13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Riset Operasi
2.1.1 Pengertian Riset Operasi
Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu
masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan
tindakan-tindakan pada beberapa masalah atau hipotesa, sedangkan riset
adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa.
Berikut adalah pemahaman riset operasi menurut pendapat para ahli
mengenai riset operasi :
1.
Miller dan M.K. Starr mendefinisikan riset operasi sebagai instrumen
manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan, matematika, dan
logika dalam kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi
sehari-hari, sampai masalah tersebut terselesaikan.
2.
Churchman, Ackoff mendefinisikan riset operasi sebagai aplikasi
metode-metode, teknik-teknik, dan alat ilmiah dalam menghadapi
masalah yang timbul di dalam operasi perusahaan yang memiliki
tujuan untuk memberikan solusi yang optimum untuk pemecahan
masalah tersebut.
3.
Morse dan Kimball mendefinisikan riset operasi sebagai metode
ilmiah yang bermanfaat bagi manajer untuk mengambil keputusan
dari masalah yang dihadapi sesuai dengan perhitungan kuantitatif
yang telah dilakukan.
Dari ketiga definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa riset
operasi adalah pengambilan keputusan yang optimal dalam menyusun model
sistem-sistem barik yang diterministik maupun probabilistik yang berasal dari
kehidupan nyata.
13
14
2.2
Manajemen Operasional
2.2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen secara singkat dapat dijelaskan sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ricky W. Grifin (2006)
mendefinisikan
manajemen
sebagai
sebuah
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif yang dimaksud adalah
tercapainya suatu tujuan yang telah direncanakan, sedangkan efisien adalah
tujuan yang terlaksana telah dilakukan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan.
2.2.2 Pengertian Manajemen Operasional
Berikut adalah pengertian dari Manajemen Operasional menurut para
ahli :
1.
Eddy Herjanto adalah suatu proses yang berkesinambungan dan
efektif
yang
menggunakan
fungsi-fungsi
manajemen
untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka
mencapai tujuan.
2.
Richard L. Daft adalah “Bidang manajemen yang mengkhususkan
pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan tekhniktekhnik
khusus
untuk
memecahkan
masalah-masalah
dalam
produksi”.
3.
Jay Heizer dan Barry Render mengatakan bahwa “Manajemen operasi
adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk
barang dan jasa dengan mengunbah input menjadi output.”
Dari pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
operasi adalah proses penggunaan sumber daya secara efisien untuk
memproduksi barang atau jasa dengan mengubah sumber daya (input)
menjadi produk atau jasa (output) yang jika timbul permasalahan dapat
diselesaikan dengan alat-alat dan tekhnik-tekhnik khusus.
Manajemen memiliki 5 fungsi menurut Henry Fayol antara lain:
15
1. Planning
Merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode,
sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Organizing
-
Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
-
Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja
yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
-
Penugasan tanggung jawab tertentu.
-
Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugasnya.
3. Staffing
Perekrutan, latihan, dan pengembangan serta penempatan dan pemberian
orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan
dan produktif.
4. Leading
Manajemen harus dapat mengarahkan seluruh karyawan agar melakukan
yang harus merekan lakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
5. Controlling
Memastikan bahwa seluruh kegiatan dan rencana terlaksana sesuai
dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.3 Kualitas
2.3.1 Pengertian kualitas
Pengertian kualitas menurut Kotler adalah kualitas dimulai dari
kebutuhan pelanggan dan harus berakhir pada persepsi pelanggan, dalam arti
kualitas bukan harus dilihat dari sisi perusahaan namun dari sisi pelanggan.
Namun Krajewski dan Ritzman memberikan perbedaan antara pandangan
kualitas
menurut
perusahaan
dan
menurut
pelanggan.
Perusahaan
menganggap kualitas adalah kesesuaian dengan spesifikasi yang ada,
sedangkan dari sudut pandang pelanggan kualitas adalah nilai dari seberapa
16
baik produk atau jasa menyediakan tujuan yang dimaksudkan dengan tingkat
harga yang bersedia dibayar konsumen dalam menilai kualitas.
Kesimpulannya adalah kualitas merupakan sesuatu kriteria baik yang
dinilai oleh pelanggan dengan harapan terpuaskan oleh produk atau jasa yang
mereka bayar, dan bagi perusahaan agar mereka memenuhi standar
spesifikasi agar kualitas itu tetap terjaga.
2.3.2 Pengukuran dan penentuan performansi kualitas
Gaspersz memberikan cara untuk mengukur dan menentukan
performansi kualitas, yang terdiri dari :
- Fisik : lebar, panjang, diameter, ketebalan, berat, dan lain-lain
- Sensory : bentuk, warna, tampilan, bau, dan lain-lain
- Orientasi waktu : kemampuan pelayanan, reliability (kehandalan),
pemeliharaan, ketepatan waktu produksi sampai penyerahan produk, dan lainlain
- Cost : berkaitan dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen
2.3.3 Tujuan Pengendalian Kualitas
Secara umum pengendalian kualitas dalam perusahaan adalah :
1.
Untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
2.
Menekan biaya produksi serendah-rendahnya.
3.
Untuk mengendalikan proses produksi agar selesai sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Sisi lain dari tujuan pengendalian kualitas adalah:
3
Pencapaian kebijaksanaan dan target perusahaan secara efisien.
4
Perbaikan hubungan manusia.
5
Peningkatan moral karyawan.
6
Pengembangan kemampuan tenaga kerja.
Menurut Sofjan Assauri, tujuan dari pengendalian kualitas adalah :
17
1.
Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2.
Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
3.
Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan utama pengendalian
kualitas adalah untuk menjamin bahwa kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan telah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan tentunya
dengan pengeluaran biaya yang seefisien mungkin.
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Menurut Prawirosentono terdapat 6 faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas produk, antara lain:
1. Manusia
Sumber daya manusia merupakan unsur utama dari proses penambahan
nilai. Kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas dengan keahlian,
pengalaman, pelatihan, dan kreativitas akan memperoleh suatu ouput
2. Metode
Metode merupakan sebuah prosedur kerja terbaik yang harus diikuti oleh
setiap orang yang bekerja sesuai dengan tugas masing-masing individu
agar setiap orang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
Terkadang masih ada orang yang mengerjakan tugasnya secara berbeda
dari prosedur yang sudah diberikan, namun hal ini dapat ditoleransi jika
pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan tidak
menganggu prosedur pihak lain.
3. Mesin
Mesin digunakan sebagai proses penambahan nilai menjadi output. Mesin
berguna untuk membantu pembuatan produk yang berbentu bervariasi
dan dalam jumlah yang besar dengan waktu proses yang lebih cepat.
4. Bahan baku
18
Bahan baku berguna untuk menjadikan suatu produk/output dengan
melalui proses produksi. Bahan baku yang beragam akan menghasilkan
output yang juga beragam. Lancar atau tidaknya proses pekerjaan dapat
dipengaruhi juga oleh keberagaman bahan baku karena hasil output yang
beragam sehingga sulit untuk menentukan mana output yang terbaik.
5. Ukuran
Ukuran sebagai standar penilaian kinerja harus dimiliki oleh perusahaan
dalam setiap tahap produksi. Tujuan pengukuran kinerja pada seluruh
tahap produksi adalah untuk memastikan bahwa nantinya hasil yang
diperoleh sesuai dengan rencana.
6. Lingkungan
Lingkungan tempat produksi berlangsung dapat mempengaruhi hasil atau
kinerja produksi. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh pengaruh
lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kelima unsur sebelumnya
sehingga dapat menimbulkan variasi penyelesaian tugas.
2.3.5 Langkah-langkah Pengendalian Kualitas
Menurut Schroeder, untuk mengimplementasikan perencanaan,
pengendalian, dan pengembangan kualitas dapat mengikuti langkah-langkah
berikut:
1. Menentukan karakteristik kualitas.
2. Memutuskan bagaimana cara mengukur setiap karakteristik.
3. Menetapkan standar kualitas.
4. Menentukan tes yang tepat untuk tiap-tiap standar.
5. Mencari dan memperbaiki kasus produk yang memiliki kualitas rendah.
6. Melakukan perbaikan terus-menerus.
2.4
Statistical Quality Control
2.4.1 Pemahaman tentang Statistical Quality Control
19
Menurut
Sofjan
Assauri,
SQC
adalah
suatu
sistem
yang
dikembangkan untuk menjaga standar dari kualitas hasil produksi yang
bertujuan untuk mencapai efisiensi.
2.4.2 Metode Pengendalian Kualitas Secara Statistik
Pengendalian kualitas secara statistik terbagi kedalam 2 metode
yaitu:
1.
Acceptance Sampling:
Montgomery (2009:15) menjelaskan bahwa “Acceptance Sampling adalah
proses inspeksi dan klasifikasi dari unit sampel yang dipilih secara acak dari
batch / lot yang lebih besar dan keputusan utama tentang penempatan sebuah
lot, biasanya terjadi pada dua titik (bahan baku yang masuk atau komponenkomponen atau produk akhir).
2.
Statistical Process Control:
Tekhnik statistik yang digunakan untuk memastikan bahwa produktifitas,
efisiensi, dan kualitas berada pada level yang maksimum. Penjelasan lebih
lanjut akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
2.5
Statistical Process Control (SPC)
2.5.1 Pemahaman tentang SPC
SPC (Statistical Process Control) merupakan tekhnik statistik yang
digunakan secara luas untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar.
SPC merupakan metode-metode produksi serta konsep manajemen yang
digunakan untuk mendapatkan efisiensi, produktifitas, dan kualitas dengan
tingkat yang maksimum. SPC mempergunakan signal-signal statistik untuk
memelihara pengendalian dan performa produksi pada tingkat kualitas yang
lebih tinggi (Gerald Smith, 2004). Sedangkan menurut Gaspersz (2007), SPC
adalah suatu terminologi yang mulai digunakan tahun 1970-an untuk
menjabarkan penggunaan teknik-teknik statistik dalam memantau dan
meningkatkan performansi proses untuk menghasilkan produk yang
berkualitas.
20
2.5.2 Manfaat Penerapan Statistical Process Control
Secara umum Statistical Process Control yang diterapkan pada
perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat, yakni:
3
Meningkatkan daya saing produksi karena tingkat terjadinya variasi
dapat ditekan
4
Mengurangi biaya-biaya yang serharusnya tidak perlu dikeluarkan
(rework cost, punishment cost, sorting cost, dll)
5
Meningkatkan mutu bahan dan material yang dibeli melalui penerapan
incoming inspection
6
Meningkatkan produktivitas dengan menekan persentase cacat
(defect)
2.5.3 Alat Ukur Statistical Process Control
Terdapat 7 alat ukur untuk Statistical Process Control, yakni:
1.
Flow chart (diagram alir)
2.
Pareto chart (diagram pareto)
3.
Check sheet (lembar pengecekan)
4.
Cause and effect diagram (diagram sebab akibat)
5.
Histogram (diagram batang)
6.
Control chart (bagan kendali)
7.
Scatter diagram (diagram sebar)
21
Gambar 2. 1 7 Alat Ukur Statistical Process Control
Sumber : Jay Heizer and Barry Render, 2006
2.5.3.1
Flow Chart (diagram alir)
Diagram alir digunakan untuk mengidentifikasi urutan aktivitas atau
aliran berbagai bahan baku dan informasi didalam suatu proses. Diagram
yang sederhana ini merupakan alat yang sangat baik untuk memahami sebuah
proses atau menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.
Menurut Gaspersz diagram alir dapat digunakan bila terkait dengan
hal-hal berikut:
1.
Terdapat masalah dalam proses yang ditunjukan melalui tingkat
performansi proses yang rendah.
2.
Memberikan pelatihan terhadap karyawan baru.
3.
Mengembangkan sistem pengukuran.
4.
Menganalisis ketidaksinkronan, kesenjangan, dan lain-lain yang
berkatitan dengan proses.
5.
Landasan untuk perbaikan proses secara terus menerus.
Fungsi dari diagram alir sebagai alat analisis adalah :
1.
Sebagai alat visual yang telah diringkas untuk memudahkan dalam
pemahaman.
2.
Menunjukan output dari suatu proses.
22
3.
Menunjukan keadaan yang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang
waktu.
Penggambaran diagram alir tidak memiliki metode yang baik atau
buruk. Beberapa software seperti LucidChart yang disediakan oleh Google
dapat membantu kita untuk membuat diagram alir, namun yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan simbol-simbol dalam pembuatannya. Yamit
menuturkan penggunaan simbol-simbol diagram alir sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Simbol-Simbol Flow Chart
Simbol
Deskripsi
Simbol
terminal,
yaitu
mengidentifikasikan awal dan akhir
dari sebuah proses.
Simbol
aktifitas,
mengidentifikasikan
sebuah proses.
yaitu
aktivitas
Simbol pengambilan keputusan,
yaitu menandakan suatu keputusan
diterima atau tidak (biasanya berisi
ya atau tidak).
Simbol garis alur, yaitu anak panah
yang mengindikasikan arah aliran.
Sumber: Yamit, 2010
2.5.3.2 Pareto Chart (diagram pareto)
Diagram pareto merupakan grafik batang dan garis yang
menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap
keseluruhan. Dengan memakai metode ini, dapat terlihat masalah yang
dominan sehingga masalah tersebut dapat diberikan prioritas pertama untuk
masalah yang dominan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir masalah
terbesar yang sedang dihadapi pada kurun waktu periode tertentu.
23
Fungsi dari diagram pareto adalah :
1.
Menunjukan masalah utama.
2.
Menunjukan perbandingan dari masalah keseluruhan.
3.
Menunjukan perbandingan dari masing-masing masalah sebelum dan
sesudah perbaikan.
Langkah-langkah untuk membuat diagram pareto :
1.
Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, contohnya
berdasarkan masalah, penyebab jenis cacat, dan sebagainya.
2.
Menentukan
satuan
yang
digunakan
untuk
membuat
urutas
karakteristik-karakteristik tersebut.
3.
4.
Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang ditentukan.
Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari
yang terbesar hingga yang terkecil.
5.
6.
Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif.
Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan
relatif masing-masing masalah.
2.5.3.3 Check Sheet (lembar periksa)
Check Sheet adalah lembar pemeriksaan yang merupakan alat
pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang
berisi jumlah produksi dalam suatu periode beserta jumlah defect dari jumlah
yang diproduksi.
Tujuan dari Check Sheet adalah untuk mempermudah proses
pengumpulan data dan analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan
berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan
untuk melakukan perbaikan atau tidak.
Manfaat dari penggunaan Check Sheet adalah :
1.
Mempermudah pengumpulan data terutama untuk mengetahui
bagaimana suatu masalah terjadi.
2.
Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi.
24
3.
Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk
dikumpulkan.
4.
Memisahkan antara opini dan fakta.
Langkah-langkah untuk menyusun lembar periksa, dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan pengambilan data.
2. Identifikasi variabel atau atribut karakteristik kualitas yang sedang diukur.
3. Menentukan waktu atau tempat pengukuran.
4. Mulai mengumpulkan data untuk item yang sedang diukur.
5. Menjumlahkan data yang telah terkumpul.
6. Memustuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab
masalah yang sedang terjadi itu.
2.5.3.4 Cause and Effect Diagram (diagram sebab akibat)
Diagram sebab-akibat berguna untuk mengetahui dan menganalisa
faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas yang mengakibatkan
suatu masalah. Diagram ini berbentuk seperti tulang ikan oleh karena itu ,
diagram sebab-akibat sering disebut dengan diagram fishbone.
Faktor-faktor utama, dapat dikelompokkan menjadi lima:
1. Material (bahan baku)
2. Machine (mesin)
3. Man (tenaga kerja)
4. Method (metode)
5. Environment (lingkungan)
Sedangkan kegunaan dari diagram sebab-akibat adalah:
1. Alat bantu untuk mengidentifikasi sumber masalah.
2. Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kualitas.
3. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
4. Membantu pencarian fakta lebih lanjut.
25
5. Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidak sesuaian
produk dengan keluhan konsumen.
6. Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang
akan dilaksanakan.
7. Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatuhan tenaga
kerja.
8. Merencanakan tindakan perbaikan.
Langkah-langkah untuk membuat diagram sebab-akibat:
1. Identifikasi dan temukan kemungkinan penyebab masalah utama yang
terjadi.
2. Gambar garis horizontal dengan suatu tanda panah pada ujung sebelah
kanan dan kotak di depannya. (akibat atau masalah yang dianalisis
diletakkan dalam kotak)
3. Tulis penyebab utama dalam kotak yang ditempatkan sejaja dan agak
jauh dari garis panah utama. Hubungkan garis dari kotak tersebut
dengan garis panah miring ke garis panah utama.
4. Tulis sub-penyebab dari penyebab utama pada daerah sekitar
penyebab utama. Pastikan sub-penyebab tersebut memiliki pengaruh
terhadap penyebab utama. Hubungkan sub-penyebab tersebut dengan
garis pada ke arah garis panah penyebab utama.
5. Interpretasi atas diagram sebab akibat itu adalah dengan melihat
penyebab-penyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan
kesepakatan melalui konsesus tentang penyebab tersebut. Setelah
disepakati oleh konsensus, fokuskan perhatian pada penyebab
tersebut.
6. Terapkan
hasil
dari
diagram
sebab-akibat
dengan
cara
mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan secara korektif,
serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif
yang dilakukan efektif karena telah menghilangkan akar penyebab
dari masalah yang dihadapi.
2.5.3.5 Histogram (diagram batang)
26
Histogram adalah alat ukur dalam Statistical Process Control yang
membantu untuk menentukan variasi dalam proses. Menurut Gaspersz
histogram, dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan
informasi tentang variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam
membuat keputusan-keputusan yang berfokus pada usaha perbaikan terus
menerus.
Langkah-langkah untuk membuat diagram batang:
1. Kumpulkan data.
2. Kelompokan data.
3. Tentukan banyaknya kelas interval.
4. Tentukan interval kelas, batas kelas, dan nilai tengah kelas.
5. Tentukan frekuensi dari setiap kelas interval.
6. Buat diagram batang.
2.5.3.6 Control chart (bagan kendali)
Peta kendali adalah alat grafik yang digunakan untuk melakukan
monitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas atau proses berada dalam
pengendalian kualitas secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan
masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas.
Fungsi dari peta kendali adalah:
1. Memberikan informasi untuk proses produksi apakah dalam batas
kendali atau sudah diluar batas.
2. Memantau proses secara terus menerus agar proses tetap stabil secara
statistikal dan hanya mengandung variasi penyebab umum.
3. Menentukan kemampuan proses.
4. Mengevaluasi performa pelaksanaan dan kebijaksanaan pelaksanaan
proses produksi.
Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya
penyimpangan/defect dengan cara menetapkan batas-batas kendali sebagai
berikut:
1. Upper control limit (UCL) / batas kendali atas
27
Garis batas atas untuk defect yang masih ditoleransi.
2. Central line (CL) / batas kendali tengah
Garis tengah yang melambangkan tidak ada penyimpangan dari
karakteristik sampel.
3. Lower control limit (LCL) / batas kendali bawah
Garis batas bawah untuk defect yang masih ditoleransi.
Langkah-langkah untuk membuat peta kendali adalah sebagai berikut:
1.
Tentukan ukuran contoh subgroup yang cukup besar.
2.
Kumpulan banyak subgroup.
3. Hitung utuk setiap subgroup nilai proporsi unit yang cacat.
4. Hitung rata-rata dari P (nilai tengah/CL).
5. Hitung garis batas atas.
6. Hitung garis batas bawah.
2.5.3.7
Scatter diagram (diagram tebar)
Metode ini, digunakan untuk menentukan hubungan antara sebab dan
akibat dari dua variabel yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses
dengan kualitas produk.
Langkah-langkah yang dapat diambil untuk membuat diagram sebar menurut
Wignjosoebroto adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan sampel mulai dari 20 sampai 100 yang hubungannya akan
diteliti kemudian masukkan kedalam tabel.
2. Gambarkan dua buah sumbu secara vertikal (sumbu y) dan horizontal
(sumbu x) beserta skala dan keterangan. Sumbu y dan x sebagiknya
sama panjang agar diagram mudah dibaca.
3. Tentukan titik koordinat data tersebut.
Diagram tebak akan cenderung memiliki lima model sebagai berikut:
1. Kolerasi positif
Nilai y akan naik apabila nilai x juga naik. Berarti apabila nilai x
terkendali maka nilai y terkendali.
2. Adanya gejala korelasi positif
28
Bila x naik maka y cenderung naik namun nilai x memiliki
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Tidak ada korelasi
4. Ada gejala korelasi negatif
Naiknya x akan menyebabkan kecenderungan turunnya y.
5. Korelasi negatif
Naiknya x akan menyebabkan menurunnya y. Jika x dapat dikontrol
maka y akan menjadi terkontrol.
29
2.6 Rancangan Pemecahan Masalah
Tabel 2. 2 Rangka berpikir
Indentifikasi masalah
Tujuan dan manfaat
penelitian
Pengumpulan data
Data kuantitatif defect Arm
Kick Starter periode Januari
2013 sampai Desember 2014
Company Profile dan
Flow process
Pengolahan data
menggunakan SPC
Diagram
alir
Lembar
periksa
Diagram
pareto
Diagram
batang
Diagram
tebar
Kesimpulan dan saran
Finish
Sumber: Olahan peneliti
Peta
kendali
Diagram
sebabakibat
30
Download