Uploaded by User61520

CONTOH BAB 1 TESIS

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN .............................................................
A. Latar Belakang Masalah..................................................
B. Identifikasi Masalah ........................................................
C. Pembatasan Masalah ......................................................
D. Perumusan Masalah........................................................
E. Kegunaan Penelitian .......................................................
1
2
Latar Belakang Masalah
Upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
terus ditingkatkan. Terutama di lembaga pendidikan, berbagai cara
dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk
mencerdaskan bangsa ini dilakukan tidak hanya cerdas aspek
kognitif tetapi juga cerdas secara moral dan akhlak.
Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan
yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum,
peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran,
sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Dengan
berbagai usaha ini ternyata belum juga menunjukan peningkatan
yang signifikan.
3
Lembaga pendidikan yang diadakan oleh pemerintah adalah
bertujuan agar siswa dapat menggunakan segala potensinya
secara maksimal.
peranan
yang
Dalam usaha ini, matematika mempunyai
sangat
penting,
karena
matematika
dapat
merupakan alat bantu baik untuk kepentingan teoritis maupun
kepentingan praktis. Begitu pentingnya ilmu tersebut sehingga
diperlukan kesungguhan dalam mempelajarinya agar mendapatkan
pemahaman yang tinggi dan mencapai hasil belajar yang baik.
Namun kenyataan di lapangan Matematika masih dipandang
sebagai mata pelajaran yang sangat sulit dan membosankan bagi
sebagian besar peserta didik, ini dibuktikan dengan masih
banyaknya peserta didik yang tidak lulus dalam ujian akhir sekolah,
khususnya berdasarkan nilai Ujian Nasional di kebanyakan sekolah
baik SD, SMP maupun SMA mata pelajaran matematika masih
menjadi mata pelajaran yang nilai rata-rata peserta didiknya masih
kurang dari tujuh, bahkan masih sangat banyak juga yang hanya
berada diangka rata-rata kurang dari enam.
Di bawah ini disajikan data nilai rata-rata Ujian Nasional SMA
untuk mata pelajaran Matematika tiga tahun terakhir yaitu
4
2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016 yang diperoleh dari
Lembaga Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik Balitbang
Kemdikbud) :
TAHUN
2013/2014
2014/2015
2015/2016
47,93
56,06
6,55
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar
matematika siswa belum optimal. Penyebab dari hal tersebut
diantaranya adalah rendahnya minat siswa dalam mempelajari
matematika,
banyak
siswa
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan soal matematika, dan penjelasan guru yang sulit
dimengerti oleh siswa. Adapun yang menjadi penyebab siswa
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika
adalah karena pada prakteknya di sekolah, matematika masih
merupakan pelajaran yang membosankan bahkan ditakuti oleh
sebagian siswa. Pola pendekatan pengajaran matematika masih
5
bersifat abstrak, belum mengantarkan konsep matematika pada
pendekatan praktis siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi kesulitan belajar matematika, banyak upaya
telah dilakukan baik oleh lembaga pendidikan, guru maupun orang
tua, antara lain dengan memperbaiki dan menambah sarana dan
prasarana belajar serta penggunaan metode mengajar yang
bervariasi. Namun upaya-upaya yang dilakukan belumlah optimal.
Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan Indonesia yang hanya
memandang bahwa nilai tinggi yang diperoleh siswa hanya
disebabkan faktor kecerdasan intelektual saja. Padahal banyak
faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa,
diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal
terdiri dari kecerdasan, keterbatasan fisik, penyakit, integrasi, sikap,
bakat, minat, serta motivasi. Faktor eksternal yaitu lingkungan
keluarga, guru, staf administrasi di sekolah, tetangga, teman
bermain, tingkah laku masyarakat setempat, tempat belajar,
penataan ruangan belajar serta keadaan lingkungan.
Kecerdasan yang mempengaruhi hasil belajar matematika
siswa tidak hanya mencakup kecerdasan intelektual saja akan
6
tetapi juga kecerdasan lain yaitu kecerdasan-kecerdasan lain
seperti
kecerdasan
kecerdasan sosial.
spiritual,
kecerdasan
emosional
dan
Proses belajar merupakan proses yang
komplek dan menyeluruh, jadi bukan saja terbatas pada segi
rasional tetapi juga dalam segi-segi lain yang mendukung proses
tersebut.
Kecerdasan intelektual tidak dapat berfungsi dengan baik
tanpa partisipasi dan penghayatan baik terhadap mata pelajaran
yang disampaikan di sekolah, tanpa adanya kecerdasan spiritual,
emosional, dan sosial. Keseimbangan ketiga kecerdasan tersebut
merupakan kunci keberhasilan belajar siswa disekolah.
Kecerdasan spiritual merupakan suatu kecerdasan dimana
seseorang berusaha menyelesaikan masalah hidup berdasarkan
nilai-nilai spiritual atau agama yang diyakini. Kecerdasan spiritual
menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan ke dalam konteks
yang lebih luas dan lebih kaya, mencari hikmah dan makna yang
terkandung di dalamnya. Kecerdasan spiritual merupakan pusat
dari
semua
kecerdasan
termasuk
kecerdasan
inteletual,
kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial, sehingga diyakini
7
bahwa
kecerdasan
spiritual
keberhasilan seseorang.
menentukan
kesuksesan
dan
Kecerdasan spiritual juga berkaitan
dengan hati nurani, yang akan mengaktifkan nilai-nilai sehingga
menjadi pemicu semangat dan integritas dalam melakukan suatu
perbuatan.
Individu yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi, mampu
menyadarkan
sepenuhnya berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sini
jiwa
akan
tumbuh ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang maka
siswa dapat berfikir secara optimal.
Kecerdasan spiritual ini dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk (1) mengenal dan memecahkan masalah-masalah yang
terkait dengan makna dan nilai, (2) menempatkan berbagai
kegiatan dan kehidupan dalam konteks yang lebih luas, kaya, dan
memberikan makna; dan (3) mengukur atau menilai bahwa salah
satu kegiatan atau langkah kehidupan tertentu lebih bermakna dari
yang lain.
Adapun siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang baik
dapat mengontrol dirinya dalam proses belajar. Emosi menyulutkan
8
kreatifitas, kolaborasi, inisiatif, dan transformasi; sedangkan
penalaran logis berfungsi mengatasi dorongan yang keliru dan
menyelaraskan tujuan dengan proses, dan teknologi dengan
sentuhan manusiawi. Dari keterangan di atas bahwasanya emosi
dapat memicu adanya kreatifitas yang tinggi, kolaborasi yang baik
dengan semua temanya, transformasi atau perubahan cara
pandang seseorang, dan juga dapat optimal dalam pembelajaran.
Kecerdasan
emosional
berkaitan
dengan
bagaimana
mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif,
optimisme, kemampuan beradaptasi, yang kini telah menjadi dasar
penilaian baru.
Siswa sebagai salah satu unsur yang mempengaruhi proses
belajar mengajar, mempunyai potensi besar dalam upaya
pencapaian hasil belajar yang optimal. Kemampuan siswa dalam
mengatur
emosinya
dapat
mengatasi
kesulitan
belajar.
Kemampuan dalam mengatur atau mengelola emosi itulah yang
dikenal dengan kecerdasan emosional.
Oleh karena itu peneliti menganggap perlunya dilakukan
suatu studi yang mengkaji faktor-fektor yang berdampak pada
9
keberhasilan belajar siswa. Khususnya dalam penelitian ini,
peneliti melakukan studi pengaruh kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar matematika siswa.
Identifikasi Masalah
Banyak masalah yang diduga dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa. Adapun masalah tersebut diidentifikasi sebagai
berikut:
(1) pelajaran matematika masih merupakan pelajaran yang
sulit dan ditakuti siswa,
(2)
pembelajaran
matematika
masih
menggunakan
pendekatan yang abstrak bukan pendekatan praktis,
(3)
masih
sedikitnya
kesadaran
akan
pentingnya
pembelajaran yang dimiliki oleh peserta didik, dikarenakan tidak
diberitahukannya alasan kenapa dan untuk apa peserta didik
mempelajari suatu materi pelajaran masih sangat sering dijumpai di
sekolah,
(4) masih banyaknya peserta didik yang belum mengerti dan
memahami mengenai tujuan dari pembelajaran matematika
10
disekolah, (5) pemberian stimulus motivasi kepada peserta didik
oleh guru masih sangat jarang dilakukan,
(6) kecerdasan intelektual masih dianggap cukup dalam
menunjang keberhasilan siswa dapam proses pembelajaran
(7)
kecerdasan
selain
kecerdasan
intelektual
seperti
kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual
belum diperhatikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah
penelitian ini dibatasi pada pengaruh kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar matematika siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di
atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan
Kecerdasan Emosional terhadap Hasil belajar Matematika
11
2. Apakah terdapat Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap
Hasil Belajar Siswa Matematika
3. Apakah terdapat Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap
Hasil belajar Matematika
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik secara
teoretik maupun praktis.
a. Manfaat teoretik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat
bagi
perkembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan tentang
bagaimana
hasil
belajar
matematika
dipengaruhi
oleh
kecerdasan yang dimiliki siswa, baik kecerdasan spiritual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial.
b. Manfaat praktis:
1. Sebagai masukan bagi siswa untuk mengenali kecerdasan
dalam dirinya dan dapat mengetahui cara-cara bagaimana
12
meningkatkan
kecerdasannya
sehingga
hasil
belajar
matematika siswa menjadi baik.
2. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka mengoptimalkan
kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
sosial siswa dalam proses belajar mengajar dalam kelas
3. Sebagai
masukan
bagi
Kepala
Sekolah
untuk
mengoptimalkan peran guru dalam rangka mengoptimalkan
kecerdasan majemuk siswa.
4. Sebagai masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota dan
Provinsi
untuk
pengambilan
kebijakan
dalam
mengoptimalkan kecerdasan generasi penerus bangsa.
Download