Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Launching Road Map Keuangan Berkelanjutan dan Buku Pedoman Energi Bersih yang dilanjutkan dengan Seminar Nasional Jakarta, 5 Desember 2014 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Yang kami hormati, - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan – Ibu Dr. Siti Nurbaya; - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan; Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional – Ibu Endah Murniningtyas; - Para Pembicara; Mr. Sarvesh Suri dari IFC-World Bank dan Mr. John Hensen dari USAID; - Para Narasumber Seminar Nasional; - Hadirin yang berbahagia. 1. Pada pagi yang sangat baik ini, perkenankanlah saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita semua dapat berkumpul disini dalam acara Launching Road Map Keuangan Berkelanjutan dan Buku Pedoman Energi Bersih yang kemudian akan dilanjutkan dengan Seminar Nasional. 2. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak atas segala upaya yang diberikan sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik. Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Siti Nurbaya. Kehadiran ibu ditengah-tengah kepadatan kegiatan sehari-hari merupakan wujud dukungan terhadap pengembangan pembiayaan 1 industri jasa keuangan pada sektor-sektor yang menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan (sustainable finance) di Indonesia. Selain itu, saya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para pembicara dan nara sumber yang telah bersedia meluangkan waktu dan menyumbangkan pemikirannya untuk mensukseskan acara ini. Bapak Ibu hadirin sekalian yang saya hormati, 3. Pola pikir mengenai pertumbuhan ekonomi yang selama ini lebih mengedepankan perhitungan ekonomi dengan fokus pada pencapaian target-target ekonomi jangka pendek perlu disempurnakan. Pendekatan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang tidak hanya mempertimbangkan profit namun juga people dan planet perlu mewarnai pengambilan keputusan kita untuk terus tumbuh dan berkembang. Dengan framework pembangunan berkelanjutan, dampak yang diakibatkan oleh sebuah kegiatan ekonomi selayaknya tidak hanya mempertimbangkan unsur profit tetapi juga mempertimbangkan unsur manusia dan lingkungan hidup. 4. Dalam jangka pendek, perusahaan yang mengabaikan unsur lingkungan dan sosial mungkin dapat bertahan, namun demikian dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan tersebut akan mengalami kendala untuk tumbuh secara berkesinambungan. Permintaan masyarakat akan kehidupan sosial dan lingkungan yang lebih baik saat ini sudah menjadi prioritas. Oleh karena itu, kepedulian kepada unsur lingkungan dan sosial perlu dipertimbangkan oleh setiap lembaga jasa keuangan dalam operasionalnya maupun dalam setiap proses penyaluran pembiayaannya. 2 5. Beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan berkelanjutan terutama bagi Indonesia, antara lain seperti penanganan limbah industri, ancaman pemanasan global, langkanya sumber energi, air dan kesenjangan sosial masyarakat. Apabila hal ini dapat dikelola dengan baik, tantangan ini dapat menjadi suatu keunggulan (competitive advantage) bagi lembaga jasa keuangan dan bahkan menjadi suatu peluang bisnis baru bagi lembaga jasa keuangan. Hadirin yang berbahagia, 6. Sebuah pekerjaan besar tentunya membutuhkan perencanaan dan tahapan yang jelas. Oleh sebab itu, Roadmap keuangan berkelanjutan dimaksudkan untuk memberikan pedoman pengembangan penerapan prinsip keuangan berkelanjutan untuk periode 5 sd. 10 tahun ke depan. 7. Dalam penyusunan roadmap ini, OJK menyadari bahwa lembaga jasa keuangan belum memiliki keahlian dalam menggeluti bidang pembiayaan kepada industri yang menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan, terutama terkait dengan pengelolaan risiko yang timbul dari proyek-proyek tersebut. 8. Oleh karena itu, melalui roadmap yang pada hari ini kita resmikan, OJK akan berupaya untuk melakukan insiatif-inisiatif yang diperkirakan akan membantu lembaga jasa keuangan dalam pengelolaan risiko atas aktivitas pembiayaan berkelanjutan. Sehingga dalam penerapan keuangan berkelanjutan tidak hanya menekankan ketersediaan sumber pendanaan yang berdampak pada penurunan green gas house namun juga pada penguatan daya tahan dan daya saing Lembaga Jasa Keuangan yang menerapkannya. 3 9. Roadmap ini memaparkan rencana kerja strategis keuangan berkelanjutan yang meliputi (3) tiga area, yaitu: 1) peningkatan supply pendanaan ramah lingkungan, 2) peningkatan demand bagi produk keuangan ramah lingkungan, dan 3) peningkatan pengawasan dan koordinasi implementasi keuangan berkelanjutan. 10. Fokus aktivitas di atas diterapkan secara bertahap dalam Jangka Menengah dan Jangka Panjang. a. Dalam jangka menengah (2015-2019), kegiatan penguatan keuangan berkelanjutan difokuskan pada kerangka dasar pengaturan dan sistem pelaporan, peningkatan pemahaman, pengetahuan serta kompetensi sumberdaya manusia pelaku industri jasa keuangan, pemberian insentif serta koordinasi dengan instansi terkait. b. Sedangkan dalam Jangka panjang (2020-2024), kegiatan akan difokuskan pada integrasi manajemen risiko, tata kelola perusahaan, penilaian tingkat kesehatan bank dan pembangunan sistem informasi terpadu keuangan berkelanjutan. Hadirin yang berbahagia, 11. Rencana kerja strategis keuangan berkelanjutan yang diuraikan dalam Roadmap ini dapat dijabarkan lebih lanjut, sebagai berikut: Area Peningkatan Supply Pendanaan Keuangan Berkelanjutan 12. Peningkatan supply pendanaan keuangan berkelanjutan akan ditujukan untuk meningkatkan daya saing Industri Jasa Keuangan di Indonesia dalam pengembangan keuangan berkelanjutan. Peningkatan supply ini memerlukan dukungan kebijakan serta insentif untuk mendorong peningkatan volume pendanaan sektor ekonomi prioritas berkelanjutan, 4 mendorong inovasi pengembangan produk ramah lingkungan, peningkatan kompetensi dan penyediaan akses informasi serta akses penggunaan dana publik internasional (global public fund). 13. Rencana kerja terkait dengan peningkatan supply pendanaan keuangan berkelanjutan ini meliputi pemberian insentif untuk peningkatan portofolio Lembaga Jasa Keuangan pada green products, mendorong inovasi, peningkatan kompetensi, penyediaan informasi dan akses ke global public funds. Termasuk didalamnya adalah insentif fiskal dan nonfiskal, pengembangan green finance products, green bond dan green index, Green Lending Model sektor ekonomi prioritas, pelaksanaan seminar dan training untuk analis lingkungan hidup serta menyelenggarakan Sustainable Finance Award. Area Peningkatan Demand Bagi Produk Keuangan Berkelanjutan 14. Terkait dengan area peningkatan demand bagi produk keuangan berkelanjutan, salah satu kendala dalam peningkatan pendanaan sektor ekonomi prioritas yang ramah lingkungan adalah masih kurangnya pemahaman pasar/ pelaku bisnis mengenai potensi pendanaan proyekproyek ramah lingkungan serta penilaian dan mitigasi resiko dari proyekproyek tersebut. 15. Kurangnya pemahaman akan manajemen resiko dan mitigasi yang dapat dilakukan menjadikan pelaku bisnis kurang antusias untuk menjadi pelaksana awal (first movers) dalam proyek-proyek ramah lingkungan; selain kurangnya penyebaran informasi dan lessons learned dari pelaksanaan proyek-proyek ramah lingkungan di negara lain. 16. Untuk meningkatkan pemahaman publik secara umum mengenai keuangan berkelanjutan sangat diperlukan pelaksanaan program kampanye dan sosialisasi yang dilakukan secara berkala, terstruktur dan 5 tepat sasaran. Kampanye dan sosialisasi ini juga ditujukan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam meningkatkan pendanaan yang ramah lingkungan melalui pendanaan pasar modal dan penggunaan produk produk keuangan yang ramah lingkungan. 17. Kegiatan sosialisasi dan training yang dilakukan secara berkala oleh lembaga training yang kompeten juga diperlukan untuk meningkatkan potensi pelaksana proyek ramah lingkungan. Area Pengawasan Implementasi Keuangan Berkelanjutan serta Koordinasi dengan Instansi terkait 18. Rencana kerja stretegis terkait dengan area pengawasan implementasi program keuangan berkelanjutan ini dilakukan melalui upaya penguatan penerapan manajemen resiko, tata kelola perusahaan dalam aspek lingkungan dan sosial, serta mempercepat aturan pelaksanaan UU Lingkungan Hidup. 19. Untuk mendukung penerapannya beberapa kebijakan akan kami keluarkan, yaitu terkait dengan: a. kebijakan umum prinsip keuangan berkelanjutan yang mengatur kewajiban IJK untuk memperhatikan keseimbangan 4P (pro-growth, pro-jobs, pro-poor, dan pro-environment), perlindungan dan pengelolaan Kekayaan alam, serta partisipasi semua pihak dalam setiap kegiatan pendanaan di Indonesia; b. kebijakan untuk mewajibkan Industri Jasa Keuangan untuk menerbitkan sustainability report bersama dengan laporan tahunan dimana penerapan kebijakan ini akan disesuaikan dengan kesiapan dari masing-masing bidang pengawasan; dan 6 c. Kebijakan yang mengatur manajemen resiko aspek lingkungan dan social dalam kegiatan pendanaan yang dilakukan Industri Jasa Keuangan. 20. Selain itu, penerapan program keuangan berkelanjutan memerlukan koordinasi antar pelaku untuk menjamin terciptanya integrasi dan sinergi yang baik antara kementrian maupun antara pemerintah pusat dan daerah. Unsur koordinasi yang baik dengan semua instansi untuk mencegah beberapa kendala umum (bottle neck) yang kerap dihadapi dalam setiap pelaksanaan pembangunan, antara lain: 1) Lemahnya koordinasi dalam pengelolaan data dan informasi sehingga tidak tepat sasaran. 2) Lemahnya keterkaitan proses perencanaan, proses penganggaran dan proses pelaksanaan. 3) Lemahnya sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian (safe guarding). 4) Kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat pemerintah daerah. Hadirin yang berbahagia, 21. OJK menyadari bahwa untuk mensukseskan program keuangan berkelanjutan ini diperlukan kerja sama yang baik tidak hanya antara regulator dengan lembaga jasa keuangan namun juga dengan pemerintah terutama untuk menyelesaikan permasalahan non keuangan seperti masalah birokrasi perijinan dan penegakan hukum yang konsisten maupun penyediaan insentif fiskal dan non fiskal. 22. Kedepannya, OJK membuka diri dengan adanya inisiatif-inisiatif masyarakat yang bertujuan memperkuat kemampuan industri perbankan maupun lembaga jasa keuangan pada umumnya. Karena pada akhirnya dengan dimilikinya lembaga jasa keuangan yang sehat dan 7 kuat serta bermanfaat akan mendorong bangsa ini semakin mendekat kepada apa yang dicita-citakan yaitu menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. 23. Akhir kata, semoga segala tindakan yang telah dan akan kita lakukan dalam rangka mewujudkan pembangunan bangsa yang lebih langgeng melalui penerapan prinsip keuangan berkelanjutan mendapatkan kemudahan dari Allah SWT. 24. Sekian dan terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 5 Desember 2014 Muliaman D. Hadad Ketua Dewan Komisioner OJK 8