HASIL DISKUSI “BIAS GENDER” Mata Kuliah Pengantar Teori Sastra Feminis Senin, 16 September 2013 No Nama 1 - Caecilia Indah Puspitasari Rinda Yosa M. Irfan Sonia Fatmarani 2 - Ardilla Chandra K. R. Vika Widiastuti Anis Jamilah Asma Azizah Vella Sekar A 3 - Mayang Ayustya K Aris Farida Amira Pradnia Ariria Chantika A Sri Sugiarti Amini Puspa A 4 - Ambar Ristiani Wizanda Paramitha Desak Made Anisa Pratiwi Putu Therisya Purnamitha Apakah yang dimaksud dengan bias gender? Ketidaksetaraan dan/atau ketidakadilan pendangan masyarakat terhadap kedudukan serta fungsi gender. Ketidaksetaraan ini bukan hanya terjadi pada kedudukan serta fungsi laki-laki dan perempuan dalam masyarakat, namun kadang juga pada perilaku, sikap, dan pemikiran. Contoh: Dalam novel karya Ayu Utami berjudul Lalita, seorang perempuan bernama Lalita justru memiliki sifat yang dimiliki laki-laki biasanya dan memiliki pemikiran sendiri terntang bias gender, dengan terbalik. Bias gender adalah ketimpangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Ayat-Ayat Cinta, perempuan diperlakukan secara semena-mena. Perempuan dianggap lemah. Posisi perempuan hanya dipandang sebagai pemuas laki-laki. Laki-laki memperlakukan perempuan secara berbeda dan cenderung tidak mau mengalah dengan perempuan. Pada satu sisi, perempuan memposisikan dirinya secara lemah. Contoh: Pada Nayla, laki-laki memposisikan diri sebagai superior dan posisi perempuan dianggap inferior. Perempuan dituntut banyak hal oleh laki-laki. Contoh lain adalah pada novel Istana Kedua karya Asma Nadia. Bias gender adalah ketimpangan peranan dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan yang tanpa sadar menjadi paradigma dalam suatu komunitas atau masyarakat. Contoh: Dalam iklan Extra Joss terdapat slogan “Laki minum Extra Joss”, yang diartikan bahwa minuman tersebut hanya untuk laki-laki. Dalam Queen Seon Dok, perempuan tidak diberikan hak untuk menjadi pemimpin, padahal dia mempunyai kemampuan. Akhirnya dia membuktikan bahwa dia bisa menjadi raja (ratu pertama di Korea). Dalam Mawar Jepang, terdapat perempuan yang ingin menjadi pilot Kamikaze,. Oleh karena tidak boleh, akhirnya dia menyamar menjadi laki-laki. Bias gender adalah pergeseran kedudukan social dan nilai dari suatu gender yang disebabkan oleh perbedaan persepsi masing-masing pribadi kepada orang lain. Contoh: Pada kehidupan masyarakat Korea, dalam dunia kerja, wanita korea lebih sulit naik pangkat dari pada karyawan 5 - Disma Ajeng Rastiti Mardhiyan Novita M. Z. Puri Mei S. Salsabila Avinandhita 6 - Bintang Zahrawan Nur Huda M. Hamdan Mukafi Ronal Sadam Mukhanif Yasin Yusuf Dwi Hastuti 7 - Fuad Dewa Laila Nur Halimah Nuq Annrisia Dhiah Kalfikaningtyas Jeani Serena laki-laki. Peluang kerja untuk wanita lebih sulit. Dalam kehidupan rumah tangga, keputusan suami tidak dapat diganggu gugat. Dalam film Ayat-Ayat Cinta, bias gender terlihat pada adanya kekerasan dalam rumah tangga, poligami. Bias gender adalah penyimpangan atau ketidaksetaraan status sosial laki-laki dan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Contoh: Dalam novel Perempuan Berkalung Sorban, tokoh utama selalu diingatkan sang ayah “Kau itu perempuan!”. Sebagai perempuan, dia dilarang menuntut ilmu jauh-jauh atau terlalu tinggi karena sebagai perempuan dia akan menjadi ibu rumah tangga saja, sedangkan saudara laki-lakinya diizinkan belajar jauh-jauh. Bias gender adalah perbedaan peran dan status sosial antara laki-laki dan perempuan yang tidak proporsional. Contoh: Pada iklan sabun cuci, Daia, Rinso, Molto, dll selalu menggunakan figure perempuan. Hal tersebut seolah-olah tugas utama perempuan adalah pada sector domestik. Apakah laki-laki tidak bisa mencuci? Iklan Veet. “Kulit indah bebas bulu.” Ada arti yang memksa bahwa kulit perempuan yang indah adalah yang tidak berbulu. Pada novel Ronggeng Dukuh Paruk, Srintil selalu dieksploitasi dari sisi-sisi kemanusiaan oleh laki-laki terutama sisi biologis; dieksploitasi sensualitasnya untuk memuaskan laki-laki. (Pada bagian ini ada yang tidak disalin secara penuh karena ada tulisan tidak terbaca, maaf ) Bias gender adalah pandangan masyarakat terhadap pembagian posisi yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki. Posisi itu adalah strata social, pembagian kerja. Seperti dalam novel Roro Mendut karya Romo Mangunwijaya, dalam novel ini dijabarkan sosok Roro Mendut yang menerobos citra perempuan terutama dalam lingkup keraton. Roro Mendut digambarkan sebagai wanita pemberani, pandai berkuda. Seperti juga dalam film Brave produksi Disney yang mengisahkan seorang putri raja keturunan kerajaan. Ia dituntu oleh ibunya untuk menjadi sosok putri yang lemah lembut, tetapi oleh ayahnya ia diajarkan memanah dan berkuda.