upaya peningkatan hasil belajar ipa materi menjelaskan perubahan

advertisement
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI MENJELASKAN
PERUBAHAN ENERGI BUNYI MELALUI PENGGUNAAN ALAT MUSIK DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE,
CONFIDENCE, SATISFACTION) PADA SISWA KELAS IV SDN I BALEREJO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Pada Program Studi PGSD
OLEH :
ARDINA PURWANDANI
NPM: 12.1.01.10.0008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UN PGRI KEDIRI
2016
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id
|| 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
MENJELASKAN PERUBAHAN ENERGI BUNYI MELALUI
PENGGUNAAN ALAT MUSIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE,
SATISFACTION) PADA SISWA KELAS IV SDN I BALEREJO
Ardina Purwandani
12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
[email protected]
Dr. Andri Pitoyo, M. Pd dan Muhamad Basori, S. Pd. I, M. Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi dilakukan oleh peneliti pada kelas IV SDN 1 Balerejo pada
waktu pembelajaran IPA didapatkan fakta bahwa pembelajaran yang dilakukan guru masih
berpusat pada guru dan masih menggunakan cara konvensional, sehingga siswa mengalami
kebosanan dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Dari nilai siswa pada materi energi panas
dan bunyi menunjukkan ketuntasan belajar secara klasikal hanya mencapai 41,6 %, sedangkan
SKM yang ditentukan adalah 70%. Untuk itu agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA perlu
diadakan perbaikan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan (1) penerapan model ARCS untuk
meningkatkan hasil belajar IPA, (2) aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model ARCS,
(3) hasil belajar siswa setelah diterapkan model ARCS. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif diskriptif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (classroom action research).
Jenis Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model kolaboratif partisipatoris.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu lembar observasi penyusunan RPP,
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran model ARCS, lembar observasi aktivitas siswa dan
soal tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran ARCS untuk
pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Balerejo dengan kompetensi dasar “menjelaskan
perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik” dapat dilaksanakan dengan efektif. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya perolehan nilai aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 56,8 dan
71,6 pada siklus II. Hasil belajar dari ketuntasan kelas 65,6% pada siklus I menjadi 90,3% pada
siklusII.
Kata Kunci
IPA, Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Model ARCS
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan bidang
mewujudkan
suasana
belajar
dan
yang sangat penting bagi kehidupan
poses pembelajaran agar peserta didik
manusia. Pendidikan pada dasarnya
secara aktif mengembangkan potensi
merupakan
dirinya
suatu
upaya
untuk
untuk
memiliki
memberikan pengetahuan, wawasan,
spiritual
keterampilan dan keahlian tertentu
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
kepada
guna
mulia,
serta
diperlukan
individu,
mengembangkan
kepribadian
dapat
bakat
mereka.
dimaknai
“Pendidikan
sebagai
agar menjadi dewasa yang mampu
hidup mandiri dan sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungan alam
sekitar dimana individu itu berada”
(Sagala, 2003: 3). Melalui proses
pendidikan, suatu bangsa berusaha
untuk mencapai kemajuan-kemajuan
dalam berbagai bidang kehidupannya,
baik dalam bidang ekonomi, sosial,
politik, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan dalam bidang-bidang kehidupan
budaya lainnya. Begitu pentingnya
pendidikan,
mengatur
negara
secara
pendidikan
ini
Indonesia
khusus
dengan
perihal
Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) No 20 tahun 2003. Makna
pendidikan
yang
tertuang
dalam
undang-undang tersebut adalah usaha
sadar
dan
terencana
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
untuk
serta
pengendalian
ketrampilan
dirinya,
yang
masyarakat,
bangsa dan negara.
proses
mengubah tingkah laku anak didik
keagamaan,
kekuatan
Untuk meningkatkan kualitas
pendidikan,
pemerintah
melakukan
juga
usaha-usaha
penyempurnaan
seperti
perubahan
kurikulum 1984 menjadi kurikulum
1994
(GBPP
Suplemen
1994),
kemudian diubah menjadi Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) 2004,
dan sekarang diubah lagi menjadi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006. Perubahan-perubahan
kurikulum yang dilakukan pemerintah
ini
disesuaikan
dengan
kondisi
pendidikan yang ada, seiring dengan
perubahan-perubahan
sosial
yang
terjadi di masyarakat baik regional
maupun global.
Berdasarkan tujuan yang luhur
dari
undang-undang
pendidikan
tersebut
masyarakat
dan
yang
dibuat
menuntut
yang
program
negara
terciptanya
gemar
belajar.
simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Belajar
berusaha
dapat
sebagai
internal dan eksternal siswa maka
berlatih
supaya
akan tampak pada aktivitas dan hasil
kepandaian.
belajar. Aktivitas dan hasil belajar ini
atau
mendapatkan
Dalam
dipahami
suatu
implementasinya,
belajar
adalah kegiatan individu memperoleh
pengetahuannya,
perilaku,
keterampilan dengan cara mengolah
bahan belajar. Menurut “Para ahli
psikologi memandang belajar sebagai
kelakuan yang berubah, pandangan ini
memisahkan pengertian yang tegas
antara
pengertian
proses
belajar
dengan kegiatan semata-mata bersifat
hafalan” (Sagala, 2003: 12).
Gagne (dalam Sagala, 2003: 17)
mengemukakan bahwa “belajar terjadi
apabila suatu situasi stimulus bersama
dengan
isi
ingatan
yang
mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya berubah dari
waktu sebelum mengalami situasi itu
ke waktu setelah ia mengalami situasi
tadi”. Gagne berkeyakinan bahwa
belajar dipengaruhi adanya faktor
dalam diri dan faktor dari luar diri
yang saling berinteraksi. Menurut
Gagne
belajar
terdiri
atas
tiga
komponen yang sangat penting yaitu
kondisi eksternal dimana terdapat
stimulus
dari
lingkungan
belajar,
kondisi internal yang menggambarkan
keadaan internal dan proses kognitif
siswa, dan hasil belajar. Dengan
adanya
interaksi
antara
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
kondisi
akan muncul pada pembelajaran, salah
satunya pembelajaran IPA.
Agustiana
(2013:
259)
mengemukakan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
(IPA)
merupakan suatu ilmu yang
mengandung cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis
untuk menguasai pengetahuan,
fakta-fakta,
konsep-konsep,
prinsip-prinsip,
proses
penemuan dan memiliki sikap
ilmiah.
Pembelajarannya
menekankan
pada
pengalaman
langsung
mengembangkan
siswa
agar
pemberian
untuk
kompetensi
menjelajahi
dan
memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Pembelajaran
dimaksudkan
dalam
IPA
ranah
pemahaman anak didik, sebagai
kemampuan
mengingat
untuk:
dan
(1)
mengulang
konsep, prinsip, dan prosedur,
(2) mengidetifikasi dan memilih
konsep, prinsip, dan prosedur,
dan (3) menerapkan konsep,
prinsip, dan prosedur.
Pembelajaran
IPA
di
SD
bertujuan:
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
(1) memahami konsep-
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha
konsep dan keterkaitan
Esa.
dengan kehidupan sehari-
menguasai konsep pelajaran yang
hari;
telah
(2)
memiliki
keterampilan
untuk
Kemampuan
diberikan
seorang
guru
siswa
di
dalam
sekolah
dipengaruhi
oleh
mengembangkan
kecerdasan,
pengetahuan dan gagasan
kualitas pendidikan yang diberikan,
tentang alam sekitar; (3)
termasuk pendidikan guru dan hal
mempunyai minat untuk
lainnya yang bersifat menunjang.
mengenal
dan
mempelajari benda-benda
serta
kejadian
di
model
oleh
pembelajaran,
Menurut Hasan dalam Agustiana
(2013: 257 ) bahwa:
lingkungan sekitar; (4)
Pembelajaran IPA di SD sesuai
bersikap
tekun,
ingin
tahu,
dengan tuntutan KTSP memiliki
terbuka,
kritis,
warna dan tagihan yang jauh
mawas diri, bertanggung
berbeda
jawab, bekerja sama dan
kurikulum sebelumnya. Warna
mandiri; (5) mengenal
dan
dan memupuk rasa cinta
adalah
terhadap
mampu
alam
sekitar
dengan
tagihan
kurikulum-
yang dimaksud
bahwa
guru
dituntut
memerankan
dirinya
menyadari
sebagai kreator dan fasilitator
kebesaran dan keagungan
pembelajaran yang kreatif bagi
Tuhan Yang Maha Esa.
kepentingan belajar siswa, serta
(Depdiknas, 2004: 4).
mampu
sehingga
sebagai
Dari tujuan pembelajaran IPA di
SD tersebut, tampak bahwa siswa
menjadikan
warga
negara
siswa
yang
bermutu, mandiri, cerdas, dan
mampu bermasyarakat.
diarahkan untuk menguasai konsepkonsep IPA dan saling keterkaitannya,
mampu menggunakan metode ilmiah
yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah IPTEK
dan lingkungannya serta menambah
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
Kenyataan di lapangan, tidak semua
siswa memiliki tingkat kecerdasan
yang sama. Hal ini salah satunya dapat
terbukti dari hasil tes yang dilakukan
terhadap siswa SDN 1 Balerejo kelas
simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
IV. Ketuntasan secara klasikal hanya
sebagian
mencapai 46,8 % sedangkan yang
mengerjakan
belum tuntas 53,1 %. Selain itu guru
selebihnya
juga
menggambar
jarang
menggunakan
pembelajaran
yang
model
mengutamakan
keterlibatan siswa
Ada permasalahan lain yang
ditimbulkan akibat guru tidak sering
menggunakan model yang variatif
diantaranya
akan
menimbulkan
pembelajaran di dalam kelas terkesan
monoton. Hal ini akan berdampak pula
pada motivasi siswa untuk mengikuti
pembelajaran karena siswa merasa
jenuh
dan
kegiatan
pembelajaran
menjadi kurang bergairah. Hari-hari
siswa hanya menjadi pendengar pasif,
tidak ada usaha yang melibatkan siswa
untuk
aktif
memecahkan
berdiskusi
masalah
mengkontruksi
dan
serta
sendiri
pengetahuannya melalui eksperimen
yang memberi pengalaman siswa.
Sehingga
aktivitas
menjadi
menurun
belajar
dan
akan
Permasalahan-permasalahan
tersebut juga terjadi pada siswa kelas
IV SDN I Balerejo, berdasarkan hasil
pengamatan peneliti aktivitas dan hasil
belajar IPA siswa kelas IV SDN I
Balerejo tergolong rendah. Aktivitas
belajar yang rendah terlihat dari hanya
yang
aktif
dari
guru,
siswa
yang
tugas
ada
atau
tulisnya,
mencoret-coret
ada
beranjak
dari
kemudian
berkeliling
siswa
tempat
yang
duduknya
menghampiri
temannya, ada pula yang bercanda dan
saling melempar kertas atau karet
penghapus. Sementara hasil belajar ini
dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata
kelas untuk mata pelajaran IPA yang
mayoritas rendah. Padahal, standar
ketuntasan
minimal
untuk
mata
pelajaran IPA di SDN I Balerejo
adalah 70. Oleh karena itu, aktivitas
belajar siswa perlu ditingkatkan agar
dapat mencapai hasil belajar yang
sesuai dengan standar ketuntasan. Jika
permasalahan
ini
tidak
segera
diselesaikan maka akan berdampak
pada ketidak tuntasan yang akan
berakibat siswa tidak naik kelas.
siswa
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
buku
siswa
Untuk menanggulangi masalah
tersebut
dibutuhkan
upaya
yang
segera
pembelajaran
diimplementasikan. Upaya tersebut
dapat
melalui
penggunaan
model
pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik
masalah.
Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini, guru
melakukan upaya untuk meningkatkan
hasil
belajar
IPA
pada
materi
simki.unpkediri.ac.id
|| 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
menjelaskan perubahan energi bunyi
menggunakan
melalui penggunaan alat musik pada
ARCS.
model
pembelajaran
siswa kelas IV SDN I Balerejo dengan
II.
METODE
Rancangan penelitian yang
ARCS
menggunakan
digunakan dalam penelitian ini
observasi.
dengan
digunakan
menggunakan
Instrumen
yaitu
teknik
yang
lembar
rancangan Penelitian Tindakan
observasi. Untuk memperoleh
Kelas. Model pelaksanaan PTK
data tentang hasil belajar siswa
ini menggunakan model guru
menggunakan teknik pemberian
sebagai peneliti dengan acuan
tes. Instrumen yang digunakan
model
berupa soal tes baik obyektif
siklus
PTK
yang
dikembangkan oleh Kemis dan
Taggart
yang
terdiri
atas:
planning-perencanaan,
&
acting
observing-tindakan
pengamatan,
maupun subyektif.
dan
reflecting-
Peran
peneliti
pada
penelitian ini sebagai guru kelas
IV.
Jadi
selain
menjadi
perencana,
pelaksana,
perefleksian, dan revise plan-
pengumpul data, penganalisis
perbaikan rencana.
data, penafsir data serta pelapor
Teknik pengumpulan data
hasil penelitian, peneliti juga
yang akan digunakan dalam
bertindak sebagai guru yang
penelitian
menerapkan
ini
terdiri
dari
model
observasi, tes dan dokumentasi.
pembelajaran
Untuk memperoleh data tentang
menyusun
penerapan model pembelajaran
pembelajaran,
ARCS
media
(attention, relevance,
confidence,
dan
ARCS
dengan
skenario
model
menyiapkan
sumber
belajar
satisfaction)
hingga melakukan penilaian.
menggunakan teknik observasi.
Dalam melakukan penelitian,
Instrumen
guru
yang
digunakan
berkolaborasi
dengan
yaitu lembar observasi. Untuk
teman sejawat (guru kelas IV
memperoleh
tentang
SDN 1 Balerejo Kecamatan
selama
Kauman
model
Tulungagung) yang bertugas
aktivitas
pembelajaran
data
siswa
dengan
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
Kabupaten
simki.unpkediri.ac.id
|| 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
sebagai
observer
kegiatan
pembelajaran.
Subyek penelitian adalah
pemaparan
data,
penyederhanaan
data,
pengelompokan
data
sesuai
siswa kelas IV SDN I Balerejo
fokus masalah, pemaknaan dan
Kecamatan Kauman Kabupaten
penyimpulan
Tulungagung
Sedangkan
data
2015/ 2016. Siswa kelas IV
dianalisis
secara
tersebut sebanyak 32 siswa
kuantitatif adalah data yang
terdiri dari 17 siswa laki-laki
terdapat pada lembar observasi
dan 15 siswa perempuan.
penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Data
yang
tahun
ajaran
terkumpul
akan
dianalisis secara deskriptif, baik
(RPP),
deskriptif
kualitatif maupun
pelaksanaan
deskriptif
kuantitatif.
lembar
kualitatif
berupa
Data
hasil
analisis.
yang
akan
deskriptif
lembar
observasi
pembelajaran,
observasi
aktivitas
catatan
siswa, serta data tentang hasil
observasi akan dianalisis secara
belajar (kognitif) berupa nilai
kualitatif
(score).
dengan
tahapan
III. HASIL DAN KESIMPULAN
Berdasarkan hasil data yang
siklus II ini yaitu mendapatkan
diperoleh maka dapat diketahui
persentase keberhasilan yaitu
bahwasannya dalam penelitian
92,22%. Dalam hal ini dapat
ini penerapan model ARCS
dikatakan bahwa guru telah
dapat diukur keberhasilannya
berhasil
dari
observasi
pembelajaran
penerapan model ARCS. Rata-
model ARCS.
rata
lembar
penerapan
model
menerapkan
sesuai
Penerapan
dengan
model
ARCS
pembelajaran ARCS ini pada
pada siklus I pencapaiannya
siklus I diperoleh 82,22% yang
belum maksimal, dikarenakan
termasuk dalam kategori sangat
masih
baik. Perolehan guru dalam
kurang
menerapkan
pembelajaran
LKS dan masih banyak siswa
sesuai dengan model ARCS ini
yang hanya melihat temannya
mengalami peningkatan pada
mengerjakan LKS. Sedangkan
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
banyak
siswa
memahami
yang
maksud
simki.unpkediri.ac.id
|| 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
dalam
siklus
II,
penerapan
pada siswa kelas IV SDN I
model ARCS didasarkan pada
Balerejo mampu meningkatkan
hasil refleksi dari siklus I,
aktivitas siswa dalam kegiatan
sehingga masalah-masalah yang
pembelajaran
terjadi pada siklus I telah
berlangsung.
diantisipasi,
sehingga
Untuk hasil belajar yang
ketercapaian model lebih baik
telah tercapai dalam 2 siklus ini
dibandingkan dengan siklus I.
yaitu pada siklus I ketuntasan
Sementara
aktivitas
dilihat
siswa
pengamatan
dari
belajar yang dicapai adalah
berdasarkan
65,6 % sementara pada siklus II
yang
telah
meningkat mencapai 90,6 %.
dilakukan dengan menerapkan
Perolehan
ini
sangat
indikator-indikator
memuaskan
bagi
peneliti
yang
sebelumnya ditentukan terlebih
karena mengalami peningkatan
dahulu, maka dapat dilihat pada
dari tiap tahapnya dan melebihi
siklus I rata-rata klasikal yang
target ketuntasan belajar yang
didapat
diharapkan
yaitu
56,8
yang
sebelumnya.
termasuk dalam kategori cukup.
Dengan
Aktivitas siswa meningkat pada
disimpulkan bahwa penerapan
siklus II yang mendapatkan
pembelajaran ARCS terhadap
rata-rata klasikal 71,6 yang
materi menjelaskan perubahan
termasuk kategori baik. Hal
energi
tersebut membuktikan bahwa
penggunaan alat musik mampu
penerapan
meningkatkan
model
ARCS
terhadap mata pelajaran IPA
IV.
yang
demikian
bunyi
hasil
dapat
melalui
belajar
siswa kelas IV SDN 1 Balerejo.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiana, & Agusti, T.A . 2013.
Arikunto
&
Suharsimi.
Konsep Dasar IPA Aspek Fisika
Penelitian
dan Kimia. Yogyakarta: Penerbit
Jakarta: Bumi
Ombak
Aksara. Departemen Pendidikan
Tindakan
2009.
Kelas.
Nasional.2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Sekolah Dasar
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
simki.unpkediri.ac.id
|| 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kelas IV Mata Pelajaran Sains.
Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta:
Jakarta: Puskur Balitbang.
Bumi Aksara
Dimyati & Mudjiono (Ed.). 2006.
Nasution,
Belajar
Pendidikan IPA di SD. Jakarta:
dan
Pembelajaran.
Noehi,
dkk.
2004.
Jakarta: Rineka Cipta.
UT.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan
Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Makna Pembelajaran. Bandung:
Aksara.
Alfabeta.
Hamoraon. 2009. Model ARCS
Sudjana,
Keller,
Dasar Poses Belajar Mengajar.
(Online),
Nana.
1989.
Dasar-
(http://ihashimi.aurasolution.com/
Bandung: Sinar Baru
model_motivasi_arcs.htm, Diakses
Suprijono,
15 April 2015).
Cooperative Learning Teori &
Kurikulum.
Tingkat
2006.
Satuan
Kurikulum
Pendidikan:
Depdiknas.
Kurnia,
Agus.
Aplikasi Paikem.
Trianto.
2007.
Pembelajaran
Inggridwati.
2006.
Teori
dan
Praktek.
Prestasi Pustaka.
Didik. Jakarta:_
Wena,
Kurikulum
2010.
Implementasi
Tingkat
Pendidikan Kemandirian
Ardina Purwandani | 12.1.01.10.0008
FKIP - PGSD
Satuan
Made.
Pembelajaran
Model
Terpadu
Perkembangan Belajar Peserta
Mulyasa.
2009.
2009.
dalam
Jakarta:
Strategi
Inovatif
Kontemporer. Jakarta: Bumi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
simki.unpkediri.ac.id
|| 9||
Download