
menggunakan
semakin menghayati dan tenang,
model pembelajaran, dan strategi
masing-masing siswa bisa menahan
dengan tepat.
diri untuk tidak berbicara sendiri saat
bimbingan
lebih
dibandingkan
siklus
ruang,
Hal
yang
lebih
mengikuti
upacara
bendera.
menggembirakan lagi guru terkesan
Kemajuan juga terlihat dalam hal
lebih
bergairah
pemakaian atribut sekolah pada saat
bimbingan
mengikuti upacara bendera, dimana
kreatif,
lebih
menyelenggarakan
klasikal, membawa suasana kelas
semua
menjadi menjadi hidup. Dengan
lengkap pada saat mengikuti upacara
suasana
bendera.
ternyata
kelas
siswa
yang
lebih
demikian
siswa
memakai
atribut
mudah
48
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
siswa. Perilaku disiplin siswa dapat
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui
bahwa
terdapat
peningkatan
kedisiplinan
terlihat dari ketertiban mengikuti
upacara
bendera,
kemampuan
siswa
mengendalikan diri baik pada saat
dalam
mengikuti
bimbingan
bimbingan klasikal. Hal tersebut
maupun
pembelajaran,
diindikasikan dari perolehan rata-rata
meningkatnya
siklus I (114,5) dan siklus II (125,4).
kehadiran siswamasuk sekolah yakni
Sedangkan pencapaian ketuntasan
dengan tidak adanya siswa yang
belajar individu pada siklus I sebesar
datang
53,8% dan siklus II sebesar 100%
mendapatkan
sehingga
melalui teknik modeling.
melalui
teknik
modeling
indikator
keberhasilan
Penggunaan teknik modeling
dalam
bimbingan
klasikal
yang
terlambat
(2009)
setelah
bimbingan
bahwa
klasikal
tujuan
teknik
modeling dalam bimbingan klasikal
adalah
modeling
menirukan
menggunakan
waktu
pendapat Abimanyu dan Manrihu
digunakan peneliti meliputi teknik
langsung
dan
Hal tersebut sejalan dengan
penelitian tindakan bimbingan dan
konseling ini selesai pada siklus II.
ketepatan
klasikal
siswa
dapat
tingkah
belajar
laku
yang
model yang nyata dan modeling
dilihatnya sesuai dengan lingkungan
simbolis
melalui
yang seharusnya melalui kegiatan
material video dan film. Terjadinya
klasikal. Selain itu tujuan modeling
hipotesis tindakan dalam penelitian
adalah untuk mengajarkan siswa
ini membuktikan bahwa penerapan
tingkah
teknik modeling dalam bimbingan
mempengaruhi sikap dan nilai-nilai
klasikal
dan
yang
disajikan
dapat
meningkatkan
laku
mengajarkan
yang
sesuai,
keterampilan-
Disamping
keterampilan sosial melalui simbol
terdapat perubahan pemahaman dan
atau gambar dari benda aslinya yang
pola
siswa
disajikan secara klasikal. Dengan
penerapan
demikian hasil penelitian tindakan
juga
mampu
bimbingan dan konseling ini dapat
perilaku
disiplin
dijadikan rujukan oleh peneliti lain
kedisiplinan
pikir
terhadap
model
siswa.
lebih
positif
kedisiplinan,
tersebut
meningkatkan
49
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
yang
hendak
menelaah
dan
menindak kritisi sebagai fenomena
dalam
hal
inovasi
pelayanan
bimbingan dan konseling.
aktual bidang pendidikan khususnya
mengikuti pembelajaran dan upacara
SIMPULAN
bendera
semakin
yang telah dilaksanakan, maka dapat
sehingga
tingkat
ditarik
siswamengikuti
Berdasarkan hasil penelitian
simpulan
bahwa
melalui
teknik modeling dalam bimbingan
meningkat,
keterlambatan
pembelajaran
menjadi sangat rendah.
klasikal terbukti dapat meningkatkan
kedisiplinan siswa kelas VII-D SMP
Negeri 2 Semarang. Hal tersebut
ditandai dari ketercapaian indikator
keberhasilan
penelitian
tindakan
bimbingan dan konseling dan adanya
peningkatan rata-rata kedisiplinan
dari siklus I sebesar 114,6 dan 125,4
pada siklus II. Sedangkan untuk
pencapaian
kedisiplinan
sangat
tinggi, siklus I sebesar 53,8% dan
siswa
dalam
mengikuti proses bimbingan klasikal
juga terlihat semakin meningkat dari
rata-rata sedang menjadi baik bahkan
baik sekali. Aktivitas guru semakin
meningkat yakni mampu mengelola
proses bimbingan klasikal lebih aktif,
inovatif,
kreatif,
menyenangkan.
perilaku
disiplin
efektif,
Demikian
siswa
Berdasarkan simpulan diatas,
maka peneliti mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Bagi siswa, hendaknya dapat terus
menjaga dan meningkatkan nilainilai pangkal tolak pengembangan
karakter
khususnya
dan
juga
dalam
nilai-nilai
kedisiplinan sekolah.
2. Bagi
guru
konseling,
siklus II sebesar 100%.
Aktivitas
SARAN
bimbingan
hendaknya
dan
lebih
memiliki komitmen yang tinggi
dalam
menjalankan
tugasnya
dengan
melaksanakan
tugas
pokok
secara
profesional,
mengkaji
dan
menerapkan
berbagai
inovasi
pelayanan
bimbingan dan konseling secara
variatif
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan nilai-nilai pangkal
tolak
pengembangan
karakter
khususnya nilai-nilai kedisiplinan.
50
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
3. Bagi
Kepala
Pengawas
Sekolah
Sekolah,
dan
hendaknya
siswa
dengan
penelitian dalam bidang khasanah
lebih mengintensifkan perannya
keilmuan
sebagai
konseling.
supervisor
bimbingan
memiliki
dan
guru
konseling
motivasi
menerapkan
bimbingan
agar
dalam
model-model
yang
melakukan
5. Bagi
bimbingan
pemerintah,
dan
hendaknya
menjadikan hasil penelitian yang
telah
dilaksanakan
sebagai
bermakna.
landasan
dalam
pemberian
kurikulum
pendidikan
mengikuti
yang terintegratif dengan layanan
penataran, bintek, workshop, dan
bimbingan dan konseling, untuk
sejenisnya
mewujudkan layanan pendidikan
Selebihnya,
kesempatan
untuk
kepada
guru
bimbingan dan konseling perlu
sekolah
mendapat perhatian.
berkualitas
4. Bagi peneliti, hendaknya dapat
berkesinambungan
dengan
memberikan
kontribusi
modeling
rangka pengembangan karakter
Daftar Pustaka
Abimanyu, Soli & Manrihu, Thayeb.
2009.
Tehnik
dan
Laboratorium KonselingII.
Makassar: Badan Penerbit
UNM.
Astutik, Endang. 2007. Efektivitas
Teknik Modeling Simbolis
dalam
Meningkatkan
Aktivitas
Pembelajaran
pada Siswa Kelas V SDN
Sekaran 01 Gunungpati.
Tesis. Universitas Negeri
Semarang (5 Desember
2011).
sekolah
bermutu
dalam
dan
rangka
mengembangkan karakter siswa
secara
dalam
yang
menyusun
menggunakan
dalam
teknik
bimbingan
klasikal.
Depdiknas.
2007.
Pedoman
Penjaminan
Mutu
Sekolah/Madrasah Bertaraf
Internasional pada Jenjang
Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: BPP
Depdiknas
Ekosiswoyo, Rasdi dan Rachman,
Maman. 2000. Manajemen
Kelas. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Gunarsa,
D.
Singgih.
2004.
Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta: Gunung Mulia.
51
2014
ISSN 2406-8691
Rusdinal
dan
Elizar.
2005.
Pengelolaan
Kelas
di
Taman
Kanak-Kanak.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional.
Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh
Orang Tua untuk Membantu
Anak
Mengembangkan
Disiplin
Diri.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Supardi, Suharsimi A, Suhardjono.
2006. Penelitian Tindakan
Kelas.
Jakarta:
Bumi
Aksara.
Supriatna, Mamat. 2011. Pendidikan
Budaya
dan
Karakter
Bangsa Suatu Analisis
Implementatif.
Bandung:
Jurusan
Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan
Universitas
Pendidikan
Bandung
dan
Dikti
Kemendiknas.
Susilo, Ari Priyo. 2011. Kedisiplinan
Mahasiswa
dalam
Berlalulintas di Kampus
(Penelitian Deskriptif pada
Mahasiswa
Universitas
Negeri Semarang). Tesis.
Universitas
Negeri
Semarang (5 Desember
2011).
Volume 1 Nomor 1, Oktober
Thohir dkk. 1998. Penelitian tentang
Tingkat Kedisiplinan Anak
di Pemukiman Kumuh
Semarang.
Semarang:
Universitas Diponegoro (5
Desember 2011).
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin
pada Perilaku dan Prestasi
Siswa. Jakarta: Grasindo.
Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 Thn 2003 tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional. 2007. Jakarta:
Sinar Grafindo.
Wijaya, Cece dan Tabrani Rusyam.
1991. Kemampuan Dasar
Guru dalam Proses Belajar
Mengajar.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Winkel, W.S. dan Sri Hastuti, M.M.
2006.
Bimbingan
dan
Konseling
di
Institusi
Pendidikan.
Yogyakarta:
Media Abadi.
Yunica,
Anggraeni.
2010.
Peningkatan Kemampuan
Menulis
Pengalaman
Pribadi melalui Teknik
Modeling
dengan
Pendekatan
Kontekstual
pada Siswa Kelas VII C
SMP Negeri 1 Ulujami
Tahun Ajaran 2009/2010.
Skripsi.
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
(5 Desember 2011).
52
2014
Download