BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam
2.1.1.1 Hakikat IPA
Pada hakikatnya IPA adalah produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap
ilmiah. Menurut Carin dan Sund(1993)pada buku metodologi pembelajaran IPA
hal (24) IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur dan
berupa kumpulan data dari hasil observasi, pengukuran dan penarikan.
Ada tiga istilah yang terlibat dalam ini yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan
“alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui manusia dalam
hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang di miliki oleh manusia. Pengetuan
tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan alam sekitar manusia itu
hidup contoh pengetahuan yang di miliki manusia pengetahuan alam berarti
pengetahuan tentang alam semesta besrta isinya. Ilmu adalah pengetahuan alami
pengetahuan yang di peroleh secara alami oleh manusia, artinya di peroleh secara
alami buka di buat-buat, ilmu adalah rasional artinya masuk akal, logis atau dapat
di terima akal sehat. IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.
IPA juga diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan
pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai
produk diartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan yang diajarkan dalam
sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau
desimenasi pengetahuan.IPA juga di pandang sebagai cara berfikir dalam
pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai penyelidikan terhadap gejala
alam dan sebagai batang tumbuh pengetahuan yang di hasilkan dari inkuiri.
Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem, yaitu sistem
pembelajaran IPA, sebagaimana sitem-sistem lainnya terdiri atas komponen
masukan pembelajaran. Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponenkomponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai
yujuan yang berbentuk kompetensi yang telah di tetapkan. Tugas utama guru IPA
7
8
adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri
atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk
mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains,
dan sebagai aplikasi, teori IPA akan melahirkan teknoligi yang dapat memberikan
kemudahan bagi kehidupan. Sains sebagai proes merupakan langkah-langkah
yang ditempuh para ilmuan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari
penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data,
menganalisis dan terakhir menyimpulkan. Secara umum IPA meliputi tiga bidang
ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia, merupakan salah satu cabang dari IPA,
dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi,
perumusan
masalah,
penyusunan
hipotesis,
pengujian
hipotesis
melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat di
katakana bahwa hakikatnya IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang
dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah
yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori
yang berlaku.
Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa, IPA merupakan
suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari serangkaian proses pembelajaran
melalui penemuan, pengalaman, dan gejala-gejala alamnya yang dibangun atas
dasar pemikiran ilmiah yang terdapat atas komponen pembelajaran berupa
konsep, prinsip, dan teori yang berlaku. IPA juga merupakan ilmu yang memiliki
karateristik yang khusus yaitu mempelajari fenomena alam baik berupa kenyataan
atau kejadian dan hubungan sebab akibat.
2.1.1.2 Ruang Lingkup IPA
Menguntip tulisan dalam standar isi di Permendiknas no 22 tahun 2006, di
sebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
9
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan.
b. Benda/materi, sifat-sifatnya dan kegunaannya.
c. Energi dan perubahannya.
d. Bumi dan alam semesta.
2.1.1.3 Tujuan Pengajaran IPA
Dalam standar isi di Permendiknas no 22 tahun 2006, disebutkan bahwa mata
pelajaran IPA di SD/MI bertujuan untuk:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang dapat
di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tau, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengarui.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
e. Untuk meningkatkan sesadaran manusia dalam berperan serta memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan.
f. Untuk meningkatkan kesadaran menghargai alam sebagai salah satu ciptaan
Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA untuk masa
yang akan datang.
Adapun Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan Nasional
Standar Pendidikan (BSNP,2006), adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam.
2.1.1.4 Manfaat Pengajaran IPA
Adapun manfaat mempelajari IPA yang dikemukakan oleh UNESCO yang
diikuti Asri Budiningsih (2002:47)sebagai berikut:
a. IPA menolong siswa untuk dapat berfikir secara logis terhadap kejadian-kejadian
sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang dihadapi.
10
b. Aplikasi IPA dalam teknologi dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Dunia semakin berorientasi pada kehidupan dan teknologi melalui IPA siswa
memperoleh bekal yang sangat penting.
d. Jika IPA diakarkan dengan baik akan menghasilkan pola piker siswa yang baik.
e. Melalui IPA secara positif membantu siswa untuk dapat mempelajari mata
pelajaran lain terutama bahasa dan matematika.
f. Karena sifat-sifat anak yang selalu tertarik dengan lingkungnnya, melalui IPA
potensi anak akan dikembangkan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPA
mempunyai manfaat untuk menanam sikap ilmiah pada nilai positif melalui
peoses IPA dalam memecahkan masalah. Siswa akan tertarik dengan lingkungan
dan siswa akan mengenal serta dapat memanfaatkan teknologi sederhana dari
aplikasi IPA.
2.1.2 Model Inkuiri Terbimbing
2.1.2.1 Pengertian Model Inkuiri
Ahmadi dalam Ismawati (2007: 35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari
kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan,
dan inkuiri berarti penyelidikan.
Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses pembelajaran dimana guru
menyediakan unsur-unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian meminta
pelajar membuat generalisasi, menurut Sanjaya (2008: 200) pembelajaran inkuiri
terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya
guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.
Inkuiri terbimbing merupakan proses pembelajaran berdasarkan penemuan
dan pencarian melalui proses berpikir secara sistematis, dimana guru memimpin
murid-murid dengan tahapan-tahapan yang benar, mengijinkan adanya diskusi,
menanyakan pertanyaan yang menuntun, dan memperkenalkan ide poko bila
dirasa perlu. Ini merupakan kerja sama yang semakin menyenangkan karena hasil
akhirnya dapat diperoleh (Udin Syaefudin Sa’ud, 2009: 169 dan Evan M.
Maletsky, 2004: 15)
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan model inkuiri terbimbing
merupakan suatu proses pembelajaran yang mana guru juga berperan aktif dalam
11
membimbing siswa untuk dapat berfikir kritis secara sistematis dan dapat
menyimpulkan penemuan atau pendapatanya dengan percaya diri dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2.1.2.2 Langkah-langkah Model inkuiri Terbimbing
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing mengabdosi tahapan model
inkuiri menurut Sanjaya, Wina (2006:201) dalam buku strategi pembelajaran
pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa agar berfikir memecahkan
masalah.
b. Merumuskan masalah
Pada tahap ini siswa dihadapkan dengan suatu persoalan yang mengundang tekateki. Persoalan yang diberikan bersifat menantang siswa untuk berfikir
memecahkan teka-teki tersebut. Dikatakan teka teki dalam merumuskan masalah
karena setiap masalah tentu ada jawabannya. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam strategi inkuiri.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan
atau potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimiiki sejak individu
itu lahir. Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk
menebak dari suatu permasalahan. Oleh karena itu potensi untuk
mengembangkan kemampuan untuk menebak pada setiap individu harus dibina.
d. Mengumpulkan data
Pada tahap ini adalah proses aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesisi. Dalam strategi pembelajaran inkuiri ini pengumpulan
data merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Oleh karena itu tugas guru adalah mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat
mendorong siswa agar berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji hipotesis
Dalam tahap ini adalah proses menentukan jawaban yang bisa diterima dan sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Yamng terpenting dalam tahap ini adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan. Kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggung jawabkan.
12
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan proses menjabarkan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan adalah titik tumpu dalam
proses pembelajaran.
2.1.2.3 Kelebihan Model Inkuiri Terbimbing
Menurut Sanjaya, Wina (2006:208) dalam buku strategi pembelajaran
mengemukakan bahwa inkuiri memiliki kelebuhan, yaitu:
a. Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga strategi ini dianggap lebih bermakna dalam pembelajaran.
b. Inkuiri ini member kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
c. Inkuiri ini merupakan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar merupakan perubahan tingkah laku.
d. Strategi pembelajaran inkuiri ini adalah strategi pembelajaran dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2.1.2.4 Kelemahan Model Inkuiri Terbimbing
Menurut Wina sanjaya(2006:208) mengemukakan bahwa inkuiri memiliki
kelemahan, yaitu:
a. Strategi inkuiri ini jika diterapkan dalam pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Dalam penerapan memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit
menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama criteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi belajar, maka inkuiri akan sulit di terapkan oleh guru.
2.1.3
Lembar Kerja Siswa
2.1.3.1. Pengertian LKS
Dalam pedoman pengembangan bahan ajar (Diknas, 2004). Lembar kerja
siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk
melaksanakan kegiatan yang terpogram.
Menurut Trianto,(2007:73), LKS merupakan media pembelajaran yang
berlandasan atas tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dan berfungsi untuk
13
mengembangkan ketrampilan berfikir siswa. Lembar kerja siswa merupakan
pedoman pembelajaran bagi peserta didik berisi soal-soal yang berfungsi untuk
pengembangan berfikir kreatif peserta didik dan meningkatkan kreatifitas peserta
didik. Dalam penulisan dalam LKS harus memperhatikan kreteria penulisan yang
akan mudah di pahami ketika peserta didik membaca LKS tersebut, penulisan
dalam LKS harus memperhatikan isi pesan dari LKS, pembelajaran yang ada di
dalam LKS tidak boleh menyimpang dari pembelajaran.
LKS juga merupakan bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan sebagian alat yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Maka dari itu
LKS tidak dimaksud untuk menggantikan guru, guru masih mempunyai peran
menjadikan suasana pembelajaran menjadi aktif dengan cara mengatur agar hasil
belajar siswa sesuai dengan apa yang di harapkan dan guru masih harus
mengajkan pertanyaan tambahan kepada siswa berkemampuan lebih serta
menyederhanakan pertanyaan bagi siswa yang berkemampuan di bawah rata-rata.
LKS
juga
merupakan
bimbingan
belajar
untuk
peserta
didik
menumbuhkan kreatifitas peserta didik dengan LKS yang inovatif dan kreatif
maka peserta didik akan secara alami akan menumbuhkan kreatifitas dalam
belajar peserta didik dan juga di sajikan semenarik mungkin agar peserta didik
tertarik untuk menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKS tersebut, dengan
ketertarikan peseta didik maka peserta didik akan tertarik mengerjakan soal-soal
yang ada dalam LKS.
Lembar Kerja Siswa bukan hanya bimbingan untuk peserta didik tetapi
juga bimbingan untuk guru untuk mengenalkan materi baru yang akan di ajarkan
dan memudahkan guru dalam proses pembelajaran.
Fungsi LKS adalah untuk menyusun materi yang sesuai dengan dengan
tujuan yang ingin di capai dalam proses pembelajaran, (a)untuk menyususn
langkah-langkah belajar untuk memudahkan dalam proses pembelajaran bagi
peserta didik dan juga memudahkan bagi guru untuk memudahkan dalam
menjelaskan materi yang akan di sampaikan untuk peserta didik, (b) untuk
memberikan tugas tambahan untuk peserta didik dalam belajar secara terpadu, (c)
untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan kreatifitas, ketrampilan proses
14
pada peserta didik sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan, (d) dan untuk
membantu menambah informasi tentang konsep yang di pelajari melalui kegiatan
belajar siswa secara sistematis dan terpogram.
Menjelaskan bahwa LKS merupakan bimbingan guru dalam pembelajaran
yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu
memperhatikan kriteria, kreteria tersebut harus memenuhi berbagai syarat yaitu
syarat didaktik, syarat kontstruksi, dan syarat teknik.
2.1.3.2 Ciri-ciri LKS
Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagai berikut:
a.
LKS hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak sampai seratus halaman.
b.
LKS dicetak sebagai bahan ajar spesifik untuk dipergunakan oleh tingkat
pendidikan tertentu.
c.
Di dalamnya terdiri uraian singkat pokok bahasan secara umum: rangkuman
pokok bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian.
2.1.3.3 Fungsi Penyusunan LKS
LKS berfungsi di antaranya sebagai berikut:
a.
Menyusun materi sesuai dengan tujuan yang di ingin di capai
b.
Menyusun langkah-langkah belajar untuk memudahkan proses belajar siswa
c.
Memberikan tugas belajar siswa secara terpadu.
2.1.3.4 Tujuan Penyusunan LKS
Dalam hal ini paling tidak ada 4 pokok yang tujuan penyusunan LKS,yaitu:
a.
Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan.
b.
Menyajikan tugas-tugas yang mengingatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan.
c.
Melatih kemandirian belajar peserta didik.
d.
Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
2.1.3.5 Manfaat LKS
Adapun bagi siswa penggunaan LKS bermanfaat untuk:
a.
Meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
15
b.
Melatih dan mengembangkan ketrampilan proses pada siswa sebagai dasar
penerapan ilmu pengetahuan.
c.
Membantu memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan
tersebut.
d.
Membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar siswa secara sistematis.
Manfaat secara umum dari penyusunan lembar kerja siswa adalah sebagai
berikut:
a.
Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran.
b.
Mengaktifkan peserta didik dalam proses mengajar.
c.
Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang
konsep yang dipelajari melalui kegiatan secara sistematis.
d.
Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan
dipelajari melalui kegiatan belajar.
e.
Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan secara sistematis.
f.
Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan
proses.
g.
Mengakifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.
2.1.3.6 Kelebihan LKS
a. Dari aspek penggunaan: merupakan media yang paling mudah. Dapat di
pelajari dimana saja dan kapan saja.
b. Dari aspek pengajaran: dibandingkan media pembelajaran jenis lain bisa
dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan
mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan
argumentasi yang realistis.
c. Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran: mampu memaparkan
kata-kata, angka-angka, notasi, gambar dua dimensi, serta diagram dengan
proses yang sangat cepat.
d. Dari aspek ekonomi: secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan
media pembelajaran.
16
2.1.2.7 Kelemahan LKS
a.
Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear,
tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan.
b.
Sulit memberikan bimbingan kepada pembaca yang mengalami kesulitan
memahami bagian-bagian tertentu.
c.
Sulit memberikan tugas umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang
memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan
jawaban yang kompleks dan mendalam.
d.
Tidak mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena media
ini ditulis pada tingkat baca tertentu.
e.
Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang
dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahiuan prasyarat ini
akan mengalami kesulitan dalam memahami.
f.
Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru menuntut
siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan
membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal.
g.
Kadangkala memuat terlalu banyak istilah sehingga dapat menyebabkan
beban bagi peserta didik.
h.
Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cenderung
digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadahi.
2.1.3.8 Langkah-langkah penyusunan LKS
Langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut:
a. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar
LKS.
b. Menyusun peta kebutuhan LKS.
c. Menentukan judul LKS.
d. Penulisan LKS.
Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus
pengembangan silabus.
17
b. Menentukan alat penilaian.
c. Menyusun materi.
d. Memperhatikan struktur LKS.
2.1.2.9 Struktur LKS secara umum
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
a. Judul, mata pelajaran, semester, tempat.
b. Petunjuk belajar
c. Kompetensi yang akan dicapai
d. Indikator
e. Informasi pendukung
f. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
g. Penilaian
2.1.3.10 Syarat-syarat pembuatan Lembar Kerja Siswa
Pengembangan rancangan produk, dengan membuat LKS berdasarkan
panduan. LKS digunakan siswa harus di rancang sedemikian rupa segingga dapat
dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa . Menurut Tim
penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah, hal-hal yang diperlukan dalam penyususnan
LKS adalah:
a.
Mengutamakan bahan yang penting dalam LKS.
b.
Menyesuaikan tingkat kematangan berfikir siswa.
c.
Membimbing siswa secara baik kea rah pengembangan berfikir siswa.
d.
Mendorong siswa untuk berfikir kritis.
e.
Berdasarkan GBPP berlaku,AMP,buku pegangan siswa.
2.1.3.11 Kriteria kualitas LKS
Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses
belajarmengajar, sehingga penyusun LKS harus memenuhi berbagai persyaratan
yaitu syarat didatik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. (Hendro Darodjo dan
Jenny R.E. kaligis 1992:41-46). Keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif
menjadi harapan semua peserta didik. Karena, LKS yang inovatif dan kreatif akan
menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Peserta didik
akan lebih tertarik untuk membuka lembar halamannya. Maka dari itu sebuah
18
keharusan bahwa setiap pendidik ataupun calon pendidik agar mampu
menyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri yang inovatif.Pengembangan LKS
juga harus mempunyai kualitaf yang baik untuk peserta didik.
a. Syarat-syarat didaktik
Mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan
dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan
pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada
variasi stimulus melalui barbagai media dan kegiatan siswa.
LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat didaktik yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
i.
Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran.
ii.
Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.
iii.
Memberi variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai
dengan ciri KTSP.
iv.
Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,moral,
dan estetika pada diri siswa
v.
b.
Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.
Syarat Konstruksi
Berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata,
tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS. Syarat-syarat konstruksi tersebut
yaitu:
i.
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
ii.
Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
Hal-hal perlu diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya yaitu :
a) Hindari kalimat kompleks.
b) Hindari kata-kata tak jelas
c) Hindari kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif.
d) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif.
iii.
Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
19
iv.
Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan
merupakan isian atau jawaban yang dapat dari hasil pengolahan informasi,
bukan mengambil dari perbedaan pengetahuan yang tak terbatas.
v.
Tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan
siswa.
vi.
Menyediakan ruangan yang cukup untuk member keleluasaan pada siswa
untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai
dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai
denganyang diperintah. Hal ini dapat juga memudahkan guru untuk
memeriksa hasil kerja siswa.
vii.
Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang
tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu
pendek juga dapat mengundang pertanyaan.
viii.
Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada
sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat abstrak sehingga
lebih sukar ditangkap oleh anak.
ix.
Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat.
x.
Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
xi.
Mempunyai identitas untuk memudahkan adminitrasinya. Misalnya, kelas,
mata pelajaran,topik, nama ataut nama-nama anggota kelompok, tanggal
dan sebagainya.
c.
Syarat teknis
Menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilan
dalam LKS. Syarat teknis penyusunan LKS yaitu:
i.
Tulisan
a)
Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.
b)
Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa
yang diberi garis bawah.
c)
Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban
siswa.
20
d)
Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar
serasi.
ii.
Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan
pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.
iii. Penampilan
Penampilan sangat penting dalam LKS. Anak pertama-tama akan tertarik
pada penampilan bukan pada isinya
2.2 Kajian Hasil Penelitian Relevan
Pengembangan LKS mata pelajaran IPA berbasis Model inkuiri Terbimbing.
Hal ini pernah diteliti oleh Dilla Mulya Pratiwi dengan judul penelitian “ LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan larutan penyangga
kelas XII IPA SMA 1 Boyolali”. Pengembangan LKS IPA berbasis inkuiri
terbimbing, hasil pengembangan LKS tersebut memenui kriteria kelayakan
sebagai media pembelajaran yang baik. Perolehan penilaian dari dosen ahli,
teman sejawat, dan guru IPA termasuk dalam kategori sangat baik (A) dengan
jumlah skor masing-masing kelayakan isi (85,32%)sangat baik, Kebahasaan
(84,70%)sangat baik, Sajian (86,92%)sangat baik, Kegrafisan (91,00%)sangat
baik.
Fitri wahyuningsih dalam peniitian yang brjudul “pengembangan LKS
berbasis inkuiri Terbimbing pada materi pokok hidrosis garam untuk SMA”.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa kualitas LKS pengembangan berdasrkan
penilaian dosen ahli, pee viewer, dan guru IPA berada dalam lategori “baik” .
Bahasa(82,64%)sangatbaik,Penyajian(81,25%)sangatbaik,Kegrafikan(94,44%)san
gat baik, dan Penilaian(80,04%)sangat baik. Kualitas LKS hasil pengembangan
berdasarkan hasil uji respon siswa berada dalam kategori “ baik”.
2.3 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
2.3.1
Asumsi Pengembangan
21
Pengembangan LKS IPA yang berbasis Model Inkuiri terbimbing
bermaterikan tentang sifat-sifat cahaya dapat di gunakan sebagai bahan ajar
pembelajaran mandiri pada siswa kelas V sekoalh dasar.
2.3.2
Keterbatasan Pengembangan
Pengembanagan LKS IPA yang Berbasis Model inkuiri terbimbing ini hanya
membahas materi pokok tentang sifat-sifat cahaya.
2.4 Kerangka Berfikir
Pada proses pembelajaran di sekolah, guru masih menggunakan LKS
konvensional dan kurang kreatif sehingga pembelajaran yang ada disekolah
kurang begitu menyenangkan dan belum membuat siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. LKS konvensinal adalah LKS yang tinggal pakai, tinggal beli,
instan, serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusun sendiri. LKS
merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan
keterlibatan siswa atau aktivitas dalam proses belajar mengajar (Darmodjo dan
Kaligis,1993:40) yang dapat membantu guru dalam memudahkan proses belajar
mengajar dan mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep
melalui aktivitasnya sendiri dalam kelompok kerja. Untuk itu diperlukan
pengembangan LKS dalam pembelajaran. Penerapan LKS berbasis model inkuiri
terbimbing dapat membantu siswa untuk mengembangkan diri mereka khususnya
kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajaran akan bersifat student centered (
berpusat pada siswa) dan siswa akan menjadi lebih aktif. Dengan demikian
dengan adanya pengembangan LKS berbasis model inkuiri terbimbing, membantu
siswa menemukan dan memperoleh pengetahuan baru berdasarkan pengalamanpengalaman pribadi siswa masing-masing, maka siswa dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, keaktifan siswa, dan meningkatkan hasil belajar.
LKS juga mempunyai fungsi dalam pembelajran yaitu sebagai penyusun
materi sesuai dengan tujuan yang akan di capai dalam perbelajaran yang di
lakukan bukan hanya untuk menyusun materi tetapi juga untuk menyusun
langkah-langkah pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam proses belajar
siswa dan juga berfungsi untuk pemberia tugas belajar siswa secara terpadu
22
Tetapi LKS juga mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam di gunakan
dalam pembelajaran kelebihan LKS seperti sebagai media pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar dan juga sebagai media
yang paling mudah yang dapat di pelajari dimana saja dan kapan saja. Dari sisi
kelemahan LKS tidak mampu mempresentasikan gerakan, memaparkan materi
bersifat linier dan tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan yang
tidak mudah dipelajari oleh siswa dalam belajar, sulit memberikan bimbingan
kepada pembaca yang mengalami kesulitan memahami bagian yang sulit di
pahami oleh siswa jika belajar sendiri tanpa banyuan oleh guru.
LKS ini mempunyai manfaat bagi siswa dalam penunjang pembelajaran
seperti meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
juga untuk melatih mengembangkan ketrampilan bagi siswa sebagai dasar
penerapan ilmu pengetahuan, bagi siswa juga sangat membantu menambah
informasi tentang konsep yang akan di pelajari melalui kegiatan belajar siswa.
Manfaat secara umum dari penyususnan lembar kerja siswa adalah sebagai
pembantu guru dalam penyususnan rencana pembelajaran agar lebih mudah,
mengaktifkan siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dalam pengembangan lembar kerja siswa berbasis model inkuiri terbimbing
sifat-sifat cahaya ini di harapkan LKS mempunyai peran yang penting bagi siswa
dalam pembelajaran karena akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi
yang akan di pelajari, dalam LKS ini akan di buat semenarik mungkin agar siswa
tertarik memperlajari yang ada dalam LKS ini dengan ketertarikan tersebut maka
siswa lebih mudah menangkap pembelajar yang ada di dalam LKS ini maka hasil
belajar siswa akan sesuai dengan tujuan yang akan di capai. LKS ini akan
membantu siswa dalam belajar di sekolah maupun di rumah, karena LKS ini di
susun tidak hanya untuk belajar di sekolah dengan bantuan guru tetapi juga
membantu siswa dalam belajar di rumah dengan tanpa bantuan guru karena di
dalam LKS ini di sediakan langkah-langkah dalam mempelajari LKS ini dan di
berikan petunjuk pembelajaran.
Dalam
pengembangan
LKS
ini
di
bantu
dengan
metode
inkuiri
terbimbing,karena metode ini adalah cara ampuh untuk menemukan hal yang baru
23
dengan bantuan LKS ini, walaupun demikian metode inkuiri terbimbing ini juga
memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan dari metode ini seperti halnya
kurang berhasil untuk di ajarkan untuk kelas kecil metode ini juga mungkin akan
mengecewakan bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran secara tradisional atau cara mengajar kuno. Semua itu akan ditutupi
dengan kelebihan dari metode inkuiri terbimbing ini karena metode inkuiri ini
sangat membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan proses belajar aktif juga memberi kesempatan pada siswa
untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan sendiri dan membantu
memperkuat kepercayaan diri siswa yang dulunya kurang aktif dan malu tetapi
akan menjadi aktif dan kreatif.
Dampak dari pengembangan Lembar Kerja Siswa bebrbasis model inkuiri
terbimbing ini sangat banyak bagi siswa maupun bagi guru, bagi siswa akan
memudahkan dalam belajar siswa yang akan menemukan hal yang baru dalam
pembelelajaran, siswa akan menemukan hal-hal yang baru yang belum pernah di
pelajari siswa sebelumnya, karena dengan pengembangan LKS berbasis inkuiri
terbimbing ini memacu siswa untuk menemukan hal baru dan mempelari dengan
cara menemukan sendiri bukan hanya dengan penjelasan guru semata. Dalam
pengembangan Lembar Kerja Siswa ini juga mempunyai dampak bagi guru
seperti guru akan melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan aktif bukan
yang pasif atau monoton dan juga akan menambah pengalaman guru dalam
pengguanaan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini untuk mencapai kompetensi
siswa yang di inginkan oleh guru. Pengembangan LKS berbasis inkuiri
terbimbing ini akan berdampak positif dalam pembelajaran karena pembelajaran
akan menjadi aktif dan bukan hanya pembelajaran yang berpusat di guru saja
melainkan akan berpusat di siswa, maka dari itu siswa akan menjadi lebih aktif
kan kreatif.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada topic sifat-sifat cahaya pada mata
pelajaran IPA dengan menggunaka model inkuiri terbimbing ini mempunyai
hubungan yang erat karena model inkuiri terbimbing ini adalah metode
menemukan hal yang baru dalam pembelajaran, dengan menggunakan metode
24
inkuiri ini dalam LKS siswa akan menemukan sendiri bukan melalui penjelasan
saja melainkan dengan melakukan sendiri dengan melakukan sendiri maka siswa
akan cepat menangkap pembelajaran yang di pelajari. Dalama metode ini siswa di
minta mempraktikkan sendiri, mencoba sendiri dan akan menemukan jawaban
sendiri
tanpa
penjelasan
dari
guru.Maka
pembelajaran
akan
semakin
menyenangan bagi siswa karena bukan hanya mendengarkan penjelasan semata
tetapi siswa di beri kesempatan untuk melakukan sendiri.
Adapun skematis kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagaimana pada
gambar berikut:
25
LKS IPA
Indentitas
Kriteria LKS
Syarat
didaktik
Petunjuk
Kompetensi
Indikator
Tugas dan langkah kerja
Penilaian
Manfaat LKS
1.
2.
3.
4.
Bahan ajar yang
paling mudah
Menyajikan tugastugas
Melatih kemandirian
siswa
Memudahkan
pendidik dalam
memberi tugas
Model Inkuiri
Terbimbing:
a. Orientasi
b. Merumuskan masalah
c. mengajukan hipotesis
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
f. Merumuskan
Kesimpulan
Kelebihan Model inkuiri
1.
2.
3.
4.
siswa dapat
menemukan
pengetahuan baru,
mengembangkan
berpikir kritis,
Pembelajaran lebih
bermakna
Siswa dapat belajar
sesuai dengan gaya
belajarnya.
Gambar 1
Skema kerangka
Berfikir
Syarat
kontruksi
Syarat teknis
Download