prinsip dasar etika

advertisement
MK. ETIKA PROFESI
ETIKA BISNIS
Smno.tnh.fpub2013
Pengertian Etika
Pengertian;
Etika  kata Yunani ethos,
berarti
adat istiadat atau kebiasaan.
Etika  flsafat moral,
ilmu yang membahas nilai dan
norma yang berasal dari
moralitas dan etika.
►Nietzsche:
►Etika
sebagai ilmu
mengajak orang untuk
memiliki moralitas tinggi
dan bukan moralitas rendah
Kant:
Etika berusaha menggugah kesadaran
manusia untuk bertindak secara otonom
dan bukan secara heteronom.
Etika bermaksud membantu manusia untuk
bertindak secara bebas dan
bertanggungjawab.
Kebebasan dan tanggung jawab adalah unsur
pokok dari otonomi moral yang merupakan
salah satu prinsip utama moralitas,
termasuk etika bisnis.
Norma Khusus dan
Norma Umum
Norma Khusus
aturan yang berlaku
dalam bidang kegiatan khusus
atau
kehidupan khusus,
mis. aturan olah raga, aturan pendidikan,
lebih khusus aturan sebuah sekolah.
Norma Umum :
bersifat umum dan
universal.
Norma umum ada tiga
yaitu:
1.Norma sopan
santun,
2. Norma hukum,
3. Norma moral.
Etika Deontologi
kata Yunani deon 
kewajiban.
penekanan pada
kewajiban
manusia
untuk bertindak
secara baik.
Suatu tindakan itu baik
dinilai berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai
baik pada dirinya sendiri
bukan
pada akibat atau tujuan baik dari tindakan itu
Tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu
dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang
harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat
tindakan itu.
Menekankan motivasi, kemauan baik dari pelaku
bisnis.
Tiga prinsip supaya tindakan itu mempunyai nilai
moral:
1. tindakan itu harus dijalankan berdasarkan
kewajiban;
2. tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari
tindakan itu, melainkan tergantung pada
kemauan baik yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan itu;
3. dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum
moral universal.
Etika Teleologi
mengukur baik
buruknya suatu
tindakan berdasarkan
tujuan yang hendak
dicapai, atau
berdasarkan akibat
yang ditimbulkan
oleh tindakan tersebut.
Etika Umum dan
Etika Khusus.
Etika Umum
suatu etika mengenai norma dan nilai moral,
kondisi-kondisi dasar bagi anusia untuk bertindak
secara etis,
bagaimana manusia mengambil keputusan etis.
Etika Umum sebagai ilmu atau filsafat moral
 etika teoretis
• Etika Khusus
• penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma
moral dasar dalam kehidupan khusus.
• Dalam hal ini Etika Khusus mengamati perilaku
dan kehidupan manusia dalam bidang kehidupan
dan kegiatan khusus tertentu.
• Etika Khusus memberi aturan sebagai pedoman
bagi setiap orang dalam kehidupan dan kegiatan
khusus.

Etika Khusus dianggap sebagai
Etika Terapan.
karena
aturan normatif yang bersifat umum
diterapkan secara khusus
dalam kegiatan tertentu.
Etika Terapan – Etika Bisnis.


Etika Bisnis merupakan salah satu bentuk
dari Etika Terapan.
Dalam Etika Bisnis diterapkan secara
khusus prinsip-prinsip dan norma-norma
moral di bidang bisnis.






Beberapa prinsip Etika Bisnis
1. otonomi;
2. kejujuran;
3. keadilan;
4. saling menguntungkan,
5. integritas moral.
►
Prinsip Otonomi
►
 sikap dan kemampuan manusia
untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya
sendiri.

Prinsip Kejujuran

 kejujuran dalam memenuhi syarat-


syarat perjanjian,
kejujuran dalam penawaran barang dan
jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding,
kejujuran dalam hubungan kerja intern.


Prinsip Keadilan
 memperlakukan setiap orang sesuai dengan
haknya masing-masing,
baik dalam relasi eksternal maupun internal
perusahaan.

Paham Tradisional  Keadilan

1. Keadilan Legal
 Menyangkut
hubungan antara
individu/kelompok masyarakat dengan
negara.
 Hubungan vertikal.
 Dasar moral:
 1. semua orang mempunyai harkat dan
martabat yg sama.
 2. semua warga negara  status dan
kedudukan yg sama



Prinsip dasar  konsekuensi legal dan
moral:
1. perlindungan hukum yang sama;
2. tidak ada yang diperlakukan istimewa
oleh hukum dan negara;


3. produk hukum tidak boleh demi
kepentingan orang atau kelompok
tertentu;
4. ketaatan yang sama dari semua warga.
= Keadilan Legal =
+ dalam bisnis  negara bersikap netral
dalam memperlakukan semua pelaku
ekonomi.
+ dalam perusahaan  pimpinan
perusahaan memperlakukan semua
karyawan yang sama sesuai peraturan
hukum yang berlaku.
 2.
Keadilan Komutatif
 mengatur
hubungan yang adil
antara orang yang satu dengan
orang yang lainnya.
 Hubungan
horisontal ….. Antar
sesama manusia
interaksi sosial antara
warga yg satu dengan
lainnya, tidak boleh ada
yang dirugikan.
Mitra kerja bisnis harus
setara.


3. Keadilan Distributif (keadilan
ekonomi)
 distribusi ekonomi yg merata dan
yang dianggap adil oleh semua
warga negara.


Keadilan Distributif  tidak
mengakui prinsip sama rata dlm
pembagian kekayaan ekonomi.
Pembagian kekayaan ekonomi sesuai
dengan haknya masing-masing.


Prinsip Saling Menguntungkan 
bisnis dijalankan sedemikian rupa agar
semua pihak menikmati keuntungan.


Integritas Moral 
tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis
Etika Bisnis
dalam
Hubungan Kerja
Hubungan kerja sebagai suatu
relasi internal dalam suatu
“perusahaan” atau
“organisasi” harus
memberlakukan prinsip Etika
Bisnis yaitu prinsip keadilan.



Adam Smith
menganggap prinsip keadilan
sebagai prinsip yang paling pokok.
prinsip paling pokok dari keadilan
adalah prinsip no harm (tidak
merugikan hak dan kepentingan
orang lain).
• Prinsip no harm,
• merupakan rumusan lain dari
• The Golden Rules (Kaidah Emas) yaitu :
“Perlakukan orang lain sebagaimana anda ingin
diperlakukan, dan jangan lakukan pada orang
lain apa yang anda sendiri tidak ingin
diperlakukan
HUBUNGAN KERJA
PERJANJIAN KERJA
PERATURAN PERUSAHAAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
PERATURAN PER-UU-AN
PERJANJIAN KERJA
• Pasal 1.14 UU no. 13/2003
• Perjanjian kerja adalah perjanjian antara
pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat
kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
• KUHPerdata psl. 1601a
• Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di
mana pihak yang satu, buruh, mengikatkan
diri untuk bekerja pada pihak yang lain,
majikan, selama suatu waktu tertentu dengan
menerima upah.
PERJANJIAN KERJA

Pasal 1601a KUHPerdt.
Unsur-unsur:

Pekerja melakukan pekerjaan,
 Pengusaha membayar upah,
 Bekerja pada pihak lain,
 Suatu waktu tertentu
Pengusaha membayar upah
• Imbalan jasa bagi pekerja
• Upah sebagai unsur utama perjanjian kerja,
• Prinsip “no work no pay”
Bekerja pada pihak lain
– Di bawah perintah pengusaha
• unsur kewenangan
PERJANJIAN KERJA
WAKTU TERTENTU
WAKTU TIDAK TERTENTU
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
pasal 56 ayat 2, UU no. 13/2003
diadakan

Jangka waktu

Selesainya suatu pekerjaan tertentu
PKWT





Hanya dapat dibuat untuk pekerjaan, yang
Sekali selesai/bersifat sementara
Selesai paling lama 3 tahun
Bersifat musiman
Berhubungan dengan produk baru, kegiatan
baru, produk tambahan dalam percobaan.
PKWT
perpanjangan - pembaruan




Perpanjangan:
Dapat diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling
lama 1 tahun. Perpanjangan didahului pemberitahuan 7
hari sebelumnya.
Pembaruan:
Setelah berakhirnya PKWT yang lama, pembaruan hanya
1 kali paling lama 2 tahun. Pembaruan dilakukan 30 hari
setelah berakhirnya PKWT.
PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK
TERTENTU


dapat mensyaratkan masa percobaan 3 bulan
dalam masa percobaan pengusaha dilarang
membayar upah di bawah upah minimum.
► Perjanjian
kerja berakhir jika:
 Pekerja meninggal dunia
 Berakhirnya jangka waktu perj. Kerja
 Putusan pengadilan/putusan atau
penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial
 Adanya keadaan/kejadian tertentu yang
tercantum dlm Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama.
PEKERJA ANAK

Pengusaha dilarang mempekerjakan anak

Pengecualian:
 Anak
berusia 13 – 15 tahun

Syarat mempekerjakan pekerja anak;








Izin tertulis orang tua
Perjanjian kerja antara pengusaha – orang
tua/wali
Waktu kerja maksimum 3 jam
Bekerja pada siang hari
Tidak mengganggu waktu sekolah
Memperhatikan keselamatan - kesehatan kerja
Hubungan kerja yang jelas
Upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pekerja Perempuan
Persyaratan untuk bekerja
pukul 23.00 – 07.00
Pekerja perempuan di bawah 18 th dilarang
bekerja,
Dilarang mempekerjakan perempuan hamil,
membahayakan kesehatan, keselamatan,
kandungan dan dirinya,
Menyediakan makanan dan minuman bergizi,
Menjaga kesusilaan dan keamanan tempat
kerja,
Angkutan antar jemput.
• Ketentuan mengenai waktu istirahat pekerja
perempuan.
– Pekerja perempuan yang dalam masa haid merasa sakit
dan memberitahukan pada pengusaha, tidak wajib bekerja
pada hari pertama dan kedua masa haid.
– Berhak memperoleh istirahat 1,5 bln sebelum dan 1,5
setelah melahirkan
– Perempuan yang mengalami keguguran 1,5 bln setelah
keguguran.
– Berhak menyusui anaknya selama jam kerja.
OUTSOURCING
perjanjian pemborongan pekerjaan
atau
penyediaan jasa pekerja/buruh
Perjanjian pemborongan
pekerjaan

Syarat-syarat:
 Dilakukan
secara terpisah dari kegiatan utama
 Perintah langsung atau tidak langsung dari
pemberi kerja
 Merupakan kegiatan penunjang
 Tidak menghambat proses produksi secara
langsung.
Perjanjian pemborongan
pekerjaan

Syarat-syarat:




Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama
Perintah langsung atau tidak langsung dari
pemberi kerja
Merupakan kegiatan penunjang
Tidak menghambat proses produksi secara
langsung.
Syarat-syarat lain:


Perusahaan penerima pekerjaan harus
berbentuk badan hukum,
Perlindungan kerja/syarat-syarat kerja
perusahaan penerima dan pemberi
pekerjaan sekurang-kurangnya sama atau
sesuai dengan perat.per-uu-an
• Hubungan kerja perusahaan penerima pekerjaan
dengan pekerja dapat dlm bentuk PKWTT atau PKWT.
• Jika tidak memenuhi ayat 2 dan 3 psl. 65 UU no
13/2003 maka demi hukum status hubungan kerja
dengan prsh penerima beralih ke persh. Pemberi
pekerjaan.
Penyediaan Jasa Pekerja

= Bentuk usaha –

- Badan Hukum

- Izin instansi Ketenagakerjaan

Pekerjaan:

Tidak
melaksanakan
kegiatan pokok
 Melaksanakan
kegiatan jasa
penunjang

Syarat-syarat :




Hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan
peyedia jasa,
PKWT atau PKWTT
Perlindungan upah, kesejahteraan, syarat kerja,
perselisihan menjadi tanggung jawab penyedia jasa,
Perjanjian antara persh pengguna jasa dan persh
penyedia jasa.
PERATURAN PERUSAHAAN

Disusun oleh pengusaha sendiri.

Para pekerja tidak terlibat dalam pembuatan peraturan perusahaan.

Wajib dibuat dalam perusahaan yang mempekerjakan 10 pekerja
atau lebih.
Masa berlaku 2 tahun




Isi : hak dan kewajiban pengusaha-pekerja
syarat-syarat kerja
tata tertib perusahaan
jangka waktu berlaku
PKB: PERJANJIAN KERJA BERSAMA
• Para pihak:
• Serikat Pekerja/Serikat Buruh
• Beberapa Serikat Pekerja/Serikat Buruh
–Pengusaha
–Beberapa Pengusaha
–Perkumpulan Pengusaha
PKB: PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Hak Pekerja.
 1.
Hak atas pekerjaan,
 2. Hak atas Upah yang adil,
 3. Hak untuk beserikat dan berkumpulan,
 4. Hak atas perlindungan Keamanan dan
Kesehatan,
 5. Hak untuk diproses Hukum secara adil,
 6. Hak untuk diperlakukan secara sama,
PKB: PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Hak atas Pekerjaan.
1. kerja melekat pada tubuh
manusia.

= kerja adalah aktivitas tubuh,
= kerja merupakan hak asasi manusia
• 2. kerja merupakan perwujudan diri
manusia,
• = melalui kerja, manusia merealisasi
dirinya sbg manusia,
• = berkaitan dengan harkat dan martabat
manusia.
PKB: PERJANJIAN KERJA BERSAMA

3. Hak atas kerja


= merupakan salah satu hak asasi manusia.
= HAM  setiap warga negara, sesuai
dengan bakat, kecakapan dan kemampuan,
berhak atas pekerjaan yang layak.
PKB: PERJANJIAN KERJA BERSAMA
• HAM.
– Setiap orang berhak untuk mendirikan serikat
pekerja dan tidak boleh dihambat untuk menjadi
anggotanya demi melindungi dan
memperjuangkan kepentingannya serta sesuai
dengan ketentuan perat.per-uu-an.
SERIKAT PEKERJA

Syarat-syarat mewakili para pekerja dalam
pembuatan PKB:



Terdaftar di Dep. Tenaga Kerja
Memiliki anggota lebih dari 50 o/o dari jumlah
pekerja
Jika ada beberapa serikat pekerja dalam
perusahaan tetapi tidak memenuhi jumlah 50
o/o tsb maka diadakan koalisi antara
beberapa serikat pekerja.
PENGUSAHA
• Pengusaha
• Beberapa pengusaha dari perusahaan
sejenis.
• Organisasi pengusaha
ISI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
 Syarat-syarat kerja
►Tata
tertib perusahaan
FUNGSI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
 Menciptakan
Ketenangan
kerja bagi pekerja
Ketenangan usaha bagi pengusaha
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
SUMBER HUKUM
Ketentuan dalam Perjanjian
Kerja tidak boleh betentangan
dengan
ketentuan dalam PKB

Akibat Hukum:
Jika ketentuan perjanjian kerja
bertentangan
dengan ketentuan PKB maka:
Ketentuan Perjanjian Kerja batal demi
hukum
dan ketentuan PKB berlaku bagi
Perjanjian Kerja tersebut.
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
SUMBER HUKUM
Jika hal-hal yang diatur dalam PKB
tidak diatur dalam Perjanjian Kerja
maka,
ketentuan PKB berlaku otomatis
bagi perjanjian kerja tsb.
KLASIFIKASI SIFAT KETENTUAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
Sifat obligatoire:
•
•
Sifat normatif
Sifat diagonal
MOGOK KERJA
Salah satu hak asasi manusia adalah setiap orang
berhak untuk menyampaikan pendapat di muka
umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan
perat.per-uu-an.
Mogok kerja adalah hak dasar Pekerja dan Serikat
Pekerja
Hak mogok kerja baru dapat digunakan jika
perundingan gagal.
Mogok kerja sah, jika:


7 (tujuh) hari sebelum mogok kerja memberitahukan pada pengusaha
dan instansi ketenagakerjaan,
Pemberitahuan menyangkut (minimal):
-
waktu mulai dan berakhirnya pemogokan,
tempat mogok kerja
alasan pemogokan
tanda tangan ketua dan sekretaris SP sebagai penanggung
jawab.
Larangan bagi pengusaha dalam
pemogokan yang sah


mengganti pekerja yang mogok dengan
pekerja dari luar perusahaan.
memberikan sanksi atau tindakan balasan
pada pekerja atau pengurus serikat pekerja
selama atau sesudah mogok kerja
Upaya instansi ketenagakerjaan
 Mempertemukan dan merundingkan penyelesaian
permasalahan dengan para pihak yang berselisih.
 Jika tercapai kesepakatan maka dibuat Perjanjian
Bersama.
 Jika tidak tercapai kesepakatan maka diserahkan pada
Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


PHK demi hukum
PHK atas dasar kesepakatan pekerja –
pengusaha

PHK sepihak

PHK karena keputusan pengadilan
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Perselisihan Hubungan Industrial
karena
perbedaan pendapat
menimbulkan
Pertentangan
Pengusaha – Pekerja
Pengusaha – Serikat Pekrja
Serikat Pekerja – Serikat Pekerja
Jenis perselisihan
• Perselisihan hak
• Perselisihan kepentingan
• Perselisihan pemutusan hubungan
kerja
• Perselisihan antar serikat pekerja
dalam satu perusahaan.
Mogok kerja tidak sah




Tidak memenuhi ketentuan psl. 140 ayat 1-2 UU no.
13/2003
Dikualifikasi sebagai mangkir
Pemanggilan untuk kembali bekerja dilakukan 2 kali
berturut-turut secara patut dan tertulis dalam tenggang
waktu 7 hari
Pekerja yang tidak memenuhi panggilan dianggap
mengundurkan diri
Proses
Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
Pekerja
Serikat Pekerja
Serikat Pekerja
Pengusaha
Pengusaha
Serikat Pekerja
Bipartit
Disnaker
Konsiliasi
Arbitrase
Mediasi
Pengadilan Hubungan Industrial
 Konsiliasi
 Perselisihan kepentingan
 Perselisihan PHK
 Perselisihan antar Serikat Pekerja
Arbitrase
Perselisihan Kepentingan
Perselisihan antar Serikat Pekerja
Mediasi
Perselisihan Hak
Perselisihan Kepentingan
Perselisihan PHK
Perselisihan antar Serikat Pekerja
PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
• Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus:
• Di tingkat pertama mengenai perselisihan hak
• Di tingkat pertama dan terakhir mengenai
•
•
perselisihan kepentingan
Di tingkat pertama mengenai perselisihan PHK
Di tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan antara SP
Download