BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan yang paling menentukan dalam keberhasilan kurikulum adalah proses pembelajaran atau kegiatan belajar. Menurut Slameto (1986:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa menekankan kepada aktivitas-aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kogniktif, afektif, dan psikomotor secara berkembang. Pendekatan- pendekatan pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa dikembangkan untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif,sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional NO.22 tahun 2006 tentang Standar isi disebutkan bahwa (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk itu Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkanya di dalam kehidupan seharihari. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar tingkat SD atau MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional NO.22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk satuan pendidikan dan menengah bahwa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD atau MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam 1 2 pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar tingkat SD / MI Peraturan Menteri Pendidikan Nasional NO.22 tahun 2006. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Dalam pembelajaran IPA seorang guru harus menggunakan model-model pembelajaran yang membuat peserta didik mempunyai kemampuan untuk bekerja ilmiah, dan memperoleh pengetahuan sendiri. Selain itu juga diperlukan model pembelajaraan yang mampu membuat siswa senang dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Peran guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan peserta didik untuk belajar aktif, membentuk makna dan bahan-bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpanya dalam fikiran. Pada pelajaran IPA, peserta didik diharapkan dapat memahami tentang alam dan lingkungan sekitar. Untuk itu peserta didik diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam dan lingkungan sekitar,maka sangat penting seorang guru mengajarkan IPA melaui pecobaan-percoboaan. Dalam proses percobaanpercobaan tersebut,seorang guru juga harus mampu untuk memilih metodemetode pembelajaran yang sesuai dan membuat peserta didik aktif. Pendekatan inquiri merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik sehingga menimbulkan keaktifan pada diri peserta didik. Makmun (2005:233) dalam,http :// skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/ 04/implementasi-pendekatan-inquiry-sebagai-html pada tanggal 7 januari 2012, mengatakan pendekatan inquiri merupakan salah satu bentuk pendekatan yang bertumpu pada aktivitas siswa, yang pada mulanya dikembangkan oleh bruner. Pengertian pendekatan inquiri adalah pendekatan yang ditetapkan oleh penemuan dan pencarian jawaban sendiri terhadap permasalahan yang dihadapi 3 secara aktif, sehingga dapat mengembangkan potensi intelektual siswa dan menggunakan pola pikir kritis dan sistematis yang pada akhirnya akan mendapatkan suatu penemuan yang bener-benar bernakna dan memberikan suatu hasil yang baik untuk siswa Suryobroto (2007:89). IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak menuntut adanya percobaan-percobaan pembuktian atas suatu konsep, sehingga proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA dirasa cukup sesuai apabila dilakukan dengan pendekatan inquiry. Pembelajaran IPA dengan pendekatan inquiry melalui metode discovery diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami konsep dan melakukan percobaan-percobaan. Menurut sund dalam http : //refi07.wordpress .com/pendekatan-inquiry-dan-discovery/discovery pada tanggal 7 januari 2012 (penemuan terbimbing) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental, misalnya: mengamati, menjelaskan, mengelompokan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode discovery juga memiliki kelebihan yaitu dengan metode ini peserta didik dihadapkan pada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi, dan mencobacoba sehingga mengarahkan mereka untuk berfikir aktif dan kreatif. Pembelajaran IPA dengan pendekatan inquiri melaluai metode eksperimen diharapkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dan mengurangi tingkat kebosanan, kejenuhan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Ramayulis, dalam bukunya “Metodologi Pendidikan Agama Islam” dalam http://udhiexz.wordpress.com/2008/08/08/metode- demonstrasi-dan-eksperimen/ pada tanggal 7 januari 2012, eksperimen adalah suatu metode mengajar yang dilakukan murid untuk melakukan percobaanpercobaan pada mata pelajaran tertentu. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasi suatu masalah antara lain : (a) dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan metode-metode pembelajaran yang sesuai, (b) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. 4 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar lebih efektif, efisien, dan terarah. Adapun yang membatasi dalam penelitian ini hanya meneliti perbedaan pengaruh pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV. 1.4 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah,maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : Adakah perbedaan pengaruh yang positif dan signifikan antara pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sambongwangan 01 dan SD N Plosorejo 02 Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sambongwangan 01 dan SD N Plosorejo 02 Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1.6.1 Manfaat Akademis Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai perbedaan pengaruh pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV yang belum dikaji dalam penelitian ini. 5 1.6.2 Manfaat Praktis (a) Bagi Peserta didik Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pihak sekolah dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi mengenai hasil belajar pada pelajaran IPA kelas IV dengan menggunakan pendekatan inquri melalui metode discovery dan eksperimen. (b) Bagi Guru: Membantu guru dalam mengidentifikasi kemampuan siswa pada mata pelajaran IPA, sehingga guru dapat menggunakan metode-metode pembelajaran yang efektif yang memungkinkan hasil belajar IPA secara optimal dan Menambah pengetahuan dan kemampuan guru dalam penggunaan pendekatan inquiri melalui metode discovery dan eksperimen dalam KBM. (c) Bagi Sekolah: Hasil penelitian ini dapat digunakan sekolah untuk mengetahui tentang ada tidaknya perbedaan pengaruh pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA , serta memberi motivasi belajar kepada siswa sehingga dapat digunakan dalam meningkatkan proses belajar mengajar.