BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. State of The Art Jurnal

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. State of The Art
Jurnal
The
Kesimpulan
Influence
of Penelitian
ini
7P’s of Marketing menggunakan
Mix
on
tujuh
Buying variabel marketing mix
Intention of Music untuk
menentukan
Product
niat
Indonesia
in tingkat
beli
konsumen di Indonesia
untuk
produk
musik
digital
secara
online.
Hasil
uji
parsial
menunjukkan
bahwa
hanya
variabel
memiliki
harga
signifikan
mempengaruhi niat beli
konsumen produk musik
digital
secara
online,
namun hasil tes secara
simultan
menunjukkan
bahwa semua variabel
bauran pemasaran yang
terdiri
dari
harga,
produk,
promosi,
distribusi, orang, bukti
fisik, dan proses telah
mempengaruhi
signifikan
terhadap
pembelian
niat
konsumen produk musik
digital
secara
online.
7
Persamaan
Perbedaaan
•
• Perusahaan yang
Memiliki
Variabel
yang
digunakan adalah
sama
yaitu
berbeda
Minat
Beli
• Variabel
Konsumen
independen yang
ada itu berbeda
8
Kontribusi yang dibuat
oleh
variabel
bauran
pemasaran yang terdiri
dari
produk,
promosi,
harga,
distribusi,
orang, bukti fisik, dan
proses pada niat beli
konsumen produk musik
digital
online
23,8%,
adalah
sisanya
dipengaruhi
oleh
variabel lain yang tidak
termasuk
dalam
penelitian ini
hasil • Terdapat
PENGARUH
Berdasarkan
PEMASARAN
analisis dan pembahasan
kesamaan
EVENT
dapat
varibel
TERHADAP
bahwa pemasaran event
disimpulkan
MEREK berpengaruh
CITRA
positif
MINUMAN
terhadap
citra merek
ISOTONIK
pada produk minuman
MIZONEDI
isotonik Mizone
• Variabel
dependennya
yaitu
berbeda
• Perusahaan
event
• Kerangka
berbeda
berfikir sama
SURABAYA
PENGARUH
Hasil uji T diketahui • Memiliki
EVENT
bahwa secara parsial,
variabel
yang • Perusahaan
SPONSORSHIP
variabel bebas yang
sama
yaitu
TERHADAP
diteliti,
variabel x
yaitu
event
BRAND IMAGE sponsorship,
ROKOK
A
– mempunyai pengaruh
MILD PADA PT. yang
signifikan
HM
terhadap brand image
SAMPOERNA
rokok Sampoerna A-
TBK.
CABANG Mild pada PT HM
• Varibel y berbeda
berbeda
9
PEKANBARU
Sampoerna
Cabang
Tbk.
Pekanbaru.
Dari angka koefisien
determinasi diperoleh
hasil Nilai R2 yang
kecil
ini
dapat
disebabkan
oleh
sedikitnya
bebas
pada
variabel
yang
diteliti
penelitian
ini.
Hubungan yang terjadi
diantara
variabel-
variabel bebas dengan
variabel terikat pada
penelitian ini adalah
hubungan
yang
sedang. Hal ini dapat
disebabkan
sedikitnya
yang
diteliti
oleh
variabel
pada
penelitian ini.
STRATEGI
Komunikasi
KOMUNIKASI
pemasaran
PEMASARAN
MELALUI
• Memiliki
melalui
• Variabel
variabel
yang
event yang digunakan
sama
yaitu • Perusahaan
Pocari Sweat melalui
variabel x
EVENT DALAM strategi media saluran
PEMBENTUKAN pesan personal atau
BRAND EQUITY berinteraksi
langsung
secara
dengan
konsumen dan strategi
pesan. Media saluran
berbeda
berbeda
Y
10
pesan
berupa
isi
konten acara dalam
event adanya games
ICE,
perngkoordinasian
dengan peserta yang
mengikuti ajang futsal,
dan interaksi melalui
media online. Pocari
dengan
konsep
pendekatan
secara
personal
untuk
menjalin
interaksi
dengan peserta melalui
event
Pocari
Sweat
Futsal Championship
2013.
Aktivitas
aktivitas
–
yang
dilakukan
Pocari
melalui event secara
keseluruhan
melibatkan konsumen
untuk
dari
ambil
kegiatan
bagian
yang
diadakan oleh Pocari.
Pocari
konsumen
mengajak
untuk
perduli terhadap olah
raga futsal yang tidak
hanya sebagai ajang
perlombaan
teteapi
11
lebih pada bagaimana
menumbuhkan passion
peserta
dan
yang
potensi
mereka
miliki.Kedekatan dan
komitmen
Pocari
dengan
konsumen
dapat
memudahkan
untuk
pembentukan
brand equity Pocari
melalui event Pocari
Sweat
Futsal
Championship 2013.
ANALISIS
Strategi promosi yang • Memiliki
PENGARUH
terdiri atas periklanan,
variabel
yang • Perusahaan
STRATEGI
penjualan tatap muka,
sama
yaitu
PROMOSI
publisitas
variabel y
TERHADAP
pemasaran
langsung
MINAT BELI
secara
simultan
dan
berpengaruh
dan
terhadap
positif
signifikan
minat
beli
ulang suatu produk.
Jadi bangunan teori
yang
strategi
menyatakan
strategi
promosi yang terdiri
atas
periklanan,
penjualan tatap muka,
• Variabel x berbeda
berbeda
12
publisitas
pemasaran
dan
langsung
berpengaruh terhadap
minat beli ulang suatu
produk dapat diterima
sebagai statemen teori
kausalitas.
Sumber : Journal
2.2. Landasan Teori & Konseptual
2.2.1. Teori Inokulasi
Teori Inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh
McGuire ini mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang secara fisik
tidak siap untuk menahan penyakit infeksi, seperti cacar dan folio, memerlukan
inokulasi (suntikan) vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya
supaya dapat melawan penyakit tersebut. (Syaiful Rohim, 2009)
Dengan kata lain, orang yang tidak memiliki informasi untuk mengetahui suatu
hal, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasif atau dibujuk. Dalam hal ini cara
yang diperoleh untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah
menyuntiknya dengan argumentasi balasan. (Syaiful Rohim, 2009)
2.2.2. Konsep Public Relations
Public relations adalah proses interaksi untuk menciptakan opini publik sebagai
input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan
baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.
Cryztallizing menyebutkan bahwa public relations adalah profesi yang mengurus
hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup
perusahaan itu (Suryanto,2015).
Public relations adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun
dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerja sama antara
organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen
13
untuk mengetahui dan merespons opini publik, menjelaskan dan menekankan
tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen
untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna
sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan
menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai
alat utama (Suryanto, 2015).
Dalam buku Dasar - dasar Public Relations (Wilcox dan Cameron, 2006)
mengatakan bahwa "Public Relations is a management function, of a contiuing and
planned character, through which public and private organizations and
institutions seek to win and retain the understanding sympathy, and support of
those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about
themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and
procedures, to achieve by planned and widespread information more productive
corporation and more efficient fulfillment of their common interests." Public
relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan
dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan
swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati, dan dukungan
yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik
mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerja sama
yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih
efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa public
relations merupakan fungsi manajemen perusahaan dalam berhubungan dengan
publik dan menjaga opini publik agar tetap positif terhadap organisasi / perusahaan
tersebut. public relations juga memiliki fungsi interaksi terhadap publik yang
bertujuan untuk menanamkan kepercayaan, rasa pengertian serta motivasi yang
baik dari publik untuk organisasi.
2.2.2.1. Tugas Pokok Public Relations
Adapun dalam menjalankan fungsi dalam manajemen PR memiliki beberapa
tugas pokok, yaitu :
14
1) Menurut Cutlip et al (2006) yang pertama adalah menulis dan mengedit, dimana
PR membuat rilis berita baik dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature,
newsletter untuk karyawan dan stakeholder, iklan institusional dan materi-materi
pendukung lainnya.
2) Hubungan media dan penempatan media dimana PR menghubungi media-media
seperti surat kabar dan majalah agar mereka mau mempublikasikan berita dan
feature tentang perusahaan yang di tulis oleh PR sendiri atau orang lain,
kemudian PR juga merespon permintaan informasi oleh media, memberikan
verifikasi berita, dan membuka akses ke sumber otoritas.
3) Melakukan riset, dimana PR mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren
dan isu yang sedang terjadi, iklim politik dan peraturan-peraturan dari
pemerintah, liputan media, opini kelompok kepentingan dan pandanganpandangan pihak lain yang berpengaruh terhadap stakeholder dari perusahaan,
selain itu PR juga mencari data lewat internet, jasa online dan data pemerintah
dalam bentuk elektronik dan kemudian mendesain riset program, melakukan
survei dan menyewa perusahaan riset.
4) Manajemen dan administrasi dimana PR melakukan kegiatan pemrograman dan
perencanaan dengan bekerja sama dengan manajer lain untuk menentukan
kebutuhan, menentukan prioritas, mendefinisikan publik, seting dan tujuan, dan
mengembangkan strategi dan taktik, PR menata staff dari divisinya, anggaran
dan jadwal program dari divisi PR.
5) Konseling, dimana PR memberi saran kepada manajemen dalam masalah sosial,
politik, dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara
menghindari atau merespon krisis dan kemudian bekerja sama dengan eksekutif
perusahaan untuk menyusun strategi mengelola atau merespon isu-isu sensitif
dan kritis.
6) PR mengadakan special event, dimana PR mengatur dan mengelola acara-acara
khusus seperti konfrensi pers, open house, grand opening, acara pengumpulan
dana, program penghargaan dan kegiatan-kegiatan khusus lainnya.
7) Menjadi juru bicara dalam pidato, melatih orang lain untuk memberikan kata
sambutan dan mengelola juru bicara di depan audien penting.
15
8) Melakukan produksi, dimana ia membuat saluran komunikasi dengan
menggunakan keahlian dan pengetahuan media, termasuk seni, tipografi,
fotografi, tata letak, mempersiapkan presentasi audio visual, perekaman dan
mengedit audio dan video.
9) Melakukan kegiatan pelatihan untuk mempersiapkan eksekutif dan juru bicara
lain untuk menghadapi media dan tampil dihadapan publik, kemudian PR juga
memberikan petunjuk kepada anggota internal perusahaan untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi dan menulis serta membantu memperkenalkan
perubahan dalam budaya, kebijakan, struktur, dan proses dalam organisasi
perusahaan.
10) Melakukan kontak atau sebagai penghubung dengan media, komunitas, dan
kelompok eksekutif eksternal lainnya. Selain itu PR juga menjadi mediator
antara perusahaan dengan stakeholder penting untuk mendengarkan pendapat,
melakukan negosisasi, mengelola konflik, dan menjalin kesepakatan, dan yang
terakhir adalah menjadi tuan rumah dengan melakukan pertemuan dan
menyambut tamu dan pengunjung yang datang
2.2.2.2. Fungsi Public Relations
Menurut Maria (2002), dalam buku Suryanto (2015) "Public relations
merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi, harus
memberikan identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu
mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai
pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut." Hal tersebut sekadar
memberikan gambaran tentang fungsi public relations, yaitu sebagai berikut :
1) Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya
pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2) Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang dapat diterima dan
menguntungkan semua pihak.
3) Unsur penting dalam manajemen untuk mencapai tujuan yang spesifik, sesuai
dengan harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan.
16
4) Menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan
publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat
berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan
2.2.3. Event
Menurut Kotler dan Keller (2009), “Acara dan pengalaman adalah kegiatan dan
program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi
harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.”
Definisi event menurut Any Noor (2009) adalah sebagai suatu kegiatan yang
diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik
secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan agama
yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat
yang diselenggarakan pada waktu tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa Showroom Event memiliki
definisi dari sebuah event karena event ini diselenggarakan oleh perusahaan untuk
konsumen sesuai dengan kebutuhan target pasar dari penyelenggara event.
Showroom Event ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan minat beli serta
memberi citra yang baik terhadap perusahaan. Dari event ini akan terjalin
komunikasi yang baik antara perusahaan dengan konsumennya, karena melalui
event, kedua belah pihak akan saling menguntungkan.
2.2.3.1.
Tujuan Event
Tujuan dari sebuah event yang diselenggarakan menurut Buchory dan Saladin
(2010) yaitu:
1) Untuk mengidentifikasi sebuah pasar sasaran khusus atau gaya hidup.
2) Untuk meningkatkan kesadaran nama perusahaan atau produk
3) Untuk menciptakan persepsi konsumen tentang asosiasi citra merek.
4) Untuk meningkatkan dimensi citra perusahaan.
5) Untuk menciptakan pengalaman dan membangkitkan perasaan.
6) Untuk mengungkapkan komitmen pada komunitas atau pada isu sosial.
7) Untuk menghibur klien utama atau mengambil karyawan kunci.
8) Untuk memungkinkan peluang perdagangan atau promosi.
17
2.2.3.2. Dimensi Event
Event selalu memiliki enam dimensi, dimana dimensi-dimensi tersebut
mempunyai komponen sendiri (Natoradjo, 2011):
1) Materi Pemasaran.
Dimensi ini menyangkut isi pesan yang akan disampaikan oleh penyelenggara acara
kepada calon pengunjung. Penyelenggara pesan harus memiliki strategi untuk
membuat calon pengunjung merasa bahwa kebutuhannya akan terpenuhi jika ia
mendatangi event tersebut.
2) Transportasi dan Penyambutan Tamu.
Dimensi ini tidak terbatas pada kesiapan fisik dan operasional penyelenggara dalam
menyambut kedatangan tamu.
3) Nuansa, Suasana, dan Dekorasi.
Dimensi ini dirancang untuk memberikan kesan khusus bagi pengunjung. Dengan
adanya dekorasi yang menarik, tema, perabotan serta peralatan yang telah
dipersiapkan, pengunjung akan menyukai suasana yang ada didalam acara tersebut
dan dapat memberi kesan bagi pengunjung.
4) Hidangan (Makanan dan Minuman)
Hidangan makanan dan minuman yang disesuaikan harus disesuaikan dengan jenis
acara. Tidak saja hidangannya, tetapi juga cara pelayanannya.
5) Hiburan/Kegiatan.
Agar sebuah event dapat memberi kesan bagi pengunjung, maka penyelenggara
event harus menempatkan jenis hiburan atau kegiatan pendukung yang sepadan.
6) Amenities dan Souvenir.
Dimensi ini diperlukan untuk memberi kenang-kenangan bagi pengunjung.
Kenangan itu dapat diperkuat melalui tanda terima kasih, cenderamata atau oleh-oleh
atas partisipasi pengunjung.
2.2.3.3. Jenis Event
Ruslan (2003) dalam buku Natoradjo (2011) mengelompokkan event-event
dalam tiga golongan :
1. Calender Event
18
Kelompok ini terdiri dari acara regular yang diadakan pada hari, bulan, tahun
tertentu secara periodik sepanjang tahun kalender. Contoh : Rapat Umum
Tahunan Pemegang Saham
2. Momentum Event
Acara yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada momen – momen tertentu
diluar acara rutin. Contoh :
•
Ultah perusahaan, menyambut millenium ke III tahun 2000, fashion show
menyambut Hari Kartini, dan Perayaan Hari Anak Sedunia.
•
Momen-momen ini adalah saat-saat yang istimewa dimana public relations
mempunyai kesempatan yang baik untuk menciptakan publisitas tentang
produk dan perusahaannya.
3. Special Event
Acara khusus yang dianggap istimewa. Terdiri atas tiga jenis :
a. Acara peresmian, seperti soft – opening, grand-opening, merger, penyerahan
penghargaan.
b. Acara peringatan, seperti ulang tahun perusahaan.
c. Acara yang bersifat :
i. Komersial, seperti peluncuran produk baru
ii. Nonkomersial dan Social/Community Events, seperti penyerahan bantuan
beasiswa, sumbangan pada korban gempa, tsunami, dsb
2.2.3.4. Proses Event
Menurut Goldbatt (2002), dalam buku Pudjiastuti (2010) ada lima tahap yang
harus dilakukan untuk menghasilkan event yang efektif dan efisien, yaitu :
a. Research
Penelitian yang baik akan mengurangi resiko kegagalan dalam pelaksanaan
event. Penelitian dilakukan untuk menentukan kebutuhan, keinginan, dan
ekpektasi khalayak sasaran.
b. Design
Keberhasilan dari suatu event harus didukung dengan adanya kreativitas yang
luar biasa dari pelaksananya untuk menciptakan kesan yang mendalam bagi para
pengunjung event.
19
c. Planning
Planning sebuah acara dilakukan setelah analisis situasi dilakukan bersamaan
dengan designing. Dua kegiatan ini memerlukan waktu yang paling panjang ditahap
kegiatan lainnya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan pada saat perencanaan
sehingga susunan perencanaan sering kali mengalami perubahan, penambahan, atau
pengurangan sesuai ketersediaan sumber daya yang ada.
d. Coordinating
Event memerlukan berbagai keahlian agar menjadi acara yang sukses dan kemudian
mampu mengangkat citra perusahaan. Seorang manajer sebuah acara harus mampu
mengoordinasi pihak – pihak yang bertugas agar dapat bekerja secara simultan
dengan satu tujuan yang sama, yaitu menghasilkan acara yang sukses.
e. Evaluation
Kegiatan evaluasi digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan acara yang telah
dilakukan. Evaluasi yang baik akan menghasilkan data dan fakta yang sangat
berharga, khususnya untuk mendukung kegiatan yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang
2.2.3.5. Karakteristik Event
Menurut Any Noor (2009:13) event memiliki beberapa karakteristik karena
setiap
penyelenggaraan event harus
memiliki
ciri
tersendiri.
Bagaimanapun
karakteristik event hampir sama dengan pelayanan yang diberikan oleh industri
pelayanan lainnya. Berikut adalah karakteristik yang mendasari dari evaluasi event :
1) Keunikan.
Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan ide, maka eventyang
diselenggarakan akan memiliki keunikan tersendiri.
2) Dapat musnah (Perishability).
Setiap event yang diselenggarakan tidak pernah sama, tentunya setiap event yang
diselenggarakan menghasilkan keunikan yang khas yang tidak dapat diulangi sama
persis seperti event sebelumnya.
3) Tidak berwujud (Intangibility).
Setelah
menghadiri event, yang
tertinggal
dibenak
pengunjung
adalah
pengalaman yang telah didapatkan dari penyelenggaraan event. Hal tersebut
20
merupakan proses perubahan dari intangible menjadi tangible yang akan diingat
oleh pengunjung.
4) Suasana dan pelayanan.
Suasana dan pelayanan merupakan karakteristik yang penting pada saat
keberlangsungan event. Event yang dilaksanakan dengan suasana dan pelayanan
yang tepat akan menciptakan event yang sukses.
5) Interaksi personal.
Interaksi personal dari pengunjung merupakan kunci sukses penyelenggaraan
event, karena pengunjung akan merasa berkontribusi dalam event tersebut.
2.2.4. Minat Beli Konsumen
Pengertian minat beli menurut Schiffman dan Kanuk (2007) didefinisikan
sebagai berikut :
“Suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam
mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu”.
Menurut Effendy yang dikutip oleh Herlina (2011) Minat Beli (purchase
intention) adalah sebagai berikut: "Penggunaan atau pembelian kelanjutan dari
perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan
suatu kegiatan yang diharapkan komunikator."
Menurut Yoestini dan Eva (2007) minat beli diperoleh dari suatu proses belajar
dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam
melakukan pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam
benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika
seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa
yang ada didalam benaknya itu. Dengan demikian, minat beli akan timbul/bias
timbul saat dalam proses pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa minat
beli merupakan keinginan yang timbul dari dalam diri konsumen untuk
mengkonsumsi barang atau jasa yang sedang dibutuhkan. Keinginan tersebut akan
terus muncul di dalam benak konsumen sebelum terjadinya proses keputusan
pembelian.
21
2.2.4.1. Faktor Membentuk Minat Beli Konsumen
Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen Kotler (2005) yaitu:
1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif
orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen
untuk menuruti keinginan orang lain.
2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah
pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari
pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan
membeli suatu barang atau tidak.
Menurut Swastha dan Irawan (2005) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila seseorang
merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan
memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat. Tidak ada
pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan
keinginannya. Pengenalan masalah (problem recognition) terjadi ketika konsumen
melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa
yang dia butuhkan. Berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen
mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk yang dia
inginkan. Terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu
kebutuhan fisik, yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber informasi
luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasi-informasi yang telah
diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Semua
input berupa informasi tersebut membawa konsumen pada tahap dimana dia
mengevaluasi setiap pilihan dan mendapatkan keputusan terbaik yang memuaskan
dari perspektif dia sendiri. Tahapan terakhir ada tahap dimana konsumen
memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk.
2.2.4.2. Dimensi Minat Pembelian
Menurut Busler dalam Mehdi Zahaf (2008), terdapat 3 dimensi dari minat
pembelian meliputi:
1. Likely : Yakni rencana pembelian konsumen terhadap suatu produk.
22
2. Definitely Would : Mengacu pada kepastian konsumen dalam suatu produk.
3. Probable : Mengacu pada kemungkinan konsumen dalam membeli suatu produk.
Menurut Ajay dan Goodstein yang dikutip Yoestini dan Eva (2007) jika ingin
mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari apa yang
dipikirkannya, dengan demikian yang akan didapatkan tidak hanya sekedar
informasi tentang orang itu tentu lebih bagaimana proses informasi itu dapat berjalan
dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process”
(proses pembelian)
2.2.5. Konsep Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan
manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya
suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, di mana masingmasing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information
sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana, komunikasi dapat terjadi
apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan.
Senada dengan hal ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa
latin “communis”. Communis atau dalam bahasa Inggrisnya “commun” yang artinya
sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada
dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan (Suryanto, 2015)
Definisi lain tentang komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Moor (1993:78)
dalam buku Suryanto (2015) adalah penyampaian pengertian antar individu.
Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud,
hasrat, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang
yang lain. Pada pokoknya, komunikasi adalah pusat minat dan situasi prilaku di
mana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan berupaya
mempengaruhi perilaku penerima tersebut.
Menurut Richard West & Lyn H. Turner, komunikasi adalah proses sosial
dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan
menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (West & Turner, 2007).
Theodorson (1969) dalam buku Suryanto, (2015) selanjutnya mengemukakan
pula bahwa, komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau
23
sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang
atau kelompok lain.
Setelah menguraikan teori-teori dari para ahli, penulis mengambil kesimpulan
bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial, dimana manusia saling membutuhkan
satu sama lain untuk berinteraksi dalam bertukar informasi dan untuk membentuk
suatu opini. Komunikasi bisa berupa verbal dan non verbal
2.2.5.1. Kunci Utama Komunikasi
Lima kunci utama dalam komunikasi (Richard West & Lynn H. Turner, 2008) :
1) Sosial
Maksud yang ingin disampaikan adalah komunikasi selalu melibatkan manusia serta
interaksi. Artinya, selalu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Ketika
komunikasi dipandang secara sosial, komunikasi selalu melibatkan dua orang yang
berinteraksi dengan berbagai niat, motivasi, dan kemampuan.
2) Proses
Komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir. Komunikasi juga
dinamis, kompleks, dan senantiasa berubah. Karena komunikasi merupakan sebuah
proses, banyak sekali yang dapat terjadi dari awal hingga akhir dari sebuah
pembicaraan. Komunikasi dapat dianggap sebagai proses yang dapat berubah seiring
dengan waktu dan berubah diantara orang-orang yang berinteraksi.
3) Simbol
Simbol merupakan representasi dari sebuah kejadian. Simbol biasanya telah
disepakati bersama dalam suatu kelompok, tetapi mungkin saja tidak dimengerti oleh
orang yang berada diluar lingkup kelompok tersebut.
4) Makna
Makna adalah yang diambil orang dari suatu pesan. Pesan dapat memiliki berlapislapis makna. Tanpa berbagi makna, kita akan kesulitan dalam menggunakan bahasa
yang sama atau dalam menginterpretasikan suatu kejadian.
5) Lingkungan
Lingkungan adalah situasi atau konteks dimana komunikasi itu terjadi.
Lingkungan terdiri atas beberapa elemen, seperti waktu, tempat, periode sejarah,
relasi, dan latar belakang budaya pembicara dan pendengar
24
2.2.5.2. Model Komunikasi
Tiga model utama dalam komunikasi adalah :
1. Model Komunikasi Linear
Claude Shannon, seorang ilmuwan Bell Laboratories yang juga Profesor di
Massachusetts Institute of Technology dan Warren Weaver, seorang konsultan pada
sebuah proyek di Sloan Fondation, mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang
linear atau searah. Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci : sumber
(source), pesan (message), dan penerima (receiver). Konseptualisasi dari model
komunikasi ini adalah :
Gambar 2.1 Model Komunikasi Linear
(Sumber : West Turner 2007)
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa proses komunikasi terjadi antara pengirim
dan penerima pesan menerima pesan melalui saluran atau channel yang merupakan
jalan untuk berkomunikasi. Saluran biasanya berhubungan langsung dengan panca
indra baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan yang lainnya. Dalam
komunikasi ini juga dijelaskan mengenai gangguan yang dapat muncul saat
komunikasi berlangsung.
2. Model Interaksional
Model Interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1954) dalam buku
H.Syaiful Rohim (2009) yang menekankan pada proses komunikasi dua arah
diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari
pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Pandangan
interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi pengirim maupun
penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak menjadi keduanya sekaligus. Elemen
25
yang penting dalam teori ini adalah umpan balik atau tanggapan terhadap suatu
pesan. Umpan balik dapat membantu komunikator untuk mengetahui apakah pesan
mereka telah tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi.
Secara skematis dapat dilihat dalam gambar interaksional berikut ini :
Gambar 2.2 Model Komunikasi Interaksional
(Sumber : West & Turner 2007 )
3. Model Transaksional
Dalam model komunikasi ini memberikan penekanan pada proses pengiriman dan
penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam suatu sistem
komunikasi. Dalam mekanisme pengiriman dan penerimaan pesan, proses
komunikasi berlangsung secara koorperatif dimana pengirim dan penerima secara
bersama-sama bertanggung jawab terhadap ekses/akibat dari proses komunikasi
yang berlangsung, apakah efektif atau tidak, karena dalam model ini makna
dibangun oleh umpan balik dari peserta komunikasi. Model transaksional berasumsi
bahwa saat kita terus menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan
baik dengan elemen verbal maupun nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi
(komunikator) melakukan proses negosiasi makna.
26
Gambar 2.3 Model Komunikasi Transaksional
(Sumber : West & Turner 2007)
2.2.6. Konsumen
Menurut teori Pavlov, konsumen dapat dipandang sebagai pencari informasi
yang menggunakan hubungan yang logis dan perseptual di antara berbagai peristiwa,
bersama-sama dengan persepsinya sendiri, untuk membentuk gambaran yang
canggih mengenai dunia. (Schiffman and Kanuk:2008)
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan oleh para ahli, penulis mengambil
kesimpulan bahwa konsumen merupakan individu yang membeli barang atau jasa
untuk dikonsumsi. Konsumen juga dapat menggambarkan suatu barang atau jasa
menggunakan persepsi mereka sendiri berdasarkan informasi yang telah diperoleh
maupun dari kesan pertama yang didapat setelah melihat barang atau jasa tersebut
2.2.6.1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen yang loyal terhadap suatu produk tentu saja menguntungkan
bagi produsennya karena konsumen akan terus mencari produk yang diinginkannya.
Namun demikian jika konsumen terus – menerus kesulitan mencari produk yang
diinginkannya, maka lama – lama konsumen akan mencari produk lain.
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan –
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
27
mempergunakan barang – barang / jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut. Ada dua
elemen penting dari perilaku konsumen itu : proses pengambilan keputusan, dan
kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan
mempergunakan barang / jasa secara ekonomis. (Danang Sunyoto:2012)
The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana
manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen
mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan
saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
2.3. Kerangka Pemikiran
X
Y
EVENT
Minat Beli Konsumen
( Natoradjo 2009 : 30)
( Mehdi Zahaf(2008)
- Materi Pemasaran
- Likely
- Trasnportasi & Penyambutan
- Definitely would
Tamu
- Probable
-
Nuansa,
Suasana,
dan
Dekorasi
- Hidangan (Makanan dan
Minuman)
- Hiburan / Kegiatan
- Amenities dan Suvenir
28
Sebuah penelitian membutuhkan kerangka penelitian, yang berguna untuk
menjelaskan alur pemikiran yang digunakan dalam penelitian. Alur pemikiran tersebut
berisi gambaran tentang adanya hubungan sebab akibat atau pengaruh yang satu dengan
yang lainnya.
Kerangka pemikiran juga berfungsi untuk memperoleh kesimpulan dari hasil
penyelesaian suatu permasalahan.
Kerangka pemikiran di dalam penelitian ini adalah untuk memberi gambaran dari
hubungan atau pengaruh elemen – elemen yang berada dalam variable x (materi
pemasaran, transportasi & penyambutan tamu, nuansa & suasana serta dekorasi,
hidangan, hiburan/kegiatan, amenities dan suvenir) dengan elemen – elemen dari
variable (y) (likely, definetly would, probable).
Download