INFOTEKNOLOGI A pakah Sabo Dam itu? Bagaimana fungsi dan keandalannya hingga akhir-akhir ini Sabo Dam semakin ramai dibicarakan terutama sejak Gunung Merapi dinyatakan meletus pada Selasa, (26/10/10) yang lalu? Teknologi Sabo Merapi yang berminggu-minggu masih terus memuntahkan material letusannya, dibarengi dengan aliran piroklastik (material lahar panas beserta dengan awan panas yang meluncur cepat dari kepundan ke lereng dibawahnya). Setelah aliran piroklastik ini mengendap di lereng dan mendingin, maka ketika turun hujan, batuan piroklastik yang berupa material lepas (terdiri dari bongkahan batu, kerikil, pasir bercampur lempung dan air) bila terkena hujan, akan mudah tererosi dan akan meluncur ke bawah bercampur dengan air hujan. Ilustrasi penampang sabo dam. (Sumber : Ditjen SDA) Sabo adalah sistem pengontrol aliran lahar dingin untuk pengendalian erosi Sabo Dam, Pengendali Aliran Lahar Dingin dan pergerakan sedimen. Sabo sendiri berasal dari bahasa Jepang, “sa” yang berarti pasir dan “bo” yang berarti pengendalian. Teknologi sabo ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970 sejak kedatangan Mr. Tomoaki Yokota, seorang tenaga ahli di bidang teknik sabo dari Jepang. Saat itu teknologi sabo dipandang sebagai salah satu alternatif terbaik dalam rangka upaya penanggulangan bencana alam akibat erosi, aliran sedimen dan proses sedimentasi di Indonesia. Hingga saat ini masih belum ada teknologi yang memungkinkan untuk mengatur atau mengontrol aliran 78 Volume 41 • KIPRAH piroklastik (karena energinya uang besar dan suhunya yang tinggi). Namun, lahar dingin ini masih mungkin untuk dikontrol arah aliran serta penyebarannya supaya tidak menganggu aktifitas manusia dengan membangun Sabo. Pembangunan Sabo Dam kala itu bertujuan untuk mengendalikan lahar agar masyarakat aman dari bahaya banjir lahar. Mengingat Indonesia memiliki 129 gunung berapi, teknologi sabo yang dikembangkan sejak tiga dasawarsa lalu ini sangat diperlukan di Indonesia. Sabo sendiri telah dibangun di beberapa tempat seperti Gunung Galunggung, Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Agung dan gunung-gunung yang berlokasi di Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Proyek Sabo yang merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dan Jepang pada 1970 tersebut awalnya dibangun di lokasi Gunung Merapi, Gunung Kelud, dan Gunung Agung. Satu tahun sebelum proyek dikerjakan, Merapi meletus memuntahkan 22 juta meter kubik material vulkanik. Atas pertimbangan bahwa Merapi adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia, bahkan dunia, sehingga jumlah dam sabo di Merapi saat ini adalah yang terbanyak di Indonesia.