Pelaksanaan Praktik Motorik Halus (Menggambar Teknik) Abidin (10320031) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Salah satu mata pelajaran yang dapat melatih motorik halus siswa adalah menggambar teknik. menggambar teknik dapat meningkatkan ketekunan dan kesabaran siswa dalam bekerja. gambar teknik juga merupakan media komunikasi antara designer dan teknisi. Dalam praktik menggambar dilakukan dengan 2 cara yaitu menggambar dengan manua dan menggunakan program Autocad. Dari data rata-rata hasil belajar menggambar teknik secara manual yang tuntas hanya 22% saja. hal ini menunjukkan masih jauh dari ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 80 %. Sedangkan rata-rata hasil belajar menggambar teknik dengan program AutoCad untuk semua pokok bahasan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan 67 % yang telah tuntas secara klasikal, namun ketuntasan ini belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 80 %. Kata kunci : Gambar teknik manual, Program Autocad, Hasil belajar PENDAHULUAN Besarnya peran pendidikan dapat mengantarkan setiap bangsa maju dan berkembang. Pendidikan memberikan kontribusi terhadap terbentuknya kualitas sumber daya manusia sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan merupakan kunci utama dalam prioritas mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak Negara yang sudah maju menginvestasikan dana yang besar di sektor pendidikan, sehingga proses pembangunan akan menjadi lebih cepat dan maju, maka kualitas pendidikan sangat menentukan bagi kesinambungan pembangunan di masa yang akan datang. Pada era globalisasi tuntutan untuk memenuhi lapangan dunia kerja bukanlah hal yang mudah. Dimana semuanya dituntut bekerja cepat dan tepat. Demikian pula dengan perkembangan teknologi komputer yang berkembang sangat pesat. Berkaitan dengan itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang berorientasi mempersiapkan dan menyuplai tenaga kerja siap pakai, dituntut untuk mempersiapkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing dengan orientasi dunia industri, mampu bekerja mandiri, professional dan cedas. Tujuan Program Keahlian Teknik Pemesinan secara umum mengacu pada isi UndangUndang Sistem Pendidikan nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. SMK PGRI Kunduran merupakan SMK yang memiliki kompetensi di bidang pemesinan. Hal ini dapat dilihat dari program keahlian seperti bubut dasar, bubut kompleks, frais dasar, frais kompleks dan CNC. Industri jasa pembuatan onderdil kendaraan merupakan pengguna jasa terbesar dari lulusan SMK PGRI Kunduran. Oleh karena itu kurikulum sekolah harus memenuhi kriteria minimal kemampuan yang diterapkan oleh dunia kerja. Sesuai dengan visi sekolah yaitu menjadikan lembaga pendidikan dan pelatihan yang menghasilkan lulusan berkualitas di bidang pemesinan. Proses pelaksanaan kurikulum tersebut, tentunya memiliki beberapa keterbatasan dan kekurangan yang memerlukan suatu perbaikan. Oleh karena itu kurikulum harus lebih terbuka agar menjadi lebih baik, fleksibel terhadap kemajuan dan kondisi, baik yang dihadapi saat ini maupun yang akan datang. SMK PGRI Kunduran, peserta didik selama masa studi diharuskan mampu menyelesaikan berbagai mata pelajaran dengan baik. Setiap mata pelajaran harus diselesaikan sampai mencapai batas ketuntasan belajar. Salah satu mata pelajaran yang diperlukan dalam mencapai ketuntasan belajar peserta didik dan dapat menunjang jenis pengetahuan lainnya adalah standar kompetensi Computer Aided Design. Software komputer yang digunakan sebagai pembelajaran adalah AutoCAD. Program AutoCAD merupakan program perangkat lunak yang umum digunakan dalam gambar teknik. Biaya pengadaan yang murah membuat perangkat ini banyak dipakai pada institusi sekolahsekolah. Sebelum peserta didik mendapatkan pelajaran AutoCAD, peserta didik terlebih dahulu mempelajari gambar teknik baik teori maupun praktek. Teori menggambar teknik ini menjadi hal yang mendasar dan penting, dimana peserta didik memperoleh pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip menggambar teknik mesin dan melatih ketekunan siswa. Gambar teknik juga merupakan media komunikasi tak langsung dari designer kepada teknisi. Dengan demikian, ketika peserta didik mulai mempelajari menggambar dengan AutoCAD, peserta didik sudah memahami teori dasar menggambar teknik teknik mesin dan bisa mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan menggambar AutoCAD baik di sekolah maupun industri. Fasilitas Laboratorium komputer di SMK PGRI Kunduran Blora dengan jumlah komputer sebanyak 15 unit diharapkan akan dapat menampung jumlah siswa kelas XI yang berjumlah 36 siswa walaupun dengan perbandingan 1 komputer 2 anak atau 3 anak, sehingga praktek program AutoCAD ini akan dapat berjalan. Adanya siswa yang memiliki komputer di rumah akan dapat menunjang proses pembelajaran dengan baik karena selain pembelajaran di sekolah siswa juga dapat menerapkan di rumah melalui tugas-tugas yang diberikan secara kelompok. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Motorik Halus Dalam bahasa Indonesia (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:250), kata “motor” dan “movement” diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan tanpa mengandung perbedaan di dalamnya. Sesungguhnya pengertian kedua kata ini berbeda. “Movement” adalah gerak yang bersifat eksternal atau dari luar dan mudah diamati, sedangkan “motor” adalah gerak yang bersifat internal atau dari dalam, konstan dan sukar diamati. Gerak merupakan kemampuan yang penting di dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berhubungan dengan aktivitas jasmani.Konsep tentang gerak manusia tidak lepas dari konsep tentang gerak pada umumnya. Gerak dapat dijelaskan sebagai aksi atau proses perubahan letak atau posisi ditinjau dari suatu titik tertentu sebagai pedomannya. Pada perkembangan seorang manusia, perkembangan fisik-motorik memegang peran yang sama pentingnya dengan perkembangan kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian. Sejalan dengan perkembangannya fisik-motorik seorang anak, mereka akan menjadi lebih mandiri. Mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menuju suatu tempat atau mengambil barang yang diinginkan. Pengertian Perkembangan menunjukkan pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Menurut Werner, Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Ketrampilan motorik halus adalah ketrampilan yang membutuhkan seorang anak untuk memanipulasi dan mendapatkan kontrol atas berbagai bahan dan alat. (http://ilmukeluarga.blogspot.com/2010/11/motorik-halus.html). Hal ini juga sering untuk tujuan komunikasi dan ekspresif, misalnya menulis nama atau pesan, memanipulasi mouse komputer dan membuat patung. Komponen ketrampilan motorik halus dapat dianggap: a. Memahami misalnya menggunakan pensil, penggaris, jangka b. Memanipulasi misalnya meruncingkan pensil c. Tangan mata koordinasi misalnya memotong, memindahkan kursor Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Pengertian Mengajar Kata “teach” atau mengajar berasal dari bahasa inggris kuno, yaitu taecan.kata ini berasal dari bahasa jerman kuno (Old Teutenic). Taecan, yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Menurut Fauziah (Chalidjah Hasan, 1994:51), bahwa “Mengajar adalah menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan ataupun ketrampilan dan lain sebagainya kepada orang lain dengan menggunakan caracara tertentu, sehingga pengetahuan ataupun ketrampilan dan sebagainya itu dapat menjadi milik orang banyak tersebut”. Mengenai pengertian mengajar, ada beberapa pandangan tentang pengertian mengajar yang menonjol diantaranya sebagai berikut: a. Mengajar adalah menanamkan atau menyampaikan pengetahuan kepada siswa atau murid sekolah. b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. c. Mengajar adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. d. Mengajar adalah memberikan bimbingan kepada murid Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Dari definisi tersebut maka dapat diartikan bahwa terjadinya perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung satu arah melainkan terjadinya secara timbale balik dimana kedua belah pihak berperan dan berbuat dengan saling mempengaruhi secara aktif di dalam suatu kerangka kerja dan menggunakan cara dan kerangka berpikir yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama. Tinjauan Umum Mengenai Mata Pelajaran Gambar Teknik Mata Pelajaran gambar teknik merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk ke dalam program produktif. Mata pelajaran gambar teknik merupakan kumpulan bahan kajian dan pelajaran tentang penyampaian informasi teknik, dokumentasi benda teknik dan penuangan gagasan dalam bentuk symbol-simbol gambar. Di dalam proses pembelajarannya digunakan dua metode yaitu penerapan pembelajaran dengan pemberian kemampuan pada sejumlah teori membaca gambar teknik dengan lebih menekankan pada aspek kognitif dan penerapan pembelajaran pada pemberian sejumlah ketrampilan praktik lebih ditekankan pada aspek psikomotorik. Tujuan akhir mata pelajaran gambar teknik adalah agar mampu memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman dalam penggunaan peralatan gambar, mampu membaca gambar yang terdapat dalam lembar kerja (job sheet), serta mampu mengidentifikasi jumlah benda kerja yang terdapat dalam gambar sehingga pada saat praktik pemesinan tidak mengalami kesulitan dan sekaligus bekal untuk mengembangkan diri di industri nanti. Standar Kompetensi Menggambar 2 Dimensi Dengan Sistem CAD Standar kompetensi menggambar 2 dimensi dengan sistem CAD merupakan standar kompetensi yang termasuk Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan pemesinan. Program ini memberikan kemampuan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik kepada peserta didik dalam penerapan menggambar dua dimensi dengan sistem CAD METODE PENELITIAN Lokasi penelitian yang diambil adalah SMK PGRI Kunduran yang berada di tepi jalan raya jurusan Purwodadi Blora, tepatnya di Desa Sambiroto Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora. Subjek dari penrlitian ini adalah siswa kelas XI TP SMK PGRI Kunduran tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian yang dilakukan ini mengenai proses belajar mengajar pada pembelajaran dengan metode konvensional. Penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi mendeskripsikan secara mendalam fenomena tentang proses belajar mengajar gambar teknik baik yang dilakukan secara manual maupun dengan program AutoCAD. Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap pertemuan yang akan dirangkum menjadi temuan temuan. 2. Hasil menggambar siswa yang dilakukan pada saat pengumpulan tugas 3. Berdasarkan informasi dari teman sejawat, kepala sekolah. HASIL PENELITIAN Pada Pelaksanaan menggambar teknik secara manual Temuan data yang dapat dipaparkan selama kegiatan inti pembelajaran adalah : ketika metode ceramah diberikan respon siswa kurang begitu positif, hal ini ditunjukkan dengan siswa yang bercakap-cakap dan tidak memperhatikan penjelasan guru, ketika siswa diwawancarai mengapa kurang antusias dalam memperhatikan penjelasan guru, siswa memberikan alasan karena cara penjelasan guru kurang menarik dan monoton, siswa kurang aktif sehingga hanya terjadi dialog satu arah. Hal ini diakibatkan ketika siswa diminta mengajukan pertanyaan tak ada keberanian dari siswa untuk bertanya. ”Kami tak mau mengajukan pertanyaan dengan alasan kurang tertarik dengan materi pembelajaran yang disampaikan” ujar salah seorang siswa, ada juga siswa yang beralasan malu dalam mengajukan pertanyaan dan takut ditertawakan oleh temannya. Pada saat penggunan metode demonstrasi dan penugasan untuk menggali kemampuan psikhomotorik, kegiatan ini dilakukan dengan suasana keterbatasan sarana prasarana yang ada. Dari jumlah siswa sebanyak 36 tersedia 36 kursi dan 18 meja berarti 1 meja kerja untuk kegiatan menggambar akan ditempati oleh 2 orang siswa, padahal meja yang digunakan adalah meja datar biasa artinya bukanlah merupakan meja khusus untuk menggambar yang biasanya bisa diatur dengan posisi miring. Bagaimana pihak sekolah menanggapi kondisi seperti ini ?, pihak sekolah melalui Kepala Sekolah memberikan tanggapan bahwa untuk kegiatan menggambar teknik, pihak sekolah akan mengusahakan untuk menyediakan laboratorium khusus untuk menggambar teknik, dengan kapasitas 1 meja gambar ditempati oleh 1 orang siswa. Lalu bagaimana dengan tanggapan siswa ?, diantara siswa ada yang berkomentar yang bersifat kritikan terhadap kondisi prasarana sekolah ”Setidaknya ketika sekolah ini mulai berdiri, untuk sekolah dengan tipe sekolah kejuruan, pihak sekolah sudah harus mempersiapkan sarana prasarana laboratorium yang memadai, jadi janganlah sekolah ini berdiri dan beroperasi dengan asal-asalan saja”. Bisa dibayangkan bagaimana hasil menggambar teknik secara manual jika sarana prasarana menggambar kurang memadai, hal ini bisa berakibat pada hasil pekerjaan siswa yang kurang sempurna. Hasil pekerjaan yang kurang sempurna terlihat pada penilaian kualitas gambar siswa seperti tidak tepat ukuran, penempatan simbol maupun ukuran dimensi yang tidak sesuai aturan, kebersihan hasil gambar siswa. Disamping keterbatasan sarana prasarana, dalam pelaksanaan menggambar teknik secara manual memerlukan waktu yang agak panjang, peneliti harus bersabar mendemonstrasikan menggambar teknik secara manual. Pada saat tugas mandiri diberikan untuk menggambarkan proyeksi sebuah benda, alokasi waktu yang diberikan terasa tidak cukup, sehingga harus molor beberapa menit. Bagian terakhir dari kegiatan pembelajaran menggambar teknik secara manual adalah kegiatan penutup, pada bagian ini peneliti pergunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan inti, termasuk mengingatkan perilaku siswa yang kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran yaitu siswa yang sering anjangsana ketika mengerjakan job, peneliti memberikan motivasi agar siswa lebih serius mengikuti pembelajaran menggambar teknik secara manual. Peneliti juga masih memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas terhadap materi yang telah disampaikan oleh peneliti. Untuk langkah selanjutnya peneliti memberikan tugas rumah dan membuat penjadwalan tentang pelaksanaan job dari materi yang telah diberikan pada pertemuan hari ini. Pada pelaksanaan job dari 17 kali pertemuan akan didapatkan 9 job yang akan diselesaikan, siswa diberikan job yang bisa langsung dikerjakan di kelas. Karena posisi tempat duduk 1 meja ditempati 2 siswa maka job yang diberikan kepada siswa menjadi agak lambat, dan untuk menyelesaikan job tersebut siswa harus bergantian dan kadang ada siswa yang mengerjkan job diluar kelas dengan mencari meja yang masih kosong. Beragam tanggapan siswa selama mengerjakan job yang telah diberikan guru, ada yang tak ada permasalahan yang berarti dalam mengerjakan job dengan alasan sudah mempersiapkan diri sebelumnya dengan cara belajar dan berlatih menggambar teknik. Tetapi rata-rata dari mereka merasa kesulitan dalam menggambar teknik secara manual dengan alasan beragam pula, mulai sarana dan prsarana yang kurang memadai sampai dengan sifat pemalas dan kurangnya bakat menggambar siswa. Semua rata-rata kesulitan siswa ini tercermin dari hasil yang diperoleh dari tiap-tiap job yang diberikan dirata-rata yang menghasilkan nilai akhir siswa selama satu semester. Nilai akhir siswa diambilkan dari rata-rata nilai seluruh job. Nilai akhir siswa akan dianalisa berdasarkan KKM yang ditentukan yaitu nilai 70. Siswa yang mendapatkan nilai akhirnya 70 keatas dikategorikan telah memenuhi KKM dan dianggap telah tuntas, tetapi jika siswa memperoleh nilai akhirnya kurang dari 70 dianggap belum mencapai KKM dan dianggap belum tuntas, dan siswa harus melakukan remidi sampai nilai akhir yang diperoleh mencapai nilai KKM atau dianggap tuntas. Dari 36 siswa hanya 8 siswa yang telah tuntas atau hanya 22 % yang telah tuntas secara klasikal, hal ini menunjukkan masih jauh dari ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 80 %. Pelaksanaan Menggambar Teknik dengan Program Autocad Seperti pada pelaksanan pembelajaran menggambar teknik secara manual maka pelaksanaan pembelajaran menggambar teknik dengan program AutoCad juga selalu mengacu pada RPP yang telah dibuat yang meliputi 3 tahap pelaksanaan yaitu : pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara terpisah dari pelaksanaan pembelajaran dengan jadwal yang telah ditentukan, hal ini mengingat pelaksanaan evaluasi memerlukan waktu yang panjang dalam pengerjaan, terutama evaluasi dalam bentuk job. Meskipun demikian ada pula evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar yaitu dalam menjawab apersepsi, keaktifan siswa dalam mengikuti KBM dengan bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Pada tahap pendahuluan peneliti berusaha mengkondisikan peserta didik agar dapat mengikuti kegiatan inti pembelajaran, sebelum kegiatan inti dilaksanakan terlebih dahulu berdoa, memberi salam pembuka, kemudian dilanjutkan mengecek kehadiran siswa melalui kegiatan absensi. Tahapan akhir dalam kegiatan pendahuluan adalah mengajukan pertanyaan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa tentang materi pelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan inti serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Temuan-temuan data yang dapat diungkapkan dalam kegiatan pendahuluan adalah penunjukkan antusiasme yang sama dengan pembelajaran menggambar teknik secara manual, hal ini dapat dilihat kehadiran siswa rata-rata untuk setiap KD selalu menunjukkan angka 80 % kehadiran. Dalam menjawab pertanyaan apersepsi ada beberapa siswa yang sudah paham dengan maksud pertanyaan guru, apalagi sebelumnya siswa sudah mengenal perangkat komputer. Seperti pada pembelajaran menggambar teknik secara manual pada pembelajaran menggambar teknik dengan program AutoCad dalam kegiatan inti, peneliti menggunakan metode ceramah untuk memberikan bekal kognitif bagi siswa dan menggunakan metode demonstrasi dan penugasan untuk memberikan bekal psikhomotorik siswa, serta melakukan pengamatan tingkah laku siswa (afektif)/respon siswa selama kegiatan inti berlangsung. Temuan data yang dapat dipaparkan selama kegiatan inti pembelajaran adalah : ketika metode ceramah diberikan respon siswa justru menunjukkan hal yang positif, hal ini dapat dimaklumi karena pembelajaran menggambar dengan program AutoCad menggunakan basis komputer, ini menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa yang menimbulkan rasa keingintahuan dan menguasai teknologi canggih ini. Pelaksanaan kegiatan inti dengan metode demonstrasi dan penugasan untuk menggali kemampuan psikhomotorik, kegiatan ini dilakukan dengan suasana keterbatasan sarana prasarana yang ada. Dari jumlah siswa sebanyak 36 tersedia 15 komputer berarti melakukan praktikum menggambar teknik dengan AutoCad harus dilaksanakan dengan cara 1 komputer dihadapi 2 siswa atau 3 siswa. Hal ini menyebabkan tugas guru bertambah berat karena harus mengajar dengan kondisi seperti ini. Bagaimana pihak sekolah menanggapi kondisi seperti ini ?, pihak sekolah melalui Kepala Sekolah memberikan tanggapan bahwa sekolah akan berusaha menambahkan fasilitas komputer ditahun yang akan datang. Lalu bagaimana dengan tanggapan siswa ?, para siswa menanggapi dengan hal yang biasa sebab diantara siswa ada beberapa yang justru mempunyai laptop maupun komputer sendiri, sedangkan para siswa yang tidak mempunyai laptop atau komputer dapat memanfaatkan jasa warnet yang banyak tersebar di sekitar sekolah. Pada pelaksanaan job dari 15 kali pertemuan didapatkan 11 job yang bisa langsung dikerjakan di labortorium komputer dan tugas di rumah. Beragam tanggapan siswa selama mengerjakan job yang telah diberikan guru, ada yang tak ada permasalahan yang berarti dalam mengerjakan job dengan alasan sudah mempersiapkan diri sebelumnya dengan cara belajar dan berlatih menggambar teknik dengan AutoCad. Rata-rata dari mereka merasa lebih mudah menggambar teknik dengan program AutoCad dibandingkan dengan cara manual. Hal ini tercermin dari hasil yang diperoleh dari tiap-tiap job yang diberikan menunjukkan nilai ketuntasan 75%. Pada akhir semester, nilai akhir siswa diambilkan dari rata-rata nilai seluruh job dan tes praktek pada akhir semester dalam satu semester. Nilai akhir siswa akan dianalisa berdasarkan KKM yang ditentukan yaitu nilai 70. Siswa yang mendapatkan nilai akhirnya 70 keatas dikategorikan telah memenuhi KKM dan dianggap telah tuntas, tetapi jika siswa memperoleh nilai akhirnya kurang dari 70 dianggap belum mencapai KKM dan dianggap belum tuntas, dan siswa harus melakukan remidi sampai nilai akhir yang diperoleh mencapai nilai KKM atau dianggap tuntas. Dari 36 siswa sebanyak 24 siswa telah tuntas atau 67 % yang telah tuntas secara klasikal, namun ketuntasan ini belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 80 %. KESIMPULAN 1. Hasil pembelajaran menggambar teknik secara manual, banyak siswa yang belum tuntas, yang ditunjukkan dengan 78 % belum tuntas dan 22% siswa yang tuntas. Kendala-kendala yang dialami selama pembelajaran menggambar teknik secara manual adalah tidak adanya sarana prasarana menggambar teknik secara manual (laboratorium menggambar teknik), kurangnya bakat menggambar pada diri siswa, pendekatan pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnya dukungan materi pembelajaran yang lain yaitu mata pelajaran Matematika yang nilainya dibawah standar KKM yang ditetapkan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran menggambar teknik secara manual yaitu dengan cara : pihak sekolah berusaha melengkapi sarana prasarana menggambar teknik, memberikan motivasi tentang pentingnya penguasaan keterampilan menggambar teknik, memberikan variasi metode pembelajaran dan mengajarkan kembali teori dasar Matematika tentang bangun ruang. 2. Hasil pembelajaran menggambar teknik dengan program AutoCad, banyak siswa yang telah tuntas, yang ditunjukkan dengan 75 % tuntas dan 25% siswa yang belum tuntas. Kendala-kendala yang dialami selama pembelajaran menggambar teknik dengan program AutoCad adalah siswa kurang menguasai dasar komputer, kesulitan dalam memberikan tugas rumah bagi mereka yang tidak mempunyai komputer di rumah dan kurangnya memberikan prosedur praktikum komputer. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran menggambar teknik dengan program AutoCad yaitu dengan memberikan tambahan pembelajaran teori dasar komputer bagi mereka yang sama sekali belum pernah mengenal komputer, memberikan opsi mengerjakan tugas di laboratorium komputer dikala senggang atau memanfaatkan adanya warnet yang sedang menjamur di daerah dan memberikan prosedur praktikum komputer secara tegas. DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsuddin M (1999). Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya Remaja Ali Moh. (1984). Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa Ali, Mohammad (1984). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar. Baru Amti, Erman dan Marjohan. (1991). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Arikunto (1996), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S, prof, Dr. (2003) Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Yogyakarta : Bumi aksara Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Chalidjah Hasan (1994), Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta http://ilmukeluarga.blogspot.com/2010/11/motorik-halus.html. http://repository.upi.edu/operator /upload/s_ptm_053677.chapter1.pdf Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 Lexy J. Moleong (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Remaja Miles dan Huberman (1992). Analisis Data Kualitatif, Jakarta, UI Press. Mohammad Nasir. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nana Sudjana (1988). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru. Oemar Hamalik (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Rosda Karya Prof Dr. imam suprayoga, Drs. Tobroni M. Si Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung 2004. Bandung : Rosda karya Sagala, Saiful (2007), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : ALFABETA Siagian Sondang P, (1986), Filsafat Administrasi, PT.Gunung. Agung,Jakarta Sudjana N (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana N (2004). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana (1989). Penelitian dan penilaian dalam pendidikan. Bandung : C.V Sinar Baru Sugiyono (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2005, Memahami penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2005 Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta Surakhmad Winarno (1998). Pengantar penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan teknik edidi kedelapan. Bandung: Tarsito Sutopo (1982), Pengantar Penelitian Kualitatif, Pusat Penelitian UNS, Surakarta Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ______ (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Depdikbud