pemanfaatan media permainan kartu angka dalam upaya

advertisement
PEMANFAATAN MEDIA PERMAINAN KARTU ANGKA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH DI SD
(Studi di Kelas II SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri
Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2008/2009)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi strata I (S-I)
untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan
Oleh
I Made Kusumawinata
1102403036
KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke
Sidang Panitia Ujian Skripsi pada:
Hari
: Senin
Tanggal
: 16 Pebruari 2009
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Daniel Purnomo, M.Si
NIP. 131472259
Drs. Kustiono, M.Pd
NIP. 132050301
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
Drs. Budiyono, M.S
NIP. 131693658
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah di pertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Rabu
Tanggal
: 25 Pebruari 2009
Panitia Ujian
Ketua
Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd
NIP. 130781006
Heri Triluqman BS, S.Pd
NIP. 132308384
Penguji Utama
Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd
NIP. 131570065
Penguji II/Pembimbing I
Penguji III/Pembimbing II
Drs. Daniel Purnomo, M.Si
NIP. 131472259
Drs. Kustiono, M.Pd
NIP. 132050301
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2009
I Made Kusumawinata
NIM. 1102403036
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ƒ
DON’T LOOK BACK IN ANGER, BUT LOOK THE FUTURE WISELY
ƒ
SEPI ING PAMRIH, RAME ING GAWE
PERSEMBAHAN
Dari lubuk hatiku kupersembahan untuk:
ƒ Ayahanda dan Ibunda tercinta, terimakasih atas
segala kasih sayang, pengorbanan, doa serta
motivasi dan dukungannya yang selalu tercurah
untukku....
ƒ Kakak dan adik-adikku tersayang, serta semua
keluarga besarku. Terima kasih atas semua
motivasi, nasehat dan dukungannya ...
ƒ Adinda Dian tersayang, terima kasih semangat dan
motivasi yang luar biasa ini...
ƒ Sahabat-sahabat terbaikku....
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan
segala rahmat, hidayah, karunia dan bimbingan-Nya sehingga penyusunan skripsi
dengan judul “Pemanfaatan Media Permainan Kartu Angka dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika dalam Operasi Hitung
Bilangan Cacah di SD (Studi di Kelas II SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri
Kabupaten Sragen)” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES
dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis
ucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
Terima kasih penulis haturkan:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si; selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
memperoleh pendidikan formal di UNNES
sehingga penelitian ini dapat
dilaksanakan dengan baik;
2. Drs. Hardjono, M.Pd; selaku Dekan Fakultas ilmu Pendidikan, yang telah
memberikan ijin dan rekomendasi penelitian sehingga penelitian ini dapat
dilangsungkan di SD Negeri Girimargo 1 dengan lancar;
3. Drs. Budiyono, M.S; Ketua Jurusan Kurikulum Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan beserta segenap jajaran Dosen Kurikulum dan Teknologi
vi
Pendidikan yang telah memberikan pembelajaran kepada mahasiswa dengan
baik;
4. Drs. Daniel Purnomo, M.Si; selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan saran dan masukan dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih
juga atas peminjaman bukunya;
5. Drs. Kustiyono, M.Pd; selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar selalu
membantu
dan
mengarahkan
serta
memberikan
masukan
terhadap
kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih juga atas peminjaman bukunya;
6. Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd; selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan sarannya dalam kesempurnaan penulisan skripsi ini;
7. Ayahanda dan Ibunda tersayang, Mas Agung, Buk Nung, Dek Adit, Dek Pipit,
Mbah Kakung, Mbak Nie, Amin, Vidya dan semua keluargaku tercinta yang
telah memberikan segala macam fasilitas, kasih sayang, doa, pengorbanan,
motivasi dan dukungan, serta nasehatnya.
8. Adinda Dian tersayang dan keluarga di Wonogiri, terima kasih atas semua
dukungan, motivasi dan semangatnya yang sangat luar biasa ini;
9. Nurul Hadi, S.Pd: selaku Kepala Sekolah SD Negeri Girimargo 1, terima kasih
atas pemberian ijin penelitian;
10. Sri Sukayatmi selaku guru kelas II SD Negeri Girimargo 1 dan juga selaku
Guru yang diamati selama proses penelitian, yang telah meluangkan waktu
dan kelasnya sebagai tempat penelitian. Terima kasih atas segala bantuan
selama proses penelitian berlangsung;
vii
11. Adik-adik kelas II SD Negeri Girimargo 1, selaku subjek siswa dalam
penelitian ini, yang telah membantu kelancaran penelitian ini;
12. Sahabat-sahabat terbaik, Ertanto Adi Wibowo, Adi Sanjaya, Agus Bayu
Nugroho, Oktariva Hamzah Arfah, Nanang Supriyanto, Dinar Rumpaka
Sorgamaya, teman-teman kos di AZIS KOST (Wahyu Gunardianto, Danang
Ariyanto, Mahendri Listianto) dan DEWI SARTIKA (Riky Nizar, Rizky
Ganimasadi), terima kasih semuanya;
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal
kebaikan
dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kelengkapan dan
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 2 Januari 2009
Penulis
viii
ABSTRAK
Kusumawinata, I Made. 2009. Pemanfaatan Media Permainan Kartu Angka
dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Matematika dalam Operasi Hitung Bilangan Cacah Di
SD (Studi di Kelas II SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri
Kabupaten Sragen). Skripsi 170+xxi Halaman. Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Drs. Daniel Purnomo. M.Pd, Pembimbing II:
Drs. Kustiyono, M.Pd
Kata Kunci: Pemanfaatan Media, Media Permainan Kartu Angka, Prestasi Belajar
Siswa, Pembelajaran Matematika, Operasi Hitung, Bilangan Cacah.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang
amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Salah satu tujuan pengajaran
Matematika di SD menurut GBPP Matematika Sekolah Dasar (dalam Soedjadi,
2000:44) adalah menumbuhkembangkan keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai induk dari berbagai
cabang ilmu yang lain pembelajaran Matematika harus dilaksanakan dengan baik,
apalagi Matematika oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai pelajaran yang
sulit dan momok, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran
Matematika. Guru harus menciptakan media pembelajaran yang menarik dan bisa
membangkitkan minat siswa.Salah satunya yaitu dengan memperkenalkan kepada
siswa berbagai macam alat permainan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Cara
belajar sambil bermain masih dibutuhkan pada sekolah dasar terutama di kelas
rendah, karena di usia itu anak masih dalam usia bermain. Penerapan permainan
sambil belajar ini diharapkan dapat membangkitkan minat anak didik untuk
belajar Matematika. Salah satu teknik permainan dalam pembelajaran Matematika
yaitu dengan memperkenalkan alat permainan kartu angka. Teknik permainan
kartu angka dibuat dan dimainkan sendiri oleh siswa, sesuai tugas dari guru.
Siswa saling mengambilkan kartu dengan teman semeja sesuai dengan perintah
dari guru. Kemudian siswa mengerjakan soal sesuai dengan kartu yang mereka
dapat sendiri-sendiri.
Hurlock (1981) dalam Sugiyanto (1995:20), menjelaskan bahwa anak pada
kelas II SD yang rata-rata berusia 6-8 tahun masuk dalam kategori tahap bermain
(play stage). Sehingga dalam proses pembelajarannya akan sangat cocok apabila
disertai tehnik-tehnik permainan.
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas yang
bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
Matematika dan juga umtuk meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran
Matematika operasi hitung bilangan cacah melalui media permainan kartu angka
pada kelas II SD Girimargo 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun
2008/2009.
Penelitian ini terdiri dari 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III.
Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan kelas pada siklus I dan tindakan kelas
ix
pada siklus II dan siklus III. Hasil penelitian ini terdiri dari hasil tes dan non tes.
Hasil tes berupa hasil nilai belajar siswa setiap akhir siklus, yaitu siklus I, II dan
III. Hasilnya kemudian dianalisa dan dijadikan tolok ukur keberhasilan setiap
siklus. Sedangkan hasil non tes berupa data tentang aktivitas belajar guru dan
siswa selama pembelajaran yang diperoleh melalui kegiatan observasi.
Pada siklus I persentase ketuntasan belajar individual siswa masih sangat
rendah yaitu 25%, sedangkan persentase ketuntasan belajar kelas juga masih
rendah yaitu 76%. Setelah dilakukan diskusi dan saran-saran perbaikan, nampak
dalam tampilan siklus II ada perubahan-perubahan. Pada siklus II ini, persentase
ketuntasan belajar individual siswa terendah mulai mengalami peningkatan yaitu
menjadi 40%, sedangkan persentase ketuntasan belajar kelas meningkat hingga
mencapai 82%. Namun siklus II ini masih dipandang belum berhasil, sehingga
perlu diadakan pelaksanaan siklus III. Dalam pelaksanaan siklus III didapatkan
bahwa nampak adanya perubahan kemampuan siswa dalam belajar. Pada siklus III
ini persentase ketuntasan belajar individual siswa terendah yaitu 68%, sedangkan
persentase ketuntasan belajar kelas mencapai 83%.
Meningkatnya keaktifan siswa dan meningkatnya hasil prestasi siswa
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dalam penjumlahan dan
pengurangan dengan permainan kartu angka pada kelas II SD Negeri Girimargo 1
Miri telah berhasil. Namun dalam setiap pembelajarannya harus tetap didukung
oleh kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan aktifitas belajar siswa dikelas,
seperti pemberian apersepsi dan motivasi serta penguatan pada siswa agar tetap
giat belajar.
Berdasarkan simpulan di atas, setelah diketahui bahwa dalam proses
pembelajaran Matematika dengan menggunakan media permainan, ternyata dapat
membuat siswa lebih antusias dan tertarik, sehingga bisa mengatasi rasa bosan
siswa terhadap mata pelajaran Matematika, maka disarankan; (1) Proses
pembelajaran seperti ini hendaknya tetap dipertahankan, terutama di kelas-kelas
rendah (2) Guru dalam mengajar hendaknya lebih memperhatikan gaya mengajar,
karena dengan gaya mengajar guru yang lebih baik akan terjalin interaksi sosial
dalam kelas secara baik pula, sehingga siswa lebih memperhatikan penjelasan dari
guru dan tidak merasa tertekan dalam mengikuti proses belajar mengajar yang
akhirnya siswa menjadi lebih aktif dalam belajar
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................
ii
PENGESAHAN ............................................................................................
iii
PERNYATAAN............................................................................................
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vi
ABSTRAKS ..................................................................................................
ix
DAFTAR ISI.................................................................................................
xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................
xvi
DAFTAR GRAFIK.......................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xviii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
5
C. Rumusan Masalah .......................................................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
7
1. Tujuan Penelitian ..................................................................
7
2. Manfaat Penelitian ................................................................
7
E. Penegasan Istilah.........................................................................
8
xi
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori............................................................................
11
1. Pembelajaran .........................................................................
11
a. Pengertian Pembelajaran.................................................
11
b. Prestasi Belajar................................................................
14
1) Pengertian Belajar .....................................................
14
2) Prestasi Belajar..........................................................
15
2. Media Pembelajaran..............................................................
18
a. Pengertian Media Pembelajaran......................................
18
b. Alasan Penggunaan Media..............................................
23
c. Dasar dan Kriteria Pemilihan Suatu Media.....................
25
3. Teori Bermain .......................................................................
25
a) Batasan Tentang Bermain ...............................................
26
1) Pandangan dari Sudut Pandang Psikoanalisa............
26
2) Pandangan dari Sudut Teori Belajar .........................
26
3) Pandangan dari Beberapa Tokoh Psikologi Lain ......
27
b) Perkembangan Bermain ..................................................
30
1) Tahap Penjelajahan (Exploratory Stage) ..................
30
2) Tahap Mainan (Toy Stage) ........................................
30
3) Tahap Bermain (Play Stage) .....................................
31
4) Tahap Melamun (Daydream Stage) ..........................
31
c) Fungsi dan Manfaat Alat Permainan...............................
32
1) Fungsi Alat Permainan..............................................
32
xii
2) Manfaat Permainan ...................................................
33
d) Kelebihan dan Kekurangan Permainan...........................
34
1) Kelebihan Permainan ................................................
34
2) Kelemahan Permainan ..............................................
35
4. Media Permainan Kartu Angka.............................................
36
a. Pengertian Permainan Kartu Angka................................
36
b. Nilai Edukatif Media Permainan Kartu Angka...............
39
5. Pembelajaran Matematika.....................................................
40
a. Definisi Matematika........................................................
40
b.
Latar Belakang Mata Pelajaran Matematika ..................
40
c. Tujuan Pembelajaran Matematika...................................
42
d. Ruang Lingkup................................................................
43
e. Proses Belajar Matematika..............................................
43
f. Alokasi Waktu Pembelajaran Matematika......................
44
B. Hipotesis......................................................................................
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A Rancangan Penelitian ..................................................................
45
B Teknik Pengumpulan Data..........................................................
47
1) Obsevasi ................................................................................
47
2) Dokumentasi .........................................................................
48
C Prosedur Penelitian .....................................................................
48
1. Prosedur Penelitian Pada Siklus I .........................................
49
a. Perencanaan.....................................................................
49
xiii
b. Tindakan..........................................................................
49
c. Observasi.........................................................................
50
d. Refleksi ...........................................................................
51
2. Prosedur Penelitian pada Siklus II ........................................
51
a. Perencanaan.....................................................................
51
b. Tindakan..........................................................................
52
c. Observasi.........................................................................
52
d. Refleksi ...........................................................................
52
3. Prosedur Penelitian pada Siklus III .......................................
53
a. Perencanaan.....................................................................
53
b. Tindakan..........................................................................
53
c. Observasi.........................................................................
54
d. Refleksi ...........................................................................
54
D Teknik Analisis Data...................................................................
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...........................................................................
57
1. Pelaksanaan Siklus I..............................................................
57
a. Perencanaan.....................................................................
57
b. Tindakan..........................................................................
58
c. Observasi.........................................................................
60
d. Refleksi ...........................................................................
63
2. Pelaksanaan Siklus II ............................................................
66
a. Perencanaan.....................................................................
66
xiv
b. Tindakan..........................................................................
66
c. Observasi.........................................................................
69
d. Refleksi ...........................................................................
72
3. Pelaksanaan Siklus III ...........................................................
75
a. Perencanaan.....................................................................
75
b. Tindakan..........................................................................
76
c. Observasi.........................................................................
77
d. Refleksi ...........................................................................
81
B. Pembahasan ................................................................................
83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan .....................................................................................
92
B Saran............................................................................................
93
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
94
LAMPIRAN.................................................................................................
97
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan
3.1
Judul
Halaman
Bagan Siklus Pelaksanaan Tindakan ..........................................
xvi
56
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Judul
Halaman
1
Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ..............................
91
2
Grafik Persentase Skor Ketercapaian Siswa ...............................
91
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1
Silabus .........................................................................................
101
4.2
Kisi-kisi Soal Tes Siklus I...........................................................
117
4.3
Analisis Hasil Tes Siklus I ..........................................................
120
4.4
Kisi-kisi Soal Tes Siklus II .........................................................
134
4.5
Analisis Hasil Tes Siklus II.........................................................
139
4.6
Kisi-kisi Soal Tes Siklus III ........................................................
156
4.7
Analisis Hasil Tes Siklus III .......................................................
163
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
01
Gambar Gedung dan Halaman SD Negeri Girimargo 1 .......
97
02
Gambar Proses Pembelajaran Siklus I ..................................
98
03
Gambar Proses Pembelajaran Siklus II .................................
99
04
Gambar Proses Pembelajaran Siklus III................................
100
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Gambar Gedung dan Halaman SD Negeri Girimargo 1 .......
97
2
Gambar Proses Pembelajaran Siklus I ..................................
98
3
Gambar Proses Pembelajaran Siklus II .................................
99
4
Gambar Proses Pembelajaran Siklus III................................
100
5
Silabus ...................................................................................
101
6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................
106
7
Kisi-kisi Soal Tes Siklus I.....................................................
117
8
Soal Tes Kemampuan Siklus I ..............................................
118
9
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siklus I.............................
119
10
Analisis Hasil Tes Siklus I ....................................................
120
11
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.......................
123
12
Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ...................................................
134
13
Soal Tes Kemampuan Siklus II.............................................
135
14
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siklus II ...........................
137
15
Analisis Hasil Tes Siklus II...................................................
139
16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .....................
142
17
Kisi-kisi Soal Tes Siklus III ..................................................
156
18
Soal Tes Kemampuan Siklus III ...........................................
157
19
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siklus III ..........................
160
20
Analisis Hasil Tes Siklus III .................................................
163
21
Kisi-kisi Lembar Observasi ..................................................
166
xx
22
Lembar Observasi Pengamat I ..............................................
167
23
Lembar Observasi Pengamat II.............................................
168
24
Surat Permohonan Ijin Penelitian .........................................
169
25
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.....................
170
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah
berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Salah satu latar
belakang pengajaran Matematika di SD menurut Kurikulum KTSP SD 2006
(2006:93), yaitu matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak
dini.
Sebagai induk dari berbagai cabang ilmu yang lain pembelajaran
Matematika harus dilaksanakan dengan baik, apalagi Matematika oleh
sebagian besar siswa dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan momok,
sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran Matematika.
Berdasarkan penjelasan guru kelas II SD Negeri Girimargo 1, Ibu Sri
Sukayatmi pada tanggal 5 Maret 2008, sebagian besar siswa kelas II kurang
tertarik terhadap mata pelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari kurang
antusiasnya siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika. Sebagian besar
siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, lalu sebagian siswa terlihat
mengantuk saat mengikuti pelajaran Matematika di kelas.
2
Permasalahan yang timbul dalam dunia pengajaran Matematika selalu
ada. Para siswa sering mengalami hambatan dalam mencapai prestasi belajar
yang baik. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, yang salah satunya adalah
faktor siswa itu sendiri. Selama ini, motivasi dan minat belajar Matematika
siswa masih rendah. Melihat gejala itu, sebagai guru harus dapat menciptakan
suasana yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena itu, minat
siswa pada pelajaran Matematika harus ditanamkan sedini mungkin, yaitu
mulai dari kelas-kelas rendah di tingkat SD.
Guru di kelas akan berusaha sedapat mungkin untuk membangkitkan
minat belajar siswanya dengan berbagai cara. Guru sebaiknya tidak hanya
terpaku pada buku paket pengajaran sebagai media pembelajaran yang utama.
Menurut Depdikbud (1998/1999:28), dari hasil penelitian yang telah
dilakukan para praktisi pendidikan menunjukkan bahwa sebagian guru-guru
SD mengandalkan buku teks yang berupa buku paket pengajaran sebagai
media pembelajaran yang utama. Oleh karena itu, guru harus menciptakan
media pembelajaran yang menarik dan bisa membangkitkan minat siswa.
Salah satunya yaitu dengan memperkenalkan kepada siswa berbagai
macam alat permainan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Cara belajar sambil
bermain masih dibutuhkan pada sekolah dasar terutama di kelas rendah,
karena di usia itu anak masih dalam usia bermain. Penerapan permainan
sambil belajar ini diharapkan dapat membangkitkan minat anak didik untuk
belajar Matematika.
3
Sudono (1995:3), menjelaskan bahwa pada umumnya anak-anak
belajar sambil bermain. Ketika bermain, mereka mengekspresikan diri dengan
bebas tanpa ada paksaan. Sedangkan Jean Piaget dan Montessori (dalam
Sudono, 1995:3), menyatakan bahwa cara belajar yang terbaik bagi anak
adalah melalui bermain. Sugianto (1995:2), menjelaskan bermain adalah suatu
kegiatan yang menyenangkan bagi anak, dan bermain adalah suatu kebutuhan
yang sudah ada dalam diri anak. Dengan demikian, anak dapat mempelajari
berbagai keterampilan dengan senang hati, tanpa merasa terpaksa atau dipaksa
untuk mempelajarinya. Bermain mempunyai banyak manfaat dalam
mengembangkan keterampilan anak, sehingga anak lebih siap untuk
menghadapi lingkungannya dan lebih siap untuk mengikuti pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi.
Menurut
Hurlock
(1978:323),
bermain
dapat
mempengaruhi
perkembangan anak. Dalam hal pendidikan, Hurlock menjelaskan bahwa
bermain dapat dijadikan sebagai media pendidikan yang baik bagi anak.
Dalam hal ini bermain dapat dijadikan sebagai:
(1)
Sumber Belajar, karena bermain memberi kesempatan kepada anak
untuk mempelajari berbagai hal yaitu melalui buku, televisi, atau
menjelajah lingkungan, yang tidak diperoleh anak dari belajar di rumah
atau di sekolah.
(2)
Rangsangan bagi kreativitas, melalui eksperimen dalam bermain, anak
akan menemukan bahwa merancang sesuatu yang baru dan berbeda
4
dapat menimbulkan kepuasan. Selanjutnya mereka dapat mengalihkan
minat kreatifnya ke situasi di luar bermain.
Salah satu teknik permainan dalam pembelajaran Matematika yaitu
dengan memperkenalkan alat permainan kartu angka. Teknik permainan kartu
angka dibuat dan dimainkan sendiri oleh siswa, sesuai tugas dari guru. Siswa
saling mengambilkan kartu dengan teman semeja sesuai dengan perintah dari
guru. Kemudian siswa mengerjakan soal sesuai dengan kartu yang mereka
dapat sendiri-sendiri.
Teknik permainan ini sangat cocok diterapkan pada siswa SD kelas
rendah misalnya kelas II, karena anak di usia itu masih dalam usia bermain.
Menurut
Aristoteles
(dalam
Suryabrata,
1987:194)
sifat-sifat
anak
digolongkan sebagai berikut:
a. Face I dari usia 0 - 7 tahun, masa anak kecil, masa bermain.
b. Face II dari usia 7 - 14 tahun, masa anak, masa belajar, masa sekolah.
c. Face III dari usia 14 - 21 tahun, masa remaja atau pubertas, masa peralihan
dari anak menjadi orang dewasa.
Berdasarkan teori dari Aristoteles tersebut, anak pada kelas II yang
rata-rata berusia 6-8 tahun akan sangat cocok apabila dalam pembelajaran di
kelas disertai dengan metode-metode permainan.
Dengan penerapan metode permainan kartu angka ini, diharapkan
akan bisa membantu meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran
Matematika, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
5
Hal-hal tersebut di atas yang menjadikan alasan mengapa penulis
mencoba menerapkan penggunaan media permainan kartu angka untuk
meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas II di SD
Girimargo 1.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan
permasalahan yang timbul pada pembelajaran Matematika kelas II SD Negeri
Girimargo 1 sebagai berikut:
1. Pembelajaran masih terpusat pada guru.
Pelaksanaan
pembelajaran
Matematika
yang
selama
ini
berlangsung di SD Negeri Girimargo 1 masih berpusat pada guru (teacher
oriented) sehingga siswa tidak dilibatkan secara total, sehingga aktivitas
siswa dalam pembelajaran masih rendah, dan hal ini menyebabkan
prestasi belajar Matematika siswa masih rendah.
2. Pembelajaran Matematika belum mengoptimalkan media pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan peneliti, selama ini guru belum
mengoptimalkan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran
Matematika yang berlangsung. Akibatnya siswa hanya menghafalkan
semua perintah guru, sehingga perubahan tingkah laku hanya menekankan
pada ranah kognitif-ingatan saja, sedangkan ranah psikomotorik dan
afektif kurang diperhatikan
3. Aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran masih rendah
6
Aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran Matematika di SD
Nederi Girimargo 1 masih rendah. Hal inilah yang menyebabkan
rendahnya prestasi belajar Matematika siswa SD Negeri Girimargo 1.
Menurut data monografi SD Negeri Girimargo 1 pada tahun 2007/2008,
nilai rata-rata kelas II semester I pada tahun ajaran 2007/2008 yaitu 5,5.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, sebagian besar siswa kelas II masih
kurang terampil dalam penjumlahan dan pengurangan. Beberapa hal yang
menjadi
penyebab
kurang
terampilnya
dalam
penjumlahan
dan
pengurangan tersebut antara lain: (1) Kurangnya minat siswa terhadap
mata pelajaran Matematika, karena Matematika dianggap mata pelajaran
yang sulit bagi sebagian besar siswa, (2) Terbatasnya sumber belajar, (3)
Kurangnya bimbingan dan dukungan dari sebagian orang tua kepada
anaknya dalam belajar, (4) Siswa lebih suka bermain daripada belajar.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka permasalahan
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah dengan menggunakan media permainan kartu angka dalam proses
pembelajaran Matematika dalam materi operasi hitung bilangan cacah,
prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Girimargo 1 dapat meningkat?
7
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
Matematika
b. Untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa dalam mata
pelajaran Matematika melalui media permainan kartu angka
c. Untuk mengenalkan pembelajaran Matematika melalui media
permainan kartu angka kepada siswa.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Memberikan
pemahaman
terhadap
guru-guru
dalam
upaya
meningkatkan pembelajaran Matematika dengan memanfaatkan media
pembelajaran permainan kartu angka.
b. Manfaat praktis
1) Manfaat bagi guru
a) Memberikan masukan kepada guru-guru tentang pentingnya
penggunaan media dalam proses pembelajaran Matematika.
b) Mengembangkan kegiatan pembelajaran Matematika yang
dapat membangkitkan semangat belajar siswa dengan
indikasi keterlibatan secara aktif dari seluruh siswa di dalam
kelas.
8
2) Manfaat bagi siswa
a) Dengan
pemanfaatan
media
permainan
kartu
angka
memungkinkan siswa meningkatkan prestasi belajar Matematika
karena pembelajaran berlangsung kontekstual dan partisipatif.
b) Diperolehnya pemahaman tentang Matematika, sehingga siswa
memiliki konsep yang konkret dan dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan di masyarakat.
E. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari penafsiran yang salah, maka penulis perlu
menjelaskan istilah-istilah dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Pemanfaatan:
Menurut Novianto (2002:346), pemanfaatan berasal dari kata dasar
manfaat, yang berarti guna, faedah, laba.
2. Media permainan kartu angka:
a) Media:
Menurut Sadiman (2002:6), media berasal dari bahasa Latin yang
merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang
dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media
diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan.
9
b) Permainan:
Menurut Tim Penyusun KBBI (1993:544), permainan adalah sesuatu
yang
digunakan
untuk
bermain,
barang
atau
sesuatu
yang
dipermainkan, mainan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1998:1) permainan merupakan kata benda jadian
untuk memberi sebutan pada sesuatu yang jika dilakukan dengan akan
membuat senang.
c) Kartu angka:
Menurut Tim Penyusun KBBI (1993:392) kartu adalah kertas tebal,
berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama
dengan karcis). Sedangkan angka Menurut Tim Penyusun KBBI
(1993:37) adalah tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan,
nomor. Dengan demikian, kartu angka adalah kertas tebal berbentuk
persegi panjang yang berisi angka. Sedangkan yang dimaksud penulis
dengan istilah permainan kartu angka dalam operasi hitung bilangan
cacah secara lengkap adalah sebagai berikut:
(1)
Pada saat pembelajaran Matematika dalam penjumlahan dan
pengurangan, menggunakan kartu angka,
(2)
Tiap siswa membuat sendiri kartu angka mereka, masing-masing
200 kartu angka,
(3)
Tiap siswa mempunyai kartu angka yang sewaktu-waktu siap
digunakan,
10
(4)
Setiap siswa saling mengambilkan kartu angka dengan teman
satu meja masing-masing,
(5)
Tiap-tiap siswa memasang-masangkan dua kartu angka untuk
dijumlahkan atau dikurangi sesuai dengan kartu yang didapatnya,
(6)
Tiap siswa tidak sama pekerjaannya karena kartu diambil secara
acak, tetapi bilangan masih dalam satu pokok bahasan.
3. Upaya meningkatkan:
Upaya menurut Novianto (2002:552), yaitu usaha atau syarat untuk
menyampaikan sesuatu maksud. Dengan demikian upaya meningkatkan
adalah usaha atau syarat untuk meningkatkan suatu maksud tertentu.
4. Prestasi Belajar:
Menurut Poerwadarminto (1996:700), prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dilambangkan oleh mata pelajaran
yang lazim ditunjukkan oleh tes ataupun angka yang diberikan oleh guru.
5. Pembelajaran Matematika:
Nasution (2000:75), mendefinisikan pembelajaran adalah usaha sadar
guru untuk membantu siswa atau anak didik agar dapat belajar sesuai
dengan kebutuhan dan minatnya, guru berfungsi sebagai fasilitator
Menurut Soedjadi (2000:11), Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan
eksak dan terorganisir secara sistematik
6. Operasi hitung:
Menurut Tim Bina Karya Guru (2006:1), operasi hitung yaitu operasi
bilangan dalam penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian.
11
7. Bilangan cacah:
Menurut Tim Bina Karya Guru (2006:2), bilangan cacah yaitu bilanganbilangan dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan seterusnya
8. SD Negeri Girimargo 1:
SD Negeri Girimargo 1 adalah tempat penelitian dilaksanakan. SD Negeri
Girimargo 1 berada di Jalan Kartini, Girimargo, Kecamatan Miri,
Kabupaten Sragen.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Nasution (2000:75), mendefinisikan pembelajaran adalah
usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik agar dapat
belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, guru berfungsi sebagai
fasilitator.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang
lebih baik (Darsono, dkk, 2000:24).
Menurut Suyitno (1997:1), pembelajaran adalah upaya
menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,
minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan
siswa.
Menurut Sudjana (1986:12), pengertian pembelajaran adalah
kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru dalam mencapai
suatu tujuan pengajaran. Ada empat persoalan yang menjadi
komponen utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran. Keempat
13
komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Keempat komponen
tersebut yaitu tujuan, metode dan alat serta penilaian.
Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen
pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran, tujuan
tersebut
berfungsi
sebagai
indikator
keberhasilan
pengajaran.
Komponen yang kedua yaitu metode dan alat. Metode dan alat
digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Komponen yang lain adalah penilaian,
penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan
pembelajaran, yaitu menghasilkan perubahan seperti yang disebut
dalam pengertian belajar. Peranan guru dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran adalah membentuk siswa mencapai tujuan belajar yang
telah ditentukan. Untuk tujuan tersebut siswa melakukan kegiatan
belajar, dengan cara dan kemampuan masing-masing.
Menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan
semua komponen, tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi
proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar
komponen di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
Pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini
adalah pembelajaran tentang mata pelajaran Matematika dalam
14
operasi hitung bilangan cacah. Pembelajaran yang akan dilaksanakan
ini memanfaatkan media permainan kartu angka sebagai sarana
pembelajaran dalam mata pelajaran Matematika.
b. Prestasi Belajar.
1) Pengertian Belajar
Banyak ahli di bidang pendidikan yang mencoba
memberikan definisi atau pengertian tentang belajar yang ditinjau
dari berbagai aspek sehingga muncul berbagai macam pengertian
belajar.
Konsep tentang belajar banyak didefinisikan oleh pakar
psikologi. Morgan, dkk yang dikutip oleh Anni, dkk (2005:2),
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman.
Gagne dan Berliner yang dikutip oleh Anni, dkk (2005:2),
menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu
organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
Sedangkan Sudjana (1989:5) menuliskan definisi belajar
adalah proses yang disadari dengan perubahan pada diri seseorang
sebagai hasil proses dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta
perubahan aspek-aspek lain pada individu yang belajar. Perubahan
tingkah laku tersebut disebabkan karena adanya interaksi.
15
Skinner
(dalam
Dimyati
dan
Mudjiono,
1994:9),
berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya,
bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Berdasarkan
pengertian
belajar
dari
banyak
ahli
pendidikan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
belajar secara umum adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap, yaitu dari yang tidak
bisa menjadi bisa, dari tidak baik menjadi baik, yang mana
perubahan tingkah laku ini dengan didahului oleh proses
pengalaman, dan perubahannya bersifat relatif permanen.
2) Prestasi Belajar
Secara
etimologi,
prestasi
dapat
diartikan
sebagai
kemampuan, ketrampilan atau sikap seseorang dalam melakukan
sesuatu hal. Sedangkan yang dimaksud prestasi belajar adalah
hasil kerja secara maksimal (Rifai, dalam Hamalik, 1992:14).
Sedangkan menurut Gozali yang dikutip oleh Hamalik (1992:14),
prestasi berarti hasil kerja dalam suatu lapangan yang telah dicapai
dengan sangat mengagumkan.
Kesimpulannya prestasi adalah hasil interaksi antara
beberapa faktor yang mempengaruhi baik dari dalam individu
16
maupun luar individu yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil
kerja yang maksimal.
Pengertian prestasi belajar menurut beberapa tokoh antara
lain yaitu prestasi belajar menurut Purwanto (1994:84) adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar. Menurut Poerwadarminto (1996:700), prestasi belajar
adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
keterampilan
yang
dilambangkan oleh mata pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh tes
ataupun angka yang diberikan oleh guru. Menurut KBBI
(1995:787) pretasi belajar adalah penguasaan ketrampilan atau
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru. Winkel yang dikutip oleh Wicaksono (2003:6), menjelaskan
bahwa prestasi belajar adalah bukti usaha yang dapat dicapai.
Arikunto (dalam Wicaksono, 2003:6), menjelaskan prestasi belajar
adalah hasil belajar siswa setelah menguasai atau belum
menguasai secara keseluruhan suatu bahan pelajaran sehingga
perlu adanya suatu perbaikan untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan setiap kegiatan
belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil
belajar. Hasil belajar ini akan tampak dalam suatu prestasi yang
17
dicapai oleh siswa yaitu tingkat keberhasilan siswa yang dicapai
dalam usaha belajar pada jenjang pendidikan tertentu yang
dinyatakan dalam angka yang tercantum pada buku rapor pada tiap
semester.
Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik sangat
tergantung dari faktor yang mempengaruhi belajar. Menurut Anni
(2004:11), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah
sebagai berikut:
(a) Faktor pada diri orang yang belajar (faktor internal), yang
masih dapat dibagi menjadi dua: 1) keadaan fisik, keadaan
fisik yang sehat, kuat, akan menguntungkan hasil belajar, 2)
keadaan mental atau psikologi, yaitu fungsi-fungsi yang
berperan dalam hubungannya dengan belajar yakni: ingatan,
perhatian, minat, kecerdasan, motivasi, kemauan dan pikiran.
(b) Faktor diluar diri orang yang belajar (faktor eksternal), yang
terdiri dari tiga macam: 1) alam atau fisik seperti iklim,
sirkulasi udara, keadaan cahaya dan sebagainya, 2) faktor
sosial
atau
psikologis,
disini
yang
terutama
faktor
pembimbing/guru yang mengarahkan serta membimbing
kegiatan orang yang belajar serta yang menjadi salah satu
sumber materi belajar, 3) sarana-prasarana baik fisik maupun
non fisik memainkan peranan penting dalam mencapai hasil
18
belajar
(gedung,
kelas,
perlengkapan,
laboratorium,
perpustakaan, buku pelajaran, alat-alat peraga), sedang
suasana yang paedagogis, tenang, gembira, adalah saranaprasarana yang non fisik.
Dari penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi belajar
di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar itu tidak dapat
dicapai secara kebetulan saja, tetapi harus diusahakan melalui
berbagai usaha. Prestasi belajar juga merupakan penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan melalui proses perubahan tingkah
laku yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang kualitasnya
diukur dengan nilai tes atau angka nilai serta kemampuan
intelektual moral dan ketrampilan.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti
yang cukup penting. Dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik
dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili
apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru melalui kata-kata atau
kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan
19
dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah
mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Menurut Sadiman, dkk (2002:6), media berasal dari bahasa
Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti
perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara
harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
Media pembelajaran menurut Briggs yang dikutip oleh
Sadiman, dkk (2002:6), adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar seperti buku, film,
kaset, film bingkai, dan lain-lain. Sementara itu, Gagne yang dikutip
oleh Sadiman, dkk (2002:6), mendefinisikan media pembelajaran
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association
of Education and Communication Tecnology/AECT) di Amerika
membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan /informasi.
Sedangkan menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National
Education Association/NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
20
Dari beberapa definisi media yang dikemukakan diatas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
Media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran itu
banyak jenisnya, namun demikian media itu dapat diklasifikasikan
menjadi media visual (media gambar dan grafis, media papan, media
dengan proyeksi), media audio (tape recorder dan radio), media audio
visual (televisi, VCD, internet, video cassete), benda asli dan orang.
Peta termasuk pada klasifikasi media visual karena berbentuk gambar
dan grafis tentang permukaan bumi.
Dalam kerangka proses pembelajaran yang dilakukan guru,
dengan digunakannya media pembelajaran maka peserta didik yang
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat terhindar dari gejala verbalisme
atau mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak
memahami arti atau maknanya. Menurut Sadiman, dkk (2002:16),
secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
21
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti
misalnya:
a) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita,
gambar, film bingkai, film, atau model
b) Objek yang kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, film, atau gambar
c) Gerak yang terlalu cepat atau terlalu lambat, dapat di bantu
dengan high speed photography atau timeplase
d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal
e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain
f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,
dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film
bingkai, gambar, dan lain-lain
3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini
media pendidikan berguna untuk:
a) Menimbulkan kegairahan belajar
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak
didik dengan lingkungan dan kenyataan
22
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum
dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu
harus dibatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat dibatasi dengan
media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a) Memberikan perangsang yang sama
b) Mempersamakan pengalaman
c) Menimbulkan persepsi yang sama.
Sudjana dan Rifai yang dikutip oleh Arsyad (2004:24),
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, antara lain:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknamya, sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pengajaran
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
23
sehingga siswa tidak bosan dan guru kehabisan tenaga, apalagi
jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain
b. Alasan Penggunaan Media
Menurut Sadiman, dkk (2002:10), penggunaan media dalam
proses pembelajaran pada dasarnya bertitik tolak pada dua hal yaitu:
1) Belajar Merupakan Perubahan Perilaku
Belajar dipandang sebagai perubahan perilaku peserta
didik. Perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya tetapi
melalui suatu proses. Proses perubahan perilaku ini dimulai dari
adanya rangsangan yaitu peserta didik menangkap rangsang
kemudian mengolahnya sehingga membentuk suatu persepsi.
Semakin baik rangsangan yang diberikan, semakin kuat persepsi
peserta didik terhadap rangsangan tersebut.
Pembentukan persepsi harus diupayakan secara kuat oleh
guru agar terbentuk suatu pengalaman belajar murid yang
bermakna. Tetapi adakalanya pembentukan persepsi dapat
terganggu karena terdapat kekurangan atau hambatan dalam alat
indera, minat, pengalaman, kecerdasan, perhatian serta kejelasan
objek
yang
akan
dikenal.
Untuk
menanggulangi
24
kekurangan/hambatan terbentuknya persepsi harus diupayakan
suatu bentuk alat bantu yang memudahkan atau mengurangi
hambatan-hambatan penguasaan kemampuan peserta didik. Oleh
karena itu digunakanlah media pembelajaran sebagai pemecahan.
2) Belajar Merupakan Proses Komunikasi
Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan
proses
komunikasi.
Proses
komunikasi
adalah
proses
menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui saluran atau
media
tertentu
ke
penerima
pesan.
Pesan
yang
akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam
kurikulum. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di
kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam
simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal maupun simbol non
verbal atau visual. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan
simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan.
Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya
sukses, karena terdapat beberapa hambatan baik yang ditimbulkan
dan pemberi pesan ataupun dari penerima pesan. Media
pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat
menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut.
Perbedan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya
indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan
25
lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media
pendidikan.
c. Dasar dan Kriteria Pemilihan Suatu Media
Sebelum memutuskan untuk menggunakan media tertentu
dalam suatu peristiwa pembelajaran, seorang guru perlu memahami
dasar-dasar dan kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
suatu media.
Menurut Sadiman, dkk (2002:82), dasar-dasar dan kriteria
pemilihan media seharusnya:
1) Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan
bahan pembelajaran yang akan disampaikan dan dicapai
2) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik
dalam pengadaannya dan penggunaannya
3) Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau
pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
4) Memilih media harus memahami karakter dari media itu sendiri.
5) Memilih media harus berdasarkan pada karakteristik fase
perkembangan peserta didik.
3. Teori Bermain
Selama ini, usaha untuk mendapatkan pengertian lengkap dan luas
tentang bermain menjadi sulit dilaksanakan karena masing-masing tokoh
26
meninjau bermain dari aspek yang berbeda pula. Untuk mencapai
kesepakatan tentang batasan bermain, maka kegiatan bermain perlu dilihat
sebagai suatu perilaku yang menyeluruh pada manusia dan binatang serta
diperlukan penelitian yang sistematik.
a) Batasan Tentang Bermain
Berikut ini akan penulis jelaskan tentang pandangan bermain
menurut beberapa sudut pandang tokoh:
1) Pandangan dari Sudut Pandang Psikoanalisa
Sigmund Freud, Bapak Psikoanalisa, (dalam Sugianto,
1995:7), memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan.
Freud tidak mengemukakan pengertian bermain tetapi ia
memandang bermain sebagai salah satu cara yang digunakan
seorang anak untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Pandangan
Freud tentang bermain akhirnya memberi ilham atau inspirasi pada
para ahli jiwa untuk menggunakan bermain sebagai alat diagnosa
ataupun mengobati anak yang bermasalah.
2) Pandangan dari Sudut Teori Belajar
Menurut salah satu tokohnya yaitu Schlosberg yang
dikutip oleh Sugianto (1995:8). Bermain akan mempengaruhi
belajar dan seleksi dari respon-respon terhadap rangsang yang ada
di lingkungannya. Sesuai dengan teori belajar, maka suatu akan
diulang bila mendapat penguat seperti pujian, penghargaan dari
27
lingkungan. Dengan demikian, suatu perilaku bermain tertentu
juga akan diulang karena adanya pengalaman yang menyenangkan
yang pernah diperoleh anak sebelumnya. Misalnya anak yang
bermain panjat-panjatan pohon akan mengulang kegiatan ini
karena pujian yang diberikan orang-orang tentang keberanian dan
keterampilannya.
3) Pandangan dari Beberapa Tokoh Psikologi lain
Menurut Lev Vigotsky dalam Sugianto (1995:9), bermain
akan membantu perkembangan bahasa dan berpikir. Struktur
mental terbentuk melalui penggunaan tanda-tanda (signs) serta
alat-alat, dan bermain dapat membantu pembentukan struktur
tersebut. Bermain juga membebaskan anak dari ikatan atau
hambatan yang didapat dari lingkungan anak. Dalam hal ini
bermain memberi kesempatan pada anak untuk melakukan kontrol
yang lebih besar terhadap situasi yang dihadapi daripada yang
mereka hadapi dalam realitas. Anak-anak bermain menggunakan
arti-arti (meanings) tertentu selain dengan objek-objek sebagai
usaha untuk terbebas dari realitas. Dengan demikian, anak dapat
mencapai proses berpikir yang lebih tinggi melalui bermain karena
adanya penggunaan ‘arti’, dan imajinasi.
Singer yang dikutip oleh Sugianto (1995:9), memandang
bermain khayal merupakan usaha anak untuk menggunakan
28
kemampuan fisik dan mental guna mengatur atau mengorganisasi
pengalaman-pengalaman. Bermain digunakan oleh anak-anak
untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam
usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak.
Ellis yang dikutip oleh Sugianto (1995:9), berusaha
memahami bermain sebagai bentuk pemrosesan informasi.
Menurut Ellis, mahluk hidup secara mental selalu aktif. Mereka
terus-menerus berusaha membuat informasi yang sudah diperoleh
menjadi berarti. Bila seseorang mempunyai informasi yang terlalu
sedikit atau terlalu banyak, akan ada perasaan tidak nyaman
sehingga perlu diciptakan keseimbangan. Oleh karena itu, ia akan
berhenti menaruh perhatian terhadap hal-hal yang dianggap
berlebihan. Kita juga akan melamun bila merasa bosan. Melamun
terjadi bila terlalu sedikit informasi yang dating kepada kita. Anak
kecil menggunakan bermain sebagi cara untuk menciptakan
keseimbangan tersebut. Anak dapat menciptakan informasi dari
dalam dirinya sendiri melalui bermain khayal.
Teori Robert White tentang motivasi untuk kompetensi
(competence motivation) juga digunakan untuk menjelaskan
kegiatan bermain pada anak. Anak tidak membutuhkan hadiah
atau reward untuk bermain, mereka hanya bermain demi kegiatan
itu sendiri. White dalam Sugianto (1995:9), mengemukakan
29
bahwa anak-anak akan memperoleh kepuasan pribadi karena
merasa
kompeten.
Keberhasilan
melakukan
sesuatu
atau
memperoleh tanggapan dari lingkungannya sudah merupakan
hadiah tersendiri bagi anak. Bermain dapat merupakan arena anak
bertindak menurut kehendaknya sendiri dalam tindakan yang
efektif. Jadi kegiatan bermain itu sendiri dapat membuat anak
merasa puas, senang dan ingin mengulangnya lagi.
Kalau batasan-batasan atau pendapat masing-masing ahli
berdiri sendiri, maka pengertian tentang bermain sulit untuk dipahami.
Tetapi dengan menggabungkan beberapa pendapat tersebut maka akan
sangat menolong pemahaman kita bahwa bermain mempunyai banyak
fungsi.
Kesimpulannya, menurut Sugianto (1995:11), bermain adalah
kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak, anak tidak perlu
dipaksa untuk bermain. Bermain berguna untuk membantu anak-anak
memahami dan mengungkapkan dunianya baik dalam taraf berpikir
maupun perasaan. Bermain memberi anak perasaan menguasai
(mastery) atau mampu mengendalikan hal-hal yang ada dalam
dunianya. Bermain mencakup penggunaan simbol, tindakan atau objek
yang punya arti untuk diri mereka sendiri. Karena bermain tidak
terikat pada realitas, maka dimungkinkan bagi anak untuk merubah-
30
rubah minatnya dimana hal ini juga penting dalam perkembangan
pemahaman mereka, sama halnya dengan perkembangan kreativitas.
b) Perkembangan Bermain
Hurlock dalam Sugiyanto (1995:20), mengemukakan bahwa
perkembangan bermain melalui tahapan sebagai berikut:
1) Tahap Penjelajahan (Exploratory Stage)
Ciri khasnya adalah berupa kegiatan mengamati obyek
atau orang lain, mencoba menjangkau atau meraih benda di
sekelilingnya, lalu mengamatinya. Penjelajahan semakin luas, saat
anak sudah dapat merangkak dan berjalan, sehingga anak akan
mengamati setiap benda yang dapat diraihnya.
2) Tahap Mainan (Toy Stage)
Tahap ini mencapai puncaknya pada usia 5-6 tahun.
Antara usia 2-3 tahun anak biasanya hanya mengamati alat
permainannya. Mereka pikir benda mainannya itu memiliki
karakteristik atau kemampuan yang sama dengan benda hidup
seperti dapat makan, berbicara, merasa sakit dan sebagainya.
Biasanya hal ini terjadi pada usia pra sekolah, anak-anak di Taman
kanak-kanak biasa bermain dengan boneka dan mengajaknya
bercakap atau bermain seperti layaknya teman bermainnya.
31
3) Tahap Bermain (Play Stage)
Biasanya terjadi bersamaan dengan mulai masuknya anak
ke Sekolah Dasar. Pada masa ini jenis permainan anak semakin
bertambah banyak, karena itu tahap ini dinamakan tahap bermain.
Anak bermain dengan alat permainan, yang lama kelamaan
berkembang menjadi games, olahraga, hobi dan bentuk permainan
lain yang juga dilakukan oleh orang dewasa.
4) Tahap Melamun (Daydream Stage)
Tahap ini diawali saat anak mendekati masa pubertas. Saat
ini anak sudah mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain
yang tadinya mereka sukai dan mulai banyak menghabiskan
waktunya untuk melamun atau berkhayal. Biasanya lamunan atau
khayalannya mengenai perlakuan kurang adil dari orang lain atau
merasa tidak dipahami oleh orang lain.
Kesimpulannya, anak pada kelas II SD yang rata-rata berusia
6-8 tahun masuk dalam kategori tahap bermain (play stage). Sehingga
dalam proses pembelajarannya akan sangat cocok apabila disertai
tehnik-tehnik permainan.
c) Fungsi dan Manfaat Alat Permainan
1) Fungsi Alat Permainan
Menurut Lattuheru (1988:112), fungsi alat permainan
antara lain seperti di bawah ini:
32
(a) Kondisi atau situasi dimana permainan itu diadakan sangat
penting bagi anak didik karena mereka akan bersikap lebih
positif terhadap permainan itu, bila mereka mengerti dan
mengetahui rencana guru untuk mengadakannya
(b) Permainan dapat mengajarkan tentang fakta dan konsep secara
tepat guna, sama dengan cara pembelajaran konvensional pada
objek yang sama
(c) Pada umumnya permainan dapat meningkatkan motivasi
belajar anak didik. Permainan juga dapat mendorong anak
didik untuk dapat saling membantu satu sama lain
(d) Membantu yang paling baik dari permainan adalah bagi
domain efektif (yang menyangkut perasaan atau budi pekerti),
yaitu memberikan bantuan motivasi untuk belajar serta
bantuannya dalam mendidik yang menyangkut perubahan
sikap
(e) Dalam bidang tertentu, misalnya untuk membangun dan
meningkatkan perbendaharaan kata dan matematika, maka
permainan dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan
disbanding dengan proses pembelajaran secara konvensional.
2) Manfaat Permainan
Zulkiffi (1987:56), mengemukakan manfaat permainan
bagi anak, yaitu antara lain:
33
(a) Mampu mengenal kekuatan sendiri. Anak-anak yang terbiasa
bermain dengan media-media permainan dapat mengenal
kedudukannya
dikalangan
teman-temannya,
dan
dapat
mengenal bahan dan sifat-sifat benda yang mereka mainkan
(b) Mendapatkan
kesempatan
mengembangkan
kreasi
dan
menyalurkan kecenderungan pembawaannya. Jika anak diberi
potongan-potongan karton atau kayu nantinya akan membuat
konstruksi yang berbeda dan bervariasi. Dalam hal permainan
kartu angka, anak dapat mengembangkan kreasi melalui
pembuatan kartu angka yang mereka buat sendiri-sendiri.
Hasil kartu yang mereka buat akan menggambarkan kreasi
mereka sendiri. Anak akan berlomba untuk membuat kartu
angka yang paling baik
(c) Memperoleh kegembiraan, kesenangan dan kepuasan. Suasana
kegembiraan akan menjauhkan diri dari perasaan rendah
seperti pesimis, tak mau berbuat sesuatu dan sebagainya
(d) Melatih diri menaati peraturan yang berlaku. Anak-anak
menaati perturan yang berlaku dengan penuh kejujuran untuk
menjaga agar prestasi tetap tinggi.
d) Kelebihan dan Kelemahan Permainan
1) Kelebihan Permainan
34
Lattuheru (1988:112), menjelaskan kelebihan permainan
antara lain:
(a) Melalui permainan dapat segera melihat atau mengetahui hasil
dari pekerjaannya
(b) Kemungkinan anak didik menyelesaikan masalah-masalah
nyata dibanding dengan hanya mencari pemecahan masalah
melalui bahan-bahan bacaan
(c) Biaya untuk latihan dapat dikurangi dengan adanya permainan
(d) Permainan memberikan pengalaman-pengalaman nyata dan
dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki
(e) Bila
menggunakan
permainan
dalam
masalah-masalah
pembelajaran, maka guru harus berperan sebagai seorang
motivator dan seorang fasilitator, bahkan seorang penolong,
bukan berlagak sebagai seorang penguasa
(f) Ada berbagi macam kemungkinan variasi dalam permainan,
sehingga memungkinkan penggunaannya dalam hampir semua
bidang pelajaran
(g) Permainan juga bisa menggunakan berbagai jenis media, sistem
multimedia, maupun modul
2) Kelemahan Permainan
Sementara kelemahan permainan menurut Lattuheru
(1988:115), antara lain:
35
(a) Ketepatgunaan belajar melalui permainan tergantung dari
materi
yang
dipilih
secara
khusus,
serta
bagaimana
memanfaatkannya
(b) Pemanfaatan atau pengaturan bahan untuk permainan biasanya
memerlukan suatu pengaturan kelompok secara khusus. Ada
siswa yang tidak mampu untuk melakukan atau menjelaskan
gerakan-gerakan atau tugas yang membutuhkan tanggung
jawab serta disiplin diri, sehingga bisa mengganggu atau
menghambat keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan
(c) Untuk memperoleh semua bahan yang diinginkan untuk suatu
permainan, mungkin memerlukan biaya yang cukup besar serta
memerlukan waktu yang cukup lama
(d) Beberapa bentuk permainan membutuhkan adanya diskusidiskusi sesudah permainan dilaksanakan demi keberhasilan
proses pembelajaran tersebut. Untuk diskusi inilah perlu
adanya perencanaan yang matang dari guru, serta kesediaannya
untuk memimpin serta membimbing jalannya diskusi tersebut.
4. Media Permainan Kartu Angka
a. Pengertian Permainan Kartu Angka
36
Menurut Tim Penyusun KBBI (1993:392) kartu adalah kertas
tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hamper
sama dengan karcis). Sedangkan angka Menurut Tim Penyusun KBBI
(1993:37) adalah tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan,
nomor. Jadi kartu angka adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang
yang berisi angka.
Kartu angka yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
beberapa kartu yang yang terbuat dari kertas manila atau kertas karton,
ukurannya kurang lebih 5x5 cm. setiap kartu ditulis satu lambang
bilangan.
Kartu angka ini dibuat sendiri oleh siswa. Setiap siswa diberi
tugas membuat 200 kartu angka mereka sendiri-sendiri. Dalam
pembuatan kartu angka ini bisa dimasukkan dalam mata pelajaran
kerajinan tangan dan siswa diberi nilai. Hal ini akan memancing daya
kreatifitas siswa. Siswa yang lebih kreatif, kartu angkanya akan lebih
bagus. Kemudian setiap siswa menyimpan kartu angkanya masingmasing di dalam tas, dan selalu siap jika diberi tugas oleh guru.
Sedangkan yang dimaksud dengan istilah permainan kartu
angka dalam operasi hitung bilangan cacah adalah sebagai berikut:
(3) Pada saat pembelajaran matematika dalam penjumlahan dan
pengurangan, menggunakan kartu angka
37
(4) Tiap siswa mempunyai kartu angka sendiri-sendiri yang sewaktuwaktu siap digunakan
(5) Tiap-tiap siswa memasang-masangkan dua kartu angka untuk
dijumlahkan atau dikurangi sesuai dengan tugas dari guru
(6) Tiap siswa tidak sama pekerjaannya karena kartu diambil secara
acak oleh teman satu meja masing-masing, tetapi bilangan masih
dalam satu pokok bahasan.
Biasanya guru memberi tugas dengan menulis di papan tulis,
siswa mengerjakan tugas di buku masing-masing. Tetapi dalam
pembelajaran matematika dengan permainan kartu angka ini tugas
guru menulis di papan tulis dialihkan ke kartu angka siswa sendiri.
Siswa mengambil sejumlah kartu yang diambil secara acak, kemudian
mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru di buku siswa masingmasing. Tentu saja tugas yang dikerjakan setiap anak berbeda, tetapi
masih
dalam
satu
pokok
bahasan.
Disinilah
letak
seninya
pembelajaran dengan permainan kartu angka. Langkah-langkah yang
ditempuh oleh guru sebagai berikut:
a) Setiap siswa diberi tugas membuat kartu angka sebanyak seratus
kartu. Tiap kartu ditulisi satu lambang bilangan.
Contoh kartu angka:
4
7
10
100
38
b) Setiap siswa menyimpan kartunya masing-masing di dalam tas,
apabila sewaktu-waktu dibutuhkan sudah siap
c) Pada saat pembelajaran, setiap siswa diberi tugas saling
mengambilkan kartu teman satu meja masing-masing secara acak
sejumlah 10 atau 20 kartu, kemudian guru memberikan tugas.
Contoh tugas:
(1)
Tulislah nama bilangan dari kartu angka yang kamu ambil
tadi di bukumu!
88
(2)
23
46
10
Lakukanlah penjumlahan dari kartu yang kamu ambil tadi
sepasang-sepasang!
88
23
(3)
+
+
10
46
=
=
98
69
Lakukanlah pengurangan dari kartu yang kamu ambil tadi
sepasang-sepasang!
88
-
10
=
78
46
-
23
=
23
39
Pada saat siswa mengerjakan pengurangan, siswa berpikir
agak keras karena siswa harus meletakkan kartu angka yang
nilainya lebih banyak yang dapat dikurangi kartu angka
pasangannya. Lain halnya dengan penjumlahan.
b. Nilai Edukatif Media Permainan Kartu Angka
Berdasarkan manfaat serta kegunaan media pembelajaran dan
permainan dalam pembelajaran seperti penjelasan sebelumnya, maka
media permainan kartu angka memiliki nilai-nilai edukatif antara lain:
1) Membantu membangkitkan minat siswa dalam mengikuti pelajaran
matematika yang selama ini dianggap sulit
2) Membuat anak lebih pandai dalam penjumlahan dan pengurangan
3) Membantu mengembangkan kreativitas siswa. Melalui pembuatan
kartu angka, siswa dituntut untuk kreatif dalam membuat kartu
angka, karena siswa membuat kartu angka mereka sendiri-sendiri
yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran Matematika
4) Dapat mengatasi kebosanan siswa dalam mengikuti pelajaran
Matematika.
5.
Pembelajaran Matematika
a. Definisi Matematika
40
Di bawah ini disajikan beberapa definisi tentang Matematika
menurut beberapa ahli (dalam Soedjadi, 2000:11):
1) Matematika
adalah
cabang
ilmu
pengetahuan
eksak
dan
terorganisir secara sistematik
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan
4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
masalah tentang ruang dan bentuk
5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang
logis
6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
b. Latar Belakang Mata Pelajaran Matematika
Menurut Kurikulum KTSP SD 2006 (2006:93), yang melatar
belakangi
mata
pelajaran
matematika
untuk
Sekolah
Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) yaitu matematika merupakan ilmu
universal
yang
mendasari
perkembangan
teknologi
modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan
daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang
41
dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di
masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,
dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan
solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan
masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan
memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan
masalah, dan menafsirkan solusinya.
c. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan
pembelajaran
matematika
di
SD/MI
menurut
Kurikulum KTSP SD 2006 (2006:94) adalah sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
42
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi
matematika
dalam
membuat
generalisasi,
menyusun bukti, atau melakukan gagasan dan pernyataan
matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
d. Ruang Lingkup
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI
menurut Kurikulum KTSP SD 2006 (2006:95), meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Bilangan
2) Geometri dan pengukuran
3) Pengolahan data
e. Proses Belajar Matematika
43
Soejadi
dan
Masriyah
(dalam
Suyitno,
1997:2)
mengemukakan bahwa matematika memiliki objek kajian yang
abstrak, matematika mendasarkan diri pada kesepakatan dan
sepenuhnya
menggunakan
pola
pikir
deduktif,
aksiomatif.
Berlandaskan kebenaran konsistensi nilai-nilai ini diperlukan dalam
pembelajaran
matematika
yang
bertujuan
untuk
dapat
menumbuhkembangkan dan membentuk pribadi siswa sehingga sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Belajar
matematika
merupakan
kegiatan
mental
yang
tinggi,
karena
matematika berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep, simbol-simbol
yang abstrak, tang tersusun secara hierarkis dengan penalaran deduktif
aksiomatis. Bahasa matematika merupakan simbol yang padat, akurat,
abstrak, dan penuh arti. Memahami suatu konsep matematika pada
umumnya perlu memahami konsep-konsep sebelumnya. Belajar
matematika harus bertahap dan berurutan secara sistematis serta
didasarkan pada pengalaman belajar yang lalu. Pengalaman belajar
yang lalu akan mempengaruhi proses belajar berikutnya.
f. Alokasi Waktu Pembelajaran Matematika
Menurut penjelasan guru kelas II SD Negeri Girimargo 1, Ibu
Sri Sukayatmi, pada tanggal 5 Maret 2008. Mata pelajaran
Matematika mendapatkan jatah 6 jam pelajaran setiap seminggu, dan
setiap 1 jam pelajaran yaitu 35 menit.
44
B. HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teoritis di atas, maka dapatlah dibuat hipotesis
sebagai berikut: “Melalui media permainan kartu angka dapat meningkatkan
prestasi siswa dalam operasi hitung bilangan cacah pada siswa kelas II SD
Negeri Girimargo 1, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen tahun ajaran
2008/2009”.
BAB III
METODE PENELITIAN
C. RANCANGAN PENELITIAN
Sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan
terdahulu, maka dalam penelitian ini menggunakan metode “Penelitian
Tindakan Kelas” (class room action research). Istilah penelitian kelas dipakai
untuk menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks
penelitian kelas lebih ditekankan pada bagaimana keterampilan dan teknik
yang dimiliki guru untuk bisa menggali informasi untuk kepentingan
perbaikan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian
yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek
pembelajaran tersebut dilakukan (Tim Pelatih Proyek PGSM 1999:6).
Penelitian tindakan kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif
dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey yang dikutip oleh
Wiriaatmadja (2005:12), mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman
pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala
bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyainan adanya alasan-
46
alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya ke
mana pengetahuan itu akan membawa peserta didik.
Secara
ringkas,
penelitian
tindakan
kelas
adalah
bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran
mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka,
dan melihat pengaruh dari upaya itu.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian yang
terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari
empat kegiatan. Apabila sudah diketahui keberhasilan dan hambatan dari
tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama
peneliti, apabila penelitian dilakukan tidak dilakukan sendiri oleh guru)
menentukan rancangan siklus kedua
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan
kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau
untuk meyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang
dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari
tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai
hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat
melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika
sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat
47
melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan
siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus
dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun
sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002:151). Jadi teknik
dalam hal ini menyangkut masalah teknik-teknik pengumpulan data atau
metode apa yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
dokumentasi
1) Observasi
Observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis
(Arikunto, 2002:24). Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk
memperoleh data tentang kualitas pembelajaran. Observasi dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh pengamat.
Adapun tahap-tahap observasinya adalah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir pengamatan
b) Melaksanakan observasi selama proses pembelajaran, mulai dari
penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai dengan mengerjakan
tugas
48
c) Mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah
dipersiapkan, kemudian hasilnya akan diuji asumsi tentang proses
pembelajaran menggunakan media permainan kartu angka dan
diperoleh hasil dari masing-masing pengamatan.
2) Dokumentasi
Selain lembar observasi, metode yang digunakan adalah metode
dokumentasi. Dokumentasi adalah yang berasal dari kata dokumen, yaitu
setiap bahan tertulis ataupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya
permintaan seorang penyidik (Moleong, 2004:216). Dengan demikian,
dokumentasi dapat diartikan sebagai pengambilan dokumen, atau proses
pendokumentasian suatu objek.
Dokumentasi foto digunakan untuk merekam segala perilaku siswa
dan guru selama penelitian siklus I, siklus II, siklus III berlangsung. Datadata dokumentasi foto ini berupa gambar visual. Gambar visual ini
digunakan untuk menambah data dan bukti penelitian yang dilaksanakan
di SD Negeri Girimargo 1.
E. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Menurut Lewis yang ditafsirkan oleh Kemis (dalam Wiriaatmadja, 2005:62),
Penelitian ini terdiri
dari beberapa tahapan siklus. Penelitian ini sendiri
dilakukan dengan menggunakan tiga siklus seperti bagan 3.1, sehubungan
49
dengan pemantapan analisa. Siklus-siklus tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut:
1. Prosedur Penelitian pada Siklus I.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan
langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan
masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan
dalam proses pembelajaran Matematika yang telah berlangsung selama
ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun
rencana
pembelajaran
Matematika
materi
penjumlahan
dan
pengurangan bilangan, (2) menyiapkan kartu angka, (3) membuat dan
meyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi/pengamatan
aktivitas siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, (4)
merancang tugas yang akan diberikan.
b. Tindakan
Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan sistematis
untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik,
siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih termanfaatkan,
penyajian materi lebih mudah diikuti dan dipahami. Tindakan yang
dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran Matematika pada siklus
I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
50
Guru memberikan sedikit materi kemudian siswa diberi tugas,
guru munyuruh siswa mengeluarkan kartu angka yang dimilikinya,
kemudian siswa saling mengambilkan kartu dengan teman semejanya
sejumlah 10 kartu yang diambil secara acak. Kemudian guru
memberikan tugas menulis nama bilangan dari 10 kartu angka yang
sudah diambilnya di buku masing-masing siswa. Guru kemudian
mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Kemudian, dengan metode tanya
jawab, guru mengungkapkan kembali penyelesaian soal tersebut untuk
melihat pemahaman siswanya. Kemudian di akhir siklus ini, siswa
diberi tes. Tes bertujuan untuk mengetahui nilai siswa pada siklus I ini.
c. Observasi
Observasi berupa pengamatan hasil atau dampak dari tindakantindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Tahap
observasi dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti dan
seorang guru lain yang bertindak sebagai pengamat II melakukan
pengamatan sistematis terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
Observasi meliputi observasi siswa, observasi guru dan
observasi media. Observasi siswa digunakan untuk mengetahui
perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, observasi
guru digunakan untuk mengetahui ketrampilan dan gaya guru dalam
mengajar, sedangkan observasi media meliputi kesesuaian penggunaan
media dengan materi dan tujuan penelitian.
51
d. Refleksi
Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan
hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil observasi dianalisis
dan digunakan sebagai refleksi apakah dalam proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan harapan atau belum. Jika
belum sesuai harapan, maka perlu diupayakan adanya penyempurnaan
pada siklus berikutnya.
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes dan nontes siklus
I. Jika hasil tes tersebut belum memenuhi nilai target yang telah
ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan masalah-masalah
yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannnya
pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihannya akan dipertahankan
dan ditingkatkan.
2. Prosedur Penelitian pada Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I.
Adapun
rencana
tindakan
yang
akan
dilakukan
adalah
(1)
permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan berdasarkan
refleksi pada siklus I, (2) merancang kembali pembelajaran dengan
kartu angka dalam penjumlahan, (3) merancang dan menyiapkan
lembar observasi, (4) merancang tugas yang akan diberikan.
52
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah (1)
guru memberikan tugas kepada siswa untuk saling mengambilkan
sejumlah 20 kartu angka dengan teman semeja masing-masing, (2)
guru memberikan tugas kepada siswa untuk memasang-masangkan
kartu angka yang diambilnya menjadi 10 pasang, (3) guru memberi
tugas kepada siswa untuk melakukan penjumlahan dari 10 pasanga
kartu angka yang dimilikinya, (4) dengan metode tanya jawab, guru
mengungkapkan kembali penyelesaian soal tersebut, (5) guru
kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa, (6) siswa mengerjakan
tes.
c. Observasi
Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I yang
meliputi observasi siswa, observasi guru dan observasi media. Kemajuankemajuan yang dicapai pada siklus I dan kelemahan-kelemahan yang masih
muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II digunakan untuk merefleksi hasil evaluasi
belajar siswa siklus I untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah
dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari kelemahankelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran di kelas.
53
3. Prosedur Penelitian pada Siklus III
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus III ini didasarkan hasil siklus II.
Adapun
rencana
tindakan
yang
akan
dilakukan
adalah
(1)
permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan berdasarkan
refleksi pada siklus II, (2) merancang kembali pembelajaran dengan
kartu angka dalam penjumlahan dan pengurangan, (3) merancang dan
menyiapkan lembar observasi, (4) merancang tugas yang akan
diberikan.
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah (1)
guru memberikan tugas kepada siswa untuk saling mengambilkan
kartu angka dengan teman semeja masing-masing, sejumlah 20 kartu
angka (2) guru memberikan tugas kepada siswa untuk memasangmasangkan kartu angka yang telah didapatnya dari teman semeja
menjadi 10 pasang, (3) guru memberi tugas kepada siswa untuk
melakukan penjumlahan 5 pasang kartu angkanya, dan pengurangan
terhadap 5 pasang kartu angkanya, (4) guru kemudian mengoreksi
hasil pekerjaan siswa, (5) dengan metode tanya jawab, guru
mengungkapkan kembali penyelesaian soal tersebut, (6) siswa
mengerjakan tes.
54
c. Observasi
Observasi pada siklus III juga masih sama dengan siklus I dan II,
yang meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Kemajuan-kemajuan
yang dicapai pada siklus II dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul
juga jadi pusat sasaran dalam observasi.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus III digunakan untuk merefleksi hasil evaluasi
belajar siswa siklus II untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah
dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari kelemahankelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran di kelas.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan
kualitatif. Teknik kuantitatif untuk mengolah data kuantitatif yaitu hasil test
setiap akhir siklus. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis
data kualitatif yang diperoleh dari data nontest. Teknik analisis data dilakukan
setelah proses pembelajaran dilaksanakan.
Merekap hasil perolehan berupa hasil pengamatan terhadap aktivitas
guru dan aktivitas siswa dalam pemanfaatan permainan kartu angka pada saat
proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika setiap siklus I sampai
dengan siklus III, semua data direkap. Karena setiap siklus dibandingkan
dengan setiap siklus sebelum tampak peningkatan atau menurun. Sampai pada
siklus III hasil observasi pada lembar pengamatan yang berupa kata-kata dapat
55
dibandingkan atau tidak. Sampai siklus III kalau peningkatan tampak dengan
jelas atau berhasil penelitian perlu diakhiri. Demikian juga sampai siklus III
belum tampak ada perubahan, maka penelitian bisa dihentikan namun
penelitian dianggap tidak berhasil.
Proses validasi instrument dan data penelitian dilakukan dengan cara
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing, dan tim peneliti. Tujuannya
agar instrument dan data penelitian benar-benar sesuai dengan tujuan
penelitian.
56
Bagan Siklus Pelaksanaan Tindakan
Keadaan
Awal
Kegiatan PBM
Observasi
Invention/eksplorasi
generating
Rencana
Tindakan
Pemantapan dan
elaborasi
Refleksi
Siklus I
Tindakan I
Observasi
Invention/eksplorasi
generating
Siklus II
Pemantapan dan
elaborasi
Tindakan II
Refleksi
Observasi
Invention/eksplorasi
generating
Siklus III
Pemantapan dan
elaborasi
Tindakan III
Refleksi
Observasi
Invention/eksplorasi
generating
Pemantapan dan
elaborasi
Refleksi
Dan seterusnya
Bagan 3.1: Bagan Siklus Pelaksanaan Tindakan
(Sumber: Elliot’s Action Research Model dalam Wiriaatmadja, 2005:64)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Atas dasar gagasan yang timbul dari peneliti, PTK ini selanjutnya
dikembangkan pada kelas II SD Negeri Girimargo I Miri. Adapun tahapan
penelitian kelas ini ada tiga siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari atas proses
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi
tindakan.
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
1) Berdasarkan pengamatan di kelas oleh guru selama mengajar
diperoleh permasalahan yang dirumuskan oleh guru kelas dan
peneliti. Adapun permasalahannya adalah kurangnya minat siswa
terhadap Matematika
2) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu Bilangan
dan Lambangnya (mengenal bilangan sampai dengan 500)
3) Merancang pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
pokok bahasan Bilangan dan Lambangnya (mengenal bilangan
sampai dengan 500)
4) Merancang pembelajaran dengan menggunakan kartu angka.
Dalam hal ini guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat
kartu angka dari kertas manila atau kertas karton, ukuran kurang
58
lebih 5x5 cm. Setiap kartu ditulis satu lambang bilangan, yaitu
bilangan 1 sampai 200, setiap siswa membuat 200 kartu.
b. Tindakan
1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pengajaran yang sudah
dibuat
2) Guru menyiapkan alat peraga berupa kertas lebar yang ditulisi
angka 1 sampai 500, kemudian ditempel di papan tulis
3) Guru memberikan apersepsi dengan menyuruh semua siswa
membilang 101 sampai 300, kemudian sebagian siswa membilang
301 sampai 400, sebagian siswa lagi membilang 401 sampai 500
4) Guru memberi tugas pada semua untuk mengeluarkan kartu angka
yang dipunyainya
5) Guru memberikan tugas pada semua siswa untuk mengacak kartu
angkanya dan saling mengambilkan 10 buah kartu angka dengan
teman satu meja masing-masing
6) Guru memberi tugas pada semua siswa untuk menulis lambang
bilangan dari kartu angka yang telah didapatnya dari teman satu
meja
Misalnya salah satu siswa mendapatkan kartu angka 102, 136, 140,
152, 160, 170, 175, 184, 190, 200. kemudian siswa tersebut
meletakkan kartu angkanya di meja, memasukan sisa kartu
angkanya ke dalam laci atau tas.
59
Setiap siswa bebas dalam mengambilkan kartu angka untuk teman
satu mejanya masing-masing.
Kartu angka yang telah didapat, ditulis di buku siswa.
Misalnya: 1. 102
= seratus dua
2. 136
= seratus tiga puluh enam
3. 140
= seratus empat puluh
4. 152
= seratus lima puluh dua
5. 160
= seratus enam puluh
6. 170
= seratus tujuh puluh
7. 175
= seratus tuhuh puluh lima
8. 184
= seratus delapan puluh empat
9. 190
= seratus sembilan puluh
10. 200
= dua ratus
7) Guru memberikan tugas kepada siswa yang telah selesai menulis
nama lambang bilangan, untuk memasang-masangkan 10 kartu
angkanya menjadi 5 pasang kemudian dijumlahkan dan 5 pasang
dikurangkan
Misalnya:
102
136
140
152
160
200 +
190 +
184 +
175 +
170 +
…..
…..
…..
…..
…..
200
190
184
175
170
102 -
136 -
140 -
152 -
160 -
…..
…..
…..
…..
…..
60
8) Guru bersama siswa membahas soal yang telah dikerjakan
9) Guru memberikan penilaian, analisa dan pekerjaan rumah
10) Di akhir siklus I ini, siswa diberikan tes akhir siklus. Hasil tes ini
selanjutnya akan diolah untuk melihat ketuntasan belajar siswa
terhadap materi yang diberikan.
c. Observasi
1) Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran beserta seorang
guru lain yang bertugas sebagai pengamat II, dan Kepala Sekolah
sebagai supervisor. Dalam pengamatan ini digunakan lembar
pengamatan yang telah dipersiapkan.
2) Guru secara umum memiliki dua tugas, yaitu (a) melaksanakan
proses belajar mengajar, dan (b) melakukan evaluasi pengajaran.
3) Adapun pengamat I dan II bertugas mengamati jalannya proses
belajar mengajar secara keseluruhan, meliputi pengamatan aktifitas
belajar siswa dan guru.
4) Kepala Sekolah bertindak sebagai supervisor, yaitu mengawasi
jalannya penelitian
5) Dari pengamatan terhadap guru, diperoleh temuan antara lain
sebagai berikut:
a) Guru cukup baik dalam penguasaan kelas
b) Kesungguhan guru dalam mengajar sudah cukup baik
61
c) Suara guru dalam memberikan penjelasan kepada siswa kurang
keras dan kurang jelas. Siswa yang duduk di belakang ramai
sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru
d) Perhatian guru kepada siswa sudah cukup baik. Guru menegur
dan memberi nasehat kepada siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru
e) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa yang tidak
aktif dalam mengerjakan tugas
6) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:
a) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru rendah, banyak siswa
yang mengobrol sendiri saat pelajaran
b) Keaktifan siswa dalam pembelajaran kurang, hal ini dapat
dilihat dari kurang antusiasnya siswa dalam menjawab
pertanyaan dari guru
c) Semangat siswa dalam mengerjakan soal masih kurang,
sebagian masih lambat dalam mengerjakan soal
d) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dinilai masih kurang.
Meskipun terlihat antusias dengan permainan kartu angka ini,
siswa masih terlihat bingung, dan sibuk bertanya dengan teman
lain. Sehingga kelas terlihat ramai
e) Ada beberapa siswa masih salah dalam mengerjakan soal
penulisan lambang bilangan karena siswa belum lancar dalam
membaca dan menulis
62
f) Ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas masih terdapat
beberapa kesalahan. Pada saat penjumlahan dengan satu kali
teknik menyimpan, beberapa siswa belum paham.
Misalnya: 1 4 0
seharusnya
140
184+
184+
224
324
g) Ada beberapa siswa yang cepat mengerjakan tugas, kemudian
meminta tugas tambahan. Guru mengizinkan dengan memberi
tugas mengerjakan penjumlahan 5 pasang kartu angka yang
diambilnya sendiri secara acak
h) Sebagian besar siswa sibuk dengan tugasnya, dan merasa
senang karena bisa saling memilihkan tugas yang dikerjakan
dengan teman satu mejanya
i) Sebagian siswa ramai sendiri karena saling berebut untuk
mengambilkan kartu, dan merasa tidak cocok dengan kartu
yang diambilkan oleh teman satu mejanya, karena menganggap
kartu yang diambilkan sulit untuk dikerjakan.
7) Dari pengamatan terhadap penggunaan media permainan kartu
angka, diperoleh temuan sebagai berikut:
a) Penggunaan media permainan kartu angka sudah sesuai dengan
materi yang diajarkan, yaitu penjumlahan dan pengurangan
63
b) Media
permainan
kartu
angka
belum
mempermudah
penyampaian materi pelajaran. Banyak siswa yang masih ramai
dan sibuk bertanya dengan teman lain mengenai tugas yang
harus dikerjakan menggunakan kartu angka
c) Media permainan kartu angka sedikit membantu meningkatkan
minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Meskipun
masih
terlihat
bingung,
siswa
sangat
antusias
dalam
pembelajaran menggunakan media permainan kartu angka ini.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran
di kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah
dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus I sebagai berikut:
1) Suara guru selama mengajar terlalu pelan dan kurang jelas,
sehingga siswa yang duduk di belakang cenderung kurang
memperhatikan penjelasan guru. Guru dalam mengajar dianjurkan
agar bersuara yang lebih keras dan jelas, agar semua siswa bisa
menangkap penjelasan dari guru
2) Adanya siswa yang kurang bersemangat dan tidak memperhatikan
penjelasan guru. Banyak siswa yang terlihat mengantuk dan ramai
sendiri. Hal ini disebabkan kurang tertariknya siswa terhadap mata
pelajaran Matematika. Dengan demikian, guru dianjurkan agar
menegur siswa yang ramai atau mengantuk saat pelajaran, serta
memberikan nasehat kepada siswa
64
3) Siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru,
dikarenakan guru kurang memberikan motivasi dan dorongan
kepada siswa. Dengan demikian, guru ditekankan harus lebih
memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa agar siswa lebih
aktif dalam pelajaran
4) Adanya beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas karena
ternyata siswa belum bisa menulis. Dengan demikian, guru
dianjurkan memberikan bimbingan dalam hal membaca dan
menulis. Guru dianjurkan memberikan perhatian khusus kepada
siswa-siswa yang belum bisa membaca dan menulis
5) Adanya beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas. Hal
ini
dapat
disebabkan
kurang
terampilnya
siswa
dalam
penjumlahan. Oleh karena itu dianjurkan agar guru sering
memberikan soal-soal latihan dan dimantapkan dengan seringnya
diadakan mencongak di akhir pelajaran
6) Adanya
beberapa
siswa
yang
salah
dalam
mengerjakan
penjumlahan, ternyata siswa belum paham dengan penjumlahan
dengan satu kali teknik menyimpan. Dianjurkan agar guru
memberikan penjelasan lagi tentang penjumlahan dengan teknik
penyimpanan
7) Adanya beberapa siswa yang dapat cepat dalam mengerjakan
tugas. Hal ini karena siswa sudah lancar dalam membaca, menulis,
dan berhitung terutama dalam penjumlahan. Dianjurkan agar guru
65
memberikan penguatan dan motivasi untuk tetap aktif dalam
belajar, juga siswa agar diberi kesempatan untuk berkreasi
menjumlahkan kartu angkanya, bisa 2 pasang atau 3 pasang
dijumlahkan.
8) Penggunaan
media
permainan
kartu
angka
masih
belum
mempermudah penyampaian materi pelajaran. Masih banyak siswa
yang bingung dengan penggunaan kartu angka dan terlihat ramai
dan saling bertanya. Dianjurkan pada siklus berikutnya, guru lebih
jelas menerangkan penggunaan dan teknik bermain media kartu
angka. Guru juga disarankan menegur siswa yang ramai
9) Pada siklus I ketuntasan belajar individual terendah 25%, dan
tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian
siswa secara keseluruhan mencapai 76%
10) Dari pengamatan yang dilakukan secara menyeluruh oleh peneliti,
tampak bahwa pembelajaran masih kurang lancar. Keaktifan siswa
di kelas juga belum maksimal. Pelaksanaan pembelajaran
Matematika menggunakan kartu angka masih belum berhasil.
Meskipun siswa terlihat sibuk dengan kartu angkanya masingmasing, siswa terlihat ramai dan saling bertanya dengan teman lain.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam
melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas
11) Hasil yang sudah terlaksana dengan baik tetap dipertahankan
sedangkan yang masih kurang diperbaiki di siklus II.
66
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
1) Berdasarkan pengamatan di kelas oleh peneliti selama proses siklus
dapat diidentifikasi masalah-masalah baru yang merupakan
pengembangan masalah awal. Masalah yang timbul adalah adanya
siswa yang tidak mengerjakan tugas karena tidak dapat menulis
dan membaca.
2) Menentukan
pokok
bahasan
yang
akan
diajarkan,
yaitu
penjumlahan dan pengurangan
3) Merancang kembali Rencana Pelaksanaan Pengajaran dengan
pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan
4) Merancang pembelajaran dengan menggunakan kartu angka.
b. Tindakan
1) Guru menyiapkan RPP yang telah dibuat
2) Guru menyiapkan alat peraga yang berupa kertas lebar yang ditulis
angka 1 sampai dengan 500, kemudian ditempel dipapan tulis
3) Guru memberikan apersepsi dengan menyuruh siswa bergantian
membilang nama bilangan yang telah ditunjuk oleh guru. Misalnya
guru menunjuk angka 201, siswa yang ditunjuk oleh guru
menyebutkan bilangan dua ratus dua puluh satu, dan sebagainya
67
4) Guru memberikan penjelasan tentang penjumlahan dengan satu
kali teknik menyimpan
Misalnya:
137
137
126+
126+
……..
263
Cara mengerjakannya:
Jumlah satuannya, 7 + 6 = 13
Berarti terdiri atas 1 puluhan dan 3 satuan ditempat satuan pada
hasil, dan tulis 1 puluhan ditempat puluhan (diatas).
Jumlahkan 1 puluhan, 3 puluhan , dan 2 puluhan (= 6 puluhan).
Tulis 6 ditempat puluhan (pada hasil).
Jumlahkan 1 ratusan dan 1 ratusan (=2 ratusan). Jadi hasilnya 263.
5) Guru memberi penjelasan tentang pengurangan teknik meminjam.
Misalnya:
276
276
129-
129–
……..
147
Cara mengerjakan
Langkah pertama, 6 dikurangi 9 tidak cukup.
Pinjam 1 puluhan dari 7 puluhan (sisanya tinggal 6 puluhan)
1 puluhan = 10 satuan, ditambahkan dengan 6 satuan sehingga
diperoleh 16 satuan.
16 – 9 = 7, lalu ditulis 7 ditempat satuan (pada hasil)
Kemudian, kurangkan puluhannya.
6–2=4
Tulis 4 pada tempat puluhan (pada hasil)
68
2 ratusan – 1 ratusan = 1 ratusan
Tulis 1 pada tempat ratusan (pada hasil). Jadi hasilnya 147.
6) Siswa mengeluarkan kartu angkanya sesuai dengan tugas guru
7) Siswa bertukar kartu angka dan saling mengambilkan 20 buah
kartu angka dengan teman satu meja secara acak
8) Guru memberi tugas untuk memasang-masangkan kartu angkanya
menjadi sepuluh pasang
9) Guru memberi tugas kepada setiap siswa untuk menjumlahkan
kartu angka sepasang-sepasang
Misalnya:
146
137
125+
156+
271
137
Bilangan yang tertulis dikartu angka disalin pada buku siswa.
10) Guru memberi tugas kepada setiap siswa untuk melakuka
pengurangan pada kartu angkanya 10 pasang, bagi yang telah
selesai mengerjakan penjumlahan
Misalnya:
146
297
246
125-
112-
129-
21
185
117
Bilangan yang ditulis pada kartu angka disalin dan dikerjakan di
buku siswa
11) Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil pekerjaan
69
12) Guru memberikan penilaian, analisa, dan pekerjaan rumah
13) Guru membagikan soal tes kepada semua siswa. Hasil tes ini
selanjutnya akan diolah untuk melihat ketuntasan belajar siswa
terhadap materi yang diberikan.
c. Observasi
1) Peneliti sebagai pengamat I mengamati jalannya pembelajaran
beserta seorang guru lain yang bertugas sebagai pengamat II, dan
Kepala Sekolah sebagai supervisor. Dalam pengamatan ini
digunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan
2) Guru secara umum memiliki dua tugas, yaitu (a) melaksanakan
proses belajar mengajar, dan (b) melakukan evaluasi pengajaran
3) Pengamat I dan II bertugas mengamati jalannya proses belajar
mengajar secara keseluruhan, meliputi pengamatan aktifitas belajar
siswa dan guru.
4) Kepala Sekolah bertindak sebagai supervisor, yaitu mengawasi
jalannya penelitian
5) Dari pengamatan terhadap guru diperoleh temuan antara lain
sebagai berikut:
a) Guru cukup baik dalam penguasaan kelas
b) Kesungguhan guru dalam mengajar sudah cukup baik
c) Suara guru dalam memberikan penjelasan kepada siswa masih
kurang keras dan kurang jelas. Siswa yang duduk di belakang
70
masih terlihat ramai dan kurang memperhatikan penjelasan
guru. Sebagian siswa terlihat mengantuk
d) Perhatian guru kepada siswa sudah cukup baik. Guru menegur
siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, ramai dan
mengantuk serta memberi nasehat
e) Guru sudah baik dalam memberikan motivasi kepada siswa
yang tidak aktif dalam mengerjakan tugas. Guru memberikan
bimbingan dan motivasi, disela-sela aktifitas belajar kepada
siswa yang kesulitan dalam pengerjaan tugas.
6) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:
a) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru masih rendah, masih
banyak siswa yang mengobrol sendiri dan terlihat mengantuk
saat pelajaran, hal ini dikarenakan suara guru yang kurang
keras dan kurang jelas
b) Keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah mulai baik,
sebagian siswa sudah mulai aktif menjawab pertanyaan dari
guru
c) Siswa sudah mulai bersemangat dalam mengerjakan soal
menggunakan media permainan kartu angka. Pemberian
semangat dan motivasi dari guru membuat siswa lebih
bersemangat
71
d) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dinilai masih kurang,
masih banyak siswa yang ramai dan saling bertanya dengan
teman lain
e) Jumlah siswa yang tidak mengerjakan tugas karena ternyata
belum bisa membaca dan menulis jumlahnya berkurang.
Meskipun begitu masih ada beberapa siswa yang lambat dalam
mengerjakan tugas karena kurang terampil dalam penjumlahan
atau pengurangan.
f) Masih ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas masih
terdapat beberapa kesalahan, pada saat penjumlahan maupun
pengurangan. Kesalahannya adalah karena belum paham
tentang teknik menyimpan dalam penjumlahan dan teknik
meminjam
dalam
pengurangan.
Sebagian
siswa
yang
sebenarnya bisa tapi kurang teliti, dan pekerjaannya salah.
g) Ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas dengan cepat dan
meminta tugas tambahan lagi penjumlahan tiga pasang kartu
angka
h) Ada beberapa siswa yang mengerjakan penjumlahan ataupun
pengurangan saling memilihkan kartu angka yang nilainya
kecil, misalnya bilangan dibawah 100. Guru memberi izin, dari
pada siswa tidak mengerjakan tugas.
i) Dalam pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan bahwa
siswa yang ramai, mengantuk dan terlihat kurang tertarik dalam
72
mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari guru, terlihat
sangat antusias saat mengerjakan soal menggunakan media
permainan kartu angka
7) Dari pengamatan terhadap penggunaan media permainan kartu
angka, diperoleh temuan sebagai berikut:
a) Penggunaan media permainan kartu angka sudah sesuai dengan
materi yang diajarkan, yaitu penjumlahan dan pengurangan
b) Media
permainan
kartu
angka
telah
mempermudah
penyampaian materi pelajaran. Siswa sudah terlihat antusias
mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka.
Meskipun begitu, masih ada sebagian siswa yang masih ramai
dan bertanya dengan teman lain tentang kartu angkanya
c) Media permainan kartu angka sudah mulai membantu
meningkatkan
minat
siswa
terhadap
mata
pelajaran
Matematika. Siswa terlihat antusias dalam mengerjakan soal
menggunakan media permainan kartu angka.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan pengamatan di dalam kelas,
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan
dalam kegiatan pada siklus II, yaitu sebagai berikut:
1) Suara guru selama mengajar masih terlalu pelan dan kurang jelas,
siswa
yang
duduk
di
belakang
masih
terlihat
kurang
memperhatikan penjelasan guru. Sebagian siswa terlihat ramai dan
73
mengantuk. Guru dalam mengajar dianjurkan agar bersuara yang
lebih keras dan jelas, agar semua siswa bisa menangkap penjelasan
dari guru
2) Siswa masih kurang memperhatikan penjelasan guru. Dengan
demikian, guru dianjurkan agar lebih keras lagi menegur siswa
yang ramai atau mengantuk saat pelajaran, tapi tidak dengan
memarahi siswa, tetapi memberikan nasehat dan saran kepada
siswa
3) Adanya sebagian siswa yang ramai, mengantuk dan terlihat kurang
tertarik dalam mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari guru,
tetapi terlihat sangat antusias saat mengerjakan soal menggunakan
media. Berarti siswa sangat menyukai proses pembelajaran yang
membawa mereka ke dunianya, yaitu dunia permainan. Guru
dalam mengajar dianjurkan lebih atraktif, interaktif dan diselingi
humor-humor
kecil
yang
bisa
menghidupkan
suasana
pembelajaran. Sehingga siswa lebih tertarik dalam mengikuti
pelajaran dan mendengarkan penjelasan guru
4) Siswa sudah mulai aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Ini
karena guru sudah mulai memberikan motivasi dan dorongan
kepada siswa. Guru diharapkan terus memberikan motivasi dan
dorongan kepada siswa agar siswa lebih aktif dalam pelajaran. Hal
ini diharapkan bisa dipertahankan di siklus berikutnya
74
5) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas masih dinilai kurang.
Masih ada sebagian siswa yang ramai karena dan bertanya dengan
teman lain tentang tugasnya. Guru harus lebih jelas lagi dalam
menjelaskan bagaimana penggunaan media permainan kartu angka
6) Adanya beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas
dinilai wajar. Hal ini karena kemampuan berpikir setiap siswa
terhadap suatu materi pelajaran tidak sama. Guru dianjurkan agar
memberikan perhatian khusus kepada siswa yang kemampuannya
rendah, serta memberikan dorongan-dorongan agar lebih giat
dalam belajar
7) Adanya beberapa siswa yang masih salah dalam mengerjakan tugas
dinilai juga cukup wajar. Hal ini karena siswa kurang teliti dalam
penjumlahan maupun pengurangan. Guru dianjurkan memberikan
nasihat dan saran kepada siswa agar lebih teliti dalam mengerjakan
tugas
8) Adanya beberapa siswa yang cepat selesai dalam mengerjakan
tugas, guru terus mendorong semangat siswa tersebut agar lebih
giat dalam belajar
9) Pada siklus II ketuntasan belajar individu terendah 40%, dan
tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian
siswa secara keseluruhan meningkat menjadi 82%
10) Dari pengamatan yang dilakukan secara menyeluruh oleh peneliti,
tampak bahwa pembelajaran masih sedikit belum lancar. Meskipun
75
siswa sudah mulai aktif siswa dalam pembelajaran, masih banyak
siswa yang belum memperhatikan penjelasan dari guru. Sebagian
siswa masih kurang berminat terhadap pelajaran Matematika dan
terlihat ramai sendiri ataupun mengantuk saat dijelaskan oleh guru.
Pelaksanaan pembelajaran Matematika menggunakan kartu angka
dipandang masih belum berhasil. Masih ada sebagian siswa yang
terlihat ramai dan bertanya dengan teman lain. Oleh karena itu
perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan tindakan
pembelajaran di kelas
11) Pada siklus II dipandang belum berhasil maka peneliti perlu
melaksanakan perbaikan-perbaikan pada siklus III.
3. Pelaksanaan Siklus III
a. Perencanaan
1) Berdasarkan pengamatan diatas selama mengajar diperoleh
permasalahan yang dirumuskan oleh peneliti. Permasalahannya
adalah ada beberapa siswa yang kurang terampil dalam
menghitung. Permasalahan lain yang timbul adalah siswa kurang
tertarik memperhatikan penjelasan dari guru, tetapi siswa tersebut
terlihat
sangat
antusias
saat
mengerjakan
soal
dengan
menggunakan media permainan kartu angka
2) Menentukan
pokok
bahasan
pengurangan dan penjumlahan
yang
akan
diajarkan
yaitu
76
3) Merancang pembuatan Rencana Pelaksanaan Pengajaran dengan
pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan
4) Merancang pembelajaran dengan menggunakan kartu angka.
b. Tindakan
1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pengajaran yang telah
dibuat
2) Guru menyiapkan alat peraga berupa kertas lebar yang ditulis 1
sampai 500, kemudian ditempel di papan tulis
3) Guru memberi apersepsi dengan menyuruh salah satu siswa untuk
maju ke depan mengerjakan penjumlahan dengan cara bersusun di
papan tulis.
Misalnya:
126
126
137+
137+
……..
263
Kemudian guru menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan
mengerjakan pengurangan dengan cara bersusun di papan tulis.
Misalnya:
283
283
147-
147-
……..
136
4) Guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan kartu angkanya
5) Siswa mengambil kartu angkanya dan mengambil 20 buah kartu
angka
77
6) Guru memberikan tugas kepada semua siswa untuk melakukan
penjumlahan dari 5 pasang kartu angkanya dam melakukan
pengurangan dari 5 pasang kartu angkanya
7) Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan
8) Guru memberikan penilaian
9) Guru membagikan soal tes kepada semua siswa. Hasil tes ini
selanjutnya akan diolah untuk melihat ketuntasan belajar siswa
terhadap materi yang diberikan.
c. Observasi
1) Peneliti sebagai pengamat I mengamati jalannya pembelajaran
beserta seorang guru lain sebagai pengamat II, dan Kepala Sekolah
bertindak sebagai supervisor. Dalam pengamatan ini digunakan
lembar pengamatan yang telah dipersiapkan
2) Guru secara umum memiliki tiga tugas, yaitu (a) melaksanakan
proses belajar mengajar, dan (b) melakukan evaluasi pengajaran
3) Adapun pengamat I dan II bertugas mengamati jalannya proses
belajar mengajar secara keseluruhan, meliputi pengamatan aktifitas
belajar siswa dan guru.
4) Kepala Sekolah bertindak sebagai supervisor, yaitu sebagai
pengawas jalannya penelitian
5) Dari pengamatan terhadap guru diperoleh temuan antara lain
sebagai berikut:
78
a) Guru cukup baik dalam penguasaan kelas
b) Kesungguhan guru dalam mengajar sudah sangat baik dan lebih
jelas dalam menyampaikan materi pelajaran
c) Suara guru dalam memberikan penjelasan kepada siswa sudah
keras dan sangat jelas. Siswa yang duduk di belakang sudah
sudah sangat jelas mendengarkan suara guru, sehingga tidak
terlihat ramai dan sangat memperhatikan penjelasan guru
d) Gaya mengajar guru lebih atraktif, inetraktif dan terkadang
diselingi humor-humor kecil. Semua siswa tampak sangat
antusias mendengarkan penjelasan dari guru. Tidak ada lagi
siswa yang ramai dan terlihat mengantuk saat pelajaran
e) Perhatian guru kepada siswa sudah cukup baik. Guru menegur
siswa yang kurang memperhatikan dan memberi nasehat
f) Guru sudah baik dalam memberikan motivasi kepada siswa
yang tidak aktif dalam mengerjakan tugas. Guru memberikan
bimbingan, disela-sela aktifitas belajar kepada siswa yang
kesulitan dalam pengerjaan tugas.
6) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut:
a) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru sudah baik. Hal ini
berkat suara guru yang lebih keras dan jelas. Siswa yang duduk
di belakang bisa mendengarkan suara guru dengan jelas
79
b) Siswa sudah tidak ada yang ramai dan terlihat mengantuk saat
pelajaran. Semua siswa terlihat memperhatikan penjelasan dari
guru. Hal ini karena gaya mengajar guru yang lebih atraktif,
interaktif dan diselingi humor-humor kecil
c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah baik, siswa sudah
mulai aktif menjawab pertanyaan dari guru
d) Siswa
terlihat
bersemangat
dalam
mengerjakan
soal
menggunakan media permainan kartu angka
e) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dinilai sudah baik.
Semua siswa tidak lagi ramai dan sibuk bertanya dengan
temannya mengenai tugas dengan kartu angka. Semua siswa
terlihat sangat menguasai permainan kartu angka.
f) Semua siswa telah mengerjakan tugas, meskipun masih
terdapat kesalahan. Kesalahan para siswa yang pada umumnya
karena kurang teliti dalam penjumlahan dan pengurangan sudah
mulai berkurang
g) Siswa
yang
kurang
pandai
dalam
penjumlahan
dan
pengurangan sudah lebih pandai. Meskipun masih agak lambat
dalam mengerjakan soal sudah tampak kemajuan yang pesat
h) Siswa yang belum bisa membaca dan menulis sudah mulai
lancar dalam membaca dan menulis. Hal ini karena bimbingan
khusus guru untuk lebih melatih siswa membaca dan menulis
80
i) Hampir seluruh siswa aktif dalam kegiatan belajar meskipun
ada beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas.
Siswa terlihat sangat menguasai teknik permainan kartu angka,
siswa tidak lagi sering bertanya dengan guru atau teman lain.
Siswa terlihat antusias dalam memperhatikan penjelasan dari
guru dan juga dalam mengerjakan soal dengan menggunakan
media permainan kartu angka.
7) Dari pengamatan terhadap penggunaan media permainan kartu
angka, diperoleh temuan sebagai berikut:
a) Penggunaan media permainan kartu angka sudah sesuai dengan
materi yang diajarkan, yaitu penjumlahan dan pengurangan
b) Media
permainan
kartu
angka
telah
mempermudah
penyampaian materi pelajaran. Semua siswa terlihat antusias
mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka
c) Media permainan kartu angka sangat membantu minat siswa
terhadap mata pelajaran Matematika. Siswa sangat bersemangat
dalam pembelajaran menggunakan media permainan kartu
angka, karena siswa merasa di dalam dunia permainan. Semua
siswa tampak sibuk mengerjakan tugas dengan menggunakan
kartu angka.
81
d. Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pengamatan di
dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang
telah dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus III didapatkan hasil
sebagai berikut:
1) Suara guru selama sudah keras dan jelas, siswa yang duduk di
belakang sudah memperhatikan penjelasan guru. Guru dalam
mengajar dianjurkan agar tetap bersuara keras dan jelas, agar
semua siswa bisa menangkap penjelasan dari guru
2) Siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan guru. Dengan
demikian, guru dianjurkan dalam mengajar tetap mempertahankan
gaya atraktif, interaktif dan diselingi humor-homor kecil. Hal ini
akan membuat siswa lebih memperhatikan penjelasan dari guru
serta lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran
3) Siswa sudah mulai aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.
Guru diharapkan terus memberikan motivasi dan dorongan kepada
siswa agar siswa tetap aktif dalam pelajaran. Hal ini diharapkan
bisa dipertahankan pada pembelajaran sehari-hari
4) Pemberian motivasi dan dorongan dari guru kepada siswa sudah
tercapai dengan baik. Guru cukup bauk memberikan bimbingan,
disela-sela aktifitas belajar kepada siswa yang kesulitan dalam
82
pengerjaan tugas. Hal ini diharapkan bisa dipertahankan pada
proses pembelajaran setiap hari
5) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dinilai sudah baik. Siswa
terlihat tenang dalam mengerjakan tugas menggunakan kartu
angka, serta terlihat sangat menguasai cara penggunaan kartu
angka ini. Tidak terlihat siswa yang ramai dan bertanya dengan
guru atau teman tentang tugasnya lagi. Semua siswa sangat
menguasai teknik permainan kartu angka
6) Semua siswa telah mengerjakan tugas, meskipun ada kesalahan
diantara beberapa siswa. Kesalahannya kebanyakan karena belum
paham tentang teknik menyimpan pada penjumlahan dan teknik
meminjam pada pengurangan. Hal ini dapat diperbaiki dengan
memberikan tugas rumah dan mencongak.
7) Semua siswa telah mengerjakan tes, meskipun ada kesalahan
diantara para siswa. Hal ini dapat diperbaiki dengan memberikan
mencongak dalam penjumlahan dan pengurangan
8) Dari tes yang dilakukan ternyata ketuntasan belajar individu
terendah adalah 68%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan
persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan mencapai
83%
83
9) Siklus III dipandang berhasil karena melihat hasil tes yang
dilakukan. Dengan demikian hipotesis tindakan kelas dapat
dicapai.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian didasarkan atas hasil pengamatan yang
dilanjutkan dengan refleksi tindakan pada setiap siklus tindakan. Dari refleksi
pangamatan pada silkus I diperoleh hasil temuan sebagai berikut.
Proses pembelajaran masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari
persentase ketuntasan belajar individual siswa terendah yaitu hanya sampai
25%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian
siswa secara keseluruhan masih rendah yaitu hanya 76%. Proses belajar
mengajar pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan meskipun telah
dioptimalkan kegiatannya pembelajaran dengan menggunakan media yaitu
media permainan kartu angka, akan tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
Secara keseluruhan pemanfaatan media permainan kartu angka belum
optimal, sehingga permasalahan belum bisa teratasi. Menurut Sudjana dan
Rifai (dalam Arsyad 2004:24), salah satu manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa yaitu bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar akan
lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.
Sedangkan menurut Lattuheru (1988:112), salah satu fungsi alat permainan
84
dalam pendidikan yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik.
Dalam pelaksanaan siklus I ini, hal tersebut belum berjalan dengan baik.
Siswa masih terlihat bingung dan belum menguasai teknik-teknik
permainan kartu angka. Siswa terlihat ramai dan sering bertanya pada guru
atau teman lain. Sebagian siswa terlihat saling berebut kartu angka dengan
teman semeja. Sebagian siswa merasa tidak cocok dengan kartu angka yang
diambilkan oleh teman semejanya.
Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas karena siswa
ternyata belum dapat menulis. Diharapkan guru melakukan bimbingan khusus
terhadap siswa yang belum dapat menulis maupun membaca. Bimbingan ini
bisa dilaksanakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Ada beberapa siswa
yang lambat dalam mengerjakan tugas karena kurang terampil dalam
penjumlahan dan pengurangan. Dalam hal ini guru memberikan bimbingan
khusus dan tugas-tugas tambahan terhadap siswa yang lambat berpikir. Juga
ada siswa yang salah dalam mengerjakan tugas karena belum jelas cara
mengerjakan penjumlahan dan pengurangan. Oleh karena itu guru berulang
kali menjelaskan cara pengerjaannya. Bagi siswa yang dapat mengerjakan
dengan cepat, guru selalu mendorong agar prestasinya lebih meningkat.
Dalam pengamatan siswa dari siklus I ini, keaktifan siswa dalam
pelajaran masih kurang. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru juga masih
rendah. Siswa terlihat tidak antusias dalam mendengarkan penjelasan dari
guru. Siswa terlihat kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran Matematika.
85
Hal ini membuat hasil belajar siswa rendah. Menurut Sugandi, dkk (2004:13),
bila dalam belajar mengajar para siswa penuh perhatian kepada bahan yang
dipelajari, maka hasil belajar akan lebih meningkat sebab dengan perhatian,
ada konsentrasi, pada gilirannya hasil belajar itu akan lebih berhasil.
Menurut Gagne dan Berliner (1984:335), dalam Dimyati dan
Mudjiono (1994:42), perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, dan diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, guru diharapkan untuk bisa
menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran
Matematika. Guru harus bisa memberikan pengertian bahwa pelajaran
Matematika bukanlah pelajaran yang sulit, dan akan sangat berguna bagi
kehidupan sehari-hari bagi siswa. Hal ini akan membuat siswa lebih tertarik
untuk mengikuti pelajaran Matematika.
Dari segi guru, guru belum secara optimal memberikan motivasi serta
dorongan kepada siswa. Sehingga siswa masih terlihat malas dan kurang
bergairah dalam proses pembelajaran. Pemberian motivasi dari guru dalam
proses pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam
belajar. Pelaksanaan siklus I ini, hal tersebut belum berjalan dengn baik.
Menurut Anni, dkk (2004:112), motivasi penting untuk membuat siswa
melakukan aktifitas belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, akan
lebih aktif dalam belajar dan menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam
belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:239), motivasi
86
belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Apabila motivasi belajar kuat, maka mutu hasil belajar akan baik. Dalam
pelaksanaan siklus berikutnya, guru diharapkan untuk lebih sering
memberikan motivasi dan dorongan di sela-sela aktifitas belajar siswa.
Selain itu, suara guru dalam mengajar kurang keras dan kurang jelas.
Sehingga siswa yang duduk di belakang kurang jelas dalam mendengarkan
penjelasan dari guru. Banyak siswa yang ramai sendiri. Sebagian siswa terlihat
mengantuk. Guru dalam menerangkan pelajaran pada siklus selanjutnya
diharapkan untuk bersuara lebih keras dan jelas supaya semua siswa bisa
menangkap penjelasan guru dengan baik.
Selanjutnya
dari
hasil
refleksi
pada
pengamatan
selama
berlangsungnya siklus II mulai tampak ada perubahan sikap siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa mulai paham teknik permainan kartu angka, dan
terlihat antusias mengerjakan tugas. Meskipun masih ada sebagian siswa yang
masih ramai dan sibuk bertanya dengan teman lain, serta masih ada sebagian
siswa yang masih saling berebut kartu angka tetapi jumlahnya lebih sedikit
bila dibandingkan dengan siklus I. Meskipun begitu, perilaku siswa dalam
mengerjakan tugas dengan menggunakan kartu angka dalam pelaksanaan
siklus II ini dirasa masih kurang. Sehingga masih harus diperbaiki di siklus
selanjutnya. Guru harus lebih jelas lagi menerangkan teknik penggunaan
media kartu angka.
87
Siswa mulai bersemangat mengerjakan tugas. Guru sudah mulai baik
dalam memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa untuk lebih aktif dan
giat belajar. Siswa sedikit lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Jumlah
siswa yang berani maju ke depan untuk mengerjakan tugas, jumlahnya lebih
banyak bila dibandingkan siklus I. Meskipun begitu, keaktifan dan perhatian
siswa terhadap pelajaran secara keseluruhan dipandang masih kurang.
sehingga masih perlu diperbaiki. Pemberian motivasi serta dorongan kepada
siswa harus terus ditingkatkan pada siklus berikutnya.
Dalam pelaksanaan siklus II ini jumlah siswa yang tidak mengerjakan
tugas karena ternyata belum bisa membaca dan menulis, mulai bisa
mengerjakan soal. Hal ini berkat bimbingan khusus guru dalam membaca dan
menulis. Meskipun masih lambat dalam mengerjakan soal, siswa yang tadinya
tidak mengerjakan sama sekali, tampak sudah mulai mengerjakan.
Ada beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas. Hal ini
karena kemampuan berpikir setiap siswa terhadap materi pelajaran tidak sama.
Juga adanya beberapa siswa yang masih salah dalam mengerjakan tugas.
Meskipun begitu siswa yang memiliki kesalahan dalam mengerjakan tugasnya
jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus I. Ada
beberapa siswa yang cepat dalam mengerjakan tugas, guru terus memberi
dorongan untuk tetap belajar agar lebih pandai.
Dari segi guru, selama proses pelaksanaan siklus II ini, suara guru
dalam mengajar masih kurang jelas dan keras. Siswa yang duduk di belakang
88
masih kurang jelas dalam mendengarkan penjelasan dari guru. Masih terlihat
sebagian siswa ramai dan terlihat mengantuk di kelas. Hal ini perlu diperbaiki
dalam proses siklus selanjutnya. Guru harus bersuara lebih keras dan jelas,
agar semua siswa bisa mendengarkan penjelasan dari guru. Guru juga harus
lebih keras dalam menegur dan memberikan nasehat kepada siswa yang ramai,
mengantuk, dan tidak memperhatikan pelajaran.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus II ini diperoleh temuan
bahwa sebagian siswa masih kurang tertarik dalam mendengarkan penjelasan
dari guru dan terlihat mengantuk atau ramai sendiri, tetapi terlihat sangat
bersemangat dan antusias dalam mengerjakan soal menggunakan media
permainan kartu angka. Setelah dilakukan diskusi, ditarik kesimpulan bahwa
hal ini dikarenakan gaya mengajar guru yang kurang atraktif, interaktif dan
kurang memberikan humor-humor kecil dalam proses pembelajaran. Sehingga
pada pelaksanaan siklus berikutnya, guru diharuskan mengubah gaya
mengajar agar lebih atraktif, interaktif dan sedikit menambahkan humorhumor kecil dalam pembelajaran. Hal ini supaya terjadi ketertarikan siswa
dalam mengikuti pelajaran dan penjelasan dari guru. Sehingga terjadi
keseimbangan dalam proses menjelaskan pelajaran dan proses mengerjakan
tugas menggunakan media permainan kartu angka.
Pada siklus II ini, persentase ketuntasan belajar individual siswa
terendah mulai meningkat yaitu menjadi 40%, dan tertinggi mencapai 100%,
sedangkan persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan meningkat
89
sampai 82%. Pelaksanaan siklus II ini secara keseluruhan dipandang belum
berhasil. Sehingga perlu diadakan siklus III.
Pada pengamatan selama berlangsungnya siklus III didapatkan bahwa
semua siswa telah mengerjakan tugas, meskipun ada beberapa kesalahan tetapi
kesalahannya lebih sedikit dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus II.
Semua siswa juga telah mengerjakan tes meskipun ada kesalahan juga lebih
sedikit jika dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus II.
Siswa terlihat sangat menguasai teknik permainan kartu angka. Tidak
tampak terlihat siswa yang masih bingung dalam penggunaan media
permainan ini. Semua siswa tampak antusias dan bersemangat mengerjakan
tugas menggunakan media permainan kartu angka. Semua siswa telah
mengerjakan tugas, meskipun ada beberapa kesalahan tetapi kesalahannya
lebih sedikit dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus II. Hampir seluruh
siswa aktif dalam kegiatan belajar, meskipun ada beberapa siswa yang masih
lambat dalam mengerjakan tugas, hal ini wajar karena kemampuan siswa
dalam berfikir berbeda-beda.
Guru dengan sangat baik memberikan nasehat dan motivasi kepada
siswa, sehingga siswa menjadi lebih giat dalam belajar. Suara guru dalam
mengajar sudah cukup keras dan jelas. Siswa yang duduk di belakang dapat
mendengarkan penjelasan guru dengan baik.. Siswa sudah terlihat antusias
mendengarkan penjelasan dari guru, karena guru dalam mengajar lebih
atraktif, interaktif dan menyelingi humor-humor kecil. Penggunaan media
90
permainan kartu angka dalam pelaksanaan siklus III ini dianggap berhasil.
Penggunaan media permainan kartu angka telah mempermudah penyampaian
materi pelajaran. Menurut Sudjana dan Rifai (dalam Arsyad, 2004:24), salah
satu manfaat media pengajaran yaitu dapat menarik perhatian siswa, sehingga
menimbulkan motivasi belajar. Penggunaan media permainan kartu angka
telah dapat membantu menarik perhatian serta minat siswa sehingga
menimbulkan motivasi siswa untuk belajar Matematika.
Pelaksanaan siklus III ini sudah dianggap berhasil karena terjadi
keseimbangan pada siswa. Siswa terlihat antusias mendengarkan penjelasan
guru dan siswa sangat antusias mengerjakan soal menggunakan media
permainan kartu angka. Meningkatnya keaktifan siswa dan meningkatnya
hasil prestasi siswa dapat diartikan bahwa pembelajaran Matematika dalam
penjumlahan dan pengurangan dengan media permainan kartu angka pada
kelas II SD Negeri Girimargo 1 Miri telah berhasil. Namun dalam setiap
pembelajarannya harus tetap didukung oleh kegiatan-kegiatan yang mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas, seperti pemberian apersepsi dan
motivasi serta penguatan pada siswa agar tetap giat belajar.
Pada siklus III ini persentase ketuntasan belajar individual siswa
terendah yaitu mencapai 68%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan
persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan mencapai 83%.
Berdasarkan refleksi tindakan siklus III dan hasil tes ulangan yang
91
menunjukkan bahwa siswa telah tuntas belajar maka tindakan siklus III
dipandang sudah berhasil, dengan demikian hipotesis tindakan dapat tercapai.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang peningkatan kemampuan belajar
siswa dari siklus I sampai III, dan peningkatan persentase ketuntasan belajar
kelas, secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
100%
100%
100%
persentase
80%
100%
68%
60%
40%
40%
terendah
25%
20%
tertinggi
0%
siklus I
siklus II
siklus III
ketuntasan belajar siswa
Grafik 1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I sampai III
siklus I
siklus II
100%
76%
82%
siklus III
83%
persentase
80%
60%
40%
20%
0%
persentase ketuntasan belajar kelas
Grafik 2 Persentase Skor Ketercapaian Siswa Secara Keseluruhan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas di kelas II SD Negeri
Girimargo 1, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Media permainan kartu angka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas II SD Negeri Girimargo 1 dalam pembelajaran Matematika. Hal ini
dapat dilihat dari meningkatnya persentase ketuntasan belajar siswa dari
siklus I sampai siklus III;
2. Penggunaan media permainan kartu angka dapat meningkatkan keaktifan
dan minat belajar dalam pelajaran Matematika pada pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan. Siswa yang selama ini kurang tertarik
terhadap mata pelajaran Matematika, menjadi lebih aktif dan bersemangat
dalam mengikuti pelajaran Matematika;
3. Pengenalan pelajaran Matematika dengan menggunakan media permainan
kartu angka kepada siswa dapat membuat proses pembelajaran lebih
menarik. Matematika tidak lagi dianggap pelajaran yang sulit bagi siswa,
karena anak merasa dalam dunianya yaitu dunia permainan.
93
B. SARAN
Dari pengalaman melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas II
SD Negeri Girimargo 1, Ada beberapa saran yang perlu peneliti sampaikan
sehubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan media dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran dengan
menggunakan media sebaiknya terus dipertahankan;
2. Penggunakan teknik-teknik permainan di dalam proses pembelajaran
Matematika, dapat membuat siswa lebih antusias dan tertarik, sehingga
bisa mengatasi rasa bosan siswa terhadap mata pelajaran Matematika yang
selama ini dianggap pelajaran sulit. Penggunaan teknik-teknik permainan
seperti ini hendaknya tetap dipertahankan, terutama di kelas-kelas rendah;
3. Guru hendaknya terus mengembangkan jenis media dan permainan yang
lain dalam proses pembelajaran Matematika. Dengan mengenalkan siswa
terhadap media dan teknik-teknik permainan dalam proses pembelajaran,
pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK
Universitas Negeri semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, et all. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Permainan Tradisional
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Permuseuman, Priyek Pembinaan Permuseuman.
Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP SD 2006. Jakarta: Dharma Bhakti.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Azwan. 1996. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rinneka Cipta.
Elliot. 1991. Action Research for Educational Change. Bidder Ltd. Great Britain.
Hamalik, Oemar. 1992. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.
Bandung: Jarsito.
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Edisi ke 6 Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Lattuheru, Jhon D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar
Masa Kini. Jakarta: Depdikbud Ditjen P2LPTK.
Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Novianto. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta: Bringin 55.
Purwanto, Ngalim M. 1994. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
95
Purwadarminto. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sadiman, Arief S, dkk. 2002. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soedjadi R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Sudjana, Nana. 1986. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru.
Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK
UNNES.
Sugiyanto, Mayke. 1995. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi, Proyek
Pendidikan Tenaga Guru
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Suyitno, Amin dkk. 1997. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA IKIP Semarang.
Syah, Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil Berhitung Matematika. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia. 1993. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Proyek PGSM.
96
Wicaksono, Ispambudi. 2003. Penelitian Deskriptif Tentang Penguasaan
Matematika Siswa Kelas II Semester II SMU se-Kecamatan Slawi Kabupaten
Tegal Tahun Pelajaran 2002/2003. Skripsi: UPS Tegal.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan
Aplikasi. Bandung: Pakar Raya
Zulkiffi. 1987. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Karya.
97
98
Lampiran 1
Gambar 01 Gedung dan Halaman Sekolah SD Negeri Girimargo 1
99
Lampiran 2
Gambar 02 Proses Pembelajaran Siklus I
Gambar 02.1 Guru menjelaskan pelajaran
Gambar 02.2 Guru mengecek pekerjaan siswa
Gambar 02.3 dan Gambar 02.4 Siswa saling mengambilkan kartu angka
Gambar 02.5 dan 02.6 Siswa mengerjakan tugas menggunakan kartu angkanya
Gambar 02.7 Siswa mengerjakan tugas di depan kelas. Gambar 02.8 Siswa mengerjakan tes
100
Lampiran 3
Gambar 03 Proses Pembelajaran Siklus II
Gambar 03.1 Guru menerangkan pelajaran.
Gambar 03.2 Guru memberikan bimbingan
di sela-sela aktifitas belajar
Gambar 03.3, 03.4, 03.5, 03.6 Siswa mengerjakan tugas menggunakan kartu
angka. Siswa terlihat sibuk dan antusias
Gambar 03.7 Siswa mengerjakan tugas di depan kelas. Gambar 03.8 Siswa mengerjakan tes
101
Lampiran 4
Gambar 04 Proses Pembelajaran Siklus III
Gambar 04.1 dan 04.2 Guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa di
sela-sela aktivitas belajar
Gambar 04.3, 04.4, 04.5 dan 04.6 Siswa mengerjakan tugas menggunakan kartu
angka. Siswa sangat tertarik dan antusias
Gambar 04.7 Siswa mengerjakan tugasnya di papan tulis Gambar 04.8 Siswa mengerjakan tes
102
Lampiran 5
SILABUS
Satuan Pendidikan : SD Girimargo 1
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: II/Gasal
Aspek
: Bilangan
Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Indikator
Alokasi Sumber
Penilaian
Pembelajaran
Waktu Belajar
Teknik Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Tes tulis Tes isian Bilangan sesudah1 x 35’ Buku teks,
1.1 Membandingkan Penjumlahan ƒ Mendiskusikan ƒ Membilang
bilangan sampai 500 dan
cara membilang secara urut
436 adalah.....
benda
pengurangan
bilangan
secara
konkrit sbg
bilangan
urut
alat hitung,
ƒ Mendiskusikan ƒ Menyebutkan Tes tulis Tes isian Bilangan
yang1 x 35’ kartu angka,
lebih besar dari
cara menyebutkan banyak benda
gambar yang
banyak benda
387 dan lebih
relevan,
kecil dari 389
buku
adalah.....
cemerlang
Tes tulis Tes isian Tulislah
ƒ Mendiskusikan ƒ Membilang
hasil2 x 35’ kelas II A
tentang bilangan loncat
membilang loncat
hal. 36 - 40.
loncat
20
dari
300
sampai
dengan
440
ƒ Mendiskusikan ƒ Membaca dan Tes tulis Tes isian Nama
bilangan2 x 35’
dari 447 adalah....
cara membaca dan menulis
103
menulis lambang
bilangan
dalam
kata-kata
dan
angka
ƒ Mengidentifikasi ƒ
kumpulan benda
lebih
banyak,
lebih sedikit, atau
sama
dengan
kumpulan lain
ƒ Mengidentifikasi ƒ
suatu
bilangan
lebih besar,lebih
kecil, atau sama
dengan bilangan
lain
1.2
Mengurutkan
bilangan sampai 500
ƒ Mendiskusikan ƒ
cara
menyusun
bilangan-bilangan
dari terkecil ke
terbesar
atau
sebaliknya
ƒ Mengidentifikasi ƒ
bilangan
genap
lambang
bilangan
dalam
katakata dan angka
Menentukan Tes tulis Tes isian 311....321 (lebih2 x 35’
bahwa
dari atau kurang
kumpulan
dari)
benda
lebih
banyak, lebih
sedikit, atau
sama dengan
kumpulan lain
2 x 35’
Menentukan Tes tulis Tes isian Tanda
suatu bilangan
perbandingan
lebih
yang tepat untuk
499.....449
besar,lebih
adalah....
kecil,
atau
sama dengan
bilangan lain
Menyusun
Tes tulis Tes isian 454, 456, 453,5 x 35’
451, 455, 452
bilanganbilangan dari
Susunan
terkecil
ke
kumpulan
terbesar atau
bilangan di atas
sebaliknya
dari
terbesar
adalah....
Membedakan Tes tulis Tes isian Sebutkan semua
bilangan
ganjil
bilangan
Buku teks,
benda
konkrit sbg
alat hitung,
kartu angka,
gambar yang
relevan,
buku
cemerlang
104
1.3
Menentukan
nilai tempat ratusan,
puluhan, dan satuan
ƒ
1.4
Melakukan
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan sampai 500
ƒ
ƒ
ƒ
dan
dan
ganjil genap
berdasarkan
ganjil
urutan
berdasarkan
urutan
Mendiskusikan ƒ Menentukan
cara menentukan nilai
tempat
nilai tempat suatu suatu bilangan
bilangan sampai sampai ratusan
ratusan
Mendiskusikan ƒ Membaca dan Tes tulis
cara membaca dan menggunakan
menggunakan
simbol +, -,
simbol +, -, dan dan
=dalam
=dalam
pengerjaan
pengerjaan hitung hitung
Mengingat faktaƒ Mengingat
Tes tulis
fakta
dasar
dasar
penjumlahan dan penjumlahan
pengurangan
dan
bilangan
pengurangan
bilangan
Mendiskusikan ƒ Mengubah
Tes tulis
cara
mengubah kalimat atau
kalimat
atau bentuk
bentuk
pengurangan
pengurangan ke ke
bentuk
bentuk
penjumlahan
penjumlahan
antara
440
425
dan
Tes isian Pada
bilangan4 x 35’
325, angka 3
menempati
tempat....
kelas II A
hal. 36 - 40.
Buku teks,
benda
konkrit sbg
alat hitung,
kartu angka,
Tes isian Jika a = 90, b =2 x 35’ gambar yang
relevan,
160, c = 125, nilai
buku
dari a + b + c = ....
cemerlang
kelas II A
hal. 36 - 40.
Tes isian Jika a = 175 dan b2 x 35’
= 200, nilai dari a
+ b =.....
Tes isian Jika m - 314 = 63,2 x 35’
nilai m = .....
105
ƒ Mendiskusikan ƒ
cara menuliskan
bilangan
tiga
angka
dalam
bentuk panjang
ƒ Mendiskusikan ƒ
cara menjumlah
dua
bilangan
dengan
cara
menyimpan dan
tanpa menyimpan
ƒ Mendiskusikan ƒ
cara mengurang
dua
bilangan
dengan
cara
menyimpan dan
tanpa menyimpan
ƒ Mendiskusikan ƒ
cara melakukan
operasi
hitung
campuran
menjumlahkan
dan mengurang
ƒ Mendiskusikan ƒ
cara memecahkan
soal cerita yang
mengandung
Suatu
bilangan2 x 35’
ratusannya
4,
puluhannya 7, dan
satuannya
1.
Bilangan
itu
adalah.....
Tes tulis Tes isian Hasil dari 143 +2 x 35’
Menjumlah
181 + 135 = .....
dua bilangan
dengan cara
menyimpan
dan
tanpa
menyimpan
Tes tulis Tes isian Selisih bilangan2 x 35’
Mengurang
dua bilangan
476
dan
95
dengan cara
adalah......
menyimpan
dan
tanpa
menyimpan
Tes tulis Tes isian Jika a = 145, b =2 x 35’
Melakukan
operasi hitung
150, dan c = 75,
campuran
nilai dari a + b - c
menjumlahkan
=......
dan
mengurang
Memecahkan Tes tulis Tes isian Bu Sinta memiliki2 x 35’
soal
cerita
110
durian.
yang
Kemudian
ia
membeli sebanyak
mengandung
Menuliskan
Tes tulis Tes isian
bilangan tiga
angka dalam
bentuk
panjang
106
penjumlahan dan penjumlahan
pengurangan
dan
pengurangan
100 durian. Bu
Sinta
menjual
durian
tersebut
sebanyak 95 buah.
Berapa
durian
yang dimiliki Bu
Sinta sekarang?
Mengetahui
Kepela SD Negeri Girimargo 1
Girimargo,................. 2008
Guru Mata Pelajaran
Nurul Hadi, S.Pd
NIP. 130650939
Sri Sukayatmi
NIP. 130651149
107
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Bilangan dan Lambangnya
1.2 Penjumlahan dan Pengurangan
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (2 jam pelajaran)
Kelas/Semester
: II / Semester I
STANDAR KOMPETENSI
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
KOMPETENSI DASAR
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
INDIKATOR
1. Membilang bilangan sampai 500
2. Membaca dan menulis bilangan sampai 500
3. Menjumlahkan bilangan sampai 500
4. Mengurangkan bilangan sampai 500
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat membilang bilangan sampai 500
2. Siswa dapat membaca dan menulis bilangan sampai 500
3. Siswa dapat menjumlahkan bilangan sampai 500 tanpa meminjam
4. Siswa dapat mengurangkan bilangan sampai 500 tanpa meminjam
108
II. MATERI PEMBELAJARAN
1. Membaca Lambang Bilangan
Contoh: Bacalah lambang bilangan
a. 101
b. 112
c. 234
d. 200
e. 202
Jawab:
a. Seratus satu
b. Seratus dua belas
c. Dua ratus tiga puluh empat
d. Dua ratus
e. Dua ratus dua
2. Menulis Lambang Bilangan
Contoh: Tulislah lambang bilangan
a. Dua ratus dua belas
b. Seratus enam
c. Dua ratus sembilan puluh tiga
d. Seratus tiga puluh
Jawab:
a. 212
b. 106
109
c. 293
d. 130
3. Penjumlahan Tanpa Menyimpan
Berapakah 121 + 12 = ?
4. Pengurangan Tanpa Meminjam
Berapakah 298 – 45 = ?
III. METODE PEMBELAJARAN
1. Demontrasi
2. Penugasan
3. Tanya jawab
4. Bermain kartu
5. Ceramah
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Berdoa bersama
b. Absensi
c. Apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi pelajaran bilangan dan lambangnya sampai dengan
500
ƒ
Bacalah!
123, 141, 209, 234, 378, 390, 409, 465, 489, 499
110
b. Menjelaskan materi penjumlahan tanpa menyimpan
ƒ
Berapakah 121 + 12 = ?
1 ratusan
1 ratusan
2 puluhan
1 satuan
121
1 puluhan
2 satuan
12
3 puluhan
Jadi 121 + 12 = 133
3 satuan
133
111
Cara penjumlahan bersusun
121
12 +
satuannya dijumlahkan
133
1+2=3
Puluhannya dijumlahkan
2+1=3
Ratusannya = 1
Jadi, 121 + 12 = 133
c. Menjelaskan materi pengurangan tanpa meminjam
Berapakah 298 - 45 =?
2 ratusan
9 puluhan
8 puluhan
298
298 - 45
112
2 ratusan
5 puluhan
3 satuan
253
Jadi, 298 - 45 = 253
Cara menghitung bersusun
298
45 -
kurangkan satuannya
253
jadi, 298 - 45 = 253
8-5=3
kurangkan puluhannya
9-4=5
kurangkan ratusannya
2-0=2
d. Siswa saling bertukar kartu angka dengan teman semeja, yaitu
sejumlah 10 kartu angka
e. Siswa menulis nama bilangan dari kartu yang telah didapatnya
f. Siswa memasang-masangkan dua kartu angka untuk dijumlahkan dan
dikurangkan
g. Siswa mengerjakan penjumlahan bilangan sampai 500.
h. Beberapa anak mengerjakan di depan kelas.
113
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama-sama siswa membuat ringkasan/rangkuman
b. Guru memantapkan materi yang telah disampaikan
c. Guru melaksanakan perbaikan dan pengayaan
d. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu untuk menuliskan
nama lambang bilangan dari kartu angka yang diambilkan oleh teman
satu meja masing-masing, yaitu 10 buah. Kemudian menjumlahkan
dan mengurangkan kartu tersebut sebanyak 5 pasang.
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku Matematika Terampil Berhitung SD kelas II. Karangan Tim Bina
Karya Guru. Penerbit Erlangga
2. Cemerlang kelas II A halaman 36 - 40
3. Kurikulum KTSP kelas II
4. Silabus KTSP kelas II
VI. ALAT BELAJAR
1. Kartu angka 1 - 500
2. Tabel bilangan 1 - 500
VII. PENILAIAN
1. Prosedur Tes: Formatif
2. Jenis Tes: Tertulis
3. Bentuk Penilaian: Tertulis dan Pengamatan
4. Bentuk Tes: Isian
114
5. Instrumen Penilaian:
a. Soal
b. Kunci Jawaban
c. Kritera Penilaian
d. Lembar Pengamatan, Lembar Penilaian
e. Bahan Perbaikan/Pengayaan
a. Soal tes tertulis siklus pertama
I. Tulis nama bilangan di bawah ini!
1. 134 =
2. 222 =
3. 143 =
4. 212 =
5. 97 =
6. 155 =
7. 170 =
8. 102 =
9. 89 =
10. 225 =
II. Tulis lambang bilangan di bawah ini!
1. Seratus empat puluh dua
2. Dua ratus tujuh puluh
3. Seratus sebelas
4. Dua ratus lima
115
5. Seratus sembilan puluh satu
6. Dua ratus sembilan
7. Delapan puluh delapan
8. Enam puluh sembilan
9. Seartus empat puluh satu
10. Sepuluh
b. Kunci Jawaban pertemuan pertama:
I. Tulis nama bilangan di bawah ini!
1. 134
= seratus tiga puluh empat
2. 222
= dua ratus dua puluh dua
3. 143
= seratus empat puluh tiga
4. 212
= dua ratus dua belas
5. 97
= sembilan puluh tujuh
6. 155
= seratus lima puluh lima
7. 170
= seratus tujuh puluh
8. 102
= seratus dua
9. 89
= delapan puluh sembilan
10. 225
= dua ratus dua puluh lima
II. Tulis lambang bilangan di bawah ini!
1. Seratus empat puluh dua
: 142
2. Dua ratus tujuh puluh
: 270
3. Seratus sebelas
: 111
4. Dua ratus lima
: 205
116
5. Seratus sembilan puluh satu : 191
6. Dua ratus sembilan
: 209
7. Delapan puluh delapan
: 88
8. Enam puluh sembilan
: 69
9. Seartus empat puluh satu
: 141
10. Dua ratus sepuluh
: 210
c. Kriteria penilaian
1. Setiapsoal jawaban benar, cara benar, nilai = 10
2. Setiapsoal jawaban salah, cara benar, nilai = 8
3. Setiap soal jawaban salah, cara salah, nilai = 0
d. Lembar penilaian (tes tertulis)
No.
Nama
e. Soal Perbaikan
I. Tulis nama bilangan di bawah ini!
1. 456
:
2. 143
:
3. 200
:
4. 342
:
5. 109
:
Nilai
117
II. Tulis lambang bilangan di bawah ini!
1. Dua ratus tujuh puluh tujuh
:
2. Empat ratus sembila belas
:
3. Seratus lims puluh tiga
:
4. Dua ratus sepuluh
:
5. Delapan puluh satu
:
Mengetahui
Kepala SD Negeri Girimargo 1
Sragen, November 2008
Guru Kelas II
NURUL HADI, S.Pd
NIP. 130650939
SRI SUKAYATMI
NIP. 130651149
118
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Penjumlahan
1.2 Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 20 soal
No
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
1. Melakukan
sampai
500
Nomor
dan Pemahaman 1 - 20
danbilangan sampai menulis lambang
pengurangan
500
Aspek
Soal
Membandingkan Membaca
penjumlahan
bilangan
Indikator
bilangan
dalam
kata-kata
dan
angka
119
Lampiran 8
TES KEMAMPUAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan
Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 20 soal
I. Tulis nama bilangan di bawah ini!
11. 134 : .....................................................................................
12. 222 : .....................................................................................
13. 143 : .....................................................................................
14. 212 : .....................................................................................
15. 97 : ......................................................................................
16. 155 : .....................................................................................
17. 170 : .....................................................................................
18. 102 : .....................................................................................
19. 89 : .......................................................................................
20. 225 : ....................................................................................
II. Tulis lambang bilangan di bawah ini!
21. Seratus empat puluh dua: ....................................................
22. Dua ratus tujuh puluh: .........................................................
23. Seratus sebelas: ...................................................................
24. Dua ratus lima: .....................................................................
25. Seratus sembilan puluh satu: ................................................
26. Dua ratus sembilan: ..............................................................
27. Delapan puluh delapan: ........................................................
28. Enam puluh sembilan: ...........................................................
29. Seratus empat puluh satu: ......................................................
30. Dua ratus sepuluh: .................................................................
120
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN SIKLUS I
I. Tulis nama bilangan di bawah ini!
11. 134
= seratus tiga puluh empat
12. 222 = dua ratus dua puluh dua
13. 143 = seratus empat puluh tiga
14. 212 = dua ratus dua belas
15. 97
= sembilan puluh tujuh
16. 155
= seratus lima puluh lima
17. 170
= seratus tujuh puluh
18. 102
= seratus dua
19. 89
= delapan puluh sembilan
20. 225 = dua ratus dua puluh lima
II. Tulis lambang bilangan di bawah ini!
11. Seratus empat puluh dua
: 142
12. Dua ratus tujuh puluh
: 270
13. Seratus sebelas
: 111
14. Dua ratus lima
: 205
15. Seratus sembilan puluh satu : 191
16. Dua ratus sembilan
: 209
17. Delapan puluh delapan
: 88
18. Enam puluh sembilan
: 69
19. Seratus empat puluh satu
: 141
20. Dua ratus sepuluh
: 210
121
ANALISIS HASIL TES SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok bahasan
: 1.1. Bilangan dan Lambangnya
1.2. Penjumlahan dan Pengurangan
Kelas/Semester
: II/I
Banyak Soal
: 20 Butir
Banyak Peserta Tes : 46 Siswa
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
NAMA SISWA
Edi Hariyanto
Adi Prasetyo W
Aina Safitri
Ananda Aris R M
Andri Wiyanto
Ani Muslimah
Anisa Rizki W
Bagus Yulfan
Cruiff Andika
Diah Tri Lestari
Dede Haryanto
Fadil Afif Nur
Fikri Rizal T M
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
2
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
3
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
4
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
SKOR YANG DIPEROLEH
JUMLAH
%
KETUNTASAN
5 6 7 8 9 10111213 14 15 16171819 20 SKOR KETERCAPAIAN YA TIDAK
9
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
8
40%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
17
85%
9
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
50%
9
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1
6
30%
9
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15
75%
9
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
13
65%
9
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17
85%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
18
90%
9
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0
6
30%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
18
90%
122
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
Ganis Rindang Mahesti
Habib Nurhidayatullah
Hani Susilowati
Khoirul Sarifudin
Lia Saputri
Mahega Sarwijaya
Maya Nur
Meysa Anggraeni
M Kholis Dwi S
M Edo Saputro
Mutiara Hana P
Nur Aisyah
Nursito
Nuryati
Putri Diah
Raisa Arisma
Rohim Ihsanto
Setiaji
Sholeq Bintang P
Silvia Anggi
Surya Tri Efendi
Tina Meliana
Tri Suyatmi
Wahyu Bagas
Wahyu Dwi Saputro
Wahyu Tri Utami
Zulyana
Ahmad Fitroh
Elsha Nur
Novianti
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
19
20
5
10
18
15
20
19
14
19
15
20
11
6
20
19
20
10
12
18
19
18
10
18
11
19
19
14
11
17
95%
100%
25%
50%
90%
75%
100%
95%
70%
95%
75%
100%
55%
30%
100%
95%
100%
50%
60%
90%
95%
90%
50%
90%
55%
95%
95%
70%
55%
85%
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
123
44. Ramadhan
45. Rini Putri Solekah
46. Akbar Miftahul
JUMLAH SKOR
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
% SKOR KETERCAPAIAN
Hasil Siklus I
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
36353625373738283636403336 32 35 3241413536
46464646464646464646464646 46 46 4646464646
78 76 78 54 80 80 82 60 78 78 86 71 78 69 76 69 89 89 76 78
,2 ,8 ,2 ,3 ,4 ,4 ,6 ,8 ,2 ,2 ,9 ,7 ,2 ,5 ,8 ,5 ,1 ,1 ,8 ,2
: Jumlah siswa: 46 anak
Tuntas
: 33 anak
Belum tuntas : 13 anak
Ketuntasan klasikal : 33 x 100% = 71%
46
14
20
14
70%
100%
70%
3510%
76,7%
9
9
9
124
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 penjumlahan
1.2 pengurangan
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (2 jam pelajaran)
Kelas/Semester
: II / Semester I
STANDAR KOMPETENSI
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
KOMPETENSI DASAR
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
INDIKATOR
1. Menjumlahkan bilangan sampai 500
2. Mengurangkan bilangan sampai 500
3. Menjumlahkan dua bilangan dua angka bilangan sampai 500 dengan satu kali
teknik meminjam
4. Mengurangkan dua bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjumlahkan bilangan sampai 500
2. Siswa dapat mengurangjan bilangan sampai 500
125
3. Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan dua angka bilangan sampai 500
dengan satu kali teknik meminjam
4. Siswa dapat mengurangkan dua bilangan bilangan sampai 500 dengan satu
kali teknik meminjam
II. MATERI PEMBELAJARAN
1. Penjumlahan dengan satu kali teknik penyimnan.
Penjumlahan dua bilangan dua angka
Contoh:
a. 23 + 91 =
b. 45 + 36 =
c. 62 + 63 =
d. 20 + 99 =
e. 55 + 54 =
2. Pengurangan dengan satu teknik menyimpan
Contoh:
123
157
178
166
140
15 -
82 -
92 -
27 -
16 –
…..
…..
…..
…..
…..
III. METODE PEMBELAJARAN
1. Demontrasi
2. Penugasan
3. Tanya jawab
4. Bermain kartu
126
5. Ceramah
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Berdoa bersama
b. Absensi
c. Apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi pelajaran tentang penjumlahan dengan satu kali
teknik penyimpanan. Penjumlahan dua bilangan dua angka
Berapakah 42 + 71 = ?
4 puluhan
40
7 puluhan
70
2 satuan
2
42
1 satuan
1
71
42
71 +
.....
11 puluhan
110
3 satuan
3
127
42
71 +
1 ratusan
100
1 puluhan
10
3 satuan
3
113
Jadi, 42 + 71 = 113
Cara penjumlahan bersusun
42
71 +
......
42
jumlahkan satuannya
71 +
2+1=3
113
jumlahkan puluhannya
4 + 7 = 11 nilainya 110
1 ratusan 1 puluhan
hitung ratusannya 1
b. Menjelaskan materi tentang pengurangan dengan satu kali teknik
meminjam.
Berapakah 172 - 48 = ?
128
1 ratusan
100
7 puluhan
70
2 satuan
2
172
1 ratusan
6 puluhan
12 satuan
172
172 - 48
124
1 ratusan
2 puluhan
Jadi, 172 - 48 = 124
4 satuan
129
Cara menghitung bersusun
172
2 dikurangi 8 tidak bisa atau tidak cukup
48 -
ubahlah 172 dari
.....
1 ratusan 7 puluhan 2 satuan menjadi
172
1 ratusan 6 puluhan 12 satuan
48 -
kurangkan satuannya
124
12 - 8 = 4
kurangkan puluhannya
6-4=2
kurangkan ratusannya
1-0=1
Jadi, 172 - 48 = 124
Atau 172
48 124
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama-sama siswa membuat ringkasan/rangkuman
b. Guru memantapkan materi yang telah disampaikan
c. Guru melaksanakan perbaikan dan pengayaan
d. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk menjumlahkan
dan mengurangkan dua bilangan dari kartu angka yang diambilkan
oleh teman satu meja masing-masing, yaitu 20 kartu angka atau
sepuluh pasang.
130
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku Matematika Terampil Berhitung SD kelas II. Karangan Tim Bina
Karya Guru. Penerbit Erlangga
2. Cemerlang kelas II A halaman 36 - 40
3. Kurikulum KTSP kelas II
4. Silabus KTSP kelas II
VI. ALAT BELAJAR
1. Kartu angka 1 - 500
2. Tabel bilangan 1 - 500
VII.
PENILAIAN
1. Prosedur Tes: Formatif
2. Jenis Tes: Tertulis
3. Bentuk Penilaian: Tertulis dan Pengamatan
4. Bentuk Tes: Isian
5. Instrumen Penilaian:
a. Soal
b. Kunci Jawaban
c. Kritera Penilaian
d. Lembar Pengamatan, Lembar Penilaian
e. Bahan Perbaikan/Pengayaan
131
a. Soal tes tertulis siklus kedua
I.
Hitunglah jumlahnya
1. 37
6. 33
59 +
77 +
.....
.....
2. 81
7. 30
72 +
69 +
.....
.....
3. 66
8. 60
66 +
78 +
.....
.....
4. 42
9. 92
87 +
28 +
.....
.....
5. 71
10. 43
90 +
88 +
.....
.....
II. Hitunglah jumlahnya
1. 204
5. 222
71 -
83 -
.....
.....
2. 234
17 .....
3. 129
72 .....
4. 171
66 .....
6. 123
90 .....
7. 239
99 .....
8. 270
48 .....
9. 92
28 .....
10. 244
19 -
132
b. Kunci Jawaban pertemuan kedua
I. Hitunglah jumlanya
6. 33
1. 37
59 +
77 +
96
110
7. 30
2. 81
69 +
72 +
153
99
3. 66
8. 60
78 +
66 +
130
132
9. 92
4. 42
28 +
87 +
120
129
10. 43
5. 71
88 +
90 +
131
161
II. Hitunglah jumlahnya!
1. 204
71 133
2. 234
17 -
5. 222
6. 123
83 -
90 -
19 -
139
33
225
7. 239
99 -
217
140
3. 129
8. 270
72 57
4. 171
66 105
10. 244
48 222
9. 92
28 64
133
c. Kriteria penilaian
1. Setiap soal jawaban benar, cara benar, nilai = 10
2. Setiapsoal jawaban salah, cara benar, nilai = 8
3. Setiap soal jawaban salah, cara salah, nilai = 0
d. Lembar penilaian (tes tertulis)
No.
Nama
e. Soal Perbaikan
I.
Hitunglah jumlahnya!
1. 12
77 +
2. 30
57 +
3. 60
48 +
4. 98
28 +
5. 34
88 +
Nilai
134
II. Hitunglah jumlahnya!
1. 96
77 -
2. 190
57 -
3. 260
48 -
4. 498
28 -
5. 494
86-
Mengetahui
Kepala SD Negeri Girimargo 1
Sragen, November 2008
Guru Kelas II
NURUL HADI, S.Pd
NIP. 130650939
SRI SUKAYATMI
NIP. 130651149
135
Lampiran 12
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Penjumlahan
1.2 Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 20 soal
No
1.
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Melakukan
Melakukan
Indikator
Nomor
Soal
ƒ Menjumlahkan
penjumlahan penjumlahan
bilangan
dan
500
dan
Aspek
sampai
dengan
pengurangan pengurangan
kali
bilangan
bilangan
menyimpan
sampai 500
sampai 500
ƒ Pemahaman 1 - 10
satu
teknik
ƒ Mengurangkan
bilangan
500
sampai ƒ Pemahaman 10 - 20
dengan
kali
menyimpan.
satu
teknik
136
Lampiran 13
TES KEMAMPUAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan
Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 20 soal
I. Hitunglah Jumlahnya!
1. 37
59 +
.....
2. 81
72 +
.....
3. 66
66 +
.....
4. 42
87 +
.....
5. 71
90 +
.....
11. 33
77 +
.....
12. 30
69 +
.....
13. 60
78 +
.....
14. 92
28 +
.....
15. 43
88 +
.....
137
II. Hitunglah Jumlahnya!
1. 204
71 .....
2. 234
17 .....
3. 129
72 .....
4. 171
66 .....
5. 222
83 .....
10. 123
90 .....
11. 239
99 .....
12. 270
48 .....
13. 92
28 .....
14. 244
19.....
SELAMAT MENGERJAKAN
138
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN SIKLUS II
I. Hitunglah jumlanya
1.
2.
37
59 +
77 +
96
110
81
72 +
3.
69 +
99
66
8. 60
132
42
87 +
129
5.
7. 30
153
66 +
4.
6. 33
71
90 +
161
78 +
130
9. 92
28 +
120
10. 43
88 +
131
139
II. Hitunglah jumlahnya!
1. 204
71 133
2. 234
17 -
6. 123
90 33
7. 239
99 -
217
140
3. 129
8. 270
72 -
48 -
57
222
4. 171
66 105
5. 222
83 139
9. 92
28 64
10. 244
19 225
140
ANALISIS HASIL TES SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok bahasan
: Penjumlahan dan Pengurangan
Kelas/Semester
: II/I
Banyak Soal
: 20 Butir
Banyak Peserta Tes : 46 Siswa
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
NAMA SISWA
Edi Hariyanto
Adi Prasetyo W
Aina Safitri
Ananda Aris R M
Andri Wiyanto
Ani Muslimah
Anisa Rizki W
Bagus Yulfan
Cruiff Andika
Diah Tri Lestari
Dede Haryanto
Fadil Afif Nur
Fikri Rizal T M
Ganis Rindang Mahesti
Habib Nurhidayatullah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
2
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
SKOR YANG DIPEROLEH
JUMLAH
%
KETUNTASAN
5 6 7 8 9 10111213 14 15 16171819 20 SKOR KETERCAPAIAN YA TIDAK
9
0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1
10
50%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
9
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
14
70%
9
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
11
55%
9
0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0
12
60%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
9
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17
85%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
18
90%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
18
90%
9
1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
11
55%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
19
95%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20
100%
141
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
Hani Susilowati
Khoirul Sarifudin
Lia Saputri
Mahega Sarwijaya
Maya Nur
Meysa Anggraeni
M Kholis Dwi S
M Edo Saputro
Mutiara Hana P
Nur Aisyah
Nursito
Nuryati
Putri Diah
Raisa Arisma
Rohim Ihsanto
Setiaji
Sholeq Bintang P
Silvia Anggi
Surya Tri Efendi
Tina Meliana
Tri Suyatmi
Wahyu Bagas
Wahyu Dwi Saputro
Wahyu Tri Utami
Zulyana
Ahmad Fitroh
Elsha Nur
Novianti
Ramadhan
Rini Putri Solekah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
17
18
13
17
20
15
15
18
15
20
15
10
20
17
20
8
10
20
20
15
8
17
17
16
19
20
16
15
15
20
85%
90%
65%
85%
100%
75%
75%
90%
75%
100%
75%
50%
100%
85%
100%
40%
50%
100%
100%
75%
40%
85%
85%
80%
95%
100%
80%
75%
75%
100%
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
142
46. Akbar Miftahul
JUMLAH SKOR
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
% SKOR KETERCAPAIAN
Hasil Siklus II
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
45383440373844383840344139 39 34 3842323233
46464646464646464646464646 46 46 4646464646
97 82 73 86 80 82 95 82 82 86 73 89 84 84 73 82 91 69 69 71
,8 ,6 ,9 ,9 ,4 ,6 ,6 ,6 ,6 ,9 ,9 ,1 ,7 ,6 ,9 ,6 ,3 ,5 ,5 ,7
: Jumlah siswa: 46 anak
Tuntas
: 38 anak
Belum tuntas : 8 anak
Ketuntasan klasikal : 38 x 100% = 82%
46
16
80%
3760%
82,1%
9
143
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Penjumlahan
1.2 Pengurangan
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (2 jam pelajaran)
Kelas/Semester
: II / Semester I
STANDAR KOMPETENSI
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
KOMPETENSI DASAR
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
INDIKATOR
1. Menjumlahkan bilangan sampai 500
2. Mengurangkan bilangan sampai 500
3. Menjumlahkan dua bilangan tiga angka bilangan sampai 500 dengan satu kali
teknik meminjam
4. Mengurangkan dua bilangan tiga angka bilangan sampai 500 dengan satu kali
teknik meminjam
5. Menyelesaikan soal cerita sederhana
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjumlahkan bilangan sampai 500
144
2. Siswa dapat mengurangjan bilangan sampai 500
3. Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan dua angka bilangan sampai 500
dengan satu kali teknik meminjam
4. Siswa dapat mengurangkan dua bilangan dua angka bilangan sampai 500
dengan satu kali teknik meminjam
5. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita sederhana
II. MATERI PEMBELAJARAN
1. Penjumlahan dengan satu kali teknik penyimnan.
Penjumlahan dua bilangan tiga angka
Contoh:
a. 123 + 118 =
b. 145 + 136 =
c. 162 + 109 =
d. 121 +119 =
e. 155 + 115 =
2. Pengurangan dengan satu kali meminjam
Pengurangan dua bilangan tiga angka
Contoh:
a. 255 - 116 =
b. 241 - 124 =
c. 157 - 119 =
d. 234 - 127 =
e. 256 - 208 =
145
III. METODE PEMBELAJARAN
1. Demontrasi
2. Penugasan
3. Tanya jawab
4. Bermain kartu
5. Ceramah
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
a. Berdoa bersama
b. Absensi
c. Apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi pelajaran tentang penjumlahan dengan satu kali
teknik penyimpanan.
Penjumlahan dua bilangan dua angka
Berapakah 125 + 147 = ?
1 ratusan
2 puluhan
5 satuan
125
1 ratusan
4 puluhan
7 satuan
147
146
2 ratusan
6 puluhan
12 satuan
272
2 ratusan
7 puluhan
2 satuan
272
Jadi, 125 + 147 = 272
Cara penjumlahan bersusun
125
147 +
.......
jumlahkan satuannya
5 + 7 = 12 = 1 puluhan, 2 satuan
1
125
147 +
272
jumlahkan puluhannya
1+2+4=7
jumlahkan ratusannya
1+1=2
b. Menjelaskan materi pelajaran tentang pengurangan dengan satu kali
teknik meminjam.
Pengurangan dua bilangan tiga angka.
Berapakah 263 - 127 = ?
147
2 ratusan
6 puluhan
2 ratusan
5 puluhan
13 satuan
2 ratusan
5 puluhan
13 satuan
1 ratusan
3 puluhan
6 satuan
Jadi 263 - 127 = 136
3 satuan
263
263
263 - 127
136
148
Cara menghitung bersusun
263
3 dikurangi 7 tidak bisa atau tidak cukup
127 -
ubahlah 263 dari
......
2 ratusan 6 puluhan 3 satuan menjadi
2 ratusan 5 puluhan 13 satuan
263
kurangkan satuannya
127 -
13 - 7 = 6
136
kurangkan puluhannya
5-2=3
kurangkan ratusannya
2-1=1
Jadi, 263 - 127 = 136
Atau 263
127 136
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama-sama siswa membuat ringkasan/rangkuman
b. Guru memantapkan materi yang telah disampaikan
c. Guru melaksanakan perbaikan dan pengayaan
d. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk menjumlahkan
dan mengurangkan dua bilangan dari kartu angka yang diambilkan
oleh teman satu meja masing-masing, yaitu 20 kartu angka atau
sepuluh pasang.
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku Matematika Terampil Berhitung SD kelas II. Karangan Tim Bina
Karya Guru. Penerbit Erlangga
149
2. Cemerlang kelas II A halaman 36 - 40
3. Kurikulum KTSP kelas II
4. Silabus KTSP kelas II
VI. ALAT BELAJAR
1. Kartu angka 1 - 500
2. Tabel bilangan 1 - 500
VII.
PENILAIAN
1. Prosedur Tes: Formatif
2. Jenis Tes: Tertulis
3. Bentuk Penilaian: Tertulis dan Pengamatan
4. Bentuk Tes: Isian
5. Instrumen Penilaian:
a. Soal
b. Kunci Jawaban
c. Kritera Penilaian
d. Lembar Pengamatan, Lembar Penilaian
e. Bahan Perbaikan/Pengayaan
150
a. Soal tes tertulis siklus ketiga
I. Hitunglah Jumlahnya!
1. 137
6. 135
107 +
145 +
.....
.....
2. 101
7. 122
109 +
168 +
.....
.....
3. 156
8. 123
116 +
167 +
.....
.....
4. 130
9. 102
177 +
128 +
.....
.....
5. 176
10. 154
105+
117 +
.....
.....
II. Hitunglah Jumlahnya!
1. 204
5. 222
6. 292
171 -
103 -
128 -
.....
.......
.....
2. 282
127 .....
3. 230
109 .....
4. 229
183.....
8. 123
7. 244
114 -
219-
.....
.....
9. 239
199 .....
10. 270
148 .....
151
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Budi mempunyai kelereng 150 butir, lalu diberikan kepada adiknya 70
butir. Berapakah sisanya?
Jawab:
.................................................................................................................
2. Jojo memetik mangga 82 buah.
Ayah Jojo memetik mangga 109 buah.
Berapa buah banyaknya mangga yang dipetik?
Jawab:
.................................................................................................................
3. Sita mempunyai telur ayam 287 butir, lalu yang 119 butir diberikan
kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang?
Jawab:
.................................................................................................................
4. Andi mempunyai ikan lele 145 ekor.
Dedi mempunyai ikan lele 128 ekor.
Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua?
Jawab:
.................................................................................................................
5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 115 ekor. Berapakah
jumlah ayam Bu Wati sekarang?
Jawab: .....................................................................................................
152
b. Kunci Jawaban siklus ketiga
I. Hitunglah Jumlahnya!
1. 137
6. 135
107 +
145 +
244
280
2. 101
7. 122
109 +
168 +
210
290
3. 156
8. 123
116 +
167 +
272
290
4. 130
9. 102
177 +
128 +
207
230
5. 176
10. 154
105+
117 +
281
271
II. Hitunglah Jumlahnya!
1. 204
5. 222
9. 292
171 -
103 -
128 -
33
119
164
2. 282
6. 123
10. 244
127 -
114 -
219-
155
9
35
3. 230
7. 239
109 -
199 -
121
40
4. 229
8. 270
183-
148 -
46
122
153
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Budi mempunyai kelereng 150 butir, lalu diberikan kepada adiknya
70 butir. Berapakah sisanya?
Jawab:
150
-
70
=
80
2. Jojo memetik mangga 82 buah.
Ayah Jojo memetik mangga 109 buah.
Berapa buah banyaknya mangga yang dipetik?
Jawab:
82
+
109
=
191
3. Sita mempunyai telur ayam 287 butir, lalu yang 119 butir diberikan
kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang?
Jawab:
287
-
119
=
168
4. Andi mempunyai ikan lele 145 ekor.
Dedi mempunyai ikan lele 128 ekor.
Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua?
Jawab:
145
+
128
=
273
5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 115 ekor.
Berapakah jumlah ayam Bu Wati sekarang?
Jawab:
290
-
115
=
175
154
c. Kriteria penilaian
1. Setiap soal jawaban benar, cara benar, nilai = 10
2. Setiapsoal jawaban salah, cara benar, nilai = 8
3. Setiap soal jawaban salah, cara salah, nilai = 0
d. Lembar penilaian (tes tertulis)
No.
Nama
e. Soal Perbaikan
I. Hitunglah Jumlahnya!
1. 137
117 +
.....
2. 101
119 +
.....
3. 156
105 +
.....
4. 131
177 +
.....
5. 176
115+
.....
Nilai
155
II. Hitunglah Jumlahnya!
1. 202
171 .....
2. 282
123 .....
3. 230
102 .....
4. 222
184.....
5. 332
127 .......
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Joko mempunyai kelinci 240 ekor, lalu dijual 170 ekor. Berapakah ekor
sisa kelinci Joko?
Jawab:
.................................................................................................................
2. Dian mempunyai manggis 50 buah.
Ayah Dian mempunyai manggis 235 buah.
Berapakah jumlah buah manggis mereka berdua?
Jawab:
.................................................................................................................
156
3. Sita mempunyai telur ayam 200 butir, lalu yang 165 butir diberikan
kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang?
Jawab:
.................................................................................................................
4. Andi mempunyai ikan lele 152 ekor.
Dedi mempunyai ikan lele 129 ekor.
Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua?
Jawab:
.................................................................................................................
5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 111 ekor. Berapakah
jumlah ayam Bu Wati sekarang?
Jawab: .....................................................................................................
Mengetahui
Kepala SD Negeri Girimargo 1
Sragen, November 2008
Guru Kelas II
NURUL HADI, S.Pd
NIP. 130650939
SRI SUKAYATMI
NIP. 130651149
157
Lampiran 17
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS III
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Penjumlahan
1.2 Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 25 soal
No
1.
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Melakukan
Indikator
Aspek
Nomor
Soal
Melakukan ƒ Menjumlahkan bilanganƒ Pemahaman 1 - 10
penjumlahan penjumlahan
sampai
dan
dengan satu kali teknik
dan
pengurangan pengurangan
bilangan
bilangan
sampai 500
sampai 500
dengan
500
penyimpanan
ƒ Mengurangkan bilanganƒ Pemahaman 10 - 20
sampai
dengan
500
dengan satu kali teknik
meminjam
ƒ Menyelesaikan
soal
cerita yang mengandungƒ Penerapan 21 - 25
penjumlahan
pengurangan
dan
158
Lampiran 18
TES KEMAMPUAN SIKLUS III
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan
Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 25 soal
I. Hitunglah Jumlahnya!
1. 137
107 +
.....
2. 101
109 +
.....
3. 156
116 +
.....
4. 130
177 +
.....
5. 176
105+
.....
6. 135
145 +
.....
7. 122
168 +
.....
8. 123
167 +
.....
9. 102
128 +
.....
10. 154
117 +
.....
159
II. Hitunglah Jumlahnya!
1. 204
171 .....
2. 282
127 .....
3. 230
109 .....
4. 229
183.....
5. 222
103 .....
6. 123
114 .....
7. 239
199 .....
8. 270
148 .....
9. 292
128 .....
10. 244
219.....
160
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Budi mempunyai kelereng 150 butir, lalu diberikan kepada adiknya 70
butir. Berapakah sisanya?
Jawab:.........................................................................................................
2. Jojo memetik mangga 82 buah.
Ayah Jojo memetik mangga 109 buah.
Berapa buah banyaknya mangga yang dipetik?
Jawab:.........................................................................................................
3. Sita mempunyai telur ayam 287 butir, lalu yang 119 butir diberikan
kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang?
Jawab:.........................................................................................................
4. Andi mempunyai ikan lele 145 ekor.
Dedi mempunyai ikan lele 128 ekor.
Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua?
Jawab:.........................................................................................................
5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 115 ekor. Berapakah
jumlah ayam Bu Wati sekarang?
Jawab:.........................................................................................................
SELAMAT MENGERJAKAN
161
Lampiran 19
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN SIKLUS III
I. Hitunglah Jumlahnya!
1. 137
6. 135
107 +
145 +
244
280
2. 101
7. 122
109 +
168 +
210
290
3. 156
8. 123
116 +
167 +
272
290
4. 130
9. 102
177 +
128 +
207
230
5. 176
10. 154
105+
117 +
281
271
162
II. Hitunglah Jumlahnya!
1. 204
6. 123
171 -
114 -
33
9
2. 282
7. 239
127 -
199 -
155
40
3. 230
8. 270
109 -
148 -
121
122
4. 229
9. 292
183-
128 -
46
164
5. 222
10. 244
103 -
219-
119
35
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Budi mempunyai kelereng 150 butir, lalu diberikan kepada adiknya 70
butir. Berapakah sisanya?
Jawab:
150
-
70
=
80
2. Jojo memetik mangga 82 buah.
Ayah Jojo memetik mangga 109 buah.
Berapa buah banyaknya mangga yang dipetik?
163
Jawab:
82
+
109
=
191
3. Sita mempunyai telur ayam 287 butir, lalu yang 119 butir diberikan
kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang?
Jawab:
287
-
119
=
168
4. Andi mempunyai ikan lele 145 ekor.
Dedi mempunyai ikan lele 128 ekor.
Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua?
Jawab:
145
+
128
=
273
5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 115 ekor. Berapakah
jumlah ayam Bu Wati sekarang?
Jawab:
290
-
115
=
175
164
ANALISIS HASIL TES SIKLUS III
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok bahasan
: Penjumlahan dan Pengurangan
Kelas/Semester
: II/I
Banyak Soal
: 25 Butir
Banyak Peserta tes : 46 Siswa
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
NAMA SISWA
Edi Hariyanto
Adi Prasetyo W
Aina Safitri
Ananda Aris R M
Andri Wiyanto
Ani Muslimah
Anisa Rizki W
Bagus Yulfan
Cruiff Andika
Diah Tri Lestari
Dede Haryanto
Fadil Afif Nur
Fikri Rizal T M
Ganis Rindang Mahesti
SKOR YANG DIPEROLEH
JML
%
KETUNTASAN
YA TIDAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314 15 16 171819202122232425 SKOR KETER
CAPAIAN
9
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17
68%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22
88%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 20
80%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 17
68%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 18
72%
9
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 19
76%
9
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 20
80%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
88%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
100%
9
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
76%
9
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 17
68%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
100%
9
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18
72%
9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
100%
165
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
Habib Nurhidayatullah
Hani Susilowati
Khoirul Sarifudin
Lia Saputri
Mahega Sarwijaya
Maya Nur
Meysa Anggraeni
M Kholis Dwi S
M Edo Saputro
Mutiara Hana P
Nur Aisyah
Nursito
Nuryati
Putri Diah
Raisa Arisma
Rohim Ihsanto
Setiaji
Sholeq Bintang P
Silvia Anggi
Surya Tri Efendi
Tina Meliana
Tri Suyatmi
Wahyu Bagas
Wahyu Dwi Saputro
Wahyu Tri Utami
Zulyana
Ahmad Fitroh
Elsha Nur
Novianti
Ramadhan
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
25
19
19
20
18
25
25
18
20
19
22
17
21
22
20
25
17
23
24
25
22
20
19
18
22
24
19
17
21
23
100%
76%
76%
80%
72%
100%
100%
72%
80%
76%
88%
68%
84%
88%
80%
100%
68%
92%
96%
100%
88%
80%
76%
72%
88%
96%
76%
68%
84%
92%
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
166
45. Rini Putri Solekah
46. Akbar Miftahul
JUMLAH SKOR
JUMLAH SKOR MAKSIMAL
% SKOR KETERCAPAIAN
Hasil Siklus III
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 20
4242403942454244394138384240 40 32 363744433729283227
4646464646464646464646464646 46 46 464646464646464646
91 91 86 84 91 97 91 95 84 89 82 82 91 86 86 69 78 80 95 93 80 63 60 69 58
,3 ,3 ,9 ,7 ,3 ,8 ,3 ,6 ,7 ,1 ,6 ,6 ,3 ,9 ,9 ,5 ,2 ,4 ,6 ,4 ,4 ,4 ,8 ,5 ,6
: Jumlah siswa: 46 anak
Tuntas
: 46 anak
Belum tuntas : - anak
Ketuntasan klasikal : 46 x 100% = 100%
46
100%
80%
3832%
83,4%
9
9
167
Lampiran 21
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan dan Pengurangan
Kelas/Semester
: II/I
No
1.
2.
3.
Variabel
Guru
Siswa
Media
Sub Variabel
Siklus
1. Kesungguhan dalam mengajar
I, II, III
2. Suara guru
I, II, III
3. Pemberian motivasi kepada siswa
I, III, III
4. Perhatian kepada siswa
I, III, III
1. Keaktifan Siswa
I, III, III
2. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
I, III, III
3. Semangat siswa
I, III, III
4. Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas
I, III, III
1. Kesesuaian dengan materi
I, III, III
2. Mempermudah penyampaian materi
I, III, III
3. Membantu
meningkatkan
dalam belajar.
minat
siswa
I, III, III
168
LEMBAR OBSERVASI PENGAMAT I
Nama Pengamat
Jabatan
Mata Pelajaran
Pokok Bahasan
Kelas/Semester
Hari/Tanggal
: I Made Kusumawinata
: Pengamat I
: Matematika
: Penjumlahan dan Pengurangan
: II/I
: November 2008
Petunjuk pengisian:
¾ Berilah tanda check list (9) atau strip (-) pada kolom yang tersedia
¾ Tanda check list (9), diberikan apabila aspek yang diamati sudah mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik,
sedangkan tanda strip (-), diberikan apabila aspek yang diamati belum mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
1.
GURU
SISWA
MEDIA
KesungguhanSuara Pemberian Perhatian Keaktifan Perhatian siswaSemangat Perilaku
Kesesuaian Mempermudah Membantu
SIKLUS dalam
siswa
motivasi kepada siswa
terhadap
siswa dalamdengan
penyampaian meningkatkan
mengajar
penjelasan guru
mengerjakan materi
materi
minat siswa
siswa
tugas
dalam belajar
9
9
9
9
9
SIKLUS I
-
2.
SIKLUS II
9
-
9
9
9
9
9
-
9
9
9
3.
SIKLUS III
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
NO
Sragen, November 2008
Pengamat
(I Made Kusumawinata)
169
LEMBAR OBSERVASI PENGAMAT II
Nama Pengamat
Jabatan
Mata Pelajaran
Pokok Bahasan
Kelas/Semester
Hari/Tanggal
: Siti Rusmani Nurhayati, S. Pd
: Pengamat II
: Matematika
: Penjumlahan dan Pengurangan
: II/I
: November 2008
Petunjuk pengisian:
¾ Berilah tanda check list (9) atau strip (-) pada kolom yang tersedia
¾ Tanda check list (9), diberikan apabila aspek yang diamati sudah mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik,
sedangkan tanda strip (-), diberikan apabila aspek yang diamati belum mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
GURU
SISWA
MEDIA
KesungguhanSuara Pemberian Perhatian Keaktifan Perhatian siswaSemangat Perilaku
Kesesuaian Mempermudah
NO SIKLUS
motivasi kepada siswa
terhadap
siswa
siswa dalamdengan
penyampaian
siswa
penjelasan guru
mengerjakan materi
materi
tugas
9
9
9
9
1.
SIKLUS I
-
Membantu
meningkatkan
minat siswa
dalam belajar
9
2.
SIKLUS II
9
9
9
9
9
-
9
-
9
9
9
3.
SIKLUS III
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
Sragen, November 2008
Pengamat
(Siti Rusmani Nurhayati, S. Pd)
Download