7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya ( State of the Art )
N
Nama
O
Mahasiswa
1
Michael
Ardian
(2013)
Vol. 1(1)
Jurnal EKomunikasi
2
Suzy
Azeharie,
Nurlailah
(2012)
Vol. 3(1)
Jurnal
Komunikasi
Judul
Teori
Metodologi
Hasil
Sikap
masyarakat
Surabaya
terhadap
program
acara
“Pesbukers”
di ANTV
Sikap, televisi
Kuantitatif
Hasil dari
penelitian ini
diketahui
bahwa sikap
100 responden
masyarakat
Surabaya
terhadap acara
“pesbukers” di
ANTV adalah
positif dengan
persentase
51%
Pengaruh
Program
MTV
terhadap
gaya hidup
remaja
Jakarta
Program
acara, Media,
Regresi
Program acara
MTV
memiliki nilai
0.422 atau
42.20% yang
berarti
program MTV
memiliki
pengaruh atas
gaya hidup
remaja dan
sisanya
57,80%
dipengaruhi
faktor lain
7
8
NO
Nama
Judul
Teori
Metodologi
Hasil
Mahasiswa
3
Dita Nadyasari
Anjariah
Syarwani
(2008)
Vol. 2(4)
Jurnal EKomunikasi
4
5
Pengaruh
Televisi,
Korelasi,
penilaian dan Gaya busana, regresi
pengetahuan Imitas
gaya
presenter
televisi
terhadap
perilaku gaya
imitasi
Robin L. Nabi.,
Alexandra
Hendriks
(2006)
Vol. 53(3)
Besarnya
pengaruh terpaan
tayangan
“Ceriwis Yo
Wess” terhadap
perilaku imitasi
berbusana
ditunjukan oleh
nilai koefisien
determinasi
sebesar 0.709
atau 70,9%
dipengaruhi
variebel terpaan
tayangan,
sedangkan
sisanya 29,1%
dipengaruhi
variabel lain
The
Persuasive
Effect of
Host and
Audience
Reaction
Journal of
Shots in
Communication Television
Eropa
Talk Show
Audience,
Talk Show,
Host /
Presenter,
Komunikasi
non-verbal,
komunikasi
verbal
Path Analysis Host atau
presenter
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap respon
publik untuk
menyaksikan
program acara.
J.-L, Beauvois,
D. Courbet, D.
Oberle
(2012)
Vol. 63(3)
Host /
Presenter,
Variety
Show,
Televisi
Milgram
Experiment
Journal of
Psychology
Orebro,
Sweden
The
Prescriptive
Power of the
Television
Host. A
Transposition
of Milgram’s
Obedience
Paradigm to
the Context
of TV Game
Show
Variasi yang
diasumsikan
untuk
mengurangi
ketaatan pada
kenyataan tidak
menunjukan efek
yang diharapkan
9
Dari penelitian-penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa memang penelitian
sebelumnya menjelaskan bahwa presenter televisi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap respon publik untuk menyaksikan sebuah acara televisi. Perbedaan yang ada
dalam penelitian sebelumnya terletak pada metode penelitian serta jenis program
acara yang menjadi objek penelitian.
2.2
Landasan Teori
Didalam suatu penelitian di butuhkan teori – teori serta definisi yang dapat
mendukung penelitian yang dilakukan. Penelitian dalam bab ini akan menggunakan
beberapa teori dari para ahli ilmu komunikasi dan teori komunikasi massa yang
berkaitan dan sesuai dengan judul penelitian yang digunakan.
2.2.1
Komunikasi Massa
2.2.1.1 Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa inggris, mass communication,
kependekan
dari
mass
media
communication.
Artinya
komunikasi
yang
menggunakan media massa. Sedangkan istilah media communication diartikan
salurannya, yaitu media massa (mass media). Massa mengandung pengertian orang
banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat
tersebar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan
dapat menerima pesan komunikasi yang sama.
Peneliti menggunakan teori komunikasi massa karena komunikasi massa
adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai
tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas
(Bungin, 2006, hal. 71).
Secara teori, pada satu sisi, konsep komunikasi massa mengandung
pengertian sebagai suatu proses dimana institusi media massa memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada publik secara luas, namun pada sisi lain, komunikasi
massa merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi
oleh audience.
Di dalam media massa, terdapat beberapa individu yang bertugas melakukan
pengolahan informasi sebelum informasi tersebut diterima oleh audience. Mereka
yang bertugas sering disebut sebagai gatekeeper (Nurudin, 2007, hal. 7).
10
Komunikasi massa menurut Nurudin (hal. 8) yang dikutip dari Michael W.
Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) adalah:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas
dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat
kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya
bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling
kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi
massa inilah yang membedakan dengan jenis komunikasi lain. Bahkan pengirim
dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima
oleh banyak orang.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan,
ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari
seseorang tetapi lembaga.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya
pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu
dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan melalui media massa.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lain, umpan balik bersifat langsung.
2.2.1.2 Efek Komunikasi Massa
Ada riga dimensi dalam efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif, dan
konatif (Ardianto, dkk, 2007, hal 53-55). Efek kognitif berhubungan dengan
pemikiran dan penalaran. Efek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi dan
sikap. Sedangkan efek afektif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk
melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
1. Efek kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana
media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui massa , kita
11
memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita
kunjungi secara langsung.
2. Efek afektif
Efek ini mempunyai kadar yang lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi
lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat merasakan perasaan iba, terharu, sedih,
gembira, marah dan sebagainya.
3. Efek konatif
Efek konatif merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan. Misalnya adegan kekerasan dalam televisi atau
film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga
yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga
memiliki
keterampilan
baru.
Pernyataan
–
pernyataan
ini
mencoba
mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan
gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari – hari.
Fungsi efek untuk karya ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh dari massa akibat menonton program Hallo Kampus.
2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa
Secara umum, Effendy (dalam buku Ardianto, dkk, 2007, hal 18)
mengemukakan fungsi komunikasi massa sebagai berikut:
1. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar
informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan
oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang
terjadi.
Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan
dari media. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah,
mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapat
informasi tentang peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang
diucapkan, dilakukan atau dilihat orang lain.
12
2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya. Karena media
massa banyak menyajikan hal – hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara
mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika,
serta aturan – aturan yang berlaku kepada pembaca. Media massa melakukannya
melalui drama, cerita, diskusi dan artikel.
3. Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk atau
editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh
iklan –iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. Seperti misalnya
dalam media cetak surat kabar, fungsi memengaruhi dapat dilihat antara lain
dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel yang disusun sedemikian rupa
sehingga tidak terlihat sebagai suatu artikel yang isinya mempromosikan suatu
produk. Artikel tersebut biasanya memuat analisis terhadap produk makanan atau
analisis tentang suatu produk elektronik terbaru (komputer, handphone dan
sebagainya). Khalayak terpengaruh oleh pesan – pesan dalam tulisan tersebut
sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan
oleh media tersebut.
2.2.2
Media Massa
2.2.2.1 Definisi Media Massa
Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan
penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal
pula(Bungin, 2006, hal. 72). Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah
perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses
imitasi (belajar sosial).
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang di harapkan, dinamika
masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu,
media yang memiliki aspek: 1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, 2)
pendengaran (audio), semata – mata (tape, radio recorder), verbal vokal dan 3) pada
pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat verbal visual vokal
(Liliwer, 2001)
13
Effendy (2000), media massa di gunakan apabila komunikasi berjumlah
banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang umumnya di gunakan dalam
sehari – hari adalah radio, surat kabar, televisi, dan film bioskop, yang biasanya
beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi. Keuntungan komunikasi
dengan menggunakan media massa adalah, bahwa media massa menimbulkan
keserempakan. Artinya, suatu pesan dapat di terima oleh komunikan yang jumlahnya
relatif banyak. Jadi untuk menyebar informasi, media massa sangat efektif untuk
mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikasi.
Media massa adalah alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan
secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan
media massa di banding alat komunikasi lain adalah, media massa dapat mengatasi
hambatan ruang dan waktu. Media massa dapat menyebarkan pesan hampir seketika
pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007)
Media massa memberi informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu
bekerja, dan hasil yang di capai atau yang akan di capai. Fungsi utama media massa
adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan
mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu, tidak di tujukan untuk
perorangan, mudah di dapatkan, isi merupakan hal umum dan komunikasi bersifat
satu arah.
Peneliti menggunakan teori media massa, karena media massa merupakan
media yang digunakan untuk melakukan penyebaran informasi secara massal. Dalam
penelitian ini, media yang digunakan adalah media elektronik yaitu televisi.
2.2.2.2 Jenis Media Massa
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media
massa cetak dan media elektronik.
1. Media cetak
Media cetak merupakan media tertua yang ada. Secara harafiah, media cetak dapat di
artikan sebagai media penyampain informasi yang memiliki manfaat dan terkait
dengan kepentingan orang banyak, yang di sampaikan secara tertulis.
2. Media elektonik
Setelah media cetak, muncul media elektronik. Media elektronik adalah media yang
menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk
mengakses kontennya. Media elektronik muncul karena perkembangan zaman yang
14
dapat berhasil memadukan konsep media cetak berupa naskah dengan suara (radio),
dan kemudian dengan gambar melalui layar televisi. Maka kemudian media
elektronik meliput radio, televisi, film, media on-line (internet).
Dalam penelitian ini, peneliti memilih televisi sebagai media yang akan diteliti.
Karena program Hallo Kampus merupakan program yang ditayangkan melalui media
televisi.
2.2.3
Televisi
Televisi adalah media massa elektronik yang bersifat audio visual serta
kemampuan untuk memainkan gambar sehingga mampu menstimulasi pendengaran
dan penglihatan. Televisi berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergeran beserta
suara, baik itu yang hitam-putih atau berwarna.
Berdasar pengamatan para ahli, informasi yang di sampaikan melalui televisi
lebih lama di ingat di banding pesan yang di sampaikan melalui membaca (media
cetak) sekalipun informasi yang di sampaikan persis sama. Hal itu karena terdapat
visualisasi berbentu gambar bergerak dalam televisi. Visualisasi berfungsi sebagai
pendukung dan penambah narasi yang di sampaikan. Jadi, penonton tidak hanya
menggunakan satu indera dalam menonton, tapi dua indera yaitu mata dan telinga.
Televisi sebagai salah satu media elektronik yang universal karena dapat
menginformasikan audiovisual gerak. Kebanyakan rumah telah memiliki televisi,
bahkan televisi portable yang membuat mudah untuk di bawa kemana – mana,
termasuk di bawa dalam kendaraan. Hal ini yang menjadi keunggulan televisi di
banding media lain (Ardianto, dkk, 2007, hal. 135).
2.2.3.1 Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi
informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk (Ardianto, dkk, 2007, hal. 137)
1. Fungsi informasi
Televisi berperan sebagai media penyampain informasi tidak hanya dalam bentuk
siaran langsung, yaitu berita yang di bacakan penyiar yang di lengkapi dengan
gambar factual, tapi juga menyiarkan ceramah, diskusi dan komentar. Televisi di
anggap sebagai media massa yang mampu menyiarkan informasi yang sangat
memuaskan. 2 faktor yang terdapat dalam media massa audiovisual yaitu immediacy
dan realism. Immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang di
15
siarkan oleh televisi dapat di lihat dan di dengar oleh penonton saat peristiwa itu
terjadi. Realism mengandung makna nyara. Peristiwa yang di siarkan oleh stasiun tv
secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai
kenyataan, jadi penonton melihat dan mendengar sendiri.
2. Fungsi pendidikan
Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk
menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya banyak. Sesuai
dengan makna pendidikan, maka acara yang di tayangkan juga merupakan acara
yang dapat menambah pengetahuan khalayak. Misalnya pelajaran bahasa,
matematika dll. Selain acara pendidikam, stasiun televisi juga menyiarkan berbagai
acara yang secara implicit mengandung pendidikan seperti sandiwara, ceramah, film,
dan lainnya yang di namakan pendidikan informal.
3. Fungsi hiburan
Fungsi televisi sebagai sarana hiburan tampak lebih dominan di banding dengan
fungsi lainnya. Sebagaian besar acara televisi di isi oleh acara – acara hiburan seperti
lagu, film, sinetron dan lainnya. Fungsi hiburan sangat penting karena menjadi salah
satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu dari aktifitas di luar rumah. Televisi
hadir dengan konten yang di butuhkan oleh khalayak.
2.2.3.2 Faktor – faktor yang perlu diperhatikan
Karakteristik suatu peristiwa yang layak menjadi berita, yaitu bahwa fakta
dan opini harus mengandung unsur penting dan menarik. Tetapi pesan yang akan
disampaikan melalui media televisi, memerlukan pertimbangan lain agar pesan
tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
adalah pemirsa, waktu, durasi, dan metode penyajian (Ardianto, dkk, 2007, hal 140).
a. Pemirsa
Dalam setiap bentuk komunikasi, melalui media apapun, komunikator akan
menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk
komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirsa perlu
mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami
kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak – anak, remaja,
dewasa, maupun orang tua. Kebiasaan dan minat tiap kategori kelompok pe-
16
mirsa, biasanya dapat diketahui melalui hasil survei, baik yang dilakukan oleh
stasiun televisi atau oleh lembaga lain. Jadi setiap acara yang ditayangkan benarbenar berdasar kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejal begitu saja.
b. Waktu
Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa,
langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan
kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar setiap
tayangan acara dapat ditayangkan secara proposional dan diterima oleh khalayak
sasaran.
c. Durasi
Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap tayangan
acara. Misalnya acara “Go Spot” di RCTI berdurasi 30 menit. Acara Liputan 6
Pagi berdurasi 90 menit di SCTV, dan “Empat Mata” di Trans7 berdurasi 90
menit. Sedangkan untuk acara-acara film bioskop yang diputar di layar teleisi
pada umumnya berdurasi 120 menit. Durasi masing-masing acara disesuaikan
dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah. Yang penting dengan durasi
tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran jika
durasi terlalu cepat atau terlalu lama.
d. Metode Penyajian
Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak umumnya
untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi
mendidik dan membujuk diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus
tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak, komunikator dan
komunikan. Masalahnya adalah bagaimana agar fungsi mendidik dan menghibur
tetap ada, namun tetap diminati pemirsa. Caranya adalah dengan mengemas
pesan sedemikian rupa, menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan
nonhiburan dapat mengundang unsur hiburan.
17
2.2.3.3 Karakteristik Televisi
Menurut Ardianto, dkk (2007:137-139) dalam buku Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, karakteristik televisi terdiri dari:
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yaitu dapat di dengar sekaligus di lihat (audiovisual).
Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata – kata, musik, dan efek
suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun tidak
berarti gambar lebih penting daripada kata – kata. Keduanya harus ada kesesuaian
secara harmonis. Karena sifat ini, televisi mampu menarik perhatian lebih khalayak
karena dapat menampilkan informasi – informasi yang di sertai dengan gambar.
2. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam proses berpikir dalam
gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata –
kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam
proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukan objek – objek tertentu
menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga
mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusa, benda, kegiatan dan lain
sebagainya.
Tahap kedua adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar
– gambra individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna
tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks.
Di bandingkan dengan siara radio, siaran televisi lebih kompleks, dan lebih
melibatkan banyak orang. Karena untuk menayangkan acara siaran berita yang
dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang.
Peralatannya juga lebih banyak dan dalam pengoperasiannya, di butuhkan orang –
orang yang terampil dan terlatih.
2.2.3.4 Program Televisi
Menurut Soenarto (2007:1) program televisi diartikan sebagai penjadwalan
atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dan dari jam ke jam setiap harinya.
Sedangkan menurut Naratama (2004:63) dijelaskan bahwa program televisi adalah
18
sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi
landasan kretaifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai krirteria
utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa program
televisi adalah segala hal yang di tampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi
kebutuhan audiencenya. Acara yang di berikan dalam sebuah program merupakan
faktor yang membuat penonton tertarik untuk mengikuti acara yang di tayangkan
oleh apakah itu stasiun televisi atau radio.
2.2.3.5 Jenis Program Televisi
Dari berbagai macam program yang ditayangkan stasiun penyiaran, jenisjenis program terbagi dua bagian, yaitu:
1. Program Informasi (Jurnalistik)
Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu yang besar. Program informasi
adalah program yang jenis siarannya bertujuan untuk menambah informasi audience.
Program informasi terbagi dalam dua bagian, berita keras (Hardnews) dan berita
ringan (Softnews). Karya ini masuk ke dalam kategori berita ringan (Softnews), yaitu
Segala bentuk informasi yang bersifat penting dan menarik yang harus di sampaikan
secara mendalam, namun bersifat tidak harus langsung di tayangkan. Program yang
termasuk dalam berita lunak ini adalah: current affair, magazine, dokumenter dan
talkshow.
2. Program Hiburan : Segala bentuk program yang bertujuan untuk menghibur
audience dalam bentuk musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk
dalam program hiburan adalah drama, permainan/game dan musik.
a. Drama : Pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai karakter atau
kehidupan seseorang atau beberapa orang yang di perankan oleh pemain
yang melibatkan konflik dan emosi.
b. Sinetron : drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara
bersamaan. Masing – masing tokoh mempunyai alur cerita mereka sendiri
tanpa harus mengambil kesimpulan.
c. Film : Film televisi menjadi media terakhir yang menanyangkan film karena
pada awalnya tujuan di buat film adalah untuk layar lebar. Kemudian film
19
tersebut di distribusikan menjadi DVD atau VCD setelah itu film baru dapat
di tayangkan di televisi.
d. Permainan (game show) : Suatu bentuk program yang terdiri dari kelompok
atau individu yang bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
e. Musik : Program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan
musik seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di dalam studio
atau di luar studio. Program musik di televisi sangat di tentukan oleh artis
menarik atau tidaknya. Tidak hanya dari kualitas suara, tapi juga dari
bagaimana cara mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
2.3 Teori Uses and Gratification
Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan)
mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah
pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Teori Uses and Gratification
mengasumsikan bahwa pengguna media berusaha mencari yang terbaik dalam usaha
untuk memenuhi kebutuhannya.
Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (grafication) atas
kebutuhan seseorang atau uses and gratification, merupakan salah satu teori dan
pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak
mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar
perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan
kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan
(pesan media) (Bungin, 2006, hal. 290). Pendekatan uses and gratification ditujukan
untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan
penggunaan media oleh individu
Pengaruh mood seseorang berpengaruh saat memilih media yang akan ia
gunakan. Pada saat seseorang merasa bosan, maka ia akan memilih isi yang lebih
menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan, maka ia akan
lebih memilih isi yang menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi
berbeda tergantung kepada kebutuhan yang berbeda pada individu yang berbeda
juga. Kebutuhan seseorang yang berbeda di asosiasikan dengan kepribadian
seseorang, tahap – tahap kedewasannya, latar belakang dan peranan sosialnya.
20
Sebagai contohnya, anak – anak secara khusus lebih menyukai menonton untuk
mencari informasi dan mudah di pengaruhi.
Teori uses and gratification digunakan dalam teori ini, karena penonton sebagai
pengguna media mempunyai peran untuk menentukan tayangan apa yang akan
ditontonnya.
Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Guretvitvh (Ardianto, 2004:71)
menguraikan lima elemen atau asumsi – asumsi dasar dari Uses and Gratification
media sebagai berikut:
1. Khalayak di anggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media
massa di asumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dalam pemilihan media terletak pada khalayak.
3. Media harus saling bersaing dengan media – media lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhannya yang di penuhi media lebih luas. Bagaimana
kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku
khalayak yang bersangkutan.
4. Tujuan pemilih media massa di simpulkan dari data yang di berikan anggota
khalayak, artinya orang di anggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu.
5. Penelitian tentang arti kultural dari media massa harus di tangguhkan sebelum di
teliti lebih dulu orientasi khalayak.
Teori uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat
dalam bagan di bawah ini (Nurudin, 2007, hal. 194)
Lingkungan
Sosial
Kebutuhan
Khalayak
Sumber
pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan
dengan non
media
Penggunaan
Media Massa
Pemuasan
Media
(fungsi)
21
Dalam buku “Pengantar Komunikasi Massa” milik Nurudin, penggunaan media
massa dimulai dengan:
1. Jenis-jenis media surat kabar, majalah, radio, TV dan film.
Dalam penelitian ini menggunakan media televisi, yang berfokus pada
program “Hallo Kampus” yang ditayangkan oleh Cahaya Televisi Banten.
Televisi sebagai salah satu media elektronik yang universal karena dapat
menginformasikan audiovisual gerak, dapat membangun minat masyarakat
untuk menonton televisi.
2. Isi media.
Dalam riset Uses & Gratification banyak faktor baik personal maupun eksternal
yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang. Littlejohn dalam (Kriyantono,
2012, hal. 211), mengatakan bahwa kepercayaan seseorang tentang isi media dapat
dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu (a) budaya dan institusi sosial seseorang
maupun media itu sendiri, (b) keadaan-keadaan sosial seperti ketersediaan media, (c)
variabel-variabel psikologis tertentu seperti introvert atau ekstrovert dan dogmatisme.
Nilai-nilai dipengaruhi oleh (a) faktor-faktor kultural dan sosial, (b) kebutuhankebutuhan akan media, (c) variabel-variabel psikologis.
Kepercayaan dan nilai-nilai akan mempengaruhi pencarian kepuasan yang akhirnya
akan menentukan perilaku konsumsi terhadap media, tergantung pada apa yang
dikonsumsi dan apa alternatif-alternatif media yang diambil.
Dalam penelitian ini, aspek isi media yang diteliti adalah gaya komunikasi presenter
yang berkaitan dengan variabel psikologis. Penelitian ini meneliti mengenai bagaimana
gaya komunikasi presenter “Hallo Kampus” di media CTV Banten dapat mempengaruhi
minat menonton. Dalam hal ini, penonton yang dituju adalah mahasiswa Universitas
Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi 2013/2014.
3. Terpaan media.
Menurut Rosengren (Kriyantono, 2012, hal. 209), terpaan media atau media
exposure dapat dioperasionalkan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai
jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu
konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara
keseluruhan.
Sedangkan menurut Sari (Kriyantono, 2012, hal. 209), terpaan media dapat
dioperasionalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun
durasi penayangan.
22
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam terpaan media, meliputi :
a. Pemirsa
Dalam setiap bentuk komunikasi, melalui media apapun, komunikator
akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun
untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor
pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus
memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anakanak, remaja, dewasa, maupun orangtuan, sehingga acara yang ditayangkan
benar-benar berdasar kebutuhan pemirsa, bukan acara yang dijejal begitu saja
(Ardianto, dkk, 2007, hal.140).
Dalam penelitian ini, kategori yang dituju adalah mahasiswa, dengan
studi kasus penelitian pada mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas
Ilmu Komunikasi
b. Waktu
Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap pemirsa,
langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat
dan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan, agar
setiap tayangan acara dapat ditayangkan secara proposional dan diterima oleh
khalayak sasaran (Ardianto, dkk, 2007, hal.140).
Program Hallo Kampus ditayangkan setiap hari Senin-Jumat pukul 07.0007.30 WIB. Ditayangkan pada pagi hari agar dapat ditonton oleh mahasiswa
sebelum melakukan aktifitasnya.
c. Durasi
Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap
tayangan. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan
tuntutan skrip atau naskah. Yang penting dengan durasi tertentu, tujuan acara
tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran durasi terlalu singkat atau
terlalu lama (Ardianto, dkk, 2007, hal 141).
Dalam program Hallo Kampus, durasi yang ditayangkan adalah 30 menit,
agar penonton tidak merasa bosan dengan berita-berita atau informasi yang
disampaikan.
23
d. Metode Penyajian
Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak
umumnya untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti
fungsi mendidik dan membujuk diabaikan. Fungsi nonhiburan dan
noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan
komunikator dan komunikan. Cara agar fungsi mendidik dan menghibur tetap
ada, namun tetap diminati pemirsa adalah dengan mengemas pesan
sedemikian rupa, menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan
nonhiburan dapat mengundang unsur hiburan (Aridanto, dkk, 2007, hal 142).
Program Hallo Kampus merupakan program softnews, dimana berita
yang ditampilkan dibawakan oleh dua orang presenter dengan cara
penyajiannya yang santai.
4. Konteks sosial dan terpaan media.
Menurut Elihu Katz, Jay G. Blumer, dan Michael Gurevitch (Kriyantono, 2012, hal.
208), konsep dasar teori Uses and Gratification adalah untuk meneliti asal mula
kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media
massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang
berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.
2.4 Presenter
Presenter adalah orang yang pertama berbicara dalam suatu acara, yang harus
mampu menciptakan suasana akrab, tertib dan semarak (Naratama,2004). Dari
uraiant tersebut, maka dapat diuraikan bahwa presenter adalah orang yang
membawakan dan menyampaikan sebuah informasi, atau narasi dalam sebuah acara
di stasiun televisi. Seperti program acara berita, kuis, game show, talkshow, acara
musik, infotainment, olahraga dan reality show. Mereka memperkenalkan, mengatur,
dan mengarahkan tamu – tamu saat acara berlangsung.
Adapun kriteria kepribadian yang harus di miliki oleh seorang MC atau
pembawa acara, yaitu : (Aryati, 2004)
1.Ekstrovert yaitu orang-orang yang suka mengekpresikan apa yang ada dipikiran,
dirasakan, kepada orang lain,pendek kata orang yang suka memperbincangkan
berbagai hal dengan orang lain, secara terbuka.
24
2. Generalis yaitu orang yang memiliki banyak pengetahuan umum, yang akan
memungkinkan dia untuk “bicara apa saja”.
3. Fleksibel yaitu orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi.
4. Friendly yaitu orang yang mudah bergaul, dank arena pembawaanya disenangi
banyak orang.
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi fokus penelitian adalah bagaimana cara
komunikasi dari presenter yang dapat diuraikan menjadi komunikasi verbal dan non
verbal.
2.4.1 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal komunikasi yang menggunakankata-kata merupakan
bentuk komunikasi di mana di secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu
bahasa. Bahasa yang di susun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang
mempunyai arti tertentu.
Menurut Larry L, Barker dalam Mulyana (2005:243), bahasa mempunyai tiga
fungsi yaitu penamaan (naming atau labeling), interaksi dan transmisi informasi
1. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan
objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat
dirujuk dalam komunikasi,
2. Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi,yang dapat
mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain,inilah
yang disebut fungsi transmisi dari bahasa,keistimewaan bahasa sebagai
fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan
masa lalu,masa kini dan masa depan, memungkinkan kesinambungan dan
tradisi kita.
25
Selanjutnya, unsur-unsur dari komunikasi verbal menurut Mark Knapp dalam
Cangara (2004:100) adalah:
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Olah kata merupakan hal yang sangat
penting dalam komunikasi. Untuk itu, pergunakanlah kata-kata yang mudah
dimengerti.
b. Racing (kecepatan). Kecepatan dalam berbicara mempengaruhi keefektifan
dalam penyampaian pesan. Sampaikanlah pesan dengan tidak terlalu cepat
ataupun lambat.
c. Intonasi suara. Intonasi suara yang berbeda tentunya dapat mengubah makna
dalam pesan itu sendiri. Sehingga pergunakanlah intonasi yang tepat sesuai
dengan makna pesannya.
d. Singkat dan jelas. Penyampaian pesan dalam komunikasi akan lebih efektif jika
pesan tersebut disampaikan secara singkat dan jelas serta langsung ke pokok
permasalahannya tanpa terbelit-belit.
2.4.2. Komunikasi Non – Verbal
Komunikasi non Verbal atau di sebut dengan bahasa tubuh ,adalah kumpulan
isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya yang kemungkinan
sesorang untuk berkomunikasi tanpa kata – kata Komunikasi nonverbal sering juga
disebut sebagai bahasa diam (silent language).
Blake dan Haroldsen dalam Zainal Abdidin (2006:49) dengan singkat
mengemukakan bahwa komunikasi non-verbal adalah penyampaian dari pesan
dimana dalam prosesnya, tidak diliputu dengan simbol-simbol atau perwujudan
bentuk suara.
Yang termasuk dalam unsur – unsur komunikasi non-verbal menurutMark
Knapp dalam Cangara (2004:102) adalah.
a. Ekspresi wajah merupakan cerminan suasana emosi seseorang
sehingga hal ini merupakan sumber yang sarat akan komunikasi nonverbal.
b. Kontak mata merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi.
Melalui kontak mata selama berinteraksi menandakan orang tersebut
26
terlibat dalam komunikasi yang bukan hanya mendengarkan namun
juga memperhatikan.
c. Postur tubuh dan gaya berjalan. Postur tubuh dan gaya berjalan
seseorang
mencerminkan
emosi,
konsep
diri
dan
tingkat
kesehatannya.
d. Sound (suara). Tangisan, desahan ataupun tarikan nafas panjang
merupakan salah satu bentuk komunikasi. Dengan tangisan ataupun
tarikan nafas panjang kita dapat mengerti apa yang sedang dirasakan
oleh orang lain.
2.5 Minat
Berbeda dengan bakat, minat timbul karena adanya pengenalan dengan
lingkungan, atau hasil berinteraksi dan belajar dari lingkungannya. Bila minat
terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi potensi bagi orang
yang bersangkutan untuk dapat meraih sukses dibidang itu sebab minat akan
melahirkan energi yang luar biasa untuk berjuang mendapat apa yang
diminati.(Khairani, 2013, hal. 139)
Berdasarkan definisi minat tersebut dapat dikemukakan bahwa minat mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Minat adalah suatu gejala psikologis
2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.
3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran
2.5.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat
Faktor timbulnya minat menurut Makmun seperti yang dikutip dari Crow and Crow
(1973), terdiri dari tiga faktor:
1. The factor inner urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.
2. The factor of social motive
Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial
27
misalnya seseorang berminat pada prestasi yang tinggi agar dapat status sosial yang
tinggi pula.
3. Emotional factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap objek, misalnya
perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu, dapat pula
membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat
dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan membuat minat
seseorang semakin berkembang.
2.6
Kerangka Pemikiran
Variabel X
Variabel Y
Presenter Hallo
Kampus
Minat Menonton
Mahasiswa
Verbal
Efek Kognitif
Non Verbal
Efek Afektif
Efek Konatif
Variabel X : Merupakan variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi faktorfaktor yang diukur untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diamati.
Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan Pengaruh Presenter Hallo Kampus di
Cahaya TV Banten yang mencakup komunikasi Verbal dan Non Verbal.
Variabel Y : merupakan faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variabel bebas yaitu faktor yang muncul atau tidak muncul.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat menonton mahasiswa yang
mencakup efek kognitif, efek afektif dan efek konatif.
28
2.7 Operasional Konsep
Variabel
Presenter
(X)
Dimensi
Verbal
-
Non Verbal
-
Indikator
Skala
Vocabulary presenter
Jelas
Sangat Setuju
Kecepatanberbicara
=5
Stabil
Intonasi Suarajelas
Setuju = 4
Singkat dan lengkap
Ragu-ragu = 3
Ekspresi jelas
Tidak Setuju =
Kontak mata
Postur tubuh
2
Suara lugas dan jelas
Sangat Tidak
Setuju = 1
Minat
(Y)
Kognitif
-
Afektif
-
Konatif
-
Menambah
pengetahuan baru
Sangat Setuju
Memberi
informasi
=5
baru
Setuju = 4
Penyajian
Hallo
Kampus memuaskan
Ragu-ragu = 3
Program
Hallo
Tidak Setuju =
Kampus
menyenangkan
2
Tertarik untuk mencari
tahu informasi yang Sangat Tidak
disampaikan
Setuju = 1
Download