SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA KEGIATAN AKSI PENANAMAN SERENTAK INDONESIA DAN PEKAN PEMELIHARAAN POHON TANGGAL 28 NOVEMBER 2007 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. Pimpinan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila; Yth. Bupati Jember; Yth. Kakanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Timur; Hadirin yang berbahagia, Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan pertolongan yang dilimpahkan-Nya kepada kita sekalian. Pada hari ini kita melaksanakan aksi penanaman serentak Indonesia dan pekan pemeliharaan pohon. Kegiatan ini merupa-kan salah satu tindakan kongkrit Indonesia yang mendapat kehormatan sebagai tuan rumah Konferensi Internasional tentang Perubahan Iklim dan Pemanasan Global di Bali pada tanggal 3 sampai dengan 14 Desember 2007 yang akan datang. Air, tanah dan udara adalah tiga unsur kehidupan yang diciptakan dan disediakan Allah SWT untuk kepentingan semua makhluk ciptaan-Nya yang mendiami bumi. Dengan demikian, pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup seharusnya menjadi kesadaran dan tanggung jawab kita semua. Segala tindakan yang berakibat merugikan dan menyengsarakan kelangsungan hidup umat manusia dan generasi di belakangnya dilarang keras dalam agama. Sebagaimana kita ketahui pemasan global (global warming) kini menjadi persoalan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia. Pemanasan global yang melanda planet bumi terkait dengan kerusakan lingkungan hidup, akibat perbuatan manusia yang melampaui batas dalam mengeksplorasi sumber daya alam dan praktik pembangunan yang mengabaikan aspek ekologi. Kita semua menaruh harapan bahwa krisis lingkungan hidup yang ditandai dengan terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global yang cukup meresahkan bangsa-bangsa di dunia dewasa ini, akan melahirkan komitmen dan tindakan konkret untuk mengatasinya. Untuk itu semua pihak, terutama pemerintah, pelaku ekonomi, termasuk para tokoh dan pemimpin agama serta masyarakat luas agar membangun kerangka pandang yang sama terhadap lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah amanah Allah SWT, Tuhan Maha Pencipta, yang diserahkan kepada manusia untuk menjaga, memanfaatkan serta memelihara bagi kemaslahatan umat secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, keharusan untuk memelihara dan melindungi kehidupan yang diajarkan dalam ajaran agama, tercakup di dalamnya kewajiban memelihara lingkungan hidup. Oleh karena itu selayaknya para pemimpin umat beragama di negara kita bisa menjadi pionir dalam menggerakkan berbagai upaya untuk mengatasi masalah kerusakan lingkungan hidup. Hadirin dan Hadirat yang berbahagia, Salah satu kewajiban manusia di bumi adalah menjaga supaya bumi tempat kita hidup ini layak untuk dihuni hingga akhir masa, sesuai dengan tujuan Tuhan menciptakannya. Hal ini tidak lepas dari pola hidup dan cara pandang umat terhadap lingkungan hidup. Agama jelas melarang keras perbuatan yang membaha-yakan diri dan lingkungan. Untuk itu para pemimpin agama perlu mengelaborasi konsep dan ajaran agama masing-masing yang berkaitan dengan kewajiban menjaga lingkungan serta menghadirkan kesadaran lingkungan yang merata di kalangan semua pemeluk agama. Di antara langkah yang penting untuk memperbaiki kondisi lingkungan adalah menggalakkan penanaman pohon dan penghijauan, seperti yang kita lakukan sekarang ini. Saya berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi aksi yang dilakukan sesaat, tetapi perlu terus digalakkan di tengah masyarakat sehingga menjadi kesadaran bersama. Kegiatan ini harus pula diikuti dengan pencegahan penebangan pohon secara liar dan pengendalian pembangunan dengan tetap menjaga kenyamanan lingkungan hidup. Hadirin dan Hadirat yang saya hormati, Demikian beberapa hal yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan ini. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanir-rahim dengan ini saya selaku Menteri Agama mencanangkan Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Kabupaten Jember. Semoga Allah SWT mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian. Terimakasih Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatith. Jember, November 2007 Menteri Agama RI ttd Muhammad M. Basyuni