BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian komunikasi Kata komunikasi berasal dari kata bahasa latin yaitu communication, atau dalam bahasa inggris disebut dengan communication. Istilah ini bersumber dari kata communis yang artinya sama. Yang dimaksud sama disini adalah sama makna, baik informasi yang dikirim maupun yang diterima. Pihak komunikator maupun komunikan yang terlibat, mempunyai kesamaan makna mengenai suatu pesan. Dan pengertian yang timbul dari makna pesan tersebut adalah sama bagi komunikator maupun komunikan. Menurut Hovland yang dikutip oleh Effendy (2004 p10), “komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behaviour of other individuals).” Deskripsi mengenai komunikasi anatara lain sebagaimana dikemukan oleh Redi Panuju (2000 p4) yakni : “komunikasi sering sebagai transfer informasi atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver). Dengan catatan pula bahwa proses tersebut bertujuan mencapai saling pengertian (mutual understanding)”. Terry dan Franklin mengatakan (Moekijat 2003,p.3) komunikasi adalah seni mngembangkan dan mendapatkan pengertian diantara orang-orang. Komunikasi adalah proses menukar informasi dan perasaan diantara dua orang atau lebih, dan penting bagi manajemen yang efektif. Secara terminologis komunikasi berati prosese penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut jelas bahwa komunikasi 12 13 melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu dalah manusia. Komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional (intensional), mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang terjadi sasaran. Dengan demikian definisi komunikasi adalah suatu proses penyampian sustu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan, maupun tak langsung melalui media. 2.1.1 Unsur-unsur Komunikasi Komunikasi sebagai salah satu aktifitas sadar dan rutin bagi kehidupan manusia tidak pernah dapat berdiri sendiri melainkan selalumembutuhkan unsurunsur pendukung. Harold Laswel mengemukan bahwa dalam komunikasi didapati sekurang-kurangnya lima unsur yang diungkapkan sebagai “ who says what in which channel to whom with the affect?” Sender Encodin Channel Feedback • Sender Decoding Receiver Respond : Komunikator menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. • Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang a. Message : Pesan yang meruapakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator 14 b. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. c. Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lamabang yang disampaingkan oleh komunikator. d. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. e. Response : tanggapan, seperangkkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan. f. Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. g. Noise : Gangguan tidakterencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator. 2.1.2 Fungsi komunikasi Dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mempertahankan hidupnya dan berinteraksi manusia harus dan perlu berkomunikasi. Dalam prateknya komunikasi tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan interaksi tetapi juga memiliki fungsi. Fungsi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy : 1. Menginformasikan (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence) 15 2.1.3 Tujuan Komunikasi Tujuan oarang berkomunikasi tidak hanya untuk mengubah prilaku saja. Menurut Onong Uchjana Effendy (2003, p55) tujuan komunikasi antara lain adalah : 1. Mengubah sikap (to change the attitude) 2. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior) 4. Mengubah masyarakat (to change the society) 2.1.4 Model Teori Komunikasi Dalam penelitian ini penulis menggunakan model Teori Komunikasi Massa Schramm. Model Komunikasi massa Schramm adalah pengembangan dari model Sirkuler Osgood & Schramm. Perbedaan dua meodel ini adalah : Model lingkaran (sirkuler) dan Schramm menggambarkan komunikasi antara pribadi antara seorang komunkator dengan seorang komunkan. Model komunikasi Massa Schramm Menggambarkan komunikasi antara satu media massa (televisi) dan Mass Audience (masyarakat banyak). Di dalam organisasi tersebut terjadi proses sebagai berikut: 1. Decoding, yaitu fungsi menerima dan merubah pesan tersebut menjadi arti. 2. Interpreting, yaitu fungsi menterjemahkan atau mengartikan mengolah pesan. 16 3. Encoding. Yaitu memancarakan atau mengubah pesan menjadi bentuk bahasa aatau kode untuk disampaikan kepada audience. 2.1.5 Proses komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan sekunder. Menurut Onong Uchjana Effendy pembagian dua tahap proses komunikasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan meggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secra langsung mampu menterjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa adalah yang pali banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. 2. Proses komunkasi secara skunder Proses komunikasi secra skunder adalah prosese penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain denagn menggunakan alat atau sarana media kedua setelah memakai lamabang sebagai media pertama. Seorang komunkator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teletex, surat kabar, 17 majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam berkomunikasi. 2.2 Teori Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang tersebar dibanyak tempat baik homogen maupun heterogen. Komunikasi adalah tindakan oengiriman informasi, ide, dan prilaku dari satu orang kepada orang lain. Massa adalah khalayak dalam jumlah relatif sangat banyak yang terlibat dalam proses komunikasi sebagi komunikan. (Effendy. 2003 p216). Dengan demikian Komunikasi Massa adalah proses penyampian / pengiriman informasi, ide-ide dan prilaku kepada sejumlah besar orang yang tersebar di berbagai tempat berbeda melalui media dengan tujuan mempengaruhi/ merubah sikap, prilaku, dan pikiran tersebut. 2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi massa. Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi massa adalah to inform (menginformasikan), to entertain (memberi hiburan), to persuade, (membujuk), dan tramission of the culture (transmisi budaya). Menurut John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication (1991) menyebutkan bahwa fungsi komunikasi adalah providing information, 18 providing entertaintment, helping to persuade, dan contributing to social cohesion (mendorong kohesi social) Sedangkan mengenai fungsi komunikasi massa, Dominick mengemukakan fungsi komunikasi massa sebagai berikut (Effendi, 2003, p29) : a. Pengawasan (surveillance) Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis : 1. Pengawasan Peringatan (warning or beware surveillance) Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman taufan, letusan gunung api, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serempak, dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis. 2. Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance) Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lainlain adalah contoh-contoh pengawasan instrument. b. Interpretasi (interpretation) Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan adalah fungsi interpretasi media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran. Pada kenyataanya, fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, ada kalanya juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran. 19 c. Hubungan (linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan. Banyak contoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual. Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian berpengaruhnya kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making” ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hai ini erat kaitannya dengan perilaku seseorang, baik yang konstruktif maupun yang negative destruktif, yang apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya. d. Sosialisasi Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nila-nilai apa yang penting. e. Hiburan (entertaintment) Bagi Dominick, hiburan merupakan fungsi media masa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar 20 2.2.3 Efek Komunikasi Massa Efek adalah tanggapan, respon, atau reaksi dari komunikan ketika ia atau mereka menerima pesan dari komunikator. Dan efek adalah akibat dari proses komunikasi. Isi pesan dari media televisi dapat mempengaruhi sikap prilaku seta pola pikir pemirsanya, sehingga pemirsa mengalami suatu perubahan dalam diri sendiri maupun perubahan tindakan atau pun perubahan prilaku. Onong uchjana Effendy, lebih lanjut menjelaskan tentang klasifikasi efek : a. Efek Kognitif : efek ini menyakut pikiran atau penalaran, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebgainya. Contoh : pesan komunikasi melalui media masa yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan dan sebagainya. b. Efek Afektif : efek ini erat kaitannya dengan perasaan manusia, misalnya dari tidak senang menjadi senag, dari menolak menjadi meneriam, dari marah menjadi tidak, rasa sedih karena ada berita duka cita, rasa gembira karena lulus ujian dan sebagainya. Efek afektif terjadi akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film biaskop. Perasaan akibat terpaan media massa itu bisa bermacam-macam, senang sampai mencucurkan air mata, takut sampai merinding dan sebagainya. 21 c. Efek konatif : efek ini berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan, misalnya dari pemalas menjadi penurut dan sebagainya. 2.2.4 Media Komunikasi Massa Untuk berlangsungnya komunikasi diperlukan saluran yang memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Saluran tersebut adalah media massa, yaitu sarana teknis yang memungkinkan terlaksananya proses komunikasi massa. Saluran media ini, melihat bentuknya dapat dikelompokan atas : a. Media cetakan (printed media), yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamlet,brosur, dan sebagainya. b. Media elektronik (electronic media), seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain. 2.3 Media Televisi Menurut Effendy isitalah televisi berasal dari kata “tele” fan “visi” (vision) yang ebrarti penglihatan/segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihaatannya” oleh gambar. Dan gambar-gambar yang bergerak (dalam hal tertentu juga gambar diam, still picture), prinsip dari pergerakan gambar ini adalah film. Jadi jelasnya bahwa televisi adalah panduan radio dan film ( La Gosse, 1998 p43). Dalam kamus besar bahasa indonesia, televisi adalah “pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak dan disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat dan mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubah kembali menjadi berkas cahaya yang dapata dilihat. 22 Pengertian televisi sebagai berikut “ siaran televisi adalah menyampaikan siaran informasi audio visual, sinkron dan hidup, ini dapat dilihat dan didengar oleh khalayak pemirsa melalui pesawat penerima yang lazim disebut dengan pesawat televisi (La Gosse, 1998 p43). Media massa sangat didukung dengan perkembangan teknologi, televisi memiliki banyak keunggulan, siaran yang dipancarkan melalui televisi dapat menjangkau seluruh lapisan yang ada dimasyarakat. Televisi juga memiliki kelebihan sebagi media yang dapat mempertengahkan suara (audio) dan gambar (visual). Tapi televisi pun dalam kenyataannya memiliki beberapa kekurangan, yaitu segala macam informasi yang disampaikan kenyataannya memiliki beberapa kekurangan, yaitu segala macam informasi yang disampaikan hanya bersifat sekilas saja, dalam arti bahwa apa yang muncul dalam layar kaca ini tidak dapat dikaji ulang, berbeda dengan pesanpesan pada media cetak. Hal ini memungkinkan terjadinya kerancuan terhadap masyarakat yang kurang mengerti isi pesan yang disampaikan kepada pemirsa. Hal ini bisa dimaklumi karena media massa condong berkomunikasi dengan satu arah. Menurut J.B Wahyudi televisi memeiliki beberapa fungsi, yaitu: A. fungsi penerangan Dalam melaksanakan fungsinya sebgainya sarana penerangan stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambara-gamabr yang sudah xpasti faktual, juga diskusi panel, ceramah, komentar-komentar, dan lain-lain kesemuanya adalah realitas. 23 B. Fungsi Pendidikan Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana yang jumlahnya begitu banyak secara simultan, sesuai dengan makna pendidikanyakni meningkatkan pengetahuan dan peranan masyarakat stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur. Misalnya program bahasa, metmatika, elektrinika, dan lain-lain. Selain acara pendidikan yang dialkukan secara berkesinambungan seperti yang disebutkan sebelumnya, stasiun televisi menyiarkan berbagai acara yang secara implisit mengandung pendidikan. C. Fungsi Hiburan Di banyakan Negara, terutama masyarakanya bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada stsiun televisi nampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu massa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena pada layar televisi dapat ditamapilkan gambar-gambar hidup beserta suraanya bagaikan kenyataan, dan dapat dinimati dirumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh orang yang terbatas dalam penginderaan, yaitu oarang yang tuna aksara (La Gosse,1998 p45). 2.3.1 Isi Pesan Televisi Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi,hiburan, kontrol sosial, danpenghubung wilayah secar geografis. Bersamaan deagn jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu pula akan diinterpretasikan secara bebrbeda-beda menurut visi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal ini karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa bterhadap isi pesan acara 24 televisi berkaitan erta dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa saat menonton televisi. Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai sutau acara yang penting untuk disajukan bagi pemirsa dan lingkuangan sosialnya. Berdasarkan hal itulah maka timbul pendapat pro dan kontra terhadap dampak acara televisi, yaitu: a. Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat b. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat c. Acara televisi akan membentuk nilai-nilai sosial baru dalam kehidupan masyarakat. Perbedaan dampak acara televisi merupakan hal yang wajar. Karena media televisi dalam operasiaonalnya berhubungan dengan institusi sosial lainnya yang ada dimasyarakat, serta adanya perbedaan sudut pandang dari khalayak sasaran. Pemirsa televisi tidak perlu berpikir dalam mengakap isi pesan, cukup hanya menonton acara tersebut. Lain halnya dengan surat kabar. Orang perlu waktu untuk membaca dan megetahui pesan yang disampaikan, begitu juga radio yang hanya mendengar tetapi tak bisa dilihat. 2.3.2 Dampak Acara Televisi Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa yaitu: 25 a. Dampak Positif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan. b. Dampak peniruan, yaitu pemirsa yang diharapkan pada ternd aktual yang ditayangkan televisi. c. Dampak prilaku, yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan seharihari (La Gosse. 1998 p49). 2.3.3 Jenis-Jenis Program Televisi Berkembangnya pertelevisian membuat beranekaragam jenis prograam yang ada ditelevisi. Seperti yang dikutip Moreno Dalam skripsinya menurut Ronald E. Frank dan Marshal G. Greenberg mengelompokanberbagai jenis program acara televisi menjadi : 1. program kebudayaan, yang termasuk didalam jenis ini adalah tayangan yang bertema drama,opera, seni dan lain-lain. 2. Program yang serupa dengan iklan televisi 3. Program musik 4. Program yang berhubungan dengan orang-orang tua,tentang orang-orang negro dan lain-lain 5. Program berita 6. Program mengenai hobi dan hiburan seperti acara pertanian, olahrag, bursa saham,dam lain-lain 7. Program pendidikan 26 8. Program musik untuk anak 2.4 Pengertian Pemirsa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 198), pemirsa atau pirsawan diartikan sebgai orang yang menonton, terutama pada siaran televisi dan menurut john hartley (1987), pemirsa adalah konsepsi (contruct) imajiner dari wacana-wacana yang mengelilingi dan melembagakan pratek siaran dalam latar belakang (setting) tertentu (Philip Kitley, 2001 p77-78). 2.5 Pengertian Program Menurut Effendy dalam Kamus Kamunikasi (1989 p287), definisi dari program “rancangan penyiaran produksi siaran radio dan televisi”. dengan berkembangnya pertelevisian membuat berenekaragamnnya jenis program yang ada ditelevisi. 2.6 Pengertian Tayangan Menurut Badudu dan Zain (2001: p1445) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tayangan merupakan apa yang ditayangkan. 2.7 Pengertian Berita Berita dapat didefinikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca (Muda 2003,p.21-22) sendiri memberi kesimpulan bahwa, “berita suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar, maupun penonton”. Selanjutnya (Suranto 2002,p.7) mendefinisikan berita adalah informasi hangat yang disajikan kepada umum mengenai yang terjadi dan sesuatu yang menarik perhatian sebagian besar komunitas serta merupakan informasi mengenai peristiwa atau ide yang menarik perhatian dan mempengaruhi kehidupan manusia. Dari berbagai 27 definisi diatas dapat dikatakan bahwa unsur-unsur yang dikandung didalam suatu berita meliputi cakupan dari kedua pendapat tersebut diatas, cakuapan tersebut dapat dicatat kata-kata seperti : fakta, akurat, ide, menarik, penting, opini dan sejumlah pembaca/pendengar/penonton merupakan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian. Dengan demikian, program acara berita harus membedakan diri, karena diyakini berita dapat menjadi sesutu identitas suatu televisi ke penonton. Seperti yang diungkapkan oleh jensen (2002, p.84) “and yet news channels must differentiete themselves, their brand to audience” . 2.7.1 Jenis-jenis Berita 1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini, jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam : a.Hard News : yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tibatiba. b.Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung. 2. Depth News : berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman halhal yang ada di bawah suatu permukaan. 3. Investigation News : berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. 28 4. Interpretative News : berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter. 5. Opinion News : berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. (http://kries07. blogspot.com/2009/02/ pengertian-berita.html) 2.7.2 Bagian Berita Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya yaitu a. Headline. Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika. b. Deadline. Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media. c. Lead Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat. 29 d. Body Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita. (http://kries07. blogspot.com/2009/02/ pengertian-berita.html) 2.7.3 Karakteristik Berita Menurut Brian S Brook dkk (2007) sedikitnya ada tujuh poin kriteria yang disebut diantaranya adalah : 1. Audience Seperti halnya kepingan salju, tidak ada dua pendengar/pembaca yang benarbenar sama. Oleh karena itu sebuah berita mungkin lebih berarti bagi seseorang daripada yang lainnya. Oleh karena itu perlu dipikirkan ketika menulis siapa yang akan membaca atau mendengar apa yang kita tulis. Di sini seyogyanya penulis mempertimbangkan aspek kultural, sosial dan ekonomi sebuah masyarakat pembaca. 2. Impact Seberapa banyak orang yang terpengaruh berita dan seberapa serius mereka terpengaruh akan menentukan pentingnya berita. Oleh sebab itulah akibat dari berita itulah yang mungkin bermanfaat. 3. Proximity Biasanya sesuatu kejadian bisa menjadi berita lebih besar jika terjadi di seputar Anda daripada peristiwa yang jaraknya lebih dari 1000 km dari Anda sendiri. 30 4. Timeliness Berita hari ini akan basi pada esok hari.Namun karena cepatnya pelaporan berita maka surat kabar dan majalah lebih mengkonsentrasikan mengenai berita bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi dan kurang memberi tempat kepada apa yang telah terjadi. 5. Prominence Nama tidak selalu mebuat berita. Pertunjukkan rodeo dan lomba memotong batang kayu mungkin kurang menarik perhatian orang. Namun jika Ronald Reagan melakukannya maka itu menjadi berita. Ia masih berusia 70 tahun dan menjadi presiden AS. 6. Unusualness Hal tidak biasa membuat berita. Pada abad ke-19 ada ungkapan "anjing menggigit manusia bukan berita tetapi manusia menggigit anjing, itulah berita. Saat ini resep lama tersebut masih bertuah. 7. Conflict Sebagian besar wartawan menghabiskan banyak waktu untuk meliput konflik apakah itu perang, pertarungan politisi, kejahatan atau olahraga. Konflik membuat berita menjadi menarik dan keingintahuan orang akan akhir cerita mendorong orang membaca atau mendengar berita. 2.7.4 Unsur-Unsur Berita Dalam Berita Harus terdapat unsur-unsur 5W 1H yaitu : 1. What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa ? 2. Who ‐ siapa yang terlibat di dalamnya ? 31 3. Where - di mana terjadinya peristiwa itu ? 4. When - kapan terjadinya ? 5. Why - mengapa peristiwa itu terjadi ? 6. How - bagaimana terjadinya ? 7. What next - terus bagaimana ? (http://kries07. blogspot.com/2009/02/ pengertian-berita.html) 2.8 Pengertian Minat Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebgai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan niali-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan urbina (Ginting, 2005). Selajutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi sebgai daya penggerak yang mengerahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunayi karakteristik poko yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membetuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. (http://luluvikar.wordpress.com/2010/12/05/minat/) 2.9 Ruang Lingkup Minat Manusia Menurut Benjamin Bloom (2005,p74-78), adanya minat manusia yang bisa dilihat dari tiga bidang perilaku yakni kognitif, afektif, dan konatif yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Kognitif ( Pengetahuan/ knowledge) Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. 32 2. Afektif ( sikap/attitude ) Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau obajek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. 3. Konatif (tindakan/practice) Tindakan ini merujukan pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki. 2.10 Pengertian Sosial Istilah sosial pada ilmu-ilmu sosial mempunyai arti yang berbeda dengan misalnya istilah sosialisme atau istilah sosial pada Depertemen Sosial. Apabila istilah “sosial” pada ilmu-ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu Masyarakat, sosialisme merupakan suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilik umum (atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi). Sementara itu, istilah sosial pada Departemen Sosial menunjukan pada kegiatan-kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti misalnya tuna karya,tua susila,orang jompo, yatim piatu dan lain sebagainya, yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan ataupun kesejahteraan soasial. Masyarakat yang menjadi objek ilmu-ilmu sosial dapat dilihat sebagi sesuatu yang terdiri dari beberapa segi: ada segi ekonomi yang antara lain bersangkut paut dengan produksi, distribusi dan penggunaan barang-barang dan jasa-jasa; ada pula segi kehidupan politik yang antara lain berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dalam masyarakat dan lain-lain segi kehidupan. (Soerjono Soekanto, 2006 p:13-14) 33 2.11 Pengertian Masyarakat Menurut Laski ( Budiarjo, 2003 p23) masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama-sama dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginankeinginan mereka bersam (A society ia a group of human being living together and working together for the satifacation of their mutual wants). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah kumpulan orangorang yang hidup dalam suatu tempat. Sedangkan menurut kamus politik, penegrtian masyarakat adalah sejumlah manuasia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. 2.12 Pengertian Isi Isi atau substansi data atau informasi berupa input dan output dari penyelenggara sistem informasi yang disampaikan pada publik, mencakup semua bentuk data/informasi baik yang tersimpan dalam bentuk cetak maupun elektronik, maupun yang disimpan sebagai basis data (data bases) maupun yang dikomunikasikan sebgai bentuk pesan (data massages). (http://www.total.or.id/info.php?kk=content) 2.13 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : • Survei Menurut Indrianto (2002, p153), metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dan 34 responden peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Ada dua teknik pengumpulan data dalam metode survei, yaitu : a. Wawancara Menurut Indrianto (2002, p152), wawancara adalah pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. - Wawancara tatap muka Menurut Indrianto (2002, p153), metode pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara komunikasi secara langsung (tatap muka) antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan. Wawancara tatap muka dapat dilakukan di tempat bekerja responden, di rumah responden, atau di tempat lainnya. b. Kuesioner Menurut Indrianto (2002, p154), pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu kemungkinan tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuesioner. Teknik ini memberi tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan.\ 35 2.14 Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi menurut Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p37) adalah keseluruhan dan karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. b. Sampel Sampel menurut Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p39) adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagian sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. c. Teknik Pengolahan Sampel Untuk mengetahui sampel dimana besar populasi sampel diketahui secara pasti, Riduan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p49) menggunakan rumus dari Taro yamane atau Slovin : N n= N.d²+1 Dimana : N : Jumlah populasi n : Jumlah sampel d² : Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90% ) 2.15 Metode Analisis 2.15.1 Model Skala Likert Menurut Sugiyono (2008, p132 - 133), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang 36 fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Biasanya sikap dalam skala likert diekspresikan mulai dari yang paling negatif sampai yang paling positif dan diberi angka – angka sebagai simbol agar dapat dilakukan perhitungan dalam bentuk sebagai berikut : a. Sangat setuju :5 b. Setuju :4 c. Netral/Biasa :3 d. Tidak setuju :2 e. Sangat tidak setuju :1 Tentunya nilai dari angka–angka tersebut relatif karena angka tersebut hanya merupakan simbol dan bukan angka sebenarnya (Sarwono, 2006,p96). 2.15.2 Uji Validitas Berdasarkan pendapat Umar (2003,p176), validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Menurut pendapat Umar, untuk melakukan uji coba pengukuran sejumlah responden, sangat disarankan agar jumlah responden, sangat disarankan agar jumlah responden untuk di uji coba minimal berjumlah 30 orang. 2.15.3 Uji Reliabilitas Berdasarkan pendapat Umar (2003, p176 – 177), reabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran di ulang dua kali atau lebih. R alpha dapat dilihat dari akhir 37 abalisis, yaitu pada tabel reability coefficients, alpha dalam output SPSS. Pengambilan keputusan yaitu : - Jika Cronbach’s alpha positif dan Cronbach’s alpha > 0,6 = reliabel. - jika Cronbach’s alpha negatif dan Cronbach’s alpha < 0,6 = tidak reliabel. 2.15.4 Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal atau dengan kata lain sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Menurut sunyoto (2007,p104-105) uji normalitas akan menguji data variabel bebas (X) dan variabel bebas (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Suatu data dikatakan normal jika garis (titik-titik) data ril mengikuti garis diagonal. 2.15.5 Korelasi Sederhana Korelasi Pearson Product Moment (PPM) sangat populer dan sering digunakan oleh para mahasiswa dan para peneliti. Korelasi ini dikemukakan oleh Karl Person tahun 1900. Kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). (Riduan dan Kuncoro 2007,p61) Rumus korelasi PPM, (Riduan dan Kuncoro 2007, p62) ∑ ∑ – ∑ ∑ . ∑ ∑ – ∑ 38 Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤r≤+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r=0 artinya tidak ada korelasi; dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan ditampilkan pada Tabel Intepretasi Nilai r sebagai berikut : Tabel 2.1. Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2007:62) Untuk mencari makna generalisasi, maka perlu melakukan uji signifikansi dari hubungan antara variable X terhadap Y. Uji signifikansi adalah sebagai berikut: Hipotesis : Ho: Variabel X tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y Ha: Variabel X memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y Dasar pengambilan keputusan Sig ≥ α Æ Ho diterima, Ha ditolak Sig < α Æ Ho ditolak, Ha diterima Ket: α (alpha) = tingkat presisi, batas ketidakakuratan (1-tingkat kepercayaan) 39 2.16 Kerangka Pikir Gambar 2.3 Kerangka Pikir Sumber : Penulis ( 2011 )