KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371 Faksimile: 022-7216444, 021-5228372 E-mail: [email protected] Nomor Sifat Lampiran Hal : 2397/45/BGL.V/2010 24 November 2010 : Segera :: Laporan Aktivitas G. Merapi 23 November 2010 pukul 00:00-24:00 WIB Yang terhormat, Yang terhormat, 1. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Gubernur Jawa Tengah 4. Bupati Sleman 5. Bupati Magelang 6. Bupati Klaten 7. Bupati Boyolali Bersama ini disampaikan laporan aktivitas G. Merapi tanggal 23 November 2010 pukul 00:00 sampai dengan pukul 24:00 WIB. I. Hasil Pemantauan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pukul 00:00-24:00 WIB erupsi masih berlangsung meski dengan intensitas yang menurun. Terjadi banjir lahar di sungai-sungai sektor Selatan hingga Barat Laut. Berikut disajikan rangkuman hasil pemantauan terkini, meliputi data pemantuan secara instrumental dan visual. 1. Kegempaan Berdasarkan hasil pemantauan kegempaan diperoleh jumlah kegempaan sebagai berikut: Jenis Gempa Vulkanik MP LF Tremor Guguran AP (Awanpanas) Tektonik 2. Visual 21 Nov 2010 22 Nov 2010 23 Nov 2010 00:00-24:00 00:00-24:00 WIB 00:00-24:00 WIB 6 beruntun 5 1 4 17 49 beruntun 20 5 1 7 22 beruntun 14 2 Asap berwarna putih keabuan hingga putih kecoklatan bertekanan sedang dengan tinggi maksimum 600 m condong ke Barat Laut, Barat hingga Barat Daya sepanjang dini hari hingga pagi hari. Pagi hari hingga siang hari didominasi kabut dan mendung. Hujan terjadi pada sore hari dengan intensitas rendah hingga tinggi yang mengakibatkan terjadinya lahar di beberapa sungai di sektor Selatan hingga Barat Laut. Suara gemuruh aliran lahar terdengar dari Ketep pukul 15:50 WIB. Pada sore hingga malam hari, kabut teramati di selutuh pos pengamatan. Hujan abu tipis terjadi di pos Ngepos pada pukul 19:30 WIB. II. Awas Lahar Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut. Pukul 15:50 WIB mulai terjadi lahar di K. Batang, K. Putih, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu. Material batuan berdiameter 80-100 cm masuk ke K. Boyong pada pukul 17:53 WIB. Ketinggian aliran air sungai mencapai 1-2 m. III. Kesimpulan Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas G. Merapi masih tinggi. Maka stastus aktivitas G. Merapi pada tingkat AWAS (Level 4). Ancaman bahaya langsung erupsi G. Merapi berupa awanpanas dan ancaman tidak langsung berupa lahar. Terhitung tanggal 19 November 2010 pukul 12:00 WIB, wilayah yang aman bagi para pengungsi adalah sebagai berikut: Kab. Sleman: sebelah Timur K. Boyong di luar 15 km, sebelah Barat K. Boyong di luar 10 km dari puncak G. Merapi. Kab. Magelang di luar 10 km dari puncak G. Merapi. Kab. Boyolali di luar 5 km dari puncak G. Merapi. Kab Klaten di luar 10 km dari puncak G. Merapi. IV. Rekomendasi Sehubungan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Merapi dan status masih ditetapkan pada level Awas, maka direkomendasikan sebagai berikut: 1. Tidak ada aktivitas penduduk di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu. 2. Ancaman bahaya erupsi G. Merapi untuk masing-masing wilayah kabupaten sebagai berikut: No . Kabupaten Sleman 1 Sebelah Barat K. Boyong Sebelah Timur K. Boyong Ancaman Bahaya Erupsi G. Merapi dalam radius dari puncak (km) 10 15 2 3 4 Magelang Boyolali Klaten 10 5 10 Ancaman bahaya lahar adalah wilayah yang berada pada jarak 300 m dari bibir semua sungai yang berhulu di puncak G. Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat hingga Barat Laut meliputi, K. Woro (Kab. Klaten), K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong (Kab. Sleman), K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising (Kab. Magelang), dan K. Apu (Kab. Boyolali). 3. Masyarakat di sekitar G. Merapi agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi G. Merapi. 4. Untuk mengantisipasi kemungkinan meluasnya kawasan landaan awanpanas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat. 5. Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas G. Merapi dan tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 6. Pemerintah daerah diharapkan melakukan diseminasi tentang aktivitas terikini G. Merapi yang disampkaikan dalam laporan ini. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Tembusan: 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral 2. Kepala Badan Geologi 3. Sekretaris Badan Geologi 4. Direktur Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, KEMENDAGRI 5. Deputi I Menko Kesra Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial 6. Biro Hukum dan Humas, KESDM 7. Mabes TNI 8. Pusat Data dan Informasi, KESDM 9. Kepala Pusat Krisis, Kementerian Kesehatan 10. Badan Kesbanglinmas, Provinsi DIY 11. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Provinsi Jawa Tengah