BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya ( State of the Art ) N Nama O Mahasiswa 1 Michael Ardian (2013) Vol. 1(1) Jurnal EKomunikasi 2 Suzy Azeharie, Nurlailah (2012) Vol. 3(1) Jurnal Komunikasi Judul Teori Metodologi Hasil Sikap masyarakat Surabaya terhadap program acara “Pesbukers” di ANTV Sikap, televisi Kuantitatif Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sikap 100 responden masyarakat Surabaya terhadap acara “pesbukers” di ANTV adalah positif dengan persentase 51% Pengaruh Program MTV terhadap gaya hidup remaja Jakarta Program acara, Media, Regresi Program acara MTV memiliki nilai 0.422 atau 42.20% yang berarti program MTV memiliki pengaruh atas gaya hidup remaja dan sisanya 57,80% dipengaruhi faktor lain 7 8 NO Nama Judul Teori Metodologi Hasil Mahasiswa 3 Dita Nadyasari Anjariah Syarwani (2008) Vol. 2(4) Jurnal EKomunikasi 4 5 Pengaruh Televisi, Korelasi, penilaian dan Gaya busana, regresi pengetahuan Imitas gaya presenter televisi terhadap perilaku gaya imitasi Robin L. Nabi., Alexandra Hendriks (2006) Vol. 53(3) Besarnya pengaruh terpaan tayangan “Ceriwis Yo Wess” terhadap perilaku imitasi berbusana ditunjukan oleh nilai koefisien determinasi sebesar 0.709 atau 70,9% dipengaruhi variebel terpaan tayangan, sedangkan sisanya 29,1% dipengaruhi variabel lain The Persuasive Effect of Host and Audience Reaction Journal of Shots in Communication Television Eropa Talk Show Audience, Talk Show, Host / Presenter, Komunikasi non-verbal, komunikasi verbal Path Analysis Host atau presenter memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon publik untuk menyaksikan program acara. J.-L, Beauvois, D. Courbet, D. Oberle (2012) Vol. 63(3) Host / Presenter, Variety Show, Televisi Milgram Experiment Journal of Psychology Orebro, Sweden The Prescriptive Power of the Television Host. A Transposition of Milgram’s Obedience Paradigm to the Context of TV Game Show Variasi yang diasumsikan untuk mengurangi ketaatan pada kenyataan tidak menunjukan efek yang diharapkan 9 Dari penelitian-penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa memang penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa presenter televisi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon publik untuk menyaksikan sebuah acara televisi. Perbedaan yang ada dalam penelitian sebelumnya terletak pada metode penelitian serta jenis program acara yang menjadi objek penelitian. 2.2 Landasan Teori Didalam suatu penelitian di butuhkan teori – teori serta definisi yang dapat mendukung penelitian yang dilakukan. Penelitian dalam bab ini akan menggunakan beberapa teori dari para ahli ilmu komunikasi dan teori komunikasi massa yang berkaitan dan sesuai dengan judul penelitian yang digunakan. 2.2.1 Komunikasi Massa 2.2.1.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication. Artinya komunikasi yang menggunakan media massa. Sedangkan istilah media communication diartikan salurannya, yaitu media massa (mass media). Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat menerima pesan komunikasi yang sama. Peneliti menggunakan teori komunikasi massa karena komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas (Bungin, 2006, hal. 71). Secara teori, pada satu sisi, konsep komunikasi massa mengandung pengertian sebagai suatu proses dimana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain, komunikasi massa merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Di dalam media massa, terdapat beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi tersebut diterima oleh audience. Mereka yang bertugas sering disebut sebagai gatekeeper (Nurudin, 2007, hal. 7). 10 Komunikasi massa menurut Nurudin (hal. 8) yang dikutip dari Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) adalah: 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan dengan jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan melalui media massa. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bersifat langsung. 2.2.1.2 Efek Komunikasi Massa Ada riga dimensi dalam efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif, dan konatif (Ardianto, dkk, 2007, hal 53-55). Efek kognitif berhubungan dengan pemikiran dan penalaran. Efek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi dan sikap. Sedangkan efek afektif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. 1. Efek kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui massa , kita 11 memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. 2. Efek afektif Efek ini mempunyai kadar yang lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3. Efek konatif Efek konatif merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Misalnya adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru. Pernyataan – pernyataan ini mencoba mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari – hari. Fungsi efek untuk karya ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari massa akibat menonton program Hallo Kampus. 2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Secara umum, Effendy (dalam buku Ardianto, dkk, 2007, hal 18) mengemukakan fungsi komunikasi massa sebagai berikut: 1. Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapat informasi tentang peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang diucapkan, dilakukan atau dilihat orang lain. 12 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya. Karena media massa banyak menyajikan hal – hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan – aturan yang berlaku kepada pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. 3. Fungsi Memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk atau editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan –iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. Seperti misalnya dalam media cetak surat kabar, fungsi memengaruhi dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sebagai suatu artikel yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut biasanya memuat analisis terhadap produk makanan atau analisis tentang suatu produk elektronik terbaru (komputer, handphone dan sebagainya). Khalayak terpengaruh oleh pesan – pesan dalam tulisan tersebut sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh media tersebut. 2.2.2 Media Massa 2.2.2.1 Definisi Media Massa Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula(Bungin, 2006, hal. 72). Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial). Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang di harapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu, media yang memiliki aspek: 1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, 2) pendengaran (audio), semata – mata (tape, radio recorder), verbal vokal dan 3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat verbal visual vokal (Liliwer, 2001) 13 Effendy (2000), media massa di gunakan apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang umumnya di gunakan dalam sehari – hari adalah radio, surat kabar, televisi, dan film bioskop, yang biasanya beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa adalah, bahwa media massa menimbulkan keserempakan. Artinya, suatu pesan dapat di terima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak. Jadi untuk menyebar informasi, media massa sangat efektif untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikasi. Media massa adalah alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa di banding alat komunikasi lain adalah, media massa dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu. Media massa dapat menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007) Media massa memberi informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja, dan hasil yang di capai atau yang akan di capai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu, tidak di tujukan untuk perorangan, mudah di dapatkan, isi merupakan hal umum dan komunikasi bersifat satu arah. Peneliti menggunakan teori media massa, karena media massa merupakan media yang digunakan untuk melakukan penyebaran informasi secara massal. Dalam penelitian ini, media yang digunakan adalah media elektronik yaitu televisi. 2.2.2.2 Jenis Media Massa Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. 1. Media cetak Media cetak merupakan media tertua yang ada. Secara harafiah, media cetak dapat di artikan sebagai media penyampain informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan orang banyak, yang di sampaikan secara tertulis. 2. Media elektonik Setelah media cetak, muncul media elektronik. Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Media elektronik muncul karena perkembangan zaman yang 14 dapat berhasil memadukan konsep media cetak berupa naskah dengan suara (radio), dan kemudian dengan gambar melalui layar televisi. Maka kemudian media elektronik meliput radio, televisi, film, media on-line (internet). Dalam penelitian ini, peneliti memilih televisi sebagai media yang akan diteliti. Karena program Hallo Kampus merupakan program yang ditayangkan melalui media televisi. 2.2.3 Televisi Televisi adalah media massa elektronik yang bersifat audio visual serta kemampuan untuk memainkan gambar sehingga mampu menstimulasi pendengaran dan penglihatan. Televisi berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergeran beserta suara, baik itu yang hitam-putih atau berwarna. Berdasar pengamatan para ahli, informasi yang di sampaikan melalui televisi lebih lama di ingat di banding pesan yang di sampaikan melalui membaca (media cetak) sekalipun informasi yang di sampaikan persis sama. Hal itu karena terdapat visualisasi berbentu gambar bergerak dalam televisi. Visualisasi berfungsi sebagai pendukung dan penambah narasi yang di sampaikan. Jadi, penonton tidak hanya menggunakan satu indera dalam menonton, tapi dua indera yaitu mata dan telinga. Televisi sebagai salah satu media elektronik yang universal karena dapat menginformasikan audiovisual gerak. Kebanyakan rumah telah memiliki televisi, bahkan televisi portable yang membuat mudah untuk di bawa kemana – mana, termasuk di bawa dalam kendaraan. Hal ini yang menjadi keunggulan televisi di banding media lain (Ardianto, dkk, 2007, hal. 135). 2.2.3.1 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk (Ardianto, dkk, 2007, hal. 137) 1. Fungsi informasi Televisi berperan sebagai media penyampain informasi tidak hanya dalam bentuk siaran langsung, yaitu berita yang di bacakan penyiar yang di lengkapi dengan gambar factual, tapi juga menyiarkan ceramah, diskusi dan komentar. Televisi di anggap sebagai media massa yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. 2 faktor yang terdapat dalam media massa audiovisual yaitu immediacy dan realism. Immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang di 15 siarkan oleh televisi dapat di lihat dan di dengar oleh penonton saat peristiwa itu terjadi. Realism mengandung makna nyara. Peristiwa yang di siarkan oleh stasiun tv secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai kenyataan, jadi penonton melihat dan mendengar sendiri. 2. Fungsi pendidikan Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya banyak. Sesuai dengan makna pendidikan, maka acara yang di tayangkan juga merupakan acara yang dapat menambah pengetahuan khalayak. Misalnya pelajaran bahasa, matematika dll. Selain acara pendidikam, stasiun televisi juga menyiarkan berbagai acara yang secara implicit mengandung pendidikan seperti sandiwara, ceramah, film, dan lainnya yang di namakan pendidikan informal. 3. Fungsi hiburan Fungsi televisi sebagai sarana hiburan tampak lebih dominan di banding dengan fungsi lainnya. Sebagaian besar acara televisi di isi oleh acara – acara hiburan seperti lagu, film, sinetron dan lainnya. Fungsi hiburan sangat penting karena menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu dari aktifitas di luar rumah. Televisi hadir dengan konten yang di butuhkan oleh khalayak. 2.2.3.2 Faktor – faktor yang perlu diperhatikan Karakteristik suatu peristiwa yang layak menjadi berita, yaitu bahwa fakta dan opini harus mengandung unsur penting dan menarik. Tetapi pesan yang akan disampaikan melalui media televisi, memerlukan pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah pemirsa, waktu, durasi, dan metode penyajian (Ardianto, dkk, 2007, hal 140). a. Pemirsa Dalam setiap bentuk komunikasi, melalui media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak – anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Kebiasaan dan minat tiap kategori kelompok pe- 16 mirsa, biasanya dapat diketahui melalui hasil survei, baik yang dilakukan oleh stasiun televisi atau oleh lembaga lain. Jadi setiap acara yang ditayangkan benarbenar berdasar kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejal begitu saja. b. Waktu Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap tayangan acara dapat ditayangkan secara proposional dan diterima oleh khalayak sasaran. c. Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap tayangan acara. Misalnya acara “Go Spot” di RCTI berdurasi 30 menit. Acara Liputan 6 Pagi berdurasi 90 menit di SCTV, dan “Empat Mata” di Trans7 berdurasi 90 menit. Sedangkan untuk acara-acara film bioskop yang diputar di layar teleisi pada umumnya berdurasi 120 menit. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah. Yang penting dengan durasi tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran jika durasi terlalu cepat atau terlalu lama. d. Metode Penyajian Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak umumnya untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak, komunikator dan komunikan. Masalahnya adalah bagaimana agar fungsi mendidik dan menghibur tetap ada, namun tetap diminati pemirsa. Caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengundang unsur hiburan. 17 2.2.3.3 Karakteristik Televisi Menurut Ardianto, dkk (2007:137-139) dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, karakteristik televisi terdiri dari: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yaitu dapat di dengar sekaligus di lihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata – kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun tidak berarti gambar lebih penting daripada kata – kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Karena sifat ini, televisi mampu menarik perhatian lebih khalayak karena dapat menampilkan informasi – informasi yang di sertai dengan gambar. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata – kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukan objek – objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusa, benda, kegiatan dan lain sebagainya. Tahap kedua adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar – gambra individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks. Di bandingkan dengan siara radio, siaran televisi lebih kompleks, dan lebih melibatkan banyak orang. Karena untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Peralatannya juga lebih banyak dan dalam pengoperasiannya, di butuhkan orang – orang yang terampil dan terlatih. 2.2.3.4 Program Televisi Menurut Soenarto (2007:1) program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dan dari jam ke jam setiap harinya. Sedangkan menurut Naratama (2004:63) dijelaskan bahwa program televisi adalah 18 sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kretaifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai krirteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa program televisi adalah segala hal yang di tampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Acara yang di berikan dalam sebuah program merupakan faktor yang membuat penonton tertarik untuk mengikuti acara yang di tayangkan oleh apakah itu stasiun televisi atau radio. 2.2.3.5 Jenis Program Televisi Dari berbagai macam program yang ditayangkan stasiun penyiaran, jenisjenis program terbagi dua bagian, yaitu: 1. Program Informasi (Jurnalistik) Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Program informasi adalah program yang jenis siarannya bertujuan untuk menambah informasi audience. Program informasi terbagi dalam dua bagian, berita keras (Hardnews) dan berita ringan (Softnews). Karya ini masuk ke dalam kategori berita ringan (Softnews), yaitu Segala bentuk informasi yang bersifat penting dan menarik yang harus di sampaikan secara mendalam, namun bersifat tidak harus langsung di tayangkan. Program yang termasuk dalam berita lunak ini adalah: current affair, magazine, dokumenter dan talkshow. 2. Program Hiburan : Segala bentuk program yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam program hiburan adalah drama, permainan/game dan musik. a. Drama : Pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai karakter atau kehidupan seseorang atau beberapa orang yang di perankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi. b. Sinetron : drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing – masing tokoh mempunyai alur cerita mereka sendiri tanpa harus mengambil kesimpulan. c. Film : Film televisi menjadi media terakhir yang menanyangkan film karena pada awalnya tujuan di buat film adalah untuk layar lebar. Kemudian film 19 tersebut di distribusikan menjadi DVD atau VCD setelah itu film baru dapat di tayangkan di televisi. d. Permainan (game show) : Suatu bentuk program yang terdiri dari kelompok atau individu yang bersaing untuk mendapatkan sesuatu. e. Musik : Program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan musik seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di dalam studio atau di luar studio. Program musik di televisi sangat di tentukan oleh artis menarik atau tidaknya. Tidak hanya dari kualitas suara, tapi juga dari bagaimana cara mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. 2.3 Teori Uses and Gratification Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan) mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Teori Uses and Gratification mengasumsikan bahwa pengguna media berusaha mencari yang terbaik dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (grafication) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratification, merupakan salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media) (Bungin, 2006, hal. 290). Pendekatan uses and gratification ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu Pengaruh mood seseorang berpengaruh saat memilih media yang akan ia gunakan. Pada saat seseorang merasa bosan, maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan, maka ia akan lebih memilih isi yang menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda tergantung kepada kebutuhan yang berbeda pada individu yang berbeda juga. Kebutuhan seseorang yang berbeda di asosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap – tahap kedewasannya, latar belakang dan peranan sosialnya. 20 Sebagai contohnya, anak – anak secara khusus lebih menyukai menonton untuk mencari informasi dan mudah di pengaruhi. Teori uses and gratification digunakan dalam teori ini, karena penonton sebagai pengguna media mempunyai peran untuk menentukan tayangan apa yang akan ditontonnya. Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Guretvitvh (Ardianto, 2004:71) menguraikan lima elemen atau asumsi – asumsi dasar dari Uses and Gratification media sebagai berikut: 1. Khalayak di anggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa di asumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dalam pemilihan media terletak pada khalayak. 3. Media harus saling bersaing dengan media – media lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhannya yang di penuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Tujuan pemilih media massa di simpulkan dari data yang di berikan anggota khalayak, artinya orang di anggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu. 5. Penelitian tentang arti kultural dari media massa harus di tangguhkan sebelum di teliti lebih dulu orientasi khalayak. Teori uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan di bawah ini (Nurudin, 2007, hal. 194) Lingkungan Sosial Kebutuhan Khalayak Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media Penggunaan Media Massa Pemuasan Media (fungsi) 21 Dalam buku “Pengantar Komunikasi Massa” milik Nurudin, penggunaan media massa dimulai dengan: 1. Jenis-jenis media surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Dalam penelitian ini menggunakan media televisi, yang berfokus pada program “Hallo Kampus” yang ditayangkan oleh Cahaya Televisi Banten. Televisi sebagai salah satu media elektronik yang universal karena dapat menginformasikan audiovisual gerak, dapat membangun minat masyarakat untuk menonton televisi. 2. Isi media. Dalam riset Uses & Gratification banyak faktor baik personal maupun eksternal yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang. Littlejohn dalam (Kriyantono, 2012, hal. 211), mengatakan bahwa kepercayaan seseorang tentang isi media dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu (a) budaya dan institusi sosial seseorang maupun media itu sendiri, (b) keadaan-keadaan sosial seperti ketersediaan media, (c) variabel-variabel psikologis tertentu seperti introvert atau ekstrovert dan dogmatisme. Nilai-nilai dipengaruhi oleh (a) faktor-faktor kultural dan sosial, (b) kebutuhankebutuhan akan media, (c) variabel-variabel psikologis. Kepercayaan dan nilai-nilai akan mempengaruhi pencarian kepuasan yang akhirnya akan menentukan perilaku konsumsi terhadap media, tergantung pada apa yang dikonsumsi dan apa alternatif-alternatif media yang diambil. Dalam penelitian ini, aspek isi media yang diteliti adalah gaya komunikasi presenter yang berkaitan dengan variabel psikologis. Penelitian ini meneliti mengenai bagaimana gaya komunikasi presenter “Hallo Kampus” di media CTV Banten dapat mempengaruhi minat menonton. Dalam hal ini, penonton yang dituju adalah mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi 2013/2014. 3. Terpaan media. Menurut Rosengren (Kriyantono, 2012, hal. 209), terpaan media atau media exposure dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Sedangkan menurut Sari (Kriyantono, 2012, hal. 209), terpaan media dapat dioperasionalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penayangan. 22 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam terpaan media, meliputi : a. Pemirsa Dalam setiap bentuk komunikasi, melalui media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anakanak, remaja, dewasa, maupun orangtuan, sehingga acara yang ditayangkan benar-benar berdasar kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejal begitu saja (Ardianto, dkk, 2007, hal.140). Dalam penelitian ini, kategori yang dituju adalah mahasiswa, dengan studi kasus penelitian pada mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi b. Waktu Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap tayangan acara dapat ditayangkan secara proposional dan diterima oleh khalayak sasaran (Ardianto, dkk, 2007, hal.140). Program Hallo Kampus ditayangkan setiap hari Senin-Jumat pukul 07.0007.30 WIB. Ditayangkan pada pagi hari agar dapat ditonton oleh mahasiswa sebelum melakukan aktifitasnya. c. Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap tayangan. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah. Yang penting dengan durasi tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran durasi terlalu singkat atau terlalu lama (Ardianto, dkk, 2007, hal 141). Dalam program Hallo Kampus, durasi yang ditayangkan adalah 30 menit, agar penonton tidak merasa bosan dengan berita-berita atau informasi yang disampaikan. 23 d. Metode Penyajian Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak umumnya untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan komunikator dan komunikan. Cara agar fungsi mendidik dan menghibur tetap ada, namun tetap diminati pemirsa adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengundang unsur hiburan (Aridanto, dkk, 2007, hal 142). Program Hallo Kampus merupakan program softnews, dimana berita yang ditampilkan dibawakan oleh dua orang presenter dengan cara penyajiannya yang santai. 4. Konteks sosial dan terpaan media. Menurut Elihu Katz, Jay G. Blumer, dan Michael Gurevitch (Kriyantono, 2012, hal. 208), konsep dasar teori Uses and Gratification adalah untuk meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. 2.4 Presenter Presenter adalah orang yang pertama berbicara dalam suatu acara, yang harus mampu menciptakan suasana akrab, tertib dan semarak (Naratama,2004). Dari uraiant tersebut, maka dapat diuraikan bahwa presenter adalah orang yang membawakan dan menyampaikan sebuah informasi, atau narasi dalam sebuah acara di stasiun televisi. Seperti program acara berita, kuis, game show, talkshow, acara musik, infotainment, olahraga dan reality show. Mereka memperkenalkan, mengatur, dan mengarahkan tamu – tamu saat acara berlangsung. Adapun kriteria kepribadian yang harus di miliki oleh seorang MC atau pembawa acara, yaitu : (Aryati, 2004) 1.Ekstrovert yaitu orang-orang yang suka mengekpresikan apa yang ada dipikiran, dirasakan, kepada orang lain,pendek kata orang yang suka memperbincangkan berbagai hal dengan orang lain, secara terbuka. 24 2. Generalis yaitu orang yang memiliki banyak pengetahuan umum, yang akan memungkinkan dia untuk “bicara apa saja”. 3. Fleksibel yaitu orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi. 4. Friendly yaitu orang yang mudah bergaul, dank arena pembawaanya disenangi banyak orang. Dalam penelitian ini, yang akan menjadi fokus penelitian adalah bagaimana cara komunikasi dari presenter yang dapat diuraikan menjadi komunikasi verbal dan non verbal. 2.4.1 Komunikasi Verbal Komunikasi verbal komunikasi yang menggunakankata-kata merupakan bentuk komunikasi di mana di secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa yang di susun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti tertentu. Menurut Larry L, Barker dalam Mulyana (2005:243), bahasa mempunyai tiga fungsi yaitu penamaan (naming atau labeling), interaksi dan transmisi informasi 1. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi, 2. Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi,yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. 3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain,inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa,keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu,masa kini dan masa depan, memungkinkan kesinambungan dan tradisi kita. 25 Selanjutnya, unsur-unsur dari komunikasi verbal menurut Mark Knapp dalam Cangara (2004:100) adalah: a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Olah kata merupakan hal yang sangat penting dalam komunikasi. Untuk itu, pergunakanlah kata-kata yang mudah dimengerti. b. Racing (kecepatan). Kecepatan dalam berbicara mempengaruhi keefektifan dalam penyampaian pesan. Sampaikanlah pesan dengan tidak terlalu cepat ataupun lambat. c. Intonasi suara. Intonasi suara yang berbeda tentunya dapat mengubah makna dalam pesan itu sendiri. Sehingga pergunakanlah intonasi yang tepat sesuai dengan makna pesannya. d. Singkat dan jelas. Penyampaian pesan dalam komunikasi akan lebih efektif jika pesan tersebut disampaikan secara singkat dan jelas serta langsung ke pokok permasalahannya tanpa terbelit-belit. 2.4.2. Komunikasi Non – Verbal Komunikasi non Verbal atau di sebut dengan bahasa tubuh ,adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya yang kemungkinan sesorang untuk berkomunikasi tanpa kata – kata Komunikasi nonverbal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent language). Blake dan Haroldsen dalam Zainal Abdidin (2006:49) dengan singkat mengemukakan bahwa komunikasi non-verbal adalah penyampaian dari pesan dimana dalam prosesnya, tidak diliputu dengan simbol-simbol atau perwujudan bentuk suara. Yang termasuk dalam unsur – unsur komunikasi non-verbal menurutMark Knapp dalam Cangara (2004:102) adalah. a. Ekspresi wajah merupakan cerminan suasana emosi seseorang sehingga hal ini merupakan sumber yang sarat akan komunikasi nonverbal. b. Kontak mata merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Melalui kontak mata selama berinteraksi menandakan orang tersebut 26 terlibat dalam komunikasi yang bukan hanya mendengarkan namun juga memperhatikan. c. Postur tubuh dan gaya berjalan. Postur tubuh dan gaya berjalan seseorang mencerminkan emosi, konsep diri dan tingkat kesehatannya. d. Sound (suara). Tangisan, desahan ataupun tarikan nafas panjang merupakan salah satu bentuk komunikasi. Dengan tangisan ataupun tarikan nafas panjang kita dapat mengerti apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. 2.5 Minat Berbeda dengan bakat, minat timbul karena adanya pengenalan dengan lingkungan, atau hasil berinteraksi dan belajar dari lingkungannya. Bila minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses dibidang itu sebab minat akan melahirkan energi yang luar biasa untuk berjuang mendapat apa yang diminati.(Khairani, 2013, hal. 139) Berdasarkan definisi minat tersebut dapat dikemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Minat adalah suatu gejala psikologis 2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik. 3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran 2.5.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Faktor timbulnya minat menurut Makmun seperti yang dikutip dari Crow and Crow (1973), terdiri dari tiga faktor: 1. The factor inner urge Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. 2. The factor of social motive Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial 27 misalnya seseorang berminat pada prestasi yang tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula. 3. Emotional factor Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap objek, misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu, dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan membuat minat seseorang semakin berkembang. 2.6 Kerangka Pemikiran Variabel X Variabel Y Presenter Hallo Kampus Minat Menonton Mahasiswa Verbal Efek Kognitif Non Verbal Efek Afektif Efek Konatif Variabel X : Merupakan variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi faktorfaktor yang diukur untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diamati. Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan Pengaruh Presenter Hallo Kampus di Cahaya TV Banten yang mencakup komunikasi Verbal dan Non Verbal. Variabel Y : merupakan faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas yaitu faktor yang muncul atau tidak muncul. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat menonton mahasiswa yang mencakup efek kognitif, efek afektif dan efek konatif. 28 2.7 Operasional Konsep Variabel Presenter (X) Dimensi Verbal - Non Verbal - Indikator Skala Vocabulary presenter Jelas Sangat Setuju Kecepatanberbicara =5 Stabil Intonasi Suarajelas Setuju = 4 Singkat dan lengkap Ragu-ragu = 3 Ekspresi jelas Tidak Setuju = Kontak mata Postur tubuh 2 Suara lugas dan jelas Sangat Tidak Setuju = 1 Minat (Y) Kognitif - Afektif - Konatif - Menambah pengetahuan baru Sangat Setuju Memberi informasi =5 baru Setuju = 4 Penyajian Hallo Kampus memuaskan Ragu-ragu = 3 Program Hallo Tidak Setuju = Kampus menyenangkan 2 Tertarik untuk mencari tahu informasi yang Sangat Tidak disampaikan Setuju = 1