DownloadMendag Ajak Konsumen Berani Bicara dan Pakai Produk

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Mendag Ajak Konsumen Berani Bicara dan Pakai Produk Dalam Negeri
Semarang, 3 Mei 2017 – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan komitmen
pemerintah memacu peningkatan perlindungan konsumen di Indonesia. Pada puncak peringatan
Hari Konsumen Nasional (Harkonas) 2017 ini, Mendag mengajak konsumen Indonesia agar berani
bicara.
“Sesuai Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, konsumen mempunyai hak untuk mendapat
kompensasi apabila dirugikan. Sudah sewajarnya konsumen memperjuangkan hak tersebut karena
hal ini secara tidak langsung juga akan meningkatkan tanggung jawab pelaku usaha untuk
memberikan produk yang berkualitas dan pelayanan yang prima,” ujar Enggar pada acara puncak
peringatan Harkonas 2017 di Semarang, Jawa Tengah, hari ini, Rabu (3/5).
Mendag Enggar mengungkapkan bahwa salah satu tujuan ditetapkannya Harkonas ialah sebagai
upaya masif meningkatkan kesadaran konsumen akan hak dan kewajibannya, serta menyatukan
langkah pemerintah dalam perlindungan konsumen. Hal ini mengingat pelaksanaan perlindungan
konsumen bersifat lintas sektoral.
“Penyelenggaraan perlindungan konsumen yang lebih terintegrasi diharapkan mampu
mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan iklim usaha, serta
hubungan yang sehat antara pelaku usaha dan konsumen,” tegas Enggar.
Mendag mengungkapkan, tingkat keberdayaan konsumen Indonesia masih relatif rendah dengan
indeks keberdayaan konsumen (IKK) tahun 2016 sebesar 30,86. Ini berarti konsumen Indonesia
belum sepenuhnya mampu memperjuangkan haknya sebagai konsumen. Kondisi ini menyebabkan
perilaku komplain konsumen yang rendah ketika dirugikan. Dari hasil survei yang dilaksanakan
Kemendag tahun 2016, sebesar 42% konsumen yang mengalami masalah lebih memilih untuk
tidak melakukan pengaduan dengan alasan risiko kerugian yang tidak besar (37%), tidak
mengetahui tempat mengadu (24%), menganggap proses dan prosedur pengaduan lama dan
rumit (20%), serta karena mengenal baik penjual (6%).
Untuk meningkatkan keberdayaan konsumen dan pelaksanaan perlindungan konsumen di
Indonesia, Pemerintah Indonesia sedang menyusun Strategi Nasional Perlindungan Konsumen
(STRANAS-PK) sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan agar lebih sinergis,
harmonis, dan terintegrasi dalam melaksanakan perlindungan konsumen yang akan dituangkan
dalam bentuk Perpres.
Penyusunan STRANAS-PK dilaksanakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Bappenas yang dituangkan dalam Peraturan Presiden. “Kemendag bertugas mengkoordinasikan
penyusunan Aksi Nasional Perlindungan Konsumen (Aksi Nasional PK) setiap tahunnya yang
dituangkan dalam bentuk Instruksi Presiden dan mengkoordinasikan pemantauan pelaksanaan
Aksi Nasional-PK,” ujar Enggar.
Bangga Gunakan Produk Dalam Negeri
Selain itu, konsumen Indonesia juga harus bangga menggunakan produk dalam negeri. Dengan
jumlah penduduk lebih dari 250 juta dan peningkatan siklus nilai konsumsi rumah tangga sejak
2010, maka Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial.
“Dengan menggunakan produk dalam negeri, maka akan memperluas lapangan pekerjaan dan
mendorong pelaku usaha dalam negeri meningkatkan kualitas produk sehingga dapat bersaing
dengan produk dari luar negeri. Sebagai kelanjutan dari terserapnya tenaga kerja, secara tidak
langsung pendapatan per kapita masyarakat naik dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat,” tegas Mendag Enggar.
Pada acara puncak peringatan Harkonas 2017 juga diberikan penghargaan kepada 6 Pemda
Provinsi yang peduli perlindungan konsumen tahun 2016, yaitu Provinsi Gorontalo, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi
Kepulauan Riau, dan Provinsi Kalimantan Timur. Kriteria pemilihan adalah memiliki
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), memiliki pasar tertib ukur, memiliki SDM
Perlindungan Konsumen (PPNS-PK, PPBJ, Pengamat Tera, PPNS Metrologi), pelaksanaan kegiatan
di bidang perlindungan konsumen, dan belum pernah mendapatkan penghargaan serupa
sebelumnya.
Selain itu, ditampilkan pula pameran oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan
perlindungan konsumen agar masyarakat lebih mengenal keberadaan dan fungsi dari lembaga
perlindungan konsumen. Untuk meningkatkan rasa bangga dalam menggunakan produk dalam
negeri, ditampilkan juga produk-produk lokal yang berkualitas dari Jawa Tengah.
Hadir pula produsen/importir tiga bahan kebutuhan pokok yang ditetapkan Harga Eceran Tertinggi
(HET). HET yang ditetapkan yaitu gula pasir sebesar Rp12.500/kg, minyak goreng kemasan
sederhana sebesar Rp11.000/liter, dan daging beku dengan harga maksimal Rp80.000/kg,
sehingga terjangkau bagi konsumen dengan pendapatan yang terbatas.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Luther Palimbong
Kepala Biro Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Ganef Judawati
Direktur Pemberdayaan Konsumen
Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan
Telp: 021- 3858187/021-3857954
Email: [email protected]
Download