makalah-penyakit-disentri-dari-hukum-3-jenjang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Disentri merupakan penyakit yang sangat umum terjadi, terutama jenis disentri basiler.
Penyakit ini bisa muncl sepanjang tahun di Indonesia. Jumlah pasti penderita disentri tidak di
ketahui karena selain penyakit ini belum tercatat secara resmi, kebanyakan penderita juga
merawat diri di rumah tanpa berkonsultasi dengan dokter. Senitasi yang buruk dan
keterbatasan air bersih, terutama di daerah yang padat penduduknya, bisa meningkatkan
resiko penyebaran penyakit ini. Selain itu, faktor disentri yang kuat di Indonesia adalah
kontaminasi pada makanan dan minuman .
Tulisan ini merupakan bagian dari perilaku sosial budaya dalam penanggulangan
penyakit disentri di Indonesia. Kali ini saya juga akan membahas bagaimana penyakit disentri
di pandang dari HUKUM 3 JENJANG , lebih spesifiknya lagi yaitu melalui metode jenjang
teologi, jenjang metafisika dan jenjang positif.
2. Rumusan Masalah
A. Jelaskan penyakit disentri dari segi jenjang teologi
B. Jelaskan penyakit disentri dari segi jenjang metafisika
C. Jelaskan penyakit disentri dari segi jenjang positif
3. Tujuan
A. Agar mengetahui penyakit disentri dari segi jenjang teologi
B. Agar mengetahui penyakit disentri dari segi jenjang metafisika
C. Agar mengetahui penyakit disentri dari segi jenjang positif
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyakit Disentri Dari segi “Jenjang Teologi”
Disentri di sebabkan karena adanya bakteri dan amoeba yang terdapat dalam
makanan, atau benda-benda yang sudah terkontaminasi dengan bakteri, dan dengan pola
hidup atau kebiasaan yang tidak mencuci tangan dengan baik setelah buang air besar.
Manusia di zaman sekarang ini, sudah terlalu di manjakan dengan adanya kemajuan
teknologi yang begitu canggih. Sehingga kebiasaan-kebiasaan mereka yang baik dahulu kalah
sudah tidak diterapkan lagi. Contohnya dulu, tidak ada masyarakat yang suka menggunakan
Closet duduk seperti sekarang ini, namun pada faktanya sekarang, mayoritas masyarakat
menengah ke atas sudah banyak menggunakan closet duduk. Jika kita menggunakan closet
duduk otomatis bagian dari tubuh kita sudah terkontaminasi dengan closet dan dalam kasus
ini sangat jelas bahwa bakteri atau amoeba bisa berkembang dalam tubuh kita.
Contohnya juga pada makanan, duluh seseorang makan dengan makanan yang dibuat
sendiri, tidak ada yang namanya jual beli makanan (Makanan Masak) kecuali makanan yang
dalam bentuk instan yang masi tersegel yang biasanya di jual di Supermarket, Namun
sekarang dengan sifat malas yang sudah tertanam dalam mainset seseorang bahwa semuanya
bisa ada dengan menggunakan uang. Banyak Masyarakat sekarang ini yang suka membeli
makanan atau jajanan dengan sembarangan, mereka tidak berfikir apa yang nanti akan terjadi
dalam tubuh mereka. Mereka mengonsumsi makanan yang sudah tercemar yang kebanyakan
di jual di pinggiran jalan.
Jika kita tinjau kasus ini dari segi jenjang teologi, terdapat dalam Kitab suci umat
kristiani (Alkitab) :
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah
Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19-20)
Jadi, jelas tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Ini saja sudah bisa menjadi alasan yang cukup
bagi kita untuk memedulikan tubuh kita! Akankah tubuh kita yang adalah bait Roh Kudus ini
kita isi atau kita "hiasi" dengan minyak atau lemak dan "sampah-sampah" yang kotor?
Tentunya tidak! Apalagi, diri kita bukanlah milik kita sendiri lagi; kita telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar, sehingga kita memunyai tanggung jawab untuk memuliakan
Allah dengan tubuh kita yang sehat ini.
Jika Tuhan ingin menggunakan kita dalam tugas-Nya, maka kita harus menjadi sehat dan
energik dalam melaksanakan kehendak-Nya. Ini adalah tanda hormat kita kepada-Nya.
2
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Roma 12:1)
Jadi jelas, tubuh kitalah yang diminta untuk dipersembahkan kepada Tuhan sebagai
persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan, bukan semata-mata roh dan jiwa. Jika kita
benar-benar mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, pikiran, jiwa, dan kekuatan kita, kita pasti
akan mempersembahkan kepada-Nya sesuatu yang terbaik, termasuk tubuh kita sehingga kita
akan menjaga agar tubuh kita tetap fit untuk pekerjaan-Nya. Ini adalah tanda hormat dan
kasih kita kepada-Nya.
B. Penyakit Disentri Dari segi “Jenjang Metafisika”
Gejala-gejala disentri amoeba biasanya meliputi: Sakit perut, penurunan berat badan,
mual dan muntah, pendarahan pada rektum, kehilangan nafsu makan dan lain-lain.
Pada kasus ini, jika di pandang dalam segi jenjang metafisik :
Banyak masyarakat awam masi terikat dengan adanya kultural-kultural yang bersifat
metafisik, mereka memandang jika seseorang awalnya dalam keadaan sehat, kemudian jatuh
sakit dengan beberapa gejala seperti pada penyakit disentri, maka mereka langsung
menyimpulkan bahwa orang tersebut telah di guna-guna(Terkena penyakit kiriman).
Contohnya :
Andi, berteman dengan dio,pada suatu hari dio dan andi memiliki pendapat yang
berbeda sehingga menyebabkan perkelahian di antara mereka berdua, kemudian setelah
menjelang 1 tahun,dio mau berusaha berdamai dengan andi sehingga dio mengajak andi
untuk pergi makan malam bersama. Setelah pulang dari makan malam, tiba-tiba andi merasa
sakit perut dan mengalami diare, penyakit andi terus berjalan selama 1 minggu sehingga satu
saat andi pergi ke toilet untuk BAB, setelah keluar dari toilet anda tiba-tiba merasa takut
karena ia melihat ada darah pada rektumnya, dengan berjalannya waktu lama-kelamaan andi
mengalami penurunan berat badan sehingga ia terlihat sangat kurus. Maka orang tua andipun
langsung bertanya pada andi, apakah andi pernah memiliki masalah dengan orang lain?.
Kemuadian andi berkata, Ya bu, awalnya saya pernah salah paham dengan dio sehingga kami
berkelahi tetapi, minggu yang lalu dio sudah minta maaf pada andi dan dio mengajak andi
untuk makan malam. Dengan mendengarkan jawaban andi, sang Ibu pun langsung
menyimpulkan bahwa, dio telah menaruh sesuatu dalam makanan andi (Guna-guna) sehingga
andi jadi seperti ini.
Pada kasus ini manusia memahami segala sesuatu dengan mengacu pada kekuatan – kekuatan
metafisika atau hal-hal yang abstrak yang tidak nampak.
3
C. Penyakit Disentri Dari segi “Jenjang Positif”
1. DEFINISI DISENTRI
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang
air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah (Behrman
2004). Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan enteron (usus), yang
berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah .
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas
di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni:
sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, berak-berak, dan, tinja mengandung
darah dan lendir.
2. ETIOLOGI (PENYEBAB) DISENTRI
Penyebab disentri dibagi menjadi dua kategori, yaitu bakteri dan amoeba :
Penyebab dari Bakteri : yang disebabkan oleh bakteri shigella (disentri basiler atau
sigelosis).
Penyebab dari Amoeba : Disentri amoeba atau amoebiasis disebabkan oleh amoeba (parasit
bersel satu) yang disebut Entamoeba histolytica. Penyakit ini biasanya ditemukan di daerah
tropis seperti Indonesia.
3. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala Disentri berbeda-beda tergantung dari penyebabnya.

Tanda dan Gejala Disentri yang disebabkan oleh Amoeba :
Terjadi hingga 10 hari setelah paparan dan infeksi terjadi
- Diare yang disertai darah atau nanah
- Sakit perut
- Demam dan menggigil
- Mual atau muntah
- Sakit saat buang air besar
- Pendarahan pada 4ectum
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
4

Tanda dan Gejala Disentri yang disebabkan oleh Bakteri :
Gejala-gejala disentri ini cenderung berlangsung selama 5-7 hari dan umumnya
berupa
Diare disertai darah
- Demam
-
Mual
-
Muntah
Kram perut
4. PATOFISIOLOGI (proses perjalanan penyakit)
Setelah masuk lewat mulut, amoeba-amoeba membentuk kista yang terlindung
dari asam lambung saat masuk ke perut. Dari perut, kista akan turun ke usus.
Dinding pelapisnya kemudian pecah dan melepaskan amoeba-amoeba yang akan
mengakibatkan infeksi.Mereka bisa membenamkan diri ke dinding usus dan
menyebabkan terbentuknya abses kecil dan ulkus (tukak).
Parasit terkadang bisa masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ lain,
terutama hati. Jika ini terjadi, amoeba bisa memicu terbentuknya abses hati
dengan gejala-gejala seperti demam, lemas, mual, batuk, kehilangan nafsu
makan, sakit kuning, serta berat badan menurun.
Disentri amoeba biasanya berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa
minggu. Tanpa perawatan klinis, amoeba bisa terus hidup di usus selama
berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun, meski pengidap tidak lagi mengalami
gejalanya. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan penularan dan kambuhnya
diare.
5. PENULARAN DISENTRI
Cara penularan disentri berbeda-beda berdasarkan penyebabnya
Penulara Disentri Amoeba :
- Dengan persediaan air bersih atau saluran pembuangan yang tidak
memadai
- Berada di dekat dengan saluran pembuangan
- Yang padat penduduk, misalnya daerah kumuh
- Di mana tinja manusia digunakan sebagai pupuk
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah atau melakukan seks anal
juga bisa menjadi faktor risiko tertular disentri.
Penularan Disentri Bakteri :
-
Karena pengidap tidak mencuci tangan setelah buang air besar
Jika kita mengonsumsi minuman atau makanan yang terkontaminasi
5
-
Apabila kita menyentuh benda atau bagian tubuh yang terkontaminasi
bakteri karena disentuh penderita yang tidak mencuci tangan
6. PENCEGAHAN DISENTRI
 Senantiasa mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun setelah














menggunakan toilet, sebelum makan, memasak, menyiapkan makanan, dan
setelah bermain dengan hewan peliharaan
Bersihkan toilet dengan disinfektan setelah buang air besar
Memisahkan pakaian pengidap saat dicuci
Mencuci pakaian pengidap dengan air panas
Jangan menggunakan handuk atau peralatan makan yang sama dengan pengidap
Penderita sebaiknya tidak keluar rumah selama minimal 48 jam setelah periode
disentri berakhir
Hindari konsumsi makanan mentah, seperti karedok. Jika Anda ingin
mengonsumsi buah-buahan, pilihlah buah dengan kulit yang bisa dikupas
Menjauhi makanan yang kebersihannya tidak terjamin, misalnya yang dijual
pedagang kaki lima
Hanya mengonsumsi makanan yang dimasak hingga benar-benar matang
Hindari konsumsi es batu yang terbuat dari air yang tidak bersih
Menghindari minum air langsung dari keran. Rebuslah terlebih dahulu
Menjaga kebersihan dapur dan kamar mandi
Penderita sebaiknya tidak keluar rumah selama minimal dua hari setelah diare
yang terakhir
Hindari konsumsi minuman botol dengan segel yang rusak
Jagalah kebersihan kuku, terutama jika Anda memiliki kuku yang panjang
7. PENGOBATAN DISENTRI
Disentri umumnya akan sembuh setelah beberapa hari tanpa membutuhkan
perawatan medis
Banyak Minum Air Putih: banyak minum agar cairan yang terbuang
dapat digantikan dan terhindar dari dehidrasi. Minumlah beberapa teguk
air sesering mungk
Oralit : berfungsi menggantikan garam, glukosa, dan mineral penting
lainnya yang hilang dari tubuh karena dehidrasi. Namun harap diingat
bahwa oralit bukan untuk menyembuhkan diare, melainkan membantu
mengobati atau mencegah dehidrasi.
Penggunaan oralit dianjurkan jika:
1. Penderita rentan terhadap dehidrasi, misalnya karena berusia 60
tahun ke atas
2. Penderita anak-anak yang sudah atau berisiko mengalami
dehidrasi
6
Konsumsi Makanan Padat : Pemberian makanan padat pada anak yang
mengalami dehidrasi sebaiknya dihindari sampai mereka sudah cukup
minum. Saat gejala dehidrasi sudah berkurang, anak Anda boleh mulai
mengonsumsi makanan seperti biasa.
Pemberian Antibiotik : meminum antibiotik guna mempercepat
kesembuhan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disentri dari segi jenjang teologi,adalah suatu tindakan yang melanggar kebenaran
firman tuhan yang merusak bait Allah, atau yang merusak tubuh kita dengan cara hidup yang
tidak bersih sehingga menyebabkan timbulnya penyakit Disentri.
Disentri dari segi jenjang metafisika, pemikiran yang selalu melandaskan segala sesuatu
dengan hal-hal yang abstrak atau tidak dapat dilihat sehingga ketika ada sesuatu kejadian
yang dampaknya memiliki kesamaan dengan pemahaman-pemahaman metafisik maka,
langsung disimpulkan bahwa seseorang yang terkena disentri, tanpa pemeriksaan yang jelas
langsung disimpulkan bahwa itu adalah penyakit kiriman(guna-guna).
Disentri dari segi jenjang positif, Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang
ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang
bercampur lendir dan darah (Behrman 2004).
B. Saran
Cepat mengambil suatu pengertian memang baik, tapi lebih baiknya lagi jika kita memetik
suatu pengertian yang memiliki landasan atau bukti secara fisik yang sudah atau memang
benar-benar jelas, sehingga kita tidak salah menafsirkan sesuatu yang terjadi dalam tubuh
kita, lebih khusunya dalam masalah kesehatan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : FK-UI; 2001
Dharma, Andi Pratama. Buku Saku Diare Edisi 1. Bandung : Bagian/SMF IKA FKUP/RSHS; 2001
Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition. UK : Saunders; 2004
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Volume 1. Jakarta : Bagian IKA FK-UI; 1998.
A, Dini, et al. Pengaruh Pemberian Preparat Seng Oral Terhadap Perjalanan Diare Akut,
dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Batam; 2004
Nafianti, Selvi, et al. Efektivitas Pemberian Trimetoprim-Sulfametoksazol pada Anak dengan
Diare Disentri Akut, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004
Djauhari ismail, R Sutrisno, Manginah PA dan Retnohastuti, pengertian sikap dan Prilaku
Masyarakat terhadap Diare. Kumpulan Naskah PITV, BKGAI (Badan Koordinasi Gastro
Internologi Anak Indonesia) 1997
iii
Download