PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DALAM

advertisement
Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 135
PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DALAM
ORGANISASI GREENPEACE REGIONAL YOGYAKARTA
CHARACTER BUILDING OF ENVIRONMENTAL AWARENESS IN GREENPEACE
ORGANIZATION YOGYAKARTA
Oleh: Pandu Faningsyah Putra, Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Prodi
Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan karakter peduli lingkungan dalam
organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta dan faktor pendukung serta faktor penghambat dalam
pembentukan karakter peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subyek dari
penelitian ini adalah relawan Greenpeace regional Yogyakarta dan Koordinator relawan. Sedangkan
objek penelitian adalah pembentukan karakter peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace
regional Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik.
Intrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti dengan menggunakan pedoman observasi,
pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dalam penelitian ini adalah 1) Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam organisasi
Greenpeace Regional Yogyakarta adalah peduli lingkungan, cinta damai, kreatif, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli sosial, dan tanggung jawab. 2)
Pembentukan karakter peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan kampanye isu lingkungan seperti Visit School, Earth Camp,
Movie Screening, Basic Training, Training Social Media, Moratorium Hutan, Protect Paradise,
Global Day Action, Bersih Pantai, Hari Peduli Sampah Nasional, Solarizing Borobudur,Tolak PLTU
Batang, Buru Baru Festival, Hari Air Sedunia. 3) Faktor pendukung dalam pembentukan karakter
peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta adalah banyak remaja dari
seluruh Indonesia yang menempuh pendidikan tingkat tinggi di Yogyakarta, adanya SOP yang jelas,
dukungan lain dalam bentuk dana dan fasilitas. Sedangkan faktor penghambatnya adalah ketika
mahasiswa sedang menempuh ujian atau musim liburan, banyaknya kegiatan diluar Greenpeace,
berkurangnya sumber daya manusia (SDM), dan komunikasi yang terbatas.
Kata kunci: pembentukan karakter, peduli lingkungan, Greenpeace Yogyakarta,
Abstract
This study aims to describe the character building of environmental awareness in Greenpeace
organization Yogyakarta and the supporting factors along with inhibiting factors in character building
of environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta.
This study used a qualitative approach with descriptive methods. The subject of this study was
Greenpeace volunteers in Yogyakarta and volunteer coordinator while the object of the research was
character building of environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta. Data
collection methods were observation, interviews, and documentation. Triangulation which was used in
this study is triangulation sources and techniques. The main instrument in this study was researcher
using the guidelines for observation, interview, and documentation. Analysis of the data which was
used is data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The results of this study were: 1) Character values found in Greenpeace organization
Yogyakarta are environmental awareness, peace-loving, creative, honest, tolerance, discipline, hard
work, curiosity, love of homeland, social care, and responsibility. 2) Character building of
environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta was done through some campaigns
of environmental issues such as Visit School, Earth Camp, Movie Screening, Basic Training, Training
Social Media, Moratorium Hutan (Forest Moratorium), Protect Paradise, Global Day Action, Bersih
136 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016
Pantai (Beach Cleaning), Hari Peduli Sampah Nasional (National Waste Care Day), Solarizing
Borobudur, Tolak PLTU Batang (Reject Batang’s Power Plant), Buru Baru Festival (New Rush
Festival), Hari Air Sedunia (International Water Day). 3) The supporting factors in character building
of environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta are: the number of teenagers
from all over Indonesia who took high-level education in Yogyakarta, the existence of clear SOPs, and
other support in the form of funds and facilities. Meanwhile, the inhibiting factors are when students
are taking exams or at the holiday season, many activities outside Greenpeace, the reduction of human
resources (HR), and limited communication.
Keywords: character building, environmental awareness, Greenpeace Yogyakarta
Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 137
mempertontonkan berita-berita seperti pencurian,
PENDAHULUAN
perampokan,
Pendidikan
merupakan
upaya
yang
terencana dalam proses pembimbingan dan
pembelajaran bagi individu agar berkembang dan
tumbuh
menjadi
manusia
yang
mandiri,
bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan
berakhlak mulia, baik dilihat dari aspek jasmani
maupun rohani. Manusia yang berakhlak mulia,
yang memiliki moralitas tinggi sangat dituntut
untuk dibentuk atau dibangun. Bangsa Indonesia
tidak hanya sekedar memancarkan kemilau
pentingnya pendidikan, melainkan bagaimana
bangsa Indonesia mampu merealisasikan konsep
pendidikan dengan cara pembinaan, pembelajaran
dan
pemberdayaan
SDM
Indonesia
secara
berkelanjutan dan merata. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas
yang
mengatakan
bahwa
tujuan
pendidikan adalah “...agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
yang menunjukkan proses pendidikan yang
saat
ini
ditengarai
belum
dilaksanakan dan belum sepenuhnya dimengerti
dan
dipahami
pendidikan
siswa, sehingga
nasional
belum
bisa
tujuan
dari
terealisasi
sepenuhnya dengan baik khususnya pembentukan
karakter siswa yang berakhlak mulia. Wujud dari
belum terealisasinya tujuan pendidikan dengan
baik adalah adanya kasus tawuran antar pelajar
siswa SMAN 6 dengan SMAN 70 di Jakarta yang
mengakibatkan
1
orang
tewas,
korupsi,
dan
penculikan, yang dilakukan tidak hanya oleh
orang-orang dewasa, tapi juga oleh anak-anak usia
sekolah. Kondisi ini tentu sangat memilukan dan
mengkhawatirkan
bagi
bangsa
Indonesia.
Sehingga ketersediaan sumber daya manusia yang
berkarakter merupakan kebutuhan yang amat vital
dan harus segera direalisasikan melihat kondisi
saat ini yang sangat memprihatinkan.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan
budaya bangsa tidak hanya dilakukan di sekolah
melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar
dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui
pembiasaan dalam kehidupan, seperti yang pada
terdapat nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu :
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
serta tanggung jawab.
Salah satu nilai karakter yang perlu
dikembangkan pada anak didik adalah sikap
Namun akhir-akhir ini muncul indikator
berlangsung
pemerkosaan,
melakukan
pergaulan bebas, terlibat narkoba, dan lain- lain.
Di sisi lain, sering kita melihat tayangan TV yang
peduli terhadap lingkungan. Karakter peduli
lingkungan berperan besar bagi kesejahteraan dan
kesinambungan hidup masyarakat. Rendahnya
pemahaman dan keterampilan menjaga kelestarian
lingkungan hidup, menjadikan masyarakat rentan
bertindak kerusakan terhadap lingkungan tempat
tinggal. Hal ini dibuktikan dengan banyak
mahasiswa sebagai ujung tombak perubahan
justru memiliki kesadaran yang lemah dalam
kaitan pencegahan kerusakan lingkungan. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang
membuang sampah sembarangan di area kampus.
Gaya hidup remaja saat ini hanya terpaku pada
perilaku hedonisme dan konsumtif sehingga
138 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016
kurang menyadari pentingnya lingkungan hidup
tentang pentingnya kepedulian lingkungan sejak
yang berkelanjutan. Oleh karena itu kepekaan
dini baik kepada pelajar baik yang masih duduk
mengenai
dibangku sekolah maupun mahasiswa-mahasiswi
pentingnya
pelestarian
lingkungan
hidup dikalangan pelajar maupun mahasiswa-
melalui
mahasiswi yang dianggap sebagai agent of change
kegiatan volunteering di Greenpeace regional
perlu untuk terus ditingkatkan. Salah satu
Yogyakarta. Dikarenakan pembentukan karakter
organisasi yang aktif dalam mengkampanyekan
remaja sangat kompleks serta keterbatasan waktu
permasalahan lingkungan adalah Greenpeace.
dan kemampuan peneliti, maka penelitian ini
Greenpeace
organisasi
yang
merupakan
concern
salah
terhadap
agenda
kampanye
maupun
melalui
satu
hanya difokuskan pada Pembentukan Karakter
masalah
Peduli Lingkungan dalam Organisasi Greenpeace
lingkungan di seluruh dunia. Organisasi ini
Regional Yogyakarta.
tersebar di berbagai belahan negara, salah satunya
Doni Koesoema (2010), mengatakan bahwa
Indonesia. Greenpeace hadir di Indonesia sejak
kepribadian
tahun 2005. Berdasarkan hukum yang berlaku di
karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri
Indonesia, Greenpeace Indonesia sudah terdaftar
seseorang
resmi di Departemen Kehakiman dan HAM
bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya
sebagai perkumpulan Greenpeace dengan enam
keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan
pendiri
seseorang sejak lahir.”
berdasarkan
Greenpeace
beberapa
Indonesia
daerah,
Yogyakarta,
Surabaya,
Bali,
kampanyenya
di
cabang
Jakarta,
dan
Indonesia
yang
sebagai
bersumber
“ciri
dari
atau
bentukan-
di
Thomas Lickona (1991: 51) mengatakan
Bandung,
bahwa, karakter tersusun dari tiga bagian yang
Pekanbaru,
Papua,
Padang,
saling
berhubungan,
yaitu
moral
knowing
Manokwari.
(pengetahuan moral), moral feeling (perasaan
memfokuskan
moral), dan moral behavior (perilaku moral).
persoalan
Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan
diantaranya kehutanan, energi, air, dan kelautan.
tentang kebaikan, keinginan terhadap kebaikan,
Hingga saat ini Greenpeace Indonesia telah
dan berbuat kebaikan. Dalam hal ini diperlukan
banyak berkontribusi dalam berbagai macam
pembiasaan dalam pemikiran, pembiasaan dalam
kasus
hati,
yang
pada
pendiriannya.
memiliki
yaitu
Semarang,
Greenpeace
akte
dianggap
terkait
beberapa
dengan
permasalahan
pembiasaan
dalam
tindakan.
Menurut
lingkungan yang ada di Indonesia. Salah satu
Forester (Abidinsyah: 2011) karakter merupakan
keberhasilan
dunia
suatu hal yang dapat mengkualifikasikan pribadi
maupun di Indonesia terletak pada peran dari para
seseorang, dan karakter juga menjadi identitas
relawan yang notabene sebagiannya merupakan
dari diri seseorag dalam mengatasi pengalaman
para pelajar maupun mahasiswa-mahasiswi yang
kontingen yang selalu berubah.
kampanye
Greenpeace
tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Kementerian Pendidikan Nasional Badan
Di Yogyakarta, Greenpeace telah aktif
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
mengkampanyekan kepedulian lingkungan sejak
dan Perbukuan Tahun 2011 (Oci Melisa 2012),
tahun 2012. Adapun fokus dari Greenpeace
pendidikan
Regional Yogyakarta adalah mengedukasikan
mengembangkan
karakter
memiliki
nilai-nilai
tujuan
untuk
Pancasila
yang
Pembentukan Karakter Peduli... (Pandu Faningsyah Putra) 139
merupakan
bentuk
dari
Indonesia..
Pendidikan
karakter
Menurut
Chandra
(2005),
mengatakan
merupakan
lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri
pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai
atas dua bagian, yaitu lingkungan hidup internal
Pancasila dan berdasarkan pada nilai, percaya diri,
(berupa keadaan yang dinamis dan seimbang yang
keteguhan
disebut
dan
karakter
bangsa
kesetiaan
yang
digunakan
homeostatis)
dan lingkungan
hidup
seseorang dalam mengambil keputusan yang
eksternal di luar tubuh manusia. Lingkungan
diwewenangkan kepadanya sehingga memberikan
hidup eksternal terdiri atas tiga komponen, yaitu :
dampak yang positif didalam lingkungan dimana
a. Lingkungan Fisik
ia berada.
Nilai-nilai pembangun karakter menurut
Pupuh Fathurrohman, AA Suryana, dan Fenny
b. Lingkungan Biologis
c. Lingkungan sosial
Secara global ada 5 tujuan pendidikan
Fatriany (2013: 19-20) :
lingkungan yang disepakati usai pertemuan di
a. Religius
j. Semangat kebangsaan
b. Jujur
k. Cinta tanah air
c. Toleransi
l. Menghargai prestasi
d. Disiplin
m. Bersahabat
e. Kerja keras
n. Cinta damai
f. Kreatif
o. Gemar membaca
kelompok dan masyarakat untuk mendapatkan
g. Mandiri
p. Peduli lingkungan
berbagai
h. Demokratis
q. Peduli sosial
pengetahuan tentang apa yang diperlukan
i. Rasa Ingin Tahu
r. Tanggungjawab
untuk menciptakan dan menjaga lingkungan
karakter
yang berkelanjutan.
Terbentuknyaa
Tbilisi 1977 oleh dunia internasional. Fien dalam
Miyake, dkk. (2003) mengemukakan kelima
tujuan yaitu sebagai berikut.
1) Di bidang pengetahuan: membantu individu,
(kepribadian)
pengalaman
dan
mendapat
manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu nature
(faktor
alami)
dan
nurture
(sosialisai
dan
sosial
pendidikan).
1) Pengaruh nature, Agama mengajarkan bahwa
setiap
manusia
2) Di bidang kesadaran: membantu kelompok
memiliki
kecenderungan
(fitrah) untuk mencintai kebaikan. Namun
fitrah ini adalah bersifat potensial, atau belum
termanifestasi ketika anak dilahirkan (Setiyani,
2013 melalui http://lib.unnes.ac.id).
2) Nurture, faktor lingkungan yaitu usaha
memberikan pendidikan dan sosialisasi adalah
sangat berperan dalam menentukan “buah”
seperti apa yang akan dihasilkan seorang anak
(Setiyani, 2013 melalui http://lib.unnes.ac.id).
dan
individu
untuk
mendapatkan
kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan
secara
keseluruhan
beserta
isu-isu
yang
menyertainya, pertanyaan, dan permasalahan
yang berhubungan dengan lingkungan dan
pembangunan.
3) Di bidang perilaku: membantu individu,
kelompok dan masyarakat untuk memperoleh
serangkaian nilai perasaan peduli terhadap
lingkungan dan motivasi untuk berpartisipasi
aktif
dalam perbaikan dan
lingkungan.
perlindungan
140 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016
4) Di bidang keterampilan: membantu individu,
sesuai dengan petunjuk yang diarahkan dari
kelompok dan masyarakat untuk mendapatkan
Greenpeace Pusat, dan isu-isu lingkungan yang
ketrampilan
megidentifikasi,
ada di Yogyakarta. Didalam Greenpeace Regional
mengantisipasi, mencegah, dan memecahkan
Yogyakarta anggota yang bergabung disebut
permasalahan lingkungan.
dengan volunteer atau relawan. Penerimaan
untuk
relawan baru Greenpeace Regional Yogyakarta
5) Di bidang partisipasi: memberikan kesempatan
dilakukan pada bulan April dan September.
dan motivasi terhadap individu, kelompok dan
masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam
menciptakan lingkungan yang berkelanjutan
Ada 4 fokus kampanye Greenpeace di
Indonesia, yaitu hutan, laut, iklim dan energi, dan
toxic. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
Organisasi-organisasi
dicirikan
oleh
perilaku yang diarahkan ke arah pencapaian
tujuan. Mereka mengupayakan pencapian tujuantujuan
dan
sasaran-sasaran,
yang
dapat
dilaksanakan secara lebih efektif dan lebih
Greenpeace
rangkaian
dengan
regional
dari
Yogyakarta
merupakan
kampanye-kampanye
bentuk
acara
yang
tersebut
berbeda-beda.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain sebagai
berikut :
efesien. Greenpeace adalah organisasi kampanye
global
berbentuk
Masyarakat
mengubah
suatu
(LSM)
sikap
Lembaga
yang
bertindak
perilaku,
mengkonservasi
melindungi
lingkungan
memperomosikan
Swadaya
dan
perdamaian.
untuk
1) Moratorium Hutan
dan
Moratorium
deforestasi
adalah
juga
mekanisme untuk menahan kehancuran
Greenpeace
hutan, sementara itu moratorium juga
memiliki
komitmen
untuk
perubahan
iklim
berkampanye
mengentikan
menyediakan
waktu
dan
ruang
yang
untuk
dibutuhkan untuk membangun jaringan dari
melindungi hutan yang tersisa diseluruh penjuru
area yang dilindungi dan area yang
dunia, serta tumbuhan, satwa dan masyarakat
memang didedikasikan untuk pengelolaan
yang bergantung padanya. Kegiatan Greenpeace
hutan yang bertanggung jawab secara sosial
ini
dan
dan lingkungan. Hutan yang digunakan dan
produk-produk
dikelola oleh masyarakat dapat menjadi
ialah
dan
a. Kampanye Hutan
menginvestigasi,
mengkonfrontasi
mengekspos
perdagangan
yang menyebabkan pengerusakan hutan dan
jaring
pengaman
melalui
proses
perubaan iklim.
penggunaan lahan secara partisipatif yang
memastikan penghargaan kepada hak hak
Di Yogyakarta, Greenpeace sudah ada
sejak tahun 2012. Fokus dari Greenpeace
Regional Yogyakarta ialah pada edukasi bagi
masyarakat adat dan komunitas yang
bergantung kepada hutan.
2) Protect Paradise
anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah
dengan
lingkungan
mengenalkan
pentingnya
sejak
Untuk
dini.
peduli
kegiatan
Greenpeace Regional Yogyakarta, dilaksanakan
Mendesak Protect & Gamble (P&G)
untuk
membersihkan
pasokan
bahan
bakunya dari pengrusakan hutan Indonesia.
Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 141
3)
Greenpeace berkampanye memperjuangkan
dan berkampanye untuk lautan kita. Pada saat
penggunaan produk-produk kelapa sawit
kampanye laut ini diluncurkan Greenpeace
yang
tidak
mendorong sebuah inisiatif. Visi Kelautan
menghancurkan hutan tropis yang menjadi
2025 yang berisi tentang aksi prioritas menuju
habitat harimau Sumatera, dan menekan
laut Indonesia yang sehat dan terjaga, dan
resiko
tahun
ramah
lingkungan,
kepunahan
bagi
satwa-satwa
lalu
Greenpeace
bekerja
untuk
dilindungi di Indonesia. Target utama bagi
mendorong Visi Kelautan ini sebagai sebuah
kampanye ini, adalah menekan angka
platform untuk membangun sebuah peta jalan
kehilangan hutan tropis dunia, termasuk
pemulihan laut kita. Bersama Kementerian
Indonesia
produk
Kelautan dan Perikanan (KKP) dan mitra
konsumsi yang mengandung bahan tidak
masyarakat sipil lainnya, Greenpeace aktif
ramah lingkungan, seperti kelapa sawit dan
berpartisipasi mendukung adanya rencana
lainnya.
pengelolaan perikanan tuna di Indonesia.
melalui
berbagai
Global Day Action
1) Bersih Pantai
Kegiatan kampanye bertajuk “Global
Day
Action”
merupakan
membersihkan
pantai
dari
pantai-pantai
yang
kegiatan
sampah,
terutama
puncak dari rangkaian kegiatan Protect
biasanya
ramai
Paradise
yang
wisatawan. Dari hasil operasi pembersihan
di
ini, sampah plastik (non-organik) adalah
Yogyakarta ini bertempat di Monumen
yang paling banyak ditemukan di tepian
Jogja
pantai.
diikuti
Of
Kegiatan
sebelumnya.
oleh
berbagai
Kembali
mengajak
Kegiatan
komunitas
(Monjali).
masyarakat
Greenpeace
Berbagai
oleh
bungkus
para
kemasan
remaja
makanan, minuman dan sejenisnya tersebar
khususnya untuk bersuara menyelamatkan
di sepanjang pantai. Kegiatan bersih-bersih
hutan
yang
tempat
harimau
dan
dikunjungi
Sumatera
dari
Greenpeace
lakukan
bertujuan
ancaman perusahaan perusak hutan, yaitu
membantu mengurangi banyaknya sampah
Protect & Gamble (P&G). Tujuan dari
yang belum tertanggulangi di Pantai. Aksi
kampanye
Bersih Sungai/Laut di Hari Peduli Sampah
ini
ialah
untuk
menekan
perusahaan shampoo terkenal yaitu Protect
& Gamble (P&G) agar berkomitmen untuk
menggunakan minyak kelapa sawit bersih
Nasional.
c. Kampanye Iklim dan Energi
1) Solarizing Borobudur
dalam produk yang mereka hasilkan.
Greenpeace meresmikan pemasangan
b. Kampanye Laut
10 instalasi penerangan tenaga surya untuk
Sejak diluncurkan pada tahun 2013,
menyinari Candi Borobudur di Magelang,
Kampanye Laut Greenpeace di Indonesia telah
Jawa
berhasil membangun jaringan Pembela Lautan
Borobudur ini adalah inisiatif Greenpeace
(Ocean Defender). Jaringan relawan ini secara
bekerjasama dengan Balai Konservasi Candi
aktif telah menjalankan kegiatan berupa riset,
Borobudur, untuk mendorong pemerintah
melakukan bearing
agar
witness (menjadi
saksi)
Tengah,
segera
Indonesia.
Solarizing
mengembangkan
energi
142 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016
terbarukan
untuk
memenuhi
kebutuhan
menggunakan
energi
matahari
untuk
energi masa depan Indonesia yang kaya
powerbank, bagaimana menggunakan tinta
dengan potensi tenaga surya dan angin,
nabati dalam membuat kerajinan batik,
sekaligus mengurangi ketergantungan kepada
“penangkaran” penyu, dan banyak lagi, serta
bahan bakar fosil seperti batubara.
mempromosikan Pantai Baru sebagai bagian
2) Tolak PLTU Batang
dari wilayah Indonesia yang telah berhasil
Greenpeace
menolak
rencana
dalam memenuhi kebutuhan energinya secara
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
mandiri. Masyarakat yang datang melihat
Uap (PLTU) Batubara di Batang, Jawa
secara langsung teknologi energi terbarukan
Tengah.
dan belajar bersama teknisinya di Pantai
Penolakan
tersebut
diwujudkan
dalam bentuk aksi di Lembah UGM, Minggu
Baru
(28/9). Mereka membawa hasil bumi yang
mendapatkan
sudah diolah dan dibawa langsung dari
bagaimana menjaga lingkungan, mengolah
Batang. Selain membawa hasil bumi dari
lingkungan
laut, seperti udang, kerang, dan cumi-cumi.
meningkatkan ekonomi dan taraf hidup
Greenpeace juga membawa hasil bumi dari
masyarakat. Selain acara edukatif juga ada
pertanian yang sudah diolah, antara lain nasi,
acara hiburan musik akustik dari beberapa
lauk,
musisi lokal Yogyakarta.
hingga
buah-buahan.
Hasil
bumi
(wind
turbine
PV),
pengetahuan
menjadi
tersebut diberikan secara gratis kepada
d. Kampanye Toxic
pengunjung Sunday Morning, Lembah UGM
Hari Air Sedunia
dengan syarat ikut menandatangai petisi
dan
lebih
juga
tambahan
baik
dalam
Dalam memperingati hari air sedunia,
dukungan penolakan pembangunan PLTU
aktivis
Batang.. Greenpeace juga berkolaborasi
membentangkan spanduk berukuran besar
dengan komunitas Mural Yogyakarta dengan
bertuliskan "Fashion Indah Tidak Merusak
membuat mural pada papan bergambarkan
Air" di aliran sungai Code yang berada di sisi
bagaimana
selatan
industri
kotor
batubara
menghancurkan kehidupan warga Batang.
Greenpeace
jembatan
Yogyakarta
Sayidan,
Minggu
(22/3/2015). Kegiatan tersebut ditujukan untuk
menyerukan pentingnya industri fashion global
3) Buru Baru Festival
Greenpeace
beroperasi
bekerjasama
dengan
Pemerintah Daerah kab. Bantul mengangkat
lokasi Pantai Baru sebagai lokasi yang
mendukung kegiatan “Buru Baru Festival”
tanggal 26-27 September 2015. Buru Baru
Festival adalah kegiatan Greenpeace yang
bertemakan workshop atau kegiatan yang
mengangkat lingkungan seperti mengubah
sampah menjadi produk kreatif, bagaimana
secara
bersih
dan
ramah
lingkungan.
Selain
kegiatan-kegiatan
tersebut,
Greenpeace regional Yogyakarta juga melakukan
beberapa kegiatan pendukung lain, diantaranya:
a. Visit School
Pada tahun 2013 Greenpeace Indonesia
regional Yogyakarta telah memprogramkan
mengenai kegiatan Visit School. Kegiatan Visit
School merupakan kunjungan ke sekolah-
Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 143
sekolah
yang
berada
di
Yogyakarta.
Sabtu malam, (18/10/14) bertempat di
Memberikan pendidikan lingkungan adalah
Pendopo Jogja Nasional Museum, Yogyakarta.
program yang tepat untuk dilakukan saat ini,
Greenpeace Yogyakarta mengadakan kegiatan
dikarenakan kerusakan-kerusakan yang ada
pemutaran film bertemakan isu lingkungan
sekarang ada adalah sebab akibat perbuatan
yang sedang terjadi di Indonesia. Ada lima
manusia yang dulunya tidak mendapatkan
film yang diputar, yakni Riak Asa Ciliwung,
pendidikan tentang arti pentingnya sebuah
Save Bangka Island, Food Not Coal, Lentera
lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup dan
Sui Utik dan Wajah Generasi 13. Selain
konservasi harus segera dikenalkan sedini
pemutaran film, ada juga tarian daerah,
mungkin secara luas, baik formal maupun
pembacaan puisi dan penampilan musik dari
informal. Tujuan kegiatan Visit School ini
musisi
adalah untuk mewujudkan kesadaran dan peka
Kampungan. Ada juga papan mural yang
terhadap lingkungan, memiliki pemahaman
berada di halaman pendopo Jogja Nasional
dasar mengenai lingkungan, menumbuhkan
Museum.“Batang Ora Didol”, “Food Not
perasaan peduli lingkungan, dan berpartisipasi
Coal”, “PLTU Jahat”, “Batu bara bukan
dalam perbaikan dan perlindungan lingkungan.
solusi”. Pesan kampanye ini tertulis di papan
b. Earth Camp
lokal
Yogyakarta,
Dendang
mural karya seniman Yogyakarta. Mereka
Perkumpulan rutin aktivis Greenpeace
tergabung dalam mural guyub rukun. Pesan
dari seluruh daerah di Indonesia setiap
ini
tahunnya dalam rangka memperingati hari
terhadap petani dan nelayan di Batang, Jawa
bumi, pada tanggal 22 April.
Tengah yang terancam hilang lahan dan rusak
c. 100% Indonesia
Kampanye
dibuat sebagai
dukungan Greenpeace
ekosistem laut karena rencana pembangunan
100%
Indonesia
adalah
PLTU Batang.
kampanye unik yang kita jalankan sepanjang
e. Basic Training
paruh kedua tahun 2014. Tahun lalu, seluruh
Kegiatan
ini
bertujuan
mengenalkan
perhatian bangsa ini terpusat pada satu hal
organisasi Greenpeace kepada para relawan.
yaitu Pemilihan Umum Presiden (Pilpres).
Kegiatan ini dilaksanakan setelah penerimaan
Pada
anggota baru setiap 6 bulan sekali.
saat
itu
pula
kita
menggunakan
momentum tersebut untuk memajukan isu-isu
f. Training Social Media
lingkungan hidup yang urjen ke dalam
perdebatan
politik
Pilpres.
Kegiatan ini merupakan pelatihan tentang
Kampanye
jenis-jenis media sosial yang digunakan oleh
lingkungan pada saat kampanye ini berhasil
Greenpeace, serta pelatihan tentang kreatifitas
mencuri perhatian publik, dan untuk pertama
didalam penggunaan sosial media.
kalinya dalam sejarah Pilpres lingkungan
masuk
dalam
isu
yang
diperdebatkan
disamping isu-isu ekonomi dan politik.
d. Movie Screening “Silent Of Heroes”
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif karena
peneliti
ingin
mendeskripsikan
pembentukan
144 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016
karakter peduli lingkungan dalam organisasi
Penyajian data dalam penelitian kualitatif fapat
Greenpeace Indonesia Regional Yogyakarta.
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
Waktu dan Tempat Penelitian
hubungan antar kategori, flowchart, dan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
lainnya. Fungsi dari display data untuk
Februari sampai dengan bulan Maret 2016. Dalam
memudahkan dalam memahami apa yang
penelitian ini tempat yang akan dijadikan tempat
terjadi, dan dapat merencakanan kegiatan
penelitian
selanjutnya dengan berdasarkan pemahaman
adalah
organisasi
Greenpeace
tersebut
Indonesia Regional Yogyakarta.
(Sugiyono,
2010:
341).
Setelah
melalui tahap reduksi, kemudian data kedalam
Subjek dan Objek Penelitian
bentuk yang lebih sederhana dan mudah dapat
Subjek dalam penelitian ini adalah relawan
dalam bentuk uraian, bagan, dan tabel secara
Greenpeace
Indonesia Regional
Yogyakarta.
jelas dan sesuai dengan fokus penelitian.
Sedangkan
objek
ini
adalah
Dengan hal tersebut dapat mempermudah
pembentukan karakter peduli lingkungan di dalam
peneliti untuk memahami apa yang sedang
organisasi
penelitian
Greenpeace
Indonesia
Regional
terjadi dan dapat memberikan petunjuk untuk
Yogyakarta.
melakukan rencana selanjutnya. Dalam tahap
Instrumen Penelitian
ini dapat di uraikan agar dapat mempermudah
Dalam penelitian ini yang menjadi
instrumen penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Peneliti menggunakan tiga bentuk
instrumen
yakni
pedoman
observasi,
peneliti untuk menarik kesimpulan dan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian.
3. Verifikasi (Conclusion Drawing)
Verifikasi merupakan tahap untuk penarikan
kesimpulan.
Dalam
penelitian
kualitatif
pedoman wawancara,dan dokumentasi.
kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal
Teknik Analisis Data
merupakan
1. Reduksi Data (Data Reduction)
sementara dan kemudian akan berubah apabila
kesimpulan
yang
bersifat
Reduksi atau dalam arti kata lain adalah
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk tahap
merangkum hal-hal pokok, memfokuskan pada
penarikan kesimpulan berikutnya. Akan tetapi,
hal-hal penting, mencari tema atau pola serta
apabila kesimpulan yang diuraikan pada tahap
membuang
dianggap
awal merupakan kesimpulan yang kuat dan
Dengan
didukung dengan bukti-bukti yang valid dan
hal-hal
penting (Sugiyono,
yang
tidak
2010:
338).
demikian data yang akan diperoleh peneliti
konsisten
selama
kembali pengumpulan data di lapangan, maka
penelitian
didapatkan
selama
berlangsung,
proses
yang
observasi,
kesimpulan
pada
saat
tersebut
peneliti
melakukan
bersifat
kredibel
wawancara dan dokumen akan di pilah
(Sugiyono, 2010: 345). Analisis data pada
beberapa hal yang penting dan pokok agar
tahap terakhir yakni verifikasi data, merupakan
sesuai dengan fokus penelitian dan tujuan dari
kegiatan untuk menarik kesimpulan dan untuk
penelitian ini.
menjawab rumusan masalah dalam penelitian.
2. Penyajian Data (Data Display)
Verifikasi
data
dapat
berguna
sebagai
Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 145
pengumpulan bukti-bukti selama pengumpulan
dengan sikap dan tindakan berusaha mencegah
data yang dapat digunakan untuk menjawab
kerusakan lingkungan serta berperan aktif
pertanyaan serta pembuktian kesimpulan pada
dalam upaya penyelamatan lingkungan.
tahap awal.
2. Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan
dalam
HASIL PENELITIAN DAN
Greenpeace
Greenpeace
Karakter
Regional
Yogyakarta
PEMBAHASAN
1. Nilai-nilai
Organisasi
dalam
Organisasi
Greenpeace Regional Yogyakarta
melakukan
beberapa
pembentukan
Pendidikan karakter saat ini menjadi hal
regional
Yogyakarta
kegiatan
kepedulian
terkait
lingkungan.
Kegiatan-kegiatan yang diikuti para relawan
yang tidak asing bagi seluruh masyarakat,
Greenpeace regional Yogyakarta diantaranya
tidak terkecuali bagi para relawan Greenpeace
adalah kampanye-kampanye isu lingkungan
regional
hasil
seperti Visit School, Earth Camp, Movie
penelitian menurut pendapat beberapa relawan,
Screening, Basic Training, Training Social
Yogyakarta.
Berdasarkan
pendidikan karakter adalah usaha sadar yang
Media, Moratorium Hutan, Protect Paradise,
diberikan kepada seseorang sejak dini untuk
Global Day Action, Bersih Pantai, Hari Peduli
membentuk karakter yang sesuai dengan
Sampah Nasional, Solarizing Borobudur,Tolak
tujuan hidup. Pendidikan karakter memuat
nilai-nilai yang dijadikan landasan untuk
PLTU Batang, Buru Baru Festival, Hari Air
Sedunia.
mendidik karakter seseorang. Nilai-nilai yang
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
terkandung dalam pendidikan karakter adalah
kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
religius, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja
menumbuhkan rasa peduli lingkungan pada
keras, kreatifitas, mandiri, demokratis, rasa
diri para relawan dan juga masyarakat luas
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
pada umumnya. Selain menumbuhkan rasa
air,
peduli lingkungan pada masyarakat, kegiatan-
menghargai
prestasi,
bersahabat,
komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
kegiatan
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung
menumbuhkan rasa peduli lingkungan pada
jawab.
diri para relawan sendiri. Berbagai kegiatan
Nilai karakter peduli lingkungan berupa
yang
tersebut
juga
dilaksanakan
relawan
bertujuan
mampu
sikap dan tindakan yang selalu berupaya
menumbuhkan rasa peduli lingkungan pada
mencegah kerusakan pada lingkungan alam
diri relawan. Mulai banyak masyarakat yang
sekitarnya, selain itu mengembangkan upaya-
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
serta meningkatnya pemahaman masyarakat
yang sudah terjadi (Asmani 2012:40). Nilai
terhadap
peduli lingkungan adalah salah satu nilai yang
lingkungan.
terkandung
dalam
pendidikan
karakter.
Dari
isu-isu
hasil
atau
masalah
pelaksanaan
tentang
kegiatan-
Artinya seseorang yang memiliki kepedulian
kegiatan di Greenpeace dan hasil wawancara
akan
yang sudah dilakukan, dalam diri para relawan
lingkungan
harus
mewujudkannya
146 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016
mulai
tumbuh
rasa
kepedulian
terhadap
lingkungan. Rasa peduli lingkungan tersebut
diwujudkan dalam perilaku keseharian mereka.
Beberapa
kegiatan
menumbuhkan
rasa
yang
mampu
kepedulian
terhadap
lingkungan dan diwujudkan dalam perilaku
keseharian relawan adalah membuang sampah
masyarakat, dan dicerminkan juga melalui
sikap dan perbuatan.
3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
dalam
Pembentukan
Karakter
Peduli
Lingkungan dalam Organisasi Greenpeace
Regional Yogyakarta
Yogyakarta
merupakan
kota
yang
pada tempatnya, selalu membawa botol minum
strategis bagi Greenpeace dalam melakukan
(tumbler) sendiri dari rumah, meminimalisir
aksi kampanye lingkungan. Faktor pendukung
penggunaan kantong plastik dengan cara
eksternal
membawa tas belanjaan sendiri, serta aktif
kegiatan di organisasi Greenpeace regional
dalam
Yogyakarta adalah banyaknya remaja dari
berbagai
macam
kegiatan
yang
berkaitan dengan lingkungan.
Greenpeace
dalam
melaksanakan
kegiatan-
seluruh Indonesia yang menempuh pendidikan
Yogyakarta
tingkat tinggi di Yogyakarta. Remaja berperan
memiliki tujuan menumbuhkan rasa peduli
penting dalam mendukung setiap kegiatan
lingkungan tidak hanya bagi para relawannya
yang di lakukan oleh Greenpeace, karena
saja, tetapi juga kepada masyarakat luas.
remaja memiliki semangat kerja sama yang
Beberapa relawan memberikan pernyataan
tinggi dalam melakukan kegiatan.
mengenai cara menumbuhkan rasa peduli
Selain itu, faktor-faktor
lingkungan
regional
pada
masyarakat,
pendukung
diantaranya
internalnya adalah adanya SOP yang jelas dari
adalah memberikan sosialisasi atau wawasan
Greenpeace Jakarta membuat kegiatan yang
tentang lingkungan dan mengajak masyarakat
dilakukan cukup terstruktur, sehingga tujuan
untuk melakukan aksi nyata dalam usaha
dari kegiatan yang dilakukan jelas dan
penyelamatan
selain
memiliki dasar yang cukup kuat. Dukungan
masyarakat mendapatkan pengetahuan, tetapi
lain dalam bentuk dana, fasilitas, dan ilmu
juga
yang diberikan cukup memadai sehingga
lingkungan.
mendapatkan
Jadi,
praktek
langsung
di
lapangan.
kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan
Kepedulian lingkungan diharapkan tidak
hanya ada pada masyarakat, namun juga para
remaja,
hal
ini
Dukungan dari relawan sendiri juga
lingkungan
menjadi faktor pendukung yang cukup penting.
merupakan tanggungjawab bersama. Harapan
Karena kebersamaan, kerjasama, totalitas, serta
para relawan terkait kepedulian lingkungan di
komitmen para relawan turut mendukung
kalangan remaja adalah terciptanya remaja
berjalannya
yang
Greenpeace Yogyakarta.
memilki
dikarenakan
lancar dan tepat sasaran.
rasa
peduli
lingkungan,
memiliki sikap kritis, bisa menjadi inspirasi
untuk
membangun
gerakan-gerakan
kepedulian lingkungan dikalangan remaja dan
Faktor
kegiatan
penghambat
kegiatan-kegiatan
dan
kampanye
internal
Greenpeace
dalam
diantaranya
adalah saat ini yang paling besar ketika
mahasiswa sedang menempuh ujian atau
Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 147
musim liburan, karena saat ini kegiatan dalam
cinta
berkampanye banyak dibantu oleh mahasiswa
disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, cinta
dan akan menjadi kendala saat mereka
tanah air, peduli sosial, dan tanggung
memasuki musim ujian dan liburan, karena
jawab.
mereka akan fokus dalam ujian mereka atau
kembali ke kota asal mereka saat liburan,
sehingga kegiatan-kegiatan dalam kampanye
maupun aksi langsung akan tertunda ataupun
berhenti untuk beberapa waktu. Selain waktu
ujian dan musim libur, banyaknya kegiatan
diluar Greenpeace yang diikuti oleh volunteer
menjadi faktor penghambat juga, karena
terkadang relawan harus membagi waktu
dengan kegiatan lain. Hal ini menjadikan
berkurangnya sumber daya manusia (SDM)
pada saat akan melaksanakan suatu kegiatan.
Selain itu, komunikasi juga menjadi salah satu
faktor
penghambat
relawan
kegiatan,
dikarenakan
regional
Yogyakarta
Greenpeace
berlatar belakang dari daerah yang berbedabeda.
Sementara
itu
faktor
penghambat
eksternal dalam kegiatan-kegiatan Greenpeace
diantaranya adalah masyarakat awam tidak
begitu antusias terhadap kampanye yang
dilakukan. Kurangnya antusiasme masyarakat
awam tersebut menyebabkan informasi tidak
tersampaikan secara efektif, walaupun hal
tersebut tidak selalu terjadi pada setiap aksi
kampanye Greenpeace yang dilakukan.
damai,
2. Pembentukan
dalam
kreatif,
karakter
organisasi
Yogyakarta
jujur,
peduli
toleransi,
lingkungan
Greenpeace
dilakukan
Regional
selama
relawan
mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan
oleh organisasi, kegiatan-kegiatan tersebut
diantaranya kampanye isu lingkungan seperti
Visit School, Earth Camp, Movie Screening,
Basic
Training,
Training
Social
Media,
Moratorium Hutan, Protect Paradise, Global
Day Action, Bersih Pantai, Hari Peduli Sampah
Nasional, Solarizing Borobudur,Tolak PLTU
Batang, Buru Baru Festival, dan Hari Air
Sedunia. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut,
relawan
diberikan
pengetahuan
aksi/kegiatan
yang
akan
Aksi/kegiatan
serta
dilaksanakan
tersebut
mengenai
dilaksanakan.
pengetahuan
akan
yang
membentuk
karakter peduli lingkungan di dalam diri
relawan.
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat
dalam
pembentukan
lingkungan
Regional
dalam
karakter
organisasi
Yogyakarta
antara
peduli
Greenpeace
lain,
faktor
pendukungnya adalah banyaknya remaja dari
seluruh Indonesia yang menempuh pendidikan
SIMPULAN DAN SARAN
tingkat tinggi di Yogyakarta; adanya SOP yang
Simpulan
jelas dari Greenpeace Jakarta; adanya dana,
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan terkait dengan penelitian, yaitu:
1. Nilai-nilai karakter dalam kegiatan yang
dilakukan
oleh
Yogyakarta
meliputi
Greenpeace
regional
peduli lingkungan,
fasilitas, dan ilmu yang diberikan cukup
memadai;
dan
kebersamaan,
kerjasama,
totalitas, serta komitmen para relawan turut
mendukung
berjalannya
kegiatan
dan
kampanye Greenpeace Yogyakarta. Sementara
itu, faktor penghambatnya adalah waktu ujian
148 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016
atau musim liburan, banyaknya kegiatan diluar
Greenpeace,
berkurangnya
sumber
daya
manusia (SDM), dan juga komunikasi karena
berlatar belakang dari daerah yang berbedabeda.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diperoleh dan temuan yang dihasilkan, maka
penulis menyatakan beberapa hal sebagai berikut
dengan harapan dapat memberi manfaat dan
Budiman Chandra. (2005). Pengantar
Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Doni Koesoema A. (2010). PENDIDIKAN
KARAKTER Strategi Mendidik Anak
di Zaman Global. Jakarta: PT
Grasindo.
Lexy J. Moleong. (2010). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nina
Setiyani.
(2013).
PENDIDIKAN
KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
MELALUI
PROGRAM
“GREEN
ENVIRONMENT” DI SMP ALAM
AR-RIDHO KOTA SEMARANG.
Diakses melalui http://lib.unnes.ac.id
pada tangga 13 Januari 2016 pukul
15:37.
menjadi masukan bagi organisasi Greenpeace
regional Yogyakarta.
1. Bagi
Organisasi
Greenpeace
regional
Yogyakarta
Agar senantiasa mempertahankan dan
mengembangkan
nilai
karakter
peduli
lingkungan pada diri relawan, sehingga selalu
melahirkan generasi yang memiliki perilaku
peduli dan ramah lingkungan. Selain itu, perlu
adanya sinergi dan kerjasama dari semua
relawan organisasi Greenpeace untuk terus
berupaya menjaga dan melindungi bumi dari
berbagai macam bentuk perusakan lingkungan.
2. Bagi Remaja Masa Kini
Remaja
seharusnya
bisa
lebih
Oci
Melisa. (2011). Model Pendidikan
Karakter di Islamic Full Day
School.Jurnal.
Diakses
dari
(http://jurnal.upi.edu/file/06_Model_
Pendidikan_Karakter_Oci_Melisa.pdf. Pada tanggal 20
April. Pukul 11.00.
Pupuh Fathurrohman, dkk. (2013).
Pengembangan Pendidikan
Karakter. bandung: Refika Aditama
Sugiyono.
(2007). Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Thomas
Lickona. (1991). Educating for
Character: How Our School Can
Teach Respect and Responsibility.
New York, Toronto, London, Sydney,
Aucland: Bantam books.
bertanggung jawab dan memegang teguh
prinsip keseimbangan alam, maka sudah
sepantasnya remaja peduli, menjaga, merawat,
dan
melestarikan
lingkungan,
demi
kelangsungan kehidupan di masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2012. Buku Panduan
Internalisasi pendidikan Karakter di
Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press
________. 2013. Pengertian dan Tujuan
Organisasi Greenpeace. Diakses
dari
http://www.greenpeace.org/seasia/i
d/about/annualreports/2013/. Pada
tanggal 15 Juni. Pukul 13.00.
Download