Sansekerta: shastra

advertisement
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sastra (Sansekerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra,
yang berarti “teks yang mengandung intruksi “ atau ” pedoman”, dari kata dasar sasyang berarti ”instruksi” atau ”ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
untuk menunjuk kepada ”kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau
keindahan tertentu. Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pemikiran tertentu. Jelas ini sangat berhubungan dengan pemahaman kata dan cara
penggunaannya.
Apa yang dimaksud dengan kata. Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang
mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu
akar kata tanpa atatu dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk
frasa. Klausa, atau Kalimat.
Kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas
(1995) memberikan beberapa definisi mengenai kata :
1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atatu dituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa.
2. Konversasi, bahasa
3. M orfem atatu kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk
yang bebas.
1
4. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata)
atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
Di dunia ini lewat kata kita bisa melakukan banyak hal seperti menyampaikan
perasaan, bermain, berjualan, bertemuan, bekerja, maupun berkomunikasi dengan
bangsa atau negara lain. Tentu saja untuk berkomunikasi dengan negara lain kita perlu
memahami dan mempelajari kata-kata yang terdapat pada negara tersebut.
Dalam berkomunikasi kita perlu mempelajari bukan cuma arti kata, tetapi juga kapan
dan di mana atau pada waktu situasi apa kata tersebut bisa digunakan. Untuk
mempelajari tata bahasa dan budaya suatu negara kita harus menggunakan lingustik
sebagai standar dalam menyampaikan kalimat dan tutur kata yang ingin diucapkan.
Linguistik adalah ilmu bahasa. Ilmu bahasa adalah ilmu yang objeknya bahasa. Bahasa
di sini maksudnya adalah bahasa yang digunakan sehari-hari (atau fenomena lingual).
Karena bahasa dijadikan objek keilmuan maka ia mengalami pengkhususan, hanya yang
dianggap relevan saja yang diperhatikan (diabstraksi)(www.usu.ac.id /linguistik ). Jadi
yang diteliti dalam linguistik atau ilmu bahasa adalah bahasa sehari-hari yang sudah
diabstraksi. Yang dimaksud dengan abstraksi di sini adalah makna konotasi yaitu kata
yang tidak sesuai dengan arti yang sebenarnya. M isalnya dalam bahasa Indonesia
adalah panjang tangan, yang arti sebenarnya adalah tangan yang panjang, dan telah
mengalami perubahan makna yang artinya pencuri.
Saya ingin mencoba sesuatu yang terkait dengan linguistik, dan bahasa. M isalnya
tentang linguistik itu sendiri, cabang-cabang linguistik, manfaat linguistik bagi
kehidupan. Juga menarik membahas asal-usul kata, variasi bahasa, fenomena bahasa
dalam kehidupan sehari-hari, dan banyak lagi. Seperti salah satu isi buku yang
diungkapkan dibawah ini.
2
Kajian serba linguistik: untuk Anton M oeliono, pereksa bahasa Penegasan Harimukti
(2000), bahwa bahasa merupakan fenomena yang menempati tempat sentral dalam
kehidupan manusia, konsekuensi logis yang ditariknya adalah bahwa bahasa
memperlihatkanaspek majemuk yang mencakupi ”aspek biologis, psikologis, social, dan
cultural”.
Seperti kita ketahui orang-orang yang belajar bahasa Jepang dari tahun ke tahun
semakin meningkat. M enurut Sudjianto dan Dahidi (2004:4-6) Sebagaimana dilaporkan
di dalam Nihongo Kyouiku Nenka bahwa dikarenakan meningkatnya kedudukan Jepang
di tingkat internasional atau disebabkan perkembangan hubungan internasional Jepang
dengan Negara-negara lain. M aka berdasarkan penelitian Bunkachou tahun 2000
pembelajaran bahasa Jepang di Jepang mencapai 95.000 orang. Sementara itu
berdasarkan penelitian The Japan Foundation tahun 1998 dalam penelitian Kokuritsu
Kokugo Kenkyuujo (2002:103), jumlah pembelajar bahasa Jepang di luar Negara Jepang
mencapai 2.100.000 orang.
Bahasa merupakan hasil budaya terpenting dalam sejarah perkembangan manusia,
karena hanya dengan bahasa sajalah manusia dapat melakukan komunikasi dengan
semaunya.
Setiap bangsa di dunia memiliki bahasanya masing-masing dan setiap bahasa
memiliki keunikan tersendiri dalam struktur bahasanya. Salah satu bahasa di dunia yang
memiliki ciri yang cukup unik adalah bahasa Jepang.
Bahasa asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukiman Jepang zaman dahulu
disebut yamato kotoba yang berarti kosa kata Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar
berakar atau berasal dari Cina disebut kango yang masuk pada abad ke-5 lewat
Semenanjung Korea. Kebanyakan kosakata Jepang dari bahasa inggris diadopsi bahkan
3
pelafalannya hampir sama. Contoh :マイカー(maikaa – sama dengan pelafalan “my
car”) yang berarti “mobil saya”.
Bahasa bisa didefinisikan bermacam-macam. M enurut M artinet dalam Agus (
2007:34 ) bahasa didefinisikan sebagai berikut :
“Bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis pengalaman
manusia, secara berbeda di dalam setiap masyarakat, dalam satuan – satuan yang
mengandung isi semantik dan pengungkapan bunyi satu fonem. Pengungkapan
bunyi tersebut pada gilirannya di artikulasi dalam satuan – satuan pembeda dan
berurutan yaitu fonem, yang jumlahnya tertentu di dalam setiap bahasa, yang
kodrat maupun kesalingterkaitannya berbeda juga di dalam setiap bahasa”.
Keraf dalam Agus ( 2007: 23 ), komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari
ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang
kita rasakan, pikirkan, dan kita ketahui kepada orang – orang lain.
Selain itu Qiyan ( 2001 ) menyatakan bahwa proses yang terus menerus untuk lebih
memahami perihal bahasa, yaitu dengan cara melakukan latihan atau aktivitas bahasa.
Kegiatan bahasa ini mencakup kreativitas dan pengembangan diri yang dapat
meningkatkan kemampuan bahasa seorang peserta ajar atau mahasiswa.
Bahkan Nababan ( 2002 ) menyatakan bahwa cakupan bahasa meliputi sejarah
linguistik, struktur dalam dan struktur permukaan, makna, dan bidang ilmu terkait yang
muncul pada tahun 1970 sampai sekarang.
Di Jepang hanya bahasa Jepanglah yang digunakan oleh penduduknya sebagai
bahasa nasional. Sementara bila ada bahasa lain yang diigunakan diJepang selain bahasa
nasional itu merupakan bahasa daerah atau diale daerah..
Namun tak jarang keunikan – keunikan bahasa tersebut justru menjadi hambatan,
misalnya saat kita bermaksud menerjemahkan sebuah kata dalam suatu bahasa sumber ,
4
yang belum tentu memiliki padanan yang sesuai pada bahasa sasaran. Hal semacam ini
sering terlihat dalam proses penerjemahan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Kesulitan
– kesulitan yang sering kali muncul saat menerjemahkan bahasa Jepang diantaranya
adanya kata – kata tertentu yang memiliki lebih dari satu makna dan fungsi tersendiri
tergantung dari konteks kalimatnya. Pemakaian kata – kata ini sangat mempengaruhi
konteks kalimat secara keseluruhan, apakah itu menjadikan kalimat tersebut bernuansa
positif, negative dan sebagainya.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah berusaha untuk memberikan dasar – dasar
guna memperoleh kemahiran berbahasa, baik dalam penggunaan bahasa secara lisan
maupun secara tertulis , agar mereka yang mendengar atau diajak bicara dengan mudah
dapat memahami apa saja yang dimaksudkan .
Saat ini, pemakaian bahasa Jepang di Indonesia sudah tersebar secara luas. Setiap
buku pembelajaran bahasa ini memuat hal – hal yang bersifat praktis dan dasar. Namun,
untuk lebih memantapkan pemahaman dan kemampuan para peminat bahasa Jepang, ada
sebuah ilmu yang digunakan yaitu ilmu linguistik. Aspek yang berkaitan dengan
linguistik
adalah
hal – hal yang mencakup tentang bunyi, karakteristik bahasa ,
kosakata, gramatikal bahasa Jepang, huruf – huruf yang dipakai, ragam bahasa hormat,
hyoogen dan buntai. Salah satu dari bidang yang akan penulis teliti yaitu linguistik yang
berhubungan dengan tata bahasa. Karena penulis ingin lebih memahami lagi bahasa
Jepang secara baik dan benar yang berhubungan dengan tata bahasa Jepang. Karena
itulah penulis akan meneliti kata benda (meishi) ditinjau dari fungsinya. Di dalam
meishi terdapat daimeshi,shuushi, futsuumeishi
dan keishikimeishi. M aka dalam
penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada fungsi keishiki meishi mono. Kata benda
5
mono merupakan salah satu contoh kata dalam bahasa Jepang yang memiliki tata cara
pemakaian dan konteks tersendiri dalam kalimat.
M enurut Kim ( 2008 ), jenis pertama dari sebuah tata bahasa adalah terdapat pada
suatu kata benda, bagaimana pun juga hal itu biasa digunakan untuk menunjukan konsep
yang ditunjukkan kepada suatu penjelasan. Kata benda mono dapat didefinisikan sebagai
: arti, barang, dapat disimpulkan.
Ungkapan ini memiliki fungsi yang bermacam – macam. Hal ini tentu menimbulkan
kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang dalam membedakan fungsi penggunaan kata
benda mono tersebut.
Berikut adalah ciri-ciri umum bahasa Jepang menurut Iwao (2002:2) :
1. Jenis Kata
Dalam jenis kata pada bahasa Jepang terdapat kata kerja, kata sifat, kata benda,
kata keterangan, kata penghubung, dan partikel.
2. Urutan Kata
Predikat selalu terletak di akhir kalimat. Selain itu, dalam bahasa Jepang, kata
yang diterangkan terletak di belakang kata yang menerangkan.
3. Predikat
Kata benda, kata kerja, dan kata sifat dalam bahasa Jepang berfungsi sebagai
predikat. Predikat dapat menunjukan :
(1) positif atau negatif, dan;
(2) non-waktu lampau atau waktu lampau.
6
4. Partikel
Di belakang kata atau kalimat dipakai partikel. Partikel dalam kalimat
menunjukan hubungan antara kata dengan kata dalam kalimat dan maksud
pembicara.
5. Kata-kata dan ungkapan yang bisa diketahui dari konteks kalimat biasanya
dihilangkan. Subjek dan objek dalam kalimat juga biasanya dihilangkan.
Prawiroatmodjo dan Hoed (1997:116) mengatakan bahwa bahasa memiliki variasi.
Banyaknya variasi dan perbedaan yang terdapat dalam bahasa Jepang tentunya akan
sangat berpengaruh ketika pemelajar bahasa Jepang ingin mempelajari bahasa tersebut.
Nurhadi (1995:57) mengemukakan bahwa bahasa pertama berpengaruh terhadap proses
penguasaan bahasa kedua.
Terdapatnya variasi dalam bahasa Jepang seperti yang telah disebutkan di atas, dapat
dilihat melalui penjelasan Sudjianto dan Dahidi (2004:14-15) yang mengklasifikasikan
kosa kata dalam bahasa Jepang ke dalam sepuluh kelompok kelas kata, yakni doushi
’verba’, i-keyoushi ’adjektiva-i’, na-keyoushi ’adjektiva-na’, meishi ’nomina’, fukushi
’adverbia’, rentaishi ’prenomina’, setsuzokushi ’konjungsi’, kandoushi ’interjeksi’,
jodoushi ’verba bantu’, joshi ’partikel’. Dari sepuluh kelas kata ada yang tersebut,
beberapa di antaranya dapat dibagi kembali ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil.
Salah satu contohnya adalah kelas kata meishi「名詞」. Meishi「名詞」dalam bahasa
Jepang dibagi kembali menjadi empat macam, yaitu daimeishi「代 名詞」, futsuu
meishi「普通名詞」, keishiki meishi「形式名詞」, dan suushi「数詞」.
7
Dari keempat jenis meishi「名詞」yang terdapat dalam bahasa Jepang, masingmasing jenisnya diklasifikasikan lagi ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil lagi.
Salah satunya ialah keishiki meishi「形式名詞」. Keishiki meishi「形式名詞」ini
memiliki jenis yang begitu banyak, tetapi dalam penelitian ini penulis hanya akan
menganalisis salah satu jenis keishiki meishi「形式名詞」, yakni keishiki meishi
mono「もの」. Takano dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:160) menjelaskan bahwa
pengertian keishiki meishi「形式名詞」yaitu nomina yang menerangkan fungsinya
secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina.
Penulis sebagai pembelajar bahasa Jepang, seringkali menemukan keishiki meishi
「形式名詞」yang telah disebutkan di atas pada kalimat bahasa Jepang.
M isalnya dalam kalimat berikut :
1.
年を取ると目が悪くなるものです.(Nagara,1989: 114)
Terjemahan :
Biasanya semakin tua mata semakin rusak.
2.
毎年冬には屋根まで雪が降ったものだ.(Nagara,1989: 114)
Terjemahan :
Setiap tahun musim salju menutupi sampai genteng rumah .
Terdapat kata benda di dalam kedua kalimat tersebut, walaupun kedua kalimat
tersebut sama – sama terdapat kata benda mono di akhir kalimat tetapi memiliki makna
dan arti yang berbeda yang terselubung di dalam kedua kontek kalimat tersebut.
.
8
Ketika mempelajarinya, penulis merasakan adanya keterbatasan pengetahuan dan
informasi mengenai fungsi dari pemakaian keishiki meishi mono「もの」dalam
kalimat bahasa Jepang, mengingat fungsi pemakaian dari keishiki meishi「形式名
詞 」 tersebut cukup banyak. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk
menganalisis fungsi pemakaian keishiki meishi mono 「 も の 」 secara lebih
mendalam. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan novel karya M ishima
Yukio yang berjudul Shiosai sebagai korpus data. Penulis memilih novel tersebut
karena dalam novel tersebut cukup banyak ditemukan kalimat yang terdapat keishiki
meishi mono「もの」di dalamnya. Saya memilih novel Shiosai ini dikarenakan oleh
penulisnya yang ternama diJepang, dan di dalam novel Shiosai ini menceritakan
tentang realita kehidupan dijepang yang terjadi pada zaman tersebut. Terlebih lagi
sejak dulu penulis sangat mengagumi karya-karya novel sastra yang dikarang oleh
M ishima Yukio. Penulis juga beranggapan bahwa karya-karya M ishima Yukio
ditulis dengan alur cerita yang sederhana tetapi mampu mengungkapkan emosi dan
perasaan dari tokoh-tokoh dalam novel karangannya dengan penggambaran dan
penjabaran berbagai situasi secara mendetil dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh pembacanya.
1.2 Rumusan Permasalahan
Saya akan meneliti penggunaan keishiki meishi mono
di dalam novel Jepang
Shiosai.
9
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Oleh karena itu penelitian ini hanya dibatasi pada penulisan kata benda mono saja.
Saya akan membatasi penelitian hanya pada kalimat – kalimat yang terdapat pada novel
Shiosai karya M ishima Yukio.
Novel ini dipilih sebagai korpus data karena selain bahasa yang digunakan
merupakan bahasa sehari-hari yang mudah di mengerti, juga karena banyak ditemukan
kalimat yang di dalamnya memakai kata benda mono dengan konteks kalimat yang
bervariasi.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami secara benar fungsi
penggunaan dari kata benda mono dalam bahasa lisan ataupun tulisan sehari-hari atau
situasi yang resmi. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk memudahkan
pemahaman pemelajar bahasa Jepang yang mengalami kesulitan dalam memahami
fungsi penggunaan kata benda mono yang sering muncul dalam kalimat lisan maupun
tulisan dalam bahasa Jepang.
1.5 Metode Penelitian
Saya akan memakai metode kajian kepustakaan karena data – data untuk penelitian
saya ditemukan dari sumbar – sumber berbentuk tulisan, baik dari buku, jurnal maupun
internet. Dalam penelitian ini saya akan menggunakan metode deskriptif analisis dan
metode kepustakaan. M etode deskriptif adalah mendeskripsikan atau menjelaskan
sesuatu hal seperti apa adanya dan metode kepustakaan yaitu dengan cara
10
mengumpulkan data berupa teori, melakukan seleksi terhadap data yang memiliki
relevansi terhadap topik yang akan saya teliti, menganalisa data yang telah diseleksi,
kemudian mendeskripsikan teori - teori tersebut. Selanjutnya saya akan mengumpulkan
contoh – contoh kalimat dalam novel yang memuat kata benda mono lalu melakukan
analisa terhadap kalimat - kalimat tersebut dengan menggunakan teori – teori yang
berkaitan dengan fungsi keishiki meishi mono.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi beberapa bab dan sub – bab, dengan
susunan sebagai berikut :
Bab pertama tantang Pendahuluan menguraikan mengenai latar belakang, tema,
rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian dan metode penelitian yang
digunakan.
Bab kedua tentang Landasan Teori diuraikan mengenai teori dan klarifikasi hyoogen,
serta hal – hal yang berkaitan dengan kata benda mono.
Bab ketiga tentang Analisis Data akan menganalisa data kajian mengenai
penggunaan fungsi kata benda mono pada novel Shio Sai karya M ishima Yukio.
Bab keempat tentang Simpulan dan Saran berisi kesimpulan keseluruhan dari
pembahasan pada bab analisa, serta saran dari hasil penulisan ini. Saran saya berikan dan
tunjukan kepada pemelajar bahasa Jepang yang berminat menjadi penerjemah nantinya.
Bab kelima tentang ringkasan yang terdiri dari dua bahasa yaitu Indonesia dan
Jepang. Sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami tulisan ini.
11
Download