1 pengembangan lembar kerja siswa untuk

advertisement
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL
PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI
TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG
Supiatun, Sri Mulyati, Erry Hidayanto
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK : Penelitian bertujuan menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa
materi trigonometri untuk model pembelajaran grup investigasi yang valid,
praktis, dan efektif. Pengembangan lembar kerja siswa ini merujuk pada
prosedur pengembangan yang meliputi (1) analisis situasi awal; (2)
merancang lembar kerja siswa; (3) menyusun lembar kerja siswa; (4)
validasi lembar kerja siswa, kemudian dilanjutkan dengan uji coba pada
enam siswa MA Muhammadiyah I Malang. Dari hasil validasi diperoleh
bahwa persentase skor masing-masing butir penilaian pada lembar validasi
lebih dari 70 %, dengan demikian LKS dinyatakan valid. Dari hasil uji coba,
dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa yang dikembangkan praktis
dan efektif. Kepraktisan lembar kerja siswa dilihat dari penilaian angket
siswa dengan rata-rata persentase masing-masing LKS lebih dari 70%.
Keefektifannnya dapat dilihat dari hasil evaluasi akhir siswa. Nilai yang
diperoleh keenam siswa dalam mengerjakan evaluasi akhir telah memenuhi
KKM yang telah ditentukan yaitu 75.
Kata kunci : lembar kegiatan siswa, grup investigasi, trigonometri
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
dalam kehidupan. Pembelajaran matematika akan melatih kemampuan kritis,
logis, analitis, dan sistematis. Matematika merupakan ilmu dasar yang sering
digunakan dalam mempelajari fisika, kimia, ekonomi, komputasi dan lainnya.
Oleh karena itu, matematika dipelajari sejak sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada saat PPL di SMA
Negeri 4 Malang pada tahun 2011/2012, banyak siswa yang mengutarakan bahwa
matematika itu sangat sulit dan banyak dipenuhi dengan rumus-rumus tanpa
mengetahui asal rumus tersebut. Hal ini menyebabkan siswa cenderung menghafal
dan mudah lupa sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
yang berhubungan dengan rumus tersebut. Keadaan ini mengakibatkan banyak
siswa menjadi malas untuk mempelajari matematika.
Materi operasi pada trigonometri merupakan materi matematika yang
dipelajari pada SMA kelas XI IPA. Materi ini merupakan materi lanjutan dari
materi trigonometri kelas X. Materi trigonometri pada kelas XI banyak dipenuhi
dengan rumus untuk mencari sinus, kosinus, dan tangen dari jumlah atau selisih
dua sudut. Untuk mempelajari materi ini, banyak siswa menghafalkan rumusrumusnya tanpa mengetahui asalnya. Akibatnya, siswa mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi tersebut jika lupa
rumusnya.
Lembar kerja siswa merupakan salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar. Lembar kerja siswa akan
membentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat
1
meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Dengan
menggunakan LKS dalam pembelajaran akan membuka kesempatan seluasluasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru
bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar
(Yasin, 2011).
Model pembelajaran juga mempengaruhi dalam kegiatan pembelajaran.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih model pembelajaran adalah model
yang digunakan harus dapat memaksimalkan aktifitas dan kreativitas siswa. Selain
itu siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan siswa lain dan mampu
mengungkapkan pendapatnya. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang
mengarahkan siswa sehingga siswa yang dituntut terlibat secara aktif.
Pembelajaran kooperatif tipe grup investigasi adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok
kecil secara heterogen dari perbedaan kemampuan, gender, etnis, dan agama
untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Model pembelajaran investigasi
kelompok mengambil model yang berlaku dalam masyarakat, terutama mengenai
cara anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui kesepakatan
(Winataputra, 2001:34).
Putra (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa selama
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada siswa kelas VIII SMP
Negeri II Batu pada materi kubus dan balok dapat meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas siswa. Berdasarkan pengamatan tingkah laku siswa yang diamati oleh
Nur (2009) dengan menggunakan lembar pengamatan dapat diketahui bahwa
penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan investigasi dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Jadi pembelajaran
matematika menggunakan grup investigasi dapat meningkatkan berpikir kreatif
siswa.
Lembar kerja siswa dengan pendekatan model grup investigasi dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi trigonometri. Lembar kerja yang
membuat siswa dapat menemukan sendiri rumus operasi trigonometri, masih
belum ada. Kebanyakan lembar kerja yang dimiliki siswa hanya berisi rumus dan
bukti operasi trigonometri tanpa mengasah kemampuan siswa terlebih dahulu
dalam menemukan rumus tersebut.
Adapun tujuan pengembangan LKS ini adalah untuk mengembangkan
LKS materi trigonometri untuk siswa SMA kelas XI IPA, untuk model
pembelajaran grup investigasi yang valid, praktis, dan efektif. Kriteria kevalidan
LKS dilihat dari hasil validasi. Kriteria kepraktisan LKS dilihat dari hasil
penilaian angket siswa. Sedangkan kriteria keefektifan LKS dilihat dari hasil
evaluasi akhir siswa.
METODE
Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan LKS ini
adalah model pengembangan menurut Mbulu dan Suhartono (2004: 89-90).
Langkah-langkah dalam pengembangan lembar kerja siswa ini ada empat tahap
yaitu (1) tahap analisis situasi awal, (2) tahap pengembangan rancangan lembar
kerja siswa, (3) tahap penyusunan produk awal lembar kerja siswa, dan (4) tahap
penilaian lembar kerja siswa.
2
Validasi LKS dilakukan untuk menentukan kevalidan LKS berdasarkan
kriteria-kriteria validitas yang telah ditetapkan. Validasi dilakukan oleh satu orang
dosen matematika dan dua orang guru matematika SMA. Instrumen yang
digunakan dalam validasi yaitu lembar validasi. Data kuantitatif dari hasil validasi
dianalisis menggunakan analasis statistik deskriptif yaitu menggunakkan teknik
persentase rata-rata. Analisis data dilakukan berdasarkan rumus yang diadaptasi
dari Hobri (2010: 52) yaitu sebagai berikut:
∑
=
× 100%
.
Keterangan:
: persentase penilaian
∑
: jumlah skor penilaian validator
: banyaknya validator
: skor penilaian tertinggi
Apabila data hasil validasi menunjukkan persentase lebih dari atau sama
dengan 70%, maka LKS dapat diujicobakan pada siswa. Namun, apabila kurang
dari 70% maka lembar kerja siswa direvisi dengan memperhatikan kritik dan
saran yang diberikan oleh validator.
Adapun uji coba LKS dilakukan melalui uji coba kelompok kecil
terhadap enam siswa kelas XI IPA di MA Muhammadiyah I Malang. Uji coba
LKS dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan dan keefektifan LKS dalam
pembelajaran. Adapun hasil angket siswa digunakan untuk mengetahui
kepraktisan LKS. Sedangkan hasil evaluasi akhir digunakan untuk mengetahui
kefektifan LKS dalam pembelajaran.
Menurut Hobri (2010:27), LKS dinyatakan praktis jika LKS
mendapatkan respon positif dari siswa yang dilihat dari persentase skor angket.
Analisis data pada angket dilakukan berdasarkan rumus yang diadaptasi dari
Hobri (2010:52) yaitu sebagai berikut:
=
∑
× 100%
.
Keterangan:
: persentase penilaian
∑
: jumlah skor penilaian dari siswa
: banyaknya subjek uji coba
: skor penilaian tertinggi
Apabila data hasil pengisian angket menunjukkan persentase lebih dari
atau sama dengan 70%, maka respon siswa terhadap LKS dinyatakan positif
sehingga LKS memenuhi kriteria praktis. Apabila persentase kurang dari 70%,
maka respon siswa dinyatakan negatif sehingga lembar kerja siswa perlu direvisi
dengan memperhatikan komentar dari subjek uji coba.
Selain data pengisian angket, juga terdapat data yang berupa nilai dari
evaluasi akhir siswa. Nilai ini digunakan untuk menentukan efektif atau tidak
suatu LKS. Menurut Hobri (2010:27) keefektifan suatu LKS dapat dilihat dari
ketuntasan hasil belajar siswa. Siswa dapat dinyatakan tuntas jika nilai evaluasi
akhirnya lebih atau sama dengan nilai KKM yaitu 75. Apabila hasil evaluasi siswa
lebih dari atau sama dengan 75, maka LKS dinyatakan efektif . Namun, jika hasil
evaluasi siswa kurang dari 75, maka LKS belum dapat dinyatakan efektif.
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tahap validasi terhadap LKS yang dilakukan oleh tiga validator,
diperoleh hasil seperti disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Persentase Skor Hasil Validasi
No. Aspek yang dinilai
1. Pertanyaan yang diberikan dapat menuntun siswa
menemukan konsep baru
2. Soal yang disediakan sesuai dengan konsep.
3. Konsep diperjelas dengan menggunakan ilustrasi atau
gambar yang tepat
4. Materi menyediakan kegiatan untuk menunjang tujuan
kemampuan (kompetensi) yang telah dirumuskan.
5. Adanya tujuan pembelajaran
6. Memberi kesempatan siswa untuk mengkonstruksi rumus
7. Permasalahan pada bagian evaluasi dapat menguji
pemahaman siswa mengenai materi Trigonometri
8. Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan salah tafsir
bagi siswa
9. Sistematika penyajian materi mempermudah siswa dalam
mempelajari materi Trigonometri
10. Terdapat permasalahan pada awal lembar kerja
11. Terdapat tahap pengumpulan informasi yang terkait
untuk menyelesaikan permasalahan
12. Terdapat proses evaluasi
3,33
3,67
83 %
92 %
4
100 %
3,67
3,33
3,67
92 %
83 %
92 %
3
75 %
4
100 %
3,33
3,33
83 %
83 %
3,67
92 %
Keterangan :
skor penilaian tertinggi untuk masing-masing butir penilaian adalah 4
Berdasarkan hasil di atas, karena persentase skor masing-masing butir
penilaian lebih dari 70 %, maka LKS yang dikembangkan dinyatakan valid.
Dari tahap uji coba LKS terhadap enam siswa kelas XI IPA di MA
Muhammadiyah I Malang diperoleh data angket siswa dan hasil evaluasi akhir.
Adapun hasil persentase penilaian angket keenam siswa untuk masing-masing
LKS adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Persentase Skor Hasil Angket Siswa
Subjek uji coba
LKS I
85%
85%
85%
80%
80%
85%
LKS II
85%
80%
85%
80%
80%
85%
4
LKS III
85%
85%
80%
85%
85%
85%
Berdasarkan hasil angket tersebut, LKS yang dikembangkan dinyatakan
praktis. Adapun hasil evaluasi akhir keenam siswa berturut-turut adalah sebagai
berikut.
Tabel 3. Hasil Evaluasi Akhir Siswa
Subjek uji
coba
Nilai
Keterangan
99
96
81
96
96
86
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Berdasarkan nilai evaluasi, LKS yang dikembangkan dinyatakan efektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil validasi yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh
hasil bahwa LKS yang dikembangkan dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji
coba kelompok kecil, hasil penilaian angket setiap LKS dinyatakan mendapat
respon positif dari siswa, sehingga secara umum LKS yang dikembangkan
dinyatakan praktis. Sementara itu, berdasarkan hasil evaluasi yang telah diuraikan
pada Hasil dan Pembahasan, LKS yang dikembangkan dinyatakan efektif.
Kelebihan LKS yang dikembangkan diantaranya yaitu LKS dapat
menuntun siswa untuk menemukan sendiri rumus-rumus trigonometri. Selain itu,
dengan adanya LKS dengan model grup investigasi siswa menjadi lebih mudah
dalam memahami materi yang diajarkan. Sementara kekurangan LKS ini adalah
pengembangan LKS hanya sampai pada tahap uji coba kelompok kecil saja, yaitu
terbatas pada enam orang siswa SMA kelas XI IPA. Uji coba kelompok sedang
dan uji coba kelompok besar belum dilakukan sehingga belum diketahui
kepraktisan dan keefektifan LKS secara umum.
Lembar kerja siswa hasil pengembangan ini diharapkan dapat diterapkan
pada proses belajar mengajar siswa kelas XI IPA SMA/MA secara luas, tidak
hanya terbatas pada kelompok kecil. Pengembangan lembar kerja siswa dengan
model pembelajaran grup investigasi ini hanya terbatas pada materi trigonometri,
sehingga diharapkan adanya pengembangan lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran grup investigasi untuk materi yang lain.
DAFTAR RUJUKAN
Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan : Aplikasi pada Penelitian
Pendidikan Matematika. Jember : Pena Salsabila.
Mbulu, Joseph dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Elang
Mas
Nur, Helina. 2009. Penerapan Model Pombelajaran Matematika dengan
Pendekatan Investigasi untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir
5
Kreatif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Malang. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang:Universitas Negeri Malang.
Putra, Eric Dwi. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kubus dan Balok Kelas
VIII SMP Negeri 2 Batu. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang
Winataputra, Udin. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAUPPAI Universitas Terbuka
Yasin, Sanjaya. 2011. (LKS) Lembar Kerja Siswa. (Online),
(http://www.sarjanaku.com/2011/02/lks-lembar-kerja-siswa.html?m=1).
Diakses 17 Oktober 2012.
Zaman, Wahid Ibnu. 2011. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Bercirikan
Penyelesaian Masalah Model Polya Materi Barisan dan Deret pada Siswa
SMK negeri 2 Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri
Malang.
6
Download