keterangan pers - Kementerian Keuangan RI

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
GEDUNG DJUANDA I LANTAI 4, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 10710, KOTAK POS 21
TELEPON (021) 3849605 FAKSIMILE (021) 3500847; SITUS www.kemenkeu.go.id
KETERANGAN PERS
Perkembangan Ekonomi Makro Dan Realisasi APBNP Tahun 2014
APBNP Tahun 2014 memiliki makna dan peran strategis tersendiri bagi perekonomian
Indonesia, khususnya sebagai tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) ke-2 periode 2010-2014. Dalam tahun 2014 tersebut, Indonesia
sukses menyelenggarakan pemilihan umum secara demokratis yang menjadi landasan
penting dalam tahapan pembangunan selanjutnya.
Upaya pengelolaan kondisi ekonomi makro dan langkah-langkah kebijakan fiskal yang
penuh kehati-hatian (prudent) sebagaimana telah disepakati Pemerintah bersama DPR pada
bulan Juni 2014 dalam proses penetapan APBNP Tahun 2014, berhasil dilaksanakan oleh
Pemerintah secara konsisten sepanjang tahun 2014. Secara umum, realisasi APBNP Tahun
2014 menunjukkan kinerja yang apik.
Kondisi ekonomi makro selama tahun 2014 menunjukkan perkembangan yang cukup
baik sebagaimana ditunjukkan pada perkembangan indikator ekonomi makro sebagai
berikut :
1. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen;
2. Tingkat inflasi sebesar 8,36 persen;
3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat rata-rata Rp11.878/US$;
4. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,8 persen;
5. Harga minyak mentah Indonesia rata-rata US$97/barel;
6. Lifting minyak rata-rata 794 Ribu barel/hari; dan
7. Lifting gas rata-rata 1.224 Ribu barel setara minyak/hari.
Capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen tersebut lebih rendah dari asumsi
pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan dalam APBNP Tahun 2014 sebesar 5,5 persen. Hal
tersebut terutama disebabkan oleh turunnya kinerja ekspor sejalan dengan masih lemahnya
permintaan dunia dan turunnya harga komoditas di pasar Internasional sepanjang tahun 2014.
Sementara itu, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada November 2014
beserta dampak ikutannya terhadap harga komoditas di dalam negeri dan peningkatan harga
barang impor akibat pelemahan nilai tukar Rupiah menyebabkan tingkat inflasi sepanjang
tahun 2014 mencapai sebesar 8,36 persen, atau lebih tinggi dari target inflasi dalam APBNP
Tahun 2014 sebesar 5,3 persen.
Realisasi rata-rata Suku Bunga SPN 3 bulan 5,8 persen di bawah asumsi dalam
APBNP Tahun 2014 sebesar 6,0 persen. Hal ini utamanya dipengaruhi masih tingginya
permintaan akan surat berharga negara meskipun likuiditas global relatif ketat. Selanjutnya,
realisasi rata-rata nilai tukar Rupiah tahun 2014 mencapai Rp11.878/US$, atau mengalami
pelemahan dibandingkan dengan targetnya dalam APBNP Tahun 2014 sebesar rata-rata
Rp11.600/US$. Depresiasi nilai tukar rupiah antara lain dipengaruhi oleh faktor internal seperti
1/3
tingginya defisit neraca pembayaran dan faktor eksternal khususnya rencana kenaikan suku
bunga Amerika Serikat.
Realisasi harga minyak mentah Indonesia sebesar US$97/barel juga lebih rendah dari
asumsinya dalam APBNP Tahun 2014 sebesar US$105/barel. Hal ini terutama dipengaruhi
oleh penurunan harga minyak mentah dunia karena tingginya pasokan minyak mentah dunia.
Sementara realisasi rata-rata lifting minyak mentah Indonesia dalam periode Desember 2013
sampai dengan November 2014 mencapai 794 Ribu barel per hari atau di bawah targetnya
dalam APBNP Tahun 2014 sebesar 818 Ribu barel per hari. Sedangkan realisasi lifting gas
mencapai 1.224 ribu barel setara minyak per hari, sesuai dengan targetnya dalam APBNP
Tahun 2014.
Berdasarkan perkembangan indikator ekonomi makro tahun 2014 tersebut di atas,
serta langkah-langkah kebijakan fiskal yang ditempuh selama tahun 2014, kinerja realisasi
APBNP Tahun 2014 dapat tetap dijaga pada tingkat yang aman.
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.537,2 Triliun, atau mencapai 94,0 persen
dari rencana dalam APBNP Tahun 2014 sebesar Rp1.635,4 Triliun. Dari jumlah realisasi
pendapatan negara tersebut, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp1.143,3 Triliun,
atau 91,7 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.246,1 Triliun. Pencapaian
penerimaan perpajakan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi pada
sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan, pelemahan impor, dan penurunan harga
CPO di pasar internasional. Di sisi lain, kinerja penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
menunjukkan capaian yang baik dengan realisasi Rp390,7 Triliun, atau 101,0 persen dari
target dalam APBNP Tahun 2014 sebesar Rp386,9 Triliun. Lebih tingginya realisasi tersebut
terutama bersumber dari penerimaan PNBP sumberdaya alam (SDA) minyak dan gas.
Seluruh target PNBP dalam APBNP Tahun 2014 terlampaui kecuali penerimaan SDA non
migas yang berasal dari mineral dan batubara (minerba) serta kehutanan.
Realisasi belanja negara tahun 2014 mencapai Rp1.764,6 Triliun, atau 94,0 persen
dari pagu belanja negara dalam APBNP 2014 sebesar Rp1.876,9 Triliun. Realisasi belanja
negara tersebut terdiri dari realisasi belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.
Realisasi belanja Pemerintah pusat mencapai Rp1.190,8 Triliun, atau 93,0 persen dari pagu
belanja Pemerintah pusat dalam APBNP 2014 sebesar Rp1.280,4 Triliun. Penyerapan
realisasi belanja Pemerintah pusat tersebut antara lain dipengaruhi oleh upaya peningkatan
efisiensi belanja kementerian negara/lembaga (K/L), termasuk kebijakan penghematan
anggaran perjalanan dinas dan paket rapat di akhir tahun 2014, serta pengendalian belanja
non K/L. Kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi pada November 2014 juga dapat
mengendalikan realisasi subsidi BBM sehingga tidak melebihi pagu subsidi yang ditetapkan
dalam APBNP Tahun 2014, realisasi subsidi BBM mencapai Rp240,0 Triliun atau 97,4 persen
dari pagunya sebesar Rp246,5 Triliun dalam APBNP Tahun 2014.
Sedangkan realisasi anggaran transfer ke daerah dalam tahun 2014 mencapai
Rp573,8 Triliun, atau 96,2 persen dari pagunya dalam APBNP Tahun 2014 sebesar
Rp596,5 Triliun. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor rendahnya realisasi dana bagi hasil
(DBH) sebagai konsekuensi turunnya penerimaan negara yang dibagihasilkan.
Dengan realisasi pendapatan negara sebesar Rp1.537,2 Triliun dan realisasi belanja
negara sebesar Rp1.764,6 Triliun, maka realisasi defisit anggaran dalam pelaksanaan
APBNP Tahun 2014 mencapai Rp227,4 Triliun (2,26 persen dari PDB). Realisasi defisit
2/3
anggaran ini lebih rendah dari target defisit anggaran dalam APBNP Tahun 2014 sebesar
Rp241,5 Triliun (2,40 persen dari PDB).
Realisasi pembiayaan anggaran dalam tahun 2014 mencapai Rp246,4 Triliun, atau
Rp4,9 Triliun lebih tinggi dari sasaran yang direncanakan dalam APBNP Tahun 2014 sebesar
Rp241,5 Triliun. Realisasi pembiayaan anggaran tersebut berasal dari pembiayaan dalam
negeri (neto) sebesar Rp261,7 Triliun, dan pembiayaan luar negeri (neto) sebesar negatif
Rp15,4 Triliun.
Dengan realisasi defisit anggaran sebesar Rp227,4 Triliun dan realisasi pembiayaan
anggaran yang mencapai Rp246,4 Triliun,
maka dalam pelaksanaan APBNP Tahun 2014 terdapat sisa lebih pembiayaan
anggaran (SiLPA) sekitar Rp19,0 Triliun.
Berdasarkan data (sementara) 31 Desember 2014, rincian realisasi APBNP Tahun
2014 disajikan pada tabel berikut.
Rincian Realisasi APBNP Tahun 2014
Uraian
(trililun rupiah)
APBNP 2014
Realisasi s.d. 31
Desember
(sementara)
% thd APBNP
PENDAPATAN NEGARA
1.635,4
1.537,2
94,0
I.
PENDAPATAN DALAM NEGERI
1. Penerimaan Perpajakan
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
PENERIMAAN HIBAH
1.633,1
1.246,1
386,9
2,3
1.534,0
1.143,3
390,7
3,2
93,9
91,7
101,0
136,6
BELANJA NEGARA
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT
1. Belanja K/L
2. Belanja non K/L
a.l - Subsidi BBM, LPG & BBN
- Subsidi Listrik
1.876,9
1.280,4
602,3
678,1
246,5
103,8
1.764,6
1.190,8
562,5
628,3
240,0
101,8
94,0
93,0
93,4
92,7
97,4
98,1
II. TRANSFER KE DAERAH
KESEIMBANGAN PRIMER
SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (A - B)
596,5
(106,0)
(241,5)
96,2
88,7
94,2
II.
% Defisit Terhadap PDB
(2,40)
573,8
(94,0)
(227,4)
(2,26)
PEMBIAYAAN (I + II)
241,5
246,4
102,0
I.
II.
254,9
(13,4)
261,7
(15,4)
102,7
114,3
PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto)
KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN
(0,0)
19,0
Informasi lebih lanjut hubungi :
Direktorat Penyusunan APBN
Direktorat Jenderal Anggaran - Kementerian Keuangan
Gedung Sutikno Slamet Lt. 18
Jl. Dr. Wahidin Raya No.1, Jakarta Pusat
Telepon (021) 3505663
3/3
Download