Dengan seni, anak bebas mengekspresikan diri, mengenali dan memahami emosi diri dan orang lain. Melalui ekspresi seni dan emosi anak belajar empati dan menempatkan diri. Sikap seperti ini merupakan salah satu modal untuk berperilaku tepat secara sosial. Perilaku tepat secara sosial ini merupakan kemampuan bergaul yang baik, salah satu ciri dimilikinya kecerdasan emosi. Oleh karena itu, secara tidak langsung seni berperan untuk menajamkan rasa dan mencerdaskan emosi. Seni dapat mengutuhkan dan memanusiawikan manusia sekaligus memperkaya batin dan mengasah akal. SENI SEBAGAI EKSPRESI EMOSI Sebenarnya kemampuan emosi dapat dipelajari dan dikembangkan jika kita berusaha untuk mengajarkannya. Salah satu kegiatan yang efektif dalam rangka pencerdasan emosi adalah seni. Mengapa seni? Karena seni adalah suatu aktivitas yang banyak melibatkan rasa dan emosi. Seni adalah unsur budaya yang amat penting gambarannya. Biasanya akan bisa komunikatif, artinya kita bisa tahu apa yang membuatnya marah, siapa yang membuatnya marah, hanya dengan melihat hasil gambarnya. Musik Mendengarkan musik bisa menggugah semangat, menggairahkan, menghilangkan ketegangan atau bahkan untuk sementara dapat memberikan suasana tentram. Sambil bermain musik, anak bisa mengekspresikan suara hati dan rasa batinnya dengan bebas. Ia bisa mengatur irama sesuai dengan mood yang dimilikinya. Dengan bermain musik, seseorang berlatih mengelola dan mengendalikan emosi. dia pelampiasan emosi atau perenungan untuk mempertajam emosi. Seni sastra Menulis, merupakan bentuk mengekspresikan dan mempelajari emosi dengan menuliskan suara hati, keinginan, maupun bercerita tentang kehidupannya. Agar tulisan yang dibuat komunikatif, anak perlu belajar mengamati secara tajam berbagai peristiwa disekitarnya. Dengan menulis, anak akan dibiasakan bersahabat dan berkomunikasi dengan alam. Latihan ini akan mempertajam instingnya. Sedangkan dengan membaca, seseorang dilatih peka terhadap perasaan orang lain. Dengan membaca tulisan anak dilatih untuk membayangkan pesan yang disampaikan penulis. Seni suara Sejak masih bayi anak biasanya sering SENI Menajamkan Rasa dan Mencerdaskan Emosi Anak Oleh : Nihla Farida, S.Psi yang berupa keindahan, Seni adalah sesuatu yang alamiah dan merupakan upaya mengekspresikan perasaan manusia saat berinteraksi dengan halhal di luar dirinya seperti Allah SWT, atau sesama makhluk baik manusia ataupun hewan. Terdapat beragam jenis seni, dapat kita lakukan untuk membentuk emosi yang positif. Menggambar Menggambar merupakan latihan ketrampilan mengekspresikan diri. Anak yang sedang marah misalnya akan cenderung merusak lingkungannya. Namun bila ia mahir menggambar, ekspresi ini akan dituangkan dalam dininabobokkan oleh ibunya dengan lagu puji-pujian kepada Allah SWT. Ada sementara ulama mengatakan bahwa dengan diperdengarkan lagulagu tersebut secara perlahan ibu mengajarkan tauhid ataupun akhlak mulia pada anak. Jika sejak kecil anakanak dibiasakan mendengarkan halhal yang benar dan indah, hingga dewasanya nanti mereka akan lebih terbiasa dan menyukai kebenaran yang indah. Selain menyanyi, anak juga diajarkan Qiroatul Qur’an, maka ia akan berlatih mengekspresikan emosi atau suara hati, memahami dan menghayati apa yang disuarakan dengan harmonis. Seni suara memang merupakan alternative kegiatan yang mudah dan murah untuk dilakukan sebagai me- Seni Peran Secara psikologis, seni peran mempunyai fungsi untuk terapi yang sangat baik artinya. melalui seni peran, anak akan menjadi paham dan mengerti sesuatu. Seni peran merupakan media ekspresi emosi yang kompleks. Banyak imajinasi yang harus dikembangkan. Ternyata seni juga mempunyai nilai edukasi dan manfaat yang tinggi bagi kehidupan. Dengan seni, orang bebas mengekspresikan diri, mengenali dan memahami emosi. Dengan seni, orang terangsang untuk berkreasi, melakukan daya cipta, daya pikir, kepekaan, yang tinggi. Hal-hal tersebut merumenjadi baik, yang ditandai dengan kecerdasan emosi yang dimilikinya. Oleh karena itu, secara tidak langsung seni berperan sebagai wahana untuk menajamkan rasa dan mencerdaskan emosi. MPA 315 / Desember 2012 29