BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1 Hakikat IPA Pada hakikatnya IPA adalah produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Menurut Carin dan Sund(1993)pada buku metodologi pembelajaran IPA hal (24) IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur dan berupa kumpulan data dari hasil observasi, pengukuran dan penarikan. Ada tiga istilah yang terlibat dalam ini yaitu “ilmu”, “pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui manusia dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang di miliki oleh manusia. Pengetuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan alam sekitar manusia itu hidup contoh pengetahuan yang di miliki manusia pengetahuan alam berarti pengetahuan tentang alam semesta besrta isinya. Ilmu adalah pengetahuan alami pengetahuan yang di peroleh secara alami oleh manusia, artinya di peroleh secara alami buka di buat-buat, ilmu adalah rasional artinya masuk akal, logis atau dapat di terima akal sehat. IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini. IPA juga diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau desimenasi pengetahuan.IPA juga di pandang sebagai cara berfikir dalam pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai penyelidikan terhadap gejala alam dan sebagai batang tumbuh pengetahuan yang di hasilkan dari inkuiri. Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem, yaitu sistem pembelajaran IPA, sebagaimana sitem-sistem lainnya terdiri atas komponen masukan pembelajaran. Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponenkomponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai yujuan yang berbentuk kompetensi yang telah di tetapkan. Tugas utama guru IPA 7 8 adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori IPA akan melahirkan teknoligi yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan. Sains sebagai proes merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan terakhir menyimpulkan. Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia, merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat di katakana bahwa hakikatnya IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku. Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa, IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari serangkaian proses pembelajaran melalui penemuan, pengalaman, dan gejala-gejala alamnya yang dibangun atas dasar pemikiran ilmiah yang terdapat atas komponen pembelajaran berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku. IPA juga merupakan ilmu yang memiliki karateristik yang khusus yaitu mempelajari fenomena alam baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibat. 2.1.1.2 Ruang Lingkup IPA Menguntip tulisan dalam standar isi di Permendiknas no 22 tahun 2006, di sebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: 9 a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan. b. Benda/materi, sifat-sifatnya dan kegunaannya. c. Energi dan perubahannya. d. Bumi dan alam semesta. 2.1.1.3 Tujuan Pengajaran IPA Dalam standar isi di Permendiknas no 22 tahun 2006, disebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan untuk: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tau, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengarui. d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Untuk meningkatkan sesadaran manusia dalam berperan serta memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan. f. Untuk meningkatkan kesadaran menghargai alam sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA untuk masa yang akan datang. Adapun Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP,2006), adalah sebagai berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 2.1.1.4 Manfaat Pengajaran IPA Adapun manfaat mempelajari IPA yang dikemukakan oleh UNESCO yang diikuti Asri Budiningsih (2002:47)sebagai berikut: a. IPA menolong siswa untuk dapat berfikir secara logis terhadap kejadian-kejadian sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang dihadapi. 10 b. Aplikasi IPA dalam teknologi dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat. c. Dunia semakin berorientasi pada kehidupan dan teknologi melalui IPA siswa memperoleh bekal yang sangat penting. d. Jika IPA diakarkan dengan baik akan menghasilkan pola piker siswa yang baik. e. Melalui IPA secara positif membantu siswa untuk dapat mempelajari mata pelajaran lain terutama bahasa dan matematika. f. Karena sifat-sifat anak yang selalu tertarik dengan lingkungnnya, melalui IPA potensi anak akan dikembangkan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPA mempunyai manfaat untuk menanam sikap ilmiah pada nilai positif melalui peoses IPA dalam memecahkan masalah. Siswa akan tertarik dengan lingkungan dan siswa akan mengenal serta dapat memanfaatkan teknologi sederhana dari aplikasi IPA. 2.1.2 Model Inkuiri Terbimbing 2.1.2.1 Pengertian Model Inkuiri Ahmadi dalam Ismawati (2007: 35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan. Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses pembelajaran dimana guru menyediakan unsur-unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian meminta pelajar membuat generalisasi, menurut Sanjaya (2008: 200) pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Inkuiri terbimbing merupakan proses pembelajaran berdasarkan penemuan dan pencarian melalui proses berpikir secara sistematis, dimana guru memimpin murid-murid dengan tahapan-tahapan yang benar, mengijinkan adanya diskusi, menanyakan pertanyaan yang menuntun, dan memperkenalkan ide poko bila dirasa perlu. Ini merupakan kerja sama yang semakin menyenangkan karena hasil akhirnya dapat diperoleh (Udin Syaefudin Sa’ud, 2009: 169 dan Evan M. Maletsky, 2004: 15) Dari pendapat diatas dapat disimpulkan model inkuiri terbimbing merupakan suatu proses pembelajaran yang mana guru juga berperan aktif dalam 11 membimbing siswa untuk dapat berfikir kritis secara sistematis dan dapat menyimpulkan penemuan atau pendapatanya dengan percaya diri dan dapat dipertanggung jawabkan. 2.1.2.2 Langkah-langkah Model inkuiri Terbimbing Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing mengabdosi tahapan model inkuiri menurut Sanjaya, Wina (2006:201) dalam buku strategi pembelajaran pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Orientasi Pada tahap ini guru mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa agar berfikir memecahkan masalah. b. Merumuskan masalah Pada tahap ini siswa dihadapkan dengan suatu persoalan yang mengundang tekateki. Persoalan yang diberikan bersifat menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki tersebut. Dikatakan teka teki dalam merumuskan masalah karena setiap masalah tentu ada jawabannya. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri. c. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimiiki sejak individu itu lahir. Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak dari suatu permasalahan. Oleh karena itu potensi untuk mengembangkan kemampuan untuk menebak pada setiap individu harus dibina. d. Mengumpulkan data Pada tahap ini adalah proses aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesisi. Dalam strategi pembelajaran inkuiri ini pengumpulan data merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Oleh karena itu tugas guru adalah mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa agar berfikir mencari informasi yang dibutuhkan. e. Menguji hipotesis Dalam tahap ini adalah proses menentukan jawaban yang bisa diterima dan sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yamng terpenting dalam tahap ini adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan. 12 f. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan merupakan proses menjabarkan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan adalah titik tumpu dalam proses pembelajaran. 2.1.2.3 Kelebihan Model Inkuiri Terbimbing Menurut Sanjaya, Wina (2006:208) dalam buku strategi pembelajaran mengemukakan bahwa inkuiri memiliki kelebuhan, yaitu: a. Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga strategi ini dianggap lebih bermakna dalam pembelajaran. b. Inkuiri ini member kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. c. Inkuiri ini merupakan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar merupakan perubahan tingkah laku. d. Strategi pembelajaran inkuiri ini adalah strategi pembelajaran dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. 2.1.2.4 Kelemahan Model Inkuiri Terbimbing Menurut Wina sanjaya(2006:208) mengemukakan bahwa inkuiri memiliki kelemahan, yaitu: a. Strategi inkuiri ini jika diterapkan dalam pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. c. Dalam penerapan memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. d. Selama criteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi belajar, maka inkuiri akan sulit di terapkan oleh guru. 2.1.3 Lembar Kerja Siswa 2.1.3.1. Pengertian LKS Dalam pedoman pengembangan bahan ajar (Diknas, 2004). Lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terpogram. Menurut Trianto,(2007:73), LKS merupakan media pembelajaran yang berlandasan atas tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dan berfungsi untuk 13 mengembangkan ketrampilan berfikir siswa. Lembar kerja siswa merupakan pedoman pembelajaran bagi peserta didik berisi soal-soal yang berfungsi untuk pengembangan berfikir kreatif peserta didik dan meningkatkan kreatifitas peserta didik. Dalam penulisan dalam LKS harus memperhatikan kreteria penulisan yang akan mudah di pahami ketika peserta didik membaca LKS tersebut, penulisan dalam LKS harus memperhatikan isi pesan dari LKS, pembelajaran yang ada di dalam LKS tidak boleh menyimpang dari pembelajaran. LKS juga merupakan bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sebagian alat yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Maka dari itu LKS tidak dimaksud untuk menggantikan guru, guru masih mempunyai peran menjadikan suasana pembelajaran menjadi aktif dengan cara mengatur agar hasil belajar siswa sesuai dengan apa yang di harapkan dan guru masih harus mengajkan pertanyaan tambahan kepada siswa berkemampuan lebih serta menyederhanakan pertanyaan bagi siswa yang berkemampuan di bawah rata-rata. LKS juga merupakan bimbingan belajar untuk peserta didik menumbuhkan kreatifitas peserta didik dengan LKS yang inovatif dan kreatif maka peserta didik akan secara alami akan menumbuhkan kreatifitas dalam belajar peserta didik dan juga di sajikan semenarik mungkin agar peserta didik tertarik untuk menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKS tersebut, dengan ketertarikan peseta didik maka peserta didik akan tertarik mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS. Lembar Kerja Siswa bukan hanya bimbingan untuk peserta didik tetapi juga bimbingan untuk guru untuk mengenalkan materi baru yang akan di ajarkan dan memudahkan guru dalam proses pembelajaran. Fungsi LKS adalah untuk menyusun materi yang sesuai dengan dengan tujuan yang ingin di capai dalam proses pembelajaran, (a)untuk menyususn langkah-langkah belajar untuk memudahkan dalam proses pembelajaran bagi peserta didik dan juga memudahkan bagi guru untuk memudahkan dalam menjelaskan materi yang akan di sampaikan untuk peserta didik, (b) untuk memberikan tugas tambahan untuk peserta didik dalam belajar secara terpadu, (c) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan kreatifitas, ketrampilan proses 14 pada peserta didik sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan, (d) dan untuk membantu menambah informasi tentang konsep yang di pelajari melalui kegiatan belajar siswa secara sistematis dan terpogram. Menjelaskan bahwa LKS merupakan bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria, kreteria tersebut harus memenuhi berbagai syarat yaitu syarat didaktik, syarat kontstruksi, dan syarat teknik. 2.1.3.2 Ciri-ciri LKS Adapun ciri-ciri LKS adalah sebagai berikut: a. LKS hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak sampai seratus halaman. b. LKS dicetak sebagai bahan ajar spesifik untuk dipergunakan oleh tingkat pendidikan tertentu. c. Di dalamnya terdiri uraian singkat pokok bahasan secara umum: rangkuman pokok bahasan, puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian. 2.1.3.3 Fungsi Penyusunan LKS LKS berfungsi di antaranya sebagai berikut: a. Menyusun materi sesuai dengan tujuan yang di ingin di capai b. Menyusun langkah-langkah belajar untuk memudahkan proses belajar siswa c. Memberikan tugas belajar siswa secara terpadu. 2.1.3.4 Tujuan Penyusunan LKS Dalam hal ini paling tidak ada 4 pokok yang tujuan penyusunan LKS,yaitu: a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan. b. Menyajikan tugas-tugas yang mengingatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan. c. Melatih kemandirian belajar peserta didik. d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik. 2.1.3.5 Manfaat LKS Adapun bagi siswa penggunaan LKS bermanfaat untuk: a. Meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. 15 b. Melatih dan mengembangkan ketrampilan proses pada siswa sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan. c. Membantu memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan tersebut. d. Membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar siswa secara sistematis. Manfaat secara umum dari penyusunan lembar kerja siswa adalah sebagai berikut: a. Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran. b. Mengaktifkan peserta didik dalam proses mengajar. c. Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan secara sistematis. d. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar. e. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan secara sistematis. f. Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses. g. Mengakifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep. 2.1.3.6 Kelebihan LKS a. Dari aspek penggunaan: merupakan media yang paling mudah. Dapat di pelajari dimana saja dan kapan saja. b. Dari aspek pengajaran: dibandingkan media pembelajaran jenis lain bisa dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis. c. Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran: mampu memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. d. Dari aspek ekonomi: secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan media pembelajaran. 16 2.1.2.7 Kelemahan LKS a. Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear, tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan. b. Sulit memberikan bimbingan kepada pembaca yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu. c. Sulit memberikan tugas umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam. d. Tidak mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena media ini ditulis pada tingkat baca tertentu. e. Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahiuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami. f. Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru menuntut siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal. g. Kadangkala memuat terlalu banyak istilah sehingga dapat menyebabkan beban bagi peserta didik. h. Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cenderung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadahi. 2.1.3.8 Langkah-langkah penyusunan LKS Langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut: a. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar LKS. b. Menyusun peta kebutuhan LKS. c. Menentukan judul LKS. d. Penulisan LKS. Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan silabus. 17 b. Menentukan alat penilaian. c. Menyusun materi. d. Memperhatikan struktur LKS. 2.1.2.9 Struktur LKS secara umum Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: a. Judul, mata pelajaran, semester, tempat. b. Petunjuk belajar c. Kompetensi yang akan dicapai d. Indikator e. Informasi pendukung f. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja g. Penilaian 2.1.3.10 Syarat-syarat pembuatan Lembar Kerja Siswa Pengembangan rancangan produk, dengan membuat LKS berdasarkan panduan. LKS digunakan siswa harus di rancang sedemikian rupa segingga dapat dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa . Menurut Tim penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah, hal-hal yang diperlukan dalam penyususnan LKS adalah: a. Mengutamakan bahan yang penting dalam LKS. b. Menyesuaikan tingkat kematangan berfikir siswa. c. Membimbing siswa secara baik kea rah pengembangan berfikir siswa. d. Mendorong siswa untuk berfikir kritis. e. Berdasarkan GBPP berlaku,AMP,buku pegangan siswa. 2.1.3.11 Kriteria kualitas LKS Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajarmengajar, sehingga penyusun LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat didatik, syarat konstruksi, dan syarat teknik. (Hendro Darodjo dan Jenny R.E. kaligis 1992:41-46). Keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua peserta didik. Karena, LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Peserta didik akan lebih tertarik untuk membuka lembar halamannya. Maka dari itu sebuah 18 keharusan bahwa setiap pendidik ataupun calon pendidik agar mampu menyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri yang inovatif.Pengembangan LKS juga harus mempunyai kualitaf yang baik untuk peserta didik. a. Syarat-syarat didaktik Mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui barbagai media dan kegiatan siswa. LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut: i. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran. ii. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep. iii. Memberi variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP. iv. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional,moral, dan estetika pada diri siswa v. b. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi. Syarat Konstruksi Berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS. Syarat-syarat konstruksi tersebut yaitu: i. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. ii. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Hal-hal perlu diperhatikan agar kalimat menjadi jelas maksudnya yaitu : a) Hindari kalimat kompleks. b) Hindari kata-kata tak jelas c) Hindari kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif. d) Menggunakan kalimat positif lebih jelas daripada kalimat negatif. iii. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak. 19 iv. Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan merupakan isian atau jawaban yang dapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbedaan pengetahuan yang tak terbatas. v. Tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan siswa. vi. Menyediakan ruangan yang cukup untuk member keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai dimana anak harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai denganyang diperintah. Hal ini dapat juga memudahkan guru untuk memeriksa hasil kerja siswa. vii. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan. viii. Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak. ix. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat. x. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi. xi. Mempunyai identitas untuk memudahkan adminitrasinya. Misalnya, kelas, mata pelajaran,topik, nama ataut nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya. c. Syarat teknis Menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilan dalam LKS. Syarat teknis penyusunan LKS yaitu: i. Tulisan a) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi. b) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. c) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa. 20 d) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. ii. Gambar Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS. iii. Penampilan Penampilan sangat penting dalam LKS. Anak pertama-tama akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya 2.2 Kajian Hasil Penelitian Relevan Pengembangan LKS mata pelajaran IPA berbasis Model inkuiri Terbimbing. Hal ini pernah diteliti oleh Dilla Mulya Pratiwi dengan judul penelitian “ LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan larutan penyangga kelas XII IPA SMA 1 Boyolali”. Pengembangan LKS IPA berbasis inkuiri terbimbing, hasil pengembangan LKS tersebut memenui kriteria kelayakan sebagai media pembelajaran yang baik. Perolehan penilaian dari dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA termasuk dalam kategori sangat baik (A) dengan jumlah skor masing-masing kelayakan isi (85,32%)sangat baik, Kebahasaan (84,70%)sangat baik, Sajian (86,92%)sangat baik, Kegrafisan (91,00%)sangat baik. Fitri wahyuningsih dalam peniitian yang brjudul “pengembangan LKS berbasis inkuiri Terbimbing pada materi pokok hidrosis garam untuk SMA”. Hasil penelitian menunujukkan bahwa kualitas LKS pengembangan berdasrkan penilaian dosen ahli, pee viewer, dan guru IPA berada dalam lategori “baik” . Bahasa(82,64%)sangatbaik,Penyajian(81,25%)sangatbaik,Kegrafikan(94,44%)san gat baik, dan Penilaian(80,04%)sangat baik. Kualitas LKS hasil pengembangan berdasarkan hasil uji respon siswa berada dalam kategori “ baik”. 2.3 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 2.3.1 Asumsi Pengembangan 21 Pengembangan LKS IPA yang berbasis Model Inkuiri terbimbing bermaterikan tentang sifat-sifat cahaya dapat di gunakan sebagai bahan ajar pembelajaran mandiri pada siswa kelas V sekoalh dasar. 2.3.2 Keterbatasan Pengembangan Pengembanagan LKS IPA yang Berbasis Model inkuiri terbimbing ini hanya membahas materi pokok tentang sifat-sifat cahaya. 2.4 Kerangka Berfikir Pada proses pembelajaran di sekolah, guru masih menggunakan LKS konvensional dan kurang kreatif sehingga pembelajaran yang ada disekolah kurang begitu menyenangkan dan belum membuat siswa untuk aktif dalam pembelajaran. LKS konvensinal adalah LKS yang tinggal pakai, tinggal beli, instan, serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusun sendiri. LKS merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas dalam proses belajar mengajar (Darmodjo dan Kaligis,1993:40) yang dapat membantu guru dalam memudahkan proses belajar mengajar dan mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri dalam kelompok kerja. Untuk itu diperlukan pengembangan LKS dalam pembelajaran. Penerapan LKS berbasis model inkuiri terbimbing dapat membantu siswa untuk mengembangkan diri mereka khususnya kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajaran akan bersifat student centered ( berpusat pada siswa) dan siswa akan menjadi lebih aktif. Dengan demikian dengan adanya pengembangan LKS berbasis model inkuiri terbimbing, membantu siswa menemukan dan memperoleh pengetahuan baru berdasarkan pengalamanpengalaman pribadi siswa masing-masing, maka siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, keaktifan siswa, dan meningkatkan hasil belajar. LKS juga mempunyai fungsi dalam pembelajran yaitu sebagai penyusun materi sesuai dengan tujuan yang akan di capai dalam perbelajaran yang di lakukan bukan hanya untuk menyusun materi tetapi juga untuk menyusun langkah-langkah pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam proses belajar siswa dan juga berfungsi untuk pemberia tugas belajar siswa secara terpadu 22 Tetapi LKS juga mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam di gunakan dalam pembelajaran kelebihan LKS seperti sebagai media pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar dan juga sebagai media yang paling mudah yang dapat di pelajari dimana saja dan kapan saja. Dari sisi kelemahan LKS tidak mampu mempresentasikan gerakan, memaparkan materi bersifat linier dan tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan yang tidak mudah dipelajari oleh siswa dalam belajar, sulit memberikan bimbingan kepada pembaca yang mengalami kesulitan memahami bagian yang sulit di pahami oleh siswa jika belajar sendiri tanpa banyuan oleh guru. LKS ini mempunyai manfaat bagi siswa dalam penunjang pembelajaran seperti meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan juga untuk melatih mengembangkan ketrampilan bagi siswa sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan, bagi siswa juga sangat membantu menambah informasi tentang konsep yang akan di pelajari melalui kegiatan belajar siswa. Manfaat secara umum dari penyususnan lembar kerja siswa adalah sebagai pembantu guru dalam penyususnan rencana pembelajaran agar lebih mudah, mengaktifkan siswa agar aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam pengembangan lembar kerja siswa berbasis model inkuiri terbimbing sifat-sifat cahaya ini di harapkan LKS mempunyai peran yang penting bagi siswa dalam pembelajaran karena akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi yang akan di pelajari, dalam LKS ini akan di buat semenarik mungkin agar siswa tertarik memperlajari yang ada dalam LKS ini dengan ketertarikan tersebut maka siswa lebih mudah menangkap pembelajar yang ada di dalam LKS ini maka hasil belajar siswa akan sesuai dengan tujuan yang akan di capai. LKS ini akan membantu siswa dalam belajar di sekolah maupun di rumah, karena LKS ini di susun tidak hanya untuk belajar di sekolah dengan bantuan guru tetapi juga membantu siswa dalam belajar di rumah dengan tanpa bantuan guru karena di dalam LKS ini di sediakan langkah-langkah dalam mempelajari LKS ini dan di berikan petunjuk pembelajaran. Dalam pengembangan LKS ini di bantu dengan metode inkuiri terbimbing,karena metode ini adalah cara ampuh untuk menemukan hal yang baru 23 dengan bantuan LKS ini, walaupun demikian metode inkuiri terbimbing ini juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan dari metode ini seperti halnya kurang berhasil untuk di ajarkan untuk kelas kecil metode ini juga mungkin akan mengecewakan bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional atau cara mengajar kuno. Semua itu akan ditutupi dengan kelebihan dari metode inkuiri terbimbing ini karena metode inkuiri ini sangat membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan proses belajar aktif juga memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan sendiri dan membantu memperkuat kepercayaan diri siswa yang dulunya kurang aktif dan malu tetapi akan menjadi aktif dan kreatif. Dampak dari pengembangan Lembar Kerja Siswa bebrbasis model inkuiri terbimbing ini sangat banyak bagi siswa maupun bagi guru, bagi siswa akan memudahkan dalam belajar siswa yang akan menemukan hal yang baru dalam pembelelajaran, siswa akan menemukan hal-hal yang baru yang belum pernah di pelajari siswa sebelumnya, karena dengan pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini memacu siswa untuk menemukan hal baru dan mempelari dengan cara menemukan sendiri bukan hanya dengan penjelasan guru semata. Dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa ini juga mempunyai dampak bagi guru seperti guru akan melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan aktif bukan yang pasif atau monoton dan juga akan menambah pengalaman guru dalam pengguanaan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini untuk mencapai kompetensi siswa yang di inginkan oleh guru. Pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing ini akan berdampak positif dalam pembelajaran karena pembelajaran akan menjadi aktif dan bukan hanya pembelajaran yang berpusat di guru saja melainkan akan berpusat di siswa, maka dari itu siswa akan menjadi lebih aktif kan kreatif. Pengembangan Lembar Kerja Siswa pada topic sifat-sifat cahaya pada mata pelajaran IPA dengan menggunaka model inkuiri terbimbing ini mempunyai hubungan yang erat karena model inkuiri terbimbing ini adalah metode menemukan hal yang baru dalam pembelajaran, dengan menggunakan metode 24 inkuiri ini dalam LKS siswa akan menemukan sendiri bukan melalui penjelasan saja melainkan dengan melakukan sendiri dengan melakukan sendiri maka siswa akan cepat menangkap pembelajaran yang di pelajari. Dalama metode ini siswa di minta mempraktikkan sendiri, mencoba sendiri dan akan menemukan jawaban sendiri tanpa penjelasan dari guru.Maka pembelajaran akan semakin menyenangan bagi siswa karena bukan hanya mendengarkan penjelasan semata tetapi siswa di beri kesempatan untuk melakukan sendiri. Adapun skematis kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagaimana pada gambar berikut: 25 LKS IPA Indentitas Kriteria LKS Syarat didaktik Petunjuk Kompetensi Indikator Tugas dan langkah kerja Penilaian Manfaat LKS 1. 2. 3. 4. Bahan ajar yang paling mudah Menyajikan tugastugas Melatih kemandirian siswa Memudahkan pendidik dalam memberi tugas Model Inkuiri Terbimbing: a. Orientasi b. Merumuskan masalah c. mengajukan hipotesis d. Mengumpulkan data e. Menguji hipotesis f. Merumuskan Kesimpulan Kelebihan Model inkuiri 1. 2. 3. 4. siswa dapat menemukan pengetahuan baru, mengembangkan berpikir kritis, Pembelajaran lebih bermakna Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Gambar 1 Skema kerangka Berfikir Syarat kontruksi Syarat teknis