BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Usaha Mikro Terdapat banyak

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Usaha Mikro
Terdapat banyak defenisi dalam mengartikanUsaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM), tetapi pada umunya ditemukan beberapa kesamaan dalam
pengertiannya, seperti tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang
administrasi dan operasi. Kebanyakan industri kecil dikelola oleh perorangan
yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta
memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya, rendahnya akses
industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal, sehingga cenderung
menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber
lain, seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir. Sebagian
besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum.
Undang-undang UKM Nomor 20 Tahun 2008 telah mendefenisikan
pengertian umkm sebagai berikut :
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta
tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp. 300 juta.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
Universitas Sumatera Utara
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5
miliar.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 miliar tidak
termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp. 2,5 miliar sampai dengan paling banyak Rp. 50 miliar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) ditetapkan berdasarkan jumlah kekayaan bersih yang dimiliki usaha
tersebut. Usaha Ayam Potong Pak Imanto termasuk dalam kategori usaha kecil
karena kekayaan yang dimiliki berada pada kisaran lebih dari Rp. 50 juta sampai
dengan paling banyak Rp. 500 juta (wawancara Maret 2014)
Dengan demikian berdasarkan undang undang UKM nomor 20 Tahun
2008dapat disimpulkan bahwa usaha ayam potong Pak Imanto berada di skala
usaha mikro karena paling sesuai dengan kriteria usaha ayam potong Pak Imanto.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Managemen Strategi Bisnis
Manajemen Strategi (strategic management) dapat didefenisikan sebagai
seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya. (David, 2008).
Menurut Pearce dan Robinson (2008) Manajemen strategis terdiri atas sembilan
tugas penting yaitu :
1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai
maksud,filosofi dan sasaran perusahaan.
2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkankondisi dan kapabilitas
internal perusahaan.
3. Menilai lingkungan eksternalperusahaan, termasuk faktor persaingan dan
faktor kontekstual umum lainnya.
4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan
caramenyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.
5. Mengidentifikasipilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi
setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.
6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yangakan
menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.
7. Mengembangkantujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan tujuan jangka panjangdan strategi utama yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
8. Mengimplementasikan strategi yangtelah dipilih melalui alokasi sumber
daya yang dianggarkan, dimana penyesuaianantara tugas kerja, manusia,
struktur, teknologi, dan sistem penghargaan ditekankan.
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan
keputusan di masa mendatang.
Tujuan
managemen
strategis
adalah
untuk
mengeksploitasi
dan
menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang; perencanaan
jangka panjang, mencoba untuk mengoptimalkan tren sekarang untuk masa depan
(David, 2008).
Manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu organisasi
merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan
terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasional. Salah satu
tujuan utama manajemen strategis adalah proses untuk mencapai pemahaman dan
komitmen dari semua manajer dan karyawan.
Beberapa dampak perilaku dari manajemen strategis dalam meningkatkan
kesejahteraan perusahaan menurut Pearce dan Robinson (2008):
1. Penggunaan manajemen strategis dapat meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk mencegah timbulnya masalah.
2. Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang lebih baik
karena interaksi kelompok sehingga menghasilkan variasi strategi yang
lebih banyak dan akan lebih mempermudah dalam proses penyaringan
pilihan.
Universitas Sumatera Utara
3. Formulasi strategi meningkatkan pemahaman mengenai peningkatan
produktivitas dengan imbalan.
4. Dapat mengurangi kesenjangan dan tumpang tindih aktivitas antar
individu dan kelompok
5. Resistensi terhadap perubahan akan berkurang.
2.3 Tahapan Dalam Managemen Strategis
Proses manajemen strategis (strategic management process) terdiri atas
tiga tahap yaituFormulasi Strategi,Implementasi Strategi Dan Evaluasi Strategi .
Formulasi
strategi
termasuk
mengembangkan
visi
dan
misi,mengidentifiksi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi dan memlikih strategi tertentu yang akan
dilaksanakan.
Implementasi
strategi
(strategy
implementation)
mensyaratkan
perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi
karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah di
formulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan
budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif
dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan
kinerja organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Evaluasi strategi (strategy evaluation) adalah tahap final dalam
manajemen strategis. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalahmeninjau ulang
faktor eksternal,mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif.
2.4Formulasi Strategi
Formula strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan. Tahap formulasi strategi terdiri dari analisis
lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal dan menetapkan alternatif
strategi.
2.4.1 Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Hunger dan Wheelen (2003), Lingkungan eksternal terdiri dari
variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan
tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen
puncak. Lingkungan Eksternal memiliki dua bagian: lingkungan kerja dan
lingkungan sosial.
Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara
langsung berpengaruh oleh operasi-operasi utama organisasi. Elemen tersebeut
adalah
pemegang
saham,pemerintah,pemasok,komunitas
lokal,
pesaing,
pelanggan, kreditur,serikat buruh, kelompok kepentingan khusus dan asosiasi
perdagangan.
Lingkungan
kerja
perusahaan
juga
sering
disebut
industri.Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak berhubungan
lansung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan
sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pearce dan Robinson (1997), terdapat tiga kategori faktor-faktor
yang ada di dalam lingkungan eksternal yaitu : faktor lingkungan jauh,
lingkunganoperasional dan lingkungan industri.
2.4.1.1 Lingkungan Jauh
Menurut Pearce dan Robinson (1997), faktor-faktor yang termasuk ke
dalamlingkungan jauh adalah faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi dan
ekologi.
a). Faktor Politik
Faktor ini menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi
operasi perusahaan. Kendala politik dikenakan pada perusahaan melalui
keputusan tentang perdagangan yang adil, undang-undang anti trust, program
perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan
harga, batasan administratif, perlindungan terhadap pekerja, konsumen,
masyarakat umum dan lingkungan.
b). Faktor Ekonomi
Menurut Pearce dan Robinson (1997), faktor ekonomi berkaitan dengan
sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Pola konsumsi
yang dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen, maka dalam
perencanaan strategiknya harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di
segmen-segmen yang mempengaruhi industri tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan harusmempertimbangkan beberapa hal yaitu : ketersediaan
kredit secara umum, tingkatpenghasilan yang dibelanjakan, kecenderungan
belanja masyarakat, suku bunga primer dan laju inflasi.
c). Faktor Sosial
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan,
nilai, sikap, opini dan gaya hidup di lingkungan eksternal perusahaan yang
berkembang dari pengaruh budaya, ekologi, demografi, agama, pendididkan dan
etnik. Kekuatan faktor eksternal bersifat dinamik dan selalu berubah sebagai
akibat upaya orang memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian
penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan.
d). Faktor Teknologi
Untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi, perusahaan harus
mewaspadai perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi
teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan tercapainya produk baru,
penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik
produksi dan pemasaran. Hal ini bisa tejadi pada perusahaan besar dan perusahaan
kecil yang sedang berkembang.
e). Faktor Ekologi
Faktor ini berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan makluk
hidup lainnya seperti air, tanah, udara yang mendukung kehidupan. Ancaman
terhadap ekologi pendukung kehidupan kita yang utama diakibatkan oleh polusi.
Perusahaan
diharuskan
oleh
pemerintah
dan
masyarakat
untuk
mempertimbangkan masalah ekologi dalam pengambilan keputusannya.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.2 Lingkungan Operasional
Lingkungan operasional terdiri dari faktor-faktor dalam situasi persaingan
yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan
sumberdaya yang dibutuhkan atau dalam memasarkan produk dan jasa secara
menguntungkan. Adapun faktor-faktor yang terpenting menurut Pearce dan
Robinson (1997), yaitu posisi bersaing, komposisi pelanggan, reputasinya di mata
pemasok
dan
kreditor
serta
kemampuanya
menarik
karyawan
yang
berkemampuan.
2.4.1.3. Lingkungan Industri
Menurut Perace dan Robinson (1997), lingkungan industri adalahtingkatan
dari lingkungan organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yangsecara
normal memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional
perusahaan. Analisis lingkungan industri diperlukan dalam penentuan posisi
bertahan terbaik bagi suatu perusahaan dan lingkungannya. Suatu perusahaan
dalam jangka panjang akan mampu bertahan jika berhasil mengembangkan
strategi untuk menghadapi lima kekuatan yang membentuk suatu struktur
persaingan dalam industri yang terdiri: ancaman pendatang baru, kekuatan daya
tawar menawar pemasok, kekuatan daya tawar pembeli, ancaman produk subtitusi
dan persaingan diantara anggota industri.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan
internal
terdiri
dari
variabel-variabel
(kekuatan
dan
kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. (Hunger dan Wheelen,
2003)
Variabel itu meliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi.
Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan
dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja . Budaya adalah pola keyakinan,
pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Normanorma organisasi secara khusus memunculkan dan mendefenisikan perilaku yang
dapat diterima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif.
Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan
jasa organisasi. Aset tersebut meliputi keahlian orang, kemampuan, dan bakat
manajerial, seperti aset keuangan dan fasilitas pabrik dalam wilayah fungsional.
(Hunger dan Wheelen,2003)
Faktor internal dapat ditentukan melalui berbagai cara, termasuk
menghitung rasio, mengukur kinerja, serta membandingkannya terhadap periode
sebeumnya dan rata-rata industri. (David,2008)
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Menetapkan Alternatif Strategi
Strategi
alternatif
yang
dapat
diambil
oleh
perusahaan
dapat
dikelompokkan menjadi empat bagian dan 12 tindakan, yaitu (David, 2008) :
1. Strategi Integrasi
Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para
distributor, pemasok dan pesaing. Strategi integrasi terdiri dari :
a) Integrasi ke depan, yaitu memiliki/meningkatkan kendali atas
distibutor.
b) Integrasi ke belakang, yaitu mencoba memiliki/meningkatkan
kendali
c) atas perusahaan pemasok.
d) Integrasi
horizontal,
yaitu
mencoba
memiliki/meningkatkan
kendali ataspara pesaing.
2. Strategi Intensif
Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada. Strategi Intensif terdiri
dari :
a) Penetrasi pasar, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar
produk/jasayang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran
yang lebih gencar.
b) Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk/jasa yang
sudahada ke wilayah geografi baru.
Universitas Sumatera Utara
c) Pengembangan produk, yaitu mencoba meningkatkan penjulan
denganmemperbaiki
produk/jasa
yang
sudah
ada
atau
mengembangkan yangbaru.
3. Strategi Diversifikasi
Strategi menjadi kurang populer karena organisasi mengetahui betapa
lebih sulitnya mengelola aktivitas bisnis yang beragam. Strategi
diversifikasi terdiri dari:
a) Diversifikasi
konsentrik,
yaitu
menambah
produk/jasa,
tetapi
masihterkait.
b) Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk/jasa baru yang
tidakterkait, untuk para pelanggan baru.
c) Diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk/jasa baru yang
tidakterkait, untuk pelanggan yang sudah ada.
4. Strategi Defensif
a) Retrenchment, yaitu mengelompokkan ulang melalui pengurangan
biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba.
b) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu
organisasi.
c) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan bertahap
sesuaidengan nilainya yang terlihat.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Matriks I-E
Matriks I-E (Internal-Eksternal) merupakan salah satu parameter yang
meliputi
matrik
parameter
kekuatan
internal
dan
pengaruh
eksternal
perusahaanyang masing-masing akan diidentifikasi ke dalam elemen eksternal dan
internal melalui matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Internal
FactorEvaluation (IFE). Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk
memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail (Rangkuti,
2006).
Matriks I-E merupakan penggabungan matrik EFE dan IFE yang
menghasilkan sembilan macam sel dengan memperlihatkan kombinasi total nilai
terbobot dari matriks-matriks IFE dan EFE. Pada prinsipnya kesembilan sel dapat
dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi yang
berbeda, yaitu pertumbuhan (growth strategy), strategi pertahanan dan
pemeliharaan (stability strategy), serta strategi panen/divestasi (retrenchment
strategy).
2.6 Matriks SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Universitas Sumatera Utara
Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu:
1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal
2. Strategi WO (Weakness-Opportunities)bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal
3. Strategi ST (Strengths-threats) yaitu menggunakan kekuatan perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal
4. Strategi WT (Weakness- threats) merupakan taktik defensif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal.
2.7Usaha Jual Beli Ayam
Ayam Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil
budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri
khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan
rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini
siap panen pada usia 28-45 hari dengan berat badan 1,2-1,9 kg/ekor (Priyatno,
2000).
Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah
dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi,
efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi
daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat sedangkan kelemahannya
Universitas Sumatera Utara
adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka
terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987).
Rasyaf (1994) menyatakan bahwa ransum merupakan sumber utama
kebutuhan nutrien ayam broiler untuk keperluan hidup pokok dan produksinya
karena tanpa ransum yang sesuai dengan yang dibutuhkan menyebabkan produksi
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Frekuensi atau waktu pemberian ransum pada anak ayam biasanya lebih
sering, sampai 5 kali sehari dan semakin tua ayam frekuensi pemberian ransum
semakin berkurang sampai dua atau tiga kali sehari. Namun, yang perlu mendapat
perhatian dari segi waktu ini adalah ketepatan waktu pemberian ransum setiap
harinya perlu dipertahankan karena pemberian ransum pada waktu yang tidak
tepat setiap hari dapat menurunkan produksi (Rizal, 2006)
Dalam penjualannya, daging
ayam mempunyai beberapa istilah yang
dipakai untuk jenis jenis tertentu seperti :
1. Ayam hidup, yaitu ayam yang belum disembelih atau dipotong di
pemotongan
ayam . Ayam hidup ini umumnya berupa ayam pedaging (
broiler), ayam pejantan petelur, ataupn ayam kampung.
2. Karkas, yaitu ayam yang telah disembelih dan dikurangi bagian-bagian
tertentu. Karkas ayam dibedakan menjadi karkas kosong dan karkas isi .
a. Karkas kosong : ayam yang telah disembelih dan dikurangi
darah,bulu,alat-alat tubuh bagian dalam (jeroan), kepala, dan kakinya .
Biasanya paru-paru dan ginjal menjadi bagian dari karkas, kecuali ada
permintaan khusus.
Universitas Sumatera Utara
b. Karkas isi : karkas kosong segar tetapi diisi dengan hati,jantung,dan
ampela yang sudah dibersihkan.
3. Whole chicken, yaitu istilah untuk karkas ayam utuh . Umumnya istila ini
dipakai oleh pasar-pasar swalayan, hotel, dan restoran besar . Karkas ayam
utuh dapat berupa KKA, KRB , baby chicken , dan chiken spring.
Karkas dan sampingan hasil pemotongan ayam tradisional umumnya dijual di
pasar-pasar tradisional (pasar becek,wet market), warung makan tegal,warung
makan sunda,rumah makan padang dan usaha katering rumahan.
Pelanggan (customer) tersebut biasanya tidak menuntut kualitas yang
terlalu tinggi. Dengan demikian,harganya pun relatif murah dibandingkan karkas
dan sampingan hasil produksi rumah pemotongan ayam modern yang dijual di
pasar swalayan, hotel dan restoran .
Pangsa pasar selain ditentukan oleh kualitas karkas dan sampingan yang
dihasilkan juga sangat ditentukan oleh ukuran atau berat karkas yang dijual .
berikut ini diuraikan pangsa pasar berdasarkan berat karkas.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 2.8.1 Pangsa Pasar Ayam Potong berdasarkan Berat Karkas
Berat Karkas
Sasaran Pemasaran
0,4-0,6 kg (baby chiken)
Hotel,Restoran besar.
0,8-0,9 kg
Rumah makan ayam panggang,hotel dan
pasar tradisional.
0,8-1,1 kg
Pasar
swalayan
(supermarket).
Pasar
tradisional juga banyak menjual ukuran ini.
1,1-1,2 kg
Restoran fast food, seperti Kentucky Fried
Chicken, California Fried Chiken, A&W ,
Burger King dan lain lain.
1,3-1,5 kg
Katering,
seperti
katering
untuk
penerbangan, katering untuk perusahaan
asing dan sebagainya.
Restoran, seperti restoran jepang, restoran
korea, restoran bakmi dan sebagainya
Lebih dari 1,5 kg
Industri mie instan, perusahaan kaldu
ayam, dan sebagainya .
Rumah makan soto ayam, rumah makan
sate ayam dan sebagainya.
(Priyatno,2000)
Dalam usahanya sendiri, usaha jual beli ayam potong Pak Imanto ini
menjalankan usahanya dengan cara memesankan kembali kepada pemasok daging
ayam dan memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan permintaan.
Universitas Sumatera Utara
Download