Berkas Pasien Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kelurahan Jatinegara Kaum No Berkas :1 __________________________________________________________________ No Rekam Medis :150 __________________________________________________________________ Pasien Ke :1 Data Administrasi tanggal 05 September 2009 diisi oleh Nama: Joanne Angelica, S.Ked NPM/NIP: 0806363060 Pasien Keterangan Nama An Ayunda Umur / tgl. Lahir 8 bulan / 31 January 2009 Alamat Kampung Jati Rt.04/rw 04 Jenis kelamin Perempuan Agama Islam Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Kedatangan yang ke 2 datang sendri tenang diantar oleh ibu pasien Telah diobati Ya Diagnosis sebelumnya : Diare kronik sebelumnya Obat yang telah diminum : cotrimoksasol syrup, lacto b, zink dan pedialit. Alergi obat tidak Tidak ada alergi obat Sistem pembayaran Gakin Data Pelayanan ANAMNESIS (dilakukan secara ; alloanamnesis ibu pasien ) A. Alasan kedatangan/keluhan utama Diare sejak 20 hari sebelum datang ke puskesmas. B. Keluhan lain /tambahan Pantat pasien memerah sejak 10 hari sebelum datang ke puskesmas. C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang: Dua puluh satu hari sebelum datang ke puskesmas pasien demam tinggi, suhu tidak diukur, lalu pasien diberi parasetamol dan dikompres. Demam pada pasien turun, namun naik kembali. Riwayat batuk, pilek, diare disangkal. Dua puluh hari sebelum datang ke puskesmas pasien mulai diare. Pasien buang air besar 6 kali per hari dengan konsistensi cair lebih banyak daripada ampas. Buang air besar pasien bewarna hijau, terdapat lendir, namun tidak terdapat darah. Buang air besar pasien berbau asam. Pada pasien masih terdapat demam. Pasien dibawa ke puskesmas dan diberikan cotrimoksasol syrup, parasetamol, CTM, B6, antasida, dan diazinc. Pasien lebih baik setelah diberi obat, frekuensi diare sedikit berkurang, namun memburuk kembali. Dua belas hari sebelum ke puskesmas, diare pasien semakin memberat. Pasien buang air besar 8 kali per hari, dengan konsistensi cair lebih banyak daripada ampas, bewarana hijau terdapat lendir. Banyak buang air besar sekitar ¼-1/2 gelas aqua. Pasien terlihat sangat lemas dan pasien sempat terlihat biru. Pasien lalu dibawa ke rumah sakit P dan dirawat selama 1 hari. Lalu pasien pindah ke rumah sakit J,dan dirawat selama 4 hari, lalu dipulangkan karena keadaan pasien sudah lebih baik. Demam pada pasien sudah tidak ada. Setelah pasien pulang dari rumah sakit pasien masih diare, pasien buang air besar sebanyak 3 kali per hari, dengan konsistensi lebih banyak ampas dibandingkan dengan sebelumnya, sebanyak ¼ gelas aqua. Pasien masih diare sampai hari datang ke puskesmas. Pasien masih mau makan dan menyusu. Buang air kecil pasien banyak. Tidak terdapat mata cekung pada pasien. Berat badan pasien hanya mengalami penurunan sedikit, namun naik kembali dengan cepat. Pasien tidak mengganti makanannya sebelum terjadi diare. Pasien memiliki kebiasaan sering memasukkan tangan ke dalam mulut. Semenjak 10 hari sebelum datang ke puskesmas pantat pasien mulai memerah. Merah pada pantat pasien terjadi setelah pasien memakai popok. Ibu pasien membersihkan pantat pasien cukup bersih, dan juga membersihkan bagian lipatan-lipatan. Sewaktu memakai popok, biasanya pasien digantikan popoknya setiap popok sudah terasa basah.Namun setelah pulang dari rumah sakit, pasien tidak lagi memakai popok. D. Riwayat penyakit keluarga: Di rumah pasien tidak ada keluarga yang sakit diare. Ayah pasien sakit TB paru 3 tahun yang lalu, namun sudah dinyatakan sembuh. Ayah pasien juga mempunyai keluhan batuk dan pegal yang hilang timbul. Kakak ketiga pasien sering mengalami batuk sejak 9 bulan yang lalu. Ibu pasien obesitas. E. Riwayat penyakit dahulu: Pasien belum pernah menderita diare kronik sebelumnya. Pasien biasanya hanya sakit demam, batuk dan pilek selama 2-3 hari. Biasanya pasien sembuh dengan menggunakan obat puskesmas. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum & tanda-tanda vital termasuk status gizi : Keadaaan umum : tampak sakit ringan Suhu : 37,0 oC Tekanan Darah : - mmHg Berat Badan : 8,2 kg Frek. Nadi : 120 x/menit Panjang Badan : 70 cm Frek. Nafas : 28 x/menit Status Gizi : baik Status Antropometris BB/U : 100% TB/U :102% BB/TB : 100% B. Status generalis : Mata : konjungtiva : tidak pucat sklera : tidak ikterik THT : faring hiperemis, tonsil T1/T1 Paru : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : simetris saat statis dan dinamis : fremitus dalam batas normal : sonor : nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-) Jantung: Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : iktus kordir terlihat di sela iga 5 : dalam batas normal : dalam batas normal : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen: Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : datar, tidak ada venektasi : tidak ada massa, turgor kulit cukup : timpani : bising usus (+) normal Punggung : tidak ada deformitas, dalam batas normal Ekstremitas : akral hangat, perfusi perifer cukup Status neurologis : tidak terdapat paresis Tanda-tanda dehidrasi pada pasien: Tidak ada C. Status lokalis : lesi eritematosa di sekitar labia mayora Status imunisasi: imunisasi pasien lengkap. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN Host Usia Usia rentan dengan penyakit Kebiasaan Kebiasaan pasien yang sering memasukkan tangan ke dalam mulut Kebiasaan Ibu yang terkadang tidak menutup makanan, pengelolahan makanan yang kurang bersih, peralatan makanan tidak dicuci dengan baik, minum air yang tidak dimasak, menukar popok anak ketika sudah penuh Pengetahuan ibu yang kurang tentang kebersihan makanan, dan kebersihan anak Environment Lingkungan yang tidak bersih (dekat dengan kali) Terdapat banyak lalat di sekitar rumah pasien Diare persisten, dermatitis popok Agent Bakteri, virus, protozoa, dan jamur DIAGNOSIS HOLISTIK Aspek personal : Pasien datang dengan tujuan agar penyakit diare, dan kemerahan pada pantat pasien sembuh Aspek klinik : Diare persisten tanpa dehidrasi Dermatitis popok Aspek risiko internal : Usia rentan terhadap penyakit Perilaku memasukkan tangan ke dalam mulut Higene pribadi anak Aspek psikososial keluarga : Lingkungan rumah pasien yang tidak bersih Sosio-ekonomi pasien rendah Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu yang kurang baik mengenai kebersihan makanan Derajat fungsional : 2 RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN (planning) No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan 1. Aspek Pasien dan 1 minggu Kesembuhan pada personal Diare persisten ibunya pasien Pasien kembali ke puskesmas atau ke rumah sakit jika tidak sembuh Mengerti mengenai tanda-tanda kegawatan pada diare Mengerti mengenai kebersihan makanan dan kebersihan pasien Dermatitis popok Pasien dan ibunya 1 minggu Aspek klinik Kesembuhan pada pasien Mengerti mengenai higene pada pasien Keterangan Pemberian obat : oralit, diazinc, dan lacto B Evaluasi mengenai kebiasaan dan kebersihan pasien Edukasi: - Kontrol - kegawatan pada diare (pasien terlihat lemas, tidak mau minum, tidak kencing) - kebersihan makanan dan pasien Pemberian obat: salep miconazol Edukasi - higene pasien - cara membersihkan pantat. Turut membersihkan bagian lipatan Pasien 1minggu Keluhan menghilang & ada perbaikan klinis - Pasien dan ibu pasien 1 bulan Gizi pasien tetap terpelihara Evaluasi: kebiasaan makan pasien seharihari, Status gizi Aspek risiko internal Usia rentan terhadap penyakit Perilaku memasukkan tangan ke dalam mulut Pasien dan ibunya 2 minggu Perilaku pasien memasukkan tangan ke dalam mulut berkurang Higene pribadi Pasien dan 2 minggu Pasien terhindar dari Edukasi: Ibu pasien mengenai makanan dan gizi yang baik bagi pasien Edukasi ibu pasien untuk menjaga agar pasien tidak memasukkan tangan ke dalam mulut, pemberian brotowali pada tangan pasien. Edukasi tentang higene yang baik, mencuci tangan pasien setelah bermain Edukasi mengenai cara anak ibunya penyakit membersihkan pantat bayi Pencucian bak mandi Mandi dan mengganti pakaian Edukasi mengenai anjuran hidup sehat (lampiran) Edukasi untuk bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar Aspek psikososial, keluarga & lingkungan Lingkungan rumah pasien yang tidak bersih Keluarga pasien dan tetangga sekitar 1 bulan Sosio-ekonomi pasien rendah Ayah dan ibu pasien 2 bulan Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu yang kurang baik mengenai kebersihan makanan TINDAK LANJUT & HASIL INTERVENSI Meningkatkan pengetahuan keluarga dan tetangga sekitarnya mengenai lingkungan yang bersih dan manfaatnya Menciptakan lingkungan yang bersih Mendukung ibu untuk dapat kembali bekerja dan ayah agar dapat mencari penghasilan lebih baik Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai cara penyajian makanan yang baik Motivasi pada ibu untuk kembali bekerja jika anak dapat dibawa, atau ketika anak sudah dapat ditinggal Edukasi mengenai pengelolaan makanan yang baik (mencuci sayur dengan air mengalir, memasak air minum, memberihkan peralatan makan, menutup makanan dengan menggunakan tudung saji) Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK & RENCANA SELANJUTNYA Pada kedatangan pertama dilakukan evaluasi: Kedatangan - Obat yang telah diberikan sudah dimakan pertama - Penyakit pasien yaitu diare dan dermatitis popok sudah membaik. - Dilakukan anamnesis mengenai penyakit pasien, kebiasaan pasien serta keluarganya, dan pemeriksaan yang lebih mendetail. Dilakukan pula edukasi mengenai: - Penyakit diare dan pencegahannya (mengenai pengelolaan makanan yang baik dan mengenai higene pada keluarga) - Penatalaksanaan diare pada anak dan kegawatan pada diare seperti jika anak terlihat lemas, tidak mau makan atau minum, dan jika tidak kencing TINDAK LANJUT I Kedatangan kedua melakukan: - Anamnesis lebih lanjut mengenai kebiasaan pasien yang menyebabkan diare lebih lanjut dan pencarian data mengenai kebersihan di dalam rumah dan di sekitar rumah. Didapatkan bahwa di sekitar rumah terdapat kali yang penuh dengan sampah, dan terdapat lalat yang merupakan salah satu sumber penularan penyakit diare. Terkadang ibu pasien tidak menutup makanan yang ada. - Ibu lebih mengerti mengenai cara pengelolaan makanan yang baik. - Obat pada pasien telah habis diminum, diare pada pasien sudah sembuh dan kemerahan pada pantat pasien sudah menghilang. Edukasi: - Edukasi mengenai menutup makanan dengan tudung saji atau dengan piring, agar tidak terkena debu dan tidak dihinggapi lalat - Edukasi mengenai pemakaian brotowali pada tangan anak, sehingga anak tidak lagi memasukkan tangannya ke dalam mulut. TINDAK Evaluasi LANJUT II - Kebiasaan anak memasukkan tangan ke dalam mulut sudah mulai berkurang - Kebiasaan ibu dalam mengelolah makanan Edukasi: - Edukasi mengenai kebersihan rumah dan ventilasi yang baik kepada ibu. - Edukasi mengenai pemberian gizi yang baik pada anak, agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik. Untuk pasien sekarang ini dapat mulai diberikan buahbuahan yang lembut, sayur-sayuran yang dimasak sampai halus, biskuit, roti yang tidak terlalu keras, daging yang lembut, dan asupan besi, serta air susu ibu. - Edukasi mengenai stimulasi anak yang baik. KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN PERTAMA Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama Aspek personal : sehat dan dapat tumbuh dengan baik Aspek klinik : kesembuhan dari penyakit diare persistent pasien dan juga dari dermatitis popok yang diderita. Aspek risiko internal : Usia rentan terhadap penyakit Perilaku memasukkan tangan ke dalam mulut Aspek psikososial keluarga : Lingkungan rumah pasien yang tidak bersih Sosio-ekonomi pasien rendah Derajat Fungsional: 1 Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien : Sikap orang tua yang mau mendukung kesembuhan dan berusaha menjaga kesehatan anaknya. Rumah pasien yang dekat dengan puskesmas Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien : Sosio ekonomi yang rendah Pendidikan orang tua pasien yang rendah Lingkungan rumah pasien yang tidak menjaga kebersihan di sekitar, banyak lalat di dekat rumah pasien Rumah yang tidak sehat Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya Edukasi mengenai gizi pasien agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik Edukasi mengenai stimulasi sesuai dengan umur pasien