SIARAN PERS ARAHKAN INDUSTRI JASA KEUANGAN

advertisement
SIARAN PERS NO. SP-94/DKNS/OJK/11/2015
SIARAN PERS
ARAHKAN INDUSTRI JASA KEUANGAN DUKUNG PROGRAM SUISTANABLE
DEVELOPMENT GOALS (SDGS)
OJK Gelar Seminar Internasional “Sustainable Finance to Support
Sustainable Development Goals”
Jakarta, 23 Nopember 2015 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin ini di Jakarta
menggelar Seminar Internasional “Sustainable Finance to Support Sustainable
Development Goals” bekerjasama dengan beberapa kementerian dan lembaga
internasional untuk mengarahkan program sektor keuangan yang berkelanjutan
(suistanable finance) menjadi solusi mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Seminar internasional ini juga diharapkan bisa menjadi forum yang mampu melihat
potensi Roadmap Sustainable Finance di ASEAN dan mencari peluang implementasi
Sustainable Finance di negara-negara ASEAN.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dalam sambutannya mengatakan
Program Keuangan Berkelanjutan yang diusung OJK sangat sesuai dengan butir-butir
dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Ini peluang bagi seluruh industri jasa keuangan untuk turut mendukung dan
memsukseskan pembangunan berkelanjutan secara nasional dan dalam bentuk
kerjasama regional dan global,” kata Muliaman.
Menurutnya, OJK sebagai otoritas di sektor keuangan telah turut berpartisipasi dengan
menerbitkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan yang berisikan Pedoman dan Arah
Pengembangan Keuangan Berkelanjutan di Indonesia. Roadmap tersebut juga sebagai
perwujudan kerjasama OJK dengan Pemerintah khususnya Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
Roadmap Keuangan Berkelanjutan ini bertujuan untuk menjabarkan kondisi yang ingin
dicapai terkait keuangan berkelanjutan dalam jangka menengah (2015-2019) dan
panjang (2015-2024) bagi industri jasa keuangan di Indonesia.
Program Keuangan berkelanjutan tidak hanya berupaya untuk meningkatkan porsi
pembiayaan pada sektor-sektor prioritas yang memiliki multiplier effect tinggi, seperti:
sektor energi, infrastruktur, industri pengolahan, pertanian, dan UMKM, namun juga
untuk meningkatkan daya tahan dan daya saing lembaga jasa keuangan di Indonesia.
Hal ini tentunya akan mengubah cara pandang dan berbuat dari lembaga jasa keuangan
yang akan mengintegrasikan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan dalam
menjalankan bisnisnya.
Menurut Muliaman, sesuai fungsi intermediasi yang dijalankan oleh industri jasa
keuangan, sektor keuangan berperan penting sebagai agen yang mempercepat
pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pendanaan kepada sektor-sektor yang memiliki multiplier
effect yang besar dapat mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Untuk
menghindari bubble economy, sektor finansial harus berjalan seiring dengan sektor riil.
Selain itu, langkah awal menuju ekonomi yang berkelanjutan dapat dimulai pada
pelaksanaan pembiayaan pada industri-industri yang telah menerapkan manajemen
risiko lingkungan hidup dan sosial. Sehingga Industri Jasa Keuangan (IJK) harus
melakukan screening kepada setiap industri yang akan dibiayainya.
Bank juga didorong untuk meningkatkan profitnya melalui sektor-sektor yang memiliki
multiplier effect tinggi yang nantinya dapat menciptakan sistem keuangan yang stabil dan
berkelanjutan.
Sementara untuk pasar modal, mulai dijajaki pengembangan green bond/green sukuk
dan asuransi lingkungan hidup. Pasar green bond secara global terus berkembang, Jika
pada tahun 2013 jumlah green bond yang di issue senilai USD 11 milyar maka pada
sampai pertengahan tahun 2015 outstanding green bond global sebesar USD 65,5 milyar.
“Roadmap keuangan berkelanjutan diharapkan menjadi sarana bagi LJK baik
perbankan, pasar modal mapun IKNB untuk terus melakukan inovasi produk dan
layananannya selaras dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat maupun
pembangunan,” kata Muliaman.
Seminar ini diselenggarakan bekerjama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional, Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan SDM, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta beberapa lembaga internasional seperti UNEP
Inquiry, WWF, GIZ, USAID, dan IFC.
Pada seminar ini juga diumumkan beberapa lembaga jasa keuangan perbankan yang
telah menandatangani green banking pilot project yaitu PT Bank Artha Graha
Internasional, Tbk; PT Bank Central Asia, Tbk; PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk;
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk; PT Bank BRI Syariah; PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk; PT Bank Muamalat Indonesia; PT BPD Jawa Barat dan Banten, Tbk.
Proyek percontohan ini bertujuan mendukung penyiapan kompetensi bank menyangkut
sasaran dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan di Indonesia periode 2014-2019.
Kompetensi yang disasar secara khusus adalah kemampuan organisasi dalam mengelola
aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (LST) dalam keputusan bisnisnya dan
peningkatan porsi pembiayaan ke kegiatan bisnis yang dilakukan secara berkelanjutan.
***
Informasi lebih lanjut:

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 1 Mulya E Siregar.
Email: [email protected], 021.1500655. www.OJK.go.id
Download