siaran pers wtp aceh besar - BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh

advertisement
SIARAN PERS
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
PERWAKILAN PROVINSI ACEH
OPINI WTP UNTUK LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN ANGGARAN 2013
Banda Aceh, Selasa ( 14 Mei 2014 ), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Aceh
menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten
Aceh Besar TA 2013 di Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh. Penyerahan dilakukan oleh
Kepala Perwakilan BPK RI Provinsi Aceh, Maman Abdulrachman kepada Ketua Wakil Ketua DPRK
Aceh Besar, T. Ibrahim dan Wakil Bupati Kabupaten Aceh Besar, Samsul Rizal.
Dari hasil pemeriksaan yang kami lakukan, opini yang kami berikan atas LKPD Kabupaten Aceh
Besar untuk Tahun Anggaran 2013 adalah "Wajar Tanpa Pengecualian" atau
"Unqualified Opinion".
Menurut opini BPK, laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar tanggal
31 Desember 2013 dan Realisasi Anggaran, serta Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Selain itu BPK juga
melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan
perundang-undangan.
Atas pemeriksaan tersebut terdapat beberapa kelemahan yang kami ungkap dalam laporan, yaitu
sebagai berikut:
A. Kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Aceh
Besar TA 2013 yang ditemukan BPK adalah:
1. Pengelolaan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar TA 2013 Belum Tertib;
2. Mekanisme Penyaluran dan Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan Tidak Sesuai
Ketentuan;
3. Penatausahaan Persediaan pada Lima SKPD Belum Memadai;
4. Penganggaran dan Penatausahaan Belanja Hibah Belum Sesuai dengan Ketentuan;
5. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Aset Tetap pada Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Belum
Memadai;
6. Reviu Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah TA. 2013 oleh Inspektorat Kabupaten
Aceh Besar belum memadai;
7. Penatausahaan dan Pengelolaan Investasi Non Permanen Kurang Tertib;
8. Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Belum Dapat Menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 Tepat Waktu.
B. Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan serta
ketidakpatutan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan BPK, antara lain:
1. Sisa Uang Persediaan pada Dua SKPK Sebesar Rp28.318.119,00 Disetor ke Kas Daerah
Melewati 31 Desember 2013;
2. Pertanggungjawaban Belanja Barang dan Jasa Berupa Pembelian Bahan Bakar Minyak
Kendaraan Jabatan dan Kendaraan Dinas Seluruhnya Sebesar Rp796.165.800,00 Tidak
Didukung dengan Bukti Pengeluaran yang Memadai;
3. Belanja Bantuan Sosial Berupa Penyaluran Bantuan Biaya Pendidikan Pemda Aceh Besar TA
2013 senilai Rp2.792.000.000,00 Tidak Sesuai dengan Kriteria Pemberian Bantuan Sosial;
4. Pekerjaan Embung pada Dinas Pengairan Tidak Diputus Kontrak dan Jaminan Pelaksanaan
Tidak Dicairkan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara Pasal 20 ayat (3) menyatakan bahwa Pejabat wajib
menindaklanjuti rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan jawaban atau penjelasan
disampaikan kepada BPK selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari setelah Laporan Hasil
Pemeriksaan diterima. Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajibannya dapat dikenai
sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian.
Bagi BPK, hal-hal yang telah kami kemukakan di atas menjadi penting, karena keberhasilan fungsi
pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK tidak semata-mata dilihat dari banyaknya temuan, tetapi juga
bagaimana BPK dapat mendorong agar tata kelola keuangan yang lebih baik dan dapat meningkatkan
kualitas pertanggungjawaban termasuk terjaminnya pengamanan terhadap aset daerah dan
pengendalian terhadap kerugian daerah.
Informasi Lebih Lanjut :
Sub Bagian Hukum dan Humas,
Telp. 0651-32627
Faks. 0651-21166
Download