1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erupsi Gunung Kelud yang terjadi pada tanggal 14 Februari 2014 menyisakan banyak material abu vulkanik yang menyebar di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah serta sebagian Jawa Barat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suntoro et al. (2014), abu vulkanik Gunung Kelud hasil erupsi yang langsung diaplikasikan pada tanah Alfisol dengan penambahan pupuk kandang mampu meningkatkan ketersediaan hara tanaman, mempengaruhi pertumbuhan jagung serta serapan haranya. Pemberian abu vulkanik dan pupuk kandang juga berpengaruh terhadap beberapa unsur hara dalam tanah antara lain kalsium (Ca), nitrogen (N), kalium (K), dan sulfur (S), serta tinggi tanaman, biomasa tanaman, dan jumlah klorofil. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Damayani et al. (2014) bahwa efek residu dari kombinasi abu vulkanik Merapi dan pupuk kandang sapi pada tanah mineral memberikan pengaruh pada kandungan C-organik, kapasitas pegang air, dan kadar air dalam media tanam. Abu vulkanik merupakan material yang terbentuk dari pembekuan magma dan dierupsikan oleh gunung berapi secara eksplosif. Abu vulkanik memiliki berat yang ringan serta berbentuk bubuk halus dan mengandung berbagai macam mineral. Menurut Barchia (2009) mineral-mineral primer mampu melapuk dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Fiantis (2006) menambahkan bahwa proses pelapukan abu vulkanik dapat terjadi secara fisik maupun kimiawi dengan bantuan air dan asam-asam organik yang ada di dalam tanah. Proses pelapukan secara alami memerlukan waktu yang cukup lama. Kandungan unsur yang ada pada abu vulkanik salah satunya yaitu unsur kalium. Kalium merupakan unsur hara makro esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan harus tersedia dalam tanah. Jika unsur kalium tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman dapat terganggu. Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama di Indonesia dan merupakan salah satu komoditas yang ditargetkan mencapai swasembada. Menurut Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2013) selama periode 20042012 terjadi peningkatan produksi jagung sebesar 8,152 juta ton pipilan kering 1 2 dari tahun 2004 yang hanya 11,225 juta ton, menjadi 18,962 juta ton pada 2012 atau meningkat 6,97% tiap tahunnya. Produksi jagung masih dapat ditingkatkan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian dengan memaksimalkan teknologi serta perluasan lahan tanam. Jagung cocok ditanam pada berbagai macam jenis tanah, serta tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam penanamannya (Purwono dan Hartono 2005). Jenis tanah yang banyak digunakan dalam budidaya jagung salah satunya adalah tanah Alfisol. Menurut Minardi et al. (2015) tanah Alfisol Jumantono memiliki tingkat kesuburan yang rendah ditandai dengan kandungan bahan organik 1,08%, pH 4,69, KTK 7,7 cmol(+)/kg, kalium tersedia 0,28 me/100g. Tingkat kesuburan yang rendah dapat diperbaiki dengan pemberian masukan misalnya bahan organik. Penelitian Mandal et al. (2007) menunjukkan penambahan pupuk kandang pada pupuk NPK mampu memberikan pengaruh positif terhadap sifat fisika tanah yaitu total N, C-organik, sementara Hati et al. (2006) melaporkan bahwa efek jangka panjang pupuk kandang sapi mampu memperbaiki agregat tanah, sehingga daya jangkau akar lebih baik. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang efek residu abu vulkanik Kelud dan penambahan bahan organik terhadap ketersediaan dan serapan kalium pada jagung di tanah alfisol. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana efek residu abu vulkanik Gunung Kelud dan bahan organik terhadap ketersediaan kalium, serapan kalium, dan pertumbuhan jagung pada tanah Alfisol pada musim tanam kedua? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengkaji efek residu abu vulkanik Kelud dan bahan organik terhadap ketersediaan kalium, serapan kalium, dan pertumbuhan jagung di tanah Alfisol pada musim tanam kedua 3 Manfaat penelitian ini yaitu memberikan informasi kepada petani mengenai aplikasi abu vulkanik Gunung Kelud dan pupuk kandang yang memiliki potensi meningkatkan kalium dan kalsium pada jagung di tanah Alfisol akibat proses pelapukan.