TEORI BELAJAR (MODEL MOTIVASI ARCS KELLER) Disusun Oleh : Dina Yudiana (1503619035) Nadiatul Huliyah (1503619047) Dosen Pengampu : Dr. Asep Supena, M.Psi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2021 i Daftar Isi PEMBAHASAN .................................................................................................................. 1 1. Definisi Motivasi ARCS Keller ................................................................................ 1 2. Faktor yang mempengaruhi Motivasi ARCS Keller ................................................ 3 3. Langkah-langkah Model Pembelajaran ARCS ........................................................ 3 KESIMPULAN .................................................................................................................. 6 Glosarium ............................................................................................................................ 7 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8 i PEMBAHASAN 1. Definisi ARCS singkatan dari Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction. Atau dalam bahasa Indonesia perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan. Dengan kata lain model ARCS menurut Keller suatu pendekatan untuk pemecahan masalah dengan keadaan lingkungan yang mengutamakan pada perhatian peserta didik. Hal tsb. Memberi, mendorong dan mempertahankan motivasi belajar pada peserta didik. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan yang berasal dati teori Tolman (1932) dan Lewin (1938). a. Perhatian (Attention) Perhatian merupakan bentuk pengarahan yg membuat rasa ingin tahu peserta didik sehingga memberi rangsangan focus pada pencapaian rasa ingin tahu tersebut dalam proses pembelajaran. Perhatian juga bisa dimaksud sebagai sebua ketertarikan pada kegiatan pembelajaran. Menurut Keller (1987) strategi untuk mendorong dan mempertahankan perhatian siswa sebagai berikut: 1) Menggunakan metode penyampaian yang bervariasi seperti kelas, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah pendapat, demontrasi, studi kasus. 2) Menggunakan media bervariatif dan menarik dengan mencangkup pandang, audio, dan visual untuk melengkapi penyampaian materi pembelajaran. 3) Ada selang waktu untuk humor dalam proses pembelajaran. 4) Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas suatu konsep. 5) Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa. b. Relevansi (Relevance) Relevansi adalah sesuatu hal dimana materi pembelajaran berkaitan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Dengan adanya kesesuain tersebut dapat menimbulkan atau mempertahankan sebuah motivasi tentang materi yang dipelajari karena memenuhi apa yang ada pada dirinya. Menurut Suciati, Udin Syarifuddin Winatasyaputra (R. Angkowo dan A. Kosasi, 2007:40-41) menyatakan bahwa strategi untuk relevensi sebagai berikut: 1 1) Sampaikan kepada peserta didik apa yang diperoleh dan lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran ini. Dengan kata lain, pendidik harus menjelaskan tujuan intruksional. 2) Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai yang akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan. 3) Berikan contoh, latiha atau tes berhubungan dengan kondisi siswa. c. Confidence (Percaya Diri) Percaya diri adalah sebuah perasaan bahwa dirinya mampu, bisa, atau kompeten dalam suatu hal. Menurut Keller (1987) strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman siswa, misal dengan menyusun materi pembelajaran agar dengan mudah difahami, di urutkan dari materi yang mudah ke sukar. Dengan demikian, siswa merasa mengalami keberhasilan sejak awal proses pembelajaran. 2) Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru dengan sekaligus. 3) Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes pada awal pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan. 4) Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa sendiri. 5) Tumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap siswa telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut kelemahan siswa sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan. 6) Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini 2 d. Satisfaction (Kepuasan) Kepuasan adalah suatu perasaan yang memberikan rasa cukup akan apa yang dihasilkan, didapat, atau diperoleh. Hal ini mendorong motivasi peserta didik untuk semangat dalam pembelajaran. Menurut keller strategi untuk memberi rasa puas antara lain: 1) Mengucapkan “baik”, “bagus” dan seterusnya bila peserta didik menjawab /mengajukan pertanyaan. 2) Memuji dan memberi dorongan, dengan senyuman, anggukan dan pandangan yang simanatik atas partisipasi siswa. 3) Memberi tuntunan pada siswa agar dapat memberi jawaban yang benar. 4) Memberi pengarahan sederhana agar siswa memberi jawaban yang benar. 2. Factor Yang Mempengaruhi Motivasi Menurut pendapat ali imron dalam buku belajar dan pembelajaran (1996) mengemukakan ada enam unsur atau faktor yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran. Keenam faktor tersebut adalah : a. Cita-cita/aspirasi pembelajaran. b. Kemampuan pembelajaran. c. Kondisi pemelajar. d. Kondisi lingkungan pemelajar. e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran. f. Upaya guru dalam membelajarkan pemelajaran. 3. Langkah-langkah Model Pembelajaran ARCS Adapun langkah-langkah model pembelajaran ARCS adalah sebagai berikut: a. Mengingatkan kembali siswa pada konsep yang telah dipelajari Pada langkah ini, guru menarik perhatian siswa dengan cara mengulang kembali pelajaran atau materi yang telah dipelajari siswa dan mengaitkan materi tersebut dengan materi pelajaran yang akan disajikan. Dengan cara ini, siswa akan merasa tertarik serta termotivasi untuk memperoleh pengetahuan yang baru yaitu materi pelajaran yang akan disajikan. 3 b. Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran (R) Pada langkah ini, guru mendeskripsikan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan. Penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara yang bervariasi tapi masih tetap mengacu pada prinsip perbedaan individual siswa sehingga keseluruhan siswa dapat menangkap tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan serta dapat mengetahui hubungan atau keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa tersebut. c. Menyampaikan materi pelajaran (R) Pada langkah ini, guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas dan terperinci. Penyampaian materi ini dilakukan dengan cara atau strategi yang dapat memotivasi siswa yaitu dengan cara menyajikan pembelajaran tersebut dengan menarik sehingga dapat menumbuhkan atau menjaga perhatian siswa; memberikan keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa ataupun berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa; menumbuhkan rasa percaya diri siswa dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberikan tanggapan, ataupun mengerjakan soal/latihan; dan menciptakan rasa puas di dalam diri siswa dengan cara memberikan penghargaan atas kinerja atau hasil kerja siswa. d. Menggunakan contoh-contoh yang konkrit (A dan R) Pada langkah ini, guru memberikan contoh-contoh yang nyata serta ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Adapun manfaat yang didapatkan dari penggunaan contoh yang konkrit ini adalah siswa mudah memahami materi yang disajikan dan mudah mengingat materi tersebut. Tujuan penggunaan contoh yang konkrit ini adalah untuk menumbuhkan atau menjaga perhatian siswa (attention) dan memberikan kesesuaian antara pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman belajar siswa ataupun kehidupan sehari-hari siswa (relevance). 4 e. Memberi bimbingan belajar (R) Pada langkah ini, guru memotivasi dan mengarahkan siswa agar lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang disajikan. Secara langsung, langkah ini dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa tidak merasa ragu dalam memberikan respon ataupun mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru. Pemberian bimbingan belajar ini juga bermanfaat bagi siswa-siswa yang lambat dalam memahami suatu materi pembelajaran sehingga siswa-siswa tersebut merasa termotivasi untuk memahami materi pembelajaran yang disajikan. f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran (C dan S) Pada langkah ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menanggapi, ataupun mengerjakan soal-soal mengenai materi pembelajaran yang disajikan. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi ini, siswa akan berkompetensi secara sehat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk berparisipasi dalam pembelajaran ini juga dapat menumbuhkan ataupun meningkatkan rasa percaya diri siswa dan akhirnya juga dapat menimbulkan rasa puas di dalam diri siswa karena merasa ikut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. g. Memberi umpan balik (S) Pada langkah ini, guru memberikan suatu umpan balik yang tentunya dapat merangsang pola berfikir siswa. Setelah pemberian umpan balik ini, siswa secara aktif menanggapi feedback dari guru tersebut. Pemberian feedback ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan menimbulkan rasa puas dalam diri siswa h. Menyimpulkan setiap materi yang telah disampaikan di akhir pembelajaran (S) Pada langkah ini, guru menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja disajikan dengan jelas dan terperinci. Langkah ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang baru mereka pelajari dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Secara tidak langsung, langkah ini dapat menciptakan rasa puas di dalam diri siswa. 5 KESIMPULAN Model Motivasi ARCS Keller merupakan model motivasi yang berioentasi pada peserta didik. Tujuan dari model motivasi ini adalah mencari solusi dari permasalahan yang ada dengan siswa sebagai komponen utama untuk mempertahankan motivasi dan minat belajar para peserta didik. 6 Glosarium Aspirasi Aspirasi adalah realisasi sebuah fonem yang disertai sebuah hembusan udara. Misalkan fonemfonem plosif tak bersuara, dan dalam bahasa Inggris pada posisi awal dan apabila diikuti dengan vokal diucapkan disertai dengan sebuah hembusan. Dinamis Dinamis adalah istilah umum yang merujuk kepada segala sesuatu atau kondisi yang terusmenerus berubah, bergerak secara aktif dan mengalami perkembangan berarti. Konkrit nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya) Feedback Loloh balik atau umpan-balik atau suap-balik adalah suatu proses di mana sebagian dari output di-loloh-balik-kan ke bagian input. 7 DAFTAR PUSTAKA https://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller/ https://jurnal.uns.ac.idbisearticledownload1445213238 http://repository.ut.ac.id72531MODEL%20ARCS%20Strategi%20Meningkatkan%20Motivasi% 20Belajar.pdf https://www.slideshare.net/tbpck/model-motivasi-arcs Asiani, A., Harini, & Nugroho, J. A. (2017). Penerapan Model Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction (ARCS) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar SiswA Kelas X Pemasaran 1. 1–11. Rahayu, D. D. (2015). Strategi Pengelolaan Motivasional ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Dalam Menyimak Cerita Rakyat. Riksa Bahasa, 1(2), 177–194. 8