BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang sifatnya personal. Dimana pendengarnya bisa mendengarkan siaran dimana saja dan kapan saja sembari melakukan aktivitas. Pendengar bisa mendengarkan radio di kamar, saat makan, mengemudi, saat memasak ataupun saat santai. Selain itu informasi yang disampaikan di radio cenderung lebih cepat dibandingkan televisi karena penyiar radio tidak perlu berdandan dan kinerjanya efisien. Untuk pencinta musik, tentu saja radio merupakan media paling update untuk tahu dan mendengar musik paling baru yang sedang hits. Pertumbuhan radio siaran komersial saat ini begitu pesat. Berdasarkan data yang bersumber dari website milik PRSSNI (www.radioprssni.com) 2003-2007, menyebutkan bahwa pada tahun 2003 radio siaran komersial berjumlah 816 stasiun, tahun 2004 naik lagi menjadi 825 stasiun, tahun 2005 berjumlah 831 stasiun, tahun 2006 bejumlah 847 dan tahun 2007 jumlahnya tetap 847 stasiun. Dari data tersebut, kemungkinan besar radio siaran komersil akan bertambah. Di Yogyakarta, perkembangan radio sendiri sangatlah pesat. Sampai saat ini jumlah stasiun radio swasta di Yogyakarta sebanyak 46 buah. (http:id.wikipedia.org/wiki/Daftar stasiun_radio_di_Daerah_Istimewa_Yogyakarta) Stasiun radio di Yogyakarta dengen segmen pendengar anak muda di antaranya Swaragama, Prambors, Geronimo, I Radio, Q Radio, Megaswara, UTY FM, radio Kota Perak dan Stasiun Radio 89,5 JIZ FM. Anak muda di Yogyakarta yakni pelajar dan mahasiswa dekat dengan dunia radio. Bagi pelajar, mereka biasa mendengarkan siaran radio pada pukul 5 – 7 pagi. Yakni saat mereka bangun pagi dan bersiap berangkat ke sekolah. Kebiasaan ini 1 dilakukan oleh sebanyak 95 responden dari total 154 pelajar (Hasil Survey Internal Tim JIZ FM tahun 2012) Sedangkan bagi mahasiswa, mereka mendengarkan radio pada pukul 13.00-15.00, pada saat istirahat sewaktu pulang kuliah. Hal ini dilakukan oleh 82 responden dari total 204 mahasiswa (Hasil Survey Internal Tim JIZ FM tahun 2012) 89.5 JIZ FM 'Musik Terbaik Pilihanmu' adalah sebuah radio lokal baru di kota Yogyakarta yang lahir pada awal 2011 dengan format Contemporary Hits Radio. Dengan segmen pendengar anak muda yakni pelajar dan mahasiswa berumur 18-24 tahun, stasiun radio 89,5 JIZ FM berharap mampu diterima oleh khalayak kota Yogyakarta. Radio JIZ FM hanya memutarkan lagu-lagu hits saja selama 24 jam penuh. Dengan format radio full music, minim bicara dan minim iklan tentunya menjadi sebuah pembeda dengan stasiun radio lainnya. Agar dekat dengan pendengarnya, stasiun radio 89,5 JIZ FM memanfaatkan media sosial yakni twitter dan facebook. Topik ringan di pagi hari yang ada di twitter dan facebook JIZ FM cukup ramai. Apalagi twit galau di malam hari. Paling tidak, setiap ada suatu materi atau kuis di twitter , admin @895jizfm menerima mention rata-rata 30 mention atau tanggapan setiap lima menitnya. Karena itulah dewasa ini radio sangatlah dekat dengan kehidupan anak muda khususnya di kota Yogyakarta. Sebagai radio lokal baru, stasiun radio 89,5 JIZ FM bersaing dengan radio lain seperti Swaragama, Prambors, Geronimo, I Radio, Q Radio, Megaswara, UTY FM, dan radio Kota Perak. Banyaknya stasiun radio di Yogyakarta mau tidak mau menuntut persaingan stasiun radio untuk menarik pendengar. Stasiun radio harus semakin kreatif dan inovatif. Pemilihan program acara sesuai dengan segmentasi yang ditetapkan dan pemilihan iklan yang sesuai dengan segmen pendengar juga menunjang ketertarikan pendengar untuk mendengarkan siaran. Stasiun radio yang tidak memiliki strategi komunikasi pemasaran yang baik tentunya tidak akan mampu bertahan dan akhirnya mengalami kebangkrutan. 2 Contohnya radio Nine Jogja yang hanya mampu mengudara selama satu tahun saja, yakni tahun 2009-2010 (http://radiokomunitasyogyakarta.blogspot.com/) Uniknya, Stasiun Radio 89,5 JIZ FM yang tergolong radio lokal dan baru di Yogyakarta, mampu menjadi radio favorit dan mencuri pendengar radio siaran komersil lainnya yang notabene sudah lama dan merajai Yogyakarta. Misalnya, stasiun radio Swaragama bisa besar seperti sekarang ini setelah berdiri selama lima belas tahun (www.swaragamajogja.com) Bahkan belum genap setahun, JIZ FM sudah mampu menduduki peringkat 5 radio anak muda favorit Yogyakarta dengan pendengar paling banyak (Survey Nielsen 2012). Selain itu, JIZ FM juga masuk tiga besar favorit radio online Yogyakarta (www.jogjastreamers.com). Bahkan seringkali JIZ FM berada di posisi pertama mengalahkan Swaragama sebagai stasiun radio senior. Ini artinya Stasiun Radio 89,5 JIZ FM sebagai radio baru mampu diterima oleh pendengar kaum muda Yogyakarta. Hal inilah yang ingin peneliti telusuri lebih lanjut. Dengan diketahuinya strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM, diharapkan semakin banyak stasiun radio yang muncul dan mampu bertahan di Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM? 3 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM. 2. Untuk menganalisis strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi Ilmu Komunikasi mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio Lokal. 2. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wacana bagi praktisi stasiun radio ataupun pegiat media radio dalam merencanakan strategi komunikasi pemasaran, khususnya agar bisa bersaing, bertahan serta menjaring pendengar setia. Sehingga diharapkan semakin banyak stasiun radio lokal yang eksis dan mampu bertahan seiring terus majunya peradaban manusia. E. Kerangka Pemikiran 1. Radio sebagai Media Massa Radio merupakan salah satu media massa yang mempunyai potensi besar dalam memperlancar komunikasi. Sifatnya yang personal, murah, cepat dan dinamis mampu menarik minat pendengarnya. Sebagai media massa, radio siaran memiliki karakteristik unik dan khas, yang juga 4 tentunya mempunyai banyak keunggulan. Dalam penyampaian pesan atau isi pernyataannya yang dikemas dalam suatu program, radio mempunyai cara tersendiri dengan gaya radio meliputi bahasa kata-kata lisan, musik/ lagu dan efek suara yang menjadi kunci utama identitas sebuah stasiun radio dalam menyajikan programnya untuk memikat pendengarnya (Ius, 2010 : 32) Radio lebih dinamis dari surat kabar, dan kini merupakan medium komunikasi massa yang penting. Radio yang bersifat auditif tidak menuntut pemakainya untuk bisa membaca, tidak menuntut pemakainya untuk bisa melihat melainkan hanya harus memiliki kemampuan pendengaran. Dengan demikian pada hakekatnya radio merupakan alat komunikasi massa dalam arti saluran penyataan manusia yang umum atau terbuka dan menyalurkan lambang-lambang yang berbunyi berupa program-program yang teratur, yang isinya aktual dan meliputi segala perwujudan kehidupan masyarakat. Radio memiliki fungsi sama dengan media massa lainnya, yaitu membidik, menginformasikan, menghibur, melakukan kontrol sosial dan lain-lain. Setiap program siaran direncanakan diproduksi dan disajikan kepada khalayak pendengar dengan isi pesan bersifat informatif, edukatif, dan persuasif. Sebagai media publik, radio memiliki empat tingkatan peran sosial. Atau dikenal dengan radio for society. Pertama, radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Kedua, radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan. Ketiga, radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda untuk mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. Keempat, radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran (Masduki, 2001:3) 5 Radio yang merupakan lembaga kemasyarakatan yang mempunyai sistem khususnya dalam bidang penyiaran, sangatlah berperan penting dalam meningkatkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Oleh karena itu stasiun radio sebagai komunikator yang melembaga dalam memberikan program-program dan kebijakan dalam penyiaran harus benar-benar dapat bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan. Pesan yang disampaikan melalui radio bersifat umum, yang ditunjukan kepada khalayak umum dan mengenai kepentingan umum. Siaran radio juga menimbulkan keserempakan yang dapat didengar oleh semua lapisan masyarakat yang bersifat heterogen dan anonim, serta mempunyai jangkauan yang sangat luas. Radio telah menjalin proses perkembangan yang cukup lama sebelum menjadi media komunikasi massa dewasa ini. Ketentuan dalam Undang-Undang penyiaran no 32 tahun 2002 pasal 13, menyebutkan bahwa stasiun penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Bersifat komersial, berarti stasiun swasta didirikan dengan tujuan mengejar keuntungan yang sebagian besar berasal dari penayangan iklan dan juga usaha lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran (Riswandi,2009:1) Memasuki zaman yang lebih berkembang dan menerima peradaban teknologi, pihak stasiun radio mendapatkan tantangan baru. Tantangan tersebut adalah pendengar yang mulai menerima keterbukaan teknologi informasi yang berkembang pesat. Hal inilah yang memacu stasiun radio untuk dapat mengikuti arus perkembangan teknologi informasi. Kemajuan teknologi di bidang media massa juga memungkinkan radio siaran tetap terus eksis sebagai medium yang khas. Sebab, setiap media memiliki kenyamanan yang khas. Hanya radio yang bisa membuat 6 pendengarnya berimajinasi, meski kata-kata itu hanya bisa didengar melalui suara yang diucapkan oleh penyiar (Ius, 2010:186) 2. Komunikasi Pemasaran Radio Sebagai badan usaha komersial, stasiun radio perlu melakukan aktivitas komunikasi pemasaran. Tujuannya agar stasiun radio dikenal oleh khalayak banyak yang pada akhirnya berujung pada perolehan keuntungan. Komunikasi Pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha untuk menyebarluaskan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan memperingatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli kemudian mejadi loyal terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan ( Tjiptono, 2001:219 ). Dari penjelasan di atas Komunikasi Pemasaran berarti suatu kegiatan yang bertujuan untuk dapat menarik perhatian pelanggan, bukan hanya sampai pada tahap mengetahui informasi, namun juga dapat membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Kegiatan Komunikasi Pemasaran merupakan suatu proses komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan secara kreatif untuk dapat memasarkan produk maupun jasanya kepada orang lain. Kegiatan komunikasi dalam Komunikasi Pemasaran dapat dilakukan dalam berbagai macam aktivitas, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan beberapa event yang dikemas secara menarik untuk dapat menarik minat masyarakat untuk membeli dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Kotler & Keller (2009:95), loyalitas konsumen memiliki pengaruh jangka panjang pada suatu perusahaan. Loyalitas konsumen memiliki nilai tertinggi dalam hal melakukan Komunikasi Pemasaran, karena loyalitas merupakan kunci keberhasilan dari Strategi Komunikasi Pemasaran yang baik. Loyalitas merupakan 7 salah satu hasil dari kepuasan produk maupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Kepuasan tersebut bukan hanya faktor dari kualitas produk maupun jasa yang ditawarkan namun juga pada kualitas pelayanan perusahaan tersebut. Strategi Komunikasi Pemasaran dilakukan oleh perusahaan agar promosi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut berlangsung secara efektif sehingga tidak mengalami kerugian. Strategi Komunikasi Pemasaran diperlukan untuk membangun brand awareness dan positioning suatu perusahaan terutama bagi perusahaan baru. Dalam melaksanakan marketing communication diperlukan strategi kreatif dari perusahaan. Terdapat tiga tahapan dari marketing communication yaitu: (1) Menentukan segmentasi pasar. (2) menentukan segmentasi (satu atau lebih) dengan produk spesifik atau bentuk promosi. (3) menentukan posisi produk sebagai suatu produk yang mampu memuaskan konsumen dengan cara yang berbeda (diferensiasi) dari kompetitor yang diwujudkan dalam bentuk pesan yang khusus. (Soemanegara, 2006: 69). Dari uraian diatas kemudian dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Pemasaran Radio adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan calon pendengar atau pengiklan kepada tindakan yang mampu menciptakan pertukaran (jual beli) dalam pemasaran produk radio (program, spot dan sponsorship) Berdasarkan uraian di atas juga, tampak bahwa komunikasi pemasaran dalam pemasaran industri radio berperan sebagai pendukung transaksi, dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan membedakan produk radio yang dipromosikan dengan produk radio (program dan spot) perusahaan lain. Sementara Strategi Komunikasi Pemasaran bisa diartikan sebagai cara sebuah perusahaan untuk memberi informasi sebuah produk (satu arah), 8 mengingatkan sebuah produk dan membujuk orang untuk memakai atau membeli produk tersebut (mencoba) dan menjadi konsumen tetap. Dalam hal radio berarti strategi komunikasi pemasaran radio diartikan sebagai usaha atau cara stasiun radio memperkenalkan radio (program dan spot iklan) kepada calon pendengar dan calon pengiklan agar mereka mendengarkan radio dan memasang iklan usaha mereka. Strategi komunikasi pemasaran disini yakni IMC. IMC atau Integrated Marketing Communications adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan (pendengar dan pengiklan) Seiring dengan berkembangnya zaman, berkembang pula pengertian IMC. Integrated Marketing Communications (IMC) terdiri dari tujuh elemen yaitu advertising, direct marketing, personal selling, public relations, publicity, event/sponshorship dan pameran. Menurut Four As (The American Assosiation of Advertising Agency), IMC (dalam Sulaksana, 2005:30) adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk komunikasi, misalnya iklan, direct response, promosi penjualan dan humas yang memadukannya untuk meraih kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi maksimal melalui pengintegrasian pesan. IMC atau Komunikasi pemasaran terpadu adalah pendekatan yang lebih populer yang diterapkan oleh profesional pemasaran dan komunikasi untuk mengkoordinasikan berbagai pengalaman konsumen dengan komunikasi pemasaran untuk merek-merek tertentu (Kotler, 2003) Integrated Marketing Communications (IMC) atau komunikasi pemasaran terpadu terdiri dari tujuh unsur komunikasi yakni: Periklanan, Promosi 9 Penjualan, Public Relations, Personal Selling, Pemasaran Langsung, Event/ Sponsorship dan Pameran. 3. Khalayak Pendengar Radio Pendengar atau audiens diartikan sebagai kumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar dan pemirsa berbagai media atau komponen lainnya. Pendengar adalah pihak yang paling penting dalam konteks komunikasi siaran. Tanpa pendengar maka sebuah radio akan mati suri. Kadangkala teknologi pesawat radio tidak berkorelasi dengan banyak sedikit atau pasif-aktifnya pendengar, demikian pula sajian siaran yang baik dari seorang announcer. Oleh karena itu memahami tipologi pendengar sangatlah penting, baik bagi perilaku siaran maupun akademisi (Masduki, 2004:18) Khalayak mendengarkan radio untuk mendengarkan musik terbaru, mengirim salam, meminta pemutaran lagu favorit, mendengarkan berita dan informasi terbaru dan menerima hiburan. Pengelola program media penyiaran sudah tentu tidak dapat menyusun program acaranya sendiri. Kegemaran staff program media tidak dapat menggambarkan kegemaran masyarakat umum. Walaupun pengelola program dapat dengan selektif memilih musik yang disukai, acara program yang menarik untuknya, ataupun selera yang berkelas, tapi hal itu tidak dapat menjamin bahwa publik akan menyukainya. Mengetahui secara persis apa yang diinginkan oleh audiens merupakan hal yang paling penting dalam pengelolaan program. Persaingan media penyiaran pada dasarnya adalah persaingan merebut perhatian audiens. Untuk dapat merebut perhatian audiens, maka pengelola stasiun penyiaran harus memahami siapa audiens mereka dan apa kebutuhan mereka. Dalam era persaingan dewasa ini setiap media penyiaran harus memiliki strategi yang jelas dalam merebut audiens. 10 Audiens dari suatu media penyiaran tentunya diciptakan bukan hanya hal yang sangat umum dan menyeluruh, tapi terdiri dari hal yang dikotakkotakkan dalam jenis tertentu. Tingkat persaingan industri penyiaran kini semakin mendorong terjadinya segmentasi audiens. Hal ini menegaskan bahwa suatu stasiun penyiaran harus dengan tegas memilih target audiens yang nantinya akan menentukan pola penyiaran, gaya bahasa hingga target pengiklan. Segmentasi adalah teknik yang diaplikasikan untuk memilah pasar massal menjadi unit-unit yang lebih mudah diidentifikasikan, sehingga kebutuhan individu konsumen dapat lebih mudah dipenuhi (Fill, 1995:28) Tujuan segmentasi pasar adalah untuk mengidentifikasikan berbagai kelompok dalam pasar yang lebih luas, yang memiliki kesamaan dalam kebutuhan dan respons kepada tindakan promosi serta pemasaran lainnya agar dapat ditetapkan perlakuan pemasaran terpisah. Segmentasi pasar yang efektif dapat dilakukan dengan memenuhi syarat yaitu, perusahaan harus mengetahui kebutuhan konsumen di antara produk yang heterogen, segmen harus dapat diidentifikasi dan dibagi. Pasar secara keseluruhan menjadi kelompok-kelompok yang masing-masing sama secara relatif memiliki kebutuhan yang sama pada satu produk. Pasar secara keseluruhan harus dibagi sedemikian rupa sehingga segmensegmen dapat dibandingkan sehubungan dengan potensi. Terdapat sekurang-kurangnya satu segmen harus berpotensi mendatangkan laba yang cukup untuk mendukung alasan pengembangan dan menjaga kesinambungan bauran pemasaran tertentu dan perusahaan harus dapat menjangkau segmen yang dipilih dengan bauran pemasaran tertentu (Machfdoedz,2010:125) Segmentasi audiens adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami audiens penyiaran dan pemasaran program. Segmentasi audiens dibutuhkan untuk lebih 11 mengkotakkan audiens kepada homogenisasi. Akan sulit bagi media untuk tepat mengena sasarannya apabila segmentasi audiens diperlukannya segmen masih heterogen. Oleh karena itu audiens yang juga dipertimbangkan dengan konsep perusahaan dan kemampuan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan mereka. Segmentasi diperlukan agar stasiun penyiaran dapat melayani audiensnya secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasif dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audiens yang dituju. Segmentasi audiens juga membantu praktisi pemasaran untuk mendeteksi siapa saja pesaingnya. Para pesaing ini bukan hanya media penyiaran yang menawarkan program yang sama, tapi juga program yang menjadi alternatif bagi kebutuhan pendengar. Untuk stasiun radio baru amat penting menentukan segmentasi sebelum memulai aktivitas siaran. Segmentasi yang jelas akan menentukan format siaran yang meliputi pemilihan program dan gaya siaran sesuai dengan target yang dituju. Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan kompetisi dengan radio dan televisi lainnya di suatu lokasi siaran (Morrisan, 2008:184) F. Kerangka Konsep 1. Rebranding Menurut Kotler (2009:332) brand (merek) merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau jasa pesaing. 12 Rebranding secara definisi berarti proses pemberian nama brand baru atau identitas baru pada produk atau jasa yang sudah ada tanpa perubahan berarti dari kelebihan yang ditawarkan oleh sebuah produk. Berdasar popsurvey.net, ada dua tipe rebranding, yang pertama adalah apabila secara keseluruhan berganti nama merek (misalnya dari Bell Atlantic menjadi Verizon; Cellular One menjadi Cingular Wireless). Yang kedua, rebranding sebagai hasil modifikasi dari merek yang sudah mapan (produk sereal Coco Krispies menjadi Coco Pops, produk pembersih Jif menjadi Cif, produk minuman Nestle Quik menjadi Nesquik). Faktor yang umumnya mendasari rebranding berkisar pada tekanan eksternal seperti regulasi, konsekuensi penjualan/pembelian merek, merger antar perusahaan, proses harmonisasi merek di tingkat global, dll. Berdasar Wikipedia, dalam sebuah penelitian terhadap 165 kasus rebranding, Muzellec dan Lambkin (2006) menemukan bahwa, apakah rebranding yang mengikuti dari strategi perusahaan (misalnya, M & A) atau merupakan strategi pemasaran yang sebenarnya (mengubah reputasi perusahaan), bertujuan untuk meningkatkan, mendapatkan kembali, mentransfer, dan / atau menciptakan ekuitas merek perusahaan. Menurut Sinclair (1999:13) bisnis di seluruh dunia mengakui nilai merek. Perusahaan di abad ke-21 mungkin merasa perlu untuk mengubah merek mereka dalam hal relevansi kepada konsumen dan pasar yang terus berubah. Proyek rebranding yang sukses dapat menghasilkan merek lebih baik dari sebelumnya. Penggantian nama dan rebranding perusahaan sangat penting untuk mengambil hati klien. Perusahaan sering mengubah citra untuk menanggapi isu-isu eksternal dan / atau internal. Perusahaan juga memanfaatkan rebranding sebagai alat pemasaran yang efektif untuk menyembunyikan malpraktek dari masa lalu, sehingga mencurahkan konotasi negatif yang berpotensi mempengaruhi profitabilitas. 13 Menurut Fandi Tjiptono dalam Pemasaran Strategik, ada 7 (tujuh) hal yang membuat perusahaan melakukan rebranding, yaitu : 1. Menyegarkan kembali atau memperbaiki citra merek. 2. Memulihkan citra setelah terjadinya krisis atau skandal 3. Bagian dari merger atau akuisisi 4. Bagian dari de-merger atau spin-off 5. Mengharmonisasikan merek di pasar internasional 6. Merasionalisasi portfolio merek 7. Mendukung arah strategik baru perusahaan. Beberapa kondisi yang dapat menjadi indicator dibutuhkannya langkah rebranding (www.creasionbrand.blogspot.com) 1. Perubahan Waktu, Trend dan Preferensi. Sebagian besar brand internasional melakukan rebranding pada periode yang sudah ditetapkan, dan berbeda antara satu produk dengan produk yang lain. Lamanya periode tentu harus dicari tahu dari tren dan perkembangan pasar ataupun market research yang dilakukan. Berapa lama konsumen akan merasa jenuh dan membutuhkan perubahan. 2. Adanya pergantian manajemen/strategi besar perusahaan. Perubahan besar yang terjadi di suatu perusahaan, seperti pergantian kepemimpinan atau merger atau dibelinya suatu perusahaan antara pihak lain, menjadi salah satu alasan kuat untuk melakukan rebranding. Karena biasanya perubahan tersebut berimbas pada perubahan strategi maupun konsep produk, hingga pada konsep komunikasi itu sendiri. Momen ini menjadi momen yang penting bari produk/perusahaan untuk menciptakan image baru kepada masyarakat. 14 3. Adanya permasalahan/isu negatif yang menimpa brand. Salah satu strategi untuk mengembalikan nama baik suatu perusahaan/ produk adalah dengan melakukan rebranding namun seperti yang tadi disebutkan bahwa rebranding secara visual harus dilengkapi dengan perubahan menyeluruh dari hal negatif yang awalnya melekat pada image yang lama. Wajah baru bentuk komunikasi yang baru menjadi awal permulaan “berbaikan” dengan para konsumen. 4. Perubahan pada fokus perusahaan/ brand. Seiring waktu fokus sebuah perusahaan atau brand seringkali bergeser ke arah yang lain, dahulu sebelum fokus pada bisnis telekomunikasi Nokia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang ban Mobil, seiring dengan perubahan fokus ini tentunya mereka harus melakukan Rebranding menyesuaikan dengan fokus bisnis mereka saat ini sehingga brand perception yang tercipta melalui identitas mereka misalnya bisa lebih tepat dan sesuai dengan bisnis mereka di mata konsumen. Pada umumnya sebuah perusahaan melakukan rebranding karena beberapa alasan: 1. Alasan finansial, perusahaan secara finansial melakukan reorganisasi dan sebuah identitas baru diperlukan untuk hal itu. 2. Adanya kepemimpinan baru, untuk mengiringi awal kepemimpinannya, mereka ingin “tanda atau simbolnya” sendiri di perusahaan yang dipimpinnya. 3. Analisa prospektif pasar, setelah sekian tahun perusahaan perlu menegaskan kembali targetnya dan merencanakan mengubah positioningnya pada area yang baru, sehingga perlu citra yang baru pula untuk merefleksikan hal tersebut. 15 4. Merger, beberapa perusahaan bergabung menjadi satu perusahaan yang baru dengan nama baru. Ada beberapa alasan lain dilakukannya rebranding dalam sebuah perusahaan yaitu: 1. Identitas dari perusahaan tersebut tidak dapat mewakili pelayanan dari perusahaan tersebut. 2. Perusahaan tersebut sudah memiliki reputasi yang buruk di mata masyarakat. 3. Perusahaan tersebut ingin memberikan sesuatu yang baru, berupa pembenahan dalam perusahaan. Rebranding memakan waktu yang lama karena harus mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya, perusahaan harus mempertimbangkan secara matang apakah perubahan ini membawa pengaruh yang besar bagi karyawannya dalam menjalankan tugasnya, karena karyawan harus memperkenalkan kembali logo baru tersebut ke masyarakat. Dalam melakukan rebranding perusahaan sedikit banyak harus mendapat kesempatan bersama dari para karyawannya. Faktor eksternal ialah masyarakat dan stakeholder. Perusahaan harus mempertimbangkan juga apakah dengan perubahan logo, masyarakat memahami maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Untuk menciptakan brand sebuah perusahaan dalam hal ini ialah logo, tidaklah mudah. Ada dua komponen penting yang perlu dipertimbangkan, yakni tampilan dan bahasa. Tampilan berhubungan dengan logo bisnis atau produk. Sebuah logo yang efektif seharusnya : - Unik. - Dengan segera memberitakan sifat alami bisnis, produk, atau servis. Hal ini dapat ditafsirkan dengan dua cara yaitu literal dan abstrak. - Menarik bagi target penonton. 16 - Tidak tergantikan karena pergantian waktu (tahan lama). - Dapat bekerja dalam semua konteks potensi komunikasi. Aspek kedua yang sama pentingnya dalam membuat brand ialah bahasanya atau cara mengungkapkannya. Hal ini sering dijelaskan sebagai tagline atau cara memposisikan pernyataan. Hal ini digunakan untuk meyakinkan konsistensi dan kelanjutan dari kedua hal yaitu penampilan dan bahasa menggambarkan perusahaan yang sekarang kepada pelanggan. Sedangkan proses dalam sebuah rebranding sendiri dapat terjadi dalam 4 tahap yaitu: repositioning, renaming, redesign, dan relaunching.(Muzellec et.al, 2003) Brand Repositioning lebih dinamis, merupakan proses inkremental dimana harus selalu di adjust setiap waktu untuk selalu siap dengan perubahan market trend dan tekanan kompetitif dalam eksternal event yang lebih luas. Untuk brand renaming merupakan yang paling komprehensif dan paling beresiko dalam proses rebranding. Untuk renaming sendiri dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori. (Muzellec et.al, 2003) Sedangkan untuk Brand Redesign adalah sebuah inti dari filosofi perusahaan atau atribut utama dari produk yang digambarkan ke dalam sebuah simbol. Brand Relaunching adalah pemberitaan atau pemberitahuan brand baru ke dalam internal dan eksternal perusahaan. Untuk internal dapat dilakukan dengan brosur atau buletin, internal meeting, dan juga melalui workshop atau intranet. Sedangkan untuk eksternal dapat melalui press relase, advertising untuk menarik perhatian akan brand baru tersebut dan juga dapat memfasilitasi proses adopsi dari nama baru tersebut kepada para stakeholder. (Muzellec et.al, 2003) 17 Contoh perusahaan BUMN yang pernah melakukan rebranding antara lain Bank Mandiri, BNI, Indosat, Pertamina, Pegadaian, Pos Indonesia, Bulog dan Garuda Indonesia. Sementara perusahaan swasta yang melakukan rebranding antara lain BII, Danamon dan Garudafood. 2. Strategi Komunikasi Pemasaran Radio dalam Menjaring Pendengar dan Pengiklan Strategi Komunikasi Pemasaran Radio diartikan sebagai usaha atau cara stasiun radio memperkenalkan radio (program dan spot iklan) kepada calon pendengar dan calon pengiklan agar mereka mendengarkan radio dan memasang iklan usaha mereka di stasiun radio tersebut. Dalam memasarkan sebuah produk, maka harus memilih strategi komunikasi pemasaran yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Strategi komunikasi pemasaran tidak harus selalu mahal, bisa dilakukan secara sederhana tetapi kreatif, murah meriah dan berhasil guna. Kesalahan dalam strategi komunikasi pemasaran dapat mengakibatkan sasaran yang dimaksud tidak tercapai, bahkan mungkin dapat menimbulkan kerugian. Seperti iklan yang yang sudah dibuat dengan biaya mahal tetapi ternyata tidak dimengerti maksudnya oleh konsumen. Stasiun radio lokal memiliki produk berupa jasa yakni program siaran. Dimana di sela-sela lagu yang diputar dan penyiar berbicara terdapat spot untuk iklan, adlips dan pesan sponsor. Agar produknya diketahui dan diminati oleh khalayak ramai, maka stasiun radio lokal baru harus memiliki strategi komunikasi pemasaran yang tepat dan berbeda agar berhasil mengambil hati pendengar kaum muda di Yogyakarta. Kaum muda di sini diartikan remaja putra-putri berusia 16-24 tahun. Strategi komunikasi pemasaran radio lokal sendiri berarti cara atau usaha radio lokal untuk memperkenalkan radio dan program radio kepada khalayak (calon pendengar dan calon pengiklan) agar mereka tahu seluk 18 beluk radio tersebut, mendengarkan, menjadi pendengar setia dan memasang iklan. Tujuan strategi promosi ini adalah sebagai brand awareness atau kesadaran merk radio bagi pendengar. Dengan banyaknya pendengar, maka tujuan kedua bisa tercapai yakni menarik pengiklan dan meningkatkan penjualan iklan berupa spot, adlips, sponsorship/ blocking time program, maupun barter branding. Agar stasiun radio lokal baru mampu menjaring pendengar kaum muda di Yogyakarta, maka dipilihlah IMC sebagai strategi komunikasi pemasaran. IMC atau Integrated Marketing Communications adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan (pendengar dan pengiklan) Tujuan Integrated Marketing Communications adalah mempengaruhi atau memberi efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan dan calon dengan produk atau jasa dari suatu merk atau perusahaan, adalah jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan di masa datang. Lebih jauh lagi, IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta dapat diterima oleh pelanggan atau calon pelanggan. Dengan kata lain, proses IMC berawal dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif (Shimp, 2003:24) Seiring dengan berkembangnya zaman, berkembang pula pengertian IMC. Integrated Marketing Communications (IMC) terdiri dari tujuh elemen yaitu advertising, direct marketing, personal selling, public relations, publicity, event/sponshorship dan pameran. Menurut Four As (The American Assosiation of Advertising Agency), IMC (dalam 19 Sulaksana, 2005:30) adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk komunikasi, misalnya iklan, direct response, promosi penjualan dan humas yang memadukannya untuk meraih kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi maksimal melalui pengintegrasian pesan. IMC atau Komunikasi pemasaran terpadu adalah pendekatan yang lebih populer yang diterapkan oleh profesional pemasaran dan komunikasi untuk mengkoordinasikan berbagai pengalaman konsumen dengan komunikasi pemasaran untuk merek-merek tertentu (Kotler, 2003) Integrated Marketing Communications (IMC) atau komunikasi pemasaran terpadu terdiri dari tujuh unsur komunikasi yakni: Periklanan, Promosi Penjualan, Public Relations, Personal Selling, Pemasaran Langsung, Event/ Sponsorship dan Pameran. a. Periklanan Media periklanan yang sudah banyak dikenal seperti televisi, radio dan surat kabar. Media memuat beraneka ragam produk-produk perusahaan untuk membujuk, mengingatkan dan memperkenalkan produk-produk perusahaan kepada masyarakat. Di dalam usaha untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen tentang adanya produk atau jasa tertentu, perusahaan dihadapkan dengan berbagai cara dan cara tersebut terangkum bauran promosi yang salah satunya adalah periklanan. Menurut Kotler (2005:344) dalam pengembangan program periklanan, langkah pertamanya adalah mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. 20 b. Promosi Penjualan Promosi Penjualan adalah suatu aktivitas dan/atau materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/ produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian (Dommermuth, 1984:32) Sulaksana (2005:26) menjelaskan alat promosi penjualan seperti kupon, premi, kontes dan lain-lain memang sangat berbeda tapi semua jenis promosi ini sama-sama menawarkan tiga benefit yaitu komunikasi; promosi biasanya mengundang minat dan umumnya menyajikan informasi agar konsumen terdorong membeli, insentif; mereka menawarkan konsesi, rangsangan atau kontribusi yang bagi konsumen bisa merupakan value tersendiri dan undangan; promosi bersifat mengundang agar seketika dapat terjadi transaksi. c. Public Relations Public Relations adalah disiplin yang membangun dan memelihara reputasi, dengan tujuan memperoleh pemahaman dan dukungan serta mempengaruhi opini dan perilaku. Ini untuk membangun dan memelihara goodwill, dan saling pengertian antara sebuah organisasi dan perusahaan publik (Aruman, Majalah Mix, Juni 2010) Public Relations dan mitranya media massa atau pers, tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, keduanya saling membutuhkan, membentuk sinergi yang positif. PR menjadi sumber berita bagi pers, sedang pers menjadi sarana publisitas bagi PR agar perusahaan dan para komunikator lebih dikenal publik atau masyarakat. Kedua belah pihak, harus saling memiliki kepercayaan bahwa Public Relations bukan bulan-bulanan pers, dan pers tidak boleh diperalat oleh PR 21 sehingga memuat pemberitaan yang berisi kebohongan publik (Ardianto, 2004:91) Tugas PR diantaranya press relation, product publicity, corporate communication dan lobbying (Tjiptono, 1997:231) d. Personal Selling Personal Selling atau penjualan personal merupakan cara yang paling efektif dalam proses pembelian, terutama dalam membentuk preferensi pembeli, keyakinan dan tindakan atau aksi konsumen. (Sulaksana, 2007:27) Personal Selling merupakan proses penyampaian pada umumnya meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan kebutuhan yang memuaskan kepada pasar dalam jangka waktu panjang. (Machfoedz, 2007:130) e. Pemasaran Langsung Pemasaran langsung menurut Principle of Marketing (Kotler dan Amstrong, 1996:53) adalah pemasaran yang menggunakan berbagai media iklan untuk berinteraksi langsung dengan konsumen, biasanya menelepon konsumen untuk mendapat respon langsung. f. Event/ Sponsorship Sponsorship marketing adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu merek mereka dengan kegiatan tertentu. (Shimp, 2003:6) Event marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan costumer dalam event tersebut. 22 g. Pameran Pameran merupakan suatu tempat bertemunya perusahaan dengan retailer (suatu produk tertentu) dan saling membicarakan tentang pemasaran untuk meluncurkan dan mendemonstrasikan produk dan layanan mereka kepada konsumen untuk saling bertukar ide dan untuk memperoleh kesepakatan bersama Pada dasarnya pameran merupakan event masyarakat yang diselenggarakan oleh suatu organisasi independen dan terbuka untuk umum serta dapat dihadiri oleh berbagai kalangan. Pameran merupakan mind point dan sangat baik untuk menciptakan kontak baru. Tapi secara nyata ruang lingkup penjualannya agak terbatas (Brannan, 2004:83) G. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian Nasution membagi ragam penelitian berdasarkan tujuannya menjadi tiga kelompok, yakni eksploratoris, deskriptif, dan eksperimental. Penelitian eksploratoris bertujuan untuk menjajaki sesuatu yang belum dikenal atau baru dikenal. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengadakan deskripsi guna memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. Sedangkan penelitian eksperimen bertujuan untuk melakukan uji hipotesis dalam situasi yang mana satu atau beberapa variabel dapat dikontrol (Rianto, 2008: 90). Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka studi deskriptif dipilih karena paling memadai untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini, yaitu memahami dan menganalisa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM. 23 Dalam penelitian deskriptif dilakukan pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen. Sehingga data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar, bukan berupa angka-angka (data kuantitatif). Data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya (Moleong, 2007: 6-11). Prinsipnya, penelitian deskriptif menyajikan gambaran rinci dan akurat tentang sebuah objek penelitian; membangun kategorisasi dan klasifikasi; serta untuk memaparkan latar belakang dan konteks sebuah situasi (Neuman, 2000: 22). Gambaran yang didapat akan dikaji untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio JIZ FM . 2. Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada dan sesuai dengan tujuan, sifat, objek, sifat ilmu atau teori yang mendukung. Dalam penelitian objeklah yang menentukan metode yang akan digunakan (Koentjaraningrat, 1977: 7-8). Menurut Komunikasi” Jalaludin Rakhmat, dalam bukunya “Metode Penelitian metode deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada; Mendefinisikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku; Membuat perbandingan atau evaluasi; Serta menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan keputusan pada waktu yang akan datang (Rakhmat, 1997:24). Metode deskriptif juga merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek penelitian, kemudian data atau informasinya dianalisis sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Hal ini senada apa yang diungkapkan Sukmadinata dimana yaitu: 24 “Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.“ (Sukmadinata, 2006 : 72). Untuk itulah, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan metode deskriptif ini dianggap sesuai karena selain strategi komunikasi pemasaran stasiun radio lokal sebagai objek penelitian masih menjadi fenomena terkini, pelaksanaanya oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM yang notabene masih baru di Industri Siaran Radio dilakukan secara khusus untuk menjaring pendengar dan pengiklan. Pada akhirnya, data yang telah terkumpul kemudian diseleksi, dikelompokkan, dikaji, interpretasi dan disimpulkan. Selanjut hasil simpulan itu dideskripsikan. Pendeskripsian data-data dilakukan dengan mengetengahkan fakta berhubungan dengan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan berlangsung di Radio JIZ FM yang beralamat di jalan Kesejahteraan Sosial no 63 Sonosewu Yogyakarta 4. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah: a. Manajer Operasional Stasiun Radio 89,5 JIZ FM yaitu Andi Wibowo, Sos b. Departemen Sales dan Marketing Stasiun Radio 89,5 JIZ FM. 25 5. Teknik Pengumpulan Data Terdapat tiga teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu wawancara, studi dokumen, dan observasi. 3.1 Wawancara Wawancara, yaitu cara pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan orang yang memahami obyek penelitian. Proses wawancara dilakukan dalam beberapa bentuk, yakni tanya jawab secara lisan dengan berhadapan langsung antara peneliti dengan informan; wawancara melalui email dengan mengirimkan pertanyaan, serta wawancara via telepon. Pemilihan informan menggunakan teknik Purposive Sampling yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya kriteria tertentu (Arikunto, 2006: 139). Informan yang diwawancarai dibagi menjadi beberapa kategori: 1. Manajer Operational Stasiun Radio 89,5 JIZ FM 2. Departemen Sales & Marketing Stasiun Radio 89,5 JIZ FM 3.2 Studi Dokumen Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik yang digunakan oleh objek penelitian. Hal ini digunakan untuk menganalisis strategi promosi yang dilakukan oleh Stasiun Radio JIZ FM dalam menjaring pendengar kaum muda di Yogyakarta. 3.3 Observasi Observasi, yaitu cara pengumpulan data melalui pencatatan secara cermat dan sistematis langsung di lokasi obyek penelitian yang berkaitan. Penelitian ini akan berlangsung di Stasiun Radio JIZ FM, jalan Kesejahteraan Sosial 63, Sonosewu, Yogyakarta. Observasi dilakukan 26 dengan cara mengamati kegiatan yang dilakukan oleh Tim Marketing dan Promosi Stasiun Radio JIZ FM. 6. Teknik Analisis Data Telah dijelaskan lebih awal, bahwa peneliti menggunakan metode kualitatif, artinya data yang diambil dan kemudian dikumpulkan, tidak diolah melalui perhitungan matematis, maupun berbagai rumus statistik. Melainkan pengolahan data yang dilakukan secara rasional dengan pemikiran menurut logika. Oleh karena itu, pengolahan data alur analisisnya, strategi promosi yang dilakukan oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM dalam menjaring pendengar kaum muda di Yogyakarta. Hasil analisis data kemudian dipaparkan secara naratif untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Stasiun Radio 89,5 JIZ FM. Analisis data dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah analisis data sebagai berikut (Moleong, 2006:170): a. Pengumpulan Data. Data dalam penelitian ini, diperoleh dengan menggunakan hasil wawancara, hasil analisa tulisan tangan, dan studi kepustakaan (library research) b. Reduksi Data. Reduksi data merupakan proses pemilahan, pengkategorian, dan pemusatan pada data yang relevan dengan fokus permasalahan penelitian. c. Penyajian data dilakukan dengan menggambarkan fenomena atau keadaan sesuai dengan data yang telah direduksi. 27 d. Kesimpulan. Kesimpulan diambil dari hasil penelitian dan pembahasan. Semua data yang dihasilkan dari penelitian ini dianalisis menggunakan metode kualitatif dan disajikan dalam tiga tahap: deskriptif, evaluatif, dan konklusif. Seperti yang dijelaskan Burhan Bungin dalam bukunya bahwa salah satu hal yang hendak dicapai dari analisis data kualitatif yaitu menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran tuntas terhadap proses tersebut. Artinya, penelitian ini mendeskripsikan proses tersebut apa adanya sehingga tersusun suatu pengetahuan yang sistematis tentang proses sosial, realitas sosial dan semua atributnya (Bungin, 2007:153). 28