1 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI PK

advertisement
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
MELALUI PK GURU DAN PKB
Oleh Mansur HR
Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang konsep Kompetensi
guru, Penilaian Kinerja Guru (PK GURU) dan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) serta mekanismenya dalam peningkatan kompetensi
guru. PK GURU dan PKB dapat meningkatkan kompetensi guru karena:
(1) PK GURU dapat mendeteksi kompetensi guru yang lemah, kemudian
ditingkatkan melalui kegiatan PKB; (2) PK GURU dan PKB adalah unsur
utama dalam penghitungan angka kredit guru untuk kenaikan pangkat dan
jabatan, sehingga guru termotivasi untuk mengikutinya; (3) Hasil PK GURU
menjadi syarat untuk promosi dan pemberian sanksi bagi guru. Guru yang
berkinerja baik dapat dipromosikan menjadi kepala sekolah, sedangkan guru
yang berkinerja di bawah kategori baik akan dikurangi jam mengajarnya dari
24 jam sehingga akan berdampak pada pemutusan pembayaran tunjangan
profesi guru. Hal tersebut akan memacu guru untuk meningkatkan
kompetensinya melalui PKB agar dapat berkinerja baik.
Kata kunci: PK GURU, PKB, kompetensi
ABSTRACT
This paper aims to provide information about the concept of teacher
competence, Teacher’s Performance Appraisal (PK Guru) and Continuous
Professional Development (PKB) and its mechanisms in improving the
competence of teacher. PK Guru and PKB can increase the competence of
teachers because: (1) PK Guru can detect teacher’s weaknesses, which can be
enhanced through PKB; (2) PK Guru and PKB are key elements in calculating
the credit number of teachers for promotion and provision of position, so
teachers are motivated to actively participate in it; (3) PK Guru results can be
used related to promotion and sanctions for teachers. Those who perform well
can be promoted as shchool principal. Those below targeted category will be
given less than 24 hours teaching that will result in professional allowance
termination. Consequently, teachers are encouraged to improve their
competence through PKB that will assist them to perform better.
Kata kunci: PK GURU, PKB, kompetensi
1
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Pendahuluan
Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan memiliki peran yang sangat
penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tuntutan peran guru tersebut diperkuat
dengan pencanangan “Guru sebagai Profesi” oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono
pada tanggal 4 Desember 2004. Landasan posisi strategis guru tersebut dituangkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Secara tersurat amanat undang-undang tersebut adalah kebijakan pembinaan dan
pengembangan profesi guru agar memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang diaktualisasikan untuk menjalankan profesi mendidik.
Menurut UU No.14 Tahun 2005 pasal 1 (ayat 1), guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Makna profesional dalam undang-undang
tersebut adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Guru profesional sebagaimana dinyatakan dalam UU No.14 Tahun 2005 pasal 10
wajib memiliki kualifikasi akademik, sertifikat pendidik dan kompetensi yang meliputi
ranah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi tersebut
menjadi jati diri guru profesional sehingga harus dipelihara dan dikembangkan secara
terus menerus agar guru tersebut senantiasa mampu menciptakan proses pembelajaran
yang efektif. Pembelajaran yang efektif akan menghasilkan lulusan satuan pendidikan
yang berkualitas, yakni insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur,
dan berkepribadian.
Dalam realitasnya, kompetensi yang dimiliki guru dewasa ini masih tergolong
rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang bersertifikat
pendidik yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) pada tahun
2012 dan 2013 yang lalu menunjukkan bahwa nilai UKG rata-rata Provinsi
2
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Sulawesi Selatan (Sul-Sel) dan rata-rata Nasional masih dibawah standar. Pada tahun
2012 nilai UKG rata-rata Provinsi Sul-Sel; 39,48, dan rata-rata Nasional; 43,82,
sedangkan pada tahun 2013 nilai UKG rata-rata Provinsi Sul-Sel; 44,83 dan rata-rata
Nasional; 47,47 (LPMP Sul-Sel, 2014). Sementara nilai standar kompetensi guru yang
dipersyaratkan minimal 76 (kategori baik) sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
dan
Reformasi
Birokrasi
(PermennegPAN dan RB) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
Rendahnya kompetensi guru tersebut merupakan suatu masalah dalam dunia
pendidikan yang harus segera diatasi, karena rendahnya kompetensi guru akan
berdampak pada rendahnya kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut
berakibat pada rendahnya mutu pendidikan. Intinya bahwa kesiapan dan kompetensi guru
di lapangan akan menjadi faktor penentu keberhasilan proses dan hasil belajar mengajar.
Menurut pengamatan dan pemantauan penulis ketika menjadi guru di SMA selama
kurang lebih 20 tahun, dan sebagai widyaiswara yang banyak memfasilitasi guru dalan
pendidikan dan pelatihan (diklat) dan/atau workshop, bahwa rendahnya kompetensi guru
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain; (1) diklat yang diikuti oleh guru selama ini
tidak didahului dengan analisis kebutuhan diklat sehingga materi yang disampaikan
dalam diklat tersebut tidak berbasis kebutuhan, dalam arti bahwa materi diklat tidak
menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh guru; (2) tidak dilakukan monitoring dan
evaluasi terhadap guru-guru alumni diklat untuk melihat implementasi hasil diklat
sebagai dasar untuk melakukan pembinaan lebih lanjut; (3) upaya peningkatan
kompetensi guru selama ini tidak dilakukan secara berkelanjutan, sehingga kompetensi
guru tidak terpelihara dan dikembangkan dengan baik; (4) belum semua guru
memperoleh kesempatan yang sama untuk mengikuti diklat, sementara Kelompok Kerja
Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai wadah pembinaan
guru tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh guru untuk meningkatkan kompetensinya;
(5) tidak adanya penilaian kinerja terhadap guru secara komprehensif dan berkelanjutan
untuk dijadikan dasar dalam mempromosikan guru tersebut, baik untuk diangkat menjadi
kepala sekolah maupun untuk kenaikan pangkat/jabatan sehingga tidak ada tantangan
bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya; (6) kurangnya komitmen guru dalam
3
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
menjalankan tugas, hal ini dibuktikan dengan banyaknya guru yang tidak membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau hanya mengcopy RPP dari guru/sekolah
lain, tidak melakukan analisis hasil belajar siswa, tidak melakukan pembelajaran remedial
dan/atau pengayaan, dan sebagainya; (7) belum berkembangnya budaya membaca di
kalangan guru.
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka dipandang perlu adanya suatu upaya yang
lebih efektif untuk membina dan meningkatkan kompetensi guru guna mewujudkan guru
yang profesional dan bermartabat. Upaya yang dimaksud adalah melalui Penilaian
Kinerja Guru (PK GURU) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB),
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PermennegPAN dan RB) Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
PermennegPAN dan RB tersebut
menggantikan Keputusan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun
1993 yang juga mengatur tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya karena
sudah tidak sesuai dengan perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi guru.
PK GURU meliputi penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses
pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, penilaian kinerja dalam
melaksanakan proses pembimbingan bagi guru Bimbingan Konseling (BK), penilaian
kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah yang mengurangi jam mengajar tatap muka. Penilaian kinerja guru
yang mendapat tugas tambahan meliputi; PK Kepala Sekolah/Madrasah, PK Wakil
Kepala Sekolah/Madrasah, PK Ketua Program Keahlian/Program Studi atau yang
sejenisnya,
PK Kepala Perpustakaan, PK Kepala Laboratorium, PK Kepala Bengkel,
PK Kepala Unit Produksi atau sejenisnya.
Mengingat luasnya materi tentang PK GURU tersebut, maka dalam tulisan ini
penulis membatasi pada uraian materi PK GURU yang terkait dengan pelaksanaan proses
pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas.
Mencermati uraian di atas, setidaknya ada beberapa rumusan masalah yang dapat
dirangkum dalam tulisan ini, diantaranya adalah: (1) apakah yang dimaksud dengan
kompetensi guru?; (2) apakah yang dimaksud dengan PK GURU dan bagaimanakah
mekanisme PK GURU?; (3) apakah yang dimaksud dengan PKB dan bagaimanakah
4
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
mekanisme PKB? (4) mengapa PK GURU dan PKB dapat meningkatkan kompetensi
guru?
Berdasarkan beberapa pemetaan tersebut, dapat diketahui bahwa
tulisan ini
bertujuan untuk memberikan informasi kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah,
dan pihak lain yang berkepentingan dengan PK GURU dan PKB tentang: konsep
kompetensi guru, konsep dan mekanisme PK GURU, konsep dan mekanisme PKB, serta
peningkatan kompetensi guru melalui PK GURU dan PKB.
Manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah: (1) bagi penilai dan/atau calon
penilai PK GURU, memberikan informasi tambahan tentang konsep kompetensi guru,
konsep dan mekanisme PK GURU dan PKB sehingga memahami apa yang harus
dilakukan dalam pelaksanaan PK GURU dan PKB; (2) bagi guru, memberikan informasi
tentang kompetensi atau unsur-unsur yang akan dinilai dalam PK GURU serta
pengembangannya melalui PKB sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti PK
GURU dan PKB; (3) bagi satuan pendidikan, memberikan informasi dan masukan
tentang mekanisme pelaksanaan PK GURU dan PKB sehingga dapat mempersiapkan
perangkat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PK GURU dan PKB.
Pembahasan
Konsep kompetensi guru
Menurut Suyanto dan Jihad (2013:1) secara umum ada tiga tugas guru sebagai
profesi, yakni mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk
kehidupan siswa. Sedangkan menurut UU No.14 Tahun 2015 pada pasal 1 (ayat 1), tugas
utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik. Mengingat tugas guru yang begitu kompleks, maka
untuk melaksanakannya diperlukan sejumlah kompetensi sebagai bagian dari
profesionalisme guru.
Kompetensi dalam bahasa Inggris antara lain bermakna “competence (n) is being
competen, ability (to do the work)” bahwa kompetensi itu pada dasarnya menunjukkan
kepada
kecakapan
atau
kemampuan
untuk
mengerjakan
sesuatu
pekerjaan
(Saud:2010:44). McLeod (dalam Suyanto dan Jihad, 2013:1) mendefinisikan kompetensi
5
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
sebagai perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan
kondisi yang diharapkan. Menurut UU No.14 Tahun 2005 pasal 1 (ayat 10), kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Dalam
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
(Permendiknas)
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
dinyatakan bahwa kompetensi guru terdiri dari empat ranah kompetensi, yakni ranah
kompetensi pedagogik, ranah kompetensi kepribadian, ranah kompetensi sosial dan ranah
kompetensi profesional.
Ranah kompetensi pedagogik terdiri dari 10 (sepuluh) kompetensi yakni:
(1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang
mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan
yang
(5)
diampu;
(4)
memanfaatkan
penyelenggaraan
menyelenggarakan
teknologi
kegiatan
kegiatan
informasi
pengembangan
dan
yang
pembelajaran
komunikasi
mendidik;
yang
mendidik;
untuk
kepentingan
(6)
memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki; (7) berkomunikasi secara efektif , empatik, dan santun dengan peserta didik;
(8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; (10) melakukan tindakan
reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Sedangkan ranah kompetensi kepribadian meliputi 5 (lima) kompetensi yakni:
(1) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia; (2) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat; (3) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa; (4) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri; (5) menjunjung tinggi kode etik
profesi guru.
Adapun ranah kompetensi sosial mencakup 4 (empat) kompetensi yakni:
(1) bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
6
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
ekonomi; (2) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat; (3) beradaptasi di tempat bertugas di
seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya;
(4) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
Sementara ranah kompetensi profesional terdiri dari 5 (lima) kompetensi yakni:
(1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu; (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu; (3) mengembangkan materi pembelajaran
yang diampuh secara kreatif; (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Secara keseluruhan ada
24 (dua puluh empat) kompetensi yang dipersyaratkan untuk dikuasai guru dalam
pengelolaan pembelajaran.
Konsep dan mekanisme PK GURU
Mulai tahun pelajaran 2014-2015, upaya pembinaan dan peningkatan kompetensi
guru dilakukan melalui PK GURU dan PKB sebagaimana yang diamanatkan oleh
PermennegPAN dan RB No.16 Tahun 2009.
Menurut PermenegPAN dan RB No.16 Tahun 2009 Pasal 1 (ayat 8), PK GURU
adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam
rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya.
PK GURU dilakukan untuk
melihat kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya, yaitu melaksanakan
pembelajaran, pembimbingan dan/atau pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah.
PK GURU memiliki dua fungsi utama yakni; (1) untuk menilai kemampuan guru
dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses
pembelajaran, pembimbingan atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
PKB bagi guru tersebut; (2) untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas
kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut.
7
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Kegiatan PK GURU dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses
pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan
fungsionalnya.
Hasil PK GURU diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan
berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan kinerja guru sebagai ujung
tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas secara
komprenhensif dan berdaya saing tinggi.
Dalam buku Pedoman Pelaksanaan PK GURU yang diterbitkan oleh BPSDMPK
dan PMP Kemendiknas (2011: 6) dinyatakan bahwa untuk mempermudah penilaian
dalam PK GURU, maka 24 (dua puluh empat) kompetensi yang dipersyaratkan untuk
dikuasai guru sebagaimana diuraikan di atas, dirangkum menjadi 14 (empat belas)
kompetensi dan 78 (tujuh puluh delapan) indikator. Penilaian terhadap 14 (empat belas)
kompetensi tersebut dilakukan melalui pengamatan dan pementauan.
Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui diskusi sebelum
pengamatan proses pembelajaran, pengamatan selama proses pembelajaran, dan diskusi
setelah pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan pemantauan adalah kegiatan untuk
menilai kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru yang
dinilai, dan/atau wawancara dengan warga sekolah terkait dengan kinerja guru yang
dinilai.
Keempat belas kompetensi guru yang akan dinilai serta cara menilaianya
ditunjukkan dalam tabel 1 berikut ini.
8
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Tabel 1: Kompetensi guru mata pelajaran/guru kelas dan cara menilainya
Kompetensi
Pedagogik
1. Mengenal karakteristik peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi
Kepribadian
8. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,
sosial, dan kebudayaan nasional
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru
Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak
diskriminatif
12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga
kependidikan, orang tua, peserta didik dan
masyarakat
Profesional
13. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diampu
14. Mengembangkan keprofesian melalui tindakan
yang reflektif
Cara menilai
Pengamatan dan pemantauan
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan dan pemantauan
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan dan pemantauan
Pengamatan dan pemantauan
Pengamatan dan pemantauan
Pengamatan dan pemantauan
Pemantauan
Pengamatan
Pemantauan
PK GURU dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali setahun, yaitu pada awal
tahun pelajaran dan akhir tahun pelajaran. Penilaian yang dilakukan pada awal tahun
pelajaran disebut PK GURU formatif yang dilaksanakan dalam waktu 4 - 6 minggu di
awal tahun pelajaran, sedangkan penilaian yang dilakukan pada akhir tahun pelajaran
disebut PK GURU sumatif yang dilaksanakan dalam waktu 4-6 minggu di akhir tahun
pelajaran.
Hasil PK GURU formatif digunakan sebagai dasar penyusunan profil kompetensi
dan perencanaan program PKB tahunan bagi guru. Sementara hasil PK GURU sumatif
digunakan untuk memberikan nilai prestasi kerja guru (menghitung perolehan angka
kredit guru pada tahun tersebut). Pada tahun kedua pelaksanaan PK GURU, sekolah tidak
9
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
lagi harus melakukan PK GURU formatif, karena PK GURU sumatif pada tahun pertama
dapat berfungsi sebagai PK GURU formatif pada tahun kedua yang dijadikan dasar untuk
menyusun program PKB untuk tahun selanjutnya.
Secara umum mekanisme pelaksanaan penilaian PK GURU di tingkat sekolah
dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan (Kemendiknas, 2011:13), yakni:
Pertama, Tahap Persiapan. Dalam tahap persiapan, hal-hal yang harus dilakukan
oleh penilai maupun guru yang akan dinilai adalah: (1) memahami pedoman PK GURU;
(2) memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan dalam bentuk indikator
kinerja; (3) memahami penggunaan instrumen PK GURU dan tata cara penilaian yang
akan dilakukan; (4) memberitahukan rencana pelaksanaan PK GURU kepada guru yang
akan dinilai sekaligus menentukan rentang waktu jadwal pelaksanaannya.
Kedua, Tahap Pelaksanaan atau tahap pengumpulan fakta melalui pengamatan dan
pemantauan. Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui diskusi
sebelum pengamatan proses pembelajaran,
pengamatan selama pelaksanaan proses
pembelajaran, dan diskusi stelah pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan
pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen,
wawancara dengan guru yang dinilai, dan/atau wawancara dengan warga sekolah terkait
dengan kinerja guru yang dinilai.
Oleh karena itu beberapa tahapan PK GURU yang harus dilalui oleh penilai
sebelum menetapkan nilai untuk setiap kompetensi adalah sebagai berikut: (1) Sebelum
pengamatan di kelas, dilakukan pertemuan antara penilai dengan guru yang dinilai untuk
melakukan diskusi dan mengumpulkan dokumen terkait dengan kompetensi guru yang
akan dinilai. Semua hasil diskusi dicatat dalam format laporan dan evaluasi per
kompetensi; (2) Selama pengamatan di kelas dan/ata di luar kelas, penilai wajib mencatat
semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran atau
pembimbingan, dan/atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah dengan menggunakan instrumen yang sesuai. Setelah itu dilanjutkan dengan
diskusi; (3) Setelah pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang releva dengan fungsi sekolah/madrasah, penilai dapat
mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih diragukan. Penilai wajib mencatat
semua hasil pertemuan pada format laporan dan evaluasi per kompetensi.
10
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Untuk lebih jelasnya tahap pelaksanaan PK GURU dapat dilihat pada contoh
penilaian untuk 1 (satu) kompetensi, yakni kompetensi 3 (tiga) tentang Pengembangan
Kurikulum dalam tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Contoh proses pelaksanaan PK GURU Mata Pelajaran/Guru Kelas.
Kompetensi 3
: Pengembangan kurikulum
Jenis dan cara menilai : Pedagogik (pengamatan)
Pernyataan
: Guru menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan
lingkungan pembelajaran. Guru memilih, menyusun, dan
menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik
Indikator
1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.
2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas
materi ajar tertentu agar peserta didik mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran.
4. Guru memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan tujuan pembelajaran,
b) tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta
didik, d) dapat dilaksanakan di kelas dan e) sesuai dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik.
Proses Penilaian
Sebelum Pengamatan:
Periksalah RPP, dan cermati apakah RPP tersebut telah sesuai dengan silabus dalam
kurikulum sekolah
Selama Pengamatan :
1. Amati seberapa lancar, jelas dan lengkap guru menyampaikan materi yang
diajarkannya.
2. Amati bagaimana guru menyesuaikan materi yang diajarkan dengan usia, latar
belakang, dan tingkat pembelajaran peserta didik.
3. Amati bagaimana guru menghubungkan materi yang diajarkan dengan lingkungan dan
kehidupan sehari-hari peserta didik.
4. Amati apakah materi yang diajarkan guru adalah materi yang mutakhir
5. Amati apakah materi yang diajarkan/aktifitas pembelajaran yang dilaksanakan guru
mencakup berbagai tipe pembelajaran siswa.
6. Amati bagaimana guru membantu mengembangkan kemampuan atau keterampilan
generiknya (kreatifitas, berpikir kritis, berpikir inovatif, dan pemecahan masalah, dsb).
Seberapa jauh pengetahuan atau keterampilan generik tersebut tercakup dalam mata
pelajaran tersebut.
Setelah Pengamatan:
Meminta guru menjelaskan bagaimana dia memanfaatkan hasil pembelajaran yang
dilaksanakannya untuk mengembangkan topik mata pelajaran berikutnya.
Pemantauan: 11
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Ketiga, Tahap Pemberian Nilai. Berdasarkan catatan hasil pengamatan dan
pemantauan serta bukti-bukti berupa dokumen lain yang dikumpulkan selama proses
PK Guru, penilai memberi skor 0, 1, atau 2 pada masing-masing indikator untuk setiap
kompetensi. Pemberian skor ini dilakukan dengan cara membandingkan rangkuman
catatan hasil pengamatan dan pemantauan di lembar format laporan dan evaluasi per
kompetensi dengan indikator kinerja masing-masing kompetensi. Skor 0 menyatakan
indikator tidak dilaksanakan atau tidak menunjukkan bukti, skor 1 menyatakan indikator
dilaksanakan sebagian atau ada bukti tetapi tidak lengkap, skor 2 menyatakan indikator
dilaksanakan sepenuhnya atau ada bukti yang lengkap.
Selanjutnya untuk menentukan nilai masing-masing kompetensi, maka perolehan
skor untuk setiap kompetensi tersebut dijumlahkan dan dihitung persentasenya dengan
cara membagi total skor yang diperoleh dengan total skor maksimum kompetensi dan
mengalikannya dengan 100%. Perolehan persentase skor pada setiap kompetensi ini
kemudian
dikonversikan ke skala nilai 1, 2, 3, atau 4 seperti yang terlihat pada
tabel 3 berikut ini.
Tabel 3: Contoh pemberian Nilai Kompetensi tertentu pada proses PK GURU Mata
Pelajaran/Guru Kelas
Penilaian Kompetensi 3: Mengenal karakteristik peserta didik
Indikator
Skor
1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.
0
1
2
2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan
silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik 0
1
2
mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan 0
1
2
memperhatikan tujuan pembelajaran.
4. Guru memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan usia dan
1
tingkat kemampuan belajar peserta didik, d) dapat dilaksanakan di 0
2
kelas dan e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta
didik
Total skor yang diperoleh
6
Skor maksimum kompetensi = banyaknya indikator dikalikan
8
dengan skor tertinggi
Persentase skor kompetensi = total skor yang diperoleh dibagi dengan 6/8 x 100% =
skor maksimum kompetensi dikalikan 100%
75
Konversi nilai kompetensi (0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
3
50% < X ≤ 75% = 3; dan 75% < X ≤ 100% = 4)
12
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Nilai setiap kompetensi tersebut direkapitulasi dalam format hasil penilaian
kinerja guru untuk mendapatkan nilai total PK GURU sebagaimana terlihat pada tabel 4.
Tabel 4: Rekap hasil penilaian kinerja guru mata pelajaran/guru kelas
Kompetensi
Nilai
Pedagogik
1. Mengenal karakteristik peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi
Kepribadian
8. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua,
peserta didik dan masyarakat
Profesional
13. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
14. Mengembangkan keprofesian melalui tindakan yang reflektif
Jumlah (Hasil Penilaian Kinerja Guru)
Nilai PK GURU tertinggi adalah nilai tertinggi PK GURU yang dapat dicapai,
yaitu 56 (=14x4). Nilai total tersebut selanjutnya dikonversikan ke dalam skala nilai
sesuai Permenneg PAN dan RB No.16 tahun 2009. Konversi ini dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
NilaiPKG skala100
100
Sebagai illustrasi, jika seorang guru memperoleh nilai kinerja 40, maka nilai
kinerja-nya setelah dikonversi dalam skala 100 adalah = x 100 = 71,43. Berdasarkan
hasil konversi nilai PK GURU ke dalam skala nilai, selanjutnya dapat ditetapkan sebutan
13
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
dan persentase angka kreditnya sebagaimana tercantum dalam tabel 5 (permennegPAN
dan RB No. 16 Tahun 2009, pasal 15 ayat 2 dan 3).
Tabel 5. Konversi Nilai Kinerja Hasil PK GURU ke presentase angka kredit.
Nilai Hasil PK GURU
91 – 100
76 – 90
61 – 75
51 – 60
≤ 50
Sebutan
Amat Baik
Baik
Cukup
Sedang
Kurang
Persentase Angka Kredit
125%
100%
75%
50%
25%
Nilai atau sebutan hasil PK GURU tersebut menjadi dasar untuk menentukan
perolehan Angka kredit guru dalam 1 (satu) tahun. Jika nilai kinerja guru “Amat baik”,
maka angka kredit yang akan diperoleh guru dalam 1 (satu) tahun dikalikan 125%, jika
“Baik” dikalikan 100%, jika “Cukup” dikalikan 75%, jika “Sedang” dikalikan 50%, dan
jika “Kurang” dikalikan 25%. Dengan demikian terdapat perbedaan perolehan angka
kredit guru antara guru yang berkinerja Amat Baik, Baik, Cukup, Sedang, dan Kurang.
Hal tersebut akan memotivasi guru untuk bekerja lebih baik agar dapat memperoleh
angka kredit yang optimum.
Keempat, Tahap Pelaporan. Setelah nilai PK GURU formatif dan sumatif
diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil PK GURU kepada pihak yang berwenang
untuk ditindak lanjuti. Hasil PK GURU formatif dilaporkan kepada kepala
sekolah/koordinator PKB sebagai masukan untuk merencanakan kegiatan PKB tahunan.
Sementara hasil PK GURU sumatif dilaporkan kepada tim penilai tingkat
kabupaten/kota, tingkat provinsi, atau tingkat pusat sesuai dengan kewenangannya.
Laporan PK GURU sumatif ini digunakan oleh tim penilai sebagai dasar perhitungan dan
penetapan angka kredit (PAK) tahunan yang selanjutnya dipertimbangkan untuk
kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru.
Konsep dan mekanisme PKB
PKB Guru adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas
guru (Permenneg PAN dan RB No.16 Tahun 2009, Pasal 1 ayat 5). Melalui PKB, guru
dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya
untuk melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Program PKB Guru
14
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi
sosial dan kepribadian yang dimiliki guru sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke
depan berkaitan dengan profesinya, sehingga kualitas layanan pendidikan di
sekolah/madrasah semakin meningkat yang pada gilirannya akan meningkatkan pula
mutu pendidikan.
Unsur kegiatan PKB Guru sebagaimana dinyatakan dalam Permeneg PAN dan
RB No.16 Tahun 2009 Pasal 11 (ayat c) terdiri dari; (1) pengembangan diri, yang
meliputi; diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru seperti lokakarya, KKG, MGMP
dan sejenisnya; (2) publikasi ilmiah, yang meliputi; publikasi ilmiah atas hasil penelitian
atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal dan publikasi buku teks pelajaran,
buku pengayaan dan pedoman guru; (3) karya inovatif, yang meliputi; menemukan
teknologi tepat guna, menemukan/menciptakan karya seni, membuat/memodifikasi alat
pelajaran/peraga/praktikum dan mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman,
soal dan sejenisnya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan PKB dapat dilakukan oleh guru sendiri,
dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu sekolah, dilakukan oleh
sekolah
melalui
jaringan
yang
ada
seperti
kegiatan
KKG/MGMP,
pelatihan/seminar/lokakarya, kunjungan ke sekolah lain, mengundang nara sumber dari
sekolah lain, dan sebagainya. Jika kebutuhan guru dalam rangka pengembangan
keprofesionalannya belum terpenuhi melalui kedua sumber di atas, yakni dalam sekolah
maupun jaringan sekolah, maka dapat menggunakan sumber kepakaran lain seperti
LPMP, P4TK, Perguruan Tinggi atau institusi layanan lainnya.
Adapun mekanisme pelaksanaan PKB di satuan pendidikan sebagaimana
diuraikan dalam buku
Pedoman
Pengembangan
PKB
yang
diterbitkan
oleh
BPSDMP dan PMP Kemendiknas (2011) adalah sebagai berikut:
Pertama, Guru melakukan evaluasi diri pada awal tahun pelajaran. Evaluasi diri
yang dimaksud meliputi: (1) usaha yang telah dilakukan guru untuk mengembangkan
kompetensinya selama satu tahun terakhir; (2) dampak yang dirasakan guru dari usaha
pengembangan kompetensi tersebut; (3) keberhasilan yang telah dicapai dalam
melaksanakan tugas selama 1(satu) tahun terakhir; (4) kendala yang dihadapi dalam
15
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
melaksanakan tugas selama 1(satu) tahun terakhir; (5) bantuan yang diperlukan untuk
mengatasi kendala tersebut; serta (6) pengembangan kompetensi yang masih dibutuhkan.
Kedua, Segera setelah selesai melakukan evaluasi diri, guru mengikuti proses
penilaian kinerja formatif. PK GURU formatif ini diperlukan untuk menentukan profil
kinerja guru yang meliputi 14 kompetensi. Profil kinerja guru tersebut akan memberikan
informasi apakah guru yang bersangkutan akan mengikuti program peningkatan kinerja
untuk mencapai standar kompetensi profesinya atau kegiatan pengembangan kompetensi
lebih lanjut. Bagi guru dengan hasil PK GURU formatif di bawah standar (< 76), maka
program PKB-nya diarahkan untuk mencapai standar kompetensi tersebut. Sementara
bagi guru dengan hasil PKG formatif telah mencapai atau di atas standar (≥ 76), maka
program PKB-nya diorientasikan untuk meningkatkan atau memperbaharui pengetahuan,
keterampilan dan sikap serta prilaku profesinya.
Ketiga, Berdasarkan profil kinerja dan hasil evaluasi diri yang dilakukan oleh
guru secara mandiri, selanjutnya guru bersama koordinator PKB di sekolah membuat
perencanaan kegiatan PKB. Rencana kegiatan PKB berisi jenis kegiatan yang akan
diikuti oleh guru untuk meningkatkan atau mengembangkan kompetensinya. Rencana
kegiatan PKB tersebut dikonsultasikan dengan kepala sekolah untuk menentukan apakah
kegiatan PKB dilaksanakan di sekolah atau harus dilaksanakan di KKG/MGMP dan/atau
tingkat kabupaten/kota. Apabila kegiatan PKB dilaksanakan di luar sekolah maka perlu
dikoordinasikan dengan KKG/MGMP dan koordinator PKB di tingkat kabupaten/kota.
Keempat, Koordinator PKB kabupaten/kota, kepala sekolah, koordinator
KKG/MGMP dan koordinator PKB tingkat sekolah menetapkan dan menyetujui rencana
kegiatan PKB. Rencana kegiatan PKB memuat kegiatan PKB yang akan dilakukan oleh
guru sendiri dan/atau bersama-sama dengan guru lain di dalam sekolah, kegiatan yang
akan dikoordinasikan oleh KKG dan MGMP maupun kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh Dinas Pendidikan.
Kelima, Guru menerima rencana program PKB yang mencakup kegiatan yang
akan dilakukan di dalam dan/atau di luar sekolah, yang telah dibahas dan disepakati oleh
koordinator PKB kabupaten/kota, kepala sekolah, koordinator KKG/MGMP dan
koordinator PKB tingkat sekolah berdasarkan hasil konsultasi dengan Dinas Pendidikan
16
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
kabupaten/kota. Rencana kegiatan PKB juga mencakup sasaran yang akan dicapai dalam
kurun waktu tertentu setelah guru mengikuti program PKB.
Keenam, Guru mengikuti program PKB yang telah direncanakan, baik di dalam
maupun di luar sekolah. Dalam pelaksanaan PKB, sekolah berkewajiban menjamin
bahwa kesibukan guru mengikuti kegiatan PKB tidak mengurangi kualitas pembelajaran
peserta didik di kelasnya.
Ketujuh, Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan PKB oleh
koordinator PKB kabupaten/kota bekerjasama dengan koordinator PKB tingkat sekolah
untuk mengetahui apakah kegiatan PKB yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, dilaksanakan sesuai dengan rencana, mengkaji kelebihan, permasalahan
dan hambatan untuk perbaikan PKB di masa mendatang, dan penerapan hasil PKB dalam
pelaksanaan tugas guru, serta evaluasi dampak terhadap upaya peningkatan
kualitaslayanan pendidikan di sekolah.
Kedelapan, Setelah mengikuti program PKB sepanjang tahun, guru-guru wajib
mengikuti PK GURU sumatif di akhir tahun pelajaran. Hasil PK GURU sumatif
digunakan sebagai dasar usulan penetapan angka kredit tahunan guru kepada tim penilai
angka kredit. Demikian pula hasil kegiatan PKB yang diikuti oleh guru akan dikonversi
menjadi angka kredit. Angka kredit PK GURU diberikan oleh penilai angka kredit,
sedangkan angka kredit PKB diberikan oleh koordinator PKB tingkat sekolah dengan
mengacu kepada pedoman pemberian angka kredit untuk PKB. Gabungan angka kredit
PK GURU dan PKB yang telah diikuti guru akan diperhitungkan untuk kenaikan
pangkat, jabatan, dan fungsional guru, dan merupakan bahan petimbangan untuk
pemberian tugas tambahan atau pemberian sanksi kepada guru.
Kesembilan, Di akhir tahun, semua guru dan koordinator PKB tingkat sekolah
melakukan refleksi apakah kegiatan PKB yang diikutinya benar-benar bermanfaat dalam
meningkatkan kompetensinya maupun kemampuan lain untuk menghasilkan karya ilmiah
dan/atau karya inovatif.
17
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Dampak PK GURU dan PKB
Jika pelaksanaan PK GURU dan PKB
dilakukan secara obyektif, jujur dan
akuntabel, maka akan berdampak pada peningkatkan kompetensi guru karena:
Pertama, PK GURU merupakan instrumen yang dapat mendeteksi kompetensi
guru yang lemah, sehingga hasil penilaian kinerja guru tersebut dapat dijadikan acuan
untuk melakukan pembinaan guru melalui kegiatan PKB. Ibarat “pasien” yang akan
diobati, PK GURU adalah kegiatan untuk mendiagnosis “penyakit” yang dialami guru,
sedangkan PKB adalah “obat” untuk menyembuhkan “penyakit” guru tersebut yang telah
terdeteksi melalui PK GURU. Jika hal ini dilakukan secara tepat dan berkelanjutan maka
lambat laun segala kelemahan guru yang terdeteksi melalui PK GURU akan teraratasi
melalui PKB, dengan demikian kompetensi guru akan semakin meningkat.
Kedua, mengingat PK GURU dan PKB adalah unsur utama dalam penghitungan
angka kredit guru untuk kenaikan pangkat, maka tentu guru akan berusaha untuk
berkinerja “Baik” atau “Amat Baik” agar dapat memperoleh angka kredit yang optimal.
Agar tetap dapat berkinerja “Baik” atau “Amat Baik”, maka guru akan selalu berusaha
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya pada kompetensi tertentu sesuai
keperluan melalui kegiatan PKB. Selain dapat memperbaiki kinerja, kegiatan PKB juga
akan dikonversi menjadi angka kredit bagi guru. Dengan demikian guru akan lebih
termotivasi mengikuti PKB. Jika kondisi ini sudah terbangun maka satuan pendidikan
akan menjadi organisasi pembelajar yang secara otomatis akan meningkatkan kompetensi
guru.
Ketiga, Hasil PK GURU sumatif merupakan bahan pertimbangan untuk pemberian
tugas tambahan (promosi) bagi guru. Jika guru berkinerja “Baik” selama 2 (dua) tahun
terakhir,
maka guru tersebut dapat diikutkan dalam seleksi calon kepala sekolah
(Permendiknas No.28 Tahun 2010, pasal 2 ayat k). Dengan demikian bagi guru yang
berobsesi untuk menjadi kepala sekolah tentu akan termotivasi untuk meningkatkan
kinerja-nya
dengan mengikuti PKB. Hal tersebut tentu akan berdampak pula pada
peningkatan kompetensi guru.
Keempat, Jika nilai kinerja guru di bawah kategori “Baik” (kurang dari 76)
selama 2 (dua) tahun berturut-turut meskipun sudah diberi kesempatan untuk mengikuti
PKB, maka guru yang bersangkutan terancam akan mendapatkan sanksi berupa
18
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
pengurangan jam mengajar dari 24 (dua puluh empat) jam atau dianggap mengajar
kurang dari 24 (dua puluh empat jam) jam dalam 1 (satu) minggu. Pengurangan jam
mengajar tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan lebih banyak kepada guru
tersebut untuk mengikuti PKB dalam rangka meningkatkan kompetensinya. Namun hal
tersebut akan berdampak pada hilangnya hak untuk mendapat tunjangan profesi guru,
karena beban kerja minimal bagi guru tersebut tidak terpenuhi yakni 24 (dua puluh
empat) jam tatap muka dalam 1(satu) minggu (Peraturan Bersama Menteri Pendidikan
Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14
Tahun 2010 Pasal 31 ayat 1). Dengan adanya ancaman sanksi tersebut maka akan
memacu guru untuk meningkatkan kompetensinya melalui PKB agar dapat berkinerja
baik.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa PK GURU dan PKB merupakan
bentuk pola pembinaan guru yang efektif untuk meningkatkan kompetensi guru. Guru
yang memiliki kompetensi yang baik akan memberikan pelayanan yang baik pula kepada
peserta didiknya dalam kegiatan pembelajaran. Jika kondisi ini sudah terbangun, maka
harapan pemerintah dan masyarakat tentang peningkatan mutu pendidikan akan terwujud.
Simpulan
Mencermati uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
PK GURU dan PKB adalah pola pembinaan guru yang efektif meningkatkan
kompetensi guru. PK GURU adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir
kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya.
PK GURU dilakukan dengan langkah-langkah: (1) persiapan; (2) pengumpulan fakta; (3)
pemberian nilai; dan (4) pelaporan. Sedangkan PKB adalah adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Langkah-langkah PKB meliputi:
(1) guru melakukan evaluasi diri; (2) guru mengikuti penilaian formatif; (3) koordinator
PKB dan guru membuat perencanaan PKB; (4) guru menyetujui rencana kegiatan PKB;
(5) guru menerima rencana final kegiatan PKB; (6) guru menjalankan program PKB;
19
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
(7) koordinator PKB melaksanakan monev kegiatan PKB; (8) guru mengikuti penilaian
kinerja sumatif; (9) guru melakukan refleksi kegiatan PKB.
PK GURU dan PKB dapat meningkatkan kompetensi guru karena: (1) PK GURU
dapat mendeteksi kompetensi guru yang lemah, kemudian ditingkatkan melalui kegiatan
PKB; (2) PK GURU dan PKB adalah unsur utama dalam penghitungan angka kredit
untuk kenaikan pangkat, sehingga guru akan bersungguh-sungguh mengikutinya;
(3) hasil PK GURU menjadi syarat untuk promosikan dan pemberian sanksi bagi guru.
Guru yang berkinerja baik dapat dipromosikan menjadi kepala sekolah, sementara guru
yang berkinerja di bawah kategori baik akan dikurangi jam mengajarnya dari 24 jam
sehinggga akan berdampak pada pemutusan pembayaran tunjangan profesional guru. hal
tersebut akan mendorong guru untuk berkinerja baik dengan meningkatkan
kompetensinya melalui kegiatan PKB;
Daftar Pustaka
Kemendiknas,
BPSDMP
dan
PMP.2011.
Pedoman
Penilaian
Kinerja
Guru
(PK Guru).Jakarta: BPSDMP dan PMP
Kemendiknas, BPSDMP dan PMP.2011. Pedoman Pengelolaan PKB. Jakarta:
BPSDMP dan PMP
LPMP Sul-Sel. 2014. Laporan Pemetaan Uji Kompetensi Guru Tahun 2012-2013
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah/Madrasah
PermennegPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya
Saud, Udin Syaefuddin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
Suyanto dan Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Erlangga
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
20
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
21
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=311:pkguru&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel LPMP Januari 2015 ISSN. 2355-3189
Download