BAHAN AJAR 23 BAHAYA TEKANAN TINGGI DI BAWAH PERMUKAAN AIR Dekompresi Bila seseorang masuk ke bawah permukaan air dan menyelam semakin dalam, maka tekanan yang akan diterimanya menjadi semakin besar. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh karena BD (berat jenis) air lebih tinggi dan pada udara. Tekanan yang diterima tubuh akan diteruskan ke seluruh organ tubuh termasuk kecairan jaringan. Tekanan yang ditermia tidak hanya berpengaruh mekanis, tetapi juga menyebabkan gasgas dalam udara nafas menjadi lebih banyak yang terlarut dan dapat menimbulkan gangguan pada difusi dan transportasi gas pada proses pernafasan. Orang yang dihubungkan dengan permukaan air melalui sistem saluran (selang) pernafasan, tidak mampu mengembangkan rongga dadanya (melakukan inspirasi) bila kedalaman penyelamannya> 5 M. Pada kedalamantersebut, tekanan air yang menekan rongga dada tidak dapat diatasi oleh otot-otot inspirasi, oleh karena itu diperlukan tekanan udara inspirasi yang lebih tinggi agar udara dapat masuk ke dalam paru-paru. Tekanan tinggi termaksudlah ang menjadi pokok permasalahan pada timbulnya Penyakit Dekompresi. Penyakit Dekompresi (PD) adalah penyakit dengan berbagai tingkat keluhan dan gejala, yang dapat menggangu seluruh sistem organ tubuh dengan penyebab yang sama yaitu terbentuknya gelembung N2 dalam jaringan dan darah. Gelembung terjadi akibat berkurangnya tekanan barometer yang menyertai penyembulan (ascent) dalam upaya mengakhiri penyelaman. PD dapat terjadi pada setiap saat dari sejak dimulainya penyembulan, tetapi biasanya menjadi jelas setelah 24 jam. Gelembung N2 dapat terjadi pada berbagai jaringan, dan dapat menyebabkan rasa terganggu (rasa tidak enak), bahkan rasa nyeri. Dalam pembuluh darah, gelembung udara tersebut menjadi emboli yang dapat menyumbat pembuluh darah penderitanya. Menurut Hukum Henry, jumlah N2 yang ada dalam darah berbanding lurus dengan besar tekanannya, dan hal terakhir ini berbanding lurus dengan kedalaman penyelamannya. Jumlah N2 yang masuk ke jaringan tergantung pada: • Sifat jaringan: besar aliran darah dan afinitas jaringan terhadap N2 202 • Lama paparan dan besar tekanannya. Sistem saraf peka terhadap PD oleh karena: • Myelin punya afinitas tinggi terhadap N2 • Volume aliran darah otak adalah besar Untuk mencegah terjadinya PD, kecepatan penyembulan harus disesuaikan dengan kedalaman dan durasi penyelaman tersebut. Hakekatnya penyembulan harus lambat untuk memberi waktu kepada gas N2 untuk keluar secara wajar melalui jalur pemafasan. Misalnya untuk kedalaman 30 M, orang dapat tinggal untuk waktu sekitar 30 menit dengan aman, apabila penyembulan dilakukan dengan kecepatan sekitar 20 memenit. Tabel dibawah ini menunjukkan hubungan antara kedalaman dan durasi arnan untuk penye!aman dengan menggunakan udara dan dengan menggunakan oksigen. Menurut penelitian, gelembung udara (N2) umumnya terjadi pada penyelaman lebih dalam dari 7m. Kurang dari kedalaman itu umumnya belum memberi gejala, mungkin oleh karena jumlahnya masih sedikit dan dapat tersaring oleh paru-paru. Gejala PD dapat timbul setiap saat dan sejak awal proses dekompresi yaitu mulai dari penyembulan. Sekitar 50-75% PD terjadi pada jam pertama sejak dimulainya penyembulan dan hampir terjadi pada semua penyelam setelah 24 jam. Ada kecenderungan, bila gejala timbul lebih awal maka PD akan lebih berat sehingga harus dirawat sebagai PD kecuali terbukti lain. Perlu dingat, bahwa hampir semua organ tubuh dapat terkena PD, bahkan sering berupa kombinasi, dengan proporsi tertinggi pada sistem saraf. Bila timbul gejala PD, akibat yang serius dapat dihindari dengan memasukan ybs ke dalam ruang kompresi (compression chamber) dan dengan cepat tekanan dinaikkan sampai sesuai dengan tekanan pada kedalaman penyelamannya, kemudian secara berangsur tekanan dalam ruang dekompresi dikurangi sampai kembali ke tekanan normal. Diperlukan waktu beberapa menit sampai beberapa jam untuk menghilangkan seluruh gelaja PD. Penderita dapat dimonitor melalui jendela kaca pada ruang kompresi tersebut. PD adalah kegawatan medis, tetapi dengan pertolongan cepat dan tepat, dapat pulih sempurna. Sebaliknya setiap kelambatan pertolongan dapat berakibat gangguan permanen. Cara pertolongan yang paling tepat adalah dengan compression chamber, tetapi fasilitas demikian hanya ada pada beberapa tempat saja sehingga perlu transportasi penderita ke tempat fasilitas tersebut. 203 Gambar 24: Compression chamber Masalah yang kemudian perlu menjadi perhatian adalah bahwa pesawat terbang komersial diberi tekanan kabin yang sesuai dengan ketinggian 1000-2000 m dari permukaan laut, berarti tekanan lebih rendah dari tekakan di darat. Keadaan tersebut memperberat PD pada penderita, jadi transportasi harus dengan pesawat dengan tekanan kabin di atas permukaan laut. Selama dalam perjalanan penderita harus diberi O2 100% dengan menggunakan masker kedap udara. Untuk menghindari keracunan O2, tiap 30 menit diberi inerval 5 menit bernapas dengan udara biasa. O2 murni tidak mengandung N2 sehingga perbedaan tekanan O2 antara udara paru-paru dengan darah dalam kapiler paru-paru menjadi lebih besar, keadaan ini memungkinkan difusi N2 dari darah ke udara alveolar lancar. Penyelaman dalam waktu yang lebih lama dapat menderita kedinginan yang dapat menyebabkan menekan sekresi ADH diuresis meningkat yang dapat berakibat hypovolemia dan hemokonsentrasi, yang dapat memperberat PD dengan tingkat yang sesuai dengan tingginya nilai hematokritnya. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya pneumothorax sebelum rekompresi, terlebih dahulu periksa foto thorax. Ketaatan kepada tabel dekompresi selama menyelam sangat mengurangi risiko PD tetapi tidak menjamin terjadinya kekebalan. Penyembulan berulang (multipel ascent) selama penyelaman tunggal dan penyelaman pada beberapa hari berturut-turut dapat meningkatkan terjadinya PD. Penyelam juga dilarang terbang dalam waktu yang dekatsetelah penyelaman, karena ketinggian akan mernperberat pengaruh dekompresi. Artinya seorang penyelam tang baru selesai menyelam sebaiknya melakukan penerbangan paling sedikit 4 jam setelah batas waktu penyelaman yang “tidak melewati batas dekompresi” dan 24 jam setelah penyelaman yang dapat menyebabkan dekompresi (melewati batas dekompresi). Setelah seorang penyelam menderita PD, perlu dilakukan pemeriksaan berulangulang terhadap sistem organ yang terpengaruh. Misalnya, pemeriksaan neurologis terhadap susunan saraf pusat disertai pemeriksaan dengan electroencephalografi (EEG), computerized tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MPI). Bila terjadi sequelae PD yang terjadi untuk waktu yang lama, maka dilarang melakukan penyelaman lebih lanjut. Sekalipun bila tanda-tanda dan gejala-gejala PD telah sembuh sempurna, penyelaman masih tetap dilarang untuk waktu minimal 4 minggu. Meskipun tidak ada data yang menunjukan meningkatnya risiko untuk terjadinya PD kedua, tetapi dalam hal tersebut perlu dilakukan tindakan konservatif melarang penyelaman lebih lanjut oleh karena buruknya respons terhadap pengobatan bila terjadi serangan kedua. (Gornan 1989). 204 205 206 Barotrauma Barotrauma ditunjukkan oleh adanya kerusakan berbagai jaringan tubuh akibat ketidak-seimbangan antara tekanan dalam rongga-rongga udara di dalam tubuh dengan jaringan atau cairan tubuh di sekitarnya. Barotrauma terhadap telinga merupakan cedera yang paling sering mengenai penyelam. Dengan berubahnya kedalaman yang berakibat berubahnya tekanan, maka volume udara atau gas-gas di dalam tubuh juga akan berubah (lihat gambar di atas). Perubahan volume tersebut terjadi pada penyelaman/descent (volume berkurang) dan padapenyembulan (volume bertambah), Dengan penyelaman (descent) maka terjadi peristiwa seperti “memeras”. Istilah “memeras” dipergunakan untuk melukiskan pengaruh barotrauma pada penyelaman akibat terjadinya peningkatan tekanan gas dan berkurangnya volume gas yang bersangkutan. Pemerasan terjadi pada gas yang terdapat dalam ruang yang tidak mengempis yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara gas dalam rongga itu dengan tekanan di sekitarnya. Jaringan yang melapisi ronggarongga gas misalnya rongga telinga tengah dapat membengkak dan bila terdapat pembuluh darah maka pembuluh darah itu dapat pecah dan terjadilah perdarahan yang merupakan upaya untuk mengimbangi tekanan akibat ‘pemerasan’ tersebut. Perdarahan ke dalam rongga udara dapat menyebabkan terjadinya nyeri yang menyertai ‘pemerasan’. label 3 menjelaskan secara rinci bentuk-bentuk barotrauma yang umumnya terjadi pada penyelaman (descent). Barotrauma pada penyembulan (lawan ‘pemerasan’) terjadi bila pengembangan yang normal dari gas-gas pada penyembulan terhambat, biasanya terjadi akibat obstruksi mekanis yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan yang progresif dalam 207 rongga-rongga gas yang tertutup itu bersamaan dengan benlanjutnya penyembulan, Tabel 4 melukiskan gamboran bentuk barotrauma yang lebih umum pada penyembuian. 208 209 Rangkuman 210 Penyakit Dekompresi (PD) adalah penyakit dengan berbagai tingkat keluhan dan gejala, yang dapat mengenai seluruh sistem organ tubuh dengan penyebab yang sama yaitu terbentuknya gelembung N2 dalam jaringan dan darah. Gelembung terjadi akibat berkurangnya tekanan barometer yang menyertai penyembulan (ascent) dalam upaya mengakhiri penyelaman. PD dapat terjadi pada setiap saat dan sejak dimulainya penyembuan, tetapi biasanya menjadi jelas setelah 24 jam. Gelembung N2 tersebut dapat terjadi pada berbagai jaringan, yang dapat menyebabkan rasa terganggu (rasa tidak enak) bahkan rasa nyeri. Dalarn pembuluh darah, gelembung udara tersebut menjadi emboli yang dapat menyumbat pembuluh darah ybs. Barotrauma ditunjukkan oleh adanya kerusakan berbagai janingan tubuh akibat ketidakseimbangan antara tekanan dalam rongga-rongga udara di dalam tubuh dengan jaringan atau cairan tubuh di sekitarnya. Barotrauma terhadap telinga merupakan cedera yang paling sening mengenai penyelam. Latihan A. Petunjuk mengerjakan Latihan Sebelum anda menjawab pertanyaan latihan berikut, anda terlebib dahulu harus membaca, mempelajari dan memahami kegiatan belajar 1 pada modul 12 ini dengan cermat. Kemudian pahami soal latihan dengan benar, setelah itu jawablah dengan mengugunakan bahasa sendiri. B. Soal latihan 1. Sebutkan mecarn-macam penyakit yang dapat terjadi akibat aolahraga air. 2. Apa yang dimaksud dengan barotrauma dan bagai mana upaya penyelamatannya. 3. Sebutkan patologi pada telinga akibat barotruma. 211