Pelaksanaan Praktik Motorik Halus (Menggambar

advertisement
Pelaksanaan Praktik Motorik Halus (Menggambar Teknik)
Abidin (10320031)
Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang
Abstrak
Salah satu mata pelajaran yang dapat melatih motorik halus siswa adalah menggambar
teknik. menggambar teknik dapat meningkatkan ketekunan dan kesabaran siswa dalam
bekerja. gambar teknik juga merupakan media komunikasi antara designer dan teknisi.
Dalam praktik menggambar dilakukan dengan 2 cara yaitu menggambar dengan manua
dan menggunakan program Autocad. Dari data rata-rata hasil belajar menggambar
teknik secara manual yang tuntas hanya 22% saja. hal ini menunjukkan masih jauh dari
ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 80 %. Sedangkan rata-rata hasil belajar
menggambar teknik dengan program AutoCad untuk semua pokok bahasan menunjukkan
hasil yang cukup memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan 67 % yang telah tuntas
secara klasikal, namun ketuntasan ini belum mencapai ketuntasan klasikal yang
ditetapkan sebesar 80 %.
Kata kunci : Gambar teknik manual, Program Autocad, Hasil belajar
PENDAHULUAN
Besarnya peran pendidikan dapat mengantarkan setiap bangsa maju dan berkembang.
Pendidikan memberikan kontribusi terhadap terbentuknya kualitas sumber daya manusia
sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan
merupakan kunci utama dalam prioritas mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak Negara
yang sudah maju menginvestasikan dana yang besar di sektor pendidikan, sehingga
proses pembangunan akan menjadi lebih cepat dan maju, maka kualitas pendidikan
sangat menentukan bagi kesinambungan pembangunan di masa yang akan datang.
Pada era globalisasi tuntutan untuk memenuhi lapangan dunia kerja bukanlah hal yang
mudah. Dimana semuanya dituntut bekerja cepat dan tepat. Demikian pula dengan
perkembangan teknologi komputer yang berkembang sangat pesat. Berkaitan dengan itu,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang
berorientasi mempersiapkan dan menyuplai tenaga kerja siap pakai, dituntut untuk
mempersiapkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing dengan orientasi dunia
industri, mampu bekerja mandiri, professional dan cedas.
Tujuan Program Keahlian Teknik Pemesinan secara umum mengacu pada isi UndangUndang Sistem Pendidikan nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan
Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu.
SMK PGRI Kunduran merupakan SMK yang memiliki kompetensi di bidang pemesinan.
Hal ini dapat dilihat dari program keahlian seperti bubut dasar, bubut kompleks, frais
dasar, frais kompleks dan CNC. Industri jasa pembuatan onderdil kendaraan merupakan
pengguna jasa terbesar dari lulusan SMK PGRI Kunduran. Oleh karena itu kurikulum
sekolah harus memenuhi kriteria minimal kemampuan yang diterapkan oleh dunia kerja.
Sesuai dengan visi sekolah yaitu menjadikan lembaga pendidikan dan pelatihan yang
menghasilkan lulusan berkualitas di bidang pemesinan.
Proses pelaksanaan kurikulum tersebut, tentunya memiliki beberapa keterbatasan dan
kekurangan yang memerlukan suatu perbaikan. Oleh karena itu kurikulum harus lebih
terbuka agar menjadi lebih baik, fleksibel terhadap kemajuan dan kondisi, baik yang
dihadapi saat ini maupun yang akan datang.
SMK PGRI Kunduran, peserta didik selama masa studi diharuskan mampu
menyelesaikan berbagai mata pelajaran dengan baik. Setiap mata pelajaran harus
diselesaikan sampai mencapai batas ketuntasan belajar. Salah satu mata pelajaran yang
diperlukan dalam mencapai ketuntasan belajar peserta didik dan dapat menunjang jenis
pengetahuan lainnya adalah standar kompetensi Computer Aided Design. Software
komputer yang digunakan sebagai pembelajaran adalah AutoCAD. Program AutoCAD
merupakan program perangkat lunak yang umum digunakan dalam gambar teknik. Biaya
pengadaan yang murah membuat perangkat ini banyak dipakai pada institusi sekolahsekolah.
Sebelum peserta didik mendapatkan pelajaran AutoCAD, peserta didik terlebih dahulu
mempelajari gambar teknik baik teori maupun praktek. Teori menggambar teknik ini
menjadi hal yang mendasar dan penting, dimana peserta didik memperoleh pengetahuan
dasar mengenai prinsip-prinsip menggambar teknik mesin dan melatih ketekunan siswa.
Gambar teknik juga merupakan media komunikasi tak langsung dari designer kepada
teknisi. Dengan demikian, ketika peserta didik mulai mempelajari menggambar dengan
AutoCAD, peserta didik sudah memahami teori dasar menggambar teknik teknik mesin
dan bisa mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan menggambar AutoCAD baik di
sekolah maupun industri.
Fasilitas Laboratorium komputer di SMK PGRI Kunduran Blora dengan jumlah
komputer sebanyak 15 unit diharapkan akan dapat menampung jumlah siswa kelas XI
yang berjumlah 36 siswa walaupun dengan perbandingan 1 komputer 2 anak atau 3 anak,
sehingga praktek program AutoCAD ini akan dapat berjalan. Adanya siswa yang
memiliki komputer di rumah akan dapat menunjang proses pembelajaran dengan baik
karena selain pembelajaran di sekolah siswa juga dapat menerapkan di rumah melalui
tugas-tugas yang diberikan secara kelompok.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Motorik Halus
Dalam bahasa Indonesia (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:250), kata “motor” dan
“movement” diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan tanpa mengandung perbedaan di
dalamnya. Sesungguhnya pengertian kedua kata ini berbeda. “Movement” adalah gerak
yang bersifat eksternal atau dari luar dan mudah diamati, sedangkan “motor” adalah gerak
yang bersifat internal atau dari dalam, konstan dan sukar diamati. Gerak merupakan
kemampuan yang penting di dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berhubungan
dengan aktivitas jasmani.Konsep tentang gerak manusia tidak lepas dari konsep tentang
gerak pada umumnya. Gerak dapat dijelaskan sebagai aksi atau proses perubahan letak
atau posisi ditinjau dari suatu titik tertentu sebagai pedomannya. Pada perkembangan
seorang manusia, perkembangan fisik-motorik memegang peran yang sama pentingnya
dengan perkembangan kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian. Sejalan dengan
perkembangannya fisik-motorik seorang anak, mereka akan menjadi lebih mandiri.
Mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menuju suatu tempat atau
mengambil barang yang diinginkan. Pengertian Perkembangan menunjukkan pada suatu
proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Menurut
Werner, Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali. Ketrampilan motorik halus adalah ketrampilan yang membutuhkan
seorang anak untuk memanipulasi dan mendapatkan kontrol atas berbagai bahan dan alat.
(http://ilmukeluarga.blogspot.com/2010/11/motorik-halus.html). Hal ini juga sering untuk
tujuan komunikasi dan ekspresif, misalnya menulis nama atau pesan, memanipulasi
mouse komputer dan membuat patung. Komponen ketrampilan motorik halus dapat
dianggap:
a. Memahami misalnya menggunakan pensil, penggaris, jangka
b. Memanipulasi misalnya meruncingkan pensil
c. Tangan mata koordinasi misalnya memotong, memindahkan kursor
Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Pengertian Mengajar
Kata “teach” atau mengajar berasal dari bahasa inggris kuno, yaitu taecan.kata ini berasal
dari bahasa jerman kuno (Old Teutenic). Taecan, yang berasal dari kata dasar teik, yang
berarti memperlihatkan. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Menurut Fauziah (Chalidjah Hasan,
1994:51), bahwa “Mengajar adalah menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan
ataupun ketrampilan dan lain sebagainya kepada orang lain dengan menggunakan caracara tertentu, sehingga pengetahuan ataupun ketrampilan dan sebagainya itu dapat
menjadi milik orang banyak tersebut”.
Mengenai pengertian mengajar, ada beberapa pandangan tentang pengertian mengajar
yang menonjol diantaranya sebagai berikut:
a. Mengajar adalah menanamkan atau menyampaikan pengetahuan kepada siswa atau
murid sekolah.
b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga
pendidikan sekolah.
c. Mengajar adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan kondisi
belajar bagi siswa.
d. Mengajar adalah memberikan bimbingan kepada murid
Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi siswa dengan guru dalam
rangka mencapai tujuannya. Dari definisi tersebut maka dapat diartikan bahwa terjadinya
perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak
berlangsung satu arah melainkan terjadinya secara timbale balik dimana kedua belah
pihak berperan dan berbuat dengan saling mempengaruhi secara aktif di dalam suatu
kerangka kerja dan menggunakan cara dan kerangka berpikir yang seyogyanya dipahami
dan disepakati bersama.
Tinjauan Umum Mengenai Mata Pelajaran Gambar Teknik
Mata Pelajaran gambar teknik merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk ke
dalam program produktif. Mata pelajaran gambar teknik merupakan kumpulan bahan
kajian dan pelajaran tentang penyampaian informasi teknik, dokumentasi benda teknik
dan penuangan gagasan dalam bentuk symbol-simbol gambar. Di dalam proses
pembelajarannya digunakan dua metode yaitu penerapan pembelajaran dengan pemberian
kemampuan pada sejumlah teori membaca gambar teknik dengan lebih menekankan pada
aspek kognitif dan penerapan pembelajaran pada pemberian sejumlah ketrampilan praktik
lebih ditekankan pada aspek psikomotorik.
Tujuan akhir mata pelajaran gambar teknik adalah agar mampu memiliki pengetahuan,
ketrampilan, dan pengalaman dalam penggunaan peralatan gambar, mampu membaca
gambar yang terdapat dalam lembar kerja (job sheet), serta mampu mengidentifikasi
jumlah benda kerja yang terdapat dalam gambar sehingga pada saat praktik pemesinan
tidak mengalami kesulitan dan sekaligus bekal untuk mengembangkan diri di industri
nanti.
Standar Kompetensi Menggambar 2 Dimensi Dengan Sistem CAD
Standar kompetensi menggambar 2 dimensi dengan sistem CAD merupakan standar
kompetensi yang termasuk Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan pemesinan. Program ini
memberikan kemampuan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik kepada peserta didik
dalam penerapan menggambar dua dimensi dengan sistem CAD
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian yang diambil adalah SMK PGRI Kunduran yang berada di tepi jalan
raya jurusan Purwodadi Blora, tepatnya di Desa Sambiroto Kecamatan Kunduran
Kabupaten Blora. Subjek dari penrlitian ini adalah siswa kelas XI TP SMK PGRI
Kunduran tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian yang dilakukan
ini mengenai proses belajar mengajar pada pembelajaran dengan metode konvensional.
Penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi mendeskripsikan secara
mendalam fenomena tentang proses belajar mengajar gambar teknik baik yang dilakukan
secara manual maupun dengan program AutoCAD.
Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap pertemuan yang akan
dirangkum menjadi temuan temuan.
2. Hasil menggambar siswa yang dilakukan pada saat pengumpulan tugas
3. Berdasarkan informasi dari teman sejawat, kepala sekolah.
HASIL PENELITIAN
Pada Pelaksanaan menggambar teknik secara manual
Temuan data yang dapat dipaparkan selama kegiatan inti pembelajaran adalah : ketika
metode ceramah diberikan respon siswa kurang begitu positif, hal ini ditunjukkan dengan
siswa yang bercakap-cakap dan tidak memperhatikan penjelasan guru, ketika siswa
diwawancarai mengapa kurang antusias dalam memperhatikan penjelasan guru, siswa
memberikan alasan karena cara penjelasan guru kurang menarik dan monoton, siswa
kurang aktif sehingga hanya terjadi dialog satu arah. Hal ini diakibatkan ketika siswa
diminta mengajukan pertanyaan tak ada keberanian dari siswa untuk bertanya. ”Kami tak
mau mengajukan pertanyaan dengan alasan kurang tertarik dengan materi pembelajaran
yang disampaikan” ujar salah seorang siswa, ada juga siswa yang beralasan malu dalam
mengajukan pertanyaan dan takut ditertawakan oleh temannya.
Pada saat penggunan metode demonstrasi dan penugasan untuk menggali kemampuan
psikhomotorik, kegiatan ini dilakukan dengan suasana keterbatasan sarana prasarana yang
ada. Dari jumlah siswa sebanyak 36 tersedia 36 kursi dan 18 meja berarti 1 meja kerja
untuk kegiatan menggambar akan ditempati oleh 2 orang siswa, padahal meja yang
digunakan adalah meja datar biasa artinya bukanlah merupakan meja khusus untuk
menggambar yang biasanya bisa diatur dengan posisi miring. Bagaimana pihak sekolah
menanggapi kondisi seperti ini ?, pihak sekolah melalui Kepala Sekolah memberikan
tanggapan bahwa untuk kegiatan menggambar teknik, pihak sekolah akan mengusahakan
untuk menyediakan laboratorium khusus untuk menggambar teknik, dengan kapasitas 1
meja gambar ditempati oleh 1 orang siswa. Lalu bagaimana dengan tanggapan siswa ?,
diantara siswa ada yang berkomentar yang bersifat kritikan terhadap kondisi prasarana
sekolah ”Setidaknya ketika sekolah ini mulai berdiri, untuk sekolah dengan tipe sekolah
kejuruan, pihak sekolah sudah harus mempersiapkan sarana prasarana laboratorium yang
memadai, jadi janganlah sekolah ini berdiri dan beroperasi dengan asal-asalan saja”. Bisa
dibayangkan bagaimana hasil menggambar teknik secara manual jika sarana prasarana
menggambar kurang memadai, hal ini bisa berakibat pada hasil pekerjaan siswa yang
kurang sempurna. Hasil pekerjaan yang kurang sempurna terlihat pada penilaian kualitas
gambar siswa seperti tidak tepat ukuran, penempatan simbol maupun ukuran dimensi
yang tidak sesuai aturan, kebersihan hasil gambar siswa.
Disamping keterbatasan sarana prasarana, dalam pelaksanaan menggambar teknik secara
manual
memerlukan
waktu
yang
agak
panjang,
peneliti
harus
bersabar
mendemonstrasikan menggambar teknik secara manual. Pada saat tugas mandiri
diberikan untuk menggambarkan proyeksi sebuah benda, alokasi waktu yang diberikan
terasa tidak cukup, sehingga harus molor beberapa menit.
Bagian terakhir dari kegiatan pembelajaran menggambar teknik secara manual adalah
kegiatan penutup, pada bagian ini peneliti pergunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan
selama proses pembelajaran berlangsung mulai dari kegiatan awal sampai dengan
kegiatan inti, termasuk mengingatkan perilaku siswa yang kurang serius dalam mengikuti
proses pembelajaran yaitu siswa yang sering anjangsana ketika mengerjakan job, peneliti
memberikan motivasi agar siswa lebih serius mengikuti pembelajaran menggambar
teknik secara manual. Peneliti juga masih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas terhadap materi yang telah disampaikan oleh
peneliti. Untuk langkah selanjutnya peneliti memberikan tugas rumah dan membuat
penjadwalan tentang pelaksanaan job dari materi yang telah diberikan pada pertemuan
hari ini.
Pada pelaksanaan job dari 17 kali pertemuan akan didapatkan 9 job yang akan
diselesaikan, siswa diberikan job yang bisa langsung dikerjakan di kelas. Karena posisi
tempat duduk 1 meja ditempati 2 siswa maka job yang diberikan kepada siswa menjadi
agak lambat, dan untuk menyelesaikan job tersebut siswa harus bergantian dan kadang
ada siswa yang mengerjkan job diluar kelas dengan mencari meja yang masih kosong.
Beragam tanggapan siswa selama mengerjakan job yang telah diberikan guru, ada yang
tak ada permasalahan yang berarti dalam mengerjakan job dengan alasan sudah
mempersiapkan diri sebelumnya dengan cara belajar dan berlatih menggambar teknik.
Tetapi rata-rata dari mereka merasa kesulitan dalam menggambar teknik secara manual
dengan alasan beragam pula, mulai sarana dan prsarana yang kurang memadai sampai
dengan sifat pemalas dan kurangnya bakat menggambar siswa. Semua rata-rata kesulitan
siswa ini tercermin dari hasil yang diperoleh dari tiap-tiap job yang diberikan dirata-rata
yang menghasilkan nilai akhir siswa selama satu semester.
Nilai akhir siswa diambilkan dari rata-rata nilai seluruh job. Nilai akhir siswa akan
dianalisa berdasarkan KKM yang ditentukan yaitu nilai 70. Siswa yang mendapatkan
nilai akhirnya 70 keatas dikategorikan telah memenuhi KKM dan dianggap telah tuntas,
tetapi jika siswa memperoleh nilai akhirnya kurang dari 70 dianggap belum mencapai
KKM dan dianggap belum tuntas, dan siswa harus melakukan remidi sampai nilai akhir
yang diperoleh mencapai nilai KKM atau dianggap tuntas. Dari 36 siswa hanya 8 siswa
yang telah tuntas atau hanya 22 % yang telah tuntas secara klasikal, hal ini menunjukkan
masih jauh dari ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 80 %.
Pelaksanaan Menggambar Teknik dengan Program Autocad
Seperti pada pelaksanan pembelajaran menggambar teknik secara manual maka
pelaksanaan pembelajaran menggambar teknik dengan program AutoCad juga selalu
mengacu pada RPP yang telah dibuat yang meliputi 3 tahap pelaksanaan yaitu :
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara
terpisah dari pelaksanaan pembelajaran dengan jadwal yang telah ditentukan, hal ini
mengingat pelaksanaan evaluasi memerlukan waktu yang panjang dalam pengerjaan,
terutama evaluasi dalam bentuk job. Meskipun demikian ada pula evaluasi yang
dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar yaitu dalam menjawab apersepsi,
keaktifan siswa dalam mengikuti KBM dengan bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
Pada tahap pendahuluan peneliti berusaha mengkondisikan peserta didik agar dapat
mengikuti kegiatan inti pembelajaran, sebelum kegiatan inti dilaksanakan terlebih dahulu
berdoa, memberi salam pembuka, kemudian dilanjutkan mengecek kehadiran siswa
melalui kegiatan absensi. Tahapan akhir dalam kegiatan pendahuluan adalah mengajukan
pertanyaan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa tentang materi pelajaran
yang akan dibahas dalam kegiatan inti serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
Temuan-temuan data yang dapat diungkapkan dalam kegiatan pendahuluan adalah
penunjukkan antusiasme yang sama dengan pembelajaran menggambar teknik secara
manual, hal ini dapat dilihat kehadiran siswa rata-rata untuk setiap KD selalu
menunjukkan angka 80 % kehadiran. Dalam menjawab pertanyaan apersepsi ada
beberapa siswa yang sudah paham dengan maksud pertanyaan guru, apalagi sebelumnya
siswa sudah mengenal perangkat komputer.
Seperti pada pembelajaran menggambar teknik secara manual pada pembelajaran
menggambar teknik dengan program AutoCad dalam kegiatan inti, peneliti menggunakan
metode ceramah untuk memberikan bekal kognitif bagi siswa dan menggunakan metode
demonstrasi dan penugasan untuk memberikan bekal psikhomotorik siswa, serta
melakukan pengamatan tingkah laku siswa (afektif)/respon siswa selama kegiatan inti
berlangsung.
Temuan data yang dapat dipaparkan selama kegiatan inti pembelajaran adalah : ketika
metode ceramah diberikan respon siswa justru menunjukkan hal yang positif, hal ini
dapat dimaklumi karena pembelajaran menggambar dengan program AutoCad
menggunakan basis komputer, ini menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa yang
menimbulkan rasa keingintahuan dan menguasai teknologi canggih ini.
Pelaksanaan kegiatan inti dengan metode demonstrasi dan penugasan untuk menggali
kemampuan psikhomotorik, kegiatan ini dilakukan dengan suasana keterbatasan sarana
prasarana yang ada. Dari
jumlah siswa sebanyak 36 tersedia 15 komputer berarti
melakukan praktikum menggambar teknik dengan AutoCad harus dilaksanakan dengan
cara 1 komputer dihadapi 2 siswa atau 3 siswa. Hal ini menyebabkan tugas guru
bertambah berat karena harus mengajar dengan kondisi seperti ini. Bagaimana pihak
sekolah menanggapi kondisi seperti ini ?, pihak sekolah melalui Kepala Sekolah
memberikan tanggapan bahwa sekolah akan berusaha menambahkan fasilitas komputer
ditahun yang akan datang. Lalu bagaimana dengan tanggapan siswa ?,
para siswa
menanggapi dengan hal yang biasa sebab diantara siswa ada beberapa yang justru
mempunyai laptop maupun komputer sendiri, sedangkan para siswa yang tidak
mempunyai laptop atau komputer dapat memanfaatkan jasa warnet yang banyak tersebar
di sekitar sekolah.
Pada pelaksanaan job dari 15 kali pertemuan didapatkan 11 job yang bisa langsung
dikerjakan di labortorium komputer dan tugas di rumah. Beragam tanggapan siswa
selama mengerjakan job yang telah diberikan guru, ada yang tak ada permasalahan yang
berarti dalam mengerjakan job dengan alasan sudah mempersiapkan diri sebelumnya
dengan cara belajar dan berlatih menggambar teknik dengan AutoCad. Rata-rata dari
mereka merasa lebih mudah menggambar teknik dengan program AutoCad dibandingkan
dengan cara manual. Hal ini tercermin dari hasil yang diperoleh dari tiap-tiap job yang
diberikan menunjukkan nilai ketuntasan 75%.
Pada akhir semester, nilai akhir siswa diambilkan dari rata-rata nilai seluruh job dan tes
praktek pada akhir semester dalam satu semester. Nilai akhir siswa akan dianalisa
berdasarkan KKM yang ditentukan yaitu nilai 70. Siswa yang mendapatkan nilai akhirnya
70 keatas dikategorikan telah memenuhi KKM dan dianggap telah tuntas, tetapi jika
siswa memperoleh nilai akhirnya kurang dari 70 dianggap belum mencapai KKM dan
dianggap belum tuntas, dan siswa harus melakukan remidi sampai nilai akhir yang
diperoleh mencapai nilai KKM atau dianggap tuntas. Dari 36 siswa sebanyak 24 siswa
telah tuntas atau 67 % yang telah tuntas secara klasikal, namun ketuntasan ini belum
mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 80 %.
KESIMPULAN
1. Hasil pembelajaran menggambar teknik secara manual, banyak siswa yang belum
tuntas, yang ditunjukkan dengan 78 % belum tuntas dan 22% siswa yang tuntas.
Kendala-kendala yang dialami selama pembelajaran menggambar teknik secara
manual adalah tidak adanya sarana prasarana menggambar teknik secara manual
(laboratorium menggambar teknik), kurangnya bakat menggambar pada diri siswa,
pendekatan pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnya dukungan materi
pembelajaran yang lain yaitu mata pelajaran Matematika yang nilainya dibawah
standar KKM yang ditetapkan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala
dalam pembelajaran menggambar teknik secara manual yaitu dengan cara : pihak
sekolah berusaha melengkapi sarana prasarana menggambar teknik, memberikan
motivasi
tentang
pentingnya
penguasaan
keterampilan
menggambar
teknik,
memberikan variasi metode pembelajaran dan mengajarkan kembali teori dasar
Matematika tentang bangun ruang.
2. Hasil pembelajaran menggambar teknik dengan program AutoCad, banyak siswa yang
telah tuntas, yang ditunjukkan dengan 75 % tuntas dan 25% siswa yang belum tuntas.
Kendala-kendala yang dialami selama pembelajaran menggambar teknik dengan
program AutoCad adalah siswa kurang menguasai dasar komputer, kesulitan dalam
memberikan tugas rumah bagi mereka yang tidak mempunyai komputer di rumah dan
kurangnya memberikan prosedur praktikum komputer. Upaya-upaya yang dilakukan
untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran menggambar teknik dengan program
AutoCad yaitu dengan memberikan tambahan pembelajaran teori dasar komputer bagi
mereka yang sama sekali belum pernah mengenal komputer, memberikan opsi
mengerjakan tugas di laboratorium komputer dikala senggang atau memanfaatkan
adanya warnet yang sedang menjamur di daerah dan memberikan prosedur praktikum
komputer secara tegas.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin M (1999). Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya Remaja
Ali Moh. (1984). Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa
Ali, Mohammad (1984). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar. Baru
Amti, Erman dan Marjohan. (1991). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Arikunto (1996), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S, prof, Dr. (2003) Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Yogyakarta
: Bumi aksara
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Chalidjah Hasan (1994), Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
http://ilmukeluarga.blogspot.com/2010/11/motorik-halus.html.
http://repository.upi.edu/operator /upload/s_ptm_053677.chapter1.pdf
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995
Lexy J. Moleong (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Remaja
Miles dan Huberman (1992). Analisis Data Kualitatif, Jakarta, UI Press.
Mohammad Nasir. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nana Sudjana (1988). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Oemar Hamalik (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:
Rosda Karya
Prof Dr. imam suprayoga, Drs. Tobroni M. Si Metodologi Penelitian Sosial-Agama,
Bandung 2004. Bandung : Rosda karya
Sagala, Saiful (2007), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : ALFABETA
Siagian Sondang P, (1986), Filsafat Administrasi, PT.Gunung. Agung,Jakarta
Sudjana N (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana N (2004). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana (1989). Penelitian dan penilaian dalam pendidikan. Bandung : C.V Sinar
Baru
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2005, Memahami penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2005
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta
Surakhmad Winarno (1998). Pengantar penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan teknik edidi
kedelapan. Bandung: Tarsito
Sutopo (1982), Pengantar Penelitian Kualitatif, Pusat Penelitian UNS, Surakarta
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ______
(2004). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta: Depdikbud
Download