Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 135 PEMBENTUKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DALAM ORGANISASI GREENPEACE REGIONAL YOGYAKARTA CHARACTER BUILDING OF ENVIRONMENTAL AWARENESS IN GREENPEACE ORGANIZATION YOGYAKARTA Oleh: Pandu Faningsyah Putra, Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Prodi Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan karakter peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta dan faktor pendukung serta faktor penghambat dalam pembentukan karakter peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subyek dari penelitian ini adalah relawan Greenpeace regional Yogyakarta dan Koordinator relawan. Sedangkan objek penelitian adalah pembentukan karakter peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace regional Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik. Intrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini adalah 1) Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta adalah peduli lingkungan, cinta damai, kreatif, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli sosial, dan tanggung jawab. 2) Pembentukan karakter peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta dilakukan melalui kegiatan-kegiatan kampanye isu lingkungan seperti Visit School, Earth Camp, Movie Screening, Basic Training, Training Social Media, Moratorium Hutan, Protect Paradise, Global Day Action, Bersih Pantai, Hari Peduli Sampah Nasional, Solarizing Borobudur,Tolak PLTU Batang, Buru Baru Festival, Hari Air Sedunia. 3) Faktor pendukung dalam pembentukan karakter peduli lingkungan dalam organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta adalah banyak remaja dari seluruh Indonesia yang menempuh pendidikan tingkat tinggi di Yogyakarta, adanya SOP yang jelas, dukungan lain dalam bentuk dana dan fasilitas. Sedangkan faktor penghambatnya adalah ketika mahasiswa sedang menempuh ujian atau musim liburan, banyaknya kegiatan diluar Greenpeace, berkurangnya sumber daya manusia (SDM), dan komunikasi yang terbatas. Kata kunci: pembentukan karakter, peduli lingkungan, Greenpeace Yogyakarta, Abstract This study aims to describe the character building of environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta and the supporting factors along with inhibiting factors in character building of environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta. This study used a qualitative approach with descriptive methods. The subject of this study was Greenpeace volunteers in Yogyakarta and volunteer coordinator while the object of the research was character building of environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta. Data collection methods were observation, interviews, and documentation. Triangulation which was used in this study is triangulation sources and techniques. The main instrument in this study was researcher using the guidelines for observation, interview, and documentation. Analysis of the data which was used is data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this study were: 1) Character values found in Greenpeace organization Yogyakarta are environmental awareness, peace-loving, creative, honest, tolerance, discipline, hard work, curiosity, love of homeland, social care, and responsibility. 2) Character building of environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta was done through some campaigns of environmental issues such as Visit School, Earth Camp, Movie Screening, Basic Training, Training Social Media, Moratorium Hutan (Forest Moratorium), Protect Paradise, Global Day Action, Bersih 136 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016 Pantai (Beach Cleaning), Hari Peduli Sampah Nasional (National Waste Care Day), Solarizing Borobudur, Tolak PLTU Batang (Reject Batang’s Power Plant), Buru Baru Festival (New Rush Festival), Hari Air Sedunia (International Water Day). 3) The supporting factors in character building of environmental awareness in Greenpeace organization Yogyakarta are: the number of teenagers from all over Indonesia who took high-level education in Yogyakarta, the existence of clear SOPs, and other support in the form of funds and facilities. Meanwhile, the inhibiting factors are when students are taking exams or at the holiday season, many activities outside Greenpeace, the reduction of human resources (HR), and limited communication. Keywords: character building, environmental awareness, Greenpeace Yogyakarta Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 137 mempertontonkan berita-berita seperti pencurian, PENDAHULUAN perampokan, Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak mulia, baik dilihat dari aspek jasmani maupun rohani. Manusia yang berakhlak mulia, yang memiliki moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk atau dibangun. Bangsa Indonesia tidak hanya sekedar memancarkan kemilau pentingnya pendidikan, melainkan bagaimana bangsa Indonesia mampu merealisasikan konsep pendidikan dengan cara pembinaan, pembelajaran dan pemberdayaan SDM Indonesia secara berkelanjutan dan merata. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah “...agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. yang menunjukkan proses pendidikan yang saat ini ditengarai belum dilaksanakan dan belum sepenuhnya dimengerti dan dipahami pendidikan siswa, sehingga nasional belum bisa tujuan dari terealisasi sepenuhnya dengan baik khususnya pembentukan karakter siswa yang berakhlak mulia. Wujud dari belum terealisasinya tujuan pendidikan dengan baik adalah adanya kasus tawuran antar pelajar siswa SMAN 6 dengan SMAN 70 di Jakarta yang mengakibatkan 1 orang tewas, korupsi, dan penculikan, yang dilakukan tidak hanya oleh orang-orang dewasa, tapi juga oleh anak-anak usia sekolah. Kondisi ini tentu sangat memilukan dan mengkhawatirkan bagi bangsa Indonesia. Sehingga ketersediaan sumber daya manusia yang berkarakter merupakan kebutuhan yang amat vital dan harus segera direalisasikan melihat kondisi saat ini yang sangat memprihatinkan. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa tidak hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan dalam kehidupan, seperti yang pada terdapat nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta tanggung jawab. Salah satu nilai karakter yang perlu dikembangkan pada anak didik adalah sikap Namun akhir-akhir ini muncul indikator berlangsung pemerkosaan, melakukan pergaulan bebas, terlibat narkoba, dan lain- lain. Di sisi lain, sering kita melihat tayangan TV yang peduli terhadap lingkungan. Karakter peduli lingkungan berperan besar bagi kesejahteraan dan kesinambungan hidup masyarakat. Rendahnya pemahaman dan keterampilan menjaga kelestarian lingkungan hidup, menjadikan masyarakat rentan bertindak kerusakan terhadap lingkungan tempat tinggal. Hal ini dibuktikan dengan banyak mahasiswa sebagai ujung tombak perubahan justru memiliki kesadaran yang lemah dalam kaitan pencegahan kerusakan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang membuang sampah sembarangan di area kampus. Gaya hidup remaja saat ini hanya terpaku pada perilaku hedonisme dan konsumtif sehingga 138 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016 kurang menyadari pentingnya lingkungan hidup tentang pentingnya kepedulian lingkungan sejak yang berkelanjutan. Oleh karena itu kepekaan dini baik kepada pelajar baik yang masih duduk mengenai dibangku sekolah maupun mahasiswa-mahasiswi pentingnya pelestarian lingkungan hidup dikalangan pelajar maupun mahasiswa- melalui mahasiswi yang dianggap sebagai agent of change kegiatan volunteering di Greenpeace regional perlu untuk terus ditingkatkan. Salah satu Yogyakarta. Dikarenakan pembentukan karakter organisasi yang aktif dalam mengkampanyekan remaja sangat kompleks serta keterbatasan waktu permasalahan lingkungan adalah Greenpeace. dan kemampuan peneliti, maka penelitian ini Greenpeace organisasi yang merupakan concern salah terhadap agenda kampanye maupun melalui satu hanya difokuskan pada Pembentukan Karakter masalah Peduli Lingkungan dalam Organisasi Greenpeace lingkungan di seluruh dunia. Organisasi ini Regional Yogyakarta. tersebar di berbagai belahan negara, salah satunya Doni Koesoema (2010), mengatakan bahwa Indonesia. Greenpeace hadir di Indonesia sejak kepribadian tahun 2005. Berdasarkan hukum yang berlaku di karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri Indonesia, Greenpeace Indonesia sudah terdaftar seseorang resmi di Departemen Kehakiman dan HAM bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya sebagai perkumpulan Greenpeace dengan enam keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan pendiri seseorang sejak lahir.” berdasarkan Greenpeace beberapa Indonesia daerah, Yogyakarta, Surabaya, Bali, kampanyenya di cabang Jakarta, dan Indonesia yang sebagai bersumber “ciri dari atau bentukan- di Thomas Lickona (1991: 51) mengatakan Bandung, bahwa, karakter tersusun dari tiga bagian yang Pekanbaru, Papua, Padang, saling berhubungan, yaitu moral knowing Manokwari. (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan memfokuskan moral), dan moral behavior (perilaku moral). persoalan Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan diantaranya kehutanan, energi, air, dan kelautan. tentang kebaikan, keinginan terhadap kebaikan, Hingga saat ini Greenpeace Indonesia telah dan berbuat kebaikan. Dalam hal ini diperlukan banyak berkontribusi dalam berbagai macam pembiasaan dalam pemikiran, pembiasaan dalam kasus hati, yang pada pendiriannya. memiliki yaitu Semarang, Greenpeace akte dianggap terkait beberapa dengan permasalahan pembiasaan dalam tindakan. Menurut lingkungan yang ada di Indonesia. Salah satu Forester (Abidinsyah: 2011) karakter merupakan keberhasilan dunia suatu hal yang dapat mengkualifikasikan pribadi maupun di Indonesia terletak pada peran dari para seseorang, dan karakter juga menjadi identitas relawan yang notabene sebagiannya merupakan dari diri seseorag dalam mengatasi pengalaman para pelajar maupun mahasiswa-mahasiswi yang kontingen yang selalu berubah. kampanye Greenpeace tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia. Kementerian Pendidikan Nasional Badan Di Yogyakarta, Greenpeace telah aktif Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum mengkampanyekan kepedulian lingkungan sejak dan Perbukuan Tahun 2011 (Oci Melisa 2012), tahun 2012. Adapun fokus dari Greenpeace pendidikan Regional Yogyakarta adalah mengedukasikan mengembangkan karakter memiliki nilai-nilai tujuan untuk Pancasila yang Pembentukan Karakter Peduli... (Pandu Faningsyah Putra) 139 merupakan bentuk dari Indonesia.. Pendidikan karakter Menurut Chandra (2005), mengatakan merupakan lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai atas dua bagian, yaitu lingkungan hidup internal Pancasila dan berdasarkan pada nilai, percaya diri, (berupa keadaan yang dinamis dan seimbang yang keteguhan disebut dan karakter bangsa kesetiaan yang digunakan homeostatis) dan lingkungan hidup seseorang dalam mengambil keputusan yang eksternal di luar tubuh manusia. Lingkungan diwewenangkan kepadanya sehingga memberikan hidup eksternal terdiri atas tiga komponen, yaitu : dampak yang positif didalam lingkungan dimana a. Lingkungan Fisik ia berada. Nilai-nilai pembangun karakter menurut Pupuh Fathurrohman, AA Suryana, dan Fenny b. Lingkungan Biologis c. Lingkungan sosial Secara global ada 5 tujuan pendidikan Fatriany (2013: 19-20) : lingkungan yang disepakati usai pertemuan di a. Religius j. Semangat kebangsaan b. Jujur k. Cinta tanah air c. Toleransi l. Menghargai prestasi d. Disiplin m. Bersahabat e. Kerja keras n. Cinta damai f. Kreatif o. Gemar membaca kelompok dan masyarakat untuk mendapatkan g. Mandiri p. Peduli lingkungan berbagai h. Demokratis q. Peduli sosial pengetahuan tentang apa yang diperlukan i. Rasa Ingin Tahu r. Tanggungjawab untuk menciptakan dan menjaga lingkungan karakter yang berkelanjutan. Terbentuknyaa Tbilisi 1977 oleh dunia internasional. Fien dalam Miyake, dkk. (2003) mengemukakan kelima tujuan yaitu sebagai berikut. 1) Di bidang pengetahuan: membantu individu, (kepribadian) pengalaman dan mendapat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu nature (faktor alami) dan nurture (sosialisai dan sosial pendidikan). 1) Pengaruh nature, Agama mengajarkan bahwa setiap manusia 2) Di bidang kesadaran: membantu kelompok memiliki kecenderungan (fitrah) untuk mencintai kebaikan. Namun fitrah ini adalah bersifat potensial, atau belum termanifestasi ketika anak dilahirkan (Setiyani, 2013 melalui http://lib.unnes.ac.id). 2) Nurture, faktor lingkungan yaitu usaha memberikan pendidikan dan sosialisasi adalah sangat berperan dalam menentukan “buah” seperti apa yang akan dihasilkan seorang anak (Setiyani, 2013 melalui http://lib.unnes.ac.id). dan individu untuk mendapatkan kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan secara keseluruhan beserta isu-isu yang menyertainya, pertanyaan, dan permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan dan pembangunan. 3) Di bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk memperoleh serangkaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan dan motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan lingkungan. perlindungan 140 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016 4) Di bidang keterampilan: membantu individu, sesuai dengan petunjuk yang diarahkan dari kelompok dan masyarakat untuk mendapatkan Greenpeace Pusat, dan isu-isu lingkungan yang ketrampilan megidentifikasi, ada di Yogyakarta. Didalam Greenpeace Regional mengantisipasi, mencegah, dan memecahkan Yogyakarta anggota yang bergabung disebut permasalahan lingkungan. dengan volunteer atau relawan. Penerimaan untuk relawan baru Greenpeace Regional Yogyakarta 5) Di bidang partisipasi: memberikan kesempatan dilakukan pada bulan April dan September. dan motivasi terhadap individu, kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan Ada 4 fokus kampanye Greenpeace di Indonesia, yaitu hutan, laut, iklim dan energi, dan toxic. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Organisasi-organisasi dicirikan oleh perilaku yang diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Mereka mengupayakan pencapian tujuantujuan dan sasaran-sasaran, yang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan lebih Greenpeace rangkaian dengan regional dari Yogyakarta merupakan kampanye-kampanye bentuk acara yang tersebut berbeda-beda. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut : efesien. Greenpeace adalah organisasi kampanye global berbentuk Masyarakat mengubah suatu (LSM) sikap Lembaga yang bertindak perilaku, mengkonservasi melindungi lingkungan memperomosikan Swadaya dan perdamaian. untuk 1) Moratorium Hutan dan Moratorium deforestasi adalah juga mekanisme untuk menahan kehancuran Greenpeace hutan, sementara itu moratorium juga memiliki komitmen untuk perubahan iklim berkampanye mengentikan menyediakan waktu dan ruang yang untuk dibutuhkan untuk membangun jaringan dari melindungi hutan yang tersisa diseluruh penjuru area yang dilindungi dan area yang dunia, serta tumbuhan, satwa dan masyarakat memang didedikasikan untuk pengelolaan yang bergantung padanya. Kegiatan Greenpeace hutan yang bertanggung jawab secara sosial ini dan dan lingkungan. Hutan yang digunakan dan produk-produk dikelola oleh masyarakat dapat menjadi ialah dan a. Kampanye Hutan menginvestigasi, mengkonfrontasi mengekspos perdagangan yang menyebabkan pengerusakan hutan dan jaring pengaman melalui proses perubaan iklim. penggunaan lahan secara partisipatif yang memastikan penghargaan kepada hak hak Di Yogyakarta, Greenpeace sudah ada sejak tahun 2012. Fokus dari Greenpeace Regional Yogyakarta ialah pada edukasi bagi masyarakat adat dan komunitas yang bergantung kepada hutan. 2) Protect Paradise anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dengan lingkungan mengenalkan pentingnya sejak Untuk dini. peduli kegiatan Greenpeace Regional Yogyakarta, dilaksanakan Mendesak Protect & Gamble (P&G) untuk membersihkan pasokan bahan bakunya dari pengrusakan hutan Indonesia. Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 141 3) Greenpeace berkampanye memperjuangkan dan berkampanye untuk lautan kita. Pada saat penggunaan produk-produk kelapa sawit kampanye laut ini diluncurkan Greenpeace yang tidak mendorong sebuah inisiatif. Visi Kelautan menghancurkan hutan tropis yang menjadi 2025 yang berisi tentang aksi prioritas menuju habitat harimau Sumatera, dan menekan laut Indonesia yang sehat dan terjaga, dan resiko tahun ramah lingkungan, kepunahan bagi satwa-satwa lalu Greenpeace bekerja untuk dilindungi di Indonesia. Target utama bagi mendorong Visi Kelautan ini sebagai sebuah kampanye ini, adalah menekan angka platform untuk membangun sebuah peta jalan kehilangan hutan tropis dunia, termasuk pemulihan laut kita. Bersama Kementerian Indonesia produk Kelautan dan Perikanan (KKP) dan mitra konsumsi yang mengandung bahan tidak masyarakat sipil lainnya, Greenpeace aktif ramah lingkungan, seperti kelapa sawit dan berpartisipasi mendukung adanya rencana lainnya. pengelolaan perikanan tuna di Indonesia. melalui berbagai Global Day Action 1) Bersih Pantai Kegiatan kampanye bertajuk “Global Day Action” merupakan membersihkan pantai dari pantai-pantai yang kegiatan sampah, terutama puncak dari rangkaian kegiatan Protect biasanya ramai Paradise yang wisatawan. Dari hasil operasi pembersihan di ini, sampah plastik (non-organik) adalah Yogyakarta ini bertempat di Monumen yang paling banyak ditemukan di tepian Jogja pantai. diikuti Of Kegiatan sebelumnya. oleh berbagai Kembali mengajak Kegiatan komunitas (Monjali). masyarakat Greenpeace Berbagai oleh bungkus para kemasan remaja makanan, minuman dan sejenisnya tersebar khususnya untuk bersuara menyelamatkan di sepanjang pantai. Kegiatan bersih-bersih hutan yang tempat harimau dan dikunjungi Sumatera dari Greenpeace lakukan bertujuan ancaman perusahaan perusak hutan, yaitu membantu mengurangi banyaknya sampah Protect & Gamble (P&G). Tujuan dari yang belum tertanggulangi di Pantai. Aksi kampanye Bersih Sungai/Laut di Hari Peduli Sampah ini ialah untuk menekan perusahaan shampoo terkenal yaitu Protect & Gamble (P&G) agar berkomitmen untuk menggunakan minyak kelapa sawit bersih Nasional. c. Kampanye Iklim dan Energi 1) Solarizing Borobudur dalam produk yang mereka hasilkan. Greenpeace meresmikan pemasangan b. Kampanye Laut 10 instalasi penerangan tenaga surya untuk Sejak diluncurkan pada tahun 2013, menyinari Candi Borobudur di Magelang, Kampanye Laut Greenpeace di Indonesia telah Jawa berhasil membangun jaringan Pembela Lautan Borobudur ini adalah inisiatif Greenpeace (Ocean Defender). Jaringan relawan ini secara bekerjasama dengan Balai Konservasi Candi aktif telah menjalankan kegiatan berupa riset, Borobudur, untuk mendorong pemerintah melakukan bearing agar witness (menjadi saksi) Tengah, segera Indonesia. Solarizing mengembangkan energi 142 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016 terbarukan untuk memenuhi kebutuhan menggunakan energi matahari untuk energi masa depan Indonesia yang kaya powerbank, bagaimana menggunakan tinta dengan potensi tenaga surya dan angin, nabati dalam membuat kerajinan batik, sekaligus mengurangi ketergantungan kepada “penangkaran” penyu, dan banyak lagi, serta bahan bakar fosil seperti batubara. mempromosikan Pantai Baru sebagai bagian 2) Tolak PLTU Batang dari wilayah Indonesia yang telah berhasil Greenpeace menolak rencana dalam memenuhi kebutuhan energinya secara pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga mandiri. Masyarakat yang datang melihat Uap (PLTU) Batubara di Batang, Jawa secara langsung teknologi energi terbarukan Tengah. dan belajar bersama teknisinya di Pantai Penolakan tersebut diwujudkan dalam bentuk aksi di Lembah UGM, Minggu Baru (28/9). Mereka membawa hasil bumi yang mendapatkan sudah diolah dan dibawa langsung dari bagaimana menjaga lingkungan, mengolah Batang. Selain membawa hasil bumi dari lingkungan laut, seperti udang, kerang, dan cumi-cumi. meningkatkan ekonomi dan taraf hidup Greenpeace juga membawa hasil bumi dari masyarakat. Selain acara edukatif juga ada pertanian yang sudah diolah, antara lain nasi, acara hiburan musik akustik dari beberapa lauk, musisi lokal Yogyakarta. hingga buah-buahan. Hasil bumi (wind turbine PV), pengetahuan menjadi tersebut diberikan secara gratis kepada d. Kampanye Toxic pengunjung Sunday Morning, Lembah UGM Hari Air Sedunia dengan syarat ikut menandatangai petisi dan lebih juga tambahan baik dalam Dalam memperingati hari air sedunia, dukungan penolakan pembangunan PLTU aktivis Batang.. Greenpeace juga berkolaborasi membentangkan spanduk berukuran besar dengan komunitas Mural Yogyakarta dengan bertuliskan "Fashion Indah Tidak Merusak membuat mural pada papan bergambarkan Air" di aliran sungai Code yang berada di sisi bagaimana selatan industri kotor batubara menghancurkan kehidupan warga Batang. Greenpeace jembatan Yogyakarta Sayidan, Minggu (22/3/2015). Kegiatan tersebut ditujukan untuk menyerukan pentingnya industri fashion global 3) Buru Baru Festival Greenpeace beroperasi bekerjasama dengan Pemerintah Daerah kab. Bantul mengangkat lokasi Pantai Baru sebagai lokasi yang mendukung kegiatan “Buru Baru Festival” tanggal 26-27 September 2015. Buru Baru Festival adalah kegiatan Greenpeace yang bertemakan workshop atau kegiatan yang mengangkat lingkungan seperti mengubah sampah menjadi produk kreatif, bagaimana secara bersih dan ramah lingkungan. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, Greenpeace regional Yogyakarta juga melakukan beberapa kegiatan pendukung lain, diantaranya: a. Visit School Pada tahun 2013 Greenpeace Indonesia regional Yogyakarta telah memprogramkan mengenai kegiatan Visit School. Kegiatan Visit School merupakan kunjungan ke sekolah- Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 143 sekolah yang berada di Yogyakarta. Sabtu malam, (18/10/14) bertempat di Memberikan pendidikan lingkungan adalah Pendopo Jogja Nasional Museum, Yogyakarta. program yang tepat untuk dilakukan saat ini, Greenpeace Yogyakarta mengadakan kegiatan dikarenakan kerusakan-kerusakan yang ada pemutaran film bertemakan isu lingkungan sekarang ada adalah sebab akibat perbuatan yang sedang terjadi di Indonesia. Ada lima manusia yang dulunya tidak mendapatkan film yang diputar, yakni Riak Asa Ciliwung, pendidikan tentang arti pentingnya sebuah Save Bangka Island, Food Not Coal, Lentera lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup dan Sui Utik dan Wajah Generasi 13. Selain konservasi harus segera dikenalkan sedini pemutaran film, ada juga tarian daerah, mungkin secara luas, baik formal maupun pembacaan puisi dan penampilan musik dari informal. Tujuan kegiatan Visit School ini musisi adalah untuk mewujudkan kesadaran dan peka Kampungan. Ada juga papan mural yang terhadap lingkungan, memiliki pemahaman berada di halaman pendopo Jogja Nasional dasar mengenai lingkungan, menumbuhkan Museum.“Batang Ora Didol”, “Food Not perasaan peduli lingkungan, dan berpartisipasi Coal”, “PLTU Jahat”, “Batu bara bukan dalam perbaikan dan perlindungan lingkungan. solusi”. Pesan kampanye ini tertulis di papan b. Earth Camp lokal Yogyakarta, Dendang mural karya seniman Yogyakarta. Mereka Perkumpulan rutin aktivis Greenpeace tergabung dalam mural guyub rukun. Pesan dari seluruh daerah di Indonesia setiap ini tahunnya dalam rangka memperingati hari terhadap petani dan nelayan di Batang, Jawa bumi, pada tanggal 22 April. Tengah yang terancam hilang lahan dan rusak c. 100% Indonesia Kampanye dibuat sebagai dukungan Greenpeace ekosistem laut karena rencana pembangunan 100% Indonesia adalah PLTU Batang. kampanye unik yang kita jalankan sepanjang e. Basic Training paruh kedua tahun 2014. Tahun lalu, seluruh Kegiatan ini bertujuan mengenalkan perhatian bangsa ini terpusat pada satu hal organisasi Greenpeace kepada para relawan. yaitu Pemilihan Umum Presiden (Pilpres). Kegiatan ini dilaksanakan setelah penerimaan Pada anggota baru setiap 6 bulan sekali. saat itu pula kita menggunakan momentum tersebut untuk memajukan isu-isu f. Training Social Media lingkungan hidup yang urjen ke dalam perdebatan politik Pilpres. Kegiatan ini merupakan pelatihan tentang Kampanye jenis-jenis media sosial yang digunakan oleh lingkungan pada saat kampanye ini berhasil Greenpeace, serta pelatihan tentang kreatifitas mencuri perhatian publik, dan untuk pertama didalam penggunaan sosial media. kalinya dalam sejarah Pilpres lingkungan masuk dalam isu yang diperdebatkan disamping isu-isu ekonomi dan politik. d. Movie Screening “Silent Of Heroes” Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif karena peneliti ingin mendeskripsikan pembentukan 144 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016 karakter peduli lingkungan dalam organisasi Penyajian data dalam penelitian kualitatif fapat Greenpeace Indonesia Regional Yogyakarta. dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, Waktu dan Tempat Penelitian hubungan antar kategori, flowchart, dan Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan lainnya. Fungsi dari display data untuk Februari sampai dengan bulan Maret 2016. Dalam memudahkan dalam memahami apa yang penelitian ini tempat yang akan dijadikan tempat terjadi, dan dapat merencakanan kegiatan penelitian selanjutnya dengan berdasarkan pemahaman adalah organisasi Greenpeace tersebut Indonesia Regional Yogyakarta. (Sugiyono, 2010: 341). Setelah melalui tahap reduksi, kemudian data kedalam Subjek dan Objek Penelitian bentuk yang lebih sederhana dan mudah dapat Subjek dalam penelitian ini adalah relawan dalam bentuk uraian, bagan, dan tabel secara Greenpeace Indonesia Regional Yogyakarta. jelas dan sesuai dengan fokus penelitian. Sedangkan objek ini adalah Dengan hal tersebut dapat mempermudah pembentukan karakter peduli lingkungan di dalam peneliti untuk memahami apa yang sedang organisasi penelitian Greenpeace Indonesia Regional terjadi dan dapat memberikan petunjuk untuk Yogyakarta. melakukan rencana selanjutnya. Dalam tahap Instrumen Penelitian ini dapat di uraikan agar dapat mempermudah Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti menggunakan tiga bentuk instrumen yakni pedoman observasi, peneliti untuk menarik kesimpulan dan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. 3. Verifikasi (Conclusion Drawing) Verifikasi merupakan tahap untuk penarikan kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif pedoman wawancara,dan dokumentasi. kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal Teknik Analisis Data merupakan 1. Reduksi Data (Data Reduction) sementara dan kemudian akan berubah apabila kesimpulan yang bersifat Reduksi atau dalam arti kata lain adalah ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk tahap merangkum hal-hal pokok, memfokuskan pada penarikan kesimpulan berikutnya. Akan tetapi, hal-hal penting, mencari tema atau pola serta apabila kesimpulan yang diuraikan pada tahap membuang dianggap awal merupakan kesimpulan yang kuat dan Dengan didukung dengan bukti-bukti yang valid dan hal-hal penting (Sugiyono, yang tidak 2010: 338). demikian data yang akan diperoleh peneliti konsisten selama kembali pengumpulan data di lapangan, maka penelitian didapatkan selama berlangsung, proses yang observasi, kesimpulan pada saat tersebut peneliti melakukan bersifat kredibel wawancara dan dokumen akan di pilah (Sugiyono, 2010: 345). Analisis data pada beberapa hal yang penting dan pokok agar tahap terakhir yakni verifikasi data, merupakan sesuai dengan fokus penelitian dan tujuan dari kegiatan untuk menarik kesimpulan dan untuk penelitian ini. menjawab rumusan masalah dalam penelitian. 2. Penyajian Data (Data Display) Verifikasi data dapat berguna sebagai Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 145 pengumpulan bukti-bukti selama pengumpulan dengan sikap dan tindakan berusaha mencegah data yang dapat digunakan untuk menjawab kerusakan lingkungan serta berperan aktif pertanyaan serta pembuktian kesimpulan pada dalam upaya penyelamatan lingkungan. tahap awal. 2. Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan dalam HASIL PENELITIAN DAN Greenpeace Greenpeace Karakter Regional Yogyakarta PEMBAHASAN 1. Nilai-nilai Organisasi dalam Organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta melakukan beberapa pembentukan Pendidikan karakter saat ini menjadi hal regional Yogyakarta kegiatan kepedulian terkait lingkungan. Kegiatan-kegiatan yang diikuti para relawan yang tidak asing bagi seluruh masyarakat, Greenpeace regional Yogyakarta diantaranya tidak terkecuali bagi para relawan Greenpeace adalah kampanye-kampanye isu lingkungan regional hasil seperti Visit School, Earth Camp, Movie penelitian menurut pendapat beberapa relawan, Screening, Basic Training, Training Social Yogyakarta. Berdasarkan pendidikan karakter adalah usaha sadar yang Media, Moratorium Hutan, Protect Paradise, diberikan kepada seseorang sejak dini untuk Global Day Action, Bersih Pantai, Hari Peduli membentuk karakter yang sesuai dengan Sampah Nasional, Solarizing Borobudur,Tolak tujuan hidup. Pendidikan karakter memuat nilai-nilai yang dijadikan landasan untuk PLTU Batang, Buru Baru Festival, Hari Air Sedunia. mendidik karakter seseorang. Nilai-nilai yang Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan terkandung dalam pendidikan karakter adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk religius, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja menumbuhkan rasa peduli lingkungan pada keras, kreatifitas, mandiri, demokratis, rasa diri para relawan dan juga masyarakat luas ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah pada umumnya. Selain menumbuhkan rasa air, peduli lingkungan pada masyarakat, kegiatan- menghargai prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, kegiatan peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung menumbuhkan rasa peduli lingkungan pada jawab. diri para relawan sendiri. Berbagai kegiatan Nilai karakter peduli lingkungan berupa yang tersebut juga dilaksanakan relawan bertujuan mampu sikap dan tindakan yang selalu berupaya menumbuhkan rasa peduli lingkungan pada mencegah kerusakan pada lingkungan alam diri relawan. Mulai banyak masyarakat yang sekitarnya, selain itu mengembangkan upaya- berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut upaya untuk memperbaiki kerusakan alam serta meningkatnya pemahaman masyarakat yang sudah terjadi (Asmani 2012:40). Nilai terhadap peduli lingkungan adalah salah satu nilai yang lingkungan. terkandung dalam pendidikan karakter. Dari isu-isu hasil atau masalah pelaksanaan tentang kegiatan- Artinya seseorang yang memiliki kepedulian kegiatan di Greenpeace dan hasil wawancara akan yang sudah dilakukan, dalam diri para relawan lingkungan harus mewujudkannya 146 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016 mulai tumbuh rasa kepedulian terhadap lingkungan. Rasa peduli lingkungan tersebut diwujudkan dalam perilaku keseharian mereka. Beberapa kegiatan menumbuhkan rasa yang mampu kepedulian terhadap lingkungan dan diwujudkan dalam perilaku keseharian relawan adalah membuang sampah masyarakat, dan dicerminkan juga melalui sikap dan perbuatan. 3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan dalam Organisasi Greenpeace Regional Yogyakarta Yogyakarta merupakan kota yang pada tempatnya, selalu membawa botol minum strategis bagi Greenpeace dalam melakukan (tumbler) sendiri dari rumah, meminimalisir aksi kampanye lingkungan. Faktor pendukung penggunaan kantong plastik dengan cara eksternal membawa tas belanjaan sendiri, serta aktif kegiatan di organisasi Greenpeace regional dalam Yogyakarta adalah banyaknya remaja dari berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan. Greenpeace dalam melaksanakan kegiatan- seluruh Indonesia yang menempuh pendidikan Yogyakarta tingkat tinggi di Yogyakarta. Remaja berperan memiliki tujuan menumbuhkan rasa peduli penting dalam mendukung setiap kegiatan lingkungan tidak hanya bagi para relawannya yang di lakukan oleh Greenpeace, karena saja, tetapi juga kepada masyarakat luas. remaja memiliki semangat kerja sama yang Beberapa relawan memberikan pernyataan tinggi dalam melakukan kegiatan. mengenai cara menumbuhkan rasa peduli Selain itu, faktor-faktor lingkungan regional pada masyarakat, pendukung diantaranya internalnya adalah adanya SOP yang jelas dari adalah memberikan sosialisasi atau wawasan Greenpeace Jakarta membuat kegiatan yang tentang lingkungan dan mengajak masyarakat dilakukan cukup terstruktur, sehingga tujuan untuk melakukan aksi nyata dalam usaha dari kegiatan yang dilakukan jelas dan penyelamatan selain memiliki dasar yang cukup kuat. Dukungan masyarakat mendapatkan pengetahuan, tetapi lain dalam bentuk dana, fasilitas, dan ilmu juga yang diberikan cukup memadai sehingga lingkungan. mendapatkan Jadi, praktek langsung di lapangan. kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan Kepedulian lingkungan diharapkan tidak hanya ada pada masyarakat, namun juga para remaja, hal ini Dukungan dari relawan sendiri juga lingkungan menjadi faktor pendukung yang cukup penting. merupakan tanggungjawab bersama. Harapan Karena kebersamaan, kerjasama, totalitas, serta para relawan terkait kepedulian lingkungan di komitmen para relawan turut mendukung kalangan remaja adalah terciptanya remaja berjalannya yang Greenpeace Yogyakarta. memilki dikarenakan lancar dan tepat sasaran. rasa peduli lingkungan, memiliki sikap kritis, bisa menjadi inspirasi untuk membangun gerakan-gerakan kepedulian lingkungan dikalangan remaja dan Faktor kegiatan penghambat kegiatan-kegiatan dan kampanye internal Greenpeace dalam diantaranya adalah saat ini yang paling besar ketika mahasiswa sedang menempuh ujian atau Pembentukan Karakter Peduli… (Pandu Faningsyah Putra) 147 musim liburan, karena saat ini kegiatan dalam cinta berkampanye banyak dibantu oleh mahasiswa disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, cinta dan akan menjadi kendala saat mereka tanah air, peduli sosial, dan tanggung memasuki musim ujian dan liburan, karena jawab. mereka akan fokus dalam ujian mereka atau kembali ke kota asal mereka saat liburan, sehingga kegiatan-kegiatan dalam kampanye maupun aksi langsung akan tertunda ataupun berhenti untuk beberapa waktu. Selain waktu ujian dan musim libur, banyaknya kegiatan diluar Greenpeace yang diikuti oleh volunteer menjadi faktor penghambat juga, karena terkadang relawan harus membagi waktu dengan kegiatan lain. Hal ini menjadikan berkurangnya sumber daya manusia (SDM) pada saat akan melaksanakan suatu kegiatan. Selain itu, komunikasi juga menjadi salah satu faktor penghambat relawan kegiatan, dikarenakan regional Yogyakarta Greenpeace berlatar belakang dari daerah yang berbedabeda. Sementara itu faktor penghambat eksternal dalam kegiatan-kegiatan Greenpeace diantaranya adalah masyarakat awam tidak begitu antusias terhadap kampanye yang dilakukan. Kurangnya antusiasme masyarakat awam tersebut menyebabkan informasi tidak tersampaikan secara efektif, walaupun hal tersebut tidak selalu terjadi pada setiap aksi kampanye Greenpeace yang dilakukan. damai, 2. Pembentukan dalam kreatif, karakter organisasi Yogyakarta jujur, peduli toleransi, lingkungan Greenpeace dilakukan Regional selama relawan mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan oleh organisasi, kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya kampanye isu lingkungan seperti Visit School, Earth Camp, Movie Screening, Basic Training, Training Social Media, Moratorium Hutan, Protect Paradise, Global Day Action, Bersih Pantai, Hari Peduli Sampah Nasional, Solarizing Borobudur,Tolak PLTU Batang, Buru Baru Festival, dan Hari Air Sedunia. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut, relawan diberikan pengetahuan aksi/kegiatan yang akan Aksi/kegiatan serta dilaksanakan tersebut mengenai dilaksanakan. pengetahuan akan yang membentuk karakter peduli lingkungan di dalam diri relawan. 3. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembentukan lingkungan Regional dalam karakter organisasi Yogyakarta antara peduli Greenpeace lain, faktor pendukungnya adalah banyaknya remaja dari seluruh Indonesia yang menempuh pendidikan SIMPULAN DAN SARAN tingkat tinggi di Yogyakarta; adanya SOP yang Simpulan jelas dari Greenpeace Jakarta; adanya dana, Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan terkait dengan penelitian, yaitu: 1. Nilai-nilai karakter dalam kegiatan yang dilakukan oleh Yogyakarta meliputi Greenpeace regional peduli lingkungan, fasilitas, dan ilmu yang diberikan cukup memadai; dan kebersamaan, kerjasama, totalitas, serta komitmen para relawan turut mendukung berjalannya kegiatan dan kampanye Greenpeace Yogyakarta. Sementara itu, faktor penghambatnya adalah waktu ujian 148 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 2 Vol. V Tahun 2016 atau musim liburan, banyaknya kegiatan diluar Greenpeace, berkurangnya sumber daya manusia (SDM), dan juga komunikasi karena berlatar belakang dari daerah yang berbedabeda. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan temuan yang dihasilkan, maka penulis menyatakan beberapa hal sebagai berikut dengan harapan dapat memberi manfaat dan Budiman Chandra. (2005). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Doni Koesoema A. (2010). PENDIDIKAN KARAKTER Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: PT Grasindo. Lexy J. Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nina Setiyani. (2013). PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM “GREEN ENVIRONMENT” DI SMP ALAM AR-RIDHO KOTA SEMARANG. Diakses melalui http://lib.unnes.ac.id pada tangga 13 Januari 2016 pukul 15:37. menjadi masukan bagi organisasi Greenpeace regional Yogyakarta. 1. Bagi Organisasi Greenpeace regional Yogyakarta Agar senantiasa mempertahankan dan mengembangkan nilai karakter peduli lingkungan pada diri relawan, sehingga selalu melahirkan generasi yang memiliki perilaku peduli dan ramah lingkungan. Selain itu, perlu adanya sinergi dan kerjasama dari semua relawan organisasi Greenpeace untuk terus berupaya menjaga dan melindungi bumi dari berbagai macam bentuk perusakan lingkungan. 2. Bagi Remaja Masa Kini Remaja seharusnya bisa lebih Oci Melisa. (2011). Model Pendidikan Karakter di Islamic Full Day School.Jurnal. Diakses dari (http://jurnal.upi.edu/file/06_Model_ Pendidikan_Karakter_Oci_Melisa.pdf. Pada tanggal 20 April. Pukul 11.00. Pupuh Fathurrohman, dkk. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. bandung: Refika Aditama Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Thomas Lickona. (1991). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam books. bertanggung jawab dan memegang teguh prinsip keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya remaja peduli, menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan, demi kelangsungan kehidupan di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’ruf. 2012. Buku Panduan Internalisasi pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press ________. 2013. Pengertian dan Tujuan Organisasi Greenpeace. Diakses dari http://www.greenpeace.org/seasia/i d/about/annualreports/2013/. Pada tanggal 15 Juni. Pukul 13.00.