MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE KERJA KELOMPOK BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA Oleh: Mariani, Sri Buwono, Endang Uliyanti Abstract: The research activity of this class action done in class VI Elementary School 03 Sungai Pinyuh Pontianak Regency because based on observations on the process of learning in the sixth grade elementary school 03 This suggests that the interaction of learning in the classroom just monotonous. Students are less active, learning is teacher-centered. The response of students towards learning tends to lower, during the process of learning takes students only silence. The purpose of this study was to describe physical activity, mental and emotional student group work using worksheets assisted students in learning math classes VI Elementary School 03 Sungai Pinyuh Pontianak Regency. The method used is descriptive method of research is a classroom action research. The subjects of this study were the teacher and all the students of class VI Elementary School District 03 Sungai Pinyuh Pontianak totaling 19 people. The study consisted of two cycles with the overall result that in the first cycle, the average student physical activity by 78%, then on the second cycle increased by 11% to 89%. While the average student who does mental activity in the first cycle by 80%, then on the second cycle increased by 18% to 98%. While on active student emotional activity by 79%, then on the second cycle decreased by 1% to 78%. Keywords: learning activities, group work methods, mathematics learning Abstrak: Kegiatan penelitian Tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak karena berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 ini menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas hanya bersifat monoton. Siswa kurang aktif, pembelajaran masih berpusat pada guru. Respon siswa terhadap pembelajaran cendrung rendah, selama proses pembelajaran berlangsung siswa hanya diam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktifitas fisik, mental dan emosional siswa dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa dalam pembelajaran matematika kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas. Subyek dari penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak yang berjumlah 19 orang. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan hasil secara keseluruhan bahwa pada siklus I, rata-rata siswa yang melakukan aktifitas fisik sebesar 78%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 11% menjadi 89%. Sedangkan rata-rata siswa yang melakukan aktifitas mental pada siklus I sebesar 80%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 18% menjadi 98%. Sedangkan pada aktifitas emosional siswa aktif sebesar 79%, kemudian pada siklus II menurun sebesar 1% menjadi 78%. Kata kunci: aktifitas belajar, metode kerja kelompok, pembelajaran matematika Matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa Sekolah Dasar, karena guru yang mengajarkan mata pelajaran matematika kadang kurang menguasai materi dan strategi pembelajaran. Hal ini berimbas kepada peserta didik di mana ratarata mereka tidak paham dengan materi yang disampaikan oleh gurunya. Salah satu masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar adalah rendahnya aktivitas belajar siswa. Selama ini penulis mengajar tidak menggunakan metode pembelajaran yang baik dan memacu aktivitas belajar siswa, akibat yang timbul dari pembelajaran yang terjadi di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak adalah rendahnya aktivitas dalam proses belajar siswa selama mengajarkan materi matematika dengan menggunakan metode ceramah sehingga yang aktif guru bukan siswa. Dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran di sekolah dasar diperlukan peran serta guru yang kreatif dan aktif dalam mengelola pembelajaran yakni, guru menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas fisik, mental dan aktivitas emosional siswa sehingga apa yang dicapai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa diharapkan dapat meningkatkan semua komponen aktivitas belajar siswa, karena metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, dan guru sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan arahan dan masukan sehingga siswa dapat menguasai materi pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh guru. Penulis berharap dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa secara keseluruhan. Penggunaan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa sangat diperlukan untuk perubahan perilaku dan karakter belajar siswa karena membuat pembelajaran jauh lebih bermakna, menyenangkan dan responsif. Pada dasarnya Aktivitas berasal dari kata dasar aktif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan aktif berarti giat bekerja atau berusaha, sedangkan aktivitas berarti keaktifan dalam suatu kegiatan. Belajar berdasarkan aktivitas, menurut Dave Meier (2004:9) menyatakan bergerak aktif secara fisik, mental,dan emosional dalam proses pembelajaran, dengan memanfaatkan segala potensi indera yang dimiliki sebanyak mungkin,dan membuat seluruh tubuh atau pikiran terlibat dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas merupakan bergeraknya seluruh potensi yang ada dalam diri seseorang / siswa secara aktif, baik fisik, mental maupun emosional dengan melihatkan pikiran dalam suatu proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif pula. Adapun gerak fisik, mental,dan emosional yang dikemukakan oleh Dave Meier ( 2004:95) adalah sebagai berikut: (1) Aktivitas Fisik, yang meliputi: (a) aktif dalam pembelajaran, (b) aktif mendengarkan penjelasan dan dan arahan guru, (c) aktif dalam bertanya, (d) aktif menjawab pertanyaan guru, dan (e) membawa peralatan yang diminta oleh guru. (2) Aktivitas Mental, yang meliputi: (a) mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran, (b) memperhatikan dengan tekun arahan dan penjelasan guru, (c) dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan (d) semangat mengikuti pembelajaran. (3) Aktivitas Emosional, yang meliputi: (a) senang mengikuti pembelajaran, (b) senang melakukan tugas yang diberikan, (c) senang mengajukan pertanyaan, (d) senang menjawab pertanyaan, dan (e) senang kerja kelompok dalam kegiatan pembelajaran. Metode kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar yang sangat membantu guru, karena metode kerja kelompok berusaha untuk meningkatkan kerja sama antar siswa dalam mencapai tujuan bersama. Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005:63) menyatakan bahwa “Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan pengajaran ialah kelompok dari kumpulan beberapa individu yang bersifat pedagogis yang di dalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik antar individu serta sikap saling percaya. Sedangkan menurut Sagala (dalam Isriani Hardani dan Dewi Puspitasari, 2012:23) menyatakan bahwa metode kerja kelompok adalah bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil atau sub-sub kelompok. Menurut J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2009:24) Menyatakan bahwa metode kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar-mengajar yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode kerja kelompok adalah suatu kegiatan yang melibatkan siswa secara berkelompok dalam proses pembelajaran sehingga anak menjadi aktif. Adapun kelebihan dan kekurangan metode kerja kelompok menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (2005:64) adalah sebagai berikut: Kelebihan dari metode kerja kelompok yaitu: (a) Dapat meningkatkan kepribadian, seperti kerjasama, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya. (b) Anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya memenangkan persaingan antar kelompok. Sedangkan kekurangan dari metode kerja kelompok yaitu: (a) Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan dengan metode lain, misalnya dengan metode ceramah. (b) Apabila terjadi persaingan negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk. LKS merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat (Azhar, 2011 : 78). LKS (lembar kerja siswa) adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri. Menurut Andi Prastowo (2011:204) menyatakan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) peserta didik akan mendapatkan materi,ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, peserta didik juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan. Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran matematika yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep matematika. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam pengajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar. Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran”. Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah kita singgung pada bagian sebelumnya bahwa menurut Arsyad (2011) Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut: (a) sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik, (b) sebagai bahan ajar yang mepermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, (c) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, dan (d) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Dalam hal ini, paling tidak ada empat poin yang menjadi tujuan penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS), yaitu: (a) menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, (b) menyajikan tugastugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan, (c) melatih kemandiran belajar peserta didik, dan (d) memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik. Mengenai kegunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) bagi kegiatan pembelajaran, tentu saja ada cukup banyak kegunaan. Bagi kita selaku pendidik, melalui Lembar Kerja Siswa kita mendapat kesempatan untuk memancing peserta didik agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Setiap Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun dengan materi-materi dan tugastugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut, hal ini berakibat Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki berbagai macam bentuk. Jika kita telusuri hal tersebut, maka paling tidak kita akan menemukan lima macam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang umumnya digunakan oleh peserta didik, yaitu sebagai berikut: (a) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep, (b) Lembar Kerja Siswa (LKS) membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, (c) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berfungsi sebagai penuntun belajar, (d) Lembar Kerja Siswa yang berfungsi sebagai penguatan, dan (e) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Langkah-langkah Aplikatif membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu: (a) Melakukan analisis kurikulum, (b) Menyusun peta kebutuhan Lembar Kerja Siswa (LKS), (c) Menentukan judul-judul Lembar Kerja Siswa (LKS), (d) Penulisan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran KPK dan FPB dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan mendeskripsikan tentang: (1) Kemampuan guru merencanakan pembelajaran dengan menerapkan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa dalam pembelajaran KPK dan FPB siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak, (2) Kemampuan guru menerapkan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa dalam pembelajaran KPK dan FPB siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak, dan (3) Aktivitas siswa dalam pembelajaran KPK dan FPB dengan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak. METODE PENILITIAN Menurut Wardani (2007:17) menyatakan jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas sehingga terfokus penelitian ini pada kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelasnya sendiri dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga proses pembelajaran siswa dapat meningkat. Sifat penelitian yang digunakan adalah kolaborasi antara guru dan teman sejawat dan siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak. Menurut Wiraatmaja dalam (Maridjo,2010:65) menyatakan penelitian ini mengikuti tahap–tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Evaluasi dan Refleksi Tindakan. Alur yang digunakan dalam PTK ini dapat dilihat melalui gambar berikut: Alur Penelitian Tindakan Kelas Permasalahan Perencanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I SIKLUS I Refleksi I Pengamatan/ Pengumpulan data I Perencanaan tindakan II Pelaksanaan tindakan II Permasalahan baru hasil refleksi SIKLUS II Permasalahan terselesaikan (Suharsimi, 2009: 74) Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan data II Berdasarkan keterangan dari gambar tersebut di atas, maka sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah penelitian. Dalam tahap ini peneliti menetapkan masalah–masalah yang dirasa perlu untuk segera dilakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Setelah melakukan identifikasi masalah peneliti melakukan kegiatan siklus penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Observasi dan evaluasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan penunjang data kualitatif yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk pemerolehan data yang akurat maka diperlukan teman sejawat dalam mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan refleksi merupakan kegiatan yang mengkaji kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang sudah dilakukan atau dari hasil observasi pada siklus I. Kekurangan yang muncul akan diperbaiki pada siklus selanjutnya. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak tahun ajaran 2012 /2013 pada siswa kelas VI yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada awal bulan september 2012 pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB. Menurut Sugiyono (2010:309) menyatakan bahwa ada empat teknik pengumpulan data, yaitu: (a) teknik observasi langsung, (b) teknik wawancara, (c) teknik dokumentas, dan (d) teknik triangulasi/ gabungan. Dari keempat pendapat tersebut, maka teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini teknik observasi langsung. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2010:310) menyatakan bahwa “through observation, the reasercher learn about behaviorand the meaning attachedto those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Teknik ini merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang sedang terjadi pada guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi. Lembar observasi merupakan lembar pengamatan untuk mencatat kejadian yang terjadi disaat berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam penelitian ini lembar observasi yang digunakan adalah: lembar observasi guru dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan guru mengajar menggunakan metode kerja kelompok. Sedangkan lembar observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk menilai aktivitas siswa melalui penerapan metode kerja kelompok selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi ini diisi oleh pengamat sesuai dengan indikator aktivitas siswa yang akan diamati. Data penelitian diperoleh dari evaluasi setiap siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa terutama setelah dilakukan tindakan perbaikan proses belajar mengajar. Data yang telah dideskripsikan akan direduksi dan disajikan secara sistematis sehingga dapat ditarik kesimpulan secara kualitatif. Selanjutnya data tentang proses pembelajaran disajikan secara naratif. Data tersebut diperoleh dari sekumpulan informasi yang diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Informasi yang dimaksud adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada setiap siklus tindakan serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan. Data yang disajikan dibuat penafsiran secara kualitatif dan evaluasi untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Data yang direduksi akan disajikan dalam bentuk tabel terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan persentase keaktifan belajar siswa. Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dapat digunakan rumus: x % = x 100% Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan 1 Penyusunan Desain Penyusunan Instrumen Pengambilan Data a. Siklus I b. Siklus II Analisa Data Penyusunan Laporan 2 3 4 5 Juli 2012 Minggu ke1 2 3 4 Agustus Sept 2012 2012 Minggu Minggu keke1 2 3 4 1 2 3 4 Oktober Nov 2012 2012 Minggu Minggu keke1 2 3 4 1 2 3 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak tahun ajaran 2012 /2013 yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 10 siswa perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajran matematika. Penelitian tindakan kelas ini terlaksana dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Dalam tahap perencanaan Siklus I, guru menyusun lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan siswa kemudian guru membuat lembar instrumen pembelakaran. Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran dengan metode kerja kelompok berbantuan LKS pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak dengan urutan pelaksanaan pembelajaran yaitu: 1) Kegiatan pendahuluan, yang meliputi: salam, doa, mengabsen kehadiran siswa, apersepsi, menginformasikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti, yang meliputi: melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konformasi, menutup pelajaran, dan memberi salam. 3) Kegaiatan penutup, yang meliputi: menyimpulkan materi yang telah diplelajari, memberikan soal latihan/evaluasi, memberikan tindak lanjut berupa pesan dan saran, dan memberikan salam. Dalam tahap observasi, observasi dilakukan terhadap guru dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas. Adapun hasil observasi terhadap perencanaan pembelajaran yang dilakukan terhadap guru siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I Terlaksana No. Indikator/aspek yang diamati Ya Tidak I PRA PEMBELAJARAN 1. Kesiapan ruangan, alat dan media pembelajaran √ 2. Memeriksa kesiapan siswa √ II MEMBUKA PELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi √ Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 2. √ dan rencana kegiatan III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √ 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan √ 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hireaki belajar √ 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √ B Pendekatan/Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi 1. √ (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 2. √ perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 4. Menguasai kelas √ 5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √ Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 6. √ timbulnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 7. √ telah dialokasikan C Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media √ 2. Menghasilkan pesan yang menarik √ 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien √ 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √ D Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Memantau kemampuan belajar √ Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 2. √ (tujuan) E. Penggunaan Bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara lisan dan lancar √ 2. Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar √ 3. Menyampaian pesan dengan gaya yang sesuai √ IV. PENUTUP Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan √ siswa 2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa √ 3. Melaksanakan tindak lanjut √ Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dideskripsikan bahwa hasil pengamatan guru dalam belajar mengajar pada siklus I ini masih belum efektif, hal ini disebabkan guru belum terbiasa menggunakan metode kerja kelompok. Guru kesulitan dalam mengontrol semua siswa saat mereka mengerjakan tugas dalam kelompok, karena ada 2 kelompok yang kebingungan disebabkan media kartu bilangan mereka hilang. Akibatnya beberapa anggota kelompok harus membuat lagi kartu bilangan sendiri. Dengan adanya kendala-kendala tersebut maka pembelajaran ini menjadi kurang optimal. Selain itu guru tidak melibatkan siswa secara langsung untuk membuat rangkuman, guru hanya mengemukakan secara lisan rangkuman dari pembelajran hari ini.Hal ini dilakukan karna waktu pembelajaran telah berakhir. Sedangkan aktivitas belajar siswa yang diamati pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok Berbantuan LKS Pada Siklus I Banyak Siswa Persentase No Indikator Aktivitas Siswa yang Aktif % Aktivitas Fisik 1 Aktif dalam berdiskusi kelompok 15 79 2 Aktif mendengarkan penjelasan guru 17 89 3 Aktif dalam bertanya 15 79 4 Aktif dalam menjawab pertanyaan 12 63 guru Rata-rata A 15 78 Aktivitas Mental 1 Mempersiapkan diri untuk mengikuti 19 100 pembelajaran 2 Memperhatikan pengarahan guru 17 89 3 Dapat menjawab pertanyaan yang 10 53 diberikan guru 4 Semangat mengikuti pembelajaran 15 79 Rata-rata B 15 80 Aktivitas Emosional 1 Senang mengikuti pembelajaran 15 79 2 Senang melakukan tugas yang 17 89 diberikan guru 3 Senang mengajukan pertanyaan 15 79 4 Senang menjawab pertanyaan 12 63 5 Senang bekerja sama dalam kelompok 16 84 Rata-rata C 15 79 Rata-rata (A+B+C) 15 79 1. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada tabel 2, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa masih terlihat kurang pada saat menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami dengan baik mengenai materi yang diberikan. Namun siswa merasa antusias dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok. Dengan media kartu bilangan, siswa juga aktif dalam menempel maupun mencari jawaban yang benar untuk mengisi LKS. Dalam tahap refleksi pada saat awal siklus I, pelaksanaan tindakan belum memuaskan, dalam proses pembelajaran masih banyak ditemukan beberapa kekurangan, antara lain: (1) siswa dikelas belum terbiasa dengan menggunakan metode kerja kelompok, sehingga suasana kelas menjadi rebut, (2) masih kurangnya motivasi dari guru untuk selalu aktif dalam setiap kesempatan, baik yang berhubungan dengan aktivitas fisik, aktivitas mental, dan emosional, (3) media kartu bilangan yang dibuat sangat kecil karena menyesuaikan bentuk isian di dalam LKS. Untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I, maka oleh peneliti dan rekan pengamat sepakat untuk melanjutkan penelitian tindakan ke siklus 2. Perbaikanperbaikan tersebut adalah sebagai berikut: (1) guru lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif saat kegiatan pembelajaran terutama saat menjawab pertanyaan dari guru, (2) jika menggunakan kartu bilangan, ukuran kartu yang disediakan harus lebih besar,namun untuk pembelajaran di siklus berikutnya guru hanya perlu memberikan banyak latihan soal dirumah agar siswa terbiasa tanpa menggunakan media kartu. Karena kartu yang digunakan pun hanya berupa bilangan prima dari 2 sampai 13 saja, (3) guru lebih memperhatikan kondisi waktu dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam tahap perencanaan Sikulus II, guru melakukan perencanaan sesuai hasil refleksi pada siklus I, perencanaan tersebut antara lain: (1) guru kembali menyusun lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan siswa, (2) guru kembali membuat lembar instrument pembelajaran, (3) untuk memanfaatkan waktu, guru mengambil inisiatif untuk tidak menempel kartu bilangan lagi pada lembar kerja siswa, tetapi meminta siswa untuk langsung menuliskan bilangan di LKS yang telah disediakan. Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan pembelajaran dengan metode kerja kelompok berbantuan LKS pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak dengan urutan pelaksanaan pembelajaran yaitu: 1) Kegiatan pendahuluan, yang meliputi: salam, doa, mengabsen kehadiran siswa, apersepsi, menginformasikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti, yang meliputi: melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konformasi, menutup pelajaran, dan memberi salam. 3) Kegaiatan penutup, yang meliputi: menyimpulkan materi yang telah diplelajari, memberikan soal latihan/evaluasi, memberikan tindak lanjut berupa pesan dan saran, dan memberikan salam. Dalam tahap observasi, observasi dilakukan terhadap guru dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa di dalam kelas. Adapun hasil observasi terhadap perencanaan pembelajaran yang dilakukan terhadap guru siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus II Terlaksana No. Indikator/aspek yang diamati Ya Tidak I PRA PEMBELAJARAN 1. 2. II 1. Kesiapan ruangan, alat dan media pembelajaran √ Memeriksa kesiapan siswa √ MEMBUKA PELAJARAN Melakukan kegiatan apersepsi √ Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 2. √ dan rencana kegiatan III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √ 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan √ 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hireaki belajar √ 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan √ B Pendekatan/Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi 1. √ (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 2. √ perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 4. Menguasai kelas √ 5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 6. √ timbulnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 7. √ telah dialokasikan C Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media √ 2. Menghasilkan pesan yang menarik √ 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien √ 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √ D Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Memantau kemampuan belajar √ Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 2. √ (tujuan) E. Penggunaan Bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara lisan dan lancar √ 2. Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar √ 3. Menyampaian pesan dengan gaya yang sesuai √ IV. PENUTUP Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan 1. √ siswa 2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa √ 3. Melaksanakan tindak lanjut √ Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa dalam melaksanakan pembelajaran guru sangat aktif membimbing siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Penggunaan waktu yang digunakan cukup optimal sehingga siswa juga semakin terlihat paham dengan tahap-tahap pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan inti yang meliputi; penguasaan materi pelajaran, pelaksanaan strategi pembelajaran, pemanfaatan media dan sumber belajar, memelihara keterlibatan siswa, pelaksanaan penilaian proses dan hasil dan penggunaan bahasa juga telah dilaksanakan dengan baik. Sedangkan aktivitas belajar siswa yang diamati pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok Berbantuan LKS Pada Siklus II Banyak Siswa Persentase No Indikator Aktivitas Siswa yang Aktif % Aktivitas Fisik 1 Aktif dalam berdiskusi kelompok 15 89 2 Aktif mendengarkan penjelasan guru 17 100 3 Aktif dalam bertanya 15 89 4 Aktif dalam menjawab pertanyaan 13 76 guru Rata-rata A 15 89 Aktivitas Mental 1 Mempersiapkan diri untuk mengikuti 17 100 pembelajaran 2 Memperhatikan pengarahan guru 17 100 3 Dapat menjawab pertanyaan yang 15 89 diberikan guru 4 Semangat mengikuti pembelajaran 17 100 Rata-rata B 17 98 Aktivitas Emosional 1 Senang mengikuti pembelajaran 17 100 2 Senang melakukan tugas yang 17 100 diberikan guru 3 Senang mengajukan pertanyaan 4 24 4 Senang menjawab pertanyaan 13 76 5 Senang bekerja sama dalam kelompok 15 89 Rata-rata C 13 78 Rata-rata (A+B+C) 15 88 Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada tabel 4, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa sudah cukup baik pada saat menjawab pertanyaan dari guru. Dalam kegiatan pembelajaran kali ini guru seolah memaksakan siswa untuk aktif dalam menjawab, maka secara emosional dapat dilihat beberapa siswa kurang nyaman dan panik dalam menjawab pertanyaan guru. Namun secara keseluruhan siswa terlihat antusias dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dan sudah mulai memahami materi yang diajarkan, walaupun tanpa menggunakan kartu bilangan. Dalam tahap refleksi, berdasarkan hasil observasi siklus II baik terhadap tindakan guru maupun dari aktifitas siswa, tampak adanya peningkatan kualitas pembelajarannya. Selain itu kendala-kendala yang dialami pada siklus I dapat teratasi pada siklus II. Dimana guru telah menguasai langkah-langkah yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dan siswa telah terbiasa dengan metode kerja kelompok berbantuan LKS sehingga aktivitas siswa dikelas sudah sesuai indikator kinerja yang diharapkan oleh peneliti. Untuk membahas hasil observasi siklus I dan siklus II, disajikan data dalam bentuk tabel berikut ini: Tabel 5 Rekapitulasi Kegiatan Guru Dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok Berbantuan LKS Pada Siklus I Dan Siklus II Pelaksanaan No. Indikator/aspek yang diamati Siklus I Siklus II I PRA PEMBELAJARAN 1. Kesiapan ruangan, alat dan media pembelajaran Ya Ya 2. Memeriksa kesiapan siswa Ya Ya II MEMBUKA PELAJARAN 1. Melakukan kegiatan apersepsi Ya Ya 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan Ya Ya dicapai dan rencana kegiatan III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Ya Ya 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan Tidak Ya 3. Menyampaikan materi sesuai dengan hireaki belajar Ya Ya 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Tidak Ya B Pendekatan/Strategi Pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Ya Ya kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat Ya Ya perkembangan dan kebutuhan siswa 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut Ya Ya 4. Menguasai kelas Ya Ya 5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat Tidak Ya kontekstual 6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan Ya Ya timbulnya kebiasaan positif 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu Tidak Ya yang telah dialokasikan C Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media Ya Ya 2. Menghasilkan pesan yang menarik Ya Ya 3. Menggunakan media secara efektif dan efisien Ya Ya 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Ya Ya D Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Memantau kemampuan belajar Ya Ya 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi Ya Ya (tujuan) E. Penggunaan Bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara lisan dan lancar Ya Ya 2. 3. IV. 1. 2. 3. Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar Menyampaian pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Dari tabel 5 tentang rekapitulasi kegiatan guru yang memuat 27 indikator penilaian dapat dilihat bahwa pada siklus I masih terlihat beberapa kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana yaitu sebanyak 5 indikator penilaian yang diisi dengan jawaban tidak, sedangkan pada siklus II terlihat jelas bahwa semua penilaian indikator terjawab ya,artinya semua kegiatan langkah – langkah pembelajaran terlaksana semua. Oleh karena itu dari data yang disajikan pada tabel 5 dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru yang berakibat pula meningkatnya kemampuan mengajar guru. Tabel 6 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Jumlah Siswa Persentase yang Aktif No Indikator Aktivitas Siswa Siklus Siklus Siklus Siklus I II I II A Aktivitas Fisik 1 Aktif dalam berdiskusi kelompok 15 15 79 89 2 Aktif mendengarkan penjelasan 17 17 89 100 guru 3 Aktif dalam bertanya 15 15 79 89 4 Aktif dalam menjawab pertanyaan 12 13 63 76 guru Rata-Rata A 15 15 78 89 B Aktivitas Mental 1 Mempersiapkan diri untuk 19 17 100 100 mengikuti pembelajaran 2 Memperhatikan pengarahan guru 17 17 89 100 3 Dapat menjawab pertanyaan yang 10 15 53 89 diberikan guru 4 Semangat mengikuti 15 17 79 100 pembelajaran Rata-rata B 15 17 80 98 C Aktivitas Emosional 1 Senang mengikuti pembelajaran 15 17 79 100 2 Senang melakukan tugas yang 17 17 89 100 diberikan guru 3 Senang mengajukan pertanyaan 15 4 79 24 4 Senang menjawab pertanyaan 12 13 63 76 5 Senang bekerja sama dalam 16 15 84 89 kelompok Rata-Rata Rata Skor C Rata-Rata Rata (A+B+C) 15 15 13 15 79 79 78 88 Diagram 1 Persentase Peningkatan Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran Metematika Dengan Metode Kerja Kelompok Berbantuan LKS 98% 89% 80% 79% 78% 78% Aktifitas Fisik Aktifitas Mental Aktifitas Emosional Siklus I Siklus II Dari rekapitulasi hasil penelitian dapat diketahui adanya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VI pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB. Demikian juga terdapat peningkatan kemampuan guru merancang RPP dan impelementasi RPP pada kegiatan belajar bel mengajar. Pada tabel 5 tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan aktifitas mengajar guru. Sedangkan aktifitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sep seperti yang terlihat pada tabel 6. Aktifitas belajar siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 9%. Pada siklus I, rata-rata rata rata siswa yang melakukan aktifitas fisik sebanyak 15 siswa atau 78%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 11% menjadi 89% atau 15 siswa, siswa, tidak termasuk 2 siswa yang absen pada siklus II. Sedangkan rata-rata rata siswa yang melakukan aktifitas mental pada siklus I sebanyak 15 siswa atau 80%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 18% menjadi 98% atau 17 siswa. Sedangkan pada aktifitas emosional emosional siswa aktif sebanyak 15 siswa atau 79%, kemudian pada siklus II menurun sebesar 1% menjadi 78% atau 13 siswa. Penurunan persentase ini terjadi karena pada siklus II, hal ini disebabkan karena pada pelaksanaan pembelajaran di siklus II hampir sebagian seluruh seluruh siswa telah mengerti atau paham dengan materi KPK dan FPB yang telah disampaikan pada siklus I. Namun jika dilihat aktifitas siswa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata rata-rata siswa yang aktif pada siklus I sebanyak 15 siswa atau 79%, kemudian m meningkat pada siklus II sebesar 9% menjadi 88% atau 15 siswa, tidak termasuk 2 siswa yang absen pada pembelajaran siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif oleh guru berakibat kepada peningkatan aktifitas belajar siswa. Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa, terdapat peningkatan aktifitas siswa pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas VI SD Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak dapat disimpulkan bahwa: (1) Aktifitas fisik siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa (LKS) pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB yaitu sebesar 11%, (2) Aktifitas mental siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa (LKS) pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB yaitu sebesar 18%, dan (3) Aktifitas emosional siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak menurun setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok berbantuan lembar kerja siswa (LKS) pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB yaitu sebesar 1%. Hal ini disebabkan karena pada pelaksanaan pembelajaran di siklus II hampir sebagian seluruh siswa telah mengerti atau paham dengan materi KPK dan FPB yang telah disampaikan pada siklus I. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut: (1) Pembelajaran metode kerja kelompok perlu dikembangkan untuk dapat mengaktifkan siswa dalam upaya memecahkan masalah dan menemukan jawaban atas masalah dalam pembelajaran, melatih diri siswa berpikir kritis dan kreatif, dan diskusi kelompok diharapkan membentuk nilai-nilai dan sikap menghargai perbedaan pendapat orang lain dan saling berbagi pengetahuan, (2) Dalam penerapan suatu metode pembelajaran, seorang guru harus mengoptimalkan motivasi yang diberikan kepada siswa sehingga siswa lebih aktif dari pembelajaran, namun juga harus memperhatikan kondisi emosional siswa dalam belajar, dan (3) Dalam penggunaan metode pembelajaran, hendaknya guru mata pelajaran matematika dapat mengoptimalkan penerapan suatu metode pembelajaran yang inovatif, sehingga sebelum penerapannya, guru benar-benar memahami tahapan pembelajaran secara baik. DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, A. & Prasetya, J.K. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Cv Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Hardani, I.& Puspitasari, D. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia. J.J. Hasibuan & Moedjiono, 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Maridjo, Abdul Hasjmy .2010. Rambu-rambu Penelitian Tindakan Kelas. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Meier, Dave. 2004. The Accelerate Learning: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: PT Mizan Pustaka. Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: DIVA Press. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Wardani, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. Wiraatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Pt Remaja Rasdakarya.