◆ For more information please contact Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Office TEL: 62-21-5795-2112 FAX:62-21-5795-2116 E-mail: [email protected] 16 Agustus 2013 Runtuhnya Bendungan Alam di Ambon: JICA Mendatangkan Tim Studi untuk Memberikan Dukungan Teknis kepada Pemerintah Indonesia Berdasarkan usulan dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Japan International Cooperation Agency (JICA) akan menugaskan suatu tim yang terdiri dari lima (5) tenaga ahli dari Jepang, pada 18 – 24 Agustus 2013, untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam menangani resiko terkait bendungan alam di Ambon, Propinsi Maluku. Pada Juli 2012, tanah longsor berskala besar terjadi di Ambon sebagai akibat dari hujan lebat yang terus-menerus turun. Tanah dan bebatuan yang berjatuhan di wilayah hulu Sungai Wai Ela menyumbat aliran sungai tersebut sehingga membentuk suatu “bendungan alam.” Bendungan alam tersebut memiliki tinggi sekitar 150 meter dan di bagian atasnya terbentuk sebuah danau. Mengingat bendungan alam tersebut berpotensi runtuh bila airnya menjadi penuh dan meluap, selama ini Kemen PU, yang bertugas mengelola Sungai Wai Ela, bersama-sama dengan pemerintah daerah telah berusaha untuk menanggulangi hal tersebut. Terkait hal tersebut, pada 2012 yang lalu, Pemerintah Indonesia telah mengusulkan kepada JICA untuk mendatangkan suatu tim studi. Berdasarkan kunjungan mereka ke lokasi pada September 2012, serangkaian rekomendasi telah diberikan kepada Pemerintah Indonesia mengenai berbagai langkah menghadapi resiko runtuhnya bendungan, baik dari segi struktural maupun non-struktural. Sejak itu, Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah dengan mempertimbangkan rekomendasi tersebut. Pada 25 Juli 2013 yang lalu, bendungan tersebut runtuh, mengakibatkan kerusakan besar di bidang infrastruktur, termasuk hanyutnya 470 rumah penduduk. Namun, korban jiwa terbatas pada 3 orang hilang, yang diyakini merupakan salah satu dampak berbagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan evakuasi yang telah dilakukan sebelum terjadinya runtuhan. Namun, berhubung lokasi runtuhan masih menyisakan banyak material debris dalam kondisi tidak stabil, terdapat kekhawatiran terjadinya bencana sekunder di masa depan. Berdasarkan kekhawatiran tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengusulkan kembali didatangkannya Tim Studi sebagai berikut: o Hasil yang diharapkan dari ditugaskannya Tim Studi: Penyebab dan mekanisme kerusakan dapat dinilai Potensi resiko terjadinya bencana lanjutan dapat dikurangi dengan mengambil langkah pencegahan yang tepat Rekonstruksi wilayah yang terkena bencana dapat dipercepat setelah berakhirnya musim penghujan. 1 o Keanggotaan Tim Studi: (Tim JICA) Bpk. Yasuhiro NOMURA, Peneliti pada Divisi Erosi dan Pengendalian Endapan, Pusat Penelitian Pengelolaan Bencana, Institut Pengelolaan Tanah dan Infrastruktur, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (MLIT) Bpk. Masaaki MANTOKU, Direktur Departemen Perencanaan, Pusat Teknis Sabo dan Tanah Longsor (STC) Bpk. Tomoyuki NORO, Guru Besar Luar Biasa, Laboratorium Konservasi Tanah Nasional, Universitas Hokkaido (Tim Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang (MLIT)) Bpk. Tadanori ISHIZUKA, Ketua Tim Peneliti Gunung Berapi dan Aliran Material Debris, Grup Penelitian Erosi dan Pengendalian Endapan, Institut Penelitian Pekerjaan (PWRI) Bpk. Takao YAMAKOSHI, Wakil Direktur Kantor Pengelolaan Bencana Gempa Bumi dan Gunung Berapi, Divisi Perencanaan Sabo, Departemen Sabo, Biro Pengelolaan Air dan Bencana. SELESAI 【Untuk informasi selengkapnya dan permintaan wawancara dengan Tim Studi】 Kantor JICA Indonesia Bpk. Hideki KATAYAMA Telephone: (021) 5795-2112 2