indeks pembangunan manusia - Bappeda Wonosobo

advertisement
BADAN PUSAT
STATISTIK
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
2013
BPS KABUPATEN WONOSBO
Visi:
Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua
Nilai-nilai Inti BPS:
Profesional
Integritas
Amanah
Pelopor Data Statistik Terpercaya
Untuk Semua
A
PENDAHULUAN
11
Latar Belakang
 Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai
fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)
 Pengalaman pada dekade tersebut menunjukkan adanya tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi gagal memperbaiki taraf hidup
sebagian besar penduduknya.
 Pada tahun 1991 Bank Dunia menerbitkan laporannya yang menegaskan
bahwa “tantangan utama pembangunan....adalah memperbaiki kualitas
kehidupan”. (World Development Report)
 Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional
yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial,
sikap-sikap masyarakat, dan istitusi-institusi nasional.
 Konsep pembangunan manusia muncul untuk memperbaiki kelemahan
konsep pertumbuhan ekonomi karena selain memperhitungkan aspek
pendapatan juga memperhitungkan aspek kesehatan dan pendidikan.
22
Pembangunan Manusia
 Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya.
Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan
akhir dari pembangunan, bukan alat dari pembangunan.
 Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan
yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang,
sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (UNDP).
 Partisipasi dalam proses pembangunan
• Perumusan kebijakan: advokasi, isu prioritas: pro-poor
• Perencanaan: anggaran bidang sosial, tujuan dan sasaran yang
jelas dan terarah => input
• Implementasi: partisipasi dalam program => proses
• MONEV: dilihat manfaat dan dampak kebijakan
33
Pembangunan Manusia: Sebuah Paradigma
1
2
3
4
Produktivitas
Masyarakat harus dapat meningkatkan
produktivitas mereka dan berpartisipasi
secara penuh dalam proses memperoleh
penghasilan dan pekerjaan berupah. Oleh
karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah
salah satu bagian dari jenis pembangunan
manusia.
Berkelanjutan
Akses untuk memperoleh kesempatan
harus dipastikan tidak hanya untuk
generasi sekarang tapi juga generasi yang
akan datang. Segala bentuk pemodalan –
fisik, manusia, lingkungan hidup – harus
dilengkapi.
Sumber: Human Development Report
Pemerataan
Masyarakat harus punya akses untuk
memperoleh kesempatan yang adil.
Semua hambatan terhadap peluang
ekonomi dan politik harus dihapus agar
masyarakat dapat berpartisipasi di dalam
dan memperoleh manfaat dari
kesempatan-kesempatan ini.
Pemberdayaan
Pembangunan harus dilakukan oleh
masyarakat, dan bukan hanya untuk
mereka. Masyarakat harus berpartisipasi
penuh dalam mengambil keputusan dan
proses-proses yang memengaruhi
kehidupan mereka.
44
Definisi IPM
 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indikator penting untuk
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup
manusia (masyarakat/penduduk).
 IPM merupakan indeks daya saing karena bisa dibandingkan
antarwaktu dan antarwilayah.
 IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan dipublikasikan
secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report
(HDR) → tahun 2010 dan 2011 dilakukan penyempurnaan metodologi.
 Dipilih tiga aspek pembangunan manusia yang paling mendasar yaitu:
• Longevity (umur panjang dan sehat)
• Knowledge (pengetahuan)
• Decent living Standard (standard hidup layak)
55
Keterbatasan IPM
 Masih diperdebatkan sebagai indikator kinerja
pembangunan
• hanya meliputi 3 aspek
• apakah ketiga indikator tersebut sudah bisa mengambarkan
pembangunan manusia secara komprehensif?
• daya beli merupakan indikator input/proses bukan indikator
dampak
 Mengabaikan disparitas gender
66
KATEGORI IPM
 UNDP mengkategorikan dalam 3 tingkat.
– Kategori Rendah ( 0-49 )
– Kategori menengah
• Menengah Bawah ( 50-65)
• Menengah Atas (66-79)
– Kategori Tinggi (80-100)
77
KOMPONEN
Dimensi
Umur
Panjang
Indikator
Angka
harapan
hidup saat
lahir
Indeks Dimensi
IPM
Pengetahuan
Angka
melek huruf
(Lit)
Rata-rata
lama
sekolah
(MYS)
Kehidupan
layak
Paritas daya
beli (PPP)
Indeks
Harapan
Hidup
Indeks Pendidikan
Indeks
Pendapatan
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
88
KOMPONEN IPM
 ANGKA HARAPAN HIDUP (Eo)
– Angka ini merupakan gambaran rata-rata umur yang
mungkin dapat dicapai seorang bayi yang baru lahir.
– Metode yang digunakan adalah Metode Brass
berdasarkan dua data dasar yang diperoleh dari
Survei Sosial Ekonomi Nasional, yaitu rata-rata jumlah
anak yang lahir hidup dan rata-rata jumlah anak yang
masih hidup yang dilaporkan dari tiap kelompok
ibu-ibu umur 15-49 tahun
– Nilai minimal E0=25 maksimal=85
99
KOMPONEN IPM
 ANGKA HARAPAN HIDUP (Eo)
I (i , j ) =
[ X ( i , j ) − Min. X ( i , j ) ]
[ Max. X (i , j ) − Min. X ( i , j ) ]
I= Indeks
X= Angka Harapan hidup
Min.x= E0 minimal =25
Max.x=Eo maksimal =85
10
KOMPONEN IPM
 ANGKA HARAPAN HIDUP (Eo)
Angka Harapan Hidup Kabupaten Wonosobo
Tahun
(1)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber data: BPS
E0
(2)
69.00
69.20
69.49
69.74
69.98
70.23
70.48
70.58
Indek
(3)
0.733
0.737
0.742
0.746
0.750
0.754
0.758
0.760
11
KOMPONEN IPM
Angka Melek Huruf dan Rata-rata
Lama Sekolah
Dua indikator pendidikan yaitu angka melek
huruf dan rata-rata lama sekolah diharapkan
mencerminkan tingkat pengetahuan dan
keterampilan penduduk. Makin banyak
masyarakat yang melek huruf dan makin lama
mengikuti pendidikan sekolah diharapkan akan
makin meningkatkan kualitas masyarakat dalam
penguasaan pengetahuan maupun keterampilan
yang dimiliki
6
12
KOMPONEN IPM
Angka Melek Huruf dan Rata-rata
Lama Sekolah
IP= 2/3 x Indeks (lit)+1/3 indeks MYS
 IP=indeks Pendidikan
 Indeks (lit)=indeks Angka melek huruf
 Indeks MYS= indeks rata-rata lama sekolah
6
13
KOMPONEN IPM
INDEKS PENDIDIKAN KABUPATEN WONOSOBO
Indeks
Indeks
Indeks
Tahun
AMH
MYS
Pendidika
AMH
MYS
n
(1)
(2)
(4)
(3)
(5)
(6)
2006
88.90
0.89
6.00
0.40
0.73
2007
88.90
0.89
6.10
0.41
0.73
2008
88.91
0.89
6.11
0.41
0.73
2009
89.27
0.89
6.27
0.42
0.73
2010
90.47
0.90
6.27
0.42
0.74
2011
91.16
0.91
6.55
0.44
0.75
2012
91.43
0.91
6.56
0.44
0.76
2013
92.30
0.92
6.56
0.44
0.76
Sumber Data: BPS
6
14
KOMPONEN IPM
PARITAS DAYA BELI
PPP (Purchasing Power Parity)
 Komponen Paritas Daya Beli (Purchasing Power
Parity/PPP) memberikan gambaran tentang
kemampuan masyarakat dalam mengakses sumber
daya ekonomi dalam arti luas. Semakin
meningkatnya pendapatan seseorang diharapkan
paritas daya belinya makin meningkat pula
 Indeks PPP= ( PPP – 360 )
(732.72-300)
6
15
KOMPONEN IPM
INDEKS PPP KABUPATEN WONOSOBO
PPP
indeks
Tahun
(ribu)
PPP
(1)
(2)
2006
621.00
2007
628.70
2008
626.77
2009
629.26
2010
629.76
2011
630.26
2012
632.71
2013
635.33
Sumber Data: BPS
(3)
0.60
0.62
0.62
0.62
0.62
0.62
0.63
0.64
6
16
PENGHITUNGAN IPM
IPM=1/3(indek s X1 + Indeks X2+ Indeks
X3)x100
 Indeks X1=Indeks Harapan Hidup
 Indeks Harapan Hidup
 Indeks X2=Indeks Pendidikan
 Angka Melek huruf
 MYS
 Indeks X3= Indeks Pendapatan
 Paritas Daya Beli
6
17
PENGHITUNGAN IPM
INDEK PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN WONOSOBO
Tahun
Angka Harapan
Hidup
Angka Melek
Huruf
Rerata Lama
sekolah
PPP
IPM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2006.00
2007.00
2008.00
2009.00
2010.00
2011.00
2012.00
2013.00
69.00
69.20
69.49
69.74
69.98
70.23
70.48
70.58
88.90
88.90
88.91
89.27
90.47
91.16
91.43
92.30
6.00
6.10
6.11
6.27
6.27
6.55
6.56
6.56
621.00
628.70
626.77
629.26
629.76
630.26
632.71
635.33
68.75
69.53
69.55
70.08
70.52
71.06
71.45
71.90
Sumber data: BPS
6
18 IPM KABUPATEN WONOSOBO
Kode
Provinsi
(1)
(2)
Angka Harapan Hidup
Angka Melek Huruf
Rata-rata Lama
Sekolah
Pengeluaran per Kapita
Disesuaikan
(tahun)
(persen)
(tahun)
(ribu rupiah PPP)
IPM
Peringkat IPM
Reduksi
Shortfall
2012
2013
2012
2013
2012
2013
2012
2013
2012
2013
2012 2013 2012-2013
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
3300
JAWA TENGAH
71.71
71.97
90.45
91.71
7.39
7.43
643.53
646.44
73.36
74.05
15
16
2.56
3301
Cilacap
71.43
71.63
91.49
91.97
6.87
7.06
639.78
642.66
72.77
73.34
21
21
2.11
3302
Banyumas
69.83
70.23
94.24
94.77
7.79
7.80
641.78
645.54
73.33
73.96
17
16
2.37
3303
Purbalingga
70.68
71.08
93.52
93.78
7.23
7.23
638.41
641.63
72.97
73.49
19
20
1.96
3304
Banjarnegara
69.36
69.56
88.49
89.02
6.35
6.36
641.53
644.06
70.70
71.13
33
34
1.46
3305
Kebumen
69.43
69.73
91.54
91.78
6.93
6.93
641.78
644.00
71.86
72.25
24
26
1.38
3306
Purworejo
71.04
71.44
92.79
93.53
7.93
8.02
638.51
641.04
73.53
74.18
15
13
2.45
3307
Wonosobo
70.48
70.58
91.43
92.30
6.56
6.56
632.71
635.33
71.45
71.90
31
31
1.57
3308
Magelang
70.23
70.63
93.31
93.64
7.55
7.55
641.45
644.48
73.14
73.67
18
18
1.97
3309
Boyolali
70.49
70.71
87.97
88.12
7.43
7.46
634.86
637.53
71.50
71.88
28
32
1.35
3310
Klaten
71.84
72.16
89.93
90.01
8.31
8.33
649.49
652.61
74.46
74.91
10
11
1.76
3311
Sukoharjo
70.36
70.64
90.73
91.36
8.53
8.82
652.39
654.95
74.21
74.91
11
10
2.73
3312
Wonogiri
72.42
72.82
84.32
84.60
6.65
6.71
653.07
655.31
72.59
73.09
22
23
1.83
3313
Karanganyar
72.36
72.56
88.95
90.32
8.27
8.27
651.05
654.01
74.62
75.27
9
7
2.54
3314
Sragen
72.95
73.05
84.41
84.49
7.22
7.34
633.90
637.91
71.85
72.31
25
25
1.65
3315
Grobogan
70.05
70.45
90.94
91.78
6.83
6.86
638.68
640.93
71.77
72.37
26
24
2.13
3316
Blora
71.48
72.02
85.06
85.46
6.46
6.55
645.28
647.35
71.49
72.10
29
28
2.16
3317
Rembang
70.34
70.64
91.37
92.07
7.05
7.30
646.90
649.63
72.81
73.53
20
19
2.65
3318
Pati
72.95
73.05
87.61
89.56
7.01
7.04
652.22
655.69
73.81
74.58
12
12
2.97
3319
Kudus
69.73
69.83
93.74
94.16
8.49
8.49
642.02
645.15
73.69
74.09
13
15
1.49
3320
Jepara
71.13
71.23
93.29
94.26
7.58
7.70
639.89
642.98
73.54
74.13
14
14
2.25
3321
Demak
71.95
71.95
92.54
93.09
7.62
7.62
635.62
638.22
73.52
73.85
16
17
1.22
3322
Semarang
72.60
72.90
94.20
94.59
8.07
8.07
640.67
643.84
74.98
75.48
6
6
2.00
3323
Temanggung
72.77
72.87
95.97
95.99
7.10
7.10
640.56
643.28
74.74
75.00
7
9
1.05
3324
Kendal
69.10
69.42
89.77
90.23
7.11
7.19
642.55
645.34
71.48
72.03
30
29
1.94
3325
Batang
70.57
70.97
89.93
90.67
6.73
6.74
634.28
637.12
71.41
72.03
32
30
2.16
3326
Pekalongan
69.56
69.96
92.11
93.42
6.80
6.80
646.96
650.31
72.37
73.14
23
22
2.79
3327
Pemalang
68.12
68.52
90.80
91.09
6.54
6.56
641.52
645.35
70.66
71.26
34
33
2.04
3328
Tegal
69.38
69.58
90.64
91.03
6.62
6.62
646.19
649.84
71.74
72.22
27
27
1.70
3329
Brebes
68.26
68.36
86.69
87.68
6.07
6.07
640.06
642.84
69.37
69.85
35
35
1.59
3371
Kota Magelang
70.34
70.74
97.52
98.11
10.36
10.42
655.08
658.26
77.26
77.91
3
3
2.84
3372
Kota Surakarta
72.35
72.75
96.73
96.87
10.49
10.53
658.92
661.88
78.60
79.10
1
1
2.36
3373
Kota Salatiga
71.25
71.45
96.55
96.73
9.98
9.98
653.16
656.59
77.13
77.54
4
4
1.81
3374
Kota Semarang
72.24
72.44
96.98
97.72
10.30
10.37
652.80
655.84
77.98
78.54
2
2
2.54
3375
Kota Pekalongan
70.63
70.83
95.94
96.24
8.72
8.75
647.14
651.02
75.25
75.75
5
5
2.02
3376
Kota Tegal
69.12
69.42
94.91
94.93
8.30
8.33
656.99
659.71
74.63
75.02
8
8
1.56
6
19 IPM KABUPATEN WONOSOBO
Angka Harapan
Hidup
Angka Melek
Huruf
Rata-rata Lama
Sekolah
Pengeluaran
per Kapita
Disesuaikan
(tahun)
(ribu rupiah
PPP)
Reduks
Peringka
i
t IPM Shortfa
ll
IPM
Kode
(1)
3300
3303
3304
3305
3306
Provinsi
(2)
JAWA TENGAH
Purbalingga
Banjarnegara
Kebumen
Purworejo
330
7 Wonosobo
3308
3323
3325
3326
3327
Magelang
Temanggung
Batang
Pekalongan
Pemalang
(tahun)
(persen)
2013
2012
2013
2012
2013
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
71.71
70.68
69.36
69.43
71.04
71.97
71.08
69.56
69.73
71.44
90.45
93.52
88.49
91.54
92.79
91.71
93.78
89.02
91.78
93.53
7.39
7.23
6.35
6.93
7.93
7.43
7.23
6.36
6.93
8.02
646.44
641.63
644.06
644.00
641.04
73.36
72.97
70.70
71.86
73.53
74.05
73.49
71.13
72.25
74.18
15
19
33
24
15
16
20
34
26
13
2.56
1.96
1.46
1.38
2.45
70.48
70.58
91.43
92.30
6.56
6.56 632.71 635.33
71.45
71.90 31
31
1.57
70.23
72.77
70.57
69.56
68.12
70.63
72.87
70.97
69.96
68.52
93.31
95.97
89.93
92.11
90.80
93.64
95.99
90.67
93.42
91.09
7.55
7.10
6.73
6.80
6.54
7.55
7.10
6.74
6.80
6.56
73.14
74.74
71.41
72.37
70.66
73.67
75.00
72.03
73.14
71.26
18
9
30
22
33
1.97
1.05
2.16
2.79
2.04
Sumber Data:BPS
2012
(9)
643.53
638.41
641.53
641.78
638.51
641.45
640.56
634.28
646.96
641.52
2013
2012
2013
(10)
(11)
(12)
201 201 2012-2
2
3
013
(13) (14) (15)
2012
644.48
643.28
637.12
650.31
645.35
18
7
32
23
34
6
2 0 KECEPATAN PERUBAHAN IPM
Kecepatan Perubahan IPM
( Reduksi Short Fall)
Reduksi Shortfall adalah peningkatan nilai IPM dalam suatu
periode relatif terhadap jarak nilai IPM awal periode ke IPM
sasaran (IPM=100). Ukuran ini secara sederhana
menunjukan perbandingan antara capaian IPM yang telah
ditempuh dengan capaian yang harus ditempuh untuk
mencapai kondisi ideal (IPM=100).
6
21
KEMISKINAN
 Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs
approach).
 Konsep ini tidak hanya digunakan oleh BPS tetapi juga oleh
negara-negara lain seperti Armenia, Senegal, Pakistan,
Bangladesh, Vietnam, Sierra Leone, dan Gambia.
 Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi menurut
pendekatan ini, penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan (GK).
6
22
KEMISKINAN
 Konsep Garis Kemiskinan (GK)
 Dalam penghitungan kemiskinan dengan pendekatan
kebutuhan dasar (basic needs), Garis Kemiskinan (GK)
merupakan instrumen yang sangat penting. GK yang tidak
tepat akan menghasilkan pengukuran kemiskinan yang
menyesatkan. Pada dasarnya GK merupakan penjumlahan
dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan
dikategorikan sebagai penduduk miskin.
6
23
KEMISKINAN
 Konsep Garis Kemiskinan (GK)
 Dalam penghitungan kemiskinan dengan pendekatan
kebutuhan dasar (basic needs), Garis Kemiskinan (GK)
merupakan instrumen yang sangat penting. GK yang tidak
tepat akan menghasilkan pengukuran kemiskinan yang
menyesatkan. Pada dasarnya GK merupakan penjumlahan
dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan
dikategorikan sebagai penduduk miskin.
6
24
KEMISKINAN
• GK=GKM+GKNM
– GKM =Garis kemiskinan Makanan
– GKNM=Garis kemiskinan Non makanan
• Sumber data yang digunakan adalah SUSENAS modul
konsumsi.
GKM
• Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran
kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per
kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52
jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu,
sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan
lain-lain). Patokan ini mengacu pada hasil Widyakarya Pangan dan Gizi
1978
6
25
KEMISKINAN
GKNM
•
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) merupakan
penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari
komoditi-komoditi non-makanan terpilih yang meliputi
perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Pemilihan
jenis barang dan jasa non makanan mengalami
perkembangan dan penyempurnaan dari tahun ke tahun
disesuaikan dengan perubahan pola konsumsi penduduk.
Pada periode sebelum tahun 1993 terdiri dari 14 komoditi di
perkotaan dan 12 komoditi di pedesaan. Sejak tahun 1998
terdiri dari 27 sub kelompok (51 jenis komoditi) di perkotaan
dan 25 sub kelompok (47 jenis komoditi) di pedesaan.
6
26
KEMISKINAN
 Persentase Penduduk Miskin
 Angka ini diperoleh dengan membandingkan jumlah
penduduk dibawah garis kemiskinan terhadap jumlah
penduduk di tahun tertentu dikalikan 100%.
PM= Jumlah pdd dibawah GK
Jumlah Penduduk
X 100%
6
27
KEMISKINAN
Persentase Penduduk Miskin dan Garis
Kemiskinan
Tahun 2012- 2013
2012 (Sept)
Persentase
Kode
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
71
72
73
74
75
76
33
3301
3302
3303
3304
3305
3306
3307
3308
3309
3310
3311
3312
3313
3314
3315
3316
3317
3318
3319
3320
3321
3322
3323
3324
3325
3326
3327
3328
3329
3371
3372
3373
3374
3375
3376
2013 (Sept)
Garis
Persentase
Garis
Penduduk
Kemiskinan
Penduduk
Kemiskinan
Miskin
(Rp/Kap/bulan)
240,025
271,800
247,508
205,369
250,413
254,314
242,047
218,950
235,399
296,530
259,184
221,019
255,072
234,254
260,435
221,088
261,156
288,271
276,317
263,266
276,041
244,762
212,487
253,276
195,983
270,026
251,986
239,207
281,601
313,250
361,517
277,039
297,848
294,586
305,818
233,769
Miskin
(Rp/Kap/bulan)
256,615
295,742
265,262
221,056
267,763
273,481
258,522
235,430
247,845
315,566
279,400
235,728
275,865
247,495
278,786
237,850
284,160
314,609
299,097
285,287
299,773
263,352
229,548
275,016
208,671
293,039
271,861
258,366
307,238
350,554
403,121
302,884
328,271
322,313
333,553
261,881
Kabupaten/Kota
Kab. Cilacap
Kab. Banyumas
Kab. Purbalingga
Kab. Banjarnegara
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Wonosobo
Kab. Magelang
Kab. Boyolali
Kab. Klaten
Kab. Sukoharjo
Kab. Wonogiri
Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Grobogan
Kab. Blora
Kab. Rembang
Kab. P a t i
Kab. Kudus
Kab. Jepara
Kab. Demak
Kab. Semarang
Kab. Temanggung
Kab. Kendal
Kab. Batang
Kab. Pekalongan
Kab. Pemalang
Kab. Tegal
Kab. Brebes
Kota Magelang
Kota Surakarta
Kota Salatiga
Kota Semarang
Kota Pekalongan
Kota Tegal
JAWA TENGAH
15.92
19.44
21.19
18.87
22.40
16.32
22.50
13.97
13.88
16.71
10.15
14.67
14.07
16.72
16.13
15.10
21.88
13.61
8.63
9.38
16.73
9.40
12.32
13.17
12.40
13.85
19.27
10.75
21.12
10.31
12.00
7.11
5.13
9.47
10.04
14.98
15.24
18.44
20.53
18.71
21.32
15.44
22.08
13.96
13.27
15.60
9.87
14.02
13.58
15.93
14.87
14.64
20.97
12.94
8.62
9.23
15.72
8.51
12.42
12.68
11.96
13.51
19.27
10.58
20.82
9.80
11.74
6.40
5.25
8.26
8.84
14.44
TERIMA KASIH
Atas Perhatian Anda
Pelopor Data Statistik Terpercaya
Download